SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
HUKUM ISLAM, SYARI’AT DAN FIQIH 
In Uncategorized on 1 Februari 2011 at 2:39 am 
A. Latar Belakang Masalah 
Di dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa inggris, Syari’at Islam diterjemahkan dengan 
Islamic Law, sedang Fikih Islam diterjemahkan dengan Islamic Jurispudence. Di dalam bahasa 
Indonesia, untuk syari’at Islam, sering, dipergunakan istilah hukum syari’at atau hukum syara’ 
untuk fikih Islam dipergunakan istilsh hukum fikih atau kadang-kadang Hukum Islam.[1] 
Dalam praktek seringkali, kedua istilah itu dirangkum dalam kata hukum Islam, tanpa 
menjelaskan apa yang dimaksud. Ini dapat dipahami karena hubungan ke duanya memang sangat 
erat, dapat dibedakan, tetapi tidak mungkin dicerai pisahkan. Syari’at adalah landasan fikih 
adalah pemahaman tentang syari’at. Perkataan syari’at dan fikih (kedua-duanya) terdapat di 
dalam al-Qur’an, syari’at dalam surat al-jatsiyah (45):18 
Artinya :. Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan 
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang 
tidak Mengetahui. [2] 
Sedangkan perkataan fikih tersebut surat at-Taubah (9): 122. 
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa 
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam 
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila 
mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Akan tetapi, 
perangkuman kedua istilah itu ke dalam satu perkataan, sering menimbulkan salah pengertian 
terutama kalau dihubungkan dengan perubahan dan pengembangan hukum Islam.[3] 
Oleh karena itu seorang ahli hukum di Indonesia harus dapat membedakan mana hukum islam 
yang di sebut (hukum syari’at) dan mana pula hukum Islam yang disebut dengan (hukum fikih). 
Ungkapan bahwa hukum Islam adalah hukum suci, hukum Tuhan, syariah Allah, dan 
semacamnya, sering dijumpai. Juga demikian yang beranggapan bahwa hukum Islam itu pasti 
benar dan diatas segala-galanya, juga tidak jarang kita dengar. Disini tampak tdak adana 
kejelasan possi dan wilayah antara istilah hukum Islam dan syariah Allah dalam arti 
konkritnya adalah wahyu yang murni yang posisinya diluar jangkaan manusia. [4] 
Pengkaburan istilah antara hukum islam, hukum syar’i / syari’ah, atau bahkan syari’ah Islam, 
pada hakikatnya tidak ada masalah. Namun pengkaburan esensi dan posisi antara hukum Islam 
yang identik dengan fiqh, karena merupakan hasil ijtihad tadi, dengan syari’ah yang identik
dengan wahyu, yang berarti diluar jangkauan manusia, adalah masalah besar yang harus 
diluruskan dan diletakkan pada posisi yang seharusnya. 
Sumber utama hukum islam adalah al-qur’an, maka hukum islam berfungsi sebagai pemberi 
petunjuk, pemberi pedoman dan batasan terhadap manusia. Jika sesuatu itu haram, maka hukum 
islam berfungsi sebagai pemberi petunjuk bahwa hal tersebut tidak boleh dikerjakan, sebaliknya 
jika sesuatu itu wajib maka haruslah dikerjakan.. dengan istilah lain ketentuan hukum islam itu 
berarti hasil ijtihad fuqaha dalam menjabarkan petunjuk dari wahyu itu. Namun yang terjadi 
selama ini seolah-olah hukum islam itu merupakan seperangkat aturan dan batasan yang sudah 
mati, sehingga selalu terkesan pasif. Akhirnya hukum islam menimbulkan kesan menakutkan 
bagi masyarakat sekitarnya, padahal hukum islam itu harus bersifat aktif sesuai dengan pendapat 
Abu Hanifah adanya istilah ma’rifat (mengetahui) dimana kalimah tersebut memberi inspirasi 
untuk aktif tidak terlambat memberi ketentuan hukum islam, jika muncul kasus baru. Batasan-batasan 
tersebut dalam ilmu hukum disebut sebagai fungsi sosial control.[5] 
Berangkat dari masalah tersebut penuls akan mengkaji dan membahas Hukum Islam , Syariat 
dan Fiqh karakter dan tantangannya. 
B. Pertanyaan Masalah 
Sebagai arah dari penulisan ini akan dibatasi bahasan ini dengan pertanyaan masalah yaitu : 
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Islam , Syariat dan Fiqh? 
2. Bagaimana karakter dan tantangannya ?. 
BAB. II 
( KARAKTER DAN TANTANGANNYA) 
A Hukum Islam 
1. Pengertian Hukum Islam : 
Menurut Hasby Ash Shiddieqie menyatakan bahwa hukum islam yang sebenarnya tidak lain 
dari pada fiqh islam atau syariat Islam, yaitu koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan 
syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. [6] 
مجموع محاولات الفقهاء لتطبيق الشريعة علي حاجات المجتمع
Kumpulan daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at atas kebutuhan masyarakat. 
Istilah hukum islam walaupun berlafad Arab, namun telah dijadikan bahasa Indoneisa, sebagai 
terjemahan dari Fiqh Islam atau syari’at Islam yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan 
Ijmak para sahabat dan tabi’in.lebih jauh Hasby menjelaskan bahwa Hukum Islam itu adalah 
hukum yang terus hidup, sesuai dengan undang-undang gerak dan subur. Dia mempunyai gerak 
yang tetap dan perkembangan yang terus menerus.[7] 
Hukum islam menekankan pada final goal, yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.. 
fungsi ini bisa meliputi beberapa hal yaitu : a. fungsi social engineering. Hukum islam dihasilkan 
untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemajuan umuat. Untuk merealisasi ini dan dalam 
kapasitasnya yang lebih besar, bisa melalui proses siyasah syariyyah, dengan produk qanun atau 
perundang-undangan ; b. perubahan untuk tujuan lebih baik. Disini berarti sangat besar 
kemungkinannya untuk berubah, jika pertimbangan kemanfaatan untuk masyarakat itu muncul. 
2. Ruang Lingkup Hukum Islam 
Dalan hukum islam tidak dibedakan antara hukum perdata dengan hukum publik. Hal ini 
disebabkan menurut sistem hukum islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada 
hukum publik ada segi-segi perdatanya. Oleh karena itu dalam hukum Islam tidak dibedakan 
kedua bidang hukum itu. Yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja, seperti (1). Munakahat., 
(2.).wirasah (3). Muamalat dalam arti khusus (4). Jinayat atau ukubat (5). Al-ahkam as-sultoniyyah 
(khalifa) (6). Siyar.; (7). Mukhasshamat[8] 
Kalau bagian bagian-bagian tersebut disusun menurut sistimatika hukum barat yang 
membedakan antara hukum perdata dengan hukum publik Maka susunan hukum muamalah 
dalam arti luas itu adalah sebagai berikut : Hukum Privat : 1. Munakahat mengatur segala 
sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta akibat-akibatnya ; 2. wirasah 
(faraidl) mengaur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta 
peninggalan serta pembagian warisan ; 
Muamalah dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata 
hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dan 
sebagainya. 
Hukum Publik adalah : Jinayat yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang 
diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah takzir. Al-ahkam 
assultoniyyah membicarakan soal-soal yang berpusat kepada negara, ke pemerintah 3. Siyar 
mengatur urusan perang dan damai, tata hubungannya dengan pemeluk agama dan negara lain ; 
4. Mukshshonat mengatur soal; peradilan, kehakiman dan hukum acara. [9] 
3. Prinsip-prinsip Hukum Islam 
Maksud prinsip dalam bahasan ini adalah titik tolak pembinaan hukum Islam dan 
pengembangannya. Prinsip ini berlaku dimanapun dan kapanpun di wilayah hukum Islam. 
Prinsip-prinsp itu adalah :
Pertama : Tauhid Allah, prinsip ini menyatakan bahwa segala hukum dan tindakan seorang 
muslim mesti menuj kepada satu tujuan, yaitu Tauhid Allah, Tauhid Allah disini berarti kesatuan 
substansi hukum dan tujuan setiap tindakan manusia dalam rangka menyatu dengan kehendak 
Tuhan. Jalan untuk meraihnya tidak bisa lain kecuali deng شn pernyataan : لااله الاالله محمد رسول الله 
Kedua : الموافقت الصحيح المنقول للصحيح المأقول 
prinsip ini menyatakan bahwa wahyu yang shah bersesuaian dengan penalaran yang sarih. 
Dengan kata lain wahyu tidak akan pernah bertentangan dengan akal. Ini berarti bahwa 
kebanaran wahyu adalah kebenaan yang mutlak dengan sendirinya. Wahyu tidak memerlukan 
pembuktian kebenarannya, baik secara rasional maupun empirik. Ia telah benar dengan 
sendirinya. 
Ketiga : الرجع الى القران وا لسنة 
Kembali kepada al-qur’an dan assunnah yang tidak pernah berlawanan dengan penalaran akal 
yang sarih. Namun demikian karena wahyu telah terhenti seiring dengan wafatnya Rasululah 
SAW. Maka pokok-pokok ajaran agama dianggap telah sempurna. Sementara response 
masyarakat muslim terhadap perubahan sosial budaya dapat berkembang melalui proses ijtihadi. 
Ke empat ان اصول الدين وفروعها قد يينها الرسول 
hal-hal yang berkenaan dengan pokok-pokok agama an sich telah dijelaskan oleh Rasul. Ini 
berarti bahwa dalam hal-hal kehidupan dunia yang terus berubah menganut prinsip-prinsip 
keadlan dan kebenaran. 
Kelima al-adalah, العذالة yang berarti keadilan. Yaitu keseimbangan dan moderasi yang 
menghendaki adanya keseimbangan dan kelayakan antara apa yang seharusnya dilakukan dengan 
kenyataan, keseimbangan antara kehendak manusia dan kemampuan merealisasikannya. 
Keenam, الان لافى الاضحا الحقيقة في 
Bahwa kebenaran itu bukan pada alam idea, bukan pada alam cita-cita dan apa seharusnya, 
melainkan apa yang menjadi kenyataan. Prinsip ini menghendaki pelaksanaan. Hukum Islam itu 
dilakukan sesuai dengan apa yang paling mungkin dan tidak selalu mengharuskan dilaksanakan 
sesuai dengan apa yang diyakini paling tepat dan benar. 
Ketujuh Al-Huriyyah. الحرية 
Ini berarti kemerdekaan atas kebebasan. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap orang mempunyai 
kebebasan baik untuk beragama ataupun tidak. Tidak ada paksaan dalam beragama. Namun 
demikian sesuai dengan prinsif tauhid Allah, manusia telah diberi dua pilihan bersyukur atau 
berkufur. 
Kedelapan al-musawah المساوة prinip ini secara etimologis berarti persamaan, prinsip menyatakan 
bahwa setiap manusia mempunyai derajat yang sama. Pembentukan qonun hanya mungkin jika
setiap individu masyarakat muslim terlindungi hak-hak asasinya yang sesuai prinsip hukum 
islam, adalah al-hurriyyah, dan al-musawwah الحرية المساوة . Hak-hak asasi setiap individu 
muslim yang merupakan prinsip hukum islam dalam bermasyarakat itulah yang memungkinkan 
terjadinya keseimbangan masyarakat, 
Prinsip kesembilan al-musyawarah المشوارة . Musyawarah dapat berarti meminta pendapat dari 
pihak pimpinan kepada yang dipimpin atau berupa usul dari arus bawah, yakni dari lapisan 
masyarakat yang dipimpin kepada yang memimpinnya. Prinsip ini merupakan landasan hukum 
islam melalui proses taqnin dan menjadikannya sebagai hukum positif.[10] 
4. Tujuan Hukum Islam 
Agama Islam diturunkan Alloh mempunyai tujuan yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan hidup 
manusia secara individual dan masyarakat. Begitu pula dengan hukum-hukumnya. Menurut Abu 
Zahroh ada tiga tujuan hukum Islam.[11] 
1. Mendidik individu agar mampu menjadi sumber kebajikan bagi masyarakatnya dan tidak 
menjadi sumber malapetakata bagi orang lain; 
2. Menegakkan keadilan di dalam masyarakat secara internal di antara sesama ummat Islam 
maupun eksternal antara ummat Islam dengan masyarakat luar. Agama Islam tidak membedakan 
manusia dari segi keturunan, suku bangsa, agama. Warna kulit dan sebagainya. Kecuali 
ketaqwaan kepada-Nya. 
