SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 30
BAB II
GENERATOR SINKRON
2.1 Pendahuluan
Generator arus bolak – balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga listrik arus bolak – balik. Generator arus bolak – balik sering disebut juga
sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron.
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah
putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari
kecepatan putar rotor dengan kutub – kutub magnet yang berputar dengan
kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dijalankan sendiri karena kutub – kutub rotor tidak dapat tiba – tiba mengikuti
kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala – jala.
Generator arus bolak – balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak – balik 1 phasa
b. Generator arus bolak – balik 3 phasa
Gambar diagram kedua bentuk generator arus bolak – balik tersebut dapat
dilihat dari gambar 2.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
(a) (b)
Gambar 2.1(a) Diagram Generator AC Satu Fasa Dua Kutub
(b) Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub
Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah letak
kumparan jangkar dan kumparan statornya. Pada generator DC, kumparan jangkar
terletak pada bagian rotor dan kumparan medan terletak pada bagian stator.
Sedangkan pada generator AC, kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan
kumparan medan terletak pada bagian rotor.
2.2 Konstruksi Generator Sinkron
Pada bagian ini akan dibahas mengenai konstruksi generator sinkron
secara garis besar. Bagian – bagian generator yang dibahas pada bagian ini antara
lain :
(a) Stator
(b) Rotor
2.2.1 Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder
dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak
bergerak). Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan
armatur generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah. Lilitan dalam
wye dipilih karena:
Universitas Sumatera Utara
1. Meningkatkan daya output.
2. Menghindari tegangan harmonik, sehingga tegangan line tetap sinusoidal
dalam kondisi beban apapun. Dalam lilitan wye tegangan harmonik ketiga
masing-masing fasa saling meniadakan, sedangkan dalam lilitan delta
tegangan harmonik ditambahkan. Karena hubungan delta tertutup, sehingga
membuat sirkulasi arus harmonik ketiga yang meningkatkan rugi-rugi (I2
R).
Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang
bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Gambar 2.2 berikut
memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar.
Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur pada Stator
Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga phasa, ada
dua tipe yaitu:
a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding).
Gambar 2.3 memperlihatkan belitan satu lapis karena hanya ada satu sisi
lilitan di dalam masing - masing alur. Bila kumparan tiga phasa dimulai pada Sa,
Universitas Sumatera Utara
Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu
hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120
derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila
rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl penuh
menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis
αmek dan sudut listrik αlis, adalah:
αlis = αmek …………. (2.1)
Gambar 2.3 Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa
b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding).
Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada hanya mempunyai satu lilitan
per kutub per phasa, akibatnya masing – masing kumparan hanya dua lilitan
secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang
berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing – masing
tegangan phasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan
jumlah total dari penghantar per phasa.
Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif
dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga
Universitas Sumatera Utara
melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk
mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi
dalam beberapa alur per kutub per phasa.
Gambar 2.4 Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa
Gambar 2.4 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang
secara umum banyak digunakan. Pada masing masing alur ada dua sisi lilitan dan
masing – masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang
tidak terletak ke dalam alur biasanya disebut winding overhang, sehingga tidak
ada tegangan dalam winding overhang.
2.2.2 Rotor (Magnetic Field)
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian
tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki
dua tipe rotor, yaitu :
1.) Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole)
2.) Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical)
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan
oleh turbin hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan
oleh turbin uap berkecepatan tinggi. Sebagian besar turbin hidraulic harus
berputar pada kecepatan rendah (50 – 300 rpm). Salient pole rotor dihubungkan
langsung ke roda kincir dan frekuensi yang diinginkan 60 Hz. Jumlah kutub yang
dibutuhkan di rotor jenis ini sangat banyak. Sehingga dibutuhkan diameter yang
besar untuk memuat kutub yang sangat banyak tersebut. Cylindrical rotor lebih
kecil dan efisien daripada turbin kecepatan rendah. Untuk 2 kutub, frekuensi 60
Hz, putarannya 3600 rpm. Untuk 4 kutub, putarannya 1800 rpm. Bentuk rotor
yang terdapat pada generator sinkron dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
(a) Rotor kutub menonjol (b) Rotor Silinder
Gambar 2.5 Bentuk Rotor
2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan
magnit yang terletak di antara kutub magnit utara dan selatan diputar oleh prime
mover, maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnit atau fluks yang
bersifat bolak – balik atau fluks putar. Fluks putar ini akan memotong – motong
kumparan stator sehingga pada ujung – ujung kumparan stator timbul gaya gerak
Universitas Sumatera Utara
listrik karena pengaruh induksi dari fluks putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl)
yang timbul pada kumparan stator juga bersifat bolak – balik, atau berputar
dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor.
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron
dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin
dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
Dimana:
f = frekuensi listrik (Hz)
n = kecepatan putar rotor (rpm)
p = jumlah kutub magnet
P = = jumlah pasang kutub
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada
kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai
contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar
Universitas Sumatera Utara
dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin
empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
2.3.1 Generator Sinkron Tanpa Beban
Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan
rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan
jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
E0 = c.n.Φ …………………. (2.3)
Dimana :
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
Φ = fluks yang dihasilkan oleh If
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan
(If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga E0
seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.
Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik
sampai titik saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 berikut.
Universitas Sumatera Utara
(a) (b)
Gambar 2.6 (a) Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban
(b) Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tanpa Beban
Persamaan umum generator adalah :
E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs) …..…………… (2.4)
2.3.2 Generator Sinkron Berbeban
Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan
terminal Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya :
• Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)
• Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL)
• Jatuh tegangan karena reaksi Jangkar
Gambar rangkaian dan karakteristik generator sinkron berbeban diperlihatkan
pada gambar 2.7 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban
Persamaan tegangan pada generator berbeban adalah:
Ea = VΦ + IaRa + j IaXs …..……………………(2.5)
Xs = XL + Xa ..………………………(2.6)
Dimana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt)
VΦ = tegangan terminal output per phasa (Volt)
Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm)
Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm)
XL = reaktansi bocor per phasa (ohm)
Xa = reaktansi reaksi jangkar per phasa (ohm)
a. Resistansi Jangkar
Universitas Sumatera Utara
Resistansi jangkar per phasa Ra yang dialiri oleh arus jangkar Ia
menyebabkan terjadinya tegangan jatuh per phasa IaRa yang sefasa dengan arus
jangkar Ia. Akan tetapi, pada praktiknya jatuh tegangan ini diabaikan karena
sangat kecil.
b. Reaktansi Bocor Jangkar
Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi
tidak memotong air-gap, melainkan mengambil jalur yang lain dan
menghubungkan sisi – sisi kumparan. Fluks – fluks tersebut dinamakan fluks
bocor (leakage fluxes). Fluks bocor tersebut bergerak dengan arus jangkar dan
memberikan induktansi diri (self-inductance) belitan yang disebut dengan
reaktansi bocor jangkar (XL). Oleh karena itu, fluks bocor ini akan menimbulkan
jatuh tegangan akibat reaktansi bocor (XL) yang sama dengan IaXL. Dimana, jatuh
tegangan ini juga dapat mengurangi tegangan terminal (VΦ). Jadi, akan diperoleh
persamaan :
E = VΦ + Ia (Ra + jXL) …..…….. (2.7)
VΦ = E – Ia (Ra + jXL) …..…….. (2.8)
Gambar 2.8 berikut akan memperlihatkan diagram phasor dari pengaruh reaktansi
bocor jangkar (XL) terhadap tegangan terminal (VΦ).
Gambar 2.8 Diagram Phasor Pengaruh XL terhadap VΦ (beban induktif)
c. Reaksi Jangkar
Universitas Sumatera Utara
Seperti pada generator dc, reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluksi
jangkar pada fluksi medan utama. Dalam kasus alternator, faktor daya dari beban
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap reaksi jangkar. Gambar 2.9 berikut
akan memperlihatkan model reaksi jangkar pada generator sinkron.
Gambar 2.9 Model Reaksi Jangkar Generator Sinkron
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
Gambar (a) menunjukkan suatu medan magnet yang berputar menghasilkan
tegangan induksi EA tidak timbul arus jangkar karena tidak ada
beban yang terhubung dan EA = VΦ
Gambar (b) memperlihatkan ketika beban induktif (lagging) dihubungkan pada
terminal jangkar, arus jangkar (IA) mengalir.
Gambar (c) Arus jangkar menghasilkan medan magnet Bs yang kemudian
menghasilkan tegangan Estat pada belitan stator.
Gambar (d) Medan magnet stator Bs menambah BR menjadi Bnet. Tegangan Estat
menambah EA menghasilkan VΦ pada terminal outputnya.
Ketika generator dihubungkan dengan beban lagging, arus puncak akan
terjadi pada sudut di bawah tegangan puncak. Pengaruh ini ditunjukkan pada
gambar (b). Arus yang mengalir dalam belitan stator menghasilkan medan magnet
Bs dan arahnya ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan seperit
ditunjukkan pada gambar (c). Medan magnet stator Bs menghasilkan tegangan di
stator Estat. Dengan hadirnya dua jenis tegangan tersebut, total tegangan dalam
satu phasa adalah penjumlahan dari tegangan induksi EA dan tegangan reaksi
jangkar Estat. Dalam persamaan :
VΦ = EA + Estat ……..……………. (2.9)
Total medan magnet Bnet adalah jumlah dari medan magnet rotor dan medan
magnet stator, yaitu :
Bnet = BR + Bs …………………. (2.10)
Karena sudut – sudut EA dan BR adalah sama dan sudut Estat dan Bs juga sama,
penjumlahan medan medan magnet Bnet akan sefasa dengan VΦ (gambar (d)).
Tegangan reaksi jangkar dapat diperoleh dengan persamaan :
Universitas Sumatera Utara
Estat = - jXIA ….………………….. (2.11)
Sehingga tegangan terminal :
VΦ = EA - jXIA …………………….. (2.12)
Terdapat 3 kasus umum dalam reaksi jangkar antara lain :
(i) Ketika faktor daya beban unity. Dimana, reaksi jangkar ini mengakibatkan
distorsi.
(ii) Ketika faktor daya beban zero lagging yang mengakibatkan pelemahan
(demagnetising) karena fluksi utama berkurang sehingga tegangan induksi
berkurang.
(iii) Ketika faktor daya beban zero leading. Pada kasus ini, fluksi utama
mengalami penambahan (magnetizing) sehingga tegangan induksi juga
meningkat.
Berikut ini akan diperlihatkan gambar diagram phasor pada generator
sinkron saat faktor daya tertinggal (lagging), mendahului (leading) dan satu
(unity).
Universitas Sumatera Utara
(a) Faktor Daya Lagging (tertinggal)
(c) Faktor Daya Mendahului (Leading)
(d) Faktor Daya Unity
Gambar 2.10 Diagram Phasor Generator Sinkron saat lagging, leading dan
unity
Dimana :
E0 = Tegangan tanpa beban (no-load) yang merupakan nilai tegangan terinduksi
maksimum pada jangkar ketika tidak ada tahanan jangkar (Ra), reaktansi
bocor (XL) dan reaksi jangkar.
Universitas Sumatera Utara
E = Tegangan beban terinduksi yang merupakan tegangan terinduksi setelah
terdapat reaksi jangkar. Secara vektor, E lebih kecil daripada E0 sebesar
IaXa.
VΦ = Tegangan terminal yang secara vektor lebih kecil daripada E0 sebesar IaZs
atau lebih kecil daripada E sebesar IaZ. Dimana,
Z = ……....……………….. (2.13)
Zs = ....……………………. (2.14)
Ia = Arus jangkar per phasa
Ө = sudut faktor daya beban
Maka, dari gambar dapat diperoleh :
(i) Untuk faktor daya lagging :
E0 =
= ……. (2.15)
(ii) Untuk faktor daya leading :
E0 =
= ……. (2.16)
(ii) Untuk faktor daya unity :
E0 =
Universitas Sumatera Utara
= ……. (2.17)
2.4 Karakteristik dan Penentuan Parameter – parameter Generator
Sinkron
2.4.1 Karakteristik dan Penentuan Parameter Tanpa Beban : E0 = E0 (If)
Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat
ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah
– langkah sebagai berikut :
a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)
b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal
c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap
d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If)
Gambar 2.11 Rangkaian Test Tanpa Beban
Dari gambar dapat diperoleh persamaan umum generator :
E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs)
Pada hubungan generator terbuka (beban nol), Ia = 0. Maka,
Universitas Sumatera Utara
E0 = VΦ = cnΦ …………. (2.18)
Karena tidak ada beban yang terpasang, maka Φ yang dihasilkan hanya Φf.
Sehingga :
E0 = cnΦf …………. (2.19)
E0 = cnIf .…………. (2.20)
Nilai cn adalah konstan sehingga persamaan menjadi :
E0 = k1.If .…………. (2.21)
Berikut diperlihatkan gambar grafik hubungan VΦ vs If yang disebut juga
dengan karakteristik hubung terbuka dari generator atau OCC (Open - Circuit
Characteristic).
Gambar 2.12 Karakteristik Hubung Terbuka (OCC)
Dari gambar 2.12 di atas terlihat bahwa pada awalnya kurva berbentuk hampir
benar – benar linear. Hingga pada harga – harga arus medan yang tinggi, bentuk
kurva mulai terlihat saturasi. Inti besi yang tidak jenuh dalam bingkai mesin
sinkron memiliki reluktansi beberapa ratus kali lebih rendah daripada reluktansi
air gap. Sehingga pertama – tama hampir seluruh MMF melewati celah udara dan
Universitas Sumatera Utara
peningkatan fluksi yang terjadi linear. Ketika inti besi mengalami saturasi,
reluktansi besi meningkat secara drastis dan fluksi meningkat lebih lambat dengan
peningkatan nilai MMF. Bentuk linear dari grafik OCC disebut karakteristik air
gap line.
2.4.2 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron Hubung
Singkat : Isc = Isc (If)
Untuk menentukan karakteristik dan parameter generator sinkron yang
dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :
a.) Generator diputar pada kecepatan nominal
b.) Atur arus medan (If) pada nol
c.) Hubung singkat terminal
d.) Ukur arus armatur (Ia) pada setiap peningkatan arus medan (If)
Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan
pada gambar 2.13 berikut.
Gambar 2.13 Rangkaian Test Hubung Singkat
Dari gambar, persamaan umum generator sinkron dihubung singkat adalah :
E = VΦ + Ia (Ra + jXs)
Universitas Sumatera Utara
