1. BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober /2007 BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober/2007
Perspektif
B u le tin P e s a n tre n
lokal di kedutaan-kedutaan Indonesia setempat,2 Adanya amandemen konstitusi yang
mengajar privat (umum dilakukan mahasiswa mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan
Indonesia di Malaysia), berwiraswasta (seperti itu sudah bagus tapi langkah ini tentu saja belum
yang dilakukan sebagian mahasiswa Mesir cukup, masih dibutuhkan sejumlah langkah
dengan membuka warnet atau agen perjalanan), reformasi lain di bidang pendidikan termasuk di
Edisi 05/Vol. 01/Oktober 2007 menjaga warnet, sampai bekerja sebagai guide antaranya menghilangkan praktik diskriminasi
(pemandu) jamaah haji, baik travel ONH Plus pengalokasian dana antara institusi pendidikan di
Perspektif maupun jamaah haji biasa yang dikenal dengan bawah Depdiknas dan Depag, perlunya
istilah pekerja TEMUS (tenaga musim atau peningkatan apresiasi kalangan birokrat terhadap
Tantangan Pendidikan Islam di Era seasonal worker) pada Departemen Agama pelajar dan mahasiswa dengan cara memberikan
Globalisasi (2) (Depag). Apa yang dihasilkan mereka selama kemudahan – bukan malah mempersulit – segala
Oleh: A. Fatih Syuhud kerja part-time, termasuk guide haji, umumnya proses yang berkaitan dengan prosedur urusan
Dewan Pengasuh PP. Al-Khoirot sangat pas-pasan dan tidak seimbang dengan pendidikan. Lembaga-lembaga Islam semacam
Website: www. fatihsyuhud.com terbuangnya waktu dan tenaga yang mereka pesantren perlu mendapatkan dukungan
keluarkan. sepenuhnya dari pemerintah, baik moril maupun
Reformasi Paradigma Pendidikan Di samping itu, sudah bukan rahasia lagi finansial, karena lembaga-lembagasemacam
Secara faktual hampir seluruh negara-negara rendah sehingga infrastruktur pendidikan yang bahwa di era Orde Baru pelajar mengalami inilah yang berperan besar membantu program
Islam1 baru terlepas dari belenggu penjajahan mutlak diperlukan tidak atau jarang tersedia. banyak hambatan, khususnya untuk kuliah agama, pemerintahdi dalam melestarikan nilai-nilai dan
Barat di akhir abad dua puluh tepatnya sekitar Sebagai contoh Malaysia, negara Islam yang untuk dapat belajar ke luar negeri apalagi untuk spirit Islam di satu sisi serta pemberantasan buta
1950-an. Pada umumnya terjadinya pemindahan relatif maju program pendidikannya ini, menurut mendapatkan beasiswa. Bandingkan misalnya huruf di sisi lain, khususnya di daerah-daerah
kekuasaan dari penjajah ke tangan pribumi UNESCO (1996) hanya mengalokasikan dana dengan Malaysia atau India. Para pelajarnya pedesaan yang notabene menjadi tempat
menimbulkan terjadinya perubahan politik di U$D 82 perkapita, sementara Indonesia sendiri bukan hanya didorong untuk belajar ke luar mayoritas rakyat Indonesia.
