Rapat membahas kerangka ekonomi makro dan arah kebijakan fiskal RAPBN 2013. Pembahasan mencakup perkembangan ekonomi global dan domestik, asumsi dasar ekonomi makro, serta sasaran pembangunan dan tantangan ekonomi untuk mencapai tujuan nasional dalam penyusunan RAPBN 2013.
1. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN
ARAH KEBIJAKAN FISKAL RAPBN 2013
RAPAT KERJA KOMISI XI DPR RI DENGAN PEMERINTAH (MENTERI KEUANGAN,
MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS, dan KEPALA BPS) DAN GUBERNUR BI
5 SEPTEMBER 2012
2. POKOK BAHASAN
3
1
2 DASAR PENYUSUNAN RAPBN 2013
3
2
2 PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL
3 PERKEMBANGAN DOMESTIK TERKINI 2012
3
4
2
3 ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
3
2
5 ARAH KEBIJAKAN FISKAL DAN POSTUR
RAPBN 2013
2
4. DASAR PENYUSUNAN RAPBN 2013 (1)
Secara hukum, penyusunan RAPBN Tahun 2013 didasarkan pada:
Pasal 23 UUD 1945 Amendemen Keempat;
UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
UU No.27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD
Yang mengamanatkan bahwa:
APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka
dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah;
APBN 2013 disusun dengan berpedoman kepada:
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013;
Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun
2013.
4
5. DASAR PENYUSUNAN RAPBN 2013 (2)
Secara ekonomi, penyusunan RAPBN Tahun 2013 didasarkan pada:
Perkembangan ekonomi global dan domestik yang tercermin pada
asumsi dasar ekonomi makro;
Potensi fiskal dan kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraan
negara;
Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka menjawab
tantangan untuk mencapai tujuan nasional;
Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terkini, baik
domestik maupun internasional;
5
6. Penyusunan RAPBN 2013 dan
Arah Kebijakan Fiskal
RAPBN 2013 disusun untuk mencapai sasaran pembangunan (RPJM) dan
untuk menjawab dan mengantisipasi tantangan dan perkembangan
ekonomi Global dan Domestik
Sasaran Pembangunan 2010-2014: •Penetapan asumsi ekonomi makro
2013, dalam kerangka pencapaian
• Pertumbuhan Ekonomi
sasaran RPJM
• Kemiskinan
• Pengangguran •Penambahan variabel lifting gas
optimalisasi sumber penerimaan
Tantangan dan Perkembangan Ekonomi
SDA, antisipasi fluktuasi harga
Global
minyak, serta mendorong konversi
• Perlambatan Ekonomi dan Permintaan Global energi.
• Fluktuasi harga komoditas pangan dan energi •Mendorong dan mengembangkan
sumber sumber pertumbuhan
Tantangan dan Perkembangan Ekonomi domestik
Domestik Investasi dan infrastruktur
Pengembangan industri dalam
• Pelemahan sumber PDB dari eksternal
• Volatilitas nilai tukar negeri
• Penurunan kapasitas produksi migas Mempertahankan daya beli
• Daya saing ekonomi domestik masyarakat (pengelolaan inflasi,
• Defisit Neraca Transaksi Berjalan perbaikan distribusi dan pasokan).6
7. Penetapan sasaran pembangunan dan asumsi didasarkan
pada sasaran RPJM dan kondisi aktual
Tabel realisasi dan Sasaran RPJM 2010 – 2014
2010 2011 2012 2013 2014
Realisasi Realisasi Sasaran Sasaran Sasaran
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 6,5 6,5 6,8 7,0 - 7,6
Angka Kemiskinan (%) 13,33 12,6 10,5 - 11,5 9,5 - 10 ,5 8,0 - 10,0
Tingkat Pengangguran (%) 7,14 6,56 6,0 - 6,4 5,8 - 6,1 5,0 - 6,0
Realisasi dan Asumsi Makro RPJM 2010 - 2014
2010 2011 2012 2013 2014
LKPP LKPP APBN-P RAPBN RPJM
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 6,5 6,5 6,8 7,0 - 7,6
Nilai Tukar (Rp/US$) 9.087 8.779 9.000 9.300 8.700 - 9.300
Inflasi (%) 6,96 3,79 6,8 4,9 3,5 - 5,5
Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 6,6 4,8 5,0 5,0 4,5 - 5,5
Harga Minyak ICP (US$/barel) 79.4 111.5 105 100 100 - 120
Lifting Minyak (rb barel/hari) 954 900 930 900 970 - 1.000
Lifting Gas (rb barel setara minyak/hari) N/A N/A N/A 1360
7
7
9. Perkembangan Perekonomian Global
Terkini (Eropa)
• Perekonomian Eropa mengalami kontraksi sebesar 0,4% (yoy) pada Q2:2012 lebih
rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 0,0% (yoy).
