Makalah ini membahas teori belajar pemrosesan informasi yang diajukan oleh Robert Gagne. Teori ini menjelaskan bahwa belajar adalah proses memperoleh, mengolah, menyimpan, dan mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. Teori ini memandang belajar sebagai proses pengolahan informasi yang terdiri dari delapan tahapan.
1. makalah teori belajar pemrosesan informasi
TEORI BELAJAR PEMROSESAN INFORMASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teori Belajar
Dosen Pengampu : Drs. Sukirman, M.Si
Drs. Istyarini
KELOMPOK VII
Disusun Oleh :
Bachtiar Dwi y (1102410006)
Fatikhatun Najikhah ( 1102410043)
Abdul Rozaq ( 1102410058)
Umi Kulsum ( 1102410065)
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar.
Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-
beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang penting
dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar terdapat teori – teori yang
memunculkan adanya belajar.
Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuan
mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa
berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna
menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak
bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar selalu
bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya
teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya. Berbagai teori
belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori
2. belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga
terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan
mengkaji salah teori belajar pemrosesan informasi.
B. Rumusan Masalah
• Sejarah teori belajar Robert Gagne muncul?
• Teori Pemrosesan Informasi dari Robert gagne.
C. Tujuan
Adapun tujuan dengan disusunnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan pengetahuan
mahasiswa / mahasiswi tentang pemikiran teori pemrosesan informasi lebih mendalam tentang
teori belajar yang dikemukakan oleh Robert Gagne.
D.Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
mengenai teori – teori belajar yang ada saat ini, khususnya teori belajar pemrosesan informasi
dari Robert Gagne.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Teori Belajar Robert Gagne
Robert Mills Gagne dilahirkan pada 21 Ogos 1916 di North Andover, Sejarah model
pemprosesan maklumat (MENGIKUT PANDANGAN TOKOH) model pengajaran
pemerosesan. Peringkat-peringkat Robert Gagne (1985) adalah seperti rumusan tentang
pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa perubahan, sejalan dengan sejarah
dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri.
Robert M. Gagne, Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi,
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang
dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep Robert
M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh
penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang
besar dalam dunia pendidikan.
3. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari teori matematika, yang
disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan penggiriman pesan. Pembelajaran di
kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secaara langsung dengan proses kognitif.
Teori informasi memberikan persfektif baru pada pengolahan pembelajaran yang akan
menghasilkan belajar yang efektif. Dalam teori pengolahan informasi terdapat persepsi,
pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang. Teori ini mengajarkan kepada
siswa siasat untuk memecahkan masalah.
Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training Adalah Edgar
Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience). Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian
psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain
pembelajaran menjadi semakin hidup.
Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa
belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi, serta
mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi mencatat
pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan
mind.
B. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal
individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai
hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2)
pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7)
perlakuan dan (8) umpan balik.
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang
dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Komponen
pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasi
penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan
menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi
suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat
informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting
dalam pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat.
Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam
waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).Interpretasi seseorang terhadap
rangsangan dikatakan sebagai persepsi.
Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi
4. status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain.Informasi
yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen kedua dari
sistem memori, yaitu memori jangka pendek.Memori jangka pendek adalah sistem penyimpanan
informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan
informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau
mengungkapkannya berkali-kali.
Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi
untuk periode panjang.
Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian:
1. memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran dari
pengalaman-pangalaman pribadi kita,
2. memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan
pengetahuan umum,
3. memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan
sesuatu.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk
informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah :
1. Sensory Receptor (SR) Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2.Working Memory (WM) Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi
yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan
dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan
pengulangan.
3.Long Term Memory (LTM) Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua
pengetahuan yan telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali
informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan lupa pada
tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang
diperlukan.
Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Ausubel (1968) mengemukakan bahwa perolehan
pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu. Reigeluth dan
Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini
berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat
mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci Proses pengolahan informasi dalam
ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan
informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang
telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi
dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif
ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.
Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal
yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-
cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :
1.Menarik perhatian
5. 2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
4. Menyajikan bahan peransang
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Mendorong unjuk kerja
7. Memberikan balikan informative
8. Menilai unjuk kerja
9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada
teori pemrosesan informasi :
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol
b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Adanya psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori belajar
sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain. Namun pada kenyataannya dalam
teori psikologi prosesn informasi ini secara jelas menyatakan dengan jelas tentang aspek kognitif
dari pada aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini
menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari input, proses dan output. Dan proses
ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian
kekuatan memory ini dibagi menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka
panjang. Ini kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung
6. informasi dalam jangka waktu tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Dabutan, Jelarwin. 2008 .Srategi Pembelajaran Quantum Teaching dan Quantum Learning.
Online. http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=75.
C. Asri Budiningsih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : FIP UNY
Suciati. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : Unversitas Terbuka (PAU-PPAI-UT)
Artikel Catatan Kuliah Ari Perwira http://kuliah.ariperwira.co.cc