negara-negara tersebut yang sebagai akibatnya cuma mengalokasikan U$D 6 perkapita. negeri tetapi juga mendapat tawaran-tawaran Di lain pihak lembaga-lembaga Islam
tertundanya reformasi pendidikan yang dicita- Hal ini menimbulkan dampak-dampak yang beasiswa atau pinjaman-pinjaman jangka panjang tradisional semacam pesantren, khususnya
citakan sebelumnya. Rezim kekuasaan yang baru tidak efektif, seperti pelajar yang hendak yang menarik.3 Di era pasca Orba atau Era pesantren salaf perlu melepaskan diri dari blue-
pasca kolonialisme tidak mampu memfokuskan memperdalam ilmunya terpaksa harus pergi ke Reformasi saat ini praktik-praktik mempersulit print lamanya dan memodernisasi system dan
diri pada tugas ini. Fokus utama mereka adalah luar negeri yang biayanya relatif lebih mahal pelajar yang akan studi ke luar negeri masih saja metede pendidikannya agar tidak tertinggal
bagaimana mempertahankan kekuasaan di apalagi kalau tujuan belajarnya di negara-negara terjadi yang dilakukan oleh berbagai pihak dengan perkembangan keilmuan modern yang
tengah-tengah terjadinya kekacauan politik. Oleh maju. Sementara kecenderungan belajar ke luar birokrasi yang terkait, mulai dari pengurusan melajubegitu pesat. Secara histories sejak awal
karena itu pengembangan dan reformasi negeri ini menimbulkan persoalan tersendiri paspor, permintaan rekomendasi, dan lain-lain berdirina pada sekitar abad enam belas melewati
pendidikan menjadi terabaikan untuk beberapa khususnya bagi mereka yang secara ekonomis hampir tak dapat dilakukan tanpa adanya uang masa penjajahan, Orde Lama, Orde Baru, dan
waktu. Pendidikan hanya menjadi bagian dari kurang mampu. pelicin di bawah meja. Orde Reformasi saa ini, pesatren salaf dikenal
retorika politik dan rencana-rencana Dari ribuan mahasiswa yang belajar di luar dengan sikapnya yang selalu menjaga jarak
pengembangan pendidikan terartikulasi tanpa negeri - kecuali yang belajar di negara-negara dengan kekuasaan (Federspiel, 1995) dan
adanya pencapaian yang berarti. Dewasa inipun maju seperti Amerika, Eropa dan Australia yang pemerintahpun enggan mendekati pesantren
anggaran negara yang dicangkan untuk program umumnya berlatar belakang ekonomi menengah 2
Kedutaan yang mempekerjakan mahasiswa Indonesia
kecuali saat-saat menjelang PEMILU. Di Orde
pendidikan di negara-negara Islam relatif sangat ke atas yang tersebar di Asia Selatan (India, umumnya adalah KBRI di Timur Tengah (Mesir, Syria,
Tunisia, dll), sedangkan untuk KBRI India tampak lebih Reformasi ini sangat urgen adanya sikap
Pakistan, Bangladesh) dan Timur Tengah (Mesir, menyukai staf lokal yang langsung diambil dari Indonesia kebersamaan antara lembaga-lembaga agama,
Jordan, Syria, Sudan, dan lain-lain) mayoritas yang relatif kurang pengalaman, padahal banyak mahasiswa khususnya lembaga Islam dengan pemerintah
1
Yang dimaksud negara Islam di sini adalah negara yang adalah berlatar belakang ekonomi lemah (kaum India yang berminat. Faktor KKN masih menjadi praktik
melalui pendekatan yang bersifat mutual respect
mayoritas penduduknya beragama Islam. Jadi tidak hanya santri pedesaan) yang untuk biaya studi dan lazim di sejumlah KBRI sampai saat ini.
berkonotasi pada negara-negara yang secara konstitusi 3
Di Malaysia dan India prosedur untuk mendapatkan (saling menghargai), mutual understanding
berideologikan Islam. Istilah ini dipakai hampir oleh seluruh menunjang kehidupan sehari-hari harus banting beasiswa dilakukan dan diumumkan dengan sangat transparan (saling memahami) dan mutual need (saling
penulis Muslim ataupun no-Muslim (orientalis) yang tulang bekerja paruh waktu (part-time) yang yang memungkinkan siapa saja yang berkualitas akan membutuhkan) dengan tujuan yang pasti yaitu
membahas tentang Islam. Lihat, misalnya Khusro (1981). beraneka ragam mulai dari bekerja sebagai staf mendapatkannya tanpa kekuatiran akan di’kudeta’ oleh pihak-
untuk semakin mendorong laju pertumbuhan
pihak tertentu.
Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori) Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori)
2. BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober /2007 BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober/2007
Perspektif Perspektif
pendidikan demi terciptanya jutaan pakar-pakar yang berlatar belakang santri, (c) semakin Furnham, A. & Gunter, B. (1983), “Political Knowledge and
Awareness in Adolescent”, Journal of Adolescence, 6, 373-385.