• Tingkat pengangguran Eropa pada Juni ‘12 sebesar 11,2%. (sama dengan periode
sebelumnya)
• 24 Juli 2012, Moody’s memberikan negative outlook bagi rating Jerman, Belanda dan
Luxemburg. Menandakan meningkatnya ketidakpastian penyelesaian krisis Eropa.
• Rasio utang per PDB Eropa meningkat dari 86,2% pada Q1:2011 menjadi 88,2% di
Q1:2012. Yunani, Italia dan Portugal merupakan negara dengan tingkat utang tertinggi
yang mencapai 132,4%, 123,3% dan 111,7%.
• Perekonomian Inggris kembali mengalami kontraksi pada kuartal kedua 2012sebesar
0,8% (yoy) atau kontraksi sebesar 0,7% (qoq). Perekonomian Spanyol Q2:2012 kembali
kontraksi 1% (yoy) dengan tingkat pengangguran yang telah mencapai rekor 24,8%.
Perekonomian Italia dan Spanyol pada Q2:2012 menunjukkan kontraksi yang lebih
dalam. Italia tumbuh sebesar minus 2,5% (yoy) lebih rendah dari Q1:2012 sebesar
minus 1,4% (yoy).
• Stimulus pembelian obligasi Eropa masih tertahan, menunggu keputusan dari pihak
Jerman.
9
10. Perkembangan Perekonomian Global
Terkini (Amerika Serikat)
• Pertumbuhan AS Q2:2012 melambat dari 2,0% (QoQ) menjadi
1,7% (QoQ).
• Tingkat pengangguran AS pada Juli ‘12 naik ke level 8,3%
(sebelumnya 8,2%).
• IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan AS 2012 dari 2,1%
menjadi 2% dan 2013 dari 2,4% menjadi 2,25%.
• Operation twist diperkirakan masih akan terus dijalankan dengan
menukar utang jangka pendek senilai US$667 miliar dengan
utang jangka panjang.
• Pemulihan ekonomi AS menghadapi risiko keharusan penerapan
"fiscal cliff" dan apa yang terjadi di zona Euro. Namun penerapan
fiscal cliff (kenaikan pajak dan pemotongan belanja) akan
berdampak pada kontraksi ekonomi.
10
11. Perkembangan Perekonomian Global
Terkini (Asia)
• Pertumbuhan ekonomi China pada Q2-2012 China turun ke level 7,6% (yoy), lebih rendah dari kuartal
sebelumnya sebesar 8,1% (yoy). Bahkan Bank Sentral Cina memperkirakan pada Q3-2012
pertumbuhan akan kembali melambat ke 7,4% (yoy).
• IMF menurunkan pertumbuhan Cina menjadi 8,0% (2012) dan 8,5% (2013).
• Inflasi Cina pada Juli ‘12 melambat ke 1,8% (yoy) lebih rendah dari Juni ‘12 sebesar 2,2% (yoy)
peluang pelonggaran moneter melalui pemngkasan GWM dan suku bunga acuan.
• Surplus perdagangan Cina pada Juli ‘12 sebesar US$25,15 miliar turun dari bulan sebelumnya sebesar
US$31,7 miliar, dimana ekspor tumbuh 1,0% (yoy), impor tumbuh 4,7% (yoy).
• Pada Q2:2012 Jepang tumbuh sebesar 0,3% (qoq) lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 1,3%
(qoq)
• Neraca perdagangan Jepang mengalami surplus pada Juni ‘12 sebesar ¥61,7 miliar (atau sebesar
US$789), namun kinerja ekspor Jepang turun sebesar 2,28% (yoy) dan impor turun sebesar 2,21%
(yoy).
• IMF menurunkan pertumbuhan India menjadi 6,1% (2012) dan 6,5% (2013).
• Sejak Juli tahun lalu, Rupee India mencatat penurunan terbesar di antara mata uang Asia, jatuh lebih
dari 27% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Faktor utamanya adalah inflasi, defisit transaksi
berjalan yang cukup besar, permasalahan fiskal serta situasi politik domestik.
• Vietnam mengalami “bank rush” dimana para deposan menarik dana dari Asia Commercial Bank
(ACB). Selain itu sektor perbankan juga terpukul oleh meningkatnya kredit macet yang berasal dari
kerugian di BUMN besar.
