SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
PENGENDALIAN
 PERSEDIAAN
Presented by :
 Kelompok 3




                 Page 1
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
• Konsep dasar pengelolaan persediaan di RS:
  menjaga keseimbangan penyimpanan persediaan
  dengan biaya yang dibutuhkan untuk menyimpan
  persediaan .
• Pengelolaan persediaan untuk membantu
  pengelolaan perbekalan (supply) obat agar jenis dan
  jumlah persediaan cukup dan dapat menghindari
  kekosongan serta menumpuknya persediaan.
• Upaya mempertahankan tingkat persediaan pada
  suatu tingkat tertentu dilakukan dengan
  mengendalikan arus barang yang masuk.




                                               Page 2
Tujuan pengendalian persediaan obat :
 • menjamin ketersedian obat di sarana pelayanan
   kesehatan
 • memelihara mutu obat
 • menghindari penggunaan obat yang tidak
   bertanggungjawab
 • menjaga kelangsungan persediaan
 • memperpendek waktu tunggu
 • memudahkan pencarian dan pengawasan




                                       Page 3
Persediaan pengaman
   ( persediaan dapar = buffer stock )

• Merupakan Persediaan untuk menghadapi keadaan
  yang tidak menentu karena perubahan permintaan
  atau perubahan pada pengisian kembali .

• Perlu dilakukan untuk antisipasi terhadap fluktuasi
  penjualan dan antisipasi kelambatan pengiriman dari
  PBF.




                                               Page 4
• Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
   – Frekuensi atau waktu pesanan oleh rumah sakit.
     Untuk pesanan setiap minggu, berarti jumlah
     sediaan pengaman memperhitungkan pemakaian
     1 minggu.

   – Ketersediaan modal dan sarana.
     Jika modal kuat, dapat membuat persediaan
     pengaman besar

   – Ketersediaan persediaan di distributor (PBF).
     Jika persediaan di PBF sering kosong, ada
     peluang untuk meningkatkan jumlah stok
     pengaman




                                                 Page 5
Besar persediaan yang harus dibangun
    Dalam membangun persediaan diperhatikan faktor sebagai
    berikut :
 a. Biaya dan resiko penyimpanan
 • Makin besar jumlah obat yang disimpan,maka makin besar
    resiko obat hilang, makin besar resiko terjadinya kadaluarsa
    karena lambannya pemakaian,
 • Pada dasarnya menyimpan obat sama dengan menyimpan
    uang. Penyimpanan uang yang tidak menghasilkan atau tidak
    produktif berarti menyia-nyiakan sumber daya .

 b. Biaya pemesanan
 • Administrasi untuk memantau persediaan, melakukan
    pemesanan atau permintaan, menggaji orang , penyediaan
    formulir-formulir perlu biaya.
 • Pengiriman pesanan membuthkan tenaga atau biaya tersendiri




                                                       Page 6
c.   Biaya distribusi
     Meliputi biaya untuk mempersiapkan barang. mengemas
     dengan mengirimkan barang, biaya formulir-formulir serta
     biaya petugas pelaksana merupakan beban dalam sistem
     distribusi .

d.   Biaya pemeliharaan
•    Sarana dengan prasarana gudang perlu pemeliharaan dan
     membutuhkan dana.
•     Makin besar persediaan resiko penyimpanan serta besarnya
     faslitas yang dibangun butuh pemeliharaan lebih besar,
     tetapi biaya pemesanan dann biaya distribusi menjadi lebih
     kecil.
•    Perlu adanya optimalasi faktor tsb agar dicapai
     keseimbangan antara membangun persediaan dengan biaya
     distribusi dan pemesanan.




                                                         Page 7
Persediaan maksimum dan minimum
     Digunakan untuk alat pengawasan / pengendalian antara lain
a.   Persediaan maksimum :
•    agar persediaan tidak boleh melebihi suatu batas tertentu,
•    agar tidak terlalu banyak persediaan yang dapat bergerak.
•    Pesanan dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan
     untuk memenuhi persediaan maksimum yang ditetapkan.

b. Persediaan minimum :
• agar persediaan yang ada selalu dalam kondisi minimum.
• jika jumlah yang terjual menyebabkan persediaan mencapai
   angka minimal , maka dilakukan pesanan.
• Besar pesanan disesuaikan besar atau kecil, cepat atau
   lambatnya jenis persediaan terjual




