1. PRODUKSI IKAN PINDANG HYGIENIS &TRADISIONAL,PRODUKSI IKAN PINDANG HYGIENIS &TRADISIONAL,
DISTRIBUTOR FROZEN FISH & CATERINGDISTRIBUTOR FROZEN FISH & CATERING
2. Sumberdaya kelautan dan perikanan
merupakan salah satu sumber devisa
negara, tetapi pendayagunaannya
masih belum optimal dan masih sangat
konvensional, belum banyak optimasi
teknologi yang digunakan yang dapat
memberikan nilai tambah
LATAR BELAKANG
3. Pengembangan usaha pengolahan ikan dan produk turunannya serta
pangsa pasar yang cukup luas merupakan faktor pendorong semakin
bermunculannya usaha pengolahan ikan di Kabupaten Bogor. Salah satu olahan
ikan yang sangat diminati masyarakat di berbagai kalangan adalah pindang, yang
merupakan olahan ikan yang sangat sederhana dan mudah di kerjakan dan
terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah . UMKM Cindy Group
adalah salah satu UMKM yang sejak tahun 1993,dirintis dari kuli panggul,kuli
mengolah,kuli dagang,lalu mulai dagang dengan sebanyak 10 kg ikan beku lalu di
olah menjadi ikan pindang keranjang.
Usaha Pemindangan UMKM Cindy Group yang berlokasi di Kp. Tulang
Kuning RT 02 RW 06 Desa Waru Kecamatan Parung ini mulai mandiri sejak
Tahun 2003. Usaha pemindangan pada awalnya dilakukakan secara tradisional
dengan teknik penggaraman dan hanya terdiri atas 3 orang yang menjadi tenaga
pengolah merangkap pemasar. Pemasaran pada awalnya juga masih di lingkup
Bogor dan sekitarnya dengan kapasitas produksi yang masih terbatas. Seiring
dengan peningkatan permintaan pasar yang semakin besar, UMKM Cindy Group
berusaha melakukan peningkatan kapasitas produksi. Pada saat ini, produksi
pindang tradisional UMKM Cindy Group telah mencapai 5 ton per hari dengan
jangkauan pasar yang semakin luas, mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kota
Bogor, Depok, Ciputat, Sukabumi, Pasar Minggu, Tangerang, Cianjur dan
Sejarah Berdirinya UMKM CINDY GROUP
4. Sejarah Berdirinya UMKM CINDY GROUP
Berbekal kerja keras dan keinginan yang kuat untuk mengembangkan usaha dan
memproduksi hasil olahan yang layak serta keinginan untuk pengembangan pasar, UMKM
Cindy Group mencoba melakukan terobosan pengolahan ikan pindang secara higienis.
Usaha ini akhirnya terealisasi pada Tahun 2013, dengan dibangunnya Unit Pengolahan Ikan
yang berusaha mengacu pada standar teknis yang berlaku. Dengan metode pemasakan
teknik presto dan pengemasan vakum, produk olahan UMKM Cindy Group kini sudah
menjangkau pemasaran yang lebih luas, dan mulai menjajaki kerjasama dengan pasar retail
modern.
Seiring dengan peningkatan permintaan pasar yang semakin besar, UMKM Cindy
Group berusaha melakukan peningkatan kapasitas produksi serta melakukan inovasi produk
berbasis pangan lokal pindang, yang merupakan produk utama kelompok ini sejak mulai
berdiri. Di samping pindang higienis yang dikemas vakum, pada akhir tahun 2013, UMKM
Cindy Group mulai melakukan inovasi pindang berbumbu siap saji yang dikemas vakum.
Pada awal tahun 2014, UMKM Cindy Group juga melakukan inovasi pindang
bumbu melalui teknik pengasapan dengan media pengemas bambu, untuk memberikan cita
rasa yang khas pada olahan pindang. Inovasi yang dilakukan tidak hanya pada jenis
kemasan dan proses produksi, tetapi inovasi olahan juga dilakukan pada variasi rasa
pindang. Pada saat ini, UMKM Cindy Group masih terus melakukan eksplorasi bentuk
olahan pindang, sehingga lebih dapat dinikmati masyarakat luas dengan tampilan estetika
yang lebih menarik dan rasa yang lebih variatif dan dapat diterima oleh masyarakat di
berbagai kalangan.
5. Sejarah Berdirinya UMKM CINDY GROUP
Berbagai terobosan pasar untuk produk ini juga sudah mulai dijajaki
sebelum benar-benar diproduksi secara massal.
Di samping produk utama pindang, UMKM Cindy Group juga berusaha
memberikan nilai tambah pada limbah pindang yang dihasilkan, mulai dari darah
cucian ikan, limbah jeroan maupun hasil samping air rebusan pindang. Darah hasil
cucian ikan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Begitu pula limbah jeroan
dimanfaatkan sebagai tepung yang dapat digunakan untuk pakan ikan. Adapun air
sisa rebusan pindang higienis dimanfaatkan sebagai kecap rebusan pindang untuk
memberikan tambahan flavour alami ikan pada berbagai olahan makanan.