11
12. Update Proyeksi Perekonomian Global dan
Indonesia oleh beberapa Institusi
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global
2012 2013
World Economic Outlook (WEO) 2011
April Juli April Juli
Global 3.9 3.5 3.5 4.1 3.9
AS 1.7 2.1 2.0 2.4 2.3
Eropa 1.5 -0.3 -0.3 0.9 0.7
GDP
China 9.2 8.2 8.0 8.8 8.5
India 7.1 6.9 6.1 7.3 6.5
Asean-5 4.5 5.4 5.4 6.2 6.1
Volume Perdagangan Dunia 5.9 4.0 3.8 5.6 5.1
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Continuing Turmoil Return to 2009 Severe Global Slowdown
Proyeksi PDB (Baseline) (Possible) (Less Likely)
Oleh
Bank Dunia 2012 6.0 5.8 5.7
2013 6.4 4.7 3.8
Proyeksi PDB Tahun Banggar 29 Mei 2012 RDG 12 Juli 2012
Oleh 2012 6.3 -6.7 6.1 - 6.5
Bank Indonesia 2013 6.4 - 6.8 6.3 - 6.7
12
13. Pada awal Juli, harga minyak dunia kembali
meningkat
WTI Brent Minas ICP
140 Harga Minyak Dunia (US$/ barel)
130 Jan-12 98,5 110,8 115,7 115,9
120
Feb-12 107,1 123,9 128,4 122,2
110
Mar-12 103,0 123,8 128,1 128,1
100
90 Apr-12 104,9 119,7 125,9 124,6
80 May-12 86,5 102,1 111,6 113,8
70
Jun-12 84,9 97 100,6 99,1
Jul-12 88,1 105,9 113,7 102,9
Brent WTI ICP Minas
Agust-12 94,2 113,0 116,2 111.7
Perkembangan rata-rata harga ICP • Per Agustus 2012 ICP naik 8,6% (mtm)
(USD per barel) menjadi US$111,7/barel. Rata-rata ICP Jan-
135,0
Juli 2012 US$114,8/barel
125,0
• Peningkatan harga minyak mentah dunia
115,0
didorong oleh: Turunnya produksi minyak dari
105,0
negara-negara OPEC khususnya diakibatkan
95,0
oleh turunnya produksi minyak Iran, dan
85,0 ketegangan politik yang masih berlanjut di
Okt-11
Jun-11
Jun-12
Mar-12
Feb-11
Mar-11
Mei-11
Jul-11
Feb-12
Mei-12
Des-11
Jul-12
Apr-11
Apr-12
Nop-11
Jan-11
Jan-12
Agust-11
Sep-11
Agust-12
Timur Tengah, serta respon positif pasar atas
harapan membaiknya perekonomian global
Sumber : Bloomberg 13
14. Harga komoditas internasional mulai mendapat
tekanan kenaikan
FAO Food Price Index Perkembangan Harga Pangan Dunia
Food Price Index Cereals Price Index
(Des 2011 =100)
290.0 430.0
Oils Price Index Sugar Price Index
280.0 410.0 160
Palm Oil Gandum Kedelai Jagung
270.0 390.0 150
260.0 140
370.0
250.0
350.0 130
240.0
330.0 120
230.0
310.0 110
220.0
210.0 290.0 100
200.0 270.0
90
190.0 250.0
80
Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12
• Indeks harga pangan FAO meningkat sejak Juli
Harga Komoditas Tambang Dunia
(Des 2011=100) 2012, didorong harga biji-bijian, gula, dan minyak
120 Alumunium Tembaga Emas
nabati.
• Kekeringan di AS telah mendorong harga pangan
115
meningkat (IFPRI).
110 o Departemen Pertanian AS: kenaikan harga
105 jagung dan kedelai akan mencapai titik
100
tertinggi sepanjang sejarah.
• Harga komoditas tambang sebelumnya cenderung
95
terus turun seiring dengan pelemahan ekonomi
90 global, mulai meningkat di minggu terakhir
Dec-11 Jan-12 Mar-12 Apr-12 May-12 Jun-12 Jul-12 Aug-12 Agustus.