Nuzulul Qur`an &
iptek yang ber-imtak (beriman dan bertakwa). tipisnya friksi yang trjadi antara berbagai
Dalam hal ini sikap arogansi kekuasaan di satu organisasi Islam yang disebabkan oleh semakin
Gunter, B. (1984), “Television as Facilitator of Good Behaviour among
Children”, Journal of Moral Education, 13, 152-159. Tradisi Baca-Tulis
Huesman, L.R. & Eron, L.D. (Eds.) (1986), Television and the
pihak dan rasa inferioritas di pihak lain, mutlak tajamnya visi Islam mereka dalam awal milenium Aggressive Child: A cross-national comparison, Hillsdale, New
harus dihapuskan. ini dan (d) terjadinya perubahan dahsyat dalam Jersey, Erlbaum. “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang
Hegell, A & Newburn, T. (1996), “Comparison of the Viewing Habits menciptakan. Yang telah menciptakan manusia
Sementara itu sesuai dengan latar belakang konstalasi politik di Indonesia dari ‘demokrasi and Preferences of Young Offenders and Representative Shool
dan kecenderungan yang berbeda, para ilmuwan artifisial’, menuju demokrasi esensial yang relatif Children”, Pastoral Care, 14, 1, hlm. 31-42. dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah
terbagi dalam dua kategori yaitu, (a) ilmuwan dapat diharapkan. Hiesberger, J.M. (1981), “The Ultimate Challenge to Religious Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan
Education” dalam Religious Education, 76 (4), hlm.355-359.
agama, yakni ilmuwan yang mengadakan Untuk itu yang paling diperlukan guna Hendry, L.B. & Thornton, D.J.E. (1976), “Games Theory, Television
al-qalam. Mengajarkan manusia apa yang tidak
pengkajian khusus berbagai disiplin ilmu agama mengimplementasikan blue-print di atas adalah and Leisure: an Adolescent Study, dalam British Journal of ia ketahui.” (Al-‘Alaq:1-5)
Social and Clinical Psychology, 15, hlm.369-376.
dan (b) ilmuwan umum, yakni para pakar yang visi yang jauh ke depan dan political will Khan, Sharif (1986), Islamic Education, New Delhi: Ashish Publishing
mengambil spesifikasi berbagai disiplin ilmu (kemauan politik) semua pihak yang terkait yaitu: House, hlm.37-38. Ada sebuah kisah menarik tentang tema yang
duniawi kontemporer. individu-individu Muslim (termasuk orang tua), Khan, Sharif (1997), Some Aspects of Islamic Education, Ambala ingin saya tulis kali ini. Fenomena ini diceritakan4
Cantt. (India): Associated Publishers, hlm.61-64.
Para ilmuwan umum tentunya akan para pakar iptek dan agama, institusi-institusi Khusro, Syed Ali Muhammad (1981), “Education in Islamic Society” oleh seorang mahasiswa India asal Indonesia
‘menggarap’ ladang yang sesuai dengan bidang- pendidikan, lembaga-lembaga Islam serta dalam Khan, Muhammad Wasiullah, Education and Society in yang sedang mengurusi perpanjangan ijin tinggal
the Muslim World, Jeddah: Hodder & Stoughton – King
bidang yang menjadi keahlian mereka masing- pemerintah. Tanpa adanya unifikasi political will Abdulaziz University, hlm.82-84.
di kantor imigrasi. Dia kebetulan duduk
masing sementara fungsi para ilmuwan agama di berbagai elemen di atas, umat Islam Indonesia Rosenbaum, Ron (1995), “Even the Wife of the President of the United bersebelahan dengan seorang bule yang datang
States had to Stand Naked”, The Independent, 21 January, cetak bersama keluarganya. Ketika penduduk luar India
sini adalah (a) sebagai mediator antara aspirasi akan tetap terbelakang. Dan bila demikian ulang dari kisah dalam The New York Times.
umat dengan para pakar iptek, (b) mengadakan Indonesia tidak akan pernah menjadi negara maju, Selnow, G.A. & Reynolds, H. (1984), “some Opportunity Costs of lain tampak ribut dan berbicara sendiri-sendiri,
hubungan yang proporsional dengan para pakar sebagaimana yang dikatakan oleh Sayidiman Television Viewing”, Journal of Broadcasting, 28, hlm. 315- seluruh anggota keluarga ini tampak asyik
322.
komunikasi massa dalam rangka memanfaatkan Suryohadiprojo, mantan gubernur Lemhanan Silverman-Watkins, L.T. & Sprafkin, J.N. (1983), “Adolescent’ membaca buku. Sang suami membaca “My Life”-
media massa, khususnya televisi dan internet, (Republika, 23/09/1994).[] Comprehension of televised Sexual Innuendos”, dalam Journal nya Bill Clinton, istrinya membaca novel seorang
of Applied Developmental Psychology, 4, hlm.359-369.
