Dokumen tersebut membahas tiga metode merenungkan kitab suci secara saleh, yaitu metode monastik (Lectio Divina), metode Ignatian, dan metode Fransiskan. Ketiga metode tersebut melibatkan proses membaca, memikirkan, berdoa, dan meniru ajaran kitab suci dalam kehidupan sehari-hari.
4. Monastik (Lectio Divina)
• Lectio Divina : membaca
secara ilahi atau membaca
secara spiritual
• Populer abad XIV, tetapi
asalnya pada abad-abad
pertama monastik
• Empat tahap: Lectio –
Meditatio – Oratio -
Contemplatio
5. LECTIO
• Mengambil teks pendek
• Membaca secara perlahan dengan
penuh doa
• Mengambil kata atau kalimat kunci
yang bermakna
• Fokus pada kedalaman apa yang
dibaca, bukan jumlahnya.
6. MEDITATIO
• Bukan aliran kesadaran atau asosiasi bebas atau
(Timur: meditasi transendental)
• Membiarkan kata tenggelam dalam hati
pembaca
• Bandingkan Yos 1:8 dan Mazmur 1:2
• Mazmur 23: Tuhan adalah gembalaku.
• Bandingkan dengan doa litani
7. ORATIO
• Setelah mendengar, lalu menanggapi
• Mengucapkan doa sesuai dengan
tanggapan atas teks.
• Mis: Tuhan adalah gembalaku. Doanya:
ucapan syukur atas berbagai cara yang
diberikan Allah karena telah mendampingi
selama bertahun-tahun sepanjang hidup.
8. CONTEMPLATIO
• Membiarkan teks bekerja dalam diri orang:
tujuan pembacaan ilahi (lectio divina)
• Tidak ada upaya untuk menambah
inspirasi tambahan.
• Akhirnya: orang merasakan perjumpaan
atau kehadiran Allah dan kebenaran-Nya.
10. Latihan Rohani
• Ignatius Loyola (1491-1556)
• LATIHAN ROHANI
• Pembedaan Roh dalam diri
• Mengundang pembaca untuk
secara penuh berinteraksi
dengan teks
• Seperti Lectio Divina
11. Teks Naratif
• Cocok untuk kisah-kisah tentang iman
• Pembaca adalah seorang pengamat yang tajam
(a careful observer)
• Ignatius mengajak untuk menggunakan 5 indera
dalam meditasi ini
• Pembaca menjadi salah satu dari tokoh yang ada
• Fokus utama: membantu pembaca melihat kisah
dari sudut pandang Yesus dan berpartisipasi
secara penuh: akal, hati, dan karya
12. Contoh (Yohanes 18:1-11)
• Membutuhkan waktu 5 hari
• Setiap hari, pembaca akan membayangkan
dirinya sendiri dalam figur yang berbeda.
• Yudas , seorang prajurit, Petrus, hamba imam
agung, dan Yesus
• Masuk dalam setiap karakter, pembaca
ditantang untuk minta kepada Allah bagaimana
hidup dalam kesetiaan dan ketaatan yang lebih
besar.
• Tujuan dari metode Ignasian [KETAATAN]
14. FRANSISKUS ASSISI
• Bukan produk langsung Fransiskus Assisi
• Pembacaan secara Fransiskan melibatkan unsur-
unsur spiritualitas Fransiskan: spontan, kasih,
pujian, keindahan, kenikmatan dalam ciptaan.
• Sama seperti metode Ignasian: menggunakan
proses akal budi dan hati untuk masuk dalam
teks.
• Tujuan pembacaan Fransiskan: mengikuti Kristus
yang miskin dan tersalib
15. 5 PERTANYAAN DASAR
• Apa yang dikatakan oleh perikop ini tentang sifat
Allah?
• Apa yang dikatakan oleh perikop ini tentang sifat
manusia?
• Apa yang dikatakan oleh perikop ini tentang
relasi Allah dengan manusia?
• Apa yang dikatakan oleh perikop ini tentang
bagaimana aku harus berdoa?
• Apa yang diusulkan dari perikop ini tentang
bagaimana aku bertindak?
16. 4 Langkah Metode Doa Fransiskan -Klaris
dengan Kitab Suci
• MEMANDANG
(GAZING)
• MENIMBANG
(CONSIDERING)
• BERKONTEMPLASI
(CONTEMPLATING)
• MENYERUPAKAN
(IMITATING)
17. MEMANDANG
• Santa Klara: banyak orang buta
huruf dan hanya bisa memahami
Injil dengan icon atau gambar
• Fransiskus: Gua Natal
• Melampaui huruf, tujuan adalah
untuk memusatkan diri pada
teks, dengan menekankan
keyakinan inkarnasional para
Fransiskan
18. MENIMBANG
• Klara mengajak untuk
membayangkan,
• Mengajak masuk ke
dalam teks seolah-lah
kita hadir secara fisik
• Penekanan
inkarnasional adalah
pusat untuk proses ini.
19. KONTEMPLASI
• Disiplin mistik
• Berusaha untuk hadir
dalam Allah yang secara
abadi hadir dengan kita
• Sebuah doa dalam
keheningan,
mengosongkan diri dari
semua kecuali Roh Kristus
dalam diri kita.
20. MENYERUPAKAN
• Puncak Doa adalah Imitasi Kristus
• Bagi sebagian orang, tujuan doa adalah ekstase
rohani atau damai atau kasih di hadirat Allah
• Trandisi Fransiskan memahami bahwa kita
berjumpa dengan kehadiran Kristus secara nyata
ketika kita menghidupi kebenaran-Nya dengan
hidup kita
21. Pertanyaan Reflektif
• Metode doa menggunakan kitab suci yang mana
yang lebih cocok dengan saya?
• Sejauh mana metode doa itu mendukung
perkembangan hidup rohani?
• Apakah ada metode lain yang dipakai?