SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
1
A. PROYEKSI
Definisi (Proyeksi Titik pada Bidang): Proyeksi dari sebuah titik P pada
sebuah bidang K ialah titik kaki garis tegak lurus yang ditarik dari P ke bidang K.
Definisi (Proyeksi Garis pada Bidang): Proyeksi dari sebuah garis g pada
sebuah bidang K adalah tempat kedudukan titik – titik kaki garis – garis tegak lurus
yang ditarik dari titik – titik pada g ke bidang K.
Sifat Proyeksi Garis g pada Bidang K: proyeksi dari sebuah garis lurus g pada
bidang K pada umumnya juga berupa garis lurus.
Bukti:
 Buat sebuah bidang K dan sebuah bidang L, dimana bidang L tegak lurus
dengan bidang K.
 Buat sebuah garis lurus pada bidang L yang dilalui oleh titik A, B, C, D, dan
E.
 Melalui titik A, B, C, D, dan E buat garis – garis tegak lurus pada bidang K,
maka 'AA // 'BB // 'CC // 'DD // 'EE . Sesuai dengan dalil 9 “semua garis –
garis yang memotong sebuah garis yang diketahui dan masing – masing
sejajar dengan sebuah garis lain , terletak pada sebuah bidang” maka garis –
garis itu semua terletak pada sebuah bidang L. Titik – titik 'A , 'B , 'C , 'D ,
dan 'E , semuanya terletak pada bidang K, tetapi juga terletak pada bidang L.
Jadi terletak pada garis potong K dan L.
Gambar 1
2
Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan: proyeksi sebuah garis lurus
merupakan garis lurus pula.
Penjelasan: Garis – garis 'AA , 'BB , 'CC , 'DD , 'EE disebut garis – garis pembuat
proyeksi atau proyektor. Titik 'A , 'B , 'C , 'D , 'E disebut titik – titik kaki
proyektor atau disebut pula proyektor tegak orthogonal atau proyeksi siku – siku
dari titik – titik A, B, C, D, dan E Bidang L disebut bidang pembuat proyeksi.
Definisi( Sudut antara Garis g dengan Bidang K): Sudut antara garis lurus g
dengan bidang K ialah sudut yang dibentuk oleh g dengan proyeksi g pada bidang K.
Dalil 29: Sudut antara garis g dengan bidang K lebih kecil dibandingkan sudut antara
garis g dengan garis – garis lain pada bidang K.
Diketahui: PP   bidang K QP' = proyeksi PQ pada K.
Buktikan: 'PQP < PQS .
Bukti:
 Buat sebuah bidang K.
 Melalui titik P yang
terletak di luar bidang K,
tarik garis yang tegak
lurus dengan bidang K,
kita sebut garis PP .
 Melalui titik P tarik sebuah garis yang berpotongan di titik Q, yang
menyebabkan
QP' sebagai proyeksi dari PQ
 Dari titik Q tarik sebuah garis yang kita sebut garis QS.
 Tentukan sebuah titik yang terletak pada QS yang kita sebut titik R,
sedemikian sehingga QR= 'QP
 Hubungkan titik P dengan R sehingga didapat  RPP' yang siku – siku pada
RPP' hingga PR > PP 
Gambar 2
3
 Bandingkan  QPP  dan PRQ, diperoleh QRQP ' dan PP  PR ,
sehingga menurut planimetrie PQR  'PQP
Tinjauan: Jika pada bidang K dibuat lingkaran dengan Q sebagai pusat dan PQ 
sebagai jari – jari maka sudut ''QPP makin lama makin besar. Pada saat RQ
QP' , maka PQR = 90 . Sudut 'PQP mencapai harga terbesar jika QR
terletak pada perpanjangan garis QP' .
B. JARAK
Definisi jarak:
Jarak antara dua benda adalah panjang garis hubung terpendek antara kedua benda
tersebut.
Jarak antara:
a) Titik P dan bidang K : adalah panjangnya garis tegak lurus dari P ke bidang K.
Garis ini adalah garis yang terpendek.
Pembuktian:
 Diketahui:
Garis yang tegak lurus dari P
ke bidang K adalah PP′
 Dibuktikan:
panjang garis PP′ < garis-garis
lainnya.
 Bukti:
1. Buat sebuah bidang yang kita sebut bidang K, di luar bidang K tentukan
titik P,
2. Melalui titik P, tarik garis yang selanjutnya kita sebut garis PP′ yang
tegak lurus bidang K,
Gambar 3
4
3. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang
mengakibatkan PQ adalah garis miring sehingga PQ > PP′
4. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada
bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3,
…, PP′n,
5. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka panjang garis PP′1, PP′2,
PP′3, …, PP′n > PP′
6. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek
dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K.
(terbukti)
b) Jarak antara garis g dengan bidang K di mana g//K adalah panjang garis tegak
lurus dari sembarang titik pada g ke bidang K.
 Diketahui:
g//K,
PP′ ⟘ bidang K
 Dibuktikan:
PP′ adalah jarak dari garis g
dan bidang K.
 Bukti:
1. Lukis sebuah bidang K,
2. Tentukan garis g di luar bidang K yang sejajar bidang K,
3. Tentukan sembarang titik pada garis g, misalnya kita sebut titik tersebut
sebagai titik P,
4. Melalui titik P tarik garis tegak lurus bidang K yang kita sebut PP′,
5. Melalui titik P′ tarik garis yang berada pada bidang K, kita sebut garis
tersebut sebagai garis P′Q,
6. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang
menyebabkan PQ merupakan sisi miring dari segitiga PP′Q,
Gambar 4
5
7. Dari pernyataan tersebut, jelaslah PQ > PP′,
8. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada
bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3,
…, PP′n,
9. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka garis PP′1, PP′2, PP′3, …,
PP′n > PP′
10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek
dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K
11. Karena PP′ adalah garis yang paling pendek, maka jelaslah bahwa PP′
adalah jarak dari garis g dan bidang K. (terbukti).
c) Jarak bidang yang sejajar adalah panjangnya garis tegak lurus di antara kedua
bidang tersebut.
 Diketahui:
K // L,
PP′ ⟘ L, PP′ ⟘ K,
 Dibuktikan:
PP′ adalah jarak dari bidang
L dan bidang K
 Bukti:
1. Lukislah sebuah bidang yang kita sebut bidang K,
2. Lukislah sebuah bidang L yang sejajar bidang K,
3. Dari bidang L tentukan sebah titik yang kita sebut titik P,
4. Melalui titik P tarik garis yang tegak lurus bidang K, kita misalkan garis
tersebut adalah garis PP′ sehingga PP′ ⟘ bidang K, PP′ ⟘ bidang L,
5. Melalui titik P′ tarik garis yang berada pada bidang K, kita sebut garis
tersebut sebagai garis P′Q,
6. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang
menyebabkan PQ merupakan sisi miring dari segitiga PP′Q,
Gambar 5
6
7. Dari pernyataan tersebut, jelaslah PQ > PP′,
8. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada
bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3,
…, PP′n,
9. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka garis PP′1, PP′2, PP′3, …,
PP′n > PP′
10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek
dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K
11. Karena PP′ adalah garis yang paling pendek, maka jelaslah bahwa PP′
adalah jarak dari garis g dan bidang K. (terbukti).
d) Jarak antara dua buah garis yang bersilangan adalah panjang garis yang tegak
lurus diantara kedua garis tersebut.
Pembuktian:
 Diketahui:
a dan b bersilangan
 Dibuktikan:
jarak a dan b adalah garis yang
tegak lurus dengan garis a dan b.
 Bukti:
1. Tariklah garis yang melalui sembarang titik pada P pada b sebuah garis a′
// a,
2. Buatlah bidang K melalui a′ dan b,
3. Buatlah melalui bidang pembuat proyeksi L (dengan menarik AA′⟘
bidang K) yang memotong bidang K menurut garis a2 dan garis b pada
titik Q,
4. Buatlah dari Q dalam L sebuah garis tegak lurus pada a2 yang memotong
a pada ttik R, sehingga QR ⟘a2,
Gambar 6
7
5. Dalam bidang L, maka AA′ ⟘ a2 dan QR ⟘ a2, sehingga AA′ // RQ yang
mengakibatkan RQ ⟘ a,
6. Karena AA′ ⟘ K (proyektor), maka PQ ⟘ K, jadi RQ ⟘ b,
7. QR ⟘ a dan QR ⟘ b, maka QR adalah jarak antara a dan b.
Dalil 30 : Jika sebuah garis g tegak lurus pada bidang K, maka tiap-tiap bidang
melalui g berdiri tegak lurus pada bidang K.
Ditentukan :
g bidang K, dan bidang L melalui g.
Buktikan :
bidang L bidang K
Bukti :
1) Buatlah garis g  sebuah bidang sebutlah bidang K, lalu buatlah sebuah
bidang yaitu sebutlah bidang L melalui garis g. Maka, akan terlihat
bahwa, bidang L yang melalui garis g  bidang K. Sehingga, bidang L
yang melalui garis g  AB (dimana AB merupakan garis potong antara
K dan L).
2) Jika dalam bidang K kita buat garis DE  AB, akibatnya garis g  DE.
