Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Makalah sisver mono & chiro
1. 1
MAKALAH CHIROPTERA DAN MONOTREMATA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Sistematika Hewan Vertabrata
Dosen Pembimbing : Ibu Najda Rifqiyati, S.Si., M.Si.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Arik Hidayatullah
Siti Tarwiah
Anggraini Meilan Putri
Arin Ulfiana Mubarokah
Mohammad Ariq Nazar NIM.11640047
Retno Haryanti NIM.11640048
Ana Istiana NIM. 11640049
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan bertulang belakang (vertebrata) hidup didarat dan perairan. Secara garis besar
hewan vertebrata berkembang biak dengan cara bertelur atau beranak (melahirkan). Hewan yang
bertelur disebut ovipar sedangkan hewan yang melahirkan disebut vivipar. Perkembangbiakan
hewan tersebut merupakan cara perkembangbiakan hewan yang sering dijumpai. Ada
perkembangbiakan yang lain yaitu hewan berkembangbiak dengan cara bertelur dan
beranak (ovovivipar). Pada umumnya hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur tidak
menyusui anaknya.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi yang mencakup keanekaragaman flora,
fauna dan mikroba. Tingginya keanekaragaman hayati ini dikarenakan wilayah indonesia yang
terletak di daerah tropik, memiliki berbagai macam tipe habitat,serta berbagai isolasi sebaran
berupa laut atau pegunungan (asriadi, 2010). Di Indonesia banyak terdapat jenis-jenis mammalia.
Diantaranya adalah Chiroptera atau kelelawar. Kelelawar memiliki peranan penting dalam
ekosistem.
Beberapa mammalia tidak ditemukan di Indonesia, seperti dari ordo Monotremata
contohnya Platypus (Ornithorhynchus anatinus), dimana binatang ini termasuk binatang yang
aneh dari kerajaan Animalia. Hewan ini Mammalia tapi bertelur (mayoritas Mammalia beranak
seperti anjing, kucing, beruang, dan sebagainya).Monotremata merupakan mammalia yang
beberapa familinya telah punah. Namun beberapa masih dapat ditemukan di daerah-daerah
persebarannya. Salah satunya adalah Australia
.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 CHIROPTERA
Kelelawar termasuk ordo Chiroptera. Chiroptera berasal dari bahasa Yunani “cheir” yang
berarti tangan, dan “pteros” yang berarti selaput, atau dapat diartikan sebagai “sayap tangan”,
karena kaki depannya termodifikasi menjadi sayap. Sayap ini dinamakan patagium, yang
membentang dari tubuh sampai jari kaki depan, kaki belakang, dan ekornya (Asriadi, 2010).
Kelelawar atau Chiroptera merupakan ordo terbesar kedua setelah Rodentia dalam kelas
mammalia. Chiroptera mencakup 18 famili atau sekitar 192 genus dan 977 spesies kelelawar.
Ordo Chiroptera terbagi menjadi dua sub ordo, yaitu Megachiroptera dan Mikrochiroptera. Sub
ordo Megachiroptera atau kelelawar besar yang meliputi 170 spesies, merupakan kelelawar
pemakan nektar, polen, atau buah. Sub ordo mikrichiroptera meliputi sekitar 760 spesies,
perupakan pemakan serangga atau sebagai karnivora (Budipitojo, 2009).
Berdasarkan jenis pakannya, maka Megachiroptera lebih dikenal sebagai kelelawar buah,
sedangkan Mikrochiroptera lebih dikenal sebagai kelelawar insektivora. Kelelawar pada
umumnya memiliki daya penciuman yang tajam. Indra paling utama yang digunakan oleh
kelelawar pemakan buah untuk mencari pakan adalah daya penciuman, sedangkan kelelawar
pemakan serangga menggunakan ekolongasi untuk memandu gerakannya dalam menemukan
mangsa. Keterkaitan antara indra penciuman dengan jenis dan cara makan dari kelelawar sangat
menarik untuk dieksplorasi, karena struktur suatu organ sangat ditentukan oleh
fungsinya(Budipitojo, 2009).
