Dokumen ini membahas tentang kepribadian Islam (al-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah) yang terbentuk dari dua unsur utama yaitu aqliyyah (intelektual) dan nafsiyyah (emosional). Kepribadian Islam memiliki ciri khas yang membedakannya dari yang lain, yaitu cara berpikir dan bertindak yang selalu berlandaskan pada aqidah dan syariat Islam. Model kepribadian sempurna yang dicontoh adalah Rasulullah SAW
2. MAKNA KEPRIBADIAN
• Yang paling tampak dalam kepribadian manusia adalah
pola perilaku (al-sulûk) dalam kehidupan
• Pola perilaku di dalam kehidupan itu bergantung pada al-mafâhîm
(persepsi) yang terkait dengan aqliyyahnya dan
al-muyûl (kecenderungannya) yang terkait dengan
nafsiyyahnya
• Dengan demikian, kepribadian seseorang terbentuk dari
dua unsur, yakni aqliyyah dan nafsiyyah
• Sementara bentuk tubuh, model pakaian, kekayaan, dsb,
bukanlah unsur pembentuk kepribadian
3. PENGERTIAN AQLIYYAH
AQLIYYAH adalah:
• Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan untuk memahami
makna atau memikirkan sesuatu.
Dengan ungkapan lain:
• Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan untuk mengkaitkan
fakta dengan al-ma’lûmat al-sâbiqah (informasi sebelumnya)
tentang fakta itu atau kaidah atau beberapa kaidah tertentu
• Aspek inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan
aqliyyah, seperti aqliyyah Islamiyyah, Kapitalis, Sosialis, dll
• Apa yang dihasilkan oleh aqliyyah (yakni mafâhîm) adalah
penentu tingkah laku terhadap fakta yang ditemuinya
4. Alur Terbentuknya Aqliyyah
Terpenu
hinya
Syarat-syarat
Berpikir
:
Fakta
Alat Indera
Otak
Informasi
Sebelumnya
tentang
Fakta
Mafhûm ‘an
al-Syay’
(Pemahaman
ttg Sesuatu)
Mafâhîm
‘an al-
Hâyah
(Pemahaman
ttg
al-Qâ’idah al- Kehidupan)
Fikriyyah
(Landasan
al-Sulûk
Berpikir)
(Pola
Perilaku)
Aqidah
5. Alur Terbentuknya Aqliyyah Islamiyyah
Terpenu
hinya
Syarat-syarat
Berpikir
:
Fakta
Alat Indera
Otak
Informasi
Sebelumnya
tentang
Fakta
Mafâhîm‘an
al-Asyaa’
(Pemahaman
ttg Sesuatu)
al-Mafâhîm
al-Islâmiyyah
(Pemahaman
Islami)
al-Qâ’idah al-
Fikriyyah al-
Islâmiyyah
(Landasan
Berpikir Islami)
Aqidah Islam
al-Sulûk al-
Islâmiy
(Pola
Perilaku
Islami)
6. PENGERTIAN NAFSIYYAH
NAFSIYYAH adalah:
• Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan seseorang untuk
memenuhi gharîzah (naluri) dan hâjat ‘udhwiyyah (kebutuhan
jasmani).
• Atau dengan ungkapan lain,
• Tata cara (al-kayfiyyah) yang digunakan seseorang dalam
mengaitkan dawâfi’ al-isybâ’ (dorongan pemenuhan) dengan
mafâhîm.
• Dengan demikian, nafsiyyah –yang merupakan hasil akhirnya
berupa muyûl (kecenderungan)-- merupakan gabungan antara
dorongan penyaluran dengan mafâhîm
• Aspek inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan muyûl
tiap-tiap orang, seperti muyûl Islami, muyul Sosialis, muyul
Kapitalis, dll.
10. Posisi Aqidah Islam dalam Kepribadian
AQIDAH
ISLAM
al-Qâ’idah al-
Fikriyyah al-
Islâmiyyah
(Landasan
Berpikir Islami)
Qawâid al-
A’mâl al-
Islâmiyyah
(Kaidah
perbuatan
Islami)
AQLIYYAH
ISLAMIYYAH
NAFSIYYAH
ISLAMIYYAH
AL-SULÛK AL-ISLAMI
(POLA PERILAKU)
11. Metode Membentuk
Syakhsiyyah Islamiyah
1. Menanamkan aqidah Islamiyah
2. Menjadikan aqidah Islam sebagai
landasan berpikir
3. Menjadikan syariah Islam sebagai
tolok ukur dan pengendali tingkah
laku
12. MEMPERKUAT SYAKHSHIYYAH ISLAMIYYAH
Upaya memperkuat Aqliyah Islamiyah :
• Kualitas Aqliyah Islamiyah erat kaitannya dengan
pemahaman Islam yang dimiliki
• Islam mendorong setiap individu untuk
meningkatkan pemahaman keislamannya dengan
mempelajari tsaqafah Islamiyah
• Islam mewajibkan kepada setiap Muslim untuk
menuntut ilmu keislaman (tsaqafah Islamiyah).