3. Mewujudkan kemaslahatan hakiki bagi manusia dan masyarakat. Bukan kemaslahatan semu 
untuk sebagian orang atas dasar hawa nafsu yang berakibat penderitaan bagi orang ain, tapi 
kemaslahatan bagi semua orang, kemaslahatan yang betul-betul bisa dirasakan oleh semua pihak. 
Yang dimaksud dengan kemaslahatan hakiki itu meliputi lima hal yaitu Agama, jiwa, akal, 
keturunan, dan harta. Yang lima ini merupakan pokok kehidupan manusia di dunia dan manusia 
tidak akan bisa mencapai kesempurnaan hidupnya di dunia ini kecuali dengan kelima hal itu. 
Menurutnya yang dimaksud dengan lima ini adalah:[12] 
1. Memelihara Agama Memelihara agama adalah memelihara kemerdekaan manusia di 
dalam menjalankan agamanya. Agamalah yang meninggikan martabat manusia dari 
hewan. Tidak ada paksaan di dalam menjalankan agama. Sudah jelas mana yang benar 
dan mana yang salah. 
2. Memelihara jiwa adalah memelihara hak hidup secara terhormat memelihara jiwa dari 
segala macam ancaman, pembunuhan, penganiayaan dan sebagainya. Islam menjaga 
kemerdekaan berbuat, berpikir dan bertempat tinggal, Islam melindungi kebebasan 
berkreasi di lingkungan sosial yang terhormat dengan tidak melanggar hak orang lain. 
3. Memelihara akal adalah memelihara manusia agar tidak menjadi beban sosial, tidak 
menjadi sumber kejahatan dan penyakit di dalam masyarakat. Islam berkewajiban 
memelihara akal sehat manusia karena dengan akal sehat itu manusia mampu melakukan 
kebajikan dan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat laksana batu merah 
di dalam bangunan sosial.
4. Memelihara keturunan, adalah memelihara jenis anak keturunan manusia melalui ikatan 
perkwainan yang sah yang diikat dengan suatu aturan hukum agama. 
5. Memelihara harta benda adalah mengatur tatacara mendapatkan dan mengembang 
biakkan harta benda secara benar dan halal, Islam mengatur tatacara bermuamalah secara 
benar, halal, adil dan saling ridla merdlai. Islam melarang cara mendapatkan harta secara 
paksa, melalui tipuan dan sebagainya seperti mencuri, merampok, menipu, memeras dan 
sebagainya. 
Muhammad Abu Zahro telah membagi kemaslahatan kepada 3 tingkatan : (1). Bersifat dlaruri 
(2). Haaji; (3). Tahsini.[13] 
1. Yang bersifat daruri adalah sesuatu yang tidak boleh tidak harus ada untuk terwujudnya 
suatu maslahat seperti kewajiban melaksanakan hukuman qisas bagi yang melakukan 
pembunuhan sengaja, diyat bagi pembunuhan yang tidak sengaja. 
2. Masalahat yang bersifat haaji adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menolak timbulnya 
kemadlaratan dan kesusahan di dalam hidup manusia. Seperti diharamkan bermusuhan, 
iri dengki terhadap orang lain, tidak boleh egois. 
3. Maslahat yang bersifat tahsini adalah sesuatu yang diperlukan untuk mewujudkan 
kesempurnaan hidup manusia. 
Menurut Abdul Wahab Khalaf bahwa tujuan hukum Islam itu ada dua tujuan yaitu tujuan 
umum dan tujuan khusus. Dimaksud dengan tujuan umum ditetapkannya aturan hukum Islam 
adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia didalam hidupnya, yang prinsifnya adalah 
menarik manfaat dan menolak kemadlaratan. Kemaslahatan manusia itu ada yang bersifat daruri, 
haaji dan tahsini.[14] Tujuan hukum Islam yang bersifat khusus adalah yang berkaitan dengan 
satu persatu aturan hukum Islam. Hal ini dapat diketahui dengan memahami asbabun nuzul dan 
hadits-hadits yang shahih. 
B. SYARI’AT 
Pengertian syariat islam menurut Mahmud Syaltut adalah ; 
الشريعة لغة المورد تؤمه الناس اوالدواب للشرب والصطلاحا الاحكام والنظم التي شرعها 
الله لعباده لاتباعها وعلي قطهم بالناس بعضهم ببعض واننانعني هنا بمعنى الاصطلاحى والتعبير بالشريعة ينصرف الي 
الاحكام التي جاء بها القران الكريم والسنة المحمد ية ثم ما اجمع عليه الصحا بة مما اجتهدوا فيه ويدخل فى الاجتهاد الحكم 
بالقياس والقرائن والامارات والدلائل 
Syariat menurut bahasa ialah : tempat yang didatangi atau dituju oleh manusia dan hewan guna 
meminum air. Menurut istilah ialah : hukum-hukum dan aturan yang Allah syariatkan buat 
hambanya untuk diikuti dan hubungan mereka sesama manusia. Disini kami maksudkan makna 
secara yang istilah yaitu syari’at tertuju kepada hukum yang didatangkan al-qur’an dan rasulnya, 
kemudian yang disepakati para sahabat dari hukum hukum yang tidak datang mengenai 
urusannya sesuatu nash dari al-qur’an atau as-sunnah. Kemudian hukum yang diistimbatkan 
dengan jalan ijtihad, dan masuk ke ruang ijtihad menetapkan hukum dengan perantaraan qiyas, 
karinah, tanda-tanda dan dalil-dalil.[15]
Sedangkan Syariat menurut Salam Madkur adalah 
التشريع لفظ ماخذ من الشريعة التئ من معا نيها عند العرب الطريقة المستقيمة والتي اطلقهاالفقهاء المسلمون علي الاحكام 
التي سنها الله لعباده وعلي لسان رسوله ليعملوا بها عنىايمان سواء كانت متعلقة بافعال ام با لعقائد ام بالاخلاق  وهو من 
الشريعة بهذ المعني اشتق التشريع بمعني انشاء الشريعة وسن قواعد ها فالتشريع بناء علي هذا هو سن القوانين سواء كا 
نت اتية عن طريق الاديان ويسمئ تشريعا سماويا ام كا نت من وضع البشر وتفكيرهم وسمي تشريعا وضعيا 
Tasyri ialah lafadl yang diambil dari kata syari’at yang diantara maknanya dalam pandangan 
orang Arab ialah ; jalan yang lurus dan yang dipergunakan oleh ahli fikih islam untuk nama bagi 
hukum-hukum yang Allah tetapkan bagi hambanya dan dituangkan dengan perantaraan rasul- 
Nya agar mereka mengerjakan dengan penuh keimanan baik hukum-hukum itu berkaitan dengan 
perbuatan ataupun dengan aqidah maupun dengan akhlak budi pekerti. dan dinamakan dengan 
makna ini dipetik kalimat tasyri yang berarti menciptakan undang-undang dan membuat qaidah-qaidah 
Nya, maka tasyri menurut pengertian ini ialah membuat undang-undang baik undang-undang 
itu datang dari agama dan dinamakan tasyri samawi atau pun dari perbuatan manusia dan 
pikiran mereka dinamakan tasyri wadl’i. [16] 
Syari’at seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu terdapat di dalam al-Qur’an Dan kitab 
kitab Hadits. Kalau kita berbicara tentang syari’at, yang dimaksud adalah wahyu Allah dan 
sabda Rasulullah 
Apabila diihat dari segi ilmu hukum, maka syari’at merupakan dasar-dasar hukumyang 
ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti oleh orang islam berdasarkan iman yang 
berkaitan dengan akhlak, baik dalam hubunganya dengan Allah maupun dengan sesama 
manusia dan benda dalam masyarakat. Dasar-dasar hukum ini dijelaskan dan atau dirinci lebih 
lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rosul-Nya. Karena itu, syariat terdapat didalam al qur an 
dan di dalam kitab kitab Hadits. 
Menurut Sunnah Nabi Muhammad, ummat islam tiak akan pernah sesat dalam perjalanan 
hidupnya di dunia ini selama mereka berpegang teguh atau berpedoman kepada Qur’an dan 
Sunnah Rasulullah.[17] 
Dengan perkataan lain, ummat islam tidak pernah akan sesat dalam perjalanan hidupnya di dunia 
ini selama ia mempergunakan pola hidup, pedoman lhidup, tolok ukur hidup dan kehidupan yang 
terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang sahih. 
Karena norma-norma dasar yang terdapat di dalam AL Quran itu masih bersifat umum, demikian 
juga halnya dengan aturan yang ditentukan oleh nabi Muhammad terutama mengenai muamalah, 
maka setelah Nabi Muhammad wafat, norma-norma dasar yang masih bersifat umum itu perlu 
dirinci lebih lanjut. Perumusan dan penggolongan norma-norma dasar yang bersifat umum itu ke 
dalam kaidah-kaidah lebih konkrit agar dapat dilaksanakan dalam praktek, memerlukan 
disiplin dan cara – cara tertentu. 
Muncullah ilmu pengetahuan baru yang khusus menguraikan syariat dimaksud. Dalam 
kepustakaan, ilmu tersebut dinamakan ilmu fiqih yang ke dalam bahasa indonesia diterjemahkan 
dengan ilmu hukum islam. Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari atau memahami syari’at
dengan memusatkan perhatiannya pada perbuatan (hukum) manusia mukallaf yaitu manusia 
yang berkewajiban melaksanakan hukum islam karena telah dewasa dan berakal sehat. Orang 
yang faham tentang ilmu fikih disebut fakih atau fukaha (jamaknya). Artinya ahli atau para ahli 
hukum islam.[18] 
Kata yang sangat dekat hubungannya dengan perkataan syari’at seperti telah disebut di atas 
adalah syara’ dan syar’i yang diterjemahkan dengan agama. Oleh karena itu, jika orang berbicara 
tentang hukum syara’ yang dimaksudnya adalah hukum agama yaitu hukum yang ditetapkan 
oleh Allah dan dijelaskan oleh Rosul-Nya, yakni hukum syari’at. Dari perkataan syari’at ini 
lahir kemudian perkataan tasyri’, artinya pembuatan peraturan perundang-undangan yang 
bersumber dari wahyu dan sunnah yang disebut tasyri’ samawi dalam kepustakaan (samawi = 
langit), dan peraturan perundang–undangan yang bersumber dari pemikiran manusia, yang 
disebut tasyri’ wadh’i (wadha’a = membuat sesuatu menjadi lebih jelas dengan karya manusia). 
Membicarakan soal pemikiran atau penalaran manusia dalam bidang hukum, kita telah 
membicarakan soal fiqih. 
C. Fiqh 
1. Pengertian Fiqh 
الفقه العلم بالشيء والفهم له والفطنة و غللب على علم الدين لشرقه 
Fiqh ialah mengetahui sesuatu memahaminya dan menanggapnya dengan sempurna. [19] 
Di dalam bahasa Arab, perkataan fiqih yang di dalam bahasa Indonesia ditulis fikih atau fiqih 
atau kadang–kadang feqih, artinya faham atau pengertian. Kalau dihubungkan perkataan ilmu 
tersebut di atas, dalam hubungan ini dapat juga dirumuskan, ilmu fikih adalah ilmu yang 
bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan ketentuan- ketentuan umum 
yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad yang direkam dalam kitab-kitab 
Hadits. Dengan kata lain, ilmu fikih, selain rumusan di atas, adalah ilmu yang berusaha 
memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad untuk 
diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban 
melaksanakan hukum islam. [20] 
Pengertian fiqh menurut sebagian para ulama adalah : 
الاحكام الشرعية التى يحتاج ي استنبتهاالي تامل وفهم وجتهاد 
“Hukum-hukum syara-syara yang diperlukan kedalam renungan yang mendalam, pemahaman 
dari ijtihad.[21] 
Menurut pendapat sayid Ridla : 
ويكثر فى القران ذكرالفقه وهو الفهم الدقيق للحقائق الذى يكون به العالم حكيما عاملا متتقنا
Dan banyak dalam al-qur’an sebutan kalimat fiqh yaitu faham yang mendalam yang amat halus 
bagi segenap haqiqat yang dengan mengetahui fiqh. Itulah para alim menjadi hakim yang 
sempurna lagi amat teguh.[22] 
Hasil pemahaman tentang hukum islam itu disusun secara sistematis dalam kitab fiqih dan 
disebut hukum fiqih. Contoh hukum fiqih islam yang ditulis dalam bahasa Indonesia oleh orang 
Indonesia adalah, misalnya, Fiqih islam karya H. Sulaiman Rasjid yang sejak di terbitkan 
pertama kali tahun 1954 sampai kini (1990) telah puluhan kali dicetak ulang. Beberapa kitab 
hukum fikih yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Diantaranya adalah karya Mohammad Idris 
as-Syafi’i, salah seorang pendiri mazhab hukum fikih islam, yang bernama : al-Um, artinya 
(kitab) Induk.[23] 
Fiqh arti asal katanya Paham. Disini fiqh merupakan pemahaman terhadap ilmu yang berupa 
wahyu (yaitu al-qur’an dan al-hadits sahih). Jadi fiqh sebagai suplemen dan sekaligus perbedaan 
prinsip dengan ilmu. Kelanjutan pengertian seperti ini adalah bahwa fiqih identik dengan al-ra’yi 
yang menjadi kebalikan ilmu tadi. Pengertian fiqh yang demikian kemudian berkembang 