3) Menurut teori sudut bidang dua, maka CDE sudut tumpuhan antara
bidang K dan bidang L. Ini berarti bahwa CDE = 0
90 maka menurut
perbatasan : bidang L  bidang K, dalil 30 dapat dikatakan juga: dua
buah bidang yang saling tegak lurus, jika salah satu diantara kedua bidang
itu mempinyai sebuah garis yang tegak lurus dengan bidang lainnya.
(Terbukti)
Gambar 7
g
8
Dalil 31 : Jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya dan dalam bidang yang
satunya ditarik garis tegak lurus pada garis potongnya, maka garis itu tegak lurus
pada bidang yang lainnya.
Diketahui : bidang L  bidang K; garis g pada bidang L dan garis g  AB (
AB= garis potong antara bidang K dan bidang L).
Buktikan : garis g  bidang K
Bukti :
1) Buatlah dua buah bidang sebutlah bidang K dan bidang L yang tegak lurus
sesamanya.
Dimana, garis g pada bidang L dan garis g  AB ( AB = garis potong
antara bidang K dan bidang L). Lalu, buat garis DE  AB dalam bidang
K. Sehingga diperoleh:
 Garis g atau CD  AB
 ED  AB
Karena ditentukan bidang L  bidang K, maka besar sudut tumpuhannya =
0
90 ( 0
90CDE , atau dapat disimpulkan bahwa :
Garis g atau CD  DE
Garis g atau CD  AB
Dalil 32 : Jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya, dan dari sebuah titik
pada bidang yang satu ditarik garis tegak lurus pada bidang yang lainnya, maka garis
itu terletak dalam bidang pertama.
Diketahui :
 Bidang K  bidang L
sudut CDE merupakan sudut tumpuhan, di
jamin oleh teori sudut bidang dua.
CD  bidang K , dengan kata lain :
garis g  bidang K (terbukti).
Garis g atau CD AB
Garis g atau CD AB
Gambar 8
g
9
 P pada L ; g melalui P
 g  bidang K
Buktikan : garis g pada bidang L
Bukti :
1) Buatlah dua buah bidang yang saling tegak lurus sebutlah bidang K dan
bidang L. Dimana, P pada bidang L dan garis g melalui P, serta garis g 
bidang K.
2) Misal : garis g tidak pada bidang L, akibatnya dalam bidang L dapat di
buat garis g’ yang tegak lurus pada garis potong i. Menurut dalil 31 yang
berbunyi : “jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya dan dalam bidang
yang satunya ditarik garis tegak lurus pada garis potongnya, maka garis
itu tegak lurus pada bidang yang lainnya”, sehingga garis g’  bidang K.
3) Jadi, melalui P dapat ditarik dua buah garis yang keduanya tegak lurus
pada bidang K. Hal ini kontradiksi (tidak mungkin melalui P dapat ditarik
dua buah garis yang keduanya tegak lurus terhadap bidang K).
4) Maka dapat disimpulkan bahwa : garis g dan garis g’ harus berimpit dan
terletak pada sebuah bidang yaitu pada bidang L. (Terbukti)
Dalil 33 : Jika dua buah bidang berpotongan, keduanya tegak lurus pada
sebuah bidang ketiga, maka garis potongnya kedua bidang itu tegak lurus pada
bidang ketiga.
Diketahui :
 Bidang K dan bidang L berpotongan menurut garis g
 Bidang K  bidang M
 Bidang L  bidang M
Buktikan : garis g  bidang M
Gambar 9
10
Bukti :
1) Buatlah dua buah bidang sebutlah
bidang K dan bidang L yang
berpotongan, dimana garis g
merupakan garis potong kedua
bidang tersebut. Setelah itu buatlah,
sebuah bidang (sebutlah bidang M),
dimana posisikan bahwa bidang K
 bidang M, dan bidang L 
bidang M.
2) Ambillah sebuah titik sebarang pada garis g sebutlah titik P. Garis yang ditarik
dari titik P dan tegak lurus pada bidang M terletak dalam bidang L. Karena titik
P terletak pada bidang L (dijamin oleh dalil 32 yang berbunyi : Jika dua buah
bidang tegak lurus sesamanya, dan dari sebuah titik pada bidang yang satu
ditarik garis tegak lurus pada bidang yang lainnya, maka garis itu terletak dalam
bidang pertama).
3) Di awal kita ketahui bahwa bidang K dan bidang L berpotongan, sehingga titik P
juga terletak pada bidang K, maka garis itu juga harus terletak pada bidang K.
Maka didapat bahwa garis itu adalah garis tegak lurus yang terletak pada bidang
K dan bidang L yaitu garis g.
Dengan demikian, didapat bahwa : garis g  bidang M. (terbukti)
Gambar 10