Pada saat generator sinkron dihubung singkat, VΦ = 0 dan Ia = Isc . Maka,
E = Isc (Ra + jXs) …………. (2.22)
cnΦ = Isc (Ra + jXs) …………. (2.23)
Karena cn dan (Ra + jXs) bernilai konstan, maka :
cn = k1 …………. (2.24)
(Ra + jXs) = k2 …………. (2.25)
Sehingga persamaan menjadi :
k1.If = Isc. k2 …………. (2.26)
Isc = …………. (2.27)
Pada karakteristik generator hubung singkat bentuk kurva adalah linear. Hal ini
disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak
mengalami saturasi. Gambar 2.14 berikut ini akan memperlihatkan karakteristik
hubung singkat pada generator sinkron.
Gambar 2.14 Karakteristik Hubung Singkat (SCC)
Ketika generator dihubung singkat, arus armatur :
(Ia) = Isc = …………. (2.28)
Universitas Sumatera Utara
Harga mutlaknya adalah :
…………. (2.29)
Gambar 2.15 berikut menunjukkan diagram phasor dan medan magnet yang
dihasilkan pada generator yang dihubung singkat.
(i) Diagram Phasor (ii) Medan Magnet
Gambar 2.15 Diagram Phasor dan Medan Magnet saat Hubung Singkat
Karena Bstat hampir meniadakan BR, medan magnet Bnet sangat kecil. Oleh karena
itu, mesin tidak saturasi dan SCC berbentuk linear.
Dari kedua test tersebut di atas diperoleh :
- Ea dari test beban nol (Open Circuit)
- Ia dari test hubung singkat (Short Circuit)
Diperoleh impedansi sinkron : Zs = = …………. (2.30)
Karena Ra << XS, maka impedansi sinkron menjadi : ZS ≈ XS ≈
2.4.3 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron
Berbeban :
V = V(If)
Universitas Sumatera Utara
Beberapa langkah untuk menentukan parameter generator sinkron
berbeban antara lain sebagai berikut :
a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)
b.) Beban (ZL) terpasang pada terminal generator sinkron
c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap
d.) Catat tegangan terminal (Vt) pada setiap peningkatan arus medan (If)
Gambar 2.16 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban
Dari gambar 2.16 diperoleh persamaan umum generator sinkron berbeban :
Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)
VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs) …………. (2.31)
Pada generator berbeban, Ia = IL bernilai konstan karena beban (ZL) tetap.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17 Karakteristik Generator Sinkron Berbeban
2.4.4 Penentuan Tahanan Stator Generator Sinkron
Tahanan stator generator sinkron dapat ditentukan dengan melakukan
pengukuran secara langsung. Akan tetapi, harga Ra naik pada keadaan kerja
karena pengaruh “skin effect”. Jadi, biasanya Ra yang diukur dikalikan faktor 1,6.
Rangkaian pengukuran tahanan stator generator sinkron dapat dilihat dari gambar
2.18 berikut.
Gambar 2.18 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC
Universitas Sumatera Utara
2.4.5 Karakteristik Luar Generator Sinkron : VΦ = f (IL)
Karakteristik ini akan memperlihatkan pengaruh dari perubahan arus
beban (IL) terhadap tegangan terminal generator sinkron (VΦ). Dalam penentuan
karakteristik luar generator sinkron, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut :
a.) Kecepatan putar generator sinkron (n) tetap
b.) Arus medan (If ) konstan
c.) Faktor daya (cosφ) tetap
Dari gambar rangkaian generator sinkron berbeban yang telah
diperlihatkan pada gambar 2.16 sebelumnya, diperoleh persamaan :
Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)
Sehingga persamaan tegangan terminal VΦ generator sinkron dalam keadaan
berbeban :
VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs) …………. (2.32)
Dalam hal ini, arus yang mengalir pada stator sama dengan arus yang mengalir
pada beban atau:
Ia = IL
Maka :
VΦ = Ea – IL (Ra + jXs) …………. (2.33)
VΦ = cnΦ – ILZs …………. (2.34)
VΦ = cnIf – ILZs …………. (2.35)
Karena c, n dan If konstan :
VΦ = k1 – ILZs …………. (2.36)
Universitas Sumatera Utara
Nilai Zs tetap, sehingga :
VΦ = k1 – ILk2 …………. (2.37)
Jika arus beban (IL) = 0 (beban nol), maka :
VΦ = k1
Jika tegangan terminal (VΦ) = 0 (hubung singkat), maka :
If = …………. (2.38)
Berikut ini merupakan gambar karakteristik luar generator sinkron dengan beban
induktif pada berbagai harga cosφ.
Gambar 2.19 Karakteristik Luar Generator Beban Induktif
2.4.6 Karakteristik Pengaturan Generator Sinkron : If = f (IL)
Karakteristik ini menunjukkan hubungan antara perubahan arus beban (IL)
dengan terhadap arus medan (If) generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik
ini perlu diperhatikan hal – hal berikut :
a.) Tegangan terminal VΦ dijaga konstan
b.) putaran tetap
c.) Faktor daya (cosφ) tetap
Universitas Sumatera Utara
Persamaan untuk generator berbeban (gambar 2.16) :
Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)
Pada generator berbeban :
IL = Ia
Sehingga :
Ea = VΦ + IL(Ra + jXs) …………. (2.39)
cnΦ = VΦ + ILZs
cnIf = VΦ + ILZs
If = …………. (2.40)
Karena nilai c, n, VΦ, dan Zs konstan, maka :
cn = k1
VΦ = k2
Zs = k3
Sehingga diperoleh :
If = …………. (2.41)
Jika,
Universitas Sumatera Utara
Maka,
If = …………. (2.42)
Gambar 2.20 berikut menunjukkan karakteristik pengaturan generator
sinkron untuk faktor daya cosφ induktif (lagging), kapasitif (leading) dan unity.
Gambar 2.20 Karakteristik Pengaturan Generator
2.4.7 Karakteristik Faktor Daya Nol dan Segitiga Potier
Karakteristik ZPFC dari sebuah alternator adalah penggambaran hubungan
antara tegangan terminal jangkar dan arus medannya untuk nilai – nilai arus
jangkar dan kecepatan yang konstan. ZPFC dalam hubungannya dengan OCC
adalah sangat penting untuk menentukan reaktansi bocor jangkar XL dan arus
reaksi jangkar Fa. Untuk sebuah alternator, ZPFC ditentukan sebagai berikut :
a.) Mesin sinkron diputar pada kecepatan nominal oleh prime mover
b.) Beban induktif murni dihubungkan pada terminal jangkar dan arus medan
dinaikkan sampai arus jangkar beban penuh mengalir.
Universitas Sumatera Utara
c.) Beban divariasikan secara bertahap dan arus medan dalam setiap tahapnya
diatur untuk menjaga arus jangkar beban penuh. Gambar dari tegangan
terminal jangkar dan arus medan yang dicatat pada setiap tahapan
memberikan karakteristik faktor daya nol (ZPFC) pada arus jangkar beban
penuh.
Gambar 2.21 (a) Diagram Phasor alternator rotor silinder pada ZPF over-
excited
(b) OCC, ZPFC dan segitiga potier
Dari gambar dapat dilihat bahwa tegangan terminal Vt dan tegangan celah udara
(air-gap) Er hampir sefasa dan dapat diperlihatkan lewat persamaan aljabar :
Vt = Er – IaXL …………. (2.43)
Total arus rotor (Fr) dan arus medan (Ff) juga hampir sefasa dan dihubungkan
melalui persamaan sederhana :
Universitas Sumatera Utara
Ff = Fr + Fa …………. (2.44)
Anggap bahwa OCC memberikan hubungan yang tepat antara tegangan air-gap Er
dan total mmf Fr dalam keadaan berbeban. Juga anggap bahwa reaktansi bocor
jangkar adalah konstan.
Kurva OCC dan ZPFC diperlihatkan dalam gambar 2.22(b). Untuk eksitasi medan
Ff atau arus medan If adalah OP dan tegangan hubungan terbuka adalah PK.
Dengan eksitasi medan dan kecepatan yang dijaga konstan, terminal
jangkar terhubung dengan beban induktif murni yang dialiri oleh arus jangkar
beban penuh. Suatu pengujian dari gambar (a) dan (b) menunjukkan bahwa dalam
keadaan berbeban faktor daya nol, total eksitasi Fr adalah OF yang bernilai lebih
kecil daripada OP (Ff) sebesar Fa. Sesuai dengan resultan OF, tegangan air-gap Er
adalah FC dan jika CB = IaXL diambil dari Er = FC, tegangan terminal FB = PA
= Vt dapat ditentukan. Karena ZPFC adalah gambar hubungan antara tegangan
terminal dan arus medan If atau Ff yang tidak berubah dari nilai tanpa bebannya
OP, titik A terdapat pada ZPFC. Segitiga ABC disebut segitiga potier. Dimana,
CB = IaXL dan BA = Fa. Dari segitiga potier, reaktansi bocor jangkar XL dan arus
jangkar dapat ditentukan.
Jika tahanan jangkar dianggap nol dan arus jangkar dijaga konstan, maka
ukuran segitiga potier konstan dan dapat diletakkan paralel terhadap dirinya
sendiri dnegan sudut C tetap pada OCC dan sudut A pada ZPFC. Oleh karena itu,
ZPFC memiliki bentuk yang sama dengan OCC dan diletakkan secara vertikal
Universitas Sumatera Utara
sebesar IaXL dan secara horizontal ke kanan sebesar reaksi jangkar Fa atau arus
medan If.
Universitas Sumatera Utara