menjadi berarti ilmu agama. Atau ilmu yang berdasar agama yakni fase kedua. Dalam fase ini 
fiqh mencakup kepada semua jenis, termasuk akidah tasawuf, dan lain-lain. Kitab al-fiqh akbar 
karya Abu Hanifah sama sekali tidak menyinggung hukum, namun isinya adalah hal-hal yang 
berkaitan dengan akidah . pada akhirnya pada fase ketiga fiqh difahami sebagai disiplin hukum 
Islam. Kalau pada awalnya fiqh itu alat untuk memahami atau untuk mengkaji dalam fase 
tarkhir ini fiqh menjadi sosok objek kajian. Suatu disiplin yang dikaji tidak lagi alat apalagi suatu 
proses. Fiqh berarti hukum Islam atau ada pula yang menyebut sebagai hukum positif Islam, oleh 
karena adanya dominasi akal manusia dalam memahami wahyu. [24] 
Dalam kenyataannya meskipun fiqh bisa diartikan dengan hukum Islam, namun mengandung 
aspek-aspek selain hukum. Dalam kitab-kitab fiqh dengan konsep etika agama, juga terkadang 
mengandung pembahasaan akidah yang berarti wilayah kajian ilmu kalam. Dan dalam 
kenyataannya pula, meskipun fiqh bisa diartikan dengan hukum Islam, namun hukum di sini 
tidak selalu identik dengan law atau peraturan perundang-undangan Hukum yang mempunyai al-ahkam 
al-khamsah (wajib, sunat, makruh harm, jaiz) dalam fiqh lebih identik dengan konsep 
etika agama, dalam hal ini Islam yakni ciri utamanya adalah terwujudnya kandungan nilai 
ibadah yang sarat dengan pahala dan siksa dan berkonsekuensi akhirat. Inilah ciri utama dalam 
hal-hal yang digabungkan dengan fiqh. 
Dilihat dari cakupannya yang sarat dengan muatan religious ethic, fiqh bisa diartikan dengan 
ilmu tentang perilaku manusia yang landasan utamanya adalah nas / wahyu, atau lebih singkat 
ilmu Islam tentang perilaku manusia. Istilah perilaku dimaksudkan dengan al-amaliyah yaitu 
dengan mengecualikan diskursus teologis, perasaan, dan filsafat, sehingga ilmu kalam dan 
filsafat tidak masuk disini.. sedangkan predikat Islam atau landasan utamanya wahyu 
membedaan fiqih dengan ilmu atau konsep non islam. 
Menurut definisi Abu Hanifah fiqh adalah marifat al-nafs malaha waman alaiha amalan. 
(mengetahui hak dan kewajiban yang berkaitan dengan perilaku seseorang). Konsep hak dan 
kewajiban adalah konsep etika. Sedangkan definisi yang
sering diketahui adalah العلم بلاحكام الصريه العملية المكتسب من ادلتها التفصلية 
ilmu tentang hukum-hukum atau etika agama syara untuk hal-hal yang berkaitan dengan 
amaliyah perilaku manusia yang diuwujudkan dengan landasan utama dari dalil-dalil syara yang 
rinci). Bisa juga didefiniskan sebagai kumpulan hukum-hukum atau etika syara untuk hal-hal 
yang berkaitan dengan amaliyah perilaku manusia yang termasuk dengan landasan utama dari 
dalil-dalil syara yang rinci.[25] 
Di samping uraian di atas, dalam membahas fiqh sering ditemui pengertian hukum dalam 
pengertiannya menurut ilmu hukum (hukum sekuler), artinya fiqh juga memuat pembahasan 
beberapa ketentuan sanksi terhadap tindak criminal (jarimah), bagian-bagian hukum waris 
(mawaris), hukum perkawinan ( munakahat), hukum perdagangan, hukum pidana (jinayah) dan 
lain-lain. Meskipun matan fiqh tersebut dalam beberapa hal masih tampak sederhana, namun 
sudah bisa dikatakan cukup maju untuk masanya. Jadi kesederhanaan itu bukan lantaran 
ketinggalan jaman, namun sesuai dengan tuntutan waktu ketika pemikiran fiqh dihasilkan. 
Di pihak lain adanya anggapan atau pemikiran yang membuat sacral dan absolute terhadap 
pengertian hukum islam. Dalam hal ini tidak ada pemisahan antara hukum atau fiqh yang 
merupakan hasil ijtihad ulama dengan konsep syariah Allah yang identik dengan wahyu, yang 
memang bisa dikatakan sebagai hal yang absolute, retorika seperti inilah yang sering dijumpai di 
kalangan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Muhamad Muslihudin “Islamic law is 
diviney ordained syatem, the Will of Good to be established on earth. It is called Shari’ah or the 
rigt path, Qur’an and the sunnah (traditions of the Prophet) are its two primary and original 
sources. ( Hukum islam adalah system illahiyyah, kehendak Allah yang ditegakan di atas bumi. 
Hukum islam itu disebut syariah atau jalan yang benar. Qur’an dan sunnah Nabi merupakan dua 
sumber utama dan asli bagi hukum Islam tersebut. 
2. Pencabangan Fiqh. 
Fiqh atau hokum Islam mempunyai cakupan yang sangat luas, seluas aspek perilaku menusia 
dengan segala macam jenisnya. Dalam pembagian klasik fiqh meliputi empat kelompok a. 
ibadah b. muamalat. . munakahat; d. jinayat. 
Keempat kelompok ini juga memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga hal-hal yang berkaitan 
dengan Negara dan politik juga tidak terlewatkan menjadi obyek pembahasan dalam buku fiqh. 
Dengan kata lain, dari kandungan yang ada dalam buku-buku fiqh, sasaran kajian fiqh meliputi 
banyak hal yang kemudian tidak jarang mempunyai nama sendiri.[26] 
Kemudian muncul istilah fiqh politik (fiqh siyasah ) dan fiqih-fiqih lainnya. Fiqh siyasah 
sebenarnya tidak sekedar diterjemahkan sebagai ilmu tata Negara dalam Islam, namun 
disejajarkan dengan ilmu politik islam atau Islamic Poltical Thought dan seterusnya sehingga 
istilah- istilah tersebut menampakkan ciri fiqh yang berupa exersice pemikiran yang tidak 
berhenti dan tetap berkelanjutan, tidak malah didominasi oleh ciri fiqh yang sarat dengan nilai 
ibadah yang berkonsekwensi mandeg. Selanjutnya ketka beribicara mengenai hukum pidana 
maka sudah memakai bahasa hukum yang lazim dipergunakan dalam ilmu hukum. Hal yang 
samapun juga berlaku bagi cabang fiqh yang lainnya yang sudah muncul atau yang belum
muncul, seperti fiqh ekonomi, fiqh perdagangan, fiqh keluarga, fiqh lingkungan, fiqh perbankan 
dan lainnya. 
Apabila hal ini bisa dikenal maka disini tidak hanya bicara mengenai hukum, namun hukum 
Islam yang menjadi ruhnya pada dasarnya berarti etika atau ruh islam, tidak diskursus hukum 
dalam ilmu hukum atau perundang-undangan. Dengan demikian maka metode induktif harus 
bisa dipakai dengan leluasa sambil mengakui deduktif dan bahkan landasan wahyu yang dalam 
banyak sisi bisa dilihat sebagai metafisika. Ini proyek besar, dimana mengerjakannya harus 
menguasai pula ilmu- ilmu sosial dan humaniora modern. 
Dari uraian tersebut diatas, ada dua hal yang bisa dikemukakan yaitu : 
Pertama : Cakupan fiqh baik dalam pengertiannya yang bercabang-cabang tadi maupun masih 
dalam pengertian hukum Islam, adalah sangat luas, seluas perilaku manusia. Sehingga kasus-kasus 
baru yang sedang dan akan bermunculan akan selalu menuntut jawaban dari fiqh atau 
hukum islam. 
Kedua : agar selalu tetap eksis hukum islam harus mampu memberi jawaban dengan cepat 
terhadap tuntutan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Disatu sisi jawaban itu harus cepat dan 
tepat., untuk itu diperlukan pemikir yang mumpuni, dari sisi lain spesialisasi cabang-cabang fiqh 
perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan sosial budaya dan tehnologi yang ada. [27] 
BAB. III 
KESIMPULAN 
Bab ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan masalah yang penulis ajukan dalam bab. I. 
yaitu bahwa yang dimaksud dengan : 
1. Hukum Islam sebenarnya tidak lain dari pada fiqh islam atau syariat Islam, yaitu koleksi 
daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat 
yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan Ijmak para sahabat dan tabi’in. 
2. Syariat : Bawa syari’at, yang dimaksud adalah wahyu Allah dan sabda Rasulullah, 
merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti 
oleh orang islam dasar-dasar hukum ini dijelaskan lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai 
Rosul-Nya. 
3. Fiqh artinya faham atau pengertian., dapat juga dirumuskan sebagai ilmu yang bertugas 
menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan ketentuan- ketentuan umum yang terdapat 
di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad yang direkam dalam kitab-kitab hadits, dan 
berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah nabi 
Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya 
yang berkewajiban melaksanakan hukum islam. 
2. Karakter dan tantangannya
Hukum islam menekankan pada final goal, yaitu mewujudkan kemaslahatan manusia. dan 
kemajuan umuat melalui proses siyasah syariyyah, dengan produk qanun atau perundang-undangan 
; 
Dalam membahas fiqh sering ditemui pengertian hukum dalam pengertiannya menurut ilmu 
hukum, artinya fiqh. tidak ada pemisahan antara hokum Islam atau fiqh yang merupakan hasil 
ijtihad ulama dengan konsep syariah Allah. Karena norma-norma dasar yang terdapat di dalam 
AL Quran itu masih bersifat umum, perlu dirinci lebih lanjut ke dalam kaidah-kaidah lebih 
konkrit agar dapat dilaksanakan dalam praktek.. 
DAFTAR PUSTAKA 
Al-qur’an dan terjemahannya 1978, Departemen Agama Republik Indonesia, Bumi 
Abdul wahab Khalaf, 1968 Ilmu ushul Fikih, Kuwait, 
Al-Jurjawi, Ahmad ali, Himatut tasyri Wafalsafatuhu, Juz. I al-Harmain, jedah 
Ahmad hanafi, 1967, Asas-asas Hukum, Pidana Islam, , Bulan Bintang, Jakarta 
Amir Syarifudin, 2009, Ushul Fiqh II, cet. Ke 5. Perpustakan Nasional, Jakarta. 
Ali-Juncio Abdul halim, 1966, Abu hanifah Batsahil hurriyyah Watasamuh Fil islam, juz III, 
Majlis al kairo, Mesir. 
Ahmad malik Tauhid, 1981, Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat, al-Hidayah. 
Abdul Qodri A.Azizy, 2001, Transformasi Foqh dalam Hukum Nasional, membedah Peradilan 
Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, 
Mahmasoni, sobhi, 1981, falsafah Tasyri Fil Islam, Maarif Bandung. 
Muhammad abduh Malik,2003, Perilaku zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP, bulan 
bintang, jakarta . 
Mohammad Daud Ali, Asas-asas hukum islam, 1991, , Rajawali Pers, Jakarta. 
Hasby ash shiddieqi ,1975, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta 
Satria Efendi M. Zein, 2005, Ushul Fiqh, Prenada Media, Jakarta ; 
Abdul Kadir, dkk. 2001, Membedah Peradilan Agama, Mencari Solusi untuk Reformasi Hukum 
di Indonesia. LPKBHI Fak Syariah IAIN Walisongo dengan PPHIM PTA Jawa Tengah 
semarang.
[1] Maksun Faiz, Konstitusionaisasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, membedah 
Peradilan Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, 2001, hlm. 171 
[2] Al-qur’an dan terjemahannya 1978, Departemen Agama Republik Indonesia, Bumi, 
hlm.817 
[3]I b I d. hlm. 301 
[4] Maksun Faiz , Op. Cit.. 172 
[5] I b I d., hlm. 175 
[6] Hasby ash Shiddieqy, 1974, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakrta, hlm. 44 
[7] I b I d. hlm.112 
[8] I b I d. 
[9] I b i d. Hlm. 150 
[10] Maksun Faiz, Op. Cit. hlm.175 
[11] Abu Zahroh, Ushul Fiqh, hlm. 364. 
[12] I b I d. 
[13] I b I d. hlm. 366 
[14] Abdul Waha1. b khalaf, ilmu ushul fiqh hlm. `97 
[15] Hasby ash shiedieqi, Op. Cit. hlm. 200 
[16] Muhammad salam Madkur, Al-madkhal lil fiqhil Islami., hlm. 44 
[17] I b I d. 
[18] H. A. Qodri A.Azizy, Transformasi Fiqh dalam Hukum Nasional, membedah Peradilan 
Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, 2001, hlm.99. 
[19] I b i d. Hlm.34 
[20] H. A. Qodri A.Azizy, Op. Cit. hlm. 100 
[21] Hsby , Op. Cit. hlm. Hlm. 35 
[22] I b i d.
[23] H. A. Qodri A.Azizy, Op. Cit. hlm. 123. 
[24] I b I d. hlm. 102 
[25] I b I d. hlm. 103 
[26] I b I d. 
[27] I b I d. hlm 107