Pada saat ini, UMKM Cindy Group sering dikunjungi oleh pelaku usaha dari
berbagai daerah di Indonesia. Sebagai UMKM yang berkomitmen untuk
mengembangkan pindang higienis di Indonesia, UMKM Cindy Group membuka diri
untuk melakukan transfer informasi kepada masyarakat dan menerima berbagai
masukan untuk pengembangan produk olahan pindang.
6. Salah satu alternatif pengolahan ikan yang dikenal di indonesia adalah
pemindangan. Di indonesia produksi pindang ikan memang masih terbatas pada ikan asin,
bahkan pengolahan ikan ini masih mendominasi pemanfaatan hasil perikanan indonesia,
yaitu sekitar 31,6% dari 6,26 ton ikan diproduksi menjadi ikan asin, sedangkan ikan pindang
5,8% saja. Padahal dalam upaya pemenuhan gizi masyarakat, ikan asin bukan pilihan yang
tepat. Produk-produk berkadar garam rendah yang dapat dikonsumsi dalam jumlah besar,
seperti pindang merupakan pilihan paling tepat (ilyas, 1998). Ikan pindang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan, terutama untuk persediaan protein bagi masyarakat, lebih-lebih
dengan kandungan asam lemak esensialnya yang dapat memberikan efek cukup baik bagi
kesehatan. Dilihat dari segi penerimaan konsumen, ikan pindang mudah diterima dan
mudah diolah melalui proses pengolahan yang sederhana.
Ikan pindang merupakan salah satu makanan khas indonesia. Ikan pindang
sendiri adalah hasil olahan ikan dengan cara kombinasi pemasakan dan penggaraman atau
pemberian bumbu. Pindang mempunyai penampakan, citarasa, tekstur, dan keawetan yang
khas dan bervariasi sesuai jenis ikan, kadar garam, dan waktu pemasakan. Jenis ikan yang
umum diolah dengan cara pemindangan adalah jenis ikan layang, selar, japu, tembang,
lemuru, kembung, tuna, cakalang, tongkol dan lain-lain. Selain itu ada juga jenis ikan air
payau dan air tawar. Seperti ikan bandeng dan ikan mas,.
PENDAHULUAN
7. PENDAHULUAN
Meskipun cukup populer dan disukai oleh masyarakat, masih terdapat beberapa
kendala yang menjadi permasalahan pada ikan pindang. Permasalahan tersebut
diantaranya adalah kemasan dan tempat proses yang belum higienis, serta umur simpan
produk yang relatif pendek. Daya awet ikan pindang tidak terlalu lama. Pindang nanya
hanya tahan kira-kira 3-4 hari sedangkan pindang paso hanya tahan kira-kira 6-7 hari
setelah tutup wadah dibuka. Pindang umumnya tidak terlalu awet karena masih mempunyai
aktifitas air yang relatif tinggi sehingga sangat cocok bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Tempat proses serta kemasan yang kurang higienis mempermudah bakteri untuk tumbuh
dan mempersingkat umur simpan produk.
Pengolahan ikan pindang secara tradisional biasanya kurang memperhatikan
aspek sanitasi dan higienitas sehingga menyebabkan rendahnya mutu, daya simpan dan
keamanan produknya. Ikan pindang dipasaran biasanya hanya 1-2 hari dan relatif tidak
terjamin keamanannya. Selain itu mutu ikan pindang yang dihasilkan selama ini masih
belum memuaskan yakni penampilannya kurang menarik. Banyak luka, terkelupas, daging
retak, warna agak kecoklatan berbaberbau sedikit tengik, sehingga menyebabkan harga
ikan menjadi rendah dan jangkauan pemasarannya sangat terbatas pada pasar-pasar
tradisional yang jaraknya sangat dekat.
Oleh karena itu perlu adanya alternatif pengolahan ikan pindang menjadi produk
pindang siap saji melalui kombinasi pemasakan, sterilisasi, pembubuhan (seasoning) dan
perbaikan pengemasan (packing). Dengan perbaikan proses pemindangan tersebut akan
dihasilkan pindang dengan daya tahan dan mutu lebih baik, daya simpan lebih tinggi, duri
menjadi renyah dan penyajiannya relatif lebih cepat dan praktis.
8. DASAR PEMIKIRAN
1. Manusia sebagai mahluk dituntut mampu memberikan kontribusi dan amal kebajikan diantara
sesama karena sebaik baiknya manusia adalah yg berguna diantara anak bangsa.
2. Kesepakatan cindy group untuk saling bersinergi dan berjamaah dalam rangka beramal shaleh bagi
kemaslahatan umat sesuai dengan pengalaman hidup serta kompetensi yg dimiliki untuk umat serta
mengangkat derajat serta meningkatkan perekonomian para pemindang khususnya dari masyarakat
luas pada umumnya yg relevan dengan tuntutan zaman
Visi
Menginspirasi Dunia dengan Keberkahan dan Keberlimpahan dari kekayaan alam ( lautan ).