Sumber : Bloomberg, FAO 14
16. Perkembangan Perekonomian Domestik Terkini
Indikator Kinerja
Nilai Tukar • Rp 9.572/US$ depresiasi 5.25% (ytd) per 31 Agust 2012
IHSG • IHSG 4060,331 menguat 6,24% (ytd) per 31 Agust 2012
• Inflasi Sem I 2012: 4,53% (yoy), 1,79 (ytd)
Inflasi
• Inflasi Agustus 2012: 0,95%(mtm) – 3,48% (ytd) – 4,58 %(yoy) per Agustus 2012
• Pada Juli 2012 tercatat total arus modal masuk (net capital inflow) sebesar Rp14,5 T, berasal dari pasar saham
sebesar Rp4,59 T dan pasar SUN sebesar Rp10,14 T. Sedangkan di pasar SBI terjadi capital outflow sebesar Rp0,23 T.
Arus Modal Masuk
• S.d. 31 Agustus 2012 hanya Rp0,41T dana asing masuk ke Saham, sedangkan s.d 30 Agustus 2012 terjadi outflow
sebesar Rp1,09T pada pasar SUN.
• Q2 2012: 6,4% (yoy)
Pertumbuhan PDB
• Sem I- 2012: 6,3% (yoy)
Indikator Konsumsi • Indeks Keyakinan Konsumen pada Juli 2012 sedikit turun dari 114,4 menjadi 113,5.
• Pada Sem.I 2012 realisasi investasi sebesar Rp 148,1 T atau naik 28,1% (yoy) :
PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy)
Investasi
PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)
• Pertumbuhan sektor manufaktur 6,1% di H1-2012, dan estimasi FY 2012 7,1%.
Juli 2012
• Ekspor turun 7,3 % (yoy) atau turun 2,5% (ytd) menjadi US$ 16,1 miliar, tetapi naik 4,60% (mtm)
Perdagangan Internasional
• Impor naik 0,7% (yoy) atau 17,0% (ytd) menjadi US$ 16,2 miliar, tetapi turun 2,39% (mtm)
Surplus Neraca Perdagangan (Jan-Jul) sebesar US$335 juta
• Defisit transaksi berjalan Q2 2012 sebesar US$6,9 miliar (3,1% PDB), lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$3,2 M
atau 1,5% PDB).
• Surplus transaksi modal dan finansial Q2-2012 sebesar US$5,5 miliar (2,5% PDB), lebih besar dibandingkan pada Q1-
Neraca Pembayaran
2012 (US$2,5 M atau 1,1% PDB).
• Defisit neraca pembayaran sebesar US$2,8 miliar (1,3% PDB) lebih besar dari defisit pada Q1-2012 (US$ 1,0 M atau
0,5% PDB).
16
17. IHSG menguat sementara Rupiah dan beberapa
mata uang di kawasan Asia terdepresiasi
9600
IDR 31 Agustus 2012 4200
9400 Rp9.572/USD
3800
9200
3400
9000
3000
8800
JCI 31 Agustus 2012
8600 IDR JCI
4060,33 2600
8400 2200
Jan-10 Jun-10 Nov-10 Apr-11 Sep-11 Feb-12 Jul-12
Exchange Rate (ytd) Stock (ytd)
Thailand 19.72
Philippines 18.85
Singapore 14.33
India 12.78
Malaysia 7.54
US 7.15
Indonesia 6.24
Japan 4.55
Korea 4.35
UK 2.50
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
17
18. Yield SUN domestik dan Global Bond mengalami tekanan
walaupun lebih baik dari negara-negara lain…
Perbandingan Yield of Global Bond 10Y
Yield SUN Domestik (30 Des ‘11 – 31 Agustus ’12)
(per 4 September ’12)
5,5
8 Indonesia Turki
7,5 5 Filipina Rusia
Mexico Colombia
7
4,5
6,5
4
6
30 Des 11
5,5 3,5
29 Jun 12
5 31 Jul 12 3
4,5 31 Agust 12
2,5
4
2
20/04/2012 20/05/2012 20/06/2012 20/07/2012 20/08/2012
• 31 Agustus 2012, yield SUN Domestik berada pada posisi 6,26% lebih tinggi dibandingkan 31 Juli (5,71%) and 30
Desember 2011 (6,03%).
• 31 Agustus 2012, yield Global Bond berada pada posisi 3,35% level, lebih tinggi dibandingkan 31 Juli 2012 (3,19%)
namun masih lebih rendah dibandingkan 20 April (3,87%).
• Yeild SUN domestik dan global bond mengalami tekanan terutama dipengaruhi oleh krisis ekonomi Eropa yang belum
mengalami titik terang serta rencana Quantitative Easing ketiga di AS yang belum dapat dipastikan. Hal ini memicu
investor untuk berada dalam kondisi wait and see dan mengalihkan asetnya dalam bentuk emas dan Dolar Amerika
Serikat.
