Dokumen tersebut membahas tentang akhlak mahmudah dalam Islam. Ia menjelaskan pengertian akhlak mahmudah, contoh-contoh perilaku akhlak mahmudah seperti kejujuran dan ikhlas, serta manfaat penerapan akhlak mahmudah dalam kehidupan sehari-hari seperti keberuntungan di dunia dan akhirat serta menghilangkan kesulitan.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam menginginkan umatnya untuk memiliki akhlak mahmudah.
Sebagaimana Rasulullah SAW. diutus oleh Allah SWT., dengan salah satu
misinya untuk menyempurnakan akhlak seluruh umatnya.
Secara umum ada dua macam akhlak yang kita kenal, akhlak
mahmudah dan akhlak mazmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak
mulia yang harus dan wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim. Dan
akhlak mazmumah ialah akhlak yang harus ditinggalkan jauh oleh umat
muslim.
Bagi umat muslim, akhlak yang paling mulia adalah akhlak
mahmudah yang terdapat pada diri Rasulullah SAW. karena sifat dan
perangainya merupakan contoh teladan.
Allah SWT. sendiri sering memuji akhlak Nabi Muhammad SAW
didalam Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya: “Dan sesungguhnya engkau
(Muhammad) benar-benar berakhlak agung.”1
Perilaku yang mulia ini ditekankan karena disamping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa
kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa
akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang
yang bersangkutan.
1
Al-Qalam [68]: 4.
1
2. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari akhlak mahmudah?
2. Apa sajakah contoh dari akhlak mahmudah?
3. Apa manfaat dari penerapan akhlak mahmudah dalam kehidupan
sehari-hari?
C. Tujuan
1. Untuk memahami arti dari akhlak mahmudah.
2. Untuk mengetahui contoh dari akhlak mahmudah.
3. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan akhlak mahmudah dalam
kehidupan sehari-hari.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Mahmudah
Ditinjau dari etimologi (bahasa), akhlak berasal dari bahasa Arab,
khuluq )(خلك atau akhlaq )(أخالق yang berarti perangai, tabiat, dan agama.2
Sedangkan arti kata mahmudah atau karimah berasal dari bahasa
Arab, َمَُرك(-ُمُرْكَي–اًها َرًك–)ًةَها ََرك yang berarti mulia, murah hati, dan
dermawan.3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti, watak, dan tabiat.4
Sementara menurut istilah, akhlak berarti perbuatan yang dilakukan
dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah
mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan
perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran (Abuddin
Nata: 1996: 5).
Jadi, akhlak mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua
peruatan yang baik, yang harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang.5
Nabi SAW. menegaskan pula, bahwa menjunjung tinggi akhlak
2
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurruyyah, 2010), hllm 120.
3
Ibid, hlm 371.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), hlm 15.
5
Drs. Humaidi Tatangpangarsa, Akhlaq Yang Mulia, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991),
hlm 147.
4. 4
mahmudah dapat dihubungkan dengan kualitas kemauan seseorang, bobot
amal seseorang dan jaminan masuk surga.
B. Contoh Perilaku Akhlak Mahmudah (Karimah)
1. Kejujuran
Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda:
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah: Kalian
harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada
kebaikkan dan kebaikkan itu menunjukkan kepada jannah (surge).
Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis
disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta
karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukkan dan
keburukkan itu menunjukkan kepada mereka. Seseorang senantiasa
berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah
sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim).6
Hadis tersebut menjelaskan bahwa kejujuran sangat diajurkan
dalam Islam karena jujur merupakan salah satu jalan yang terbaik
menuju surga-Nya, perkataan seseorang haruslah sesuai dengan isi
hatinya (jangan lain dimulut lain dihati), serta dikatakan pula bahwa
seseorang yang berkata jujur akan dicintai Allah SWT. dan manusia
lainnya.
