1. MATERI INTI II I DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN RI 10 LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
2.
3. POKOK BAHASAN 1. Alur pelayanan anak gizi buruk 2. Tatacara pemeriksaan anak gizi buruk 3. 4 (empat) fase pada perawatan dan pengobatan anak gizi buruk 4. 10 (sepuluh) langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk 5. Tindakan dan pengobatan penyakit penyerta/ penyulit pada anak gizi buruk
13. LATIHAN 1 Rudi (laki-laki) umur 1 tahun, BB 5 kg, PB 69 cm, datang ke Posyandu dan dirujuk ke Puskesmas. Rudi baru datang berobat ke puskesmas 3 hari kemudian dengan keluhan diare. a. Apa status gizi anak ini? b. Apakah anak perlu dirawat inap di Puskesmas? c. Jelaskan tatacara pemeriksaan anak ini? Jawaban ada di hal 93
14. POKOK BAHASAN 3 4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
15.
16.
17.
18. POKOK BAHASAN 4 10 (SEPULUH) LANGKAH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
19. “ 10 langkah utama” Tatalaksana Gizi buruk No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26 1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia 2. Mencegah dan mengatasi hipotermia 3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi 4. Memperbaiki gang- guan keseimbangan elektrolit 5. Mengobati infeksi 6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe zat gizi mikro 7. Memberikan makanan utk stab & trans 8. Memberikan makanan utk Tumb.kejar 9. Memberikan stimulasi utk Tumb.kembang 10. mempersiapkan utk tindak lanjut di rumah ( Buku I : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006, hal. 3)
30. TANDA DEHIDRASI ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar 2 Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/dilakukan tindakan 3 Tidak ada air mata Tidak ada air mata saat anak menangis 4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya ataukah baru beberapa saat timbulnya 5 Mulut dan lidah kering Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
31. TANDA DEHIDRASI (lanjutan…) ( Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II, hal. 5) No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN 6 H a u s Apakah anak ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir itu disingkirkan, apakah anak masih ingin minum lagi? 7 Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat (belum balik rata selama > 2 detik) kulit/turgor kulit lambat. (catatan: cubitan kulit biasanya lambat pada anak “wasting” ) 8 Kencing terakhir Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi
35. LATIHAN 2 (LANJUTAN KASUS RUDI) Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan tanda-tanda: Letargis, nadi lemah, keringat dingin dan pucat, suhu aksiler 35,5 0 C dan ujung ekstremitas teraba dingin. Didapatkan mata cekung, turgor kulit menurun a. Tanda bahaya apakah yang anda temukan pada anak ini ? b. Jelaskan tindakan pada masing-masing tanda bahaya diatas ! Jawaban pada hal 94 - 96
40. DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN (Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, Buku I, hal. 15) Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi) BENTUK FORMULA Fe D O S I S TABLET BESI/FOLAT (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg as folat) Bayi usia 6 – < 12 bln 1 x sehari ¼ tab Anak usia 1–5thn 1 x sehari ½ tablet SIRUP BESI (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml mengandung 30 mg besi elemental 10 mg ferosulfat setara dengan 3 mg besi elemental Bayi 6 – < 12 bulan 1 x sehari 2 ,5 ml (½ sendok teh) Anak usia 1–5 thn 1 x sehari 5 ml (1 sendok teh)
41. DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
42. DOSIS VITAMIN DAN MINERAL UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Dosis Vitamin C BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet) BB > 5 kg: 100 mg/hari (2 tablet) Asam Folat Hari I: 5 mg/hari, selanjutnya 1 mg/hari Vitamin B compleks 1 tablet/hari Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral Mix/larutan elektrolit)
43. LANGKAH 7 MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK STABILISASI DAN TRANSISI
48. KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..) FASE STABILISASI RENCANA I RENCANA II RENCANA III RENCANA IV RENCANA V FASE TRANSISI FASE REHABILITASI Pemberian makanan berdasarkan rencana I, II, III, IV, V akan dijelaskan lebih lanjut pada materi inti IV dan V
52. HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase rehabilitasi) 2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat 3. Jangan berikan protein terlalu tinggi 4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor
58. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1 Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di rumah: 0 bulan HB1 Rumah 1 bulan BCG, Polio1 Posyandu atau tempat pelayanan lain 2 bulan DPT1, HB2, Polio2 Posyandu atau tempat pelayanan lain 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 Posyandu atau tempat pelayanan lain 4 bulan DPT3, Polio4 Posyandu atau tempat pelayanan lain 9 bulan Campak Posyandu atau tempat pelayanan lain
59. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB 1 Dalam Bentuk Terpisah, Menurut Tempat Lahir Bayi Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. U MUR VAKSIN TEMPAT Bayi lahir di RS/ RB/ Bidan Praktek: 0 bulan HB1, Polio1, BCG RS/ RB/ Bidan 2 bulan DPT1, HB2, Polio2 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 3 bulan DPT2, HB3, Polio3 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 4bulan DPT3, Polio4 RS/ RB/ Bidan atau Posyandu 9bulan Campak RS/ RB/ Bidan atau Posyandu
60. Jadual Pemberian Imunisasi Pada Bayi Dengan Menggunakan Vaksin DPT dan HB Dalam Bentuk Terpisah Menurut Frekuensi dan Selang Waktu dan Umur Pemberian Sumber: Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2005, Keputusan Menkes RI No. 1611/ MENKES/ SK/ XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan imunisasi. VAKSIN PEMBERIAN IMUNISASI SELANG WAKTU PEMBERIAN MINIMAL UMUR KETERANGAN BCG 1x - 0-11 bulan DPT 3x (DPT 1, 2, 3) 4 minggu 2-11 bulan Polio 4x (Polio 1, 2, 3, 4) 4 minggu 0-11 bulan Campak 1x - 9-11 bulan HB 3x (HB 1, 2, 3) 4 minggu 0-11 bulan Untuk bayi lahir di RS/ puskesmas oleh tenaga kesehatan pelaksana HB segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran, vaksin BCG dan Polio diberikan sebelum bayi pulang ke rumah.
61. POKOK BAHASAN 5 TINDAKAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT PADA ANAK GIZI BURUK
62. PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia b. Diare Persisten c. Cacingan d. Tuberkulosis (TB) e. Malaria f. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan Vitamin A (KVA) g. Gangguan pada kulit (dermatosis) h. Anemia berat i. HIV/AIDS
63.
64.
65.
66.
67. d. Tuberkulosis BILA 3 POSITIF DIANGGAP TB Beri OAT Observasi 2 bulan MEMBAIK MEMBURUK / TETAP TB Bukan TB TB Kebal Obat (MDR) OAT diteruskan RUJUK KE RUMAH SAKIT
68.
69. Penegakan diagnosis dengan sistem skoring. Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan dasar: Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil mencari penyebabnya (Sumber: Depkes, RI, 2006, Pedoman Nasional Pen anggulangan Tuberkulosis ) Skor > 6 Beri OAT selama 2 bulan dan dievaluasi Respon (+) Respon (-) d. Tuberkulosis (Lanjutan…..)
70.
71. JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) d. Tuberkulosis (Lanjutan…..) Bila BB < 5 kg rujuk ke RS RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari) JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
72.
73. LATIHAN 3 Ani (perempuan), umur 11 bulan, BB 5 kg, PB 66 cm, datang ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa duduk. Dari anamnesa tidak mendapat ASI eksklusif sejak umur 2 bulan, hanya mendapatkan susu formula saja. Informasi lanjutan ternyata anak berat badan tidak naik dan sering demam tanpa sebab yang jelas a. Apa pemeriksaan tambahan yang diperlukan? b. Apa status gizi anak ini? c. Apa kemungkinan penyakit penyerta/penyulitnya? d. Bagaimana pengobatannya ? Jawaban pada hal 97- 98
74.
75. e. Malaria (lanjutan…..) A. Pengobatan Malaria tanpa komplikasi: - Berdasarkan Pemeriksaan Mikroskopik (Radikal Membunuh semua parasit dalam tubuh) - Berdasarkan Pemeriksaan Klinis Dilakukan di daerah yang belum memungkinkan untuk pemeriksaan laboratorium baik dengan mikroskop maupun dengan RDT ( Rapid Diagnostic Test )
76. e. Malaria (lanjutan……) Pencegahan (Kemoprofilaksis) Mengurangi risiko terinfeksi malaria dan bila terinfeksi gejala klinis tidak berat Plasmodium Vivaks Klorokuin Plasmodium Falsiparum Doksisiklin Resisten Klorokuin Doksisiklin (Sumber: Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2005)
77.
78. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK DENGAN MALARIA (lanjutan ……) 2. G izi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria) segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/ 3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum transfusi (lihat rencana I, Buku I hal 7) dan berikan obat malaria melalui iv.
79.
80.
81. LATIHAN 4 (LANJUTAN KASUS ANI) Ternyata Ani selama ini tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup. Hanya mendapatkan susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari a. Bagaimana terapi gizinya ? b. Berapakah kebutuhan sehari untuk kalori dan protein Ani? Jawaban pada hal 99 - 104
82.
83. DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan Vitamin A (Lanjutan …..) Umur Dosis < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru ) 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru ) 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
84.
85.