sebagai upaya unifikasi dan pengembangan umat Sheehan, P.W. (1983),”Age Trends and Correlats of Children’s
ahli hukum John Grisham, sementara kedua
dan (c) menyatukan paradigma para pakar iptek Bibliografi Television Viewing”, dalam Australian Journal of Psychology, anaknya membaca komik Archie. Pemandangan
Ahmed, Manzoor (1990), Islamic Education, New Delhi: Qazi 35, hlm. 417-431. bule yang sedang asyik membaca merupakan
Muslim bahwa apa yang akan, sedang dan telah Publishers, hlm. 1 Tidhar, C.E. & Peri, S. (1990), “Deceitful behaviour in Situation
diperbuat selalu mengandung dua dimensi yaitu Asfar, Muhamad (1996), “Ulama dan Politik: Perspektif Masa Depan”, Comedy: Effects on Children’s Perceptions of Social Reality”, fenomena umum yang tidak hanya terjadi di
pengabdian kepada Allah (ibadah) dan untuk Ulumul Quran, 5(VI), hlm. 4-18. dalam Journal of Educational television, 16, hlm. 61-67. kantor imigrasi itu saja. Pendeknya, masyarakat
Brown, Chip, “The Science Club Serves its Country” dalam Esquire, Tan, A.S. (1979), “Television Beauty Ads and Role Expectations of
kebaikan serta rahmat seluruh umat manusia December 1994. Adolescent Female Viewers”, dalam Journalism Quarterly, 56, Barat—yang awam, lebih-lebih yang terpelajar—
(Nawwab, 1979). Yang pada gilirannya nanti Cairns, E. (1990), “Impact of Television News Exposure on Children’s hlm. 283-288. telah terbiasa untuk menghabiskan waktu dengan
Perceptions of Violence in Northern Ireland” Journal of Social Telfer, R.J. & Kann, R.S. (1984), “Reading Achievement, Free reading,
akan mengarah pada Islamisasi iptek sebagaimana Psychology, hlm. 130, 447-452. Watching TV, and Listening to Music”, Journal of Reading, 27,
membaca dan hal itu merupakan ciri masyarakat
yang dicita-citakan oleh Al-Faruqi di atas. Conway, M.M., Stevens, A.J. & Smith, R.G. (1975), “The Relation hlm.536-539. yang berbudaya.
between Media Use and Children’s Civic Awareness”, UNESCO (1996), dalam Jawed, Muhammad, (Ed.) Year Book of the Di Indonesia membaca bukanlah fenomena
Journalism Quarterly, hlm. 52, 531-538. Muslim World: A Handy Encyclopaedia, New Delhi: Medialine,
Penutup Durkin, K. (1985), Television, Sex-roles and Children, Milton Keynes, hlm. 53-54. umum. Ia hanya menjadi kegiatan sekelompok
Gambaran solusi Islami terhadap tantangan- Open University Press. Wiegman, O., Kuttschreuter, M. & Baarda, B. (1992), “A Longitudinal kecil masyarakat yang bagi banyak orang
Earl, R.A. & Pastermack, S. (1991), “Television Weather Casts and Study of the Effects of Television Viewing on Aggressive and
tantangan pendidikan di era globalisasi di atas, their Role in Geographic Education”, Journal of Geography, Prosocial Behaviors”, dalam A British Journal of Social merupakan sesuatu yang asing. Lebih ironis lagi,
bagaimanapun, merupakan disain besar, yang hlm. 90, 113-117. Psychology, 31, hlm. 147-164. kegiatan membaca yang merupakan jantung dunia
Faruqi, Isma’il al- (1987), “Foreward” dalam Akbar S. Ahmed Toward Young, Robert (1997), “Science is Social Relations”, dalam Radical
oleh sebagian kalangn mungkin dianggap terlalu Islamic Anhtropology: Definition, Dogma and Directions, Science Journal, 5, hlm. 65-131.