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2likatia
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanHerry SR
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Fathan Hakim
 
Prakt. mesin listrik copy
Prakt. mesin listrik   copyPrakt. mesin listrik   copy
Prakt. mesin listrik copyArman Agië
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDiprezon arif
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbinGunadarma
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptxKang Nabil
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Adhi Susanto
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensiridhomahendra
 
Generator ac (rev)
Generator ac (rev)Generator ac (rev)
Generator ac (rev)Imam Nugroho
 
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbinePembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbineGalih Priminta
 

Mais procurados (20)

Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
Plta & teori kontrol 2
Plta & teori kontrol   2Plta & teori kontrol   2
Plta & teori kontrol 2
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkanRumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
Rumus menghitung kecepatan sinkron pada kelistrikkan
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
Kuliah 1 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Pengantar, Kelistrikan di Indonesia, P...
 
Prakt. mesin listrik copy
Prakt. mesin listrik   copyPrakt. mesin listrik   copy
Prakt. mesin listrik copy
 
Makalah pompa
Makalah pompaMakalah pompa
Makalah pompa
 
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDipmakalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
makalah trafo 3 fasa Elektro UnDip
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbin
 
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
01 Dasar-Dasar Generator Sinkron.pptx
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1Materi motor listrik dc 1
Materi motor listrik dc 1
 
pengaturan frekuensi
pengaturan frekuensipengaturan frekuensi
pengaturan frekuensi
 
Generator ac (rev)
Generator ac (rev)Generator ac (rev)
Generator ac (rev)
 
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbinePembangkitan tenaga listrik steam turbine
Pembangkitan tenaga listrik steam turbine
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 

Semelhante a OPTIMASI GENERATOR

Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Mura Mura
 
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-SinkronDasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkronmasterunedo
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkronEko Supriyadi
 
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptxKang Nabil
 
Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015yusupade
 
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivianyusi
 
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACParalel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACprakosobagas
 
Teknik tenaga listrik generator ac
Teknik tenaga listrik generator acTeknik tenaga listrik generator ac
Teknik tenaga listrik generator acyusupade
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac Surya Andika
 