• Net foreign buying per 31 Agustus 2012 sebesar Rp10,29 triliun dan sepanjang bulan Agustus mengalami net selling
sebesar Rp1,41 triliun. 18
Sumber: Bloomberg, diolah 18
19. Pada bulan Agustus 2012 tercatat sebesar Rp0,41T dana asing masuk
ke Saham, dan sebesar Rp0,59T masuk ke SBI serta sebesar Rp1,41T
keluar dari SUN. Secara agregat dari portofolio Saham, SUN, dan SBI
total dana asing tercatat keluar Rp0,41T dari
NFB SBI, SBN, Saham (Triliun Rupiah)
50 50
40 37,05 37,06 40
27,90
30 30
20,75 20,57 25,42
20 19,93 22,26 18,75 15,41 14,50 20
13,29
15,42 18,02
10 12,72 4,30 5,15 10
1,82 3,50 -0,41
-2,82
0 -5,28 0
-1,60 -10,11
-13,34 -11,99
-10 -15,76 -14,66 -10
-18,13 -6,14
-20 -20
-30 NFB SBI NFB SBN -30
-41,53
-40 -40
-52,32 NFB Stock Total NFB
-50 -50
-60 -60
Agt
Oct
Feb
Oct
Sep
Feb
Sep
Feb
Jul
Jul
Jul
Apr
Apr
Apr
Jun
Jun
Jun
Aug
Aug
Mei
Dec
Dec
Mar
Mar
Mar
Nov
Nov
Jan-10
May
Jan-11
May
Jan-12
19
20. Laju Inflasi Agustus 2012 Sebesar 0,95% (mtm)
atau 4,58% (yoy)
2,00 Perkembangan Inflasi, (persen) 10,00
1,50 m-t-m y-o-y 8,00
0,95
1,00 6,00
0,50 4,00
4,58
0,00 2,00
-0,50 0,00
Feb
Sep
Feb
Sep
Feb
Oct
Oct
Sep
Feb
Oct
Apr
Jul
Apr
Jul
Apr
Jul
Apr
Jul
Jun
Jun
Jun
Jun
Aug
Aug
Aug
Aug
Dec
Dec
Mar
Mar
Mar
Dec
Mar
Nov
Nov
Nov
Jan
Jan
May
May
Jan
May
Jan
May
2009 2010 2011 2012
Inflasi Menurut Komponen, (%,y-o-y)
20%
15%
10% 7,76%
5% 4,16%
0% 2,78%
Feb
Sep
Feb
Sep
Feb
Sep
Feb
Jan
Jan
Jan
Jan
Mar
Mar
Mar
Mar
Jun
Jun
Jun
Jun
Dec
Dec
Dec
May
May
May
May
Nov
Nov
Nov
Oct
Oct
Oct
Apr
Apr
Apr
Apr
Jul
Jul
Jul
Jul
Aug
Aug
Aug
Aug
-5%
-10% 2009 2010 2011 2012
Core Administered Volatile
Inflasi volatile food dan inti bulan Agustus 2012 cenderung meningkat karena faktor
musiman (masa liburan, tahun ajaran baru, dan ramadhan). Sementara inflasi administered
prices masih relatif rendah sejalan dengan minimnya kebijakan pemerintah terhadap harga
barang strategis.
20
21. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan
mencapai 6,3% - 6,5%
Pertumbuhan Ekonomi 2010 - 2012 Semester II hingga akhir tahun 2012:
6.8
7.0
6.4 6.5 6.5 6.5 Konsumsi Rumah Tangga masih cukup
6.3 6.4
6.5 6.3 tinggi, investasi masih akan meningkat dan
5.9
6.0 5.8 kontribusinya relatif sama dengan RT, ekspor mulai
5.5 membaik, impor meningkat terutama didorong
5.0 kebutuhan investasi.
4.5 Hampir seluruh sektor mengalami peningkatan
4.0 kecuali sektor perdagangan yang dipengaruhi oleh
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 aktivitas ekspor impor, dan sektor pertanian yang
sedikit melambat.
