SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
HABITUS PARA WIRAUSAHAWAN
* Oleh, Agus David Ramdansyah
“ Manusia membangun habitus secara perlahan. Dan kemudian habitus itu
membentuk nasibnya” ~ Pandir Karya
”Habitus” (Latin) bisa berarti kebiasaan, tata pembawaan, atau penampilan diri,
yang telah menjadi insting perilaku yang mendarah daging, semacam
pembadanan dari kebiasaan kita dalam rasa-merasa, memandang, mendekati,
bertindak, atau berinteraksi dalam kondisi suatu masyarakat… bersifat spontan,
tidak disadari pelakunya apakah itu terpuji atau tercela, seperti orang tak sadar
akan bau mulutnya. Ia bisa menunjuk seseorang, tapi juga kelompok sosial,”
demikian antara lain penjelasan B. Herry-Priyono (Kompas, 31 Desember 2005).
Perhatikan bahwa habitus ”...telah menjadi insting perilaku yang mendarah
daging”, ”bersifat spontan”, ”tidak disadari pelakunya”, dan bisa menunjuk
kepada ”kelompok sosial” tertentu. Nah, dengan pemahaman ini, mari kita coba
pikirkan, apa sajakah habitus kelompok sosial ekonomi atas (baca: orang-orang
kaya dan super kaya) yang telah menjadi insting perilaku yang mendarah daging,
bersifat spontan, dan tidak disadari pelakunya (baca: bersifat reflek)?
Beberapa pendapat tentang habitus orang kaya yang paling umum:
• Mereka super pelit,
• Orang kaya yang saya kenal banyak yang sombong,
• Selalu memperhitungkan segala sesuatunya dengan cermat.
• Tidak suka berhutang.
• Suka menawar harga barang yang ingin dibelinya.
• Mereka suka memamerkan kekayaannya.
• Cenderung serakah dan asosial.
• Hanya membeli barang-barang bermerek terkenal.
• Hidup hemat, cenderung pelit, dan tidak suka menunjukkan kemampuan
mereka yang sebenarnya.
• Suka bangun siang dan tidur dini hari.
Dari studi literatur tentang kecenderungan perilaku orang-orang kaya di Amerika
dan Asia, serta dari pengamatan pribadi mengenai perilaku sejumlah orang yang
kaya di Indonesia yang secara umum mereka adalah para pelaku usaha atau
wirausahawan, sekurang-kurangnya bisa disebutkan beberapa habitus yang
saling kait mengkait satu sama lain sebagai berikut.
Habitus pertama, dan boleh jadi ini yang terpenting, mereka menikmati
hidup dengan standar jauh dibawah kemampuan mereka yang sebenarnya.
Artinya, secara keuangan mereka lebih kuat dari apa yang nampak oleh mata
lingkungannya. Mereka lebih kaya dari apa yang mungkin dipikirkan orang lain di
sekitar mereka (tetangganya). Bila mereka sesungguhnya mampu membeli
rumah seharga Rp 10 miliar, maka mereka senang memilih rumah seharga Rp 1
miliar. Jika mereka mampu membeli mobil seharga Rp 2 miliar, mereka senang
memilih mobil seharga Rp 600 juta saja. Sekalipun mereka lebih dari mampu
membeli barang-barang yang dipajang di butik-butik eksklusif atau pertokoan
mewah macam Sogo Departemen Store, mereka tidak sungkan untuk berbelanja
di pusat belanja grosir seperti di ITC Mangga Dua.
Beberapa orang yang kaya menganut pandangan bahwa apa pun yang kita
gunakan dan nampak oleh orang lain seharusnya tidak lebih dari sepertiga
kekuatan kita yang sesungguhnya. Dan kalau kita bisa menggunakan
sepertigapuluh atau bahkan sepertigaratus dari kemampuan finansial kita untuk
hidup nyaman, itu sudah cukup. Beberapa orang kaya tidak suka dikenal
terutama sebagai orang kaya. Mereka lebih suka dikenal sebagai orang yang
berkarya. Pernyataan ini dengan tegas menunjukkan bahwa mereka menikmati
hidup dibawah kemampuan yang sesungguhnya.
Karena terbiasa hidup dibawah kemampuan yang sesungguhnya, maka mereka
—orang-orang kaya tersebut — selalu memastikan bahwa biaya konsumsi
mereka jauh dibawah penghasilan rutin yang mereka peroleh. Itulah habitus
kedua. Jika mereka memperoleh penghasilan rutin (katakan saja) Rp 30-40 juta
per bulan, maka mereka telah membiasakan diri untuk hanya menggunakan
sekitar Rp 10-15 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan bulanan
keluarganya. Dan ketika penghasilan mereka meningkat menjadi Rp 60-70 juta
per bulan pun, mereka tidak merasa perlu untuk mengubah pola konsumsi
mereka. Dalam hal ini yang meningkat secara langsung adalah jumlah tabungan
untuk investasi, karena biaya konsumsi relatif tetap.
Habitus yang ketiga adalah kebiasaan menyisihkan dana untuk tabungan dan
investasi dulu, dan menyisakan yang lainnya untuk konsumsi rutin setiap