                                                          Page 8
Penyusunan prioritas dan analisis
        dengan cara VEN dan PARETO.
  Kategori VEN
• Analisis VEN didasarkan atas pengelompokan persediaan dari
  sudut Vital, Essensial dan Non Esensial.
• Kategori ini pada umumnya disusun dengan memperhatikan
  kepentingan dan vitalitas persediaan farmasi dalam pemakaiannya.
• Vital berarti :
   –   persediaan yang harus selalu tersedia,
   –   untuk pengobatan atau penyelamatan hidup manusia,
   –   untuk pengobatan penyakit yang menyebabkan kematian.
   –   Significant withdrawl side efect ( dosis tinggi propanolol , kortikosteroid )
   –   Untuk pelayanan kesehatan dasar ( vaccine )
   –   Bagi pelanggan khusus atau setia atau kronis




                                                                        Page 9
• Esensial adalah
   – Perbekalan yang banyak digunakan dalam tindakan
   – Obat yang sering diresepkan
   – pengobatan penyakit terbanyak di suatu daerah atau rumah
     sakit.
   – Efektif untuk melawan penyakit
   – Penting untuk kondisi penyakit-penyakit

• Non Esensial adalah
   – perbekalan pelengkap agar tindakan atau pengobatan menjadi
     lebih baik.
   – Obat untuk penyakit ringan/biasa
   – Obat yang kemanjurannya dipertanyakan




                                                       Page 10
Kriteria VEN
• Untuk kepentingan penjualan dan kelancaran
  pelayanan, kriteria berbeda

• Penyusunan kategori VEN tidak sama antara satu RS
  dengan RS lain.

• Dapat disesuaikan dengan :
   – Situasi atau derajat kesehatan yang ada RS
   – Jenis pelanggan yang datang,
   – Jenis pelayanan RS.




                                            Page 11
Page 12
Page 13
Petunjuk pembelian sistem VEN
  Untuk dana kecil kebutuhan tinggi :
• Teliti kemungkinan adanya dana tambahan

• Tinjau keadaan kritis dan atur kebutuhan obat untuk
  semua kategori

• Tersedianya stok pengaman

• Atur prioritas VEN




                                                Page 14
2. Analisis Pareto
• Analisis Pareto atau ABC disusun berdasarkan atas
  penggolongan persediaan yang mempunyai
  nilai/harga yang paling banyak.
• Kelompok A adalah perbekalan yang menyita sampai
  80% pengeluaran RS,
• Kelompok B menyita 15%
• Kelompok C.menyita 5 %
• Analisis ini memerlukan perhitungan matematika
  sederhana dan penyusunan urutan (dengan
  komputer : SORT) berdasarkan prosentase harga
  yang dibayar untuk satu item yang dibeli.
• Dengan urutan nilai tersebut dapat diperoleh
  kontribusi item tertentu terhadap total anggaran atau
  harga perbekalan.




                                              Page 15
Prinsip dasar analisa ABC
• Analisa tak tergantung harga satuan, tapi nilai
  pemakaian per tahun

• Tak tergantung jenis barang

• katagori ABC tak selalu sama, tergantung ukuran
  yang diambil, persediaan dan jumlah barang yang
  dikontrol.




                                                    Page 16
Tujuan analisa A.B.C.
• Menentukan arah dari pengendalian yang selektif




                                                    Page 17
A : perlu perhatian intensif dan sistem yang cermat,
   pengendalian khusus, jumlah jenis barang sedikit
   tetapi membawa hasil besar

B : pengendalian periodik dengan sistem sederhana

C : pengendalian hanya bila terjadi penyimpangan,
  digunakan sistem sederhana

  Manfaat analisa ABC :
• Rasionalisasi frekuensi pemesanan
• Menekan jumlah persediaan




                                                Page 18
Tahapan yang dilakukan :
•   Susun daftar item yang ada yang berisikan : Nama
    persediaan dan identitas, Jumlah unit, Harga per
    unit dan Jumlah harga.
•   Susun urutan semua item dengan menempatkan
    item yang mempunyai jumlah harga terbesar pada
    urutan pertama dan seterusnya. Kemudian
    menjumlahkan nilai rupiah dari seluruh item
    menjadi Jumlah Total
•   Menghitung prosentase dari jumlah harga setiap
    item terhadap Jumlah Total.
•   Menjumlahkan prosentase dari item pertama
    dengan kedua dan seterusnya secara kumulatif,
    sampai ditemukan jumlah total seluruhnya 100%.