2010 2011 2012
2012*
2012 Sektor
Komponen Q1 Q2 Sem1 2012*
Q1 Q2 Sem1 2012*
Pertanian 4.3 3.7 4.0 3.5 – 3.7
PDB (%,yoy) 6.3 6.4 6.3 6.3 – 6.5 Pertambangan 2.8 3.1 2.9 2.9 – 3.1
Konsumsi RT 4.9 5.0 5.0 4.8 – 5.0 Industri manufaktur 5.7 5.4 5.5 5.7 – 5.9
Listrik, gas, air 5.2 5.9 5.6 6.2 – 6.4
Belanja
5.9 7.0 6.5 6.8 – 7.0 Konstruksi 7.2 7.3 7.2 7.6 – 7.8
Pemerintah
Perdagangan 8.3 8.9 8.6 7.1 – 7.3
Investasi 10.0 12.3 11.2 10.5 – 10.7 11.6 –
Transportasi & Komunikasi 10.3 10.1 10.2
Ekspor 7.8 1.9 4.8 7.0 – 7.2 11.8
Keuangan 6.3 7.0 6.7 6.6 – 6.8
Impor 8.0 10.9 9.5 8.5 – 8.7
Jasa-jasa 5.5 5.7 5.6 6.6 – 6.8
Sumber: BPS, Kemenkeu 21
22. Kinerja Investasi Semester I 2012 Kembali Meningkat
Sebesar 28,1% (Yoy)
Perkembangan Investasi (triliun Rp)
170
40.5
150
130
110
107.6
90 20.8
24 19.7
70 18.9 19
16.6 22 14.1
15
50 7
51.1 56.1
30 43.1 46.4 46.2
35.4 35.6 40.1 36.9 39.5
10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Sem I
2012
2010 2011 2012
PMA PMDN
• Secara kumulatif sampai dengan semester I 2012 realisasi investasi sebesar Rp148,1T
atau naik 28,1% (yoy) :
PMA : Rp 107,6 T naik 30,4% (yoy)
PMDN : Rp 40,5 T naik 22,7% (yoy)
• Sektor dengan proporsi investasi terbesar pada sem I 2012 yakni:
• PMDN : Pertambangan (18,0%) ; Tanaman Pangan dan Perkebunan (10,7%) ; Industri Logam
Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (10,3%)
• PMA : Pertambangan (17,5%) ; Industri Kimia dasar, Barang Kimia dan Farmasi (11,4,0%);
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (9,0%)
22
23. Indikator-indikator investasi juga mencerminkan
pertumbuhan investasi yang positif
Pertumbuhan Konsumsi Semen (%, yoy)
Indeks Harga Konstruksi
210
207 45.0% 4500
205
35.0% 3500
200
195 25.0% 2500
190 15.0% 1500
185
5.0% 500
Nop
Mei
Mei
Des
Feb
Feb
Jan
Sep
Jan
Agust
Jul
Apr
Jun
Apr
Jun
Okt
Mar
Mar
F
F
A
N
D
A
A
N
D
A
M
M
M
M
J
J
J
J
J
J
S
S
O
O
J*
-5.0% -500
2010 2011 2012
2011 2012
-15.0% -1500
Kilo Ton (RHS) YoY (LHS) Ytd (LHS)
65% Impor Barang Modal (Juta USD, % ) 4200
55% 3700
45% 3200
2700
35%
2200
25%
1700
15%
1200
5%
700
-5% 200
-15% -300
-25% -800
O
O
A
2011-J
A
J
J
S
M
M
J
J
A
2012-J
S
M
A
M
D
D
N
F
N
F
Juta USD yoy ytd
Source: BI, BPS< Asosiasi 23
24. Defisit neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juli 2012 mencapai US$176,5 juta.
Namun secara kumulatif dari Januari s.d. Juli 2012, neraca perdagangan Indonesia
masih menunjukan surplus sebesar US$335 juta. Pada Juli 2012, kinerja ekspor
Indonesia meskipun mengalami penurunan sebesar -7,3% dibanding Juli 2011 namun
mulai menunjukkan trend peningkatan
4000 Neraca Perdagangan (per bulan)
3000
2000
Juta USD
1000
0
-1000
MIGAS NONMIGAS
TOTAL
-2000
A
S
A
A
A
A
S
F
F
M
F
M
M
M
M
M
O
O
2010-J
2012-J
2011-J
J
J
J
J
J
J
D
N
N
D
Pertumbuhan Ekspor Impor
Jul-'12 Jun-'12 70%
Juta USD yoy ytd yoy ytd 60%
50%
Total Ekspor 16,151.6 -7.3% -2.5% -16.0% -1.7%
40%
Total Impor 16,328.1 0.7% 13.0% 11.0% 15.4%
30%
Non Migas
20%
Ekspor 13,173.8 -3.2% -2.9% -15.2% -2.8%
10%
Impor 13,595.0 9.6% 15.5% 13.1% 16.6% 0%