Misi
1. Merubah image pindang tradisional yg terkesan kumuh, jorok serta kotor dengan tersedianya paket
teknologi pengolahan ikan pindang hygienis yg dapat di terapkan pada sekala kecil dan menengah.
2. Menjadi unit pengolahan ikan pindang hygienis yg berkualitas sehingga mampu bersaing pada
perdagangan bebas asia 2015.
STRATEGI DAN SASARAN
Mengintergrasikan dan mensinergikan antara kemampuan dan pengalamana di bidang pemindangan
sehingga mampu mengisi peluang pasar dan membuka lapangan kerja.
9. Bahan Baku
Frozen
Mencuci Ikan Memilih kemasan dari
bambu (besek)
Menyortir Ikan Merebus Ikan Pengemasan Ikan
Tungku Serbuk Gergaji dan
Badeng Steinlis
10. - Penerimaan/Receiving
- Pencucian/Deprosting
- Pembersihan Insang dan
Isi Perut
- Pencucian Kembali agar
Produk yang dibuat benar-
benar bersih & hygienis.
Pintu Masuk
Bahan Baku
Proses
Penggaraman atau
Perendaman Air
Garam
untuk mendapatkan
hasil yang bermutu
dan lebih baik.
Penyusunan
Sebelum di Presto
Pengukusan / di Presto
- Penciptarasaan dan tampilan
- Pengeringan / Pengovenan
Pengemasan dan Pemakuman
Pelabelan dan Pengepakan
- Penyimpanan dan Pembekuan
- Distribusi Mobil Box Berpendingin
11. - Penyortiran bambu
terbaik,
Untuk mendapatkan
kemasan yang
sempurna
- Kemudian bambu
dipotong sesuai
ukuran standard yang
telah ditentukan.
Kemudian
bambu dicuci
sampai bersih
lalu
dikeringkan.
Setelah dikeringkan
kemudian
Diasapkan selama 1 jam
Proses penimbangan dan
pembumbuan
Kemudian dikukus / presto
Selama ± 80 menit
Penutupan dan Penyegelan
Pelabelan dan Pengepakan
- Distribusi Mobil Box Berpendingin
12. 1. Ikan diolah secara tradisional di pasarkan dengan cara ambil – bayar.
2. Resiko pemasaran secara tradisional yaitu pembayaran selalu menunggak
sehingga merugikan pengolah.
3. Kualitas ikan tidak bisa bertahan lama maksimal 1 -2 hari sehingga kualitas
ikan bisa menurun dan harga pun ikut menurun
Pemasaran Secara Tradisional
13. Pemasaran Secara Modern
1. Ikan diolah secara modern banyak menguntungkan karena menggunakan
pembayaran cash.
2. Resiko pemasaran secara modern sangat jauh di banding dengan yang
tradisional,dan di pasarkan dengan jangkau an yg lebih luas.
3. Kualitas ikan dapat bertahan 6 – 8 bulan sehingga bisa menekan kerugian
pengolah.
14. Di samping produk utama pindang, UMKM Cindy Group juga
berusaha memberikan nilai tambah pada Produk Samping
pindang yang dihasilkan, mulai dari darah cucian ikan, Produk
Samping jeroan maupun hasil samping air rebusan pindang.
Darah hasil cucian ikan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
Begitu pula Produk Samping jeroan dimanfaatkan sebagai
tepung yang dapat digunakan untuk pakan ikan. Air sisa
rebusan pindang higienis dimanfaatkan sebagai kecap ikan, Air
rebusan pindang tradisional di jadikan Probiotik/starter.
Mengubah Produk Samping
Pindang Menjadi Nilai Tambah
15. Air sisa rebusan pindang di manfaatkan
untuk bahan pertanian (pupuk) dan bisa juga
digunakan pakan ternak.(dengan pengasilan
Rp 10.500.000 dgn modal tenaga 3 jt)
Pemanfaatan Produk Samping
Ikan Pindang Tradisional
Air pindang di jadikan Probiotik,(degan
penghasilan Rp 20 jt,dengan modal
tenaga 3 jt)
Produk Samping ikan pindang, hasil
potongan yang berupa kepala, jeroan, tulang
di kumpulkan dan di olah untuk dijadikan
bahan campuran pelet ikan, unggas dan lain-
lain.(dengan pengasilan Rp 15jt/bulan,modal
tenaga 3 jt,)
16. Proses pemasakan ikan pindang
hygienis menyisakan Produk
Sampingan seperti air sisa rebusan
yang bisa dimanfaatkan menjadi kecap
ikan.
Hasil Produk Samping, Ikan
Pindang Modern
Air pindang di jadikan Probiotik
Jeroan ikan dapat dijadikan pupuk cair.
17. Septic Tank ini di lengkapi
blower dan panel listrik
yang bekerja 24 jam secara
otomatis untuk proses
penguraian Limbah air
cucian ikan
18.
19. PRODUSI IKAN PINDANG HYGIENIS & TRADISIONAL, DISTRIBUTOR FROZEN FISH &PRODUSI IKAN PINDANG HYGIENIS & TRADISIONAL, DISTRIBUTOR FROZEN FISH &
KATERINGKATERING