Klasifikasi kelelawar menurut Cobert dan Hill (1992) adalah sebagai berikut :
4. 4
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Subordo : Megachiroptera
Famili : Pteropodidae
Subordo : Microchiroptera
Famili :Rhinolophidae, Hipposideridae, Megadermatidae, Craseonycteridae,
Rhinopomatidae, Nycteridae, Emballonuridae, Phyllostomidae,Mormoopidae,Noctilionidae,
Furipteridae, Thyropteridae, Mystacinidae, Myzopodidae, Vespertilionidae, Molosidae dan
Natalidae
Diantara contoh-contoh spesiaesnya adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Subordo : Megachiroptera
Famili : Pteropodidae
Genus : Dyacopterus
Spesies : Dyacopterus spadiceus
5. 5
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Subordo : Megachiroptera
Famili : Pteropodidae
Genus : Cynopterus
Spesies : Cynopterus tithaecheillus
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Chiroptera
Subordo : Microchiroptera
Famili : Rhinolophidae
Genus : Rhinolophus
Spesies : Rhinolophus hipposideros
2.1.1. Reproduksi Kelelawar
Kelelawar melahirkan anaknya dalam keadaan head-down (posisi terbalik) pada posisi
roosting. Selaput kulit (patagium) digunakan sebagai tempat melahirkan anaknya (Altringan,
1996). Pada umumnya kelelawar berkembangbiak hanya satu kali dalam setahun dengan masa
kehamilan 3 sampai 6 bulan, dan hanya bisa melahirkan satu atau dua ekor bayi setiap periode
6. 6
melahirkan. Bayi yang baru dilahirkan mempunyai bobot yang dapat mencapai 25-30% dari
bobot tubuh induknya (Asriadi, 2010).
Kelelawar yang baru lahir memiliki gigi susu, tetapi akan segera digantikan dengan gigi
permanen. Gigi susu pada beberapa jenis cukup tajam dengan bentuk membengkok. Ini dapat
membantu bayi kelelawar berpegangan pada induknya saat induknya terbang berkeliling dengan
menggendong bayinya. Kelelawar pemakan serangga memiliki geraham yang sangat tajam dan
digunakan untuk menghancurkan serangga, sedangkan taringnya didesain untuk menggigit dan
membawa mangsanya yang masih hidup. Kelelawar pemakan buah memiliki geraham yang besar
dan kuat untuk mengunyah buah dan biji-bijian. Juga memiliki otot rahang yang kuat untuk
membantu mengunyah makanan yang keras (Ceave, 1999)
2.1.2. Habitat dan Daerah Jelajah kelelawar
Kelelawar hidup pada beberapa tipe habitat seperti gua, hutan alami, hutan buatan, dan
perkebunan. Kelelawar mempunyai banyak alternatif dalam memilih tempat bertengger. Jenis
kelelawar seperti Kalong kapuk (Pteropus vampirus), Cecadu pisang besar (Macroglosus
sobrinus) dan kebanyakan jenis sub ordo Megachiroptera lainnya memilih tempat bertengger
untu tidur pada pohon-pohon yang tergolong besar, sebaliknya beberapa jenis sub ordo
Microchiroptera lebih banyak memilih tempat berlindung pada lubang-lubang batang pohon,
celah bambu, maupun gua. Beberpa jenis hidup secara berkoloni, berkelompok kecil,
berpasangan, bahkan hidup soliter (Asriadi, 2010).
2.1.3. Peran Kelelawar dalam Kehidupan
Sebagai penghuni gua, kelelawar memiliki peranan yang sangat penting bagi ekosistem di
dalam gua.namun hingga saat ini kawasan gua tidak luput dari usaha-usaha eksploitasi yang
7. 7
berpotensi menghancurkan fungsi gua baik sebagai habitat alami kelelawar maupun sebagai
pengatur siklus hidrologi.
Kelelawar pemakan buah dapat menyebarkan biji sekitar 47 spesies tanaman berbeda
pada setiap jenis kelelawar. Penyebaran biji ini dapat meningkatkan variabilitas sifat-sifat
tumbuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas hidup tumbuhan itu sendiri. Kelelawar
pemakan buah atau madu ini mempunyai peranan sangat penting di dalam regenerasi hutan dan
penyerbuk tanaman yang memiliki nilai komersial tinggi. Kelompok kelelawar ini sering
memakan buah tibak di lokasi tanaman yang sedang berbuah, akan tetapi membawa dan
membuang sepah dan biji buah jauh dari tempat lokasi tanaman tersebut (Asriadi, 2010).