                                              Page 19
Memberi tanda item yang masuk dalam kategori.

• Kategori A yaitu item-item yang mempunyai nilai
  prosentase kumulatif sampai 80%.

• Kategori B yaitu item-item yang mempunyai nilai
  prosentase kumulatif dari 80,1% sampai 95%.

• Kategori C yaitu item-item yang mempunyai nilai
  prosentase kumulatif dari 95,1% sampai 100%.




                                                Page 20
Analisis Pareto ini berguna untuk :
• Produk mana saja yang memberikan kontribusi paling
  banyak terhadap penjualan. Belum tentu obat mahal
  memberikan kontribusi banyak dan sebaliknya.

• Pengelompokan persediaan atas           dasar Pareto juga
  memberikan kemudahan dalam              pengaturan jumlah
  persediaan.

•    Penjualan dalam kategori Pareto A, dibuat dengan prioritas
    tinggi dan frekwensi pemesanan sesering mungkin dengan
    jumlah unit sedikit (asal diingat persediaan pengaman).




                                                    Page 21
• Persediaan Pareto kategori C, tidak perlu
  diperhatikan secara mendalam, kalau perlu membeli
  dalam stok secara minimal saja dan
  pembelian/pesanan tidak mempengaruhi banyak
  terhadap nilai penjualan.

• Kelompok Pareto juga membantu untuk
  menghubungkan faktor tingkat kecukupan, dengan
  nilai barang. Artinya barang-barang yang berharga
  mahal dan terjual banyak haruslah diprioritaskan
  dalam perhitungan persediaan, pesanan maupun
  monitoring tingkat persediaannya




                                               Page 22
Analisis VEN ABC
•   Analisis ini menggabungkan kedua kelompok diatas dalam suatu matrik
    sehingga analisa menjadi lebih tajam. Matrik dapat dibuat seperti berikut
    :




•   Matrik dijadikan dasar menetapkan prioritas dalam rangka penyesuaian
    anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan.
•   Barang yang bersifat Vital (VA,VB, VC) merupakan pilihan utama untuk
    dibeli atau perlu perhatian khusus.
•   Barang yang Non Esensial tetapi menyerap anggaran banyak (NA)
    diproritaskan keluar dari daftar belanja.




                                                                Page 23
Page 24

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origNesha Mutiara
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptiseko_apt
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Gilang Rizki
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanAbulkhair Abdullah
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Taofik Rusdiana
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Lalla Haflah
 

Mais procurados (20)

Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptisPedoman dasar-teknik-aseptis
Pedoman dasar-teknik-aseptis
 
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1   5. pendistribusian obat di puskesmasMi 1   5. pendistribusian obat di puskesmas
Mi 1 5. pendistribusian obat di puskesmas
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi KesehatanSpesialite dan Terminologi Kesehatan
Spesialite dan Terminologi Kesehatan
 
SWAMEDIKASI
SWAMEDIKASISWAMEDIKASI
SWAMEDIKASI
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1   1. perencanaan obat di puskesmasMi 1   1. perencanaan obat di puskesmas
Mi 1 1. perencanaan obat di puskesmas
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 

Destaque

Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa Prakoso
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasi
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasiPedoman pengelolaan perbekalan farmasi
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasiroywidhie
 
01. penyimpanan&pengendalian obat sampel
01. penyimpanan&pengendalian obat sampel01. penyimpanan&pengendalian obat sampel
01. penyimpanan&pengendalian obat sampelHasyidan D'gooner
 
STORE MANAGEMENT TRAINING
STORE MANAGEMENT TRAININGSTORE MANAGEMENT TRAINING
STORE MANAGEMENT TRAININGCollins Nweke
 
pengendalian persediaan
pengendalian persediaanpengendalian persediaan
pengendalian persediaanadi4015
 

Destaque (6)

Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasi
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasiPedoman pengelolaan perbekalan farmasi
Pedoman pengelolaan perbekalan farmasi
 
01. penyimpanan&pengendalian obat sampel
01. penyimpanan&pengendalian obat sampel01. penyimpanan&pengendalian obat sampel
01. penyimpanan&pengendalian obat sampel
 
STORE MANAGEMENT TRAINING
STORE MANAGEMENT TRAININGSTORE MANAGEMENT TRAINING
STORE MANAGEMENT TRAINING
 
pengendalian persediaan
pengendalian persediaanpengendalian persediaan
pengendalian persediaan
 