bulannya. Jadi bukannya menggunakan penghasilannya untuk konsumsi dan
kalau akhir bulan masih tersisa baru ditabung dan diinvestasikan. Dengan kata
lain, mereka terbiasa untuk mencurahkan cukup banyak waktu untuk memikirkan
soal kemana dan bagaimana uang mereka ditabung dan diinvestasikan agar
berkembang lebih maksimal. Mereka tidak memberikan banyak waktu untuk
memikirkan cara-cara menggunakan uang secara konsumtif, untuk berbelanja
berlama-lama di pusat-pusat pembelanjaan. Sebaliknya, mereka memberikan
banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang membuat harta mereka menjadi
makin produktif, tumbuh dan berkembang, sehingga mereka menjadi mapan
secara keuangan.
Dari beberapa literatur dan memperhatikan tulisan-tulisan tentang orang-orang
seperti seperti Mochtar Ryadi, Ir. Ciputra, Bob Sadino, Jonathan L. Parapak, dan
Soen Siregar, kita dapat merasakan bagaimana ketiga habitus yang disebut di
atas telah terpatri menjadi bagian dari tarikan nafas orang-orang tersebut. Tentu
saja masih banyak lagi habitus orang-orang yang mapan secara finansial itu.
Namun tiga yang telah dipaparkan di atas adalah habitus yang paling umum.
Karena itu kita bisa memastikan bahwa kawan-kawan, sudara-saudara kita yang
lebih suka menampilkan gaya hidup seperti orang kaya, membiasakan diri
untuk berbelanja lebih dulu dan menabung belakangan, serta senang
menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan barang-barang konsumsi (gonta-
ganti mobil baru tiap 1-2 tahun sekali, mengenakan pakaian-pakaian bermerek
yang dibeli secara kredit, makan minum di tempat-tempat mahal, dan
sebagainya), pastilah tidak akan pernah menjadi orang yang mapan secara
keuangan. Orang muda yang suka foya-foya, hampir pasti akan hidup susah di
usia senja. Sepasti matahari tenggelam di ufuk barat.
Kalau tak percaya, silahkan mencoba dan rasakan akibatnya!
Setelah habitus, apa selanjutnya bagi para pelaku UKM…
(Tritunggal keberhasilan UKM)
Pada saat kita membaca halaman bisnis di surat kabar atau membalik-balik
majalah bisnis, kita selalu menemukan berita tentang perusahaan-perusahaan
besar yang mendominasi halaman-halaman tersebut. Hal ini menimbulkan
kesan, perusahaan-perusahaan besarlah yang memegang peranan besar dalam
penciptaan nilai ekonomi dan lapangan kerja. Namun bila kita tilik ekonomi
negara-negara yang sudah maju dan mapan, justru bisnis skala menengah ke
bawah yang memberi sumbangan terbesar secara ekonomis dan penciptaan
lapangan kerja. Negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah yang
kuat seperti US dan Taiwan relatif lebih kuat dalam menghadapi badai krisis
ekonomi.
Karena itu, kita perlu membantu kelahiran UKM-UKM seperti itu. Memang saat
ini semakin banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha sendiri. Usaha-
usaha seperti warung makanan, cafe-cafe tenda, wartel, warnet, dan toko-toko
lain bermunculan silih berganti. Namun begitu, kita bisa melihat para pebisnis
UKM tersebut hanya sekedar berspekulasi. Begitu melihat adanya usaha
yang sukses, mereka berebut masuk ke bidang yang sama tanpa berpikir
panjang. Padahal tanpa adanya strategi dan differentiation yang jelas,
keberlangsungan hidup usaha tersebut patut dipertanyakan.
Untuk mengatasi hal tersebut, setidaknya terdapat tiga bidang yang perlu
mereka kuasai. Pertama, manajemen keuangan dalam bentuk manajemen
resiko dan cash flow. Kedua, penyusunan strategi perusahaan, terutama strategi
differentiation dan pemasaran. Sedangkan yang ketiga adalah inovasi.
Pertama, Manajemen resiko dan cash flow layak mendapatkan prioritas
tertinggi karena persentase kematian usaha baru sangat tinggi, apalagi bila
usaha tersebut dimulai dengan modal terbatas. Telah banyak bukti yang
menunjukkan kegagalan sebuah usaha baru banyak terjadi karena kehabisan
uang sebelum usaha tersebut cukup dikenal luas. Untuk mengatasi hal tersebut,
para pengusaha baru perlu menjaga fleksibilitas. Lakukanlah analisis awal
secara mendalam. Lakukan riset pasar, walau hanya secara kasar. Kenali pasar
yang hendak Anda layani, terutama selera konsumen, kondisi kompetisi, dan
regulasi yang berlaku di sana. Di awal usaha, jangan berkomitmen terlalu besar
dalam pendanaan, walau dana Anda cukup. Pengucuran dana seharusnya
dilakukan dengan bertahap. Setelah usaha kelihatan berjalan, barulah dana
