SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
       (Resume)




               Disusun Oleh:

               Ady Setiawan
                (111714043)

Mata Kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan
                Kelas 2011 A

                   Dosen:
       Syafiatul Mardhiyah, S.Sos. M.A


 Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
    Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Program Studi Manajemen Pendidikan
                2011
A. ARTI KEBUDAYAAN
            Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddayah” yang artinya “daya dari
   budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dalam konsep antropologi tidak ada perbedaan antara
   kata “kebudayaan” dengan kata “budaya” karena hanyalah hasil dari imbuhan ke- dan akhiran –
   an yang tak berefek makna lain.
            Sedangkan kata “culture” sebagai bahasa asing dari “kebudayaan” berasal dari kata latin
   “colere” dengan makna “mengolah, mengerjakan” (khususnya tanah, pertanian). Dari makna ini,
   kemudian berkembanglah makna “culture” sebagai segala daya upaya dan tindakan manusia
   untuk mengolah tanah dan mengubah alam.
            Seiring berjalannya waktu, pendapat mengenai definisi kata kebudayaan ini pun
   mengalami berbagai perbedaan pendapat dari para ahli antropologi yang begitu kompleks,
   namun pendapat Al Kroeber dan C. Kluckholn lah yang sering dijadikan acuan. Mereka
   menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan suatu pola, eksplisit, perilaku yang dipelajari dan
   diwariskan melalui symbol-simbol yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk
   perwujudannya dalam benda-benda budaya. Definisi ini bukanlah definisi mutlak yang
   digunakan dalam memaknai kata kebudayaan, namun berbagai pendapat masih begitu
   menumpuk dari berbagai ahli antropologi yang sangatlah abstrak. Secara garis besar, dari
   definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil dari proses belajar. Dan
   hanya minimum saja tindakan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar.
            Disamping itu, perlu disadari bahwa kebudayaan merupakan suatu nilai yang dimiliki
   bersama dalam suatu komunitas, bukan milik individu.

B. BUDAYA SEBAGAI SISTEM GAGASAN
           Terdapat dua kategori penilaian kebudayaan yang marak digunakan, yakni kebudayaan
   yang merujuk pada benda-benda material dan merujuk pada system gagasan. Pada ketegori
   pertama disebut kebudayaan sebagai “pola dari perilaku”.
           Kelompok ini berpendapat bahwa kebudayaan ini dihasilkan dari perilaku. Dengan kata
   lain, kebudayaan adalah benda-benda atau materi-materi yang dihasilkan dari perilaku. Juga
   kelompok berpandangan bahwa kebudayaan ini merupakan suatu system pengetahuan dan
   kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam menentukan dan memilih
   alternative yang ada.
           Sedangkan kelompok lain yang berpandangan kebudayaan merupakan suatu system
   gagasan juga meletakkan kebudayaan sebagai pedoman manusia dalam berperilaku dan
   bersikap. Jadi, budaya berupa rancangan hidup, maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan
   prima yang diwariskan melalui proses belajar sehingga membangun sifat manusia tersebut yang
   dikenal dengan “nilai budaya”. Sebuah nilai yang dapat dilihat, dirasakan dan diwujudkan dalam
   bentuk adat istiadat masyarakat.

C. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN
   Koentjaraningrat (1990) menggolongkan wujud kebudayaan menjadi:
      1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
          sebagainya,
2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
          masyarakat, dan
       3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia.

   Sedangkan J. J. Honingmann (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yakni Ideas, Activities,
   dan Artifacs. Berdasar penggolongan ini, maka pengelompokan kebudayaan dapat disimpulkan
   sebagai berikut:

       1. Budaya yang bersifat abstrak
                 Dalam hal ini, budaya dinilai abstrak, tidak dapat diraba dan dilihat. Namun,
          pada hakekatnya telah berada pada masing-masing jiwa dan fikiran manusia. Ide-ide,
          gagasan, nilai-nilai dan pemikiran merupakan salah satu contoh dari pada keabstrakan
          budaya tersebut.

       2. Budaya yang bersifat konkret
                   Sifat konkret merupakan lawan dari abstrak, dimana jika dikatakan budaya
          bersifat konkret berarti budaya dapat dilihat, diraba dan diamati pada setiap pola
          tindakan aktivitas manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sifat konkret budaya ini
          terdiri dari perilaku, bahasa dan materi/artefak.

D. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
           Istilah ini sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda, pertama perubahan
   social yang dilihat dengan kaca mata sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat
   menggunakan kaca mata antropologi. Sebelum penguraian masing-masing sumber, tidak ada
   salahnya jika terlebih dahulu kita pelajari makna umum masing-masing.
           Menurut Soedjono Dirdjosiswojo (1985), memberikan definisi bahwa perubahan social
   adalah perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur social, system social dan organisasi
   social. Kemudian, Koentaraningrat (1989), menyatakan bahwa perubahan budaya adalah
   perubahan-perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan, yakni mencakup perubahan
   system pengetahuan, organisasi social, system mata pencaharian, system teknologi, religi,
   bahasa dan kesenian. Perubahan ini terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsure-unsur
   kebudayaan yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu keadaan yang harmonis bagi
   kehidupan.
           Selain kedua definisi diatas, sebenanya masih terdapat beberapa kolaborasi definisi
   yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh sosiologi dan antropologi yang lain. Namun secara singkat,
   dapat diambil ibrah bahwa perubahan social budaya adalah perubahan yang mencakup hampir
   semua aspek kehidupan social dan budaya dari suatu masyarakat atau komunitas. Pada
   hakekatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru yang dilakukan
   oleh masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya.
           Meskipun demikian, perubahan social budaya tidaklah lepas dari penilaian tentang
   akibat positif dan negative dari responden yang mengalami proses ini secara langsung. Terdapat
   pihak masyarakat yang dapat menikmati aroma positif dari perubahan ini, namun juga tidak
terlepas dari aroma negative yang dinilai merugikan dan menghambat suatu pihak akibat
   keadaan baru yang datang pada komunitas mereka.

E. TEORI-TEORI YANG MENDASARI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
   Beberapa teori yang mendasari perubahan social budaya dalam suatu kehidupan masyarakat,
   diantaranya:
       a. Teori evolusi
           Inti aliran ini menyatakan bahwa masyarakat akan berkembang dari masyarakat
           sederhana (primitive) menuju masyarakat modern (complex) dan memerlukan proses
           jangka panjang fase demi fase. Penganut faham ini berpendapat bahwa perubahan
           menuju masyarakat modern ini akan mengalami perubahan secara linear (garis lurus)
           dari masyarakat primitive menuju masyarakat tradisional hingga masyarakat modern.
           Beberapa tokoh penganut aliran ini, antara lain:
               a) Auguste Comte, berpendapat bahwa masyarakat akan mengalami tiga tahap
                    perkembangan, yakni (1) Tahap teologis, diwarnai nilai-nilai supranatural, (2)
                    Tahap metafisik, tahap peralihan dari tahap telogis menuju prinsip-prinsip
                    abstrak sebagai dasar perkembanngan budaya, dan (3) Tahap ilmiah, didukung
                    dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
               b) Herbert Spencer, menurutnya manusia akan melalui serangkaian tahap yang
                    berawal dari tahap kelompok suku bangsa yang homogeny dan sederhana men
                    uju tahap masyarakat modern yang kompleks. Juga, teori siapa yang kuat dan
                    energik, maka dialah yang menang dan tetap bertahan, merupakan teori hasil
                    pemikiran yang dilahirkannya.
               c) Karl Marx, berpendapat bahwa adanya proses perubahan masyarakat primif
                    menuju masyarakat modern seiring perkembangan iptek, sehingga ia
                    mencetuskan teori bahwa suatu saat masyarakat modern kapitalistis akan
                    mengalami keruntuhan, digantikan dengan masyarakat komunistis.

       b. Teori siklus
                   Menurut teori ini, berpendapat bahwa perubahan social merupakan sesuatu
          yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan kepada suatu titik tertentu, akan tetapi
          akan berputar melingkar sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Dengan kata lain, tidak
          ada titik terakhir yang sempurna dari suatu perubahan social, namun akan kembali ke
          tahap awal untuk peralihan ke tahap selanjutnya. Sehingga dikatakan tidak ada batas
          yang jelas antara pola kehidupan masyarakat primitive, tradisional dan modern.

       c. Teori fungsionalisme
                  Teori berpendapat bahwa masyarakat tak ubahnya seperti suatu struktur organ
          tubuh manusia yang bagiannya memiliki hubungan keterkaitan antara satu sama lain.
          Selain hubungan keterkaitan, organ manusia pun memiliki tugas dan fungsi jelas dan
          berbeda yang saling melngkapi antara satu sama lain. Maka begitu pula dalam
masyarakat setiap bentuk kelembagaan dapat melaksanakan tugas dan fungsi tertentu
           guna kestabilan dan kemajuan suatu masyarakat.

F. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
   Menurut Soerjono Soekanto (1990) berpendapat bahwa perubahan social dan kebudayaan
   dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
   1. Perubahan lambat dan perubahan cepat
               Perubahan lambat adalah perubahan social budaya yang memerlukan waktu lama,
      cenderung tidak direncanakan dan berlangsung alamiah, tetapi biasanya menuju ke tahap
      perkembangan masyarakat yang lebih sempurna atau lebih baik dari perkembangan
      sebelumnya. Salah satu contoh ialah Teori Evolusi yang membutuhkan waktu panjang dan
      lama tersebut.
               Sedangkan, perubahan cepat merupakan kebalikan dari perubahan lambat, yakni
      perubahan social budaya yang tidak memerlukan waktu lama, cenderung direncanakan dan
      memiliki hasil yang tidak se-kongkret perubahan lambat. Hal ini serinng kita kenal dengan
      istilah Revolusi, sebagai contoh Revolusi Industri, yang terencana dan tidak membutuhkan
      waktu panjang. Beberapa syarat untuk terjadinya revolusi, antara lain:
      a) Keinginan yang kuat,
      b) Pemimpin yang berdedikasi tinggi,
      c) Program kerja yang jelas,
      d) Pemimpin mampu menyamakan tujuan bersama, dan
      e) Adanya momentum yang tepat.

        2. Perubahan kecil dan perubahan besar
                  Pada dasarnya, perbedaan antara keduanya sangatlah relative. Namun, tetap
           terdapat perbedaan jika dilihat definisi masing-masing yang menjelaskan bahwa
           perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur social
           atau kebudayaan yang tidak membawa pengaruh langsung dan sangat berarti dalam
           sendi-sendi kemasyarakatan. Sebaliknya, perubahan besar sangatlah membawa
           pengaruh (positif atau negative) pada kehidupan masyarakat. Misalnya, perubahan
           busana, pola makan, music, dll yang masih termasuk dalam perubahan kecil. Namun,
           perubahan dalam suatu lembaga masyarakat (ekonomi, social, dll) pastilah akan
           membawa pengaruh dalam masyarakat. Misal, krisis moneter, kenaikan harga BBM,
           penurunan nilai harga jual hasil tani, dsb.

        3. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan
                    Perubahan yang direncanakan merupakan suatu bentuk perubahan yang telah
           diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang akan melakukan
           perubahan (agent of chance). Tentunya setelah melewati proses panjang, melalui
           klarifikasi, verifikasi, observasi, dsb diakhiri dengan keputusan perubahan yang
           terorganisir. Misal, REPELITA yang sempat digulirkan di masa Orde Baru.
Sedangkan sebaliknya, perubahan yang tidak direncanakan merupakan bentuk
            suatu perubahan yang tidak didesain terlebih dahulu akan tetapi tetap akan
            berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Perubahan ini tidaklah melalui agent of
            chance, melainkan berjalan alamiah dan seringkali dapat terjadi akibat efek ikutan dari
            perubahan yang direncanakan. Misalnya, perubahan pola makan, pola pakaian,
            perubahan moral dan pergeseran nilai-nilai budaya khususnya terhadap masyarakat
            Indonesia.

G. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
   1. Faktor Pendorong
   1.1. Factor Internal
       a. Factor Manusia
                   Manusia diletakkan sebagai factor yang paling terpenting dalam perubahan ini,
           selain memiliki potensi biologis, manusia juga memiliki potensi psikologis yang sangat
           dahsyat dalam mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya.
           Terlebih manusia menupakan satu-satunya subjek dalam proyek perubahan sosiologi
           budaya ini, jadi tanpa keberadaannya niscaya tak kan pernah ada perubahan yang
           diinginkan.

       b. Factor Lingkungan
                  Lingkungan memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam pencapaian
          perubahan yang diharapkan. Karena disadari ataukah tidak, manusia sebagai subjek
          tidak akan pernah terlepas dari lingkungan, baik masyarakat primitive, tradisional
          maupun modern. Sehingga, keberadaannya yang kondusif sangatlah diharapkan untuk
          mendorong target perubahan tersebut.

