1. Oleh Jumal Ahmad bin Hanbal
ahmadbinhanbal.wordpress.com
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 1
2. Tafsir
secara bahasa dari kata al-Fasru yang bermakna "al-Inabah wa
Kasyful Murad"
secara Istilah: Ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabu Muhammad SAW, menjelaskan
maknanya dan mengeluarkan hukum-huum dan hikmah di
dalamnya
Ushul Tafsir
yaitu suatu kaidah dan pokok-pokok yang membangun ilmu Tafsir
yang pembahasannya meliputi mufasir seperti syarat, adab dan
juga tentang tafsir seperti kaidahg, thuruq, metode dan yang
lainnya.
Ilmu untuk memahami al-quran secara benar dan menyingkap
cara penafsiran yang sesat dan menyeleweng
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 2
3. Ulama berbeda pendapat menjadi dua:
1. Antara keduanya sama, pendapat ini dipegang oleh Abu
Ubaid, Imam Thabari dan Ahmad binYahya Tsa’lab
2. Antara keduanya terdapat perbedaan jauh, dan letak
perbedaannya macam-macam:
Dalam keumuman dan kekhususannya
Tafsir kaitannya dengan riwayat sedangkan ta’wil
kaitannya dengan dirayah
Tafsir ilmunya khaliq sedangkan ta’wil ilmunya makhluq
Tafsir sudah jelas maksudnya dari Allah swt sedangkan
ta’wil adalah mentarjih salah satu pendapat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 3
4. Tujuan: memberikan kaidah, cara dan metode yang benar
dalam tafsir dan memberikan syarat dan adab yang harus
dimiliki seorang mufasir.
Faidah:
menjaga al-quran dari serangan musuh yang berusaha
untuk mentahrif al-quran
Mengetahui cara yang benar dalam tafsir
Mengetahui kaidah yang benar untuk memahami
kitabullah
Menelaah kesungguhan ulama salaf dalam berkhidmat
pada al-quran
Tema: membahas ilmu tafsir tentang
kaidah, pokok, syarat, adab dan metode tafsir.
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 4
6. apakah NabiMuhamad SAW menafdirkan semua al-Quran?
Pendapat pertama: Bahwa Rasullullah SAW menafsirkan semua
al-Quran dengan dalil QS an-Nahl: 44
Pendapat kedua: Bahwa Rasulullah SAW tidak menjelaskan
kepada para Sahabat kecuali sedikit saja dari makna al-
Quran, mereka mengambil dalil dari kisah doa Nabi kepada Ibnu
Abbas ra
pendapat yang rajih: bahwa Nabi tidak menjelaskan semua
makna al-Quran karena: 1. ada sebagian ayat yang mudah
dipahami. 2. ada ayat yang mudah dicerna. 3. ada ayat yang
hanya diketahui Allah SWT. 4. dan ada ayat yang tidak terllau
penting mengerti maknanya
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 6
7. Oleh karena itu kita bisa memastikan bahwa nabi saw
tidak menafsirkan semua ayat al-quran kepada para
sahabat. Namun juga tidak benar pendapat yang
mengatakan bahwa nabi saw hanya menafsirkan sedikit
saja dari ayat al-quran, karena dalam hadits yang
diriwayatkan Aisyah tersebut terdapat perawi yang
bernama Muhammad bin ja’far az-Zubairi.
Imam Thabari mengatakan bahwa Muhammad bin Ja’far
az-Zubairi adalah orang yang tidak dikenal dalam atsar
dan ibnu katsir mengatakan haditnya mungkar gharib.
lebih dari itu cukuplah kitab-kitab hadits yang marfu’
untuk membantah pendapat di atas.
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 7
8. Kebanyakan tafsir nabi saw adalah membayankan ayat
yang masih mujmal, menjelaskan ayat yang masih
musykil, mentakhsis ayat yang umum, mentaqyid ayat
yang mutlaq.