pendidikan justru tidak banyak diakrabi oleh
romantis. Kendatipun bukan berarti mustahil Lahore, hlm.7. Zuckerman, D.M., Singer, D.G. & Singer J.L. (1980), “Children’s mahasiswa yang merupakan subjek dan objek
Francis, Leslie J. (1997), “The Socio-psychological Profile of the Television Viewing, Racial and Sex-role Attitude”, dalam pendidikan pada tingkat tertinggi. Seperti yang
dilakukan dengan melihat beberapa fenomena Teenage Television Addict” dalam The Muslim Education Journal of applied Social Psychology”, 10, hlm.281-294.
paling mutakhir di berbagai dunia Islam, Quarterly, 1 (15), hlm 5-19. kita ketahui bersama, bahkan di dalam kelas pun,
khususnya Indonesia meliputi (a) semakin Federspiel, Howard M. (1995), “Pesantren” dalam Esposito, J.L. The Oxford
Encyclopedia of Modern Islamic World, London: Oxford University Press,
ketika seorang dosen belum datang, aktivitas yang
menipisnya dikotomi antara – meminjam istilah Vol.3, hlm.325-326.
Gould, M.S. & Shaffer, D. (1986), “The Impact of Suicide in
Clifford Geertz – Islam Santri dan Islam Television Movies”, New England Journal of Medicine, 315, 4
Cerita ini dikutip dengan ijin penulis di
Abangan, (b) semakin banyaknya pakar iptek 690-694
afatih.wordpress.com.
Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori) Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori)
3. Periskop BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober /2007 Periskop BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober/2007
dilakukan pada umumnya bukanlah membaca, dan keimanan dalam aktifitas pembacaan itu. ***
melainkan berbincang-bincang menghabiskan
waktu yang lebih merupakan ciri masyarakat
Tentu hal itu tidak berarti meminggirkan peran
nalar dalam proses pembacaan. Sebaliknya,
Seperti telah disinggung di atas, minat baca
umat Islam Indonesia, dan orang Indonesia secara
RAMADHAN (2)
yang belum modern dalam arti sebenarnya. rasionalitas (baca: ta’aqqul, tadabbur) adalah umum, lebih terkait dengan persoalan budaya Oleh: Syamsul Arifin
Membincangkan hal ini menjadi menarik komponen utama dalam proses memahami dan daripada agama. Namun sebagai negara dengan Santri PP. Al-Khoirot
ketika kita mengingat bahwa mayoritas menafsirkan ‘bacaan’, namun hal ini tidak boleh penduduk beragama Islam terbesar di dunia, Samsul.alkhoirot@gmail.com
masyarakat Indonesia adalah Muslim dan bahwa meminggirkan keimanan dan spiritualitas dalam adalah ironis bahwa Muslim Indonesia belum A. Memenuhi rukun-rukun puasa, yaitu:
wahyu pertama dalam Islam adalah perintah prosesnya. mampu menerjemahkan wahyu pertama dalam 1- Niat berpuasa ramadhan...(edisi sebelumnya)
untuk membaca. Tidak adil memang jika kita Selanjutnya, dalam analisis semantik bahasa kehidupan sehari-hari. Di belahan lain dunia 2- Berpuasa disiang harinya bulan ramadhan
memaksakan komparasi antara fenomena dalam Arab6, pembuangan objek dari kata iqra’ Islam, kondisinya lebih baik. Di India dan Iran
paragraf pertama dengan yang terjadi pada memiliki implikasi bahwa objek yang dibaca misalnya. Di kedua negara tersebut tradisi B. meninggalkan perbuatan yang bisa
masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. adalah umum—disamping tentu saja Al-Quran keilmuan yang memang telah lama mengakar menghilangkan pahala puasa, yaitu:
Kedua hal itu lebih menunjuk pada perbedaan sebagai kitab suci. Karenanya seorang yang terus lestari hingga kini. Dalam sejarahnya, 1-Memandang hal-hal yang diharamkan.