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanNia Matus
 
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidGeometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidNailul Hasibuan
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fixNia Matus
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaKekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaSriut_16
 
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8silviarahayu6
 
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDAAYANAH SEPTIANITA
 
Media pembelajaran program linear
Media pembelajaran program linearMedia pembelajaran program linear
Media pembelajaran program linearAchmad Fauzan
 
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Aser FK
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantineAcika Karunila
 
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitigaLK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitigarianika safitri
 
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucut
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucutkedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucut
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucutdianfitri17
 
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxAgusSetyawan71
 
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideAksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideagusloveridha
 

Mais procurados (20)

Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
 
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri EulidGeometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
Geometri Netral bag.1 pada Geometri Eulid
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 
geometri terurut
geometri terurutgeometri terurut
geometri terurut
 
Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1Irisan bidang . 1
Irisan bidang . 1
 
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 SegitigaKekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
Kekongruenan Bangun Datar dan 2 Segitiga
 
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
PPT MATERI LINGKARAN SMP KELAS 8
 
Geometri Eliptik
Geometri EliptikGeometri Eliptik
Geometri Eliptik
 
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA
4. MAKALAH GRUPOIDA,SEMIGRUP DAN MONOIDA
 
Media pembelajaran program linear
Media pembelajaran program linearMedia pembelajaran program linear
Media pembelajaran program linear
 
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q) Persamaan elips dengan pusat (p,q)
Persamaan elips dengan pusat (p,q)
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Rpp pertidaksamaan linier
Rpp pertidaksamaan linierRpp pertidaksamaan linier
Rpp pertidaksamaan linier
 
Modul 7 persamaan diophantine
Modul 7   persamaan diophantineModul 7   persamaan diophantine
Modul 7 persamaan diophantine
 
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitigaLK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
LK pembuktian Dalil dalil pada segitiga
 
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucut
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucutkedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucut
kedudukan titik dan garis terhadap irisan kerucut
 
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptxppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
ppt-bilangan-bulat-smp-kelas 7.pptx
 
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclideAksioma insidensial dalam geometri euclide
Aksioma insidensial dalam geometri euclide
 

Semelhante a Georu hasil diskusi 4 (PROYEKSI)

GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...Agung Wee-Idya
 
Jarak pada bangun ruang
Jarak pada bangun ruangJarak pada bangun ruang
Jarak pada bangun ruangPhyta_arina
 
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun Ruang
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun RuangGeometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun Ruang
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun RuangPrahati Pramudha
 
Pertemuan-6 2023.pptx
Pertemuan-6 2023.pptxPertemuan-6 2023.pptx
Pertemuan-6 2023.pptxFebbyAngga2
 
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap Bidang
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap BidangKapita Selekta Matematika "Garis Terhadap Bidang
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap BidangNadia Hasan
 
Kapselmat kelompok 4
Kapselmat kelompok 4Kapselmat kelompok 4
Kapselmat kelompok 4Nadia Hasan
 
proyeksi pada bangun ruang
proyeksi pada bangun ruangproyeksi pada bangun ruang
proyeksi pada bangun ruanganggi syahputra
 
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,YohanesWaldiJanu
 
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutDimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutsman 2 mataram
 

Semelhante a Georu hasil diskusi 4 (PROYEKSI) (20)

GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
GEOMETRI RUANG-garis & bidang sejajar, perpotongan tiga buah bidang, dua bida...
 