2.2. MONOTREMATA
Monotremata berasal dari kata monos yang artinya tunggal dan trema yang berarti lubang,
menunjuk pada kloaka. Monotremata adalah mamalia yang bertelur, bukannya beranak seperti
marsupialia (Metatheria) dan mamalia berplasenta (Eutharia)
Karakteristik umum
Seperti mamalia lainnya, monotremata berdarah panas dengan kadar metabolik yang tinggi
(walaupun tidak setinggi mamalia lainnya), tubuhnya berambut, memiliki susu untuk menyusui
anak mereka, memiliki tulang tunggal pada rahang bawahnya dan memiliki tiga tulang tengah.
Hewan yang muda bergigi sedangkan yang dewasa berparuh., glandula mammae tanpa puting,
gelang bahu dengan coracoid yang besar dan interclavicula, gelang panggul memiliki epipubis,
rusuk dengan satu kepala tanpa tuberculum, testis dalam abdomen.
Monotremata terbagi menjadi 4 famili yaitu :
8. 8
1. Famili Kollikodontidae (punah)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Monotremata
Family :Kollikodontida
Genus : Kollikodon
Spesies :Kollikodon ritchiei
Kollikodon ritchiei merupakan monotremata yang sudah punah. Fosilnya dapat ditemukan di
Lightning Ridge, New South Wales,Australia sama seperti Streopodon. Sulit untuk
menggambarkan Kollikodon itu sepertiapa, tapi Kollikodon paling tidak akuatik. Hal ini bisa
dipastikan dari bentuk giginya yang aneh, yang pasti berfungsi untuk menghancurkan kerang.
Baik Kollikodon maupun Streropodon, keduanya dapat ditemukan di Museum Australia di
Sydney.
2. Famili Ornithorhynchidae
Ornithorhynchidae adalah satu dari dua famili dalam ordo monotremata dan terdiri atas
platypus dan saudaranya yang sudah punah. Ornithorhynchidae terdiri dari dua genera yaitu
Obdurodon dan Ornithorhynchus.
9. 9
a. Genus Obdurodon(punah)
Obdurodon adalah genus dari family Ornithorhynchidae yang sudah punah. Obdurodon
terdiri atas tiga spesies. Obdurodon berbeda dari platypus modern sebab ia masih memiliki gigi
(platypus modern tidak memiliki gigi).
Spesies Obdurodon dicksoni
Ditemukan pada tahun 1984 oleh Michael Archer, F.A.Jenkins, S.J.Hand, P.Muray, dan H.
Godthelp, di Riversleigh, New South Wales.Lingkuphidup : , New South Wales. Periode : Lower
and middle Miocene. Spesies ini dicirikan dengan sebuah tengkorak dan beberapa gigi terpisah.
Secara fisik, ia mirip dengan platypus modern walaupun terdapat beberapa perbedaan yang
signifikan.Holotipenya di simpan di Museum Queensland di Brisbane
Spesies Obdurodon insignis
Ditemukanpadatahun 1975 oleh Mike O. Woodburnedan Dick H. Tedford di Etudunna
Formation di Gurun Tirari. Lingkup hidup : Australia Selatan. Periode : Upper Oligocene.
Holotipenya disimpan di Museum Australia Selatan, Adelaide.Paruhnya pasti lebih kecil
daripada yang dimiliki Obdurodon dicksoni
Spesies spesies Obdurodon/Monotrematum sudamericanum (punah)
Ditemukan pada tahun 1992 oleh Rosendo Pascual Michael Archer, E.O. Juareguizar,
J.L.Prado, H.Godthelp, dan S.J. Hand, di Punta Peligro , Argentina.Lingkup hidup : Patagonia.
Periode : Lower Paleocene (21 juta tahun). Monotrematum sudamericanum sekarang lebih sering
dianggap sebagai bagian dari genus yang sama dengan Obdurodon. Ia diketahui hanya dari dua
gigi bawah dan satu gigi atas platipus. Sekarang ia merupakan satu-satunya platipus non-
Australia. Perbedaan utama, terpisah dari benua dan umur, adalah besarnya: gigi dari
Monotrematum sekitar dua kali besarnya gigi platipus lainnya.