budaya daripada afiliasi agama. Namun beriman pada Al-Quran tidak perlu membatasi bangsa Indonesia tidak memiliki satu peradaban Pandangan yang haram akan membekaskan
kenyataan bahwa wahyu pertama yang turun pada materi bacaan selama pembacaannya selalu dengan tradisi baca-tulis (baca: keilmuan) yang bayangan di dalam hati kita terhadap apa-apa
Nabi berisi perintah membaca dan pentingnya menyertakan ismi Rabbik. Pada tataran kuat. Dibutuhkan lebih dari sekedar kerja keras yang kita pandang. Dan pada waktu itupun
penulisan membuat kita harus berpikir kembali epistemologis frase bismi Rabbik dapat dilihat untuk menggapai hal itu. Nuzulul Quran bisa Syaitan merasuk dan segera bermain di dalam hati
tentang hal ini. sebagai rambu-rambu dalam ‘membaca’. menjadi jawaban untuk semua itu. kita, pikiran dan angan-angan menjadi kacau
*** Pembacaan tanpa menggunakan ismi Rabbik, Dengan merujuk pada Al-Quran, adalah karena bayang-bayang yang begitu mempesona
Surat al-‘Alaq ayat 1-5 adalah wahyu verbal katakanlah seperti filsafat sekuler—jika istilah ini sahih untuk mengatakan bahwa menjadi seorang dari apa yang kita pandang yang tak lain
pertama yang diterima Nabi saw. Dalam kisah disetujui, dapat melahirkan proses dan hasil yang Muslim yang baik adalah menjadi pembaca yang merupakan hiasan syaitan yang telah merasuk
pewahyuan ayat-ayat ini, Nabi dikisahkan berbeda dengan hasil pembacaan yang, sebutlah, baik (baca: rajin, dst). Meski perangkai tulisan ini dalam hati kita. Akibatnya akan lahir kejelekan-
‘dipaksa’ oleh malaikat Jibril untuk membaca Islami. Untuk sekedar menyebut contoh, bagi kurang kredibel untuk ‘mendakwahkan’ hal ini, kejelekan yang banyak di dalam hati kita.
(iqra’/bacalah!). Tapi saat itu Nabi merespon seorang rasionalis keraguan adalah metode momentum nuzulul Quran rasanya layak Meskipun pada dasarnya manusia ini
dengan menjawab “Saya bukanlah seorang yang epistemologis yang valid untuk mencapai dijadikan pijakan awal transformasi budaya untuk diciptakan dengan dua sisi, yaitu sisi buruk dan
bisa membaca”. Ada sebuah analisis menarik dari kebenaran. Tapi hal ini ditolak oleh Al-Quran lebih bersahabat dengan bacaan dan tulisan. Di baik dan dilengkapi oleh sifat kelemahan sebagai
Tariq Ramadan5 tentang peristiwa ini. Dia (10:36).7 sini, di Indonesia. wallahu a’lam.[] manusia. namun semua itu bukan menjadi alasan
menulis bahwa karena Nabi adalah seorang ummi Perintah membaca pada ayat pertama surat bagi kita untuk selalu merasa lemah dan terus
saat itu Nabi “mengungkapkan ketidakmampuan al-Alaq dilanjutkan dengan isyarat terhadap Mohammad Imdad Robbani menerus membiarkan diri kita selalu terpedaya
logis dan bila kemudian Nabi mampu membaca pentingnya tulisan pada ayat keempat dan kelima. Alumni PP. Lirboyo, Kediri oleh tipu muslihat yang direncanakan dan disusun
hal itu karena spiritualitas yang terkandung di Tentang kaitan antara ayat 3-4 dan ayat sedemikian rapinya oleh syaitan. Terutama
dalamnya—‘dengan nama Tuhanmu’—membuka sebelumnya, Al-Biqa’i menyatakan bahwa Allah dengan pandangan kita yang pada umumnya
akses terhadap dimensi lain ilmu pengetahuan”. mengajarkan pada Nabi saw. sekalipun saat itu setiap manusia menginginkan keindahan dalam
Setidaknya ada beberapa hal yang menarik beliau adalah seorang ummi sebagaimana Allah setiap apa yang mereka pandang. Akan tetapi kita
untuk dibicarakan. Pertama adalah bahwa Nabi mengajarkan ilmu pada orang bodoh dengan sebagai ummat muslim, tentunya ada tuntunan
saw., seorang ummi—tentang hal ini ada hikmah pena.8 Disini terdapat penekanan terhadap tersendiri dengan semua yang akan kita lakukan
tersendiri dalam ayat lain—‘dipaksa’ untuk pentingnya penulisan sebagai sarana transmisi termasuk dengan pandangan kita.
membaca. Hal ini memberikan impresi betapa ilmu yang dalam Islam mendapat tempat yang Mengumbar pandangan merupakan
Islam menekankan pentingnya membaca hingga tinggi. kemaksiatan kepada Allah yang akan berdampak
dipilih seorang ummi, yang dipaksa untuk hilangnya amal baik kita, termasuk pahala dari
membaca, untuk menyampaikan pesan-pesannya. 6
Tentang hal ini dapat dibaca ulasan al-Jurjani dalam Dalail puasa yang kita lakukan setiap hari selama bulan
Kedua, keharusan untuk menyertakan spiritualitas al-I’jaz I/44. Ramadhan.