Jarak pada bangun ruang
Jarak pada bangun ruangJarak pada bangun ruang
Jarak pada bangun ruang
 
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun Ruang
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun RuangGeometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun Ruang
Geometri Dimensi Tiga ~ Jarak Pada Bangun Ruang
 
Pertemuan-6 2023.pptx
Pertemuan-6 2023.pptxPertemuan-6 2023.pptx
Pertemuan-6 2023.pptx
 
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap Bidang
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap BidangKapita Selekta Matematika "Garis Terhadap Bidang
Kapita Selekta Matematika "Garis Terhadap Bidang
 
Kapselmat kelompok 4
Kapselmat kelompok 4Kapselmat kelompok 4
Kapselmat kelompok 4
 
bamz Mine
bamz Minebamz Mine
bamz Mine
 
Dimensi tiga
Dimensi tigaDimensi tiga
Dimensi tiga
 
Jarak sudut
Jarak sudutJarak sudut
Jarak sudut
 
ppt lingkaran
ppt lingkaranppt lingkaran
ppt lingkaran
 
proyeksi pada bangun ruang
proyeksi pada bangun ruangproyeksi pada bangun ruang
proyeksi pada bangun ruang
 
Jarak dua garis sejajar
Jarak dua garis sejajarJarak dua garis sejajar
Jarak dua garis sejajar
 
Sudut antara 2 bidang
Sudut antara 2 bidangSudut antara 2 bidang
Sudut antara 2 bidang
 
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,
Materi matematika kelas 8 Bab lingkaran,
 
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudutDimensi tiga-proyeksi-sudut
Dimensi tiga-proyeksi-sudut
 
Modul Dimensi Tiga
Modul Dimensi TigaModul Dimensi Tiga
Modul Dimensi Tiga
 
GEORU 2015 SUHITO FMIPA UNNES
GEORU 2015 SUHITO FMIPA UNNESGEORU 2015 SUHITO FMIPA UNNES
GEORU 2015 SUHITO FMIPA UNNES
 
Bangun ruang.ppt
Bangun ruang.pptBangun ruang.ppt
Bangun ruang.ppt
 
Geometri datar 3
Geometri datar 3Geometri datar 3
Geometri datar 3
 
ppt gita
ppt gitappt gita
ppt gita
 

Último

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 

Último (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Georu hasil diskusi 4 (PROYEKSI)