13. Upaya memperkuat Nafsiyah Islamiyah:
• Kualitas nafsiyah Islamiyah erat kaitannya dengan
ketaatan pada Allah Swt
•Mendorong diri secara sungguh-sungguh dan
istiqamah untuk senantiasa taat kepada syariah.
• Secara khusus giat melakukan perbuatan yang
disunnahkan
• Bersikap wara’ untuk meninggalkan perbuatan
makruh dan menjauhkan diri dari yang syubhat.
14. MELURUSKAN PANDANGAN
• Adalah kesalahan menganggap bahwa orang yang ber-syakhshiyyah
Islamiyyah harus seperti malaikat yang
tidak pernah melakukan kesalahan. Lalu menganggap:
hidup Islami tidak mungkin !!
• YANG BENAR, bahwa orang yang bersyakhsiyyah
Islamiyyah adalah orang yang selalu berpikir Islamy dan
senantiasa taat pada Allah. Ia mungkin saja melakukan
kesalahan tapi segera menyadari kesalahan itu, tidak
melanjutkan dan bertaubat. (Ali Imran 199 – 200)
15. KEKHUSUSAN
SYAKHSIYYAH ISLAMIYYAH
• Syakhshiyyah Islamiyyah menjadikan seorang muslim
berbeda dengan yang lain (mutamayyizah bi lawnin
khasin)
• Kekhususan tersebut tidak berkaitan dengan bentuk fisik
tubuh maupun penampilan.
• Kekhususan tersebut tampak dalam cara berpikir dan
bertingkah laku yang selalu berlandaskan pada aqidah
dan syariat Islam.
16. DI ANTARA CIRI KHAS SYAKHSHIYYAH
ISLAMIYYAH
Ditunjukkan Allah ketika memaparkan sifat-sifat :
Shahabat : QS. Al Fath (48):29; Al-Taubah (9):100
Orang Mu’min : QS. Al-Mu’minun (23) : 1-11
Ibadurrahman : QS. Al-Furqan (25) : 63-74
Mujahidin : QS. Al-Taubah (9) : 88-89
17. Penampakan syakhshiyyah Islamiyyah
• Menjadikan akhirat sebagai tujuan tanpa melupakan dunia
(QS. Al-Qashash : 77).
• Meraih kekuasan dunia dengan hak dan senantiasa
bersusah payah menggapai akhirat (QS. Al-A’la : 17).
• Zuhud dari harta yang haram dan subhat, tetapi tidak
menolak menikmati rizqi yang baik-baik tanpa lupa bahwa
dunia bukan segalanya. Sadar bahwa perhiasan dunia
adalah cobaan (QS. Al-Kahfi :46)
• Ramah terhadap sesama muslim dan keras terhadap
segala bentuk kekafiran.(QS al Fath 29)
• Mampu menjadi pemimpin, sekaligus siap sebagai rakyat
• Lembut, sekaligus bisa keras dan tegas
• Zuhud, namun juga menikmati hidup
18. Mampu menguasai dunia, dan sukses di akhirat
Tidak rakus dunia, namun tidak menyengsarakan
diri
Gagah dan perkasa di medan tempur, namun
rendah hati di saat damai
Seorang ‘abid (hamba Allah) yang khusyu dalam
shalat, menjauhi perkataan yang tiada berguna,
membayar zakat, menundukkan pandangan,
memelihara amanat, memenuhi kesepakatan
dalam perjanjian, memenuhi janji yang diucapkan,
dan berjihad fi sabilillah
Giat mencari nafkah, sekaligus dermawan
Tekun beribadah dan tangkas berpolitik
Aktif berdakwah dan giat berjuang; dll
19. Keunikan Syakhsiyyah Islamiyah
• Menjadikan aqidah Islam asas
syakhsiyyah
• Menjadikan halal haram sesuai
syariat Islam sebagai tolok ukur
perbuatan
• Menjadikan ridla Allah sebagai
makna kebahagiaan
20. Meneladani Kepribadian Rasulullah
saw
dan Para Sahabat
• Rasulullah adalah uswatun hasanah
• Model kepribadian Islam yang sempurna
• Para sahabat adalah orang-orang yang
direkomendasikan Rasulullah saw.
• Para sahabat adalah orang-orang yang
mengikuti model sempurna itu
21. Sudahkah kita bertekad membangun
syakhsiyyah Islam yang utuh
dalam diri kita dengan model
Rasulullah saw dan para sahabat?
WWaaLLllââhh aa’’llaamm bbii aall--sshhaawwââbb