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaHukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Ltfltf
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Ltfltf
 
Makalah perkembangan hukum islam di indonesia
Makalah perkembangan hukum islam di indonesiaMakalah perkembangan hukum islam di indonesia
Makalah perkembangan hukum islam di indonesiaSayid Sidik
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadcmata07
 
Konsep politik islam
Konsep politik islamKonsep politik islam
Konsep politik islamujang77
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihEncep Abdul Rojak
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam  Sumber hukum islam
Sumber hukum islam Dianto Jmb
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
Hukum Islam Di Indonesia
Hukum Islam Di IndonesiaHukum Islam Di Indonesia
Hukum Islam Di IndonesiaIndro'es II
 

Mais procurados (16)

Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaHukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
 
Fiqih kel 12
Fiqih kel 12Fiqih kel 12
Fiqih kel 12
 
Studi hukum islam
Studi hukum islam Studi hukum islam
Studi hukum islam
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Agro.agama
Agro.agamaAgro.agama
Agro.agama
 
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPIPengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah perkembangan hukum islam di indonesia
Makalah perkembangan hukum islam di indonesiaMakalah perkembangan hukum islam di indonesia
Makalah perkembangan hukum islam di indonesia
 
Kedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islamKedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islam
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihad
 
Konsep politik islam
Konsep politik islamKonsep politik islam
Konsep politik islam
 
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikihHk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
Hk. islam, hukum, hukm & ahkam, syariat, fikih
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam  Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Hukum Islam Di Indonesia
Hukum Islam Di IndonesiaHukum Islam Di Indonesia
Hukum Islam Di Indonesia
 

Destaque

CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05Bilal Ahmed
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13slideroma
 
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37Bilal Ahmed
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23Bilal Ahmed
 
Aga power softcase catalog
Aga power softcase catalogAga power softcase catalog
Aga power softcase catalogslideroma
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalvinyldecors
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41Bilal Ahmed
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20Bilal Ahmed
 
Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes  Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes JoeCavallaro
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27CS101- Introduction to Computing- Lecture 27
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27Bilal Ahmed
 
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementProfessionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementOrbid
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09Bilal Ahmed
 

Destaque (20)

CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
CS201- Introduction to Programming- Lecture 05
 
Aml catalogue 13
Aml catalogue 13Aml catalogue 13
Aml catalogue 13
 
Shi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islamShi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islam
 
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37
MGT101 - Financial Accounting- Lecture 37
 