  • 1. 1 A. PROYEKSI Definisi (Proyeksi Titik pada Bidang): Proyeksi dari sebuah titik P pada sebuah bidang K ialah titik kaki garis tegak lurus yang ditarik dari P ke bidang K. Definisi (Proyeksi Garis pada Bidang): Proyeksi dari sebuah garis g pada sebuah bidang K adalah tempat kedudukan titik – titik kaki garis – garis tegak lurus yang ditarik dari titik – titik pada g ke bidang K. Sifat Proyeksi Garis g pada Bidang K: proyeksi dari sebuah garis lurus g pada bidang K pada umumnya juga berupa garis lurus. Bukti:  Buat sebuah bidang K dan sebuah bidang L, dimana bidang L tegak lurus dengan bidang K.  Buat sebuah garis lurus pada bidang L yang dilalui oleh titik A, B, C, D, dan E.  Melalui titik A, B, C, D, dan E buat garis – garis tegak lurus pada bidang K, maka 'AA // 'BB // 'CC // 'DD // 'EE . Sesuai dengan dalil 9 “semua garis – garis yang memotong sebuah garis yang diketahui dan masing – masing sejajar dengan sebuah garis lain , terletak pada sebuah bidang” maka garis – garis itu semua terletak pada sebuah bidang L. Titik – titik 'A , 'B , 'C , 'D , dan 'E , semuanya terletak pada bidang K, tetapi juga terletak pada bidang L. Jadi terletak pada garis potong K dan L. Gambar 1
  • 2. 2 Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan: proyeksi sebuah garis lurus merupakan garis lurus pula. Penjelasan: Garis – garis 'AA , 'BB , 'CC , 'DD , 'EE disebut garis – garis pembuat proyeksi atau proyektor. Titik 'A , 'B , 'C , 'D , 'E disebut titik – titik kaki proyektor atau disebut pula proyektor tegak orthogonal atau proyeksi siku – siku dari titik – titik A, B, C, D, dan E Bidang L disebut bidang pembuat proyeksi. Definisi( Sudut antara Garis g dengan Bidang K): Sudut antara garis lurus g dengan bidang K ialah sudut yang dibentuk oleh g dengan proyeksi g pada bidang K. Dalil 29: Sudut antara garis g dengan bidang K lebih kecil dibandingkan sudut antara garis g dengan garis – garis lain pada bidang K. Diketahui: PP   bidang K QP' = proyeksi PQ pada K. Buktikan: 'PQP < PQS . Bukti:  Buat sebuah bidang K.  Melalui titik P yang terletak di luar bidang K, tarik garis yang tegak lurus dengan bidang K, kita sebut garis PP .  Melalui titik P tarik sebuah garis yang berpotongan di titik Q, yang menyebabkan QP' sebagai proyeksi dari PQ  Dari titik Q tarik sebuah garis yang kita sebut garis QS.  Tentukan sebuah titik yang terletak pada QS yang kita sebut titik R, sedemikian sehingga QR= 'QP  Hubungkan titik P dengan R sehingga didapat  RPP' yang siku – siku pada RPP' hingga PR > PP  Gambar 2
  • 3. 3  Bandingkan  QPP  dan PRQ, diperoleh QRQP ' dan PP  PR , sehingga menurut planimetrie PQR  'PQP Tinjauan: Jika pada bidang K dibuat lingkaran dengan Q sebagai pusat dan PQ  sebagai jari – jari maka sudut ''QPP makin lama makin besar. Pada saat RQ QP' , maka PQR = 90 . Sudut 'PQP mencapai harga terbesar jika QR terletak pada perpanjangan garis QP' . B. JARAK Definisi jarak: Jarak antara dua benda adalah panjang garis hubung terpendek antara kedua benda tersebut. Jarak antara: a) Titik P dan bidang K : adalah panjangnya garis tegak lurus dari P ke bidang K. Garis ini adalah garis yang terpendek. Pembuktian:  Diketahui: Garis yang tegak lurus dari P ke bidang K adalah PP′  Dibuktikan: panjang garis PP′ < garis-garis lainnya.  Bukti: 1. Buat sebuah bidang yang kita sebut bidang K, di luar bidang K tentukan titik P, 2. Melalui titik P, tarik garis yang selanjutnya kita sebut garis PP′ yang tegak lurus bidang K, Gambar 3
