3. A. Islam Dan Jaringan
Perdagangan Antar Pulau
B. Peran Kepulauan Indonesia
Dalam Perdagangan Dan
Pelayaran Di Asia Tenggara
1. Perdagangan Antar Pulau Di
Indonesia Pada Masa Kuno
2. Pola Perdagangan Dan
Pelayaran Antar Pulau Di
Indonesia
C. Kesimpulan
ISLAM DAN JARINGAN PERDAGANGAN ANTAR PULAU
4. • Muncullah saudagar-saudagar dan syahbandar yang berperan
melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di
Nusantara.
• Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi,
maupun pulau-pulau lain telah berjasil menjalin hubungan
dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di
Semenanjung Malaka; Pattani, dan Kra di Thailand; Pegu di
Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina;
Brunei dan bandar-bandar lain.
5. Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara
disebabkan adanya kemampuan sebagai berikut ini:
1. Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat
lain.
2. Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di
Nusantara.
3. Pengumpul barang komoditas yang diperlukan bangsa lain.
4. Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang
siap disebarkan keseluruh Nusantara.
6. 1. Perdagangan Antar Pulau
Di Indonesia Pada Masa Kuno
Adanya hubungan perdagangan pada masa kerajaan-kerajaan Islam
nusantara.
kegiatan perdagangan di nusantara menjadi berlangsung terus
menerus, ramai, dan semakin menguntungkan. Dengan demikian
muncullah beberapa pusat perdagangan yang dimiliki kerajaan-kerajaan
yang wilayahnya menjangkau pantai.
Kegiatan perdagangan yang berlangsung pada masa itu dilakukan
dengan cara sistem barter (tukar menukar barang dengan barang).
7. Indonesia mampu menjadi salah satu pusat Perdagangan yang
penting di jalur dagang antara Asia Timur – Asia Barat.
Sekitar abad ke-15 telah muncul kerajaan-kerajaan yang
bercorak Islam di Nusantara.
Sampai awal abad ke-16, jalur perdagangan di asia Tenggara
diwarnai oleh dua jalur besar, yaitu jalur Cina-Malaka dan jalur
Maluku-Malaka.
juga terbentuk pula pusat-pusat kekuasaan lain yang bercorak
Islam di Nusantara seperti Demak, Jepara, Banten.
Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511), pedagang-
pedagang Islam memindahkan kegiatannya ke pelabuhan-
pelabuhan lain. Mereka tetap dapat melanjutkan usaha
perdagangannya secara aman.
8. C. Kesimpulan
Pedagang-pedagang Islam yang konflik dengan pedagang-
pedagang Portugis menyingkir ke Aceh, Banten, dan Makasar.
Mereka tetap melakukan perdagangan dan pelayaran dengan
pedagang-pedagang luar dengan membuka jalur perdagangan
baru melalui sepanjang Pantai Barat Sumatera.
Pedagang-pedagang Islam dari Malaka banyak yang
mengalihkan kegiatannya ke Aceh. Sehingga Aceh juga
berkembang menjadi pusat perdagangan dan pusat kekuasaan
Islam. Sedangkan di bagian Timur, ada dua pusat perdagangan
dan kekuasaan Islam yang penting, yakni Ternate dan Tidore.
9. 1.Apa yang menyebabkan terjadinya jaringan perdagangan dan pelayaran
di nusantara?
Jawab : karena saling membutuhkan barang barang yang tidak ada di
tempatnya.
2. Barang dagangan apa yang mendapat prioritas dalam perdagangan di
pulau jawa ?
Jawab : beras, gula, kayu jati.
3. Sistem perdagangan yang paling banyak di lakukan pada masa saat itu
adalah ?
Jawab : sistem barter (tukar menukar barang dengan barang)
4. Pada abad berapa jaringan perdagangan dan pelayaran antar pulau di
mulai ?
Jawab : abad pertama masehi
5. Pada abad ke 15-16 jalur perdagangan di asia tenggara di warnai oleh 2
jalur besar yaitu?
Jawab : jalur cina-malaka dan jalur Maluku-Malaka
6. Salah satu dampak dari jatuhnya malaka ke tangan portugis ialah ?
Jawab : pedagang-pedagang islam memindahkan kegiatannya ke
pelabuhan lain.