Migas -10%
Ekspor 2,977.8 -21.7% -1.0% -19.3% 3.0% -20%
A
S
A
A
A
S
F
F
M
M
M
M
O
O
2011-J
2012-J
J
J
N
D
J
J
D
N
Impor 2,733.1 -28.1% 4.9% 3.4% 11.4%
X yoy M yoy X ytd M ytd
Sumber: BPS 24
25. Perkembangan Realisasi Asumsi Dasar
Ekonomi Makro 2012
2012
URAIAN
APBN-P Q1 Q2 Agustus Outlook
- Pertumbuhan ekonomi (%) y-o-y 6,5 6,3 6,4 6,3 - 6,5
- Inflasi (%) y-o-y 6,80 3,97 4,53 4,58 4,80
- Inflasi (%) y-t-d 0,88 1,79 3,48 4,80
- Tingkat bunga SPN 3 bulan (%) 5,0 2,5 3,7 3,0 3,9
- Nilai tukar (Rp/US$1) 9.000 9.100 9.306 9.271 9.250
- Harga minyak Mentah Indonesia (US$/barel) 105,0 122,1 112,5 111,7 110,0
- Lifting minyak (ribu bph/periode des-nov) 930 846 852 900
25
27. Asumsi Dasar Ekonomi Makro
Tahun 2012-2013
2012 2013
URAIAN Kesepakatan
APBNP Outlook Pembicaraan RAPBN
Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi (%,yoy) 6,5 6,3-6,5 6,8-7,2 6,8
Inflasi (%, yoy) 6,8 4,8 4,4-5,4 4,9
Suku Bunga SPN 3 bulan (%) 5,0 3,9 4,5-5,5 5,0
Nilai Tukar (Rp/USD) 9.000 9.250 9.000-9.300 9.300
Harga Minyak (USD/Barel) 105 110 95-120 100
Lifting Minyak (ribu barel/hari) 930 900 890-930 900
Lifting Gas (ribu barel/hari setara
n.a n.a 1.325-1.390 1.360
minyak)
27
28. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan
mampu mencapai 6,8%
Pertumbuhan ekonomi dari sisi
pengeluaran didukung :
• Investasi yang masih cukup tinggi
didorong minat investor, percepatan
infrastruktur
• Konsumsi RT masih cukup tinggi,
2012*: outlook didorong dominasi usia produktif
2013** : RAPBN • Aktivitas ekspor mulai membaik,
didorong pemulihan demand global,
depresiasi Nilai Tukar
• Dukungan kebijakan kebijakan stimulus
(Kenaikan PTKP, fasilitas perpajakan, dll)
Pertumbuhan Kontribusi thd Pertumbuhan
2012 2013 2012 2013
Range Range
PDB Menurut Penggunaan 6,3 -6,5 6,8
Konsumsi RT 4,8 - 5,0 4,9 2,70 - 2,76 2,71
Konsumsi Pemerintah 6,8 - 7,0 6,7 0,56 - 0,58 0,55
PMTB 10,5 - 10,7 11,9 2,57 - 2,62 3,03
Ekspor Neto 1,96 - 2,01 5,2 0,22 - 0,23 0,55
- Ekspor 7,0 - 7,2 11,7 3,48 - 3,55 5,83
- Impor 8,5 - 8,7 13,5 3,26 - 3,32 5,27
28
29. Sumber pertumbuhan juga didorong oleh sektor industri
manufaktur serta perdagangan dan tranportasi
2012 2013 2012 2013
Range Range
PDB Menurut Sektor 6,3 -6,5 6,8
Pertanian 3,5 - 3,7 3,7 0,45 - 0,47 0,45
Pertambangan dan Penggalian 2,9 - 3,1 2,8 0,22 - 0,24 0,20
Industri Manufaktur 5,7 - 5,9 6,5 1,47 - 1,51 1,65
Listri, Air Bersih, Gas 6,2 - 6,4 6,6 0,05 -0,05 0,05
Konstruksi 7,6 - 7,8 7,5 0,49 - 0,50 0,49
Perdagangan, Hotel, Restoran 7,1 - 7,3 8,9 1,26 -1,29 1,61
Transportasi dan Komunikasi 11,6 - 11,8 12,1 1,14 - 1,15 1,24
Jasa Keuangan, Js. Perush., Riil Estat 6,6 -6,8 6,1 0,63 - 0,65 0,58
Jasa Lainnya 6,6 -6,8 6,0 0,62 - 0,64 0,57
Jasa
Struktur Ekonomi 2013 • Dari sisi sektoral, pertumbuhan tertinggi
lainnya, 11.5
Pertanian, 14 diperkirakan masih pada sektor pengangkutan dan
Keuangan
.2
komunikasi, Sementara itu, sektor pertanian
, 6.9
diharapkan tumbuh lebih baik dalam rangka
Transportasi,
mencapai surplus beras 10 juta ton di tahun 2014.