  • 4. 4 3. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang mengakibatkan PQ adalah garis miring sehingga PQ > PP′ 4. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n, 5. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka panjang garis PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n > PP′ 6. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K. (terbukti) b) Jarak antara garis g dengan bidang K di mana g//K adalah panjang garis tegak lurus dari sembarang titik pada g ke bidang K.  Diketahui: g//K, PP′ ⟘ bidang K  Dibuktikan: PP′ adalah jarak dari garis g dan bidang K.  Bukti: 1. Lukis sebuah bidang K, 2. Tentukan garis g di luar bidang K yang sejajar bidang K, 3. Tentukan sembarang titik pada garis g, misalnya kita sebut titik tersebut sebagai titik P, 4. Melalui titik P tarik garis tegak lurus bidang K yang kita sebut PP′, 5. Melalui titik P′ tarik garis yang berada pada bidang K, kita sebut garis tersebut sebagai garis P′Q, 6. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang menyebabkan PQ merupakan sisi miring dari segitiga PP′Q, Gambar 4
  • 5. 5 7. Dari pernyataan tersebut, jelaslah PQ > PP′, 8. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n, 9. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka garis PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n > PP′ 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K 11. Karena PP′ adalah garis yang paling pendek, maka jelaslah bahwa PP′ adalah jarak dari garis g dan bidang K. (terbukti). c) Jarak bidang yang sejajar adalah panjangnya garis tegak lurus di antara kedua bidang tersebut.  Diketahui: K // L, PP′ ⟘ L, PP′ ⟘ K,  Dibuktikan: PP′ adalah jarak dari bidang L dan bidang K  Bukti: 1. Lukislah sebuah bidang yang kita sebut bidang K, 2. Lukislah sebuah bidang L yang sejajar bidang K, 3. Dari bidang L tentukan sebah titik yang kita sebut titik P, 4. Melalui titik P tarik garis yang tegak lurus bidang K, kita misalkan garis tersebut adalah garis PP′ sehingga PP′ ⟘ bidang K, PP′ ⟘ bidang L, 5. Melalui titik P′ tarik garis yang berada pada bidang K, kita sebut garis tersebut sebagai garis P′Q, 6. Karena PP′ ⟘ bidang K, maka QPP  adalah sudut siku-siku yang menyebabkan PQ merupakan sisi miring dari segitiga PP′Q, Gambar 5
  • 6. 6 7. Dari pernyataan tersebut, jelaslah PQ > PP′, 8. Tentukan garis-garis yang berasal dari titik P ke sembarang titik pada bidang K, misalnya kita sebut garis- garis tersebut adalah PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n, 9. Karena QPP  adalah sudut siku-siku maka garis PP′1, PP′2, PP′3, …, PP′n > PP′ 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa PP′ adalah garis yang paling pendek dibandingkan garis-garis lain yang berasal dari titik P ke bidang K 11. Karena PP′ adalah garis yang paling pendek, maka jelaslah bahwa PP′ adalah jarak dari garis g dan bidang K. (terbukti). d) Jarak antara dua buah garis yang bersilangan adalah panjang garis yang tegak lurus diantara kedua garis tersebut. Pembuktian:  Diketahui: a dan b bersilangan  Dibuktikan: jarak a dan b adalah garis yang tegak lurus dengan garis a dan b.  Bukti: 1. Tariklah garis yang melalui sembarang titik pada P pada b sebuah garis a′ // a, 2. Buatlah bidang K melalui a′ dan b, 3. Buatlah melalui bidang pembuat proyeksi L (dengan menarik AA′⟘ bidang K) yang memotong bidang K menurut garis a2 dan garis b pada titik Q, 4. Buatlah dari Q dalam L sebuah garis tegak lurus pada a2 yang memotong a pada ttik R, sehingga QR ⟘a2, Gambar 6
  • 7. 7 5. Dalam bidang L, maka AA′ ⟘ a2 dan QR ⟘ a2, sehingga AA′ // RQ yang mengakibatkan RQ ⟘ a, 6. Karena AA′ ⟘ K (proyektor), maka PQ ⟘ K, jadi RQ ⟘ b, 7. QR ⟘ a dan QR ⟘ b, maka QR adalah jarak antara a dan b. Dalil 30 : Jika sebuah garis g tegak lurus pada bidang K, maka tiap-tiap bidang melalui g berdiri tegak lurus pada bidang K. Ditentukan : g bidang K, dan bidang L melalui g. Buktikan : bidang L bidang K Bukti : 1) Buatlah garis g  sebuah bidang sebutlah bidang K, lalu buatlah sebuah bidang yaitu sebutlah bidang L melalui garis g. Maka, akan terlihat bahwa, bidang L yang melalui garis g  bidang K. Sehingga, bidang L yang melalui garis g  AB (dimana AB merupakan garis potong antara K dan L). 2) Jika dalam bidang K kita buat garis DE  AB, akibatnya garis g  DE. 3) Menurut teori sudut bidang dua, maka CDE sudut tumpuhan antara bidang K dan bidang L. Ini berarti bahwa CDE = 0 90 maka menurut perbatasan : bidang L  bidang K, dalil 30 dapat dikatakan juga: dua buah bidang yang saling tegak lurus, jika salah satu diantara kedua bidang itu mempinyai sebuah garis yang tegak lurus dengan bidang lainnya. (Terbukti) Gambar 7 g