10. 10
Perbedaan penting antara Obdurodon dicksoni dan platipus
-Obdurodon dicksoni lebih besar dari pada platipus
-Septomaxilla (bagian dari tulang rahang atas) Obdurodon dicksoni lebih besar dai platipus
modern
-Paruh Obdurodon dikcsoni memiliki lubang berbentuk oval yang dikelilingi tulang ditengah-
tengah sedangkan paruh platipus memiliki bentuk V dan tidak berhenti diatasnya(stopped on top)
-Obdurodon dicksoni memiliki graham sedangkan platipus menggunakan keratinized pads
(hanya platipus muda yang memiliki gigi)
-Kelihatannya, dilihat dari bentuk paruh, Obdurodon dikcsoni mencari makanan dengan
menggali di samping sungai, sedangkan platipus menggali di dasar sungai.
b. Genus Ornithorhynchus
Platipus (Ornithorhynchusanatinus)
Adalah hewan semi-akuatik yang banyak ditemui di bagian timur benua Australia.
Walaupun Platipus bertelur tapi ia tergolong ke dalam kelas Mammalia karena ia menyusui
anaknya. Platipus juga sering dikenal dengan nama duck-billed Platypus atau Platipus berparuh
itik, disebabkan bentuk paruhnya yang menyerupai bebek/itik, dan kakinya berselaput.Seperti
halnya kangguru dan koala, Platipus menjadi simbol fauna Australia dan dapat ditemui di koin
20 sen Australia.
Fisiologi Platipus
Temperatur tubuh kira-kira 320
C. Temperatur ini lebig rendah dari kebanyakan Mammalia
(sekitar 380
C).Tubuh Platipus ditiutupi bulu berwarna coklat yang menjaga agar tubuhnya tetap
hangat.Kakinya berselaput seperti bebek. Platipus memiliki semacam indra keenam yang disebut
sistem elektroreseptor yang berada di dalam paruhnya. Sistem ini membantu mereka mendeteksi
11. 11
gerakan elektrik yang dihasilkan binatang air. Paruh ini digunakan sebagai organ sensor yang
mampu mendeteksi keberadaan mangsa. Paruh yang unik tersebut tidak sekeras paruh atau
moncong bebek, melainkan lebih fleksibel seperti karet.
Berat platipus berkisar antara di bawah 1 kg sampai dengan lebih dari 2 kg. Panjang
tubuhnya sekitar 30-40 cm dan panjang ekornya sekitar 10-15 cm (jantan) dan 8-13 cm (betina).
Platipus jantan lebih besar hingga 3X betinanya. Platipus juga adalah hewan berbisa. Bisa ini
digunakan dalam pertarungan perebutan wilayah atau pertempuran antar teman.
Ekologi dan Tabitat
Platipus adalah hewan malam dan semi-akuatik. Platipus adalah perenang yang baik dan
menghabiskan banyak waktunya di dalam air untuk mencari makanan. Mampu bertahan di
bawah air hingga 14 menit lamanya. Padahal mereka adalah mammalia yang tergantung pada
oksigen. Tapi Platipus bisa mengurangi kebutuhannya nterhadap oksigen dengan merendahkan
degup jantungnya secara dramatis. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan
menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Ketika ia berenang, ia mengayuh dengan
menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga keseimbangan tubuhnya digunakan
ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platipus memakan cacing , larva serangga, dan yabbie
yang di galinya atau ditangkap pada saat berenang.
Reproduksi
Platipus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada
telur burung. Platipus betina biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan.
Walaupun terkadang memungkinkan platipus betina menelurkan satu atau tiga telur. Periode
Inkubasinya terbagi menjadi tiga bagian.
12. 12
-Tahap pertama: embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung
merah telur untuk bernafas.
-tahap kedua : jari-jari kaki mulai muncul
Tahap ketiga : gigi muncul
Telur menetas sesuai perioe inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur
menetas, keluarlah bayi platipus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya. Sang
induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi platipus akan meninggalkan
sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat). Organ reproduksi Platipus
mirip dengan burung (aves). Platipus betina memilikin sebuah ovarium yang terdiri dari ovarium
kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh sempurna (sama dengan burung).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Ornithorhynchidae
Genus : Ornithorhynchus
Species : Ornithorhynchus anatinus
3. Famili Tachyglossidae
Ekidna adalah satu-satunya hewan dari ordo Monotremata yang masih bertahan hidup
selain Platipus. Keempat spesies yang masih hidup merupakan hewan asli Papua dan Australia.