tahap-tahap berikutnya dikucurkan. Carilah juga cara-cara kreatif untuk
meminimalkan resiko pendaaan. Bila Anda mengkontrak tempat usaha, sebisa
mungkin jangan ambil kontrak terlalu panjang. Bila Anda terpaksa mengambil
kontrak yang panjang, pertimbangkan alternatif jalan keluar seperti oper kontrak
atau beralih ke usaha lain bila situasi memaksa. Beli perabot-perabot atau
barang-barang bekas yang masih bagus kondisinya, kecuali bila barang-barang
tersebut memiliki fungsi strategis.
Hal kedua yang harus dipelajari adalah strategi usaha, terutama dalam hal
penentuan basis differentiation dan upaya-upaya pemasaran untuk
mengkomunikasikan differentiation perusahaan Anda. Usaha yang tidak bisa
dibedakan dengan usaha lainnya akan dipaksa bermain di tingkat harga.
Sedangkan bila Anda memiliki usaha yang kecil, Anda sering kesulitan
mendapatkan keringanan harga beli dari supplier. Pertempuran harga juga sulit
Anda menangkan karena Anda harus bertempur dengan para pemain besar,
seperti yang terbukti dengan banyaknya para peritel yang digulung oleh
kehadiran hypermarket. Wabah wartel dan warnet yang pernah melanda negeri
ini juga mulai surut dengan banyaknya pemain yang menyerah karena mentalitas
ikut-ikutan membuat jumlah supply melebihi demand sehingga baik volume
maupun harga jual menurun.
Penentuan basis differentiation tentu tidak mudah. Anda harus mengerjakan
pekerjaan rumah terlebih dahulu. Pertama, Anda harus mengenali kekuatan-
kekuatan Anda (dan bisnis Anda). Setelah itu, Anda harus mengamati para
kompetitor Anda. Carilah apa yang bisa Anda lakukan dengan lebih baik dari
para kompetitor Anda. Tetapi itu saja tidak cukup. Apa yang Anda lakukan
dengan lebih baik tersebut haruslah sulit untuk ditiru dalam waktu dekat.
Differentiation yang mudah untuk ditiru bukanlah differentiation. Itu saja?
Sayangnya tidak. Differentiation secanggih apapun tidak akan berguna bila
differentiation tersebut tidak dihargai oleh target konsumen Anda.
Bila manajemen resiko membantu agar usaha Anda bisa hidup dalam waktu
singkat, strategi differentiation yang baik membantu memperpanjang hidup
usaha Anda untuk jangka menengah, maka yang ketiga adalah inovasi akan
memperpanjang usia hidup usaha Anda untuk jangka panjang. Strategi
differentiation sebagus apapun tidak ada yang kekal. Hanya masalah waktu
sebelum para kompetitor masuk dan meniru rahasia sukses Anda. Karenanya,
inovasi harus dilakukan terus menerus bila usaha Anda ingin terus hidup.
Tolong jangan bayangkan dulu inovasi dengan teknologi tinggi. Kebanyakan
inovasi yang dilakukan di negara-negara maju adalah inovasi-inovasi non-
teknologi yang dilakukan oleh para UKM. Inovasi tersebut bisa berupa cara-cara
yang lebih unik dalam pelayanan konsumen, pendistribusian barang, program-
program pemasaran, proses produksi, atau hal-hal lainnya. Para pebisnis UKM
sebenarnya juga lebih mengenali kondisi mikro di pasar mereka sehingga lebih
mampu berinovasi sesuai kebutuhan konsumen yang sulit dilakukan oleh
perusahaan besar. Satu lagi keunggulan UKM dalam inovasi adalah
kegesitannya dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif dibanding
perusahaan-perusahaan besar yang lebih birokratis. Manfaatkanlah
kelebihan tersebut.
Ketiga hal itulah: manajemen keuangan, strategi, dan inovasi, seharusnya
menjadi tritunggal yang dikuasai para pebisnis UKM. Apakah kemampuan
mengelola ketiga hal tersebut sudah bisa menjamin keberhasilan jangka panjang
sebuah usaha wiraswasta? Sayang sekali, dalam hidup ini tiada yang pasti
kecuali kematian. Selain itu, faktor etika bisnis dan tanggung jawab sosial
semakin penting dan harus diperhatikan juga. Namun usaha baru yang dimulai
tanpa pengetahuan atas ketiga hal tersebut sudah hampir pasti akan mati muda.
Saya katakan “hampir pasti” karena kita masih bisa menemukan usaha yang
bertahan puluhan tahun karena pendirinya kebetulan berhasil menguasai scarce
resouces (sumber-sumber langka) seperti lokasi yang strategis atau akses ke
orang-orang penting. Bisa juga pendiri usaha secara kebetulan membuat
keputusan-keputusan yang tepat. Dan jangan lupakan juga: Jamahan sang Dewi
Fortuna.
*Direktur LEPPEMAS - STIE BANTEN
Disampaikan pada acara “Pelatihan Kewirausahaan”
Selasa, 24 April 2007, Disperindagkop Kabupaten Serang