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 8
10. sedikit mengambil masalah Israiliyat
tafsiran mereka belum menyeluruh pada semua al-
Quran
tidak memaksakan dalam menafsirkan ayat
sedikit menulis tafsir dan kebanyakan disampaikan
melalui riwayat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 10
14. mereka mengetahui makna dan rahasia dari Bahasa
Arab
mereka mengetahui adat bangsa arab
mereka mengetahui keadaan yahudi dan nasrani
ketika ayat turun
mereka mengetahui sebab turunnya ayat al-Quran
mereka cerdas dan berpemahaman kuat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 14
15. Ali bin Abu Thalib
termasuk orang yang paling luas ilmunya
Abdullah bin Mas'ud di Kufah
Murid Ibnu Mas'ud: Masruq bin Ajda', Alqamah bin Qais, al-Aswad bin
Zaid, Qatadah bin Da'amah, Hasan al-Bashri, 'Amir as-Sya'bi
Abdullah bin Abbas di Makkah
Murid Ibnu Abbas: Mujahid bin Jabr, Sa'id bin Jubair, Thawus bin
Kaisan, Atha' bin abi Rabah, Ikrimah
Ubay bin Ka'ab di Madinah
Murid Ubay bin Ka'ab: Abu al-Aliyah, Zaid bin Aslam, Muhammad bin
Ka'ab, ath-Thufail bin Ubay bin Ka'ab
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 15
16. Jika tidak berdasar pada ra'yu maka dihukumki
marfu'
Jika berdasarkan pada ijtihad, hukumnya mauquf
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 16
18. Manhaj Tafsir Tabi'in
Tafsir al-Quran dengan al-Quran
Tafsir al-Quran dengan Sunnah
Tafsir al-Quran dengan Aqwal Sahabat
Pemahaman dan Ijtihad
Perkataan Ahlu Kitab: Yahudi dan Nasrani
Kelebihan dari Tafsir masa Tabi'in
masuknya Israiliyat
dengan meluasnya kekuasaan Islam mereka
menafsirkan sesuai dengan kebutuhan manusia
tafsir masih terjaga melaluii talaqi dan riwayat
muncul perselisihan dalam tafsir
muncul tafsir brtdasarkan mazhab
setiao tafsir disandarkan kepada yang mengatakan
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 18
19. Mufasir pada masa Tabi'in: Mujahid, Sa'id bin Jubair,
Hasan al-Bahsri, Qatadah dan lainnya
Hukum Tafsir pada masa Tabi'in
Ibnu Uqail mengatakan tidak boleh dengan alasan
mereka tidak mendengar langsung dari nabi, mereka
tidak melihat turunnya ayat dan tentang keadalahan
mereka tidak ada nash yang menetapkan
kebanyakan mufasir mengatakan boleh, dengan
mengambil dalil bahwa IMujahid pernah menanyakan
tafsir pada ibnu Abbas sebanyak 3 kali demikian juga
dengan Qatadah dan as-Sya'bi
yang rajih: Ibnu Taimiyah menjelaskan, jika mereka
telah bersepakat maka tafsir mereka kita ambil dan
jika merekan berselilsih maka dikembalikan pada
bahasa al-Quran, hadits atau perkataan sahabat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 19
21. dimasukkan dalam bab hadits, contoh: Yazid bin
Harun, Syyu'bah bin Hajaj, Waki' bin
Jarah, Abdurrazaq bin Hamam
Kelebihan marhalah ini
sumber mereka adalah sanad
mengumpulkan berdasarkan bab dalam hadits
ada tafsir dari nabi, sahabat dan tabi'in
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 21
22. Tafsir sudah dalam satu al-Quran penuh dan yang
pertama melakukannya adalah Abdul Malik bin Juraij
Kelebihan Marhalah ini
menulis tafsir ma'tsur saja
tafsirnya sampai pada perawinya
belum ada perhatian terhadap koreksi hadits
berkembangnya riwayat israiliyat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 22
23. pada masa ini banyak mufasir yang meringkas
sanad dan menyandarkannya pada yang tidak
mangatakannya. dan pada masa ini pula muncul
tafsir bir ra'yi dan meluasnya riwayat israiliyat
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 23
24. pada masa ini mulai masuk riwayat dhaif dalam
tafsir, menafsirkan ayat sesuai dengan mazhab
mereka ataun untuk membantah siapa yang
menentangnya
Buhuts fi Ushul Tafsir wa Manahijuhu 24