  • 8. 8 Dalil 31 : Jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya dan dalam bidang yang satunya ditarik garis tegak lurus pada garis potongnya, maka garis itu tegak lurus pada bidang yang lainnya. Diketahui : bidang L  bidang K; garis g pada bidang L dan garis g  AB ( AB= garis potong antara bidang K dan bidang L). Buktikan : garis g  bidang K Bukti : 1) Buatlah dua buah bidang sebutlah bidang K dan bidang L yang tegak lurus sesamanya. Dimana, garis g pada bidang L dan garis g  AB ( AB = garis potong antara bidang K dan bidang L). Lalu, buat garis DE  AB dalam bidang K. Sehingga diperoleh:  Garis g atau CD  AB  ED  AB Karena ditentukan bidang L  bidang K, maka besar sudut tumpuhannya = 0 90 ( 0 90CDE , atau dapat disimpulkan bahwa : Garis g atau CD  DE Garis g atau CD  AB Dalil 32 : Jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya, dan dari sebuah titik pada bidang yang satu ditarik garis tegak lurus pada bidang yang lainnya, maka garis itu terletak dalam bidang pertama. Diketahui :  Bidang K  bidang L sudut CDE merupakan sudut tumpuhan, di jamin oleh teori sudut bidang dua. CD  bidang K , dengan kata lain : garis g  bidang K (terbukti). Garis g atau CD AB Garis g atau CD AB Gambar 8 g
  • 9. 9  P pada L ; g melalui P  g  bidang K Buktikan : garis g pada bidang L Bukti : 1) Buatlah dua buah bidang yang saling tegak lurus sebutlah bidang K dan bidang L. Dimana, P pada bidang L dan garis g melalui P, serta garis g  bidang K. 2) Misal : garis g tidak pada bidang L, akibatnya dalam bidang L dapat di buat garis g’ yang tegak lurus pada garis potong i. Menurut dalil 31 yang berbunyi : “jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya dan dalam bidang yang satunya ditarik garis tegak lurus pada garis potongnya, maka garis itu tegak lurus pada bidang yang lainnya”, sehingga garis g’  bidang K. 3) Jadi, melalui P dapat ditarik dua buah garis yang keduanya tegak lurus pada bidang K. Hal ini kontradiksi (tidak mungkin melalui P dapat ditarik dua buah garis yang keduanya tegak lurus terhadap bidang K). 4) Maka dapat disimpulkan bahwa : garis g dan garis g’ harus berimpit dan terletak pada sebuah bidang yaitu pada bidang L. (Terbukti) Dalil 33 : Jika dua buah bidang berpotongan, keduanya tegak lurus pada sebuah bidang ketiga, maka garis potongnya kedua bidang itu tegak lurus pada bidang ketiga. Diketahui :  Bidang K dan bidang L berpotongan menurut garis g  Bidang K  bidang M  Bidang L  bidang M Buktikan : garis g  bidang M Gambar 9
  • 10. 10 Bukti : 1) Buatlah dua buah bidang sebutlah bidang K dan bidang L yang berpotongan, dimana garis g merupakan garis potong kedua bidang tersebut. Setelah itu buatlah, sebuah bidang (sebutlah bidang M), dimana posisikan bahwa bidang K  bidang M, dan bidang L  bidang M. 2) Ambillah sebuah titik sebarang pada garis g sebutlah titik P. Garis yang ditarik dari titik P dan tegak lurus pada bidang M terletak dalam bidang L. Karena titik P terletak pada bidang L (dijamin oleh dalil 32 yang berbunyi : Jika dua buah bidang tegak lurus sesamanya, dan dari sebuah titik pada bidang yang satu ditarik garis tegak lurus pada bidang yang lainnya, maka garis itu terletak dalam bidang pertama). 3) Di awal kita ketahui bahwa bidang K dan bidang L berpotongan, sehingga titik P juga terletak pada bidang K, maka garis itu juga harus terletak pada bidang K. Maka didapat bahwa garis itu adalah garis tegak lurus yang terletak pada bidang K dan bidang L yaitu garis g. Dengan demikian, didapat bahwa : garis g  bidang M. (terbukti) Gambar 10