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanPutri Diyou
 
Manajemen Praktis bagi Entrepreneur
Manajemen Praktis bagi EntrepreneurManajemen Praktis bagi Entrepreneur
Manajemen Praktis bagi EntrepreneurNur Agustinus
 
Materi kewirausahaan
Materi kewirausahaanMateri kewirausahaan
Materi kewirausahaanSuhar Yanto
 
Perniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananPerniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananadd2904
 
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...Jiantari Marthen
 
Bab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahanBab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahanirwan zanur
 
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...ArifPrasetyo19
 
Bab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausahaBab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausahairwan zanur
 
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...FitriantoSugiono
 
tugas kewirausahaan
tugas kewirausahaantugas kewirausahaan
tugas kewirausahaanRania Pinati
 
Sofa khania dewi an a
Sofa khania dewi an aSofa khania dewi an a
Sofa khania dewi an aSofaKhaniad
 
MOTIVASI WIRAUSAHA
MOTIVASI WIRAUSAHAMOTIVASI WIRAUSAHA
MOTIVASI WIRAUSAHAAyah Abeeb
 

Mais procurados (19)

SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot TrimulyadiSIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
SIKAP MEMASUKI WIRAUSAHA DAN TANTANGANNYA - Gatot Trimulyadi
 
Makalah Kewirausahaan
Makalah KewirausahaanMakalah Kewirausahaan
Makalah Kewirausahaan
 
Makalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaanMakalah kewirausahaan
Makalah kewirausahaan
 
Makalah kewirausahaan
Makalah  kewirausahaanMakalah  kewirausahaan
Makalah kewirausahaan
 
Manajemen Praktis bagi Entrepreneur
Manajemen Praktis bagi EntrepreneurManajemen Praktis bagi Entrepreneur
Manajemen Praktis bagi Entrepreneur
 
Materi kewirausahaan
Materi kewirausahaanMateri kewirausahaan
Materi kewirausahaan
 
Perniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawananPerniagaan dan keusahawanan
Perniagaan dan keusahawanan
 
Kiat sukses wirausaha
Kiat sukses wirausahaKiat sukses wirausaha
Kiat sukses wirausaha
 
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...
 
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
Makalah kewirausahaan  usaha lesehanMakalah kewirausahaan  usaha lesehan
Makalah kewirausahaan usaha lesehan
 
Bab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahanBab 02 berpikir perubahan
Bab 02 berpikir perubahan
 
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...
1. Usaha, Evi Yuliana Sari, Hapzi Ali, Kewirausahan, Universitas Mercu Buana,...
 
Bab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausahaBab 01 menjadi wirausaha
Bab 01 menjadi wirausaha
 
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
3, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 6b entrepreneurship
Bab 6b entrepreneurshipBab 6b entrepreneurship
Bab 6b entrepreneurship
 
tugas kewirausahaan
tugas kewirausahaantugas kewirausahaan
tugas kewirausahaan
 
Sofa khania dewi an a
Sofa khania dewi an aSofa khania dewi an a
Sofa khania dewi an a
 
MOTIVASI WIRAUSAHA
MOTIVASI WIRAUSAHAMOTIVASI WIRAUSAHA
MOTIVASI WIRAUSAHA
 

Semelhante a Perilaku/Habitus Wirausahawan

Pasar Konsumen.pdf
Pasar Konsumen.pdfPasar Konsumen.pdf
Pasar Konsumen.pdfPanji Ulum
 
Kuis dan forum kewirausahaan 1
Kuis  dan forum  kewirausahaan 1Kuis  dan forum  kewirausahaan 1
Kuis dan forum kewirausahaan 1SulistiNingsi
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
 
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxbab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxBila67
 
Makalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanMakalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanNo Company Inc.
 
MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
MAKALAH PERILAKU KONSUMENMAKALAH PERILAKU KONSUMEN
MAKALAH PERILAKU KONSUMENdyna septiani
 
Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
Chapter 2   mengembangkan ide bisnisChapter 2   mengembangkan ide bisnis
Chapter 2 mengembangkan ide bisnistellstptrisakti
 
Katalog Penerbit Baca April 2023
Katalog Penerbit Baca April 2023Katalog Penerbit Baca April 2023
Katalog Penerbit Baca April 2023penerbitbaca
 
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018IwanMuklas
 
Katalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Bacapenerbitbaca
 
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )andre m
 
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )andre m
 
Intisari ilmu ekonomi
Intisari ilmu ekonomiIntisari ilmu ekonomi
Intisari ilmu ekonomifamil25
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanFahmy Metala
 
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienStrategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienVictor Novianto
 

Semelhante a Perilaku/Habitus Wirausahawan (20)

Pasar Konsumen.pdf
Pasar Konsumen.pdfPasar Konsumen.pdf
Pasar Konsumen.pdf
 
Diet gaya hidup
Diet gaya hidupDiet gaya hidup
Diet gaya hidup
 
Financial freedom
Financial freedom Financial freedom
Financial freedom
 
Financial freedom
Financial freedom Financial freedom
Financial freedom
 
Kuis dan forum kewirausahaan 1
Kuis  dan forum  kewirausahaan 1Kuis  dan forum  kewirausahaan 1
Kuis dan forum kewirausahaan 1
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
 
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptxbab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
bab 2 - pengantar manajemen dan bisnis.pptx
 
Makalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaanMakalah kwu kewirausahaan
Makalah kwu kewirausahaan
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
MAKALAH PERILAKU KONSUMENMAKALAH PERILAKU KONSUMEN
MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
 
Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
Chapter 2   mengembangkan ide bisnisChapter 2   mengembangkan ide bisnis
Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
 
Katalog Penerbit Baca April 2023
Katalog Penerbit Baca April 2023Katalog Penerbit Baca April 2023
Katalog Penerbit Baca April 2023
 
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018
Usaha1,iwan muklas,hapzi ali,pengantar kewirausahaan,universitas mercubuana,2018
 
Katalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit BacaKatalog Penerbit Baca
Katalog Penerbit Baca
 
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara ampuh untuk menggapai financial freedom (www.ilmubisnisusaha.net )
 
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )
12 cara bebas dari kemiskinan (www.ilmubisnisusaha.net )
 
Intisari ilmu ekonomi
Intisari ilmu ekonomiIntisari ilmu ekonomi
Intisari ilmu ekonomi
 
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional KewirausahaanMakalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
Makalah Makalah Manajemen Oprasional Kewirausahaan
 
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & EfesienStrategi Bekerja Efektif & Efesien
Strategi Bekerja Efektif & Efesien
 
Quadrant cashflow
Quadrant cashflowQuadrant cashflow
Quadrant cashflow
 

Perilaku/Habitus Wirausahawan

  • 1. HABITUS PARA WIRAUSAHAWAN * Oleh, Agus David Ramdansyah “ Manusia membangun habitus secara perlahan. Dan kemudian habitus itu membentuk nasibnya” ~ Pandir Karya ”Habitus” (Latin) bisa berarti kebiasaan, tata pembawaan, atau penampilan diri, yang telah menjadi insting perilaku yang mendarah daging, semacam pembadanan dari kebiasaan kita dalam rasa-merasa, memandang, mendekati, bertindak, atau berinteraksi dalam kondisi suatu masyarakat… bersifat spontan, tidak disadari pelakunya apakah itu terpuji atau tercela, seperti orang tak sadar akan bau mulutnya. Ia bisa menunjuk seseorang, tapi juga kelompok sosial,” demikian antara lain penjelasan B. Herry-Priyono (Kompas, 31 Desember 2005). Perhatikan bahwa habitus ”...telah menjadi insting perilaku yang mendarah daging”, ”bersifat spontan”, ”tidak disadari pelakunya”, dan bisa menunjuk kepada ”kelompok sosial” tertentu. Nah, dengan pemahaman ini, mari kita coba pikirkan, apa sajakah habitus kelompok sosial ekonomi atas (baca: orang-orang kaya dan super kaya) yang telah menjadi insting perilaku yang mendarah daging, bersifat spontan, dan tidak disadari pelakunya (baca: bersifat reflek)? Beberapa pendapat tentang habitus orang kaya yang paling umum: • Mereka super pelit, • Orang kaya yang saya kenal banyak yang sombong, • Selalu memperhitungkan segala sesuatunya dengan cermat. • Tidak suka berhutang.
  • 2. • Suka menawar harga barang yang ingin dibelinya. • Mereka suka memamerkan kekayaannya. • Cenderung serakah dan asosial. • Hanya membeli barang-barang bermerek terkenal. • Hidup hemat, cenderung pelit, dan tidak suka menunjukkan kemampuan mereka yang sebenarnya. • Suka bangun siang dan tidur dini hari. Dari studi literatur tentang kecenderungan perilaku orang-orang kaya di Amerika dan Asia, serta dari pengamatan pribadi mengenai perilaku sejumlah orang yang kaya di Indonesia yang secara umum mereka adalah para pelaku usaha atau wirausahawan, sekurang-kurangnya bisa disebutkan beberapa habitus yang saling kait mengkait satu sama lain sebagai berikut. Habitus pertama, dan boleh jadi ini yang terpenting, mereka menikmati hidup dengan standar jauh dibawah kemampuan mereka yang sebenarnya. Artinya, secara keuangan mereka lebih kuat dari apa yang nampak oleh mata lingkungannya. Mereka lebih kaya dari apa yang mungkin dipikirkan orang lain di sekitar mereka (tetangganya). Bila mereka sesungguhnya mampu membeli rumah seharga Rp 10 miliar, maka mereka senang memilih rumah seharga Rp 1 miliar. Jika mereka mampu membeli mobil seharga Rp 2 miliar, mereka senang memilih mobil seharga Rp 600 juta saja. Sekalipun mereka lebih dari mampu membeli barang-barang yang dipajang di butik-butik eksklusif atau pertokoan mewah macam Sogo Departemen Store, mereka tidak sungkan untuk berbelanja di pusat belanja grosir seperti di ITC Mangga Dua. Beberapa orang yang kaya menganut pandangan bahwa apa pun yang kita gunakan dan nampak oleh orang lain seharusnya tidak lebih dari sepertiga
  • 3. kekuatan kita yang sesungguhnya. Dan kalau kita bisa menggunakan sepertigapuluh atau bahkan sepertigaratus dari kemampuan finansial kita untuk hidup nyaman, itu sudah cukup. Beberapa orang kaya tidak suka dikenal terutama sebagai orang kaya. Mereka lebih suka dikenal sebagai orang yang berkarya. Pernyataan ini dengan tegas menunjukkan bahwa mereka menikmati hidup dibawah kemampuan yang sesungguhnya. Karena terbiasa hidup dibawah kemampuan yang sesungguhnya, maka mereka —orang-orang kaya tersebut — selalu memastikan bahwa biaya konsumsi mereka jauh dibawah penghasilan rutin yang mereka peroleh. Itulah habitus kedua. Jika mereka memperoleh penghasilan rutin (katakan saja) Rp 30-40 juta per bulan, maka mereka telah membiasakan diri untuk hanya menggunakan sekitar Rp 10-15 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan bulanan keluarganya. Dan ketika penghasilan mereka meningkat menjadi Rp 60-70 juta per bulan pun, mereka tidak merasa perlu untuk mengubah pola konsumsi mereka. Dalam hal ini yang meningkat secara langsung adalah jumlah tabungan untuk investasi, karena biaya konsumsi relatif tetap. Habitus yang ketiga adalah kebiasaan menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi dulu, dan menyisakan yang lainnya untuk konsumsi rutin setiap bulannya. Jadi bukannya menggunakan penghasilannya untuk konsumsi dan kalau akhir bulan masih tersisa baru ditabung dan diinvestasikan. Dengan kata lain, mereka terbiasa untuk mencurahkan cukup banyak waktu untuk memikirkan soal kemana dan bagaimana uang mereka ditabung dan diinvestasikan agar berkembang lebih maksimal. Mereka tidak memberikan banyak waktu untuk memikirkan cara-cara menggunakan uang secara konsumtif, untuk berbelanja berlama-lama di pusat-pusat pembelanjaan. Sebaliknya, mereka memberikan banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang membuat harta mereka menjadi makin produktif, tumbuh dan berkembang, sehingga mereka menjadi mapan secara keuangan.
  • 4. Dari beberapa literatur dan memperhatikan tulisan-tulisan tentang orang-orang seperti seperti Mochtar Ryadi, Ir. Ciputra, Bob Sadino, Jonathan L. Parapak, dan Soen Siregar, kita dapat merasakan bagaimana ketiga habitus yang disebut di atas telah terpatri menjadi bagian dari tarikan nafas orang-orang tersebut. Tentu saja masih banyak lagi habitus orang-orang yang mapan secara finansial itu. Namun tiga yang telah dipaparkan di atas adalah habitus yang paling umum. Karena itu kita bisa memastikan bahwa kawan-kawan, sudara-saudara kita yang lebih suka menampilkan gaya hidup seperti orang kaya, membiasakan diri untuk berbelanja lebih dulu dan menabung belakangan, serta senang menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan barang-barang konsumsi (gonta- ganti mobil baru tiap 1-2 tahun sekali, mengenakan pakaian-pakaian bermerek yang dibeli secara kredit, makan minum di tempat-tempat mahal, dan sebagainya), pastilah tidak akan pernah menjadi orang yang mapan secara keuangan. Orang muda yang suka foya-foya, hampir pasti akan hidup susah di usia senja. Sepasti matahari tenggelam di ufuk barat. Kalau tak percaya, silahkan mencoba dan rasakan akibatnya! Setelah habitus, apa selanjutnya bagi para pelaku UKM… (Tritunggal keberhasilan UKM) Pada saat kita membaca halaman bisnis di surat kabar atau membalik-balik majalah bisnis, kita selalu menemukan berita tentang perusahaan-perusahaan besar yang mendominasi halaman-halaman tersebut. Hal ini menimbulkan kesan, perusahaan-perusahaan besarlah yang memegang peranan besar dalam penciptaan nilai ekonomi dan lapangan kerja. Namun bila kita tilik ekonomi negara-negara yang sudah maju dan mapan, justru bisnis skala menengah ke bawah yang memberi sumbangan terbesar secara ekonomis dan penciptaan lapangan kerja. Negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah yang
  • 5. kuat seperti US dan Taiwan relatif lebih kuat dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Karena itu, kita perlu membantu kelahiran UKM-UKM seperti itu. Memang saat ini semakin banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha sendiri. Usaha- usaha seperti warung makanan, cafe-cafe tenda, wartel, warnet, dan toko-toko lain bermunculan silih berganti. Namun begitu, kita bisa melihat para pebisnis UKM tersebut hanya sekedar berspekulasi. Begitu melihat adanya usaha yang sukses, mereka berebut masuk ke bidang yang sama tanpa berpikir panjang. Padahal tanpa adanya strategi dan differentiation yang jelas, keberlangsungan hidup usaha tersebut patut dipertanyakan. Untuk mengatasi hal tersebut, setidaknya terdapat tiga bidang yang perlu mereka kuasai. Pertama, manajemen keuangan dalam bentuk manajemen resiko dan cash flow. Kedua, penyusunan strategi perusahaan, terutama strategi differentiation dan pemasaran. Sedangkan yang ketiga adalah inovasi. Pertama, Manajemen resiko dan cash flow layak mendapatkan prioritas tertinggi karena persentase kematian usaha baru sangat tinggi, apalagi bila usaha tersebut dimulai dengan modal terbatas. Telah banyak bukti yang menunjukkan kegagalan sebuah usaha baru banyak terjadi karena kehabisan uang sebelum usaha tersebut cukup dikenal luas. Untuk mengatasi hal tersebut, para pengusaha baru perlu menjaga fleksibilitas. Lakukanlah analisis awal secara mendalam. Lakukan riset pasar, walau hanya secara kasar. Kenali pasar yang hendak Anda layani, terutama selera konsumen, kondisi kompetisi, dan regulasi yang berlaku di sana. Di awal usaha, jangan berkomitmen terlalu besar dalam pendanaan, walau dana Anda cukup. Pengucuran dana seharusnya dilakukan dengan bertahap. Setelah usaha kelihatan berjalan, barulah dana tahap-tahap berikutnya dikucurkan. Carilah juga cara-cara kreatif untuk meminimalkan resiko pendaaan. Bila Anda mengkontrak tempat usaha, sebisa mungkin jangan ambil kontrak terlalu panjang. Bila Anda terpaksa mengambil
  • 6. kontrak yang panjang, pertimbangkan alternatif jalan keluar seperti oper kontrak atau beralih ke usaha lain bila situasi memaksa. Beli perabot-perabot atau barang-barang bekas yang masih bagus kondisinya, kecuali bila barang-barang tersebut memiliki fungsi strategis. Hal kedua yang harus dipelajari adalah strategi usaha, terutama dalam hal penentuan basis differentiation dan upaya-upaya pemasaran untuk mengkomunikasikan differentiation perusahaan Anda. Usaha yang tidak bisa dibedakan dengan usaha lainnya akan dipaksa bermain di tingkat harga. Sedangkan bila Anda memiliki usaha yang kecil, Anda sering kesulitan mendapatkan keringanan harga beli dari supplier. Pertempuran harga juga sulit Anda menangkan karena Anda harus bertempur dengan para pemain besar, seperti yang terbukti dengan banyaknya para peritel yang digulung oleh kehadiran hypermarket. Wabah wartel dan warnet yang pernah melanda negeri ini juga mulai surut dengan banyaknya pemain yang menyerah karena mentalitas ikut-ikutan membuat jumlah supply melebihi demand sehingga baik volume maupun harga jual menurun. Penentuan basis differentiation tentu tidak mudah. Anda harus mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu. Pertama, Anda harus mengenali kekuatan- kekuatan Anda (dan bisnis Anda). Setelah itu, Anda harus mengamati para kompetitor Anda. Carilah apa yang bisa Anda lakukan dengan lebih baik dari para kompetitor Anda. Tetapi itu saja tidak cukup. Apa yang Anda lakukan dengan lebih baik tersebut haruslah sulit untuk ditiru dalam waktu dekat. Differentiation yang mudah untuk ditiru bukanlah differentiation. Itu saja? Sayangnya tidak. Differentiation secanggih apapun tidak akan berguna bila differentiation tersebut tidak dihargai oleh target konsumen Anda. Bila manajemen resiko membantu agar usaha Anda bisa hidup dalam waktu singkat, strategi differentiation yang baik membantu memperpanjang hidup usaha Anda untuk jangka menengah, maka yang ketiga adalah inovasi akan
  • 7. memperpanjang usia hidup usaha Anda untuk jangka panjang. Strategi differentiation sebagus apapun tidak ada yang kekal. Hanya masalah waktu sebelum para kompetitor masuk dan meniru rahasia sukses Anda. Karenanya, inovasi harus dilakukan terus menerus bila usaha Anda ingin terus hidup. Tolong jangan bayangkan dulu inovasi dengan teknologi tinggi. Kebanyakan inovasi yang dilakukan di negara-negara maju adalah inovasi-inovasi non- teknologi yang dilakukan oleh para UKM. Inovasi tersebut bisa berupa cara-cara yang lebih unik dalam pelayanan konsumen, pendistribusian barang, program- program pemasaran, proses produksi, atau hal-hal lainnya. Para pebisnis UKM sebenarnya juga lebih mengenali kondisi mikro di pasar mereka sehingga lebih mampu berinovasi sesuai kebutuhan konsumen yang sulit dilakukan oleh perusahaan besar. Satu lagi keunggulan UKM dalam inovasi adalah kegesitannya dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif dibanding perusahaan-perusahaan besar yang lebih birokratis. Manfaatkanlah kelebihan tersebut. Ketiga hal itulah: manajemen keuangan, strategi, dan inovasi, seharusnya menjadi tritunggal yang dikuasai para pebisnis UKM. Apakah kemampuan mengelola ketiga hal tersebut sudah bisa menjamin keberhasilan jangka panjang sebuah usaha wiraswasta? Sayang sekali, dalam hidup ini tiada yang pasti kecuali kematian. Selain itu, faktor etika bisnis dan tanggung jawab sosial semakin penting dan harus diperhatikan juga. Namun usaha baru yang dimulai tanpa pengetahuan atas ketiga hal tersebut sudah hampir pasti akan mati muda. Saya katakan “hampir pasti” karena kita masih bisa menemukan usaha yang bertahan puluhan tahun karena pendirinya kebetulan berhasil menguasai scarce resouces (sumber-sumber langka) seperti lokasi yang strategis atau akses ke orang-orang penting. Bisa juga pendiri usaha secara kebetulan membuat keputusan-keputusan yang tepat. Dan jangan lupakan juga: Jamahan sang Dewi Fortuna.
  • 8. *Direktur LEPPEMAS - STIE BANTEN Disampaikan pada acara “Pelatihan Kewirausahaan” Selasa, 24 April 2007, Disperindagkop Kabupaten Serang