13. 13
Ekidna dinamai berdasarkan nama monster dalam mitologi yunani kuno. Ekidna adalah
mammalia kecil yang tubuhnya ditutupi rambut kasar dan duri. Ekidna mammalia berduri
lainnya seperti hedgehog dan landak. Mereka memiliki moncong yang berfungsi sebagai mulut
dan hidung. Moncong mereka panjang dan langsing. Mereka memiliki kaki yang pendek dan
kuat dengan kuku besar.
Ekidna juga merupakan penggali yang handal. Mereka memiliki mulut yang mungil dan
rahang tak bergigi. Mereka makan dengan cara membuka batang kayu yang lunak, sarang semut,
dan semacamnya dan menggunakan lidahnya yang panjang serta lengket yang memanjang dari
moncongnya untuk mengumpulkan mangsanya. Ekidna moncong pendek terbiasa memakan
semut dan rayap dalam jumlah besar, sedangkan ekidna moncong panjang terbiasa memakan
cacing tanah dan larva serangga.
Selain platipus, keempat spesies ekidna adalah satu-satunya mammalia yang bertelur.
Betina menelurkan satu telur berbulu bercangkang lunak 22 hari setelah kawin dan
meletakkannya langsung dalam kantungnya. Telur akan menetas setelah sepuluh hari ; ekidna
muda, kemudian akan menghisap susu dari pori-pori kedua kelenjar susu (karena Monotremata
tidak memiliki puting) dan tetap tinggal di dalam kantung induknya untuk 45 hingga 55 hari,
selama kurun waktu tersebut, mulai tumbuh duri. Sang ibu menggali lubang untuk merawat
anaknya dan meletakkan anaknya di dalam lubang. Sang ibu kembali 5 hari untuk menyusui
sampai berhenti menyusui pada buloan ketujuh.
Ekidna di klasifikasikan kedalam 2 genera(genus)
a. Genus Zaglossus
Meliputi 3 spesies yang masih bertahan hidup dan 2 spesies yang sudah punah (diketahui
hanya melalui fosil).Ketiga spesies itu dapat ditemui di Papua. Mereka langka dan diburu untuk
14. 14
dimakan.Mereka mencari makanan dalam sampah dedaunan di lantai hutan. Mereka memakan
cacing tanah dan serangga.
Ekidna Moncong Panjang Barat (Zaglossus bruijni)
Hidup pada hutan dataran tinggi, dapat ditemui di Papua, pada wilayah dengan ketinggian
diatas 1300 meter sampai dengan 4000 meter, dan tidak terdapat di dataran rendah bagian selatan
dan pantai utara. Habitatnya adalah padang rumput albin dan hutan yang lembab. Memakan
cacing tanah. Berukuran lebih besar daripada ekidna moncong pendek. Beratnya mencapai 16,5
kg, moncongnya lebih panjang dan belok kebawah. Durinya hampir tidak bisa dibedakan dari
bulunya yang panjang.
Zaglossus bruijni dibedakan dari spesies Zaglossus lainnyadengan jumlah kukunya pada
kaki depan dan belakang, memiliki 3(sangat langka 4) kuku. Spesies ini masuk daftar spesies
terancam punah oleh IUCN. Jumlah spesies ini telah berkurang karena habitatnya telah
berkurang akibat aktivitas manusia dan perburuan. Ekidna moncong panjang enak di makan, dan
walaupun perburuan spesies ini telah dilarang oleh pemerintah Indonesia dan Papua Nugini,
perburuan tradisional masih diperbolehkan.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Tachyglossidae
15. 15
Genus : Zaglossus
Species : Zaglossus bruijni
Ekidna Moncong Panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi)
Namanya diambil sebagai rasa hormat terhadap Sir David Attenboroughi. Spesies ini
tinggal di pegunungan Cyclops di Papua. Ia adalah anggota terkecil dari genusnya, ukurannya
lebih mendekati Ekidna moncong pendek dari pada anggota genusnya. Ia memiliki 5 kuku pada
kaki depan dan belakangnya. Ia juga memiliki bulu pendek yang lebat.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Tachyglossidae
Genus : Zaglossus
Species : Zaglossus attenboroughi
Ekidna Moncong Panjang Timur (Zaglossus bartoni)
Spesies ini ditemukan terutama di Papua Nugini pada ketinggian antara 2000 dan 3000
meter. Spesies ini dapat dibedakan dengan anggota genus Zaglossus lainnya dari jumlah kuku
16. 16
depan dan belakang. Zaglossus bartoni memiliki 5 kuku pada kaki depannya dan 4 pada kaki
belakangnya. Spesies ini memiliki bulu yang pendek dan tebal.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Tachyglossidae
Genus : Zaglossus
Species : Zaglossus bartoni
Ada 4 subspesies yang dikenali :
- Z.bartoni bartoni
- Z.bartoni clunius
- Z.bartoni smeenki
- Z.bartoni diamondi
Populasi dari setiap subspesies secara geografi terisolasi dan dapat dibedakan satu dengan
lainnya besar tubuhnya.