       c. Adanya Penemuan-penemuan Baru
                  Factor manusia yang berkualitas dan lingkungan yang kondusif menjadi modal
          berharga untuk mengeluarkan imajinasi dan gagasan baru sebagai proses sebuah
          perubahan untuk menemukan hal-hal baru dalam lingkungan internal masyarakat
          tersebut. dan penemuan-penemuan baru inilah yang banyak berperan sebagai
          pendorong terjadinya perubahan social budaya di lingkungan masyarakat.
                  Penemuan dapat dibedakan menjadi discovery, yakni penemuan unsure
          kebudayaan baru dalam bentuk apapun atau berupa gagasan yang diciptakan seseorang
          maupun kelompok individu yang memang belum pernah ada sebelumnya. Dan
          Invention, yakni pengakuan masyarakat untuk menerima, menganut dan menerapkan
          penemuan dalam praktek sehari-hari.

   1.2. Factor Eksternal
       a. Kontak Budaya dan Komunikasi Sosial
       b. Adanya Intervensi untuk Menerima nilai-nilai Baru
       c. Peperangan atau Terjadinya Revolusi
2.   Faktor Penghambat
             Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 9 faktor penghambat terjadinya perubahan social
             budaya, antara lain:
             a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain,
             b. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan,
             c. Sikap masyarakat yang tradisional,
             d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam sangat kuat,
             e. Rasa khawatir akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan,
             f. Prasangka terhadap hal-hal asing atau sikap yang tertutup,
             g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis, dan
             h. Adat atau kebiasaan.



Referensi:

Suhanadji, M.Si. Drs. 2011. Sosiologi Antropoli Pendidikan Edisi Revisi. UNESA University Press Surabaya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
symons12
 
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
Mega Natasha
 
Kebudayaan (Pengsos)
Kebudayaan (Pengsos)Kebudayaan (Pengsos)
Kebudayaan (Pengsos)
Adhi99
 
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitifIlmu bahasa, antropologi, dan kognitif
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif
Heidy Kaeni
 
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
Dinamika masyarakat dan kebudayaanDinamika masyarakat dan kebudayaan
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
Yunita Puspitasari
 
Dampak sosial teknologi komunikasi
Dampak sosial teknologi komunikasiDampak sosial teknologi komunikasi
Dampak sosial teknologi komunikasi
Muchlis Soleiman
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
mankoma2013
 

Mais procurados (20)

Makalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosialMakalah kelompok sosial
Makalah kelompok sosial
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
 
Teori teori psikologi komunikasi
Teori teori psikologi komunikasiTeori teori psikologi komunikasi
Teori teori psikologi komunikasi
 
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
Power Point Presentasi Antropologi Budaya (Etnik dan Ras)
 
Organisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan KelembagaanOrganisasi dan Kelembagaan
Organisasi dan Kelembagaan
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai KeindonesiaanMemaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
Memaknai Nilai-Nilai Keindonesiaan
 
Teori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot ParsonsTeori struktural fungsional - Talcot Parsons
Teori struktural fungsional - Talcot Parsons
 
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
perubahan dinamika sosial dan budaya (sosiologi)
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
 
Kebudayaan (Pengsos)
Kebudayaan (Pengsos)Kebudayaan (Pengsos)
Kebudayaan (Pengsos)
 
Pelaku komunikasi
Pelaku komunikasiPelaku komunikasi
Pelaku komunikasi
 
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitifIlmu bahasa, antropologi, dan kognitif
Ilmu bahasa, antropologi, dan kognitif
 
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
Dinamika masyarakat dan kebudayaanDinamika masyarakat dan kebudayaan
Dinamika masyarakat dan kebudayaan
 
Dampak sosial teknologi komunikasi
Dampak sosial teknologi komunikasiDampak sosial teknologi komunikasi
Dampak sosial teknologi komunikasi
 
Teori Media Ekologi
Teori Media EkologiTeori Media Ekologi
Teori Media Ekologi
 
Ppt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernismePpt 11 postmodernisme
Ppt 11 postmodernisme
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Konsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPSKonsep Dasar Sosiologi IPS
Konsep Dasar Sosiologi IPS
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 

Destaque (12)

Perