3. • Besifat fotoautotrof
• Memiliki klorofil
• Pigmen fotosintetik lain
• Memiliki pirenoid
• menyimpan cadangan
makanan
• Uniseluler/multiseluler
• Berdinding sel/tidak
• Soliter/ berkoloni
• Bergerak/tidak
• Reproduksi aseksual
(membelah diri,
fragmentasi, spora
vegetatif)
• Reproduksi seksual
(konjugasi, singami,
anisogami)
• Metagenesis/tidak
• Hidup bebas/bersimbiosis
dengan jamur membentuk
lichen
4. • Semua ganggang fotoautotrof dapat melakukan fotosintesis.
Fotosintesis dilakukan oleh sel-sel yang mengandung
klorofil dan pigmen fotosintetk lainnya. Ganggang hidup di
habitat yang lembab. Basah, atau perairan. Baik air tawar
maupun air laut yang masih dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Di dalam oerairan, ganggang merupakan
penyusun fitoplankton yang berperan sebagai penyeia
bahan makanan dan oksigen bagi organisme perairan
lainnya. Ganggang yang hidup melayang-layang di dalam
air disebut neuston. Ganggang yang hidup melekat di dasar
perairan atau melekat pada organisme lainna disebut bentik.
Bentik dapat dibedakan menjadi epilitik(melekat di batu),
epipelik (melekat paada lumpur atau pasir), epifitik (melekat
pada tanaman), dan epizoik (melekat pada hewan).
5. berdasarkan tempat hidup di perairan, ganggang dapat
dibedakan ke dalam beberapa kelompok berikut :
1. Ganggan subaeral, hidup di permukaan air
2. Ganggang intertidal, secara periodik muncul ke
permukaan air karena terbawa oleh pasang surut air
3. Ganggang sublitoral, berada di bawah permukaan air
4. Ganggang edafik, hidup di lumpur atau pasir di dalam
perairan
Ganggang ada yang hidup soliter (Euglena hidup soliter di
air tawar), berkoloni ( Volvox berbentuk bola berlubang
yang terdiri atas ratusan hingga ribuan sel biflagelata), atau
simbiosis dengan organisme lain (Macrocystis membentuk
hutan kelp di laut)
7. c. Pembentukan spora vegetatif
Pembentukan spora vegetatif terjadi di dalam sel induk
yang menghasilkan zoospora. Pembentukan spora vegetatif
ini dapat terjadi bila kondisi lingkungan mendukung dan
jumlah makanan mencukupi. Hal ini dapat terjadi pada
ganggang uniseluler maupun multiseluler, misalnya
Chlamydomonas, Hydrodyction, Vaucheria, dan Ulothrix.
2. Reproduksi seksual pada ganggang/alga
a. Konjugasi
konjugasi adalah proses saling berlekatnya dua individu
yang berbeda jenis, diikuti dengan terjadinya plasmogami
(peleburan plasma sel) dan kariogami (peleburan inti sel).
Contoh ganggang yang dapat berkonjugasi adalah Spirogyra
yang berbentuk filamen tak bercabang.
8. b. Singami (isogami)
singami(isogami) adalah pelebruan antara dua sel
gamet yang sama bentuk dan ukurannya, tetapi berbeda
jenisnya ((+) (-)), diikuti terjadinya pelebruan inti. Singami
menghasilkan zigot yang diploid (2n). Contoh ganggang
yang dapat melakukan singami adalah ganggang Ulva
c. Anisogami
Anisogami adalah peleburan antara sel gamet berbeda
ukuran dan bentuknya. Anisogami dapat berupa oogami,
yaitu masuknya sel gamet jantan berflagela (sperma) ke
sel gamet betina (ovum) kemudian terjadi peleburan inti.
Hasil fertilisasi adalah zigot. Contoh ganggang yang dapat
melskukan oogami adalah Laminaria.
10. Euglenoid adalah ganggang uniseluler, memiliki bintik merah
(stigma), tidak memiliki dinding sel, memiliki flagela, dan
dapat nergerak aktif (motil) seperti hewan, tetapi memiliki
klorofil dan dapat berfotosintesis seperti tumbuhan. Hasi
fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan berupa
polisakarida paramilon. Euglenoid hidup sebagai organisme
fotoautotrof melalui fotosintesis, Euglenoid juga dapat hidup
sebagai organisme heterotrof dengan memakan sisa-sisa
bahan organik. Euglenoid meiliki habitat di air tawar,
misalnya air kolam, sawah, danau, dan banyak ditemukan di
parit-parit perternakan yang banyak mengandunng kotoran
hewan. Euglenoid bereproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner membujur. Pembelahan sel hanya terjadi
dalam keadaan tertentu.
11. Chrysophyta adalah ganggang yang memiliki pigmen dominan
derivat karoten berupa xantofil (kuning), dang pigmen lainnya
yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan fukosantin (cokelat).
Chrysophyta ada yang uniseluler soliter, uniseluler berkoloni,
dan ada juga yang multiseluler. Chrysophyta memiliki flagella
ada pula yang tidak memiliki flagella. Chrysophyta memiliki
dinding sel yang mengandung hemiselulosa, pektin, atau
silika. Chrysophyta menyimpan makanannya dalam bentuk
karbohidrat atau lemak. Habitatnya di air tawar dan air laut.
Chrysophyta hidup sebagai organisme fotoautotrof, namun
beberapa spesies ada yang mampu menyerap senyawa
oorganik terlarut (miksotrofik) atau menelan partikel makanan
dan bakteri dengan menjulurkan pseudopodianya.
Chrysophyta dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu
Xanthophyceae, Chrysophyceae, dan Bacillariophyceae.
12. • A. Xanthophiceae
• Xanthophyceae berwarna hijau kekuningan karena
memiliki pigmen klorofil dan xantofil. Tubuhnya multiseluler,
berbentuk filamen bercabang, dan senositik (sel memiliki
banyak inti). Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif
terjadi dengan membentuk zoospora yang selanjutnya
tumbuh menjadi filamen baru. Secara generatif dengan
membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid
dan oogonium yang menghasilakn ovum. Bila terjadi
fertilisasi, akan dihasilakn zigospora yang selanjutkan
tumbuh menjadi filamen baru. Contohnya Vaucheria.
• B. Chrysophyceae
• Chrysophyceae tampak berwarna coklat keemasan
karena mengandung pigmen klorofil dan karoten.
Cadangan makanan disimpan dalam bentuk karbohidrat
dan minyak. Tubuhnya terdiri atas satu sel dan hidup
secara soliter atau berkoloni. Sel tubuhnya berbentuk
13. C. Bacillariophyceae ( diatomae atau diatom)
Bacillariophyceae adalah ganggang uniseluler, berwarna kuning
kecoklatan, dan memiliki dinding sel yang unik seperti gelas dari
campuran bahan organik dan silika. Dinding sel diatom terdiri atas
dua bagian yang saling tumpang tindih seperti kotak (hipoteka)
dengan tutupnya (epiteka). Pada hipoteka dan epiteka terdapat
pori-pori sebagai tempat pertukaran zat dan gas antara sel dengan
lingkungannya. Bentuk dinding sel (cangkang) dan pori-porinya
digunakan sebagai dasar klasifikasi diatom. Diatom menyimpan
cadangan makanan dalam bentuk polimer glukosa laminarin dan
minyak. Diatom dapat hidup soliter maupun berkoloni. Habitat
diatom di air laut dan ada pula di air tawar
, misal di sawah dan parit. Diatom bereproduksi secara generatif
yang diawali dengan pembentukan ovum dan spermatozoid yang
bersifat ameboid. Juga dengan cara konjugasi dengan membentuk
penonjolan protoplasma sehingga terbentuk auskuspora.
Bereproduksi secara vegetatif yaitu dengan pembelahan mitosis,
diamana setiap pembelahan sel diatom akan menghasilkan satu
anakbyang berukuran sama dengan sel induknya, sedangkan satu
14. Pyrrophyta adalah alga uniseluler yang menyebabkan air laut
tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-
selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta memiliki flagela.
Kecepatan pertumbuhan populasi ganggang api di pengaruhi
oleh suhu, kadar garam, dan nutrisi, serta kedalaman air laut.
Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel, memiliki dinding sel
berupa lempengan sselulosa yang berbentuk pligonal dengan
alur membujur dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil b,
klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela
yang terletak di bagian samping atau ujung sel sehingga
dapat bergerak aktif. Pyrrophyta bereproduksi secara
aseksual dengan pembelahan biner. Pyrrophyta hidup secara
fotoautotrof di laut, dan di kenal sebagai plankton. Namun,
beberapa jenis hidup sebagai parasit pada tahaap tertentu
dala siklus hidupnya.
15. Chlorophyta adalah ganggang yang berwarna hijau karena
memiliki pigmen dominan klorofil a dan klorofil b, serta
pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil
(kuning). Chlorophyta memiliki dinding sel dari selulosa.
Cadangan makanannya disimpan dalam bentuk amilum,
protein, dan minyak. Chlorophyta ada yang uniseluler soliter
atau berkoloni dan multiseluler. Chlorophyta ada yang
memiliki flagela dapat ebrgerak aktif (motil). Chlorophyta
multiseluler berbentuk benang, lembaran, atau seperti
tumbuhan tinggi. Chlorophyta bereproduksi secara aseksual
dengan membelah diri, menghasilkan zoospora, dan
fragmentasi dan secara seksual yaitu dengan konjugasi dan
peleburan gamet jantan dengan gamet betina. Chlorophyta
hidup secara fotoautotrof di air tawar, beberapa jenis lainnya
hidup di laut sebagai fitoplankton.
16. Phaeophyta adalah jenis ganggang yang di hidup di laut,
berwarna cokelat karena mengandung pigen dominan
fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu
klorofil a, klorofil c, dan xantofil. Phaeophyta menyimpan
cadangan makanannya berupa minyak laminarin. Dinding
selnya mengandung pektin dan asam alginat. Phaeophyta
merupakan ganggang multiseluler yang berbentuk benang
atau talus ( menyerupai tumbuhan tingkat tinggi). Mereka
melekat di batuan dengan bantuan holdfast, atau mengapung
karena memiliki alat pelampung yang terdapat di dekat blade.
Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara
seksual dengan isogami atau anisogami. Phaeophyta
mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara
generasi sporofit dengan generasi gametofit.
17. • Rhodophyta adalah ganggang yang berwarna merah karena
mengandung pigmen dominan fikobilin yang terdiri atas fikoeritin
(merah) dan fikosianin (biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a,
klorofil d, dan karoten. Rhodophyta yang hidup di laut dalam
berwarna merah kehitaman. Rhodophyta yang hiduo di laut
dengan kedalaman sedang berwarna merah cerah. Rhodophyta
yang hidup di laut dangkal berwarna merah kehujauan karena
fikoeritin yang mnutuoi klorofil berjumlah lebih sedikit. Ganggang
merah hidup subur di perairan dangkal bersuhu hangta di laut
tropis. Tubuh Rhodopyta pad umumnya multiseluler, berbnetuk
benang atau lembaran. Dinding selnya mengandung selulosa.
Ada pula yang dinding selnya mengandung zat kapur (kalsium
karbonat), misalnya Corralina. Rhodophyta menyimpan
cadangan makanan dalam bentuk tepung florid (bahan agar-
agar). Reproduksi secara aseksual degan gragmentasi dan
pembentukan aplonospora (spora diam) yang tidak berflagela.
Reproduksi secara seksual dengan pembuahan sel telur oleh
spermatium di dalam karpogonium, rhodophyta mengalami
pergilirn keturunan antara genenrasi gametofit dengan generasi
sporofit.
18. NO
.
GOLONGAN NAMA PROTISTA PERANAN
1. Chrysophyta
(ganggang
keemasan)
Alga diatom (Navicula
monilifera, Pinnularia sp.,
Melosira, dan Cyclotella
meneghinianan)
Fosil tanah diatomeseus untuk
bahan pasta gigi, bahan
penggosok, medium penyaring,
campuran semen, isolasi, dan
penyerap nitrogliserin pada
bahan peledak
2. Chlorophyta (alga
hijau)
Chlorella sp. Sebagai PST diproduksi
menjadi makanan suplemen dan
kosmetik
Scenedesmus Sebagai PST untuk makanan
tambahan
Ulva sp. Dimanfaatkan sebagai
sayuran
Caulerpa racemosa Dimanfaatkan sebagain sayuran
dan lalapan
3. Phaeophyta (alga
cokelat)
Macrocystis, Laminaria,
Fucus
Penghasil bahan alginat untuk
bahan pengental makanan,
kosmetik, produk industri
Macrocystis Pembentuk hutan kelp
Laminaria digitalis Penghasil iodin
4. Rhodophyta (alga Gelidium robustum, Bahan agar-agar, jeli, es krim,
19. Golongan Nama Protista Peranan
Pyrrophyta (alga api) Pfiesteria Menghasilkan racun sarah yang
mnyebabka kerusakan otak orang
yang mengonsumsi hewan laut
ang terakumulasi racun
Gymnodinium breve Menghasilkan brevetoksin yang
menyenbabkan keracunan dengan
gejala pusing, mual, muntah, dan
ataksia
Lingulodium polyedrum,
Gonyaulax
Menyebabkan munta diare
hingga hilangnya koordinasi
tubuh jika dikonsumsi manusia