Pertambanga
6.7 n, 12.6 • Namun kontributor pada pertumbuhan terbesar
Perdagangan adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran,
, 13.1
Manufaktur, serta sektor Industri manufaktur (karena peran
Konstruksi, 1
0.2
24.1
yang cukup besar pada perekonomian)
Listrik, 0.7
29
30. Nilai Tukar Tahun 2013: Rp9.300,00/US$
Rp per USD
10.500,0
10.408
10.000,0
9.705 9.691
9.500,0 Outlook
9.250
9.164 9.300
APBN-P:
9.000,0
9.000
8.780
8.500,0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
RAPBN
Faktor Penentu Apresiasi Rupiah di tahun 2013:
• Arus modal masuk : FDI masih terus tumbuh
• Global demand meningkat ekspor membaik
Faktor Penentu Depresiasi Rupiah di tahun 2013 :
• Aktivitas ekonomi, investasi Peningkatan impor
• Flight to quality
• Tingginya impor BBM
30
31. Laju inflasi 2013 diperkirakan mencapai
4,9%
Laju Inflasi 2006-2013
Persen, yoy
12 11,1
10
8 7,0
6,6 APBN-P: 6,8
6 6,6
3,8 4,9
4 Outlook:
4,8
2 2,8
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
RAPBN
1. Inflasi masih dapat dikendalikan yang didasarkan pada laju inflasi yang relatif rendah
dan stabil
2. Arah Kebijakan pengendalian inflasi tahun 2013:
• Menjaga ketersediaan pasokan barang kebutuhan dan kelancaran distribusi:
a. Program-program peningkatan produk pertanian dan pangan
b. Operasi pasar melalui penyediaan anggaran subsidi pangan dan stabilisasi harga pangan
c. Perbaikan infrastruktur untuk menjamin pasokan ke seluruh wilayah RI (MP3EI)
• Koordinasi kebijakan Fiskal, Moneter dan Sektor Riil
31
32. Suku Bunga rata-rata SPN 3 BULAN, Tahun 2013
diperkirakan sebesar 5,0 persen
Yield SPN-3 Bulan
persen
6,00
5,46 APBN-P 2012= 5,0% 5,50
5,50
5,00 4,84
5,00 5,00 5,00 5,00
4,50
Outlook 2012: 3,9% 4,50
4,00
3,90
3,50 3,87
3,08
3,31
3,00
3,00
2,50
2,00 1,92 2,20
1,50
1,69
1,00
17-Apr-2012
19-Apr-2011
19-Jun-2012
21-Jun-2011
19-Jul-2011
16-Aug-2011
6-Mar-2012
10-Jan-2012
26-Jan-2012
5-Apr-2011
7-Feb-2012
27-Sep-2011
4-Oct-2011
21-Feb-2012
20-Mar-2012
5-Jul-2011
3-May-2011
18-Oct-2011
22-Mar-11
2013 Outlook
2012 APBN-P
01 Nov 11
22 Nov 11
1. Faktor Eksternal yang mempengaruhi tingkat suku bunga SPN 3 bulan tahun 2013
• Membaiknya perekonomian global, namun masih terdapat risiko di kawasan Eropa
• Likuiditas global yang masih cukup tinggi, kebijakan negara-negara maju: insentif bagi
pemulihan ekonomi, pengucuran likuiditas dan tingkat bunga
2. Faktor Internal yang mempengaruhi tingkat suku bunga SPN 3 bulan tahun 2013
• Tingkat imbal investasi portofolio yang cukup bersaing.
• Obligasi Pemerintah merupakan instrumen yang cukup aman dan menarik
32
34. ARAH KEBIJAKAN FISKAL RAPBN 2013
RAPBN 2013 disusun dengan mengacu pada (1) RKP 2013,
(2) Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal tahun
2013, serta (3) hasil kesepakatan Pemerintah dengan DPR RI pada
pembicaraan pendahuluan RAPBN 2013.
Tema RKP 2013: Memperkuat Perekonomian Domestik Bagi
Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat
Empat pilar pembangunan:
Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan
berkeadilan (pro-growth);
Memperluas kesempatan kerja (pro-job);
Menanggulangi kemiskinan (pro-poor);
Mendukung (ramah terhadap) upaya pelestarian lingkungan hidup
(pro-environment).
Tema RAPBN 2013: Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Yang
Berkelanjutan Melalui Upaya Penyehatan Fiskal.
34