Semelhante a Pengendalian Persediaan Obat di Rumah Sakit

PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfFitriAyuWahyuni1
 
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptxTM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptxSyarif210430
 
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JIT
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JITKawalan Inventori - ABC, EOQ dan JIT
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JITCkg Nizam
 
Perencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanPerencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanrobertlambey
 
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"Kanaidi ken
 
Perpectual inventory system
Perpectual inventory systemPerpectual inventory system
Perpectual inventory systemfarah nahdzia
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanEty Dwi Susanti
 
Warehouse management System
Warehouse management SystemWarehouse management System
Warehouse management SystemMoh Safii
 
Bab 18 & 19
Bab 18 & 19Bab 18 & 19
Bab 18 & 190908928
 
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanArtikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanwardahmega
 
4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaanAbdul Razak
 
audit siklus persedian pergudangan.pptx
audit siklus persedian  pergudangan.pptxaudit siklus persedian  pergudangan.pptx
audit siklus persedian pergudangan.pptxOJITV19
 
Materi akuntansi pengantar 2
Materi akuntansi pengantar 2Materi akuntansi pengantar 2
Materi akuntansi pengantar 2Indah Sweet'z
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiWirodat Az
 
keiretsu network
keiretsu networkkeiretsu network
keiretsu networkgodhate
 

Semelhante a Pengendalian Persediaan Obat di Rumah Sakit (20)

12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri12 persediaan agroindustri
12 persediaan agroindustri
 
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdfPEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
PEMILIHAN DAN PERENCANAAN SEDIAAN FARMASI.pdf
 
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptxTM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
TM 06 MANAJEMEN PERSEDIAAN perusahaan.pptx
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JIT
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JITKawalan Inventori - ABC, EOQ dan JIT
Kawalan Inventori - ABC, EOQ dan JIT
 
Perencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanPerencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaan
 
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"
Sistem Informasi_Gudang di Rumah Sakit _ Materi Training "SIM Rumah Sakit"
 
Perpectual inventory system
Perpectual inventory systemPerpectual inventory system
Perpectual inventory system
 
Pengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaanPengelolaan rantai persediaan
Pengelolaan rantai persediaan
 
Warehouse management System
Warehouse management SystemWarehouse management System
Warehouse management System
 
Bab 18 & 19
Bab 18 & 19Bab 18 & 19
Bab 18 & 19
 
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanArtikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
 
4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan4 manajemen persediaan
4 manajemen persediaan
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
audit siklus persedian pergudangan.pptx
audit siklus persedian  pergudangan.pptxaudit siklus persedian  pergudangan.pptx
audit siklus persedian pergudangan.pptx
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuangan
 
Materi akuntansi pengantar 2
Materi akuntansi pengantar 2Materi akuntansi pengantar 2
Materi akuntansi pengantar 2
 
Tugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansiTugas akhir akuntansi
Tugas akhir akuntansi
 
keiretsu network
keiretsu networkkeiretsu network
keiretsu network
 

Último

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Último (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Pengendalian Persediaan Obat di Rumah Sakit