7
Uraian tentang hal ini dapat dibaca dalam Al-Attas, Dalam islam kita tidak boleh mengumbar
Prolegomena to The Metaphysics of Islam, 117 dst.
5
Dalam Western Muslims and The Future of Islam, hal. 20-21. 8
Baca Al-Biqa’i, Nazhm al-Durar, IX/470.
pandangan pada setiap sasuatu yang indah
Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori) Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori)
4. BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol. 01/Oktober /2007 BULETIN AL KHOIROT Edisi 05/Vol.
JADWAL PENGAJIAN PP. AL-KHOIROT
Kolom Santri NO. NAMA KITAB
PENGAJIAN REGULER
MU`ALLIM WAKTU WIB
01/Oktober/2007
KET.
1 Kafrawi (Nahwu)
KH. Zainal Ali 07:00 – 08:30 Putra
menurut pandangan kita jika hal tersebut dilarang lomba untuk menjadi yang terdepan dalam 2 Kailani (Shorof)
oleh hukum islam. Jadi dengan adanya syari`at mencari dan menampilkan berita yang membuat 3 Lu`lu` wal Marjan 16:00 – 16:30 Putra-putri
Kyai Ja`Far Shodiq
4 Bughiyatul Mustarsyidin 16:30 – 17:00 Putra-putri
islam kita sudah memiliki pedoman dalam semua heboh dan penasaran pada pemirsanya. Bagi 5 Iqna`
aspek kehidupan kita sehari-hari. seorang muslim kita harus berupaya semampu 6 Muhaddab
mungkin untuk meninggalkan hal-hal tersebut 7 Fathul Wahhab KH. Zainal Ali 20:00 – 21:00 Putra-putri
2- Menggunjing atau menggosip ()ﻏﻴﺒﺔ agar tidak larut dan terbiasa dengan menggunjing 8 Tafsir Jalalain
Ghibah mungkin bukan sesuatu yang asing orang lain. Yaitu dengan cara "berkata yang baik 9 Shohih Bukhori
PENGAJIAN REGULER PUTRI
bagi kita, karena setiap lapisan masyarakat sudah atau diam".
NO. NAMA KITAB MU`ALLIM WAKTU WIB KET.
tahu dan mengerti bagaimana dan apa yang 1 Sullam
dinamakan ghibah serta bagaimana hukumnya. 3- Berbohong ( )آﺬبdan Mengadu Domba ()ﻧﻤﻴﻤﺔ 2 Safinah
Setiap orang apabila ditanya tentang hukum Lidah kita bentuknya memang kecil dan 3 Bidayatul Hidayah Nyai Hj. Luthfiyah Syuhud 07:00 – 08:00 Santri Putri
ghibah akan menjawab "dosa". Akan tetapi pada tidak bertulang, namun karena lidah seringkali 4 Syarah Fathul Majid
realita kehidupan masyarakat, ghibah seakan-akan kita jumpai berbagai macam pertengkaran, 5 Irsyadul `Ibad
6 Mutammimah
bukan hal yang sangat dibenci dan dilarang oleh permusuhan, kebencian, perceraian, bahkan 7 Kailani
Nyai Hj. Luthfiyah Syuhud 19:30 – 20:30 Santri Putri
agama, bahkan sebagian orang ketika ditegur atau peperangan bisa berlangsung akibat tidak PENGAJIAN NON REGULER
dinasihati agar mereka berhenti untuk terkendalinya lidah kita dengan berbohong NO. NAMA KITAB MU`ALLIM WAKTU WIB KET.