6
Shahih Muslim (Hadist No: 6586)
5. 5
2. Ikhlas
Suatu perilaku dapat dikatakan ikhlas apabila perilaku tersebut
dilakukan semata-mata karena Allah SWT. saja, untuk mengharap
ridha-Nya dan pahala-Nya tanpa ada maksud atau motif lainnya.7
“Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan
ikhlas karena Dia semaa-mata dan dimaksudkan untuk mencari
keridhaan-Nya.” (Riwayat Ibn Majjah).
3. Tawadlu
Tawadlu ialah bersikap rendah hati. Tertulis dalam kalam Allah:
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari
manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah
7
Drs. Humaidi Tatangpangarsa, Akhlak Yang Mulia, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991, hlm.
151.
6. 6
kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”8
C. Manfaat dari Penerapan Akhlak Terpuji (Mahmudah) dalam
Kehidupan Sehari-hari
1. Keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat
Artinya : “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka
Dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu.
dan Barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun
perempuan sedang ia dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan
masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab.”9
Ayat tersebut menjelaskan keuntungan atau manfaat dari akhlak
yang mulia yang dalam hal ini beriman dan beramal saleh. Mereka
akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang
berlimpah ruah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda di akhirat
dengan masuknya ke dalam surga.10
8
AL-Luqman [30]: 18-19
9
Al-Mu’min [40]: 40
10
Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996) hlm.
171.
7. 7
2. Menghilangkan kesulitan
Nabi bersabda:
ْنَهْنِه ًةَب ْرُك ُهْنَع ُ ّاّلل َسَّفَن اَيْنُّدال ب َرُك ْنِه ًةَب ْرُك ِنِه ْؤُه ْنَع َسّفَن
)(رواهوسلن ِةَه اَيِقال َم ْوَي ِب َرُك
“Barangsiapa melepaskan kesulitan orang mu’min dari
kehidupannya di dunia ini, maka Allah akan melepaskan keuslitan
orang tersebut pada hari kiamat.” (HR. Muslim).
Hadis diatas berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama
manusia dan Allah SWT. akan membalasnya dengan balasan yang
setimpal bahkan berkali lipat. Yaitu dengan cara berbuat baik kepada
orang lain, membantunya jika sedang dalam kesulitan, tidak
melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan,
mengambil harta tanpa alasan yang benar, dan sebagainya.
3. Mencintai setiap ciptaan Allah SWT.
Akhlak mahmudah sangat menyeluruh dan mencakup berbagai
makhluk yang diciptakan-Nya. Bersumber dari fungsi manusia
sebagai khalifah. Salah satunya kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Hal ini karena secara
fungsional seluruh makhluk satu sama lain saling membutuhkan.
9. 9
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa akhlak
mahmudah ialah akhlak yang baik, berupa semua perbuatan baik, yang
harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. Dijelaskan pula bahwa
menjunjung tinggi akhlak mahmudah dapat menghubungkan kualitas
kemauan seseorang, bobot amal seseorang dan jaminan masuk surga, seperti
yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW.
Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan akhlak mahmudah
adalah kejujuran, ikhlas, dan tawadlu (sabar). Masing-masing sifat tersebut
terdapat dalam diri Rasulullah SAW.
Hal lain dari akhlak mahmudah yaitu manfaatnya bagi seluruh
umat muslim. Antara lain, keberuntungan selamat didunia dan diakhirat,
menghilangkan kesulitan (diri sendiri dan orang lain), dan mencintai setiap
ciptaan Allah SWT.
Perilaku yang mulia ini ditekankan karena disamping akan
membawa kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa
kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa
akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang
yang bersangkutan.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka untuk memaksimalkan tugas kita
sebagai khalifah dibumi haruslah kita untuk mengamalkan semua akhlak
10. 10
mahmudah dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. agar kita merasakan semua manfaatnya baik di dunia
dan di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996.
11. 11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Karya
Toha Putra. 1995.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 1994.
Humaidi Tatangpangarsa. Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1991.
Mahmud Yunus. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurriyyah, 2010.