  • 2. PENGENDALIAN PERSEDIAAN • Konsep dasar pengelolaan persediaan di RS: menjaga keseimbangan penyimpanan persediaan dengan biaya yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan . • Pengelolaan persediaan untuk membantu pengelolaan perbekalan (supply) obat agar jenis dan jumlah persediaan cukup dan dapat menghindari kekosongan serta menumpuknya persediaan. • Upaya mempertahankan tingkat persediaan pada suatu tingkat tertentu dilakukan dengan mengendalikan arus barang yang masuk. Page 2
  • 3. Tujuan pengendalian persediaan obat : • menjamin ketersedian obat di sarana pelayanan kesehatan • memelihara mutu obat • menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggungjawab • menjaga kelangsungan persediaan • memperpendek waktu tunggu • memudahkan pencarian dan pengawasan Page 3
  • 4. Persediaan pengaman ( persediaan dapar = buffer stock ) • Merupakan Persediaan untuk menghadapi keadaan yang tidak menentu karena perubahan permintaan atau perubahan pada pengisian kembali . • Perlu dilakukan untuk antisipasi terhadap fluktuasi penjualan dan antisipasi kelambatan pengiriman dari PBF. Page 4
  • 5. • Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah : – Frekuensi atau waktu pesanan oleh rumah sakit. Untuk pesanan setiap minggu, berarti jumlah sediaan pengaman memperhitungkan pemakaian 1 minggu. – Ketersediaan modal dan sarana. Jika modal kuat, dapat membuat persediaan pengaman besar – Ketersediaan persediaan di distributor (PBF). Jika persediaan di PBF sering kosong, ada peluang untuk meningkatkan jumlah stok pengaman Page 5
  • 6. Besar persediaan yang harus dibangun Dalam membangun persediaan diperhatikan faktor sebagai berikut : a. Biaya dan resiko penyimpanan • Makin besar jumlah obat yang disimpan,maka makin besar resiko obat hilang, makin besar resiko terjadinya kadaluarsa karena lambannya pemakaian, • Pada dasarnya menyimpan obat sama dengan menyimpan uang. Penyimpanan uang yang tidak menghasilkan atau tidak produktif berarti menyia-nyiakan sumber daya . b. Biaya pemesanan • Administrasi untuk memantau persediaan, melakukan pemesanan atau permintaan, menggaji orang , penyediaan formulir-formulir perlu biaya. • Pengiriman pesanan membuthkan tenaga atau biaya tersendiri Page 6
  • 7. c. Biaya distribusi Meliputi biaya untuk mempersiapkan barang. mengemas dengan mengirimkan barang, biaya formulir-formulir serta biaya petugas pelaksana merupakan beban dalam sistem distribusi . d. Biaya pemeliharaan • Sarana dengan prasarana gudang perlu pemeliharaan dan membutuhkan dana. • Makin besar persediaan resiko penyimpanan serta besarnya faslitas yang dibangun butuh pemeliharaan lebih besar, tetapi biaya pemesanan dann biaya distribusi menjadi lebih kecil. • Perlu adanya optimalasi faktor tsb agar dicapai keseimbangan antara membangun persediaan dengan biaya distribusi dan pemesanan. Page 7
  • 8. Persediaan maksimum dan minimum Digunakan untuk alat pengawasan / pengendalian antara lain a. Persediaan maksimum : • agar persediaan tidak boleh melebihi suatu batas tertentu, • agar tidak terlalu banyak persediaan yang dapat bergerak. • Pesanan dilakukan dengan menghitung jumlah persediaan untuk memenuhi persediaan maksimum yang ditetapkan. b. Persediaan minimum : • agar persediaan yang ada selalu dalam kondisi minimum. • jika jumlah yang terjual menyebabkan persediaan mencapai angka minimal , maka dilakukan pesanan. • Besar pesanan disesuaikan besar atau kecil, cepat atau lambatnya jenis persediaan terjual Page 8
  • 9. Penyusunan prioritas dan analisis dengan cara VEN dan PARETO. Kategori VEN • Analisis VEN didasarkan atas pengelompokan persediaan dari sudut Vital, Essensial dan Non Esensial. • Kategori ini pada umumnya disusun dengan memperhatikan kepentingan dan vitalitas persediaan farmasi dalam pemakaiannya. • Vital berarti : – persediaan yang harus selalu tersedia, – untuk pengobatan atau penyelamatan hidup manusia, – untuk pengobatan penyakit yang menyebabkan kematian. – Significant withdrawl side efect ( dosis tinggi propanolol , kortikosteroid ) – Untuk pelayanan kesehatan dasar ( vaccine ) – Bagi pelanggan khusus atau setia atau kronis Page 9
  • 10. • Esensial adalah – Perbekalan yang banyak digunakan dalam tindakan – Obat yang sering diresepkan – pengobatan penyakit terbanyak di suatu daerah atau rumah sakit. – Efektif untuk melawan penyakit – Penting untuk kondisi penyakit-penyakit • Non Esensial adalah – perbekalan pelengkap agar tindakan atau pengobatan menjadi lebih baik. – Obat untuk penyakit ringan/biasa – Obat yang kemanjurannya dipertanyakan Page 10