menggunjing (Ghibah), dengan enaknya mereka Berbohong merupakan termasuk sebagian
menjawab "ini kan bukan ghibah tapi cuma yang mudah sekali diucapkan oleh lidah, padahal Mirqot as-Su`ud at-tashdiq Jumat Umum(Santri dan
1 KH. Zainal Ali
syarah Sullam Taufiq 16:00 – 17:00 Masyarakat)
ngomongin apa adanya kok....!", padahal hal yang ketika pertama kali kita berbohong, maka sudah
seperti itulah yang dimaksud ghibah. pasti untuk menutupi kebohongan tersebut kita Faidul `Allam fi Hukmi as- Malam Minggu Legi
Di zaman kita saat ini, banyak sekali dituntut untuk terus berbohong. Kebohongan 2 Habib Sholeh al-aydrus Umum
Salam 18:00 – Selesai
diadakan acara-acara perkumpulan, jama`ah yang kita ciptakan meskipun tidak diketahui oleh Jumat Legi Alumni dan
3 Shahih Bukhori KH. A. Fatih Syuhud
yasin, tahlil, pengajian rutin kaum ibu-ibu, dan orang lain tapi perbuatan tersebut akan terus 14:00 – 15:00 Umum
lain sebagainya, namun terkadang sebagian dari menerus menyiksa dan membebani pikiran dan
anggotanya (bukan keseluruhan) disetiap hati kita.
perkumpulan tersebut dengan santainya dan Begitu juga dengan namimah yang mana
kompaknya, untuk mengisi kekosongan waktu perbuatan ini sangatlah fatal dampaknya terutama
mereka dalam rangka menunggu acara dimulai, bagi kedua belah pihak yang di adudomba, karena
mereka isi dengan ngobrol dan bicara yang begitu besar dampaknya, Rasulullah sangatlah
ngelantur kemana-mana yang pada akhirnya membenci orang yang suka mengadu domba.
(tanpa mereka sadari atau tidak) mereka Beliau bersabda "bukan termasuk golongan
menggunjing tetangga, kerabat, saudara, bahkan ummatku orang yang suka mengadu domba"
bisa-bisa suami mereka sendiri juga tak jarang Beberapa hal diatas yang telah disebutkan
menjadi bahan pergunjingan. merupakan hal yang sangat penting untuk kita
Realita membuktikan bagaimana kerusakan perhatikan dengan sebaik-baiknya, terutama di
yang ditimbulkan dari menggunjing (Ghibah) bulan puasa ini, demi memperoleh pahala dan
yang bergaung di berbagai penjuru. Kadang orang keutamaan puasa yang kita laksanakan. Sehingga Alamat Redaksi: PP. Al-Khoirot Jl. KH. Syuhud Zayyadi Rt: 09/01
berucap tanpa ia pikirkan terlebih dahulu dan ia kita berpuasa tidak hanya merasakan rasa lapar
B u le tin P e s a n tr e n Dsn. Krajan
Karangsuko Pagelaran Malang , Tlpn. (0341)879709, Hp. 081333388490
anggap hal yang sangat sepele namun berakibat dan haus semata, namun juga merasakan hikmah Email: redaksi.alkhoirot@gmail.com
fatal bagi dirinya, keluarga, tetangga, dan dan arti sesungguhnya dari ibadah puasa di bulan Website: www.alkhoirot.com
masyarakat di sekitarnya. Ramadhan, serta kenikmatan yang akan diberikan
Dan kini majelis-majelis seperti ini laku dan oleh Allah SWT di dunia lebih-lebih di akhirat Penasihat: KH. Zainal Ali Suyuthi
Pemimpin Redaksi: A. Fatih Syuhud
banyak diminati oleh masyarakat. Beragam dosa nanti. Semoga kita dijauhkan dari perbuatan-
Wakil Pemred: Ja`far Shodiq Syuhud
lahir dari aktivitas ini. Berbagai media berlomba- perbuatan tersebut, Amin. [] Redaktur Pelaksana: Syamsul Arifin
Sekretaris: Syamsul Huda
Kebanyakan kesalahan anak Adam itu ada pada lisannya (HR. Bukhori) StafKebanyakan kesalahan Syamsuri, Achmad Juwaini, Maskur, Ali Ma`sum
Redaksi: Moch. Su`udi, anak Adam
itu ada pada lisannya (HR. Bukhori)
Ket.:Redaksi menerima kontribusi tulisan opini seputar santri, pesantren, Islam dan problematika
dunia Islam secara umum. Tulisan hendaknya tidak lebih dari 500 kata