86. i. HIV/AIDS Terapi : - Antiretroviral (ARV) - Obat untuk mengatasi nyeri - Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah - Small & frequent feeding - makanan dingin lebih baik daripada panas - hindari makanan asin & berbumbu (merangsang) - Bila perlu enteral/parenteral feeding - Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus - Perawatan mulut - Tatalaksana jalan nafas - Dukungan psikososial
87.
88. LATIHAN 5 Galo (laki-laki), 18 bulan, PB: 67 cm, BB: 4,8 kg, ke rumah sakit karena batuk sejak 2 hari yang lalu. Galo tampak letargis dan pucat. Pemeriksaan fisik: pernapasan 50 x/ menit, nadi 160 x/ menit, Suhu 38,5 °C, cuping hidung kembang kempis, iga kelihatan menonjol, terdapat tarikan dinding dada dan ada edema di kedua punggung kaki. Anamnesis: hanya mendapat ASI sampai 4 bulan dan sejak lahir sudah diberikan pisang serta makanan lain seperti biskuit dan roti. Anamnesis diet: rata-rata makan sehari 3x, hanya 4-5 sendok makan (lauk, kuah sayur, tempe atau tahu), jarang makan buah, tidak suka makan ikan dan daging. Makan ayam dan telur (sebulan sekali) dan sering jajan permen, es, kerupuk, biskuit dan kadang-kadang makan bakso keliling. Jawaban pada hal 105 -117
89. LATIHAN 5 (lanjutan ……) Food recall satu hari sebelum sakit sebagai berikut: Pagi : biskuit 4 keping, teh manis ½ gelas (gula 1 sdm) Snak pagi : permen gulas 2 buah Siang : nasi ½ piring (50 g), kuah sup ½ mangkok, tahu goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1 sendok makan). Malam : lontong isi ukuran kecil (50 g), tahu goreng 1 potong (50 g), teh manis ½ gelas (gula 1 sendok makan). Jawaban pada hal 105-117
95. Jawaban Latihan 2 (lanjutan….) b. Rudi dalam kondisi I, sehingga tatalaksananya mengikuti Rencana I, yaitu : - Cara mengatasi syok, letargis dan diare/dehidrasi: 1. Berikan Oksigen 1-2 l/m 2. Berikan infus RLG 5 %, 5 kg x 15 ml = 75 ml/jam (25 tts makro/m) atau (75 tts mikro/m) 3. Berikan glukosa 10% iv bolus, 5 kg x 5 ml = 25 ml 4. Berikan ReSoMal 5 kg x 5 ml = 25 ml NGT Lihat buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/ Buku I hal. 7, 8
96. Jawaban Latihan 2 (lanjutan….) - Cara mengatasi hipotermia: Penghangatan tubuh ; 1. Cara “Kanguru” 2. Lampu 40 watt dengan jarak 50 cm 3. Monitor tiap 30 menit, hentikan suhu mencapai 37 ° C Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/ Buku II hal. 4 - Cara mengatasi dehidrasi: 1. ReSoMal diteruskan sampai 2 jam pertama (bila anak sadar melalui oral), 2. 10 jam berikut, ReSomal setiap 1 jam selang seling dgn F75 Lihat Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal 7, 8 dan buku II hal hal.5 & 17
97. Jawaban Latihan 3 a. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan: uji tuberkulin dan foto rontgen paru bila memungkinkan serta pemeriksaan laboratorium darah tepi b. Status gizi Ani dengan PB 66 cm dan BB 5 kg: < - 3 SD. Ani menderita gizi buruk (marasmus) (Lihat tabel Baku Rujukan Penilaian Status Gizi Anak Laki-laki dan Perempuan menurut berat badan & tinggi badan/panjang badan (BB/TB-PB) pada Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku I hal.22)
98. Jawaban Latihan 3 (lanjutan…..) c. Kemungkinan penyakit penyerta/penyulit: Tuberkulosis (BB tidak naik, sering demam tanpa sebab yang jelas) d. Pengobatan penyakit penyerta/penyulit TB: OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan dosis (Lihat buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 8) RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari) JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg
99.
100. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..) Selanjutnya 10 jam berikutnya pemberian 55 ml setiap 2 jam dan dinaikkan menjadi 80 ml setiap 3 jam lalu 110 ml setiap 4 jam sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien. Setelah lewat fase stabilisasi lanjutkan ke fase transisi dengan F100 tetapi dosis masih 110 ml setiap 3 jam, pertahankan selama 2 hari. Pada hari ke tiga pemberian F100 menjadi 125 ml, naikkan 10 ml setiap 3 jam sampai dosis maksimal 200 ml setiap pemberian Setelah kondisi anak membaik masuk dalam fase rehabilitasi anak dapat diberikan F135 dan makanan bayi serta sari buah. (lihat pemberian cairan dan makanan rencana V pada buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku I hal. 12, 13).
101. Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……) b. Selama ini Ani mendapat susu formula 2 gelas sehari @ 2 sendok makan full cream dengan 1 sendok teh gula pasir + nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) sekali/hari Kalori yang didapat oleh Ani sebelum dirawat: (lihat daftar penukar bahan makanan, Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 55 - 57) 2 sendok makan full cream (30 g) : 150 kalori 1 sendok teh gula pasir (5 g) : 25 kalori Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 90 kalori Total kalori yang didapat Ani selama 1 hari 265 kalori
102. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …….) Protein yang didapat oleh Ani sebelum dirawat: (lihat daftar penukar bahan makanan) 2 sendok makan full cream (30 g) : 7 g Nasi tim 1 mangkok kecil (25 g beras) : 2 g Total protein yang didapat oleh Ani selama 1 hari: 9 g Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan BB 5 kg, minimal harus mendapat 12,5 g protein sehari (5 kg x 2,5 g)
103. Jawaban Latihan 4 (lanjutan …..) Menurut Angka Kecukupan Gizi untuk Ani dengan BB 5 kg, minimal harus mendapat 525 (5 kg x 105 kalori) kalori/hari. Berarti makanan yang dikonsumsi Ani selama ini kurang mencukupi, hanya 50% dari Angka kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: kebutuhan energi dan protein sehari pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk/Buku II hal. 53).
104. Jawaban Latihan 4 (lanjutan ……) Berarti protein yang dikonsumsi Ani selama ini kurang mencukupi, hanya 72% dari Angka Kecukupan Gizi. (lihat lampiran 4: Kebutuhan energi dan protein sehari pada Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Buku II hal. 53)
105.
106. Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……) 3. Pola makan: - kebutuhan sehari + 1000 Kkal - sejak lahir sudah diberi pisang - setiap kali makan dengan lauk-pauk, kuah sayur, tempe/tahu - Tidak suka makan ikan dan daging - Makan ayam dan telur kadang-kadang (sebulan sekali) Pola makan “tidak baik” (mendapatkan makanan padat secara dini, makanan tidak seimbang, hanya sumber karbo hidrat, kurang sumber protein, vitamin dan mineral)
107. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) Asupan makanan: Food recall 24 jam: Bahan makanan URT Berat (g) Kalori Protein biskuit 4 keping 40 175 4 Gula pasir 3 sdm 39 150 - Permen (gula pasir) 2 buah 10 36 - Beras (nasi lontong) ½ piring 50 87,5 2 tahu 1 potong sedang 50 34,5 2,27 wortel 5 2,1 0,6 kentang 5 4,16 0,1 buncis 5 1,25 0,05 asupan 490,51 9,02
108. Jawaban Latihan 5 (lanjutan ……) 4. Pemeriksaan yang dianjurkan untuk menunjang diagnosa: - rutin: darah, urin, feses - Hb apakah ada anemia - hitung jenis lekosit untuk mengetahui adanya lekositosis - apusan darah untuk mengetahui morfologi darah tepi (misalnya mikrositik hipokromik pada penderita kekurangan zat besi) - LED apakah meningkat - feses kemungkinan cacing - foto toraks dan uji tuberkulin kemungkinan TB paru
109.
110.
111.
112.
113.
114. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) III. Fase rehabilitasi F 135: 3 x 100 ml 3 x 135 Kkal 405 Kkal Bubur breda: 3 x ½ mangkuk 3 x 150 Kkal 450 Kkal Sari buah jeruk 3 x ½ gelas belimbing 3 x 50 Kkal 150 Kkal Jumlah 1005 Kkal
115.
116. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) IV. Kriteria pulang - selera makan sudah bagus dan makanan sudah dihabiskan - keadaan umum anak sudah baik, tidak sesak lagi - suhu tubuh 36,5 – 37,5 °C - kenaikan berat badan anak > 24 g/hari selama 3 hari berturut- turut atau > 240 g/minggu selama 2 minggu berturut-turut - sudah berada pada kondisi gizi kurang, yaitu mencapai berat badan lebih dari 5,5 kg - ibu sudah dapat membuat makanan sesuai dengan nasihat nutrisionis.
117. Jawaban Latihan 5 (lanjutan …….) V. Fase tindak lanjut - rawat jalan sampai BB anak mencapai – 1 SD ( + 6 bulan) - PMT-P: 350 – 400 Kkal per hari, protein 15 g - kontrol teratur ke puskesmas dan penimbangan ke posyandu setiap bulan