Khutbah Jumat memberikan tiga poin penting tentang sistem pendidikan Islam. Pertama, generasi muda saat ini terjerumus ke masalah sosial karena pengaruh sistem pendidikan sekuler. Kedua, pendidikan Islam menjadikan manusia sempurna dengan panutan Rasulullah SAW. Ketiga, negara bermayoritas Muslim seharusnya menjadikan Islam sebagai landasan utama sistem pendidikan.
3. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada
junjungan alam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mari kita terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Waktu demi waktu. Semoga derajat kita semakin tinggi di sisi Allah.
Aamiin
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Berita-berita yang tersiar akhir-akhir ini terkait generasi muda,
membuat kita miris. Ternyata banyak remaja hamil di luar nikah. Ini
artinya, seks bebas telah melanda generasi muda. Jangan-jangan
tindakan bejat itu telah menjadi gaya hidup. Naudzubillahi min
dzalik …
Di Depok Jawa Barat, misalnya. survei Komnas Perlindungan Anak
pada tahun 2020 menemukan, 93,8 persen dari 4.700 siswi
SMP/SMA di kota tersebut mengaku pernah berhubungan seksual
di luar nikah. Survei tersebut juga mengungkap 97 persen
responden mengaku pernah menonton pornografi. Astaghfirullah
…
Data ini belum termasuk fakta meningkatnya aborsi di kalangan
remaja/pelajar dan juga jeratan narkoba di kalangan remaja/pelajar
4. Indonesia. Di luar itu, remaja pun berani jadi preman jalanan,
tawuran, bahkan membunuh lawan.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Apa yang salah, sehingga muncul generasi seperti ini? Apakah
mereka bersikap seperti itu karena belajar Islam? Tidak! Mereka
adalah produk sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri
ini. Sistem pendidikan yang menjauhkan anak didik dari ajaran
Islam.
Dan itu sangat nyata ketika beberapa waktu lalu visi pendidikan
Indonesia yang dicanangkan Kemendikbud dalam draft Peta Jalan
Pendidikan Nasional (PJPN) 2020-2035, tidak tercantum lagi frasa
agama. Agama ingin dibuang. Agama dihilangkan dari sistem
pendidikan. Bagaimana mungkin kita mau mencetak generasi yang
unggul jika tak memiliki akhlak mulia, berbudi luhur, yang
dibimbing oleh agama? Akibatnya sangat fatal, seperti yang kita
lihat sekarang.
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sebagai negara yang mayoritas Muslim, seharusnya menjadikan
Islam sebagai landasan utama dalam sistem pendidikan dan
sekaligus mewarnai seluruh kebijakan pendidikan di Tanah Air.
5. Dalam Islam, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses manusia
menuju kesempurnaan sebagai hamba Allah subhanahu wa ta’ala.
Ada sosok Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
wajib menjadi panutan (role model) seluruh peserta didik.
Sebabnya, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ٍْميَظَع ٍقُلُخ ىٰلَعَل َكَّنَا َو
Sungguh engkau memiliki akhlak yang sangat agung (TQS al-Qalam
[68]: 4).
Allah subhanahu wa ta’ala pun berfirman:
َسَح ٌة َوْسُا َ ه
َّللا َل ْوُسَر ْيَف ْمُكَل َانَك ْدَقَل
ٌٌ َن
Sungguh pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu
terdapat suri teladan yang baik (TQS al-Ahzab [33]: 21).
Keberadaan sosok panutan (role model) inilah yang menjadi salah
satu ciri pembeda pendidikan Islam dengan sistem pendidikan
yang lain. Karena itu dalam sistem pendidikan Islam, akidah Islam
harus menjadi dasar pemikirannya. Sebabnya, tujuan inti dari
sistem pendidikan Islam adalah membangun generasi yang
berkepribadian Islam, selain menguasai ilmu-ilmu kehidupan
seperti matematika, sains, teknologi dan lain-lain.
6. Hasil belajar (output) pendidikan Islam akan menghasilkan peserta
didik yang kokoh keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya
(tafaqquh fiddin). Pengaruhnya (outcome) adalah keterikatan
peserta didik dengan syariah Islam. Dampaknya (impact) adalah
terciptanya masyarakat yang bertakwa, yang di dalamnya tegak
amar makruf nahi mungkar dan tersebar luasnya dakwah Islam.
Hanya saja, pemikiran (fikrah) pendidikan Islam ini tidak bisa
dilepaskan dari metodologi penerapan (thariiqah)-nya, yaitu sistem
pemerintahan yang didasarkan pada akidah Islam. Karena itu
dalam Islam, penguasa bertanggung jawab penuh atas
penyelenggaraan pendidikan warganya. Sebabnya, pendidikan
adalah salah satu di antara banyak perkara yang wajib diurus oleh
negara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َهَتَّيَعَر ْنَع ٌلوُئْسَم َو ٍاعَر ُماَمَ ْ
اْل
Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya (HR al-Bukhari dan
Muslim).
Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Sistem pendidikan Islam bukan sekadar teori. Kecemerlangan
sistem pendidikan Islam itu bisa dilihat di masa Khilafah Islam,
ketika sistem pendidikan itu diterapkan secara praktis. Saat itu
7. lahir lembaga-lembaga pendidikan Islam, majelis ilmu pengetahuan
serta ulama dan ilmuwan yang pakar dalam berbagai disiplin
pengetahuan.
Beberapa lembaga pendidikan Islam kala itu antara lain,
Nizhamiyah (1067 -1401 M) di Baghdad, Al-Azhar (975 M-sekarang)
di Mesir, Al-Qarawiyyin (859 M-sekarang) di Fez, Maroko dan
Sankore (989 M-sekarang) di Timbuktu, Mali, Afrika. Lembaga
pendidikan Islam ini pun menerima para siswa dari Barat. Paus
Sylvester II, sempat menimba ilmu di Universitas Al-Qarawiyyin.
Literasi warga negara Khilafah saat itu pun lebih tinggi daripada
Eropa. Perpustakaan Umum Cordova (Andalusia) memiliki lebih
dari 400 ribu buku. Perpustakaan Al-Hakim (Andalusia) memiliki 40
ruangan yang di setiap ruangannya berisi lebih dari 18 ribu judul
buku. Perpustakaan Darul Hikmah (Mesir) mengoleksi sekitar 2 juta
judul buku. Perpustakaan Umum Tripoli (Syam) mengoleksi lebih
dari 3 juta judul buku.
Lahir para ilmuwan yang luar biasa sebut saja Ibnu Sina (pakar
kedokteran), al-Khawarizmi (pakar matematika), al-Idris (pakar
geografi), az-Zarkalli (pakar astronomi), Ibnu al-Haitsam (pakar
fisika), Jabir Ibn Hayyan (pakar kimia), dan lain-lain.
8. Kemajuan pendidikan pada masa keemasan peradaban Islam ini
pun ditransfer ke dunia Barat. Tim Wallace-Murphy (WM) yang
menerbitkan buku berjudul “What Islam Did for Us: Understanding
Islam’s Contribution to Western Civilization” (London: Watkins
Publishing, 2006), memaparkan fakta tentang transfer ilmu
pengetahuan itu di Abad Pertengahan.
Bahkan cendekiawan Barat, Montgomery Watt, menyatakan,
”Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa
tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa
dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya, Barat
bukanlah apa-apa.”
Itulah kecemerlangan sistem pendidikan Islam. Maka jika kita ingin
peradaban negeri ini unggul dan maju, buang sistem pendidikan
sekuler, dan terapkan sistem pendidikan Islam. []
ْيَظَعلْا َآن ْرُقلْا ىَف ْمُكَل َو يَل هللا َكَارَب
،َم
َهْيَفاَمَب ْمُكَّايَإ َو يَنَعَفَن َو
ا َو َتاَي ْ
اْل َنَم
َ
رْكَذل
َيمَكَحْال
َت َوَالَت ْمُكْنَم َو اَّنَم ُهللا َلَّبَقَت َو
ُهَّنَإ َو ُه