Shi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islamShi pemahaman hukum islam
Shi pemahaman hukum islam
 
K om non verbal
K om non verbalK om non verbal
K om non verbal
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
CS201- Introduction to Programming- Lecture 23
 
Aga power softcase catalog
Aga power softcase catalogAga power softcase catalog
Aga power softcase catalog
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
Studi hukum islam
Studi hukum islamStudi hukum islam
Studi hukum islam
 
Botón de mano y volante de mano
Botón de mano y volante de manoBotón de mano y volante de mano
Botón de mano y volante de mano
 
Wall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decalWall quote vinyl decal
Wall quote vinyl decal
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
CS101- Introduction to Computing- Lecture 41
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
CS201- Introduction to Programming- Lecture 20
 
Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes  Describing different childrens party themes
Describing different childrens party themes
 
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27CS101- Introduction to Computing- Lecture 27
CS101- Introduction to Computing- Lecture 27
 
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility managementProfessionaliseer uw technische dienst en facility management
Professionaliseer uw technische dienst en facility management
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
CS201- Introduction to Programming- Lecture 09
 

Semelhante a Hukum islam

Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamVallen Hoven
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islamPujiati Puu
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasionalYanwar Annow
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespondiktum2015
 
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluanDr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluanIlham Eka Pratama
 
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamBahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamSholehKhuddin
 
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalahSyariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalahYayuIndriyani3
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptKhairul812
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAAyu Sefryna sari
 

Semelhante a Hukum islam (20)

Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Makalah shi
Makalah shiMakalah shi
Makalah shi
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2Studi hukum islam kel.2
Studi hukum islam kel.2
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
 
Makalah agama islam
Makalah agama islamMakalah agama islam
Makalah agama islam
 
Studi Hukum Islam
Studi Hukum IslamStudi Hukum Islam
Studi Hukum Islam
 
Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
islam agama yang rasional
islam agama yang rasionalislam agama yang rasional
islam agama yang rasional
 
PPT HUKUM ISLAM.pptx
PPT HUKUM ISLAM.pptxPPT HUKUM ISLAM.pptx
PPT HUKUM ISLAM.pptx
 
Kemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam meresponKemampuan hukum islam dalam merespon
Kemampuan hukum islam dalam merespon
 
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluanDr. marzuki, m.ag .  buku hukum islam bab 1. pendahuluan
Dr. marzuki, m.ag . buku hukum islam bab 1. pendahuluan
 
pengantar ilmu hukum.pdf
pengantar ilmu hukum.pdfpengantar ilmu hukum.pdf
pengantar ilmu hukum.pdf
 
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islamBahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
Bahan makalah tujuan dan fungsi hukum islam
 
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalahSyariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
Syariah Islamiyah Kelompok1.ppt new makalah
 
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.pptHUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
HUKUM, HAM, Dem dalam ISLAM new.ppt
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
 

Mais de Nur Alfiyatur Rochmah

tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif INur Alfiyatur Rochmah
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganNur Alfiyatur Rochmah
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSANur Alfiyatur Rochmah
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audienceNur Alfiyatur Rochmah
 

Mais de Nur Alfiyatur Rochmah (20)

LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
LPJ Beasiswa Pemkab Lamongan 2016
 
Etikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam MediaEtikan dan Hukum dalam Media
Etikan dan Hukum dalam Media
 
Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis Sejarah Desain Grafis
Sejarah Desain Grafis
 
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif Itugas Metode Penelitian Kuantitatif I
tugas Metode Penelitian Kuantitatif I
 
Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014Lampiran untuk program kerja 2014
Lampiran untuk program kerja 2014
 
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kegiatan pembelajaran TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganSurat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Surat keterangan TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Usulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassingUsulan penetapan inpassing
Usulan penetapan inpassing
 
Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)Lampiran surat keputusan (p)
Lampiran surat keputusan (p)
 
Data verval
Data vervalData verval
Data verval
 
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganKurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Kurikulum baru 2014 2015 TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganProgram kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Program kerja TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren LamonganBiodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
Biodata Guru TK Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren LamonganData Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
Data Aktif Mengajar TK Muslimat NU 05 Darul Rohmah Laren Lamongan
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
Pernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisiPernyataan dan proposisi
Pernyataan dan proposisi
 
Macam definisi
 Macam definisi Macam definisi
Macam definisi
 
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSAUntuk para audience KOMUNIKASI MASSA
Untuk para audience KOMUNIKASI MASSA
 
PPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audiencePPT komunikasi massa KONSEP audience
PPT komunikasi massa KONSEP audience
 