  • 11. Kriteria VEN • Untuk kepentingan penjualan dan kelancaran pelayanan, kriteria berbeda • Penyusunan kategori VEN tidak sama antara satu RS dengan RS lain. • Dapat disesuaikan dengan : – Situasi atau derajat kesehatan yang ada RS – Jenis pelanggan yang datang, – Jenis pelayanan RS. Page 11
  • 14. Petunjuk pembelian sistem VEN Untuk dana kecil kebutuhan tinggi : • Teliti kemungkinan adanya dana tambahan • Tinjau keadaan kritis dan atur kebutuhan obat untuk semua kategori • Tersedianya stok pengaman • Atur prioritas VEN Page 14
  • 15. 2. Analisis Pareto • Analisis Pareto atau ABC disusun berdasarkan atas penggolongan persediaan yang mempunyai nilai/harga yang paling banyak. • Kelompok A adalah perbekalan yang menyita sampai 80% pengeluaran RS, • Kelompok B menyita 15% • Kelompok C.menyita 5 % • Analisis ini memerlukan perhitungan matematika sederhana dan penyusunan urutan (dengan komputer : SORT) berdasarkan prosentase harga yang dibayar untuk satu item yang dibeli. • Dengan urutan nilai tersebut dapat diperoleh kontribusi item tertentu terhadap total anggaran atau harga perbekalan. Page 15
  • 16. Prinsip dasar analisa ABC • Analisa tak tergantung harga satuan, tapi nilai pemakaian per tahun • Tak tergantung jenis barang • katagori ABC tak selalu sama, tergantung ukuran yang diambil, persediaan dan jumlah barang yang dikontrol. Page 16
  • 17. Tujuan analisa A.B.C. • Menentukan arah dari pengendalian yang selektif Page 17
  • 18. A : perlu perhatian intensif dan sistem yang cermat, pengendalian khusus, jumlah jenis barang sedikit tetapi membawa hasil besar B : pengendalian periodik dengan sistem sederhana C : pengendalian hanya bila terjadi penyimpangan, digunakan sistem sederhana Manfaat analisa ABC : • Rasionalisasi frekuensi pemesanan • Menekan jumlah persediaan Page 18
  • 19. Tahapan yang dilakukan : • Susun daftar item yang ada yang berisikan : Nama persediaan dan identitas, Jumlah unit, Harga per unit dan Jumlah harga. • Susun urutan semua item dengan menempatkan item yang mempunyai jumlah harga terbesar pada urutan pertama dan seterusnya. Kemudian menjumlahkan nilai rupiah dari seluruh item menjadi Jumlah Total • Menghitung prosentase dari jumlah harga setiap item terhadap Jumlah Total. • Menjumlahkan prosentase dari item pertama dengan kedua dan seterusnya secara kumulatif, sampai ditemukan jumlah total seluruhnya 100%. Page 19
  • 20. Memberi tanda item yang masuk dalam kategori. • Kategori A yaitu item-item yang mempunyai nilai prosentase kumulatif sampai 80%. • Kategori B yaitu item-item yang mempunyai nilai prosentase kumulatif dari 80,1% sampai 95%. • Kategori C yaitu item-item yang mempunyai nilai prosentase kumulatif dari 95,1% sampai 100%. Page 20
  • 21. Analisis Pareto ini berguna untuk : • Produk mana saja yang memberikan kontribusi paling banyak terhadap penjualan. Belum tentu obat mahal memberikan kontribusi banyak dan sebaliknya. • Pengelompokan persediaan atas dasar Pareto juga memberikan kemudahan dalam pengaturan jumlah persediaan. • Penjualan dalam kategori Pareto A, dibuat dengan prioritas tinggi dan frekwensi pemesanan sesering mungkin dengan jumlah unit sedikit (asal diingat persediaan pengaman). Page 21
  • 22. • Persediaan Pareto kategori C, tidak perlu diperhatikan secara mendalam, kalau perlu membeli dalam stok secara minimal saja dan pembelian/pesanan tidak mempengaruhi banyak terhadap nilai penjualan. • Kelompok Pareto juga membantu untuk menghubungkan faktor tingkat kecukupan, dengan nilai barang. Artinya barang-barang yang berharga mahal dan terjual banyak haruslah diprioritaskan dalam perhitungan persediaan, pesanan maupun monitoring tingkat persediaannya Page 22
  • 23. Analisis VEN ABC • Analisis ini menggabungkan kedua kelompok diatas dalam suatu matrik sehingga analisa menjadi lebih tajam. Matrik dapat dibuat seperti berikut : • Matrik dijadikan dasar menetapkan prioritas dalam rangka penyesuaian anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. • Barang yang bersifat Vital (VA,VB, VC) merupakan pilihan utama untuk dibeli atau perlu perhatian khusus. • Barang yang Non Esensial tetapi menyerap anggaran banyak (NA) diproritaskan keluar dari daftar belanja. Page 23