Kedua spesies yang telah punah adalah :
- Zaglossus robustus; dikenal dari fosilnya saja
- Zaglossus hacketti; dikenal dari fosilnya saja.
17. 17
b. Genus Tachyglossus
Ekidna Moncong Pendek (Tachyglossus aculeatus)
Ditemukan di bagian tenggara Papua dan juga terdapat dihampir seluruh lingkungan
Australia; dari salju Alpen Australia sampai gurun dalam di daerah pedalaman; utamanya di
daerah manapun sejauh semut dan rayap ada. Ukurannya lebih kecil daripada spesies Zaglossus
dan ia mempunyai rambut yang lebih panjang.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Tachyglossidae
Genus : Tachyglossus
Species : Tachyglossus aculeatus
4. Famili Steropodontidae (punah)
Steropodon galmani adalah Monotremata pada zaman purbakala. Ia adalah Mammalia
bertelur yang hidup pada middle Albian stage, periode Lower Cretaceus. Ia juga adalah makhluk
hidup yang paling dulu diketahui mirip platipus. Steropodon dikenali dari sebuah rahang opal
dengan tiga graham yang ditemukan di Griman Creek Formation, Lightning Ridge, New South
18. 18
Wales, Australia. Ia adalah mammalia besar untuk era msozoic, memiliki panjang yang berkisar
antara 40 sampai dengan 50 cm. Geraham bawah memiliki panjang 5-7 mm, dengan lebar 3-4
mm. Panjang 1-2 mm adalah ukuran panjang yang banyak dimiliki oleh makhluk hidup era
Mesozoic.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Monotremata
Family : Steropodontidae
Genus : Steropodon
Species : Steropodon galmani
19. 19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Chiroptera merupakan jenis Mammalia yang memiliki kemampuan terbang. Chiroptera
mencakup 18 famili atau sekitar 192 genus dan 977 spesies kelelawar. Ordo Chiroptera terbagi
menjadi dua sub ordo, yaitu Megachiroptera dan Mikrochiroptera. Sub ordo Megachiroptera atau
kelelawar besar yang merupakan kelelawar pemakan nektar, polen, atau buah. Sub ordo
mikrichiroptera merupakan kelelawar pemakan serangga atau sebagai karnivora. Kelelawar pada
umumnya memiliki daya penciuman yang tajam. Beberapa contoh kelelawar adalah Dyacopterus
spadiceus, Cynopterus tithaecheillus, dan Rhinolophus hipposideros.
Monotremata adalah mamalia yang bertelur, bukannya beranak, hewan yang muda
bergigi sedangkan yang dewasa berparuh., glandula mammae tanpa putting. Monotremata
terbagi menjadi 4 famili yaitu Famili Kollikodontidae (punah) contohnya Kollikodon ritchiei,
Famili Ornithorhynchidae contohnya Platypus (Ornithorhynchus anatinus), Famili
Tachyglossidae conohnya Ekidna (Zaglossus bruijni, Zaglossus attenboroughi, Zaglossus
bartoni, Tachyglossus aculeatus), Famili Steropodontidae (punah) contohnya Steropodon
galmani.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
Asriadi, Amin. 2010. Kelimpahan, Sebaran, dan Keanekaragaman Jenis Kelelawar (Chiroptera)
Pada Beberapa Gua dengan Pola Pengelolaan Berbeda di Kawasan Karst Gombong
Jawa Tengah. dalam http://repository.uinjkt.ac.id.pdf//
Budipitojo, Teguh. Distribusi Epitelium Olfaktones Pada Hidung Kalong Kapuk (Pteropus
vampirus) Dan Lasowen Deignan (Myotes horsfieldii). Dalam
http://www.journal.ugm.ac.id//
Ceave,A. 1999. Batsa Portrait of The Animal Word. TODTRI Book Publisher. New York.
http://repository.ipb.ac.id//chiroptera
http://www.scribd.com/doc/9680551/MONOTREMATA