Konsep audience
Konsep audienceKonsep audience
Konsep audience
 

Hukum islam

  • 1. HUKUM ISLAM, SYARI’AT DAN FIQIH In Uncategorized on 1 Februari 2011 at 2:39 am A. Latar Belakang Masalah Di dalam kepustakaan hukum Islam berbahasa inggris, Syari’at Islam diterjemahkan dengan Islamic Law, sedang Fikih Islam diterjemahkan dengan Islamic Jurispudence. Di dalam bahasa Indonesia, untuk syari’at Islam, sering, dipergunakan istilah hukum syari’at atau hukum syara’ untuk fikih Islam dipergunakan istilsh hukum fikih atau kadang-kadang Hukum Islam.[1] Dalam praktek seringkali, kedua istilah itu dirangkum dalam kata hukum Islam, tanpa menjelaskan apa yang dimaksud. Ini dapat dipahami karena hubungan ke duanya memang sangat erat, dapat dibedakan, tetapi tidak mungkin dicerai pisahkan. Syari’at adalah landasan fikih adalah pemahaman tentang syari’at. Perkataan syari’at dan fikih (kedua-duanya) terdapat di dalam al-Qur’an, syari’at dalam surat al-jatsiyah (45):18 Artinya :. Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui. [2] Sedangkan perkataan fikih tersebut surat at-Taubah (9): 122. Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Akan tetapi, perangkuman kedua istilah itu ke dalam satu perkataan, sering menimbulkan salah pengertian terutama kalau dihubungkan dengan perubahan dan pengembangan hukum Islam.[3] Oleh karena itu seorang ahli hukum di Indonesia harus dapat membedakan mana hukum islam yang di sebut (hukum syari’at) dan mana pula hukum Islam yang disebut dengan (hukum fikih). Ungkapan bahwa hukum Islam adalah hukum suci, hukum Tuhan, syariah Allah, dan semacamnya, sering dijumpai. Juga demikian yang beranggapan bahwa hukum Islam itu pasti benar dan diatas segala-galanya, juga tidak jarang kita dengar. Disini tampak tdak adana kejelasan possi dan wilayah antara istilah hukum Islam dan syariah Allah dalam arti konkritnya adalah wahyu yang murni yang posisinya diluar jangkaan manusia. [4] Pengkaburan istilah antara hukum islam, hukum syar’i / syari’ah, atau bahkan syari’ah Islam, pada hakikatnya tidak ada masalah. Namun pengkaburan esensi dan posisi antara hukum Islam yang identik dengan fiqh, karena merupakan hasil ijtihad tadi, dengan syari’ah yang identik
  • 2. dengan wahyu, yang berarti diluar jangkauan manusia, adalah masalah besar yang harus diluruskan dan diletakkan pada posisi yang seharusnya. Sumber utama hukum islam adalah al-qur’an, maka hukum islam berfungsi sebagai pemberi petunjuk, pemberi pedoman dan batasan terhadap manusia. Jika sesuatu itu haram, maka hukum islam berfungsi sebagai pemberi petunjuk bahwa hal tersebut tidak boleh dikerjakan, sebaliknya jika sesuatu itu wajib maka haruslah dikerjakan.. dengan istilah lain ketentuan hukum islam itu berarti hasil ijtihad fuqaha dalam menjabarkan petunjuk dari wahyu itu. Namun yang terjadi selama ini seolah-olah hukum islam itu merupakan seperangkat aturan dan batasan yang sudah mati, sehingga selalu terkesan pasif. Akhirnya hukum islam menimbulkan kesan menakutkan bagi masyarakat sekitarnya, padahal hukum islam itu harus bersifat aktif sesuai dengan pendapat Abu Hanifah adanya istilah ma’rifat (mengetahui) dimana kalimah tersebut memberi inspirasi untuk aktif tidak terlambat memberi ketentuan hukum islam, jika muncul kasus baru. Batasan-batasan tersebut dalam ilmu hukum disebut sebagai fungsi sosial control.[5] Berangkat dari masalah tersebut penuls akan mengkaji dan membahas Hukum Islam , Syariat dan Fiqh karakter dan tantangannya. B. Pertanyaan Masalah Sebagai arah dari penulisan ini akan dibatasi bahasan ini dengan pertanyaan masalah yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Islam , Syariat dan Fiqh? 2. Bagaimana karakter dan tantangannya ?. BAB. II ( KARAKTER DAN TANTANGANNYA) A Hukum Islam 1. Pengertian Hukum Islam : Menurut Hasby Ash Shiddieqie menyatakan bahwa hukum islam yang sebenarnya tidak lain dari pada fiqh islam atau syariat Islam, yaitu koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. [6] مجموع محاولات الفقهاء لتطبيق الشريعة علي حاجات المجتمع
  • 3. Kumpulan daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at atas kebutuhan masyarakat. Istilah hukum islam walaupun berlafad Arab, namun telah dijadikan bahasa Indoneisa, sebagai terjemahan dari Fiqh Islam atau syari’at Islam yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan Ijmak para sahabat dan tabi’in.lebih jauh Hasby menjelaskan bahwa Hukum Islam itu adalah hukum yang terus hidup, sesuai dengan undang-undang gerak dan subur. Dia mempunyai gerak yang tetap dan perkembangan yang terus menerus.[7] Hukum islam menekankan pada final goal, yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.. fungsi ini bisa meliputi beberapa hal yaitu : a. fungsi social engineering. Hukum islam dihasilkan untuk mewujudkan kemaslahatan dan kemajuan umuat. Untuk merealisasi ini dan dalam kapasitasnya yang lebih besar, bisa melalui proses siyasah syariyyah, dengan produk qanun atau perundang-undangan ; b. perubahan untuk tujuan lebih baik. Disini berarti sangat besar kemungkinannya untuk berubah, jika pertimbangan kemanfaatan untuk masyarakat itu muncul. 2. Ruang Lingkup Hukum Islam Dalan hukum islam tidak dibedakan antara hukum perdata dengan hukum publik. Hal ini disebabkan menurut sistem hukum islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada hukum publik ada segi-segi perdatanya. Oleh karena itu dalam hukum Islam tidak dibedakan kedua bidang hukum itu. Yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja, seperti (1). Munakahat., (2.).wirasah (3). Muamalat dalam arti khusus (4). Jinayat atau ukubat (5). Al-ahkam as-sultoniyyah (khalifa) (6). Siyar.; (7). Mukhasshamat[8] Kalau bagian bagian-bagian tersebut disusun menurut sistimatika hukum barat yang membedakan antara hukum perdata dengan hukum publik Maka susunan hukum muamalah dalam arti luas itu adalah sebagai berikut : Hukum Privat : 1. Munakahat mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian serta akibat-akibatnya ; 2. wirasah (faraidl) mengaur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta peninggalan serta pembagian warisan ; Muamalah dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, perserikatan dan sebagainya. Hukum Publik adalah : Jinayat yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah takzir. Al-ahkam assultoniyyah membicarakan soal-soal yang berpusat kepada negara, ke pemerintah 3. Siyar mengatur urusan perang dan damai, tata hubungannya dengan pemeluk agama dan negara lain ; 4. Mukshshonat mengatur soal; peradilan, kehakiman dan hukum acara. [9] 3. Prinsip-prinsip Hukum Islam Maksud prinsip dalam bahasan ini adalah titik tolak pembinaan hukum Islam dan pengembangannya. Prinsip ini berlaku dimanapun dan kapanpun di wilayah hukum Islam. Prinsip-prinsp itu adalah :
  • 4. Pertama : Tauhid Allah, prinsip ini menyatakan bahwa segala hukum dan tindakan seorang muslim mesti menuj kepada satu tujuan, yaitu Tauhid Allah, Tauhid Allah disini berarti kesatuan substansi hukum dan tujuan setiap tindakan manusia dalam rangka menyatu dengan kehendak Tuhan. Jalan untuk meraihnya tidak bisa lain kecuali deng شn pernyataan : لااله الاالله محمد رسول الله Kedua : الموافقت الصحيح المنقول للصحيح المأقول prinsip ini menyatakan bahwa wahyu yang shah bersesuaian dengan penalaran yang sarih. Dengan kata lain wahyu tidak akan pernah bertentangan dengan akal. Ini berarti bahwa kebanaran wahyu adalah kebenaan yang mutlak dengan sendirinya. Wahyu tidak memerlukan pembuktian kebenarannya, baik secara rasional maupun empirik. Ia telah benar dengan sendirinya. Ketiga : الرجع الى القران وا لسنة Kembali kepada al-qur’an dan assunnah yang tidak pernah berlawanan dengan penalaran akal yang sarih. Namun demikian karena wahyu telah terhenti seiring dengan wafatnya Rasululah SAW. Maka pokok-pokok ajaran agama dianggap telah sempurna. Sementara response masyarakat muslim terhadap perubahan sosial budaya dapat berkembang melalui proses ijtihadi. Ke empat ان اصول الدين وفروعها قد يينها الرسول hal-hal yang berkenaan dengan pokok-pokok agama an sich telah dijelaskan oleh Rasul. Ini berarti bahwa dalam hal-hal kehidupan dunia yang terus berubah menganut prinsip-prinsip keadlan dan kebenaran. Kelima al-adalah, العذالة yang berarti keadilan. Yaitu keseimbangan dan moderasi yang menghendaki adanya keseimbangan dan kelayakan antara apa yang seharusnya dilakukan dengan kenyataan, keseimbangan antara kehendak manusia dan kemampuan merealisasikannya. Keenam, الان لافى الاضحا الحقيقة في Bahwa kebenaran itu bukan pada alam idea, bukan pada alam cita-cita dan apa seharusnya, melainkan apa yang menjadi kenyataan. Prinsip ini menghendaki pelaksanaan. Hukum Islam itu dilakukan sesuai dengan apa yang paling mungkin dan tidak selalu mengharuskan dilaksanakan sesuai dengan apa yang diyakini paling tepat dan benar. Ketujuh Al-Huriyyah. الحرية Ini berarti kemerdekaan atas kebebasan. Prinsip ini menyatakan bahwa setiap orang mempunyai kebebasan baik untuk beragama ataupun tidak. Tidak ada paksaan dalam beragama. Namun demikian sesuai dengan prinsif tauhid Allah, manusia telah diberi dua pilihan bersyukur atau berkufur. Kedelapan al-musawah المساوة prinip ini secara etimologis berarti persamaan, prinsip menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai derajat yang sama. Pembentukan qonun hanya mungkin jika
  • 5. setiap individu masyarakat muslim terlindungi hak-hak asasinya yang sesuai prinsip hukum islam, adalah al-hurriyyah, dan al-musawwah الحرية المساوة . Hak-hak asasi setiap individu muslim yang merupakan prinsip hukum islam dalam bermasyarakat itulah yang memungkinkan terjadinya keseimbangan masyarakat, Prinsip kesembilan al-musyawarah المشوارة . Musyawarah dapat berarti meminta pendapat dari pihak pimpinan kepada yang dipimpin atau berupa usul dari arus bawah, yakni dari lapisan masyarakat yang dipimpin kepada yang memimpinnya. Prinsip ini merupakan landasan hukum islam melalui proses taqnin dan menjadikannya sebagai hukum positif.[10] 4. Tujuan Hukum Islam Agama Islam diturunkan Alloh mempunyai tujuan yaitu untuk mewujudkan kemaslahatan hidup manusia secara individual dan masyarakat. Begitu pula dengan hukum-hukumnya. Menurut Abu Zahroh ada tiga tujuan hukum Islam.[11] 1. Mendidik individu agar mampu menjadi sumber kebajikan bagi masyarakatnya dan tidak menjadi sumber malapetakata bagi orang lain; 2. Menegakkan keadilan di dalam masyarakat secara internal di antara sesama ummat Islam maupun eksternal antara ummat Islam dengan masyarakat luar. Agama Islam tidak membedakan manusia dari segi keturunan, suku bangsa, agama. Warna kulit dan sebagainya. Kecuali ketaqwaan kepada-Nya. 3. Mewujudkan kemaslahatan hakiki bagi manusia dan masyarakat. Bukan kemaslahatan semu untuk sebagian orang atas dasar hawa nafsu yang berakibat penderitaan bagi orang ain, tapi kemaslahatan bagi semua orang, kemaslahatan yang betul-betul bisa dirasakan oleh semua pihak. Yang dimaksud dengan kemaslahatan hakiki itu meliputi lima hal yaitu Agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Yang lima ini merupakan pokok kehidupan manusia di dunia dan manusia tidak akan bisa mencapai kesempurnaan hidupnya di dunia ini kecuali dengan kelima hal itu. Menurutnya yang dimaksud dengan lima ini adalah:[12] 1. Memelihara Agama Memelihara agama adalah memelihara kemerdekaan manusia di dalam menjalankan agamanya. Agamalah yang meninggikan martabat manusia dari hewan. Tidak ada paksaan di dalam menjalankan agama. Sudah jelas mana yang benar dan mana yang salah. 2. Memelihara jiwa adalah memelihara hak hidup secara terhormat memelihara jiwa dari segala macam ancaman, pembunuhan, penganiayaan dan sebagainya. Islam menjaga kemerdekaan berbuat, berpikir dan bertempat tinggal, Islam melindungi kebebasan berkreasi di lingkungan sosial yang terhormat dengan tidak melanggar hak orang lain. 3. Memelihara akal adalah memelihara manusia agar tidak menjadi beban sosial, tidak menjadi sumber kejahatan dan penyakit di dalam masyarakat. Islam berkewajiban memelihara akal sehat manusia karena dengan akal sehat itu manusia mampu melakukan kebajikan dan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat laksana batu merah di dalam bangunan sosial.
  • 6. 4. Memelihara keturunan, adalah memelihara jenis anak keturunan manusia melalui ikatan perkwainan yang sah yang diikat dengan suatu aturan hukum agama. 5. Memelihara harta benda adalah mengatur tatacara mendapatkan dan mengembang biakkan harta benda secara benar dan halal, Islam mengatur tatacara bermuamalah secara benar, halal, adil dan saling ridla merdlai. Islam melarang cara mendapatkan harta secara paksa, melalui tipuan dan sebagainya seperti mencuri, merampok, menipu, memeras dan sebagainya. Muhammad Abu Zahro telah membagi kemaslahatan kepada 3 tingkatan : (1). Bersifat dlaruri (2). Haaji; (3). Tahsini.[13] 1. Yang bersifat daruri adalah sesuatu yang tidak boleh tidak harus ada untuk terwujudnya suatu maslahat seperti kewajiban melaksanakan hukuman qisas bagi yang melakukan pembunuhan sengaja, diyat bagi pembunuhan yang tidak sengaja. 2. Masalahat yang bersifat haaji adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menolak timbulnya kemadlaratan dan kesusahan di dalam hidup manusia. Seperti diharamkan bermusuhan, iri dengki terhadap orang lain, tidak boleh egois. 3. Maslahat yang bersifat tahsini adalah sesuatu yang diperlukan untuk mewujudkan kesempurnaan hidup manusia. Menurut Abdul Wahab Khalaf bahwa tujuan hukum Islam itu ada dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Dimaksud dengan tujuan umum ditetapkannya aturan hukum Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia didalam hidupnya, yang prinsifnya adalah menarik manfaat dan menolak kemadlaratan. Kemaslahatan manusia itu ada yang bersifat daruri, haaji dan tahsini.[14] Tujuan hukum Islam yang bersifat khusus adalah yang berkaitan dengan satu persatu aturan hukum Islam. Hal ini dapat diketahui dengan memahami asbabun nuzul dan hadits-hadits yang shahih. B. SYARI’AT Pengertian syariat islam menurut Mahmud Syaltut adalah ; الشريعة لغة المورد تؤمه الناس اوالدواب للشرب والصطلاحا الاحكام والنظم التي شرعها الله لعباده لاتباعها وعلي قطهم بالناس بعضهم ببعض واننانعني هنا بمعنى الاصطلاحى والتعبير بالشريعة ينصرف الي الاحكام التي جاء بها القران الكريم والسنة المحمد ية ثم ما اجمع عليه الصحا بة مما اجتهدوا فيه ويدخل فى الاجتهاد الحكم بالقياس والقرائن والامارات والدلائل Syariat menurut bahasa ialah : tempat yang didatangi atau dituju oleh manusia dan hewan guna meminum air. Menurut istilah ialah : hukum-hukum dan aturan yang Allah syariatkan buat hambanya untuk diikuti dan hubungan mereka sesama manusia. Disini kami maksudkan makna secara yang istilah yaitu syari’at tertuju kepada hukum yang didatangkan al-qur’an dan rasulnya, kemudian yang disepakati para sahabat dari hukum hukum yang tidak datang mengenai urusannya sesuatu nash dari al-qur’an atau as-sunnah. Kemudian hukum yang diistimbatkan dengan jalan ijtihad, dan masuk ke ruang ijtihad menetapkan hukum dengan perantaraan qiyas, karinah, tanda-tanda dan dalil-dalil.[15]
  • 7. Sedangkan Syariat menurut Salam Madkur adalah التشريع لفظ ماخذ من الشريعة التئ من معا نيها عند العرب الطريقة المستقيمة والتي اطلقهاالفقهاء المسلمون علي الاحكام التي سنها الله لعباده وعلي لسان رسوله ليعملوا بها عنىايمان سواء كانت متعلقة بافعال ام با لعقائد ام بالاخلاق وهو من الشريعة بهذ المعني اشتق التشريع بمعني انشاء الشريعة وسن قواعد ها فالتشريع بناء علي هذا هو سن القوانين سواء كا نت اتية عن طريق الاديان ويسمئ تشريعا سماويا ام كا نت من وضع البشر وتفكيرهم وسمي تشريعا وضعيا Tasyri ialah lafadl yang diambil dari kata syari’at yang diantara maknanya dalam pandangan orang Arab ialah ; jalan yang lurus dan yang dipergunakan oleh ahli fikih islam untuk nama bagi hukum-hukum yang Allah tetapkan bagi hambanya dan dituangkan dengan perantaraan rasul- Nya agar mereka mengerjakan dengan penuh keimanan baik hukum-hukum itu berkaitan dengan perbuatan ataupun dengan aqidah maupun dengan akhlak budi pekerti. dan dinamakan dengan makna ini dipetik kalimat tasyri yang berarti menciptakan undang-undang dan membuat qaidah-qaidah Nya, maka tasyri menurut pengertian ini ialah membuat undang-undang baik undang-undang itu datang dari agama dan dinamakan tasyri samawi atau pun dari perbuatan manusia dan pikiran mereka dinamakan tasyri wadl’i. [16] Syari’at seperti telah disinggung dalam uraian terdahulu terdapat di dalam al-Qur’an Dan kitab kitab Hadits. Kalau kita berbicara tentang syari’at, yang dimaksud adalah wahyu Allah dan sabda Rasulullah Apabila diihat dari segi ilmu hukum, maka syari’at merupakan dasar-dasar hukumyang ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti oleh orang islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan akhlak, baik dalam hubunganya dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Dasar-dasar hukum ini dijelaskan dan atau dirinci lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rosul-Nya. Karena itu, syariat terdapat didalam al qur an dan di dalam kitab kitab Hadits. Menurut Sunnah Nabi Muhammad, ummat islam tiak akan pernah sesat dalam perjalanan hidupnya di dunia ini selama mereka berpegang teguh atau berpedoman kepada Qur’an dan Sunnah Rasulullah.[17] Dengan perkataan lain, ummat islam tidak pernah akan sesat dalam perjalanan hidupnya di dunia ini selama ia mempergunakan pola hidup, pedoman lhidup, tolok ukur hidup dan kehidupan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits yang sahih. Karena norma-norma dasar yang terdapat di dalam AL Quran itu masih bersifat umum, demikian juga halnya dengan aturan yang ditentukan oleh nabi Muhammad terutama mengenai muamalah, maka setelah Nabi Muhammad wafat, norma-norma dasar yang masih bersifat umum itu perlu dirinci lebih lanjut. Perumusan dan penggolongan norma-norma dasar yang bersifat umum itu ke dalam kaidah-kaidah lebih konkrit agar dapat dilaksanakan dalam praktek, memerlukan disiplin dan cara – cara tertentu. Muncullah ilmu pengetahuan baru yang khusus menguraikan syariat dimaksud. Dalam kepustakaan, ilmu tersebut dinamakan ilmu fiqih yang ke dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan ilmu hukum islam. Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari atau memahami syari’at
  • 8. dengan memusatkan perhatiannya pada perbuatan (hukum) manusia mukallaf yaitu manusia yang berkewajiban melaksanakan hukum islam karena telah dewasa dan berakal sehat. Orang yang faham tentang ilmu fikih disebut fakih atau fukaha (jamaknya). Artinya ahli atau para ahli hukum islam.[18] Kata yang sangat dekat hubungannya dengan perkataan syari’at seperti telah disebut di atas adalah syara’ dan syar’i yang diterjemahkan dengan agama. Oleh karena itu, jika orang berbicara tentang hukum syara’ yang dimaksudnya adalah hukum agama yaitu hukum yang ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rosul-Nya, yakni hukum syari’at. Dari perkataan syari’at ini lahir kemudian perkataan tasyri’, artinya pembuatan peraturan perundang-undangan yang bersumber dari wahyu dan sunnah yang disebut tasyri’ samawi dalam kepustakaan (samawi = langit), dan peraturan perundang–undangan yang bersumber dari pemikiran manusia, yang disebut tasyri’ wadh’i (wadha’a = membuat sesuatu menjadi lebih jelas dengan karya manusia). Membicarakan soal pemikiran atau penalaran manusia dalam bidang hukum, kita telah membicarakan soal fiqih. C. Fiqh 1. Pengertian Fiqh الفقه العلم بالشيء والفهم له والفطنة و غللب على علم الدين لشرقه Fiqh ialah mengetahui sesuatu memahaminya dan menanggapnya dengan sempurna. [19] Di dalam bahasa Arab, perkataan fiqih yang di dalam bahasa Indonesia ditulis fikih atau fiqih atau kadang–kadang feqih, artinya faham atau pengertian. Kalau dihubungkan perkataan ilmu tersebut di atas, dalam hubungan ini dapat juga dirumuskan, ilmu fikih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan ketentuan- ketentuan umum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad yang direkam dalam kitab-kitab Hadits. Dengan kata lain, ilmu fikih, selain rumusan di atas, adalah ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban melaksanakan hukum islam. [20] Pengertian fiqh menurut sebagian para ulama adalah : الاحكام الشرعية التى يحتاج ي استنبتهاالي تامل وفهم وجتهاد “Hukum-hukum syara-syara yang diperlukan kedalam renungan yang mendalam, pemahaman dari ijtihad.[21] Menurut pendapat sayid Ridla : ويكثر فى القران ذكرالفقه وهو الفهم الدقيق للحقائق الذى يكون به العالم حكيما عاملا متتقنا