Semelhante a OPTIMASI GENERATOR (20)

Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)Tugas makalah mesin listrik (1)
Tugas makalah mesin listrik (1)
 
Makalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrikMakalah mesin-listrik
Makalah mesin-listrik
 
09-Generator Sinkron.pptx
09-Generator Sinkron.pptx09-Generator Sinkron.pptx
09-Generator Sinkron.pptx
 
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-SinkronDasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
Dasar Konversi Energi Listrik Generator-Sinkron
 
Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)Electronic Engine (Motor Electric)
Electronic Engine (Motor Electric)
 
10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx
 
10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx10-Motor Sinkron.pptx
10-Motor Sinkron.pptx
 
Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)Generator arus searah (utilitas)
Generator arus searah (utilitas)
 
Bab 13 generator sinkron
Bab 13   generator sinkronBab 13   generator sinkron
Bab 13 generator sinkron
 
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja  Generator Sinkron.pptxPrinsip Kerja  Generator Sinkron.pptx
Prinsip Kerja Generator Sinkron.pptx
 
Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015Ade yusup ttl 2015
Ade yusup ttl 2015
 
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor acdivian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
divian yusi saputra tugas teknik tenaga listrik generator ac dan motor ac
 
Generator dc
Generator dcGenerator dc
Generator dc
 
Paper Generator AC
Paper Generator ACPaper Generator AC
Paper Generator AC
 
generator-ac-dc
generator-ac-dcgenerator-ac-dc
generator-ac-dc
 
Umum generator
Umum generatorUmum generator
Umum generator
 
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor ACParalel Generator AC & Paralel Motor AC
Paralel Generator AC & Paralel Motor AC
 
Teknik tenaga listrik generator ac
Teknik tenaga listrik generator acTeknik tenaga listrik generator ac
Teknik tenaga listrik generator ac
 
GENERATOR DC.pptx
GENERATOR DC.pptxGENERATOR DC.pptx
GENERATOR DC.pptx
 
Makalah generator ac
Makalah generator ac Makalah generator ac
Makalah generator ac
 

OPTIMASI GENERATOR

  • 1. BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak – balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak – balik. Generator arus bolak – balik sering disebut juga sebagai alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub – kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub – kutub rotor tidak dapat tiba – tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala – jala. Generator arus bolak – balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak – balik 1 phasa b. Generator arus bolak – balik 3 phasa Gambar diagram kedua bentuk generator arus bolak – balik tersebut dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut. Universitas Sumatera Utara
  • 2. (a) (b) Gambar 2.1(a) Diagram Generator AC Satu Fasa Dua Kutub (b) Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah letak kumparan jangkar dan kumparan statornya. Pada generator DC, kumparan jangkar terletak pada bagian rotor dan kumparan medan terletak pada bagian stator. Sedangkan pada generator AC, kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan kumparan medan terletak pada bagian rotor. 2.2 Konstruksi Generator Sinkron Pada bagian ini akan dibahas mengenai konstruksi generator sinkron secara garis besar. Bagian – bagian generator yang dibahas pada bagian ini antara lain : (a) Stator (b) Rotor 2.2.1 Stator Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak bergerak). Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan armatur generator dalam wye dan titik netral dihubungkan ke tanah. Lilitan dalam wye dipilih karena: Universitas Sumatera Utara
  • 3. 1. Meningkatkan daya output. 2. Menghindari tegangan harmonik, sehingga tegangan line tetap sinusoidal dalam kondisi beban apapun. Dalam lilitan wye tegangan harmonik ketiga masing-masing fasa saling meniadakan, sedangkan dalam lilitan delta tegangan harmonik ditambahkan. Karena hubungan delta tertutup, sehingga membuat sirkulasi arus harmonik ketiga yang meningkatkan rugi-rugi (I2 R). Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Gambar 2.2 berikut memperlihatkan alur stator tempat kumparan jangkar. Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur pada Stator Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga phasa, ada dua tipe yaitu: a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding). Gambar 2.3 memperlihatkan belitan satu lapis karena hanya ada satu sisi lilitan di dalam masing - masing alur. Bila kumparan tiga phasa dimulai pada Sa, Universitas Sumatera Utara
  • 4. Sb, dan Sc dan berakhir di Fa, Fb, dan Fc bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan phasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus ggl penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus ggl penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis αmek dan sudut listrik αlis, adalah: αlis = αmek …………. (2.1) Gambar 2.3 Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding). Kumparan jangkar yang diperlihatkan pada hanya mempunyai satu lilitan per kutub per phasa, akibatnya masing – masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing – masing tegangan phasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar per phasa. Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga Universitas Sumatera Utara
  • 5. melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa alur per kutub per phasa. Gambar 2.4 Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa Gambar 2.4 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing masing alur ada dua sisi lilitan dan masing – masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak ke dalam alur biasanya disebut winding overhang, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang. 2.2.2 Rotor (Magnetic Field) Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki dua tipe rotor, yaitu : 1.) Rotor berbentuk kutub sepatu (salient pole) 2.) Rotor berbentuk kutub dengan celah udara sama rata (cylindrical) Universitas Sumatera Utara
  • 6. Perbedaan utama antara keduanya adalah salient pole rotor digerakkan oleh turbin hidrolik kecepatan rendah sedangkan cylindrical rotor digerakkan oleh turbin uap berkecepatan tinggi. Sebagian besar turbin hidraulic harus berputar pada kecepatan rendah (50 – 300 rpm). Salient pole rotor dihubungkan langsung ke roda kincir dan frekuensi yang diinginkan 60 Hz. Jumlah kutub yang dibutuhkan di rotor jenis ini sangat banyak. Sehingga dibutuhkan diameter yang besar untuk memuat kutub yang sangat banyak tersebut. Cylindrical rotor lebih kecil dan efisien daripada turbin kecepatan rendah. Untuk 2 kutub, frekuensi 60 Hz, putarannya 3600 rpm. Untuk 4 kutub, putarannya 1800 rpm. Bentuk rotor yang terdapat pada generator sinkron dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut. (a) Rotor kutub menonjol (b) Rotor Silinder Gambar 2.5 Bentuk Rotor 2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron Jika kumparan rotor yang berfungsi sebagai pembangkit kumparan medan magnit yang terletak di antara kutub magnit utara dan selatan diputar oleh prime mover, maka pada kumparan rotor akan timbul medan magnit atau fluks yang bersifat bolak – balik atau fluks putar. Fluks putar ini akan memotong – motong kumparan stator sehingga pada ujung – ujung kumparan stator timbul gaya gerak Universitas Sumatera Utara
  • 7. listrik karena pengaruh induksi dari fluks putar tersebut. Gaya gerak listrik (ggl) yang timbul pada kumparan stator juga bersifat bolak – balik, atau berputar dengan kecepatan sinkron terhadap kecepatan putar rotor. Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin dengan frekuensi elektrik pada stator adalah: Dimana: f = frekuensi listrik (Hz) n = kecepatan putar rotor (rpm) p = jumlah kutub magnet P = = jumlah pasang kutub Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar Universitas Sumatera Utara
  • 8. dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm. 2.3.1 Generator Sinkron Tanpa Beban Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut. E0 = c.n.Φ …………………. (2.3) Dimana : c = konstanta mesin n = putaran sinkron Φ = fluks yang dihasilkan oleh If Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga E0 seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut. Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka tegangan output juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh) seperti diperlihatkan pada gambar 2.6 berikut. Universitas Sumatera Utara
  • 9. (a) (b) Gambar 2.6 (a) Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban (b) Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tanpa Beban Persamaan umum generator adalah : E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs) …..…………… (2.4) 2.3.2 Generator Sinkron Berbeban Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan terminal Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya : • Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra) • Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL) • Jatuh tegangan karena reaksi Jangkar Gambar rangkaian dan karakteristik generator sinkron berbeban diperlihatkan pada gambar 2.7 berikut ini. Universitas Sumatera Utara
  • 10. Gambar 2.7 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban Persamaan tegangan pada generator berbeban adalah: Ea = VΦ + IaRa + j IaXs …..……………………(2.5) Xs = XL + Xa ..………………………(2.6) Dimana: Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt) VΦ = tegangan terminal output per phasa (Volt) Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm) Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm) XL = reaktansi bocor per phasa (ohm) Xa = reaktansi reaksi jangkar per phasa (ohm) a. Resistansi Jangkar Universitas Sumatera Utara
  • 11. Resistansi jangkar per phasa Ra yang dialiri oleh arus jangkar Ia menyebabkan terjadinya tegangan jatuh per phasa IaRa yang sefasa dengan arus jangkar Ia. Akan tetapi, pada praktiknya jatuh tegangan ini diabaikan karena sangat kecil. b. Reaktansi Bocor Jangkar Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak memotong air-gap, melainkan mengambil jalur yang lain dan menghubungkan sisi – sisi kumparan. Fluks – fluks tersebut dinamakan fluks bocor (leakage fluxes). Fluks bocor tersebut bergerak dengan arus jangkar dan memberikan induktansi diri (self-inductance) belitan yang disebut dengan reaktansi bocor jangkar (XL). Oleh karena itu, fluks bocor ini akan menimbulkan jatuh tegangan akibat reaktansi bocor (XL) yang sama dengan IaXL. Dimana, jatuh tegangan ini juga dapat mengurangi tegangan terminal (VΦ). Jadi, akan diperoleh persamaan : E = VΦ + Ia (Ra + jXL) …..…….. (2.7) VΦ = E – Ia (Ra + jXL) …..…….. (2.8) Gambar 2.8 berikut akan memperlihatkan diagram phasor dari pengaruh reaktansi bocor jangkar (XL) terhadap tegangan terminal (VΦ). Gambar 2.8 Diagram Phasor Pengaruh XL terhadap VΦ (beban induktif) c. Reaksi Jangkar Universitas Sumatera Utara
  • 12. Seperti pada generator dc, reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluksi jangkar pada fluksi medan utama. Dalam kasus alternator, faktor daya dari beban memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap reaksi jangkar. Gambar 2.9 berikut akan memperlihatkan model reaksi jangkar pada generator sinkron. Gambar 2.9 Model Reaksi Jangkar Generator Sinkron Dimana : Universitas Sumatera Utara
  • 13. Gambar (a) menunjukkan suatu medan magnet yang berputar menghasilkan tegangan induksi EA tidak timbul arus jangkar karena tidak ada beban yang terhubung dan EA = VΦ Gambar (b) memperlihatkan ketika beban induktif (lagging) dihubungkan pada terminal jangkar, arus jangkar (IA) mengalir. Gambar (c) Arus jangkar menghasilkan medan magnet Bs yang kemudian menghasilkan tegangan Estat pada belitan stator. Gambar (d) Medan magnet stator Bs menambah BR menjadi Bnet. Tegangan Estat menambah EA menghasilkan VΦ pada terminal outputnya. Ketika generator dihubungkan dengan beban lagging, arus puncak akan terjadi pada sudut di bawah tegangan puncak. Pengaruh ini ditunjukkan pada gambar (b). Arus yang mengalir dalam belitan stator menghasilkan medan magnet Bs dan arahnya ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan seperit ditunjukkan pada gambar (c). Medan magnet stator Bs menghasilkan tegangan di stator Estat. Dengan hadirnya dua jenis tegangan tersebut, total tegangan dalam satu phasa adalah penjumlahan dari tegangan induksi EA dan tegangan reaksi jangkar Estat. Dalam persamaan : VΦ = EA + Estat ……..……………. (2.9) Total medan magnet Bnet adalah jumlah dari medan magnet rotor dan medan magnet stator, yaitu : Bnet = BR + Bs …………………. (2.10) Karena sudut – sudut EA dan BR adalah sama dan sudut Estat dan Bs juga sama, penjumlahan medan medan magnet Bnet akan sefasa dengan VΦ (gambar (d)). Tegangan reaksi jangkar dapat diperoleh dengan persamaan : Universitas Sumatera Utara
  • 14. Estat = - jXIA ….………………….. (2.11) Sehingga tegangan terminal : VΦ = EA - jXIA …………………….. (2.12) Terdapat 3 kasus umum dalam reaksi jangkar antara lain : (i) Ketika faktor daya beban unity. Dimana, reaksi jangkar ini mengakibatkan distorsi. (ii) Ketika faktor daya beban zero lagging yang mengakibatkan pelemahan (demagnetising) karena fluksi utama berkurang sehingga tegangan induksi berkurang. (iii) Ketika faktor daya beban zero leading. Pada kasus ini, fluksi utama mengalami penambahan (magnetizing) sehingga tegangan induksi juga meningkat. Berikut ini akan diperlihatkan gambar diagram phasor pada generator sinkron saat faktor daya tertinggal (lagging), mendahului (leading) dan satu (unity). Universitas Sumatera Utara
  • 15. (a) Faktor Daya Lagging (tertinggal) (c) Faktor Daya Mendahului (Leading) (d) Faktor Daya Unity Gambar 2.10 Diagram Phasor Generator Sinkron saat lagging, leading dan unity Dimana : E0 = Tegangan tanpa beban (no-load) yang merupakan nilai tegangan terinduksi maksimum pada jangkar ketika tidak ada tahanan jangkar (Ra), reaktansi bocor (XL) dan reaksi jangkar. Universitas Sumatera Utara
  • 16. E = Tegangan beban terinduksi yang merupakan tegangan terinduksi setelah terdapat reaksi jangkar. Secara vektor, E lebih kecil daripada E0 sebesar IaXa. VΦ = Tegangan terminal yang secara vektor lebih kecil daripada E0 sebesar IaZs atau lebih kecil daripada E sebesar IaZ. Dimana, Z = ……....……………….. (2.13) Zs = ....……………………. (2.14) Ia = Arus jangkar per phasa Ө = sudut faktor daya beban Maka, dari gambar dapat diperoleh : (i) Untuk faktor daya lagging : E0 = = ……. (2.15) (ii) Untuk faktor daya leading : E0 = = ……. (2.16) (ii) Untuk faktor daya unity : E0 = Universitas Sumatera Utara
  • 17. = ……. (2.17) 2.4 Karakteristik dan Penentuan Parameter – parameter Generator Sinkron 2.4.1 Karakteristik dan Penentuan Parameter Tanpa Beban : E0 = E0 (If) Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki langkah – langkah sebagai berikut : a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n) b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap d.) Catat harga tegangan terminal (Vt) pada setiap harga arus medan (If) Gambar 2.11 Rangkaian Test Tanpa Beban Dari gambar dapat diperoleh persamaan umum generator : E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs) Pada hubungan generator terbuka (beban nol), Ia = 0. Maka, Universitas Sumatera Utara
  • 18. E0 = VΦ = cnΦ …………. (2.18) Karena tidak ada beban yang terpasang, maka Φ yang dihasilkan hanya Φf. Sehingga : E0 = cnΦf …………. (2.19) E0 = cnIf .…………. (2.20) Nilai cn adalah konstan sehingga persamaan menjadi : E0 = k1.If .…………. (2.21) Berikut diperlihatkan gambar grafik hubungan VΦ vs If yang disebut juga dengan karakteristik hubung terbuka dari generator atau OCC (Open - Circuit Characteristic). Gambar 2.12 Karakteristik Hubung Terbuka (OCC) Dari gambar 2.12 di atas terlihat bahwa pada awalnya kurva berbentuk hampir benar – benar linear. Hingga pada harga – harga arus medan yang tinggi, bentuk kurva mulai terlihat saturasi. Inti besi yang tidak jenuh dalam bingkai mesin sinkron memiliki reluktansi beberapa ratus kali lebih rendah daripada reluktansi air gap. Sehingga pertama – tama hampir seluruh MMF melewati celah udara dan Universitas Sumatera Utara
  • 19. peningkatan fluksi yang terjadi linear. Ketika inti besi mengalami saturasi, reluktansi besi meningkat secara drastis dan fluksi meningkat lebih lambat dengan peningkatan nilai MMF. Bentuk linear dari grafik OCC disebut karakteristik air gap line. 2.4.2 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron Hubung Singkat : Isc = Isc (If) Untuk menentukan karakteristik dan parameter generator sinkron yang dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain : a.) Generator diputar pada kecepatan nominal b.) Atur arus medan (If) pada nol c.) Hubung singkat terminal d.) Ukur arus armatur (Ia) pada setiap peningkatan arus medan (If) Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan pada gambar 2.13 berikut. Gambar 2.13 Rangkaian Test Hubung Singkat Dari gambar, persamaan umum generator sinkron dihubung singkat adalah : E = VΦ + Ia (Ra + jXs) Universitas Sumatera Utara
  • 20. Pada saat generator sinkron dihubung singkat, VΦ = 0 dan Ia = Isc . Maka, E = Isc (Ra + jXs) …………. (2.22) cnΦ = Isc (Ra + jXs) …………. (2.23) Karena cn dan (Ra + jXs) bernilai konstan, maka : cn = k1 …………. (2.24) (Ra + jXs) = k2 …………. (2.25) Sehingga persamaan menjadi : k1.If = Isc. k2 …………. (2.26) Isc = …………. (2.27) Pada karakteristik generator hubung singkat bentuk kurva adalah linear. Hal ini disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak mengalami saturasi. Gambar 2.14 berikut ini akan memperlihatkan karakteristik hubung singkat pada generator sinkron. Gambar 2.14 Karakteristik Hubung Singkat (SCC) Ketika generator dihubung singkat, arus armatur : (Ia) = Isc = …………. (2.28) Universitas Sumatera Utara
  • 21. Harga mutlaknya adalah : …………. (2.29) Gambar 2.15 berikut menunjukkan diagram phasor dan medan magnet yang dihasilkan pada generator yang dihubung singkat. (i) Diagram Phasor (ii) Medan Magnet Gambar 2.15 Diagram Phasor dan Medan Magnet saat Hubung Singkat Karena Bstat hampir meniadakan BR, medan magnet Bnet sangat kecil. Oleh karena itu, mesin tidak saturasi dan SCC berbentuk linear. Dari kedua test tersebut di atas diperoleh : - Ea dari test beban nol (Open Circuit) - Ia dari test hubung singkat (Short Circuit) Diperoleh impedansi sinkron : Zs = = …………. (2.30) Karena Ra << XS, maka impedansi sinkron menjadi : ZS ≈ XS ≈ 2.4.3 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron Berbeban : V = V(If) Universitas Sumatera Utara
  • 22. Beberapa langkah untuk menentukan parameter generator sinkron berbeban antara lain sebagai berikut : a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n) b.) Beban (ZL) terpasang pada terminal generator sinkron c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap d.) Catat tegangan terminal (Vt) pada setiap peningkatan arus medan (If) Gambar 2.16 Rangkaian Generator Sinkron Berbeban Dari gambar 2.16 diperoleh persamaan umum generator sinkron berbeban : Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs) VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs) …………. (2.31) Pada generator berbeban, Ia = IL bernilai konstan karena beban (ZL) tetap. Universitas Sumatera Utara
  • 23. Gambar 2.17 Karakteristik Generator Sinkron Berbeban 2.4.4 Penentuan Tahanan Stator Generator Sinkron Tahanan stator generator sinkron dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran secara langsung. Akan tetapi, harga Ra naik pada keadaan kerja karena pengaruh “skin effect”. Jadi, biasanya Ra yang diukur dikalikan faktor 1,6. Rangkaian pengukuran tahanan stator generator sinkron dapat dilihat dari gambar 2.18 berikut. Gambar 2.18 Rangkaian Pengukuran Tahanan DC Universitas Sumatera Utara
  • 24. 2.4.5 Karakteristik Luar Generator Sinkron : VΦ = f (IL) Karakteristik ini akan memperlihatkan pengaruh dari perubahan arus beban (IL) terhadap tegangan terminal generator sinkron (VΦ). Dalam penentuan karakteristik luar generator sinkron, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a.) Kecepatan putar generator sinkron (n) tetap b.) Arus medan (If ) konstan c.) Faktor daya (cosφ) tetap Dari gambar rangkaian generator sinkron berbeban yang telah diperlihatkan pada gambar 2.16 sebelumnya, diperoleh persamaan : Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs) Sehingga persamaan tegangan terminal VΦ generator sinkron dalam keadaan berbeban : VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs) …………. (2.32) Dalam hal ini, arus yang mengalir pada stator sama dengan arus yang mengalir pada beban atau: Ia = IL Maka : VΦ = Ea – IL (Ra + jXs) …………. (2.33) VΦ = cnΦ – ILZs …………. (2.34) VΦ = cnIf – ILZs …………. (2.35) Karena c, n dan If konstan : VΦ = k1 – ILZs …………. (2.36) Universitas Sumatera Utara
  • 25. Nilai Zs tetap, sehingga : VΦ = k1 – ILk2 …………. (2.37) Jika arus beban (IL) = 0 (beban nol), maka : VΦ = k1 Jika tegangan terminal (VΦ) = 0 (hubung singkat), maka : If = …………. (2.38) Berikut ini merupakan gambar karakteristik luar generator sinkron dengan beban induktif pada berbagai harga cosφ. Gambar 2.19 Karakteristik Luar Generator Beban Induktif 2.4.6 Karakteristik Pengaturan Generator Sinkron : If = f (IL) Karakteristik ini menunjukkan hubungan antara perubahan arus beban (IL) dengan terhadap arus medan (If) generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik ini perlu diperhatikan hal – hal berikut : a.) Tegangan terminal VΦ dijaga konstan b.) putaran tetap c.) Faktor daya (cosφ) tetap Universitas Sumatera Utara
  • 26. Persamaan untuk generator berbeban (gambar 2.16) : Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs) Pada generator berbeban : IL = Ia Sehingga : Ea = VΦ + IL(Ra + jXs) …………. (2.39) cnΦ = VΦ + ILZs cnIf = VΦ + ILZs If = …………. (2.40) Karena nilai c, n, VΦ, dan Zs konstan, maka : cn = k1 VΦ = k2 Zs = k3 Sehingga diperoleh : If = …………. (2.41) Jika, Universitas Sumatera Utara
  • 27. Maka, If = …………. (2.42) Gambar 2.20 berikut menunjukkan karakteristik pengaturan generator sinkron untuk faktor daya cosφ induktif (lagging), kapasitif (leading) dan unity. Gambar 2.20 Karakteristik Pengaturan Generator 2.4.7 Karakteristik Faktor Daya Nol dan Segitiga Potier Karakteristik ZPFC dari sebuah alternator adalah penggambaran hubungan antara tegangan terminal jangkar dan arus medannya untuk nilai – nilai arus jangkar dan kecepatan yang konstan. ZPFC dalam hubungannya dengan OCC adalah sangat penting untuk menentukan reaktansi bocor jangkar XL dan arus reaksi jangkar Fa. Untuk sebuah alternator, ZPFC ditentukan sebagai berikut : a.) Mesin sinkron diputar pada kecepatan nominal oleh prime mover b.) Beban induktif murni dihubungkan pada terminal jangkar dan arus medan dinaikkan sampai arus jangkar beban penuh mengalir. Universitas Sumatera Utara
  • 28. c.) Beban divariasikan secara bertahap dan arus medan dalam setiap tahapnya diatur untuk menjaga arus jangkar beban penuh. Gambar dari tegangan terminal jangkar dan arus medan yang dicatat pada setiap tahapan memberikan karakteristik faktor daya nol (ZPFC) pada arus jangkar beban penuh. Gambar 2.21 (a) Diagram Phasor alternator rotor silinder pada ZPF over- excited (b) OCC, ZPFC dan segitiga potier Dari gambar dapat dilihat bahwa tegangan terminal Vt dan tegangan celah udara (air-gap) Er hampir sefasa dan dapat diperlihatkan lewat persamaan aljabar : Vt = Er – IaXL …………. (2.43) Total arus rotor (Fr) dan arus medan (Ff) juga hampir sefasa dan dihubungkan melalui persamaan sederhana : Universitas Sumatera Utara
  • 29. Ff = Fr + Fa …………. (2.44) Anggap bahwa OCC memberikan hubungan yang tepat antara tegangan air-gap Er dan total mmf Fr dalam keadaan berbeban. Juga anggap bahwa reaktansi bocor jangkar adalah konstan. Kurva OCC dan ZPFC diperlihatkan dalam gambar 2.22(b). Untuk eksitasi medan Ff atau arus medan If adalah OP dan tegangan hubungan terbuka adalah PK. Dengan eksitasi medan dan kecepatan yang dijaga konstan, terminal jangkar terhubung dengan beban induktif murni yang dialiri oleh arus jangkar beban penuh. Suatu pengujian dari gambar (a) dan (b) menunjukkan bahwa dalam keadaan berbeban faktor daya nol, total eksitasi Fr adalah OF yang bernilai lebih kecil daripada OP (Ff) sebesar Fa. Sesuai dengan resultan OF, tegangan air-gap Er adalah FC dan jika CB = IaXL diambil dari Er = FC, tegangan terminal FB = PA = Vt dapat ditentukan. Karena ZPFC adalah gambar hubungan antara tegangan terminal dan arus medan If atau Ff yang tidak berubah dari nilai tanpa bebannya OP, titik A terdapat pada ZPFC. Segitiga ABC disebut segitiga potier. Dimana, CB = IaXL dan BA = Fa. Dari segitiga potier, reaktansi bocor jangkar XL dan arus jangkar dapat ditentukan. Jika tahanan jangkar dianggap nol dan arus jangkar dijaga konstan, maka ukuran segitiga potier konstan dan dapat diletakkan paralel terhadap dirinya sendiri dnegan sudut C tetap pada OCC dan sudut A pada ZPFC. Oleh karena itu, ZPFC memiliki bentuk yang sama dengan OCC dan diletakkan secara vertikal Universitas Sumatera Utara
  • 30. sebesar IaXL dan secara horizontal ke kanan sebesar reaksi jangkar Fa atau arus medan If. Universitas Sumatera Utara