  • 9. Dan banyak dalam al-qur’an sebutan kalimat fiqh yaitu faham yang mendalam yang amat halus bagi segenap haqiqat yang dengan mengetahui fiqh. Itulah para alim menjadi hakim yang sempurna lagi amat teguh.[22] Hasil pemahaman tentang hukum islam itu disusun secara sistematis dalam kitab fiqih dan disebut hukum fiqih. Contoh hukum fiqih islam yang ditulis dalam bahasa Indonesia oleh orang Indonesia adalah, misalnya, Fiqih islam karya H. Sulaiman Rasjid yang sejak di terbitkan pertama kali tahun 1954 sampai kini (1990) telah puluhan kali dicetak ulang. Beberapa kitab hukum fikih yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Diantaranya adalah karya Mohammad Idris as-Syafi’i, salah seorang pendiri mazhab hukum fikih islam, yang bernama : al-Um, artinya (kitab) Induk.[23] Fiqh arti asal katanya Paham. Disini fiqh merupakan pemahaman terhadap ilmu yang berupa wahyu (yaitu al-qur’an dan al-hadits sahih). Jadi fiqh sebagai suplemen dan sekaligus perbedaan prinsip dengan ilmu. Kelanjutan pengertian seperti ini adalah bahwa fiqih identik dengan al-ra’yi yang menjadi kebalikan ilmu tadi. Pengertian fiqh yang demikian kemudian berkembang menjadi berarti ilmu agama. Atau ilmu yang berdasar agama yakni fase kedua. Dalam fase ini fiqh mencakup kepada semua jenis, termasuk akidah tasawuf, dan lain-lain. Kitab al-fiqh akbar karya Abu Hanifah sama sekali tidak menyinggung hukum, namun isinya adalah hal-hal yang berkaitan dengan akidah . pada akhirnya pada fase ketiga fiqh difahami sebagai disiplin hukum Islam. Kalau pada awalnya fiqh itu alat untuk memahami atau untuk mengkaji dalam fase tarkhir ini fiqh menjadi sosok objek kajian. Suatu disiplin yang dikaji tidak lagi alat apalagi suatu proses. Fiqh berarti hukum Islam atau ada pula yang menyebut sebagai hukum positif Islam, oleh karena adanya dominasi akal manusia dalam memahami wahyu. [24] Dalam kenyataannya meskipun fiqh bisa diartikan dengan hukum Islam, namun mengandung aspek-aspek selain hukum. Dalam kitab-kitab fiqh dengan konsep etika agama, juga terkadang mengandung pembahasaan akidah yang berarti wilayah kajian ilmu kalam. Dan dalam kenyataannya pula, meskipun fiqh bisa diartikan dengan hukum Islam, namun hukum di sini tidak selalu identik dengan law atau peraturan perundang-undangan Hukum yang mempunyai al-ahkam al-khamsah (wajib, sunat, makruh harm, jaiz) dalam fiqh lebih identik dengan konsep etika agama, dalam hal ini Islam yakni ciri utamanya adalah terwujudnya kandungan nilai ibadah yang sarat dengan pahala dan siksa dan berkonsekuensi akhirat. Inilah ciri utama dalam hal-hal yang digabungkan dengan fiqh. Dilihat dari cakupannya yang sarat dengan muatan religious ethic, fiqh bisa diartikan dengan ilmu tentang perilaku manusia yang landasan utamanya adalah nas / wahyu, atau lebih singkat ilmu Islam tentang perilaku manusia. Istilah perilaku dimaksudkan dengan al-amaliyah yaitu dengan mengecualikan diskursus teologis, perasaan, dan filsafat, sehingga ilmu kalam dan filsafat tidak masuk disini.. sedangkan predikat Islam atau landasan utamanya wahyu membedaan fiqih dengan ilmu atau konsep non islam. Menurut definisi Abu Hanifah fiqh adalah marifat al-nafs malaha waman alaiha amalan. (mengetahui hak dan kewajiban yang berkaitan dengan perilaku seseorang). Konsep hak dan kewajiban adalah konsep etika. Sedangkan definisi yang
  • 10. sering diketahui adalah العلم بلاحكام الصريه العملية المكتسب من ادلتها التفصلية ilmu tentang hukum-hukum atau etika agama syara untuk hal-hal yang berkaitan dengan amaliyah perilaku manusia yang diuwujudkan dengan landasan utama dari dalil-dalil syara yang rinci). Bisa juga didefiniskan sebagai kumpulan hukum-hukum atau etika syara untuk hal-hal yang berkaitan dengan amaliyah perilaku manusia yang termasuk dengan landasan utama dari dalil-dalil syara yang rinci.[25] Di samping uraian di atas, dalam membahas fiqh sering ditemui pengertian hukum dalam pengertiannya menurut ilmu hukum (hukum sekuler), artinya fiqh juga memuat pembahasan beberapa ketentuan sanksi terhadap tindak criminal (jarimah), bagian-bagian hukum waris (mawaris), hukum perkawinan ( munakahat), hukum perdagangan, hukum pidana (jinayah) dan lain-lain. Meskipun matan fiqh tersebut dalam beberapa hal masih tampak sederhana, namun sudah bisa dikatakan cukup maju untuk masanya. Jadi kesederhanaan itu bukan lantaran ketinggalan jaman, namun sesuai dengan tuntutan waktu ketika pemikiran fiqh dihasilkan. Di pihak lain adanya anggapan atau pemikiran yang membuat sacral dan absolute terhadap pengertian hukum islam. Dalam hal ini tidak ada pemisahan antara hukum atau fiqh yang merupakan hasil ijtihad ulama dengan konsep syariah Allah yang identik dengan wahyu, yang memang bisa dikatakan sebagai hal yang absolute, retorika seperti inilah yang sering dijumpai di kalangan masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh Muhamad Muslihudin “Islamic law is diviney ordained syatem, the Will of Good to be established on earth. It is called Shari’ah or the rigt path, Qur’an and the sunnah (traditions of the Prophet) are its two primary and original sources. ( Hukum islam adalah system illahiyyah, kehendak Allah yang ditegakan di atas bumi. Hukum islam itu disebut syariah atau jalan yang benar. Qur’an dan sunnah Nabi merupakan dua sumber utama dan asli bagi hukum Islam tersebut. 2. Pencabangan Fiqh. Fiqh atau hokum Islam mempunyai cakupan yang sangat luas, seluas aspek perilaku menusia dengan segala macam jenisnya. Dalam pembagian klasik fiqh meliputi empat kelompok a. ibadah b. muamalat. . munakahat; d. jinayat. Keempat kelompok ini juga memiliki cakupan yang sangat luas, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan Negara dan politik juga tidak terlewatkan menjadi obyek pembahasan dalam buku fiqh. Dengan kata lain, dari kandungan yang ada dalam buku-buku fiqh, sasaran kajian fiqh meliputi banyak hal yang kemudian tidak jarang mempunyai nama sendiri.[26] Kemudian muncul istilah fiqh politik (fiqh siyasah ) dan fiqih-fiqih lainnya. Fiqh siyasah sebenarnya tidak sekedar diterjemahkan sebagai ilmu tata Negara dalam Islam, namun disejajarkan dengan ilmu politik islam atau Islamic Poltical Thought dan seterusnya sehingga istilah- istilah tersebut menampakkan ciri fiqh yang berupa exersice pemikiran yang tidak berhenti dan tetap berkelanjutan, tidak malah didominasi oleh ciri fiqh yang sarat dengan nilai ibadah yang berkonsekwensi mandeg. Selanjutnya ketka beribicara mengenai hukum pidana maka sudah memakai bahasa hukum yang lazim dipergunakan dalam ilmu hukum. Hal yang samapun juga berlaku bagi cabang fiqh yang lainnya yang sudah muncul atau yang belum
  • 11. muncul, seperti fiqh ekonomi, fiqh perdagangan, fiqh keluarga, fiqh lingkungan, fiqh perbankan dan lainnya. Apabila hal ini bisa dikenal maka disini tidak hanya bicara mengenai hukum, namun hukum Islam yang menjadi ruhnya pada dasarnya berarti etika atau ruh islam, tidak diskursus hukum dalam ilmu hukum atau perundang-undangan. Dengan demikian maka metode induktif harus bisa dipakai dengan leluasa sambil mengakui deduktif dan bahkan landasan wahyu yang dalam banyak sisi bisa dilihat sebagai metafisika. Ini proyek besar, dimana mengerjakannya harus menguasai pula ilmu- ilmu sosial dan humaniora modern. Dari uraian tersebut diatas, ada dua hal yang bisa dikemukakan yaitu : Pertama : Cakupan fiqh baik dalam pengertiannya yang bercabang-cabang tadi maupun masih dalam pengertian hukum Islam, adalah sangat luas, seluas perilaku manusia. Sehingga kasus-kasus baru yang sedang dan akan bermunculan akan selalu menuntut jawaban dari fiqh atau hukum islam. Kedua : agar selalu tetap eksis hukum islam harus mampu memberi jawaban dengan cepat terhadap tuntutan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Disatu sisi jawaban itu harus cepat dan tepat., untuk itu diperlukan pemikir yang mumpuni, dari sisi lain spesialisasi cabang-cabang fiqh perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan sosial budaya dan tehnologi yang ada. [27] BAB. III KESIMPULAN Bab ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan masalah yang penulis ajukan dalam bab. I. yaitu bahwa yang dimaksud dengan : 1. Hukum Islam sebenarnya tidak lain dari pada fiqh islam atau syariat Islam, yaitu koleksi daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bersumber kepada al-Qur’an As-Sunnah dan Ijmak para sahabat dan tabi’in. 2. Syariat : Bawa syari’at, yang dimaksud adalah wahyu Allah dan sabda Rasulullah, merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti oleh orang islam dasar-dasar hukum ini dijelaskan lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rosul-Nya. 3. Fiqh artinya faham atau pengertian., dapat juga dirumuskan sebagai ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma dasar dan ketentuan- ketentuan umum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad yang direkam dalam kitab-kitab hadits, dan berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban melaksanakan hukum islam. 2. Karakter dan tantangannya
  • 12. Hukum islam menekankan pada final goal, yaitu mewujudkan kemaslahatan manusia. dan kemajuan umuat melalui proses siyasah syariyyah, dengan produk qanun atau perundang-undangan ; Dalam membahas fiqh sering ditemui pengertian hukum dalam pengertiannya menurut ilmu hukum, artinya fiqh. tidak ada pemisahan antara hokum Islam atau fiqh yang merupakan hasil ijtihad ulama dengan konsep syariah Allah. Karena norma-norma dasar yang terdapat di dalam AL Quran itu masih bersifat umum, perlu dirinci lebih lanjut ke dalam kaidah-kaidah lebih konkrit agar dapat dilaksanakan dalam praktek.. DAFTAR PUSTAKA Al-qur’an dan terjemahannya 1978, Departemen Agama Republik Indonesia, Bumi Abdul wahab Khalaf, 1968 Ilmu ushul Fikih, Kuwait, Al-Jurjawi, Ahmad ali, Himatut tasyri Wafalsafatuhu, Juz. I al-Harmain, jedah Ahmad hanafi, 1967, Asas-asas Hukum, Pidana Islam, , Bulan Bintang, Jakarta Amir Syarifudin, 2009, Ushul Fiqh II, cet. Ke 5. Perpustakan Nasional, Jakarta. Ali-Juncio Abdul halim, 1966, Abu hanifah Batsahil hurriyyah Watasamuh Fil islam, juz III, Majlis al kairo, Mesir. Ahmad malik Tauhid, 1981, Membina Pribadi Muslim dan Masyarakat, al-Hidayah. Abdul Qodri A.Azizy, 2001, Transformasi Foqh dalam Hukum Nasional, membedah Peradilan Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, Mahmasoni, sobhi, 1981, falsafah Tasyri Fil Islam, Maarif Bandung. Muhammad abduh Malik,2003, Perilaku zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP, bulan bintang, jakarta . Mohammad Daud Ali, Asas-asas hukum islam, 1991, , Rajawali Pers, Jakarta. Hasby ash shiddieqi ,1975, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta Satria Efendi M. Zein, 2005, Ushul Fiqh, Prenada Media, Jakarta ; Abdul Kadir, dkk. 2001, Membedah Peradilan Agama, Mencari Solusi untuk Reformasi Hukum di Indonesia. LPKBHI Fak Syariah IAIN Walisongo dengan PPHIM PTA Jawa Tengah semarang.
  • 13. [1] Maksun Faiz, Konstitusionaisasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, membedah Peradilan Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, 2001, hlm. 171 [2] Al-qur’an dan terjemahannya 1978, Departemen Agama Republik Indonesia, Bumi, hlm.817 [3]I b I d. hlm. 301 [4] Maksun Faiz , Op. Cit.. 172 [5] I b I d., hlm. 175 [6] Hasby ash Shiddieqy, 1974, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakrta, hlm. 44 [7] I b I d. hlm.112 [8] I b I d. [9] I b i d. Hlm. 150 [10] Maksun Faiz, Op. Cit. hlm.175 [11] Abu Zahroh, Ushul Fiqh, hlm. 364. [12] I b I d. [13] I b I d. hlm. 366 [14] Abdul Waha1. b khalaf, ilmu ushul fiqh hlm. `97 [15] Hasby ash shiedieqi, Op. Cit. hlm. 200 [16] Muhammad salam Madkur, Al-madkhal lil fiqhil Islami., hlm. 44 [17] I b I d. [18] H. A. Qodri A.Azizy, Transformasi Fiqh dalam Hukum Nasional, membedah Peradilan Agama, PPHIM Jawa Tengah, Semarang, 2001, hlm.99. [19] I b i d. Hlm.34 [20] H. A. Qodri A.Azizy, Op. Cit. hlm. 100 [21] Hsby , Op. Cit. hlm. Hlm. 35 [22] I b i d.
  • 14. [23] H. A. Qodri A.Azizy, Op. Cit. hlm. 123. [24] I b I d. hlm. 102 [25] I b I d. hlm. 103 [26] I b I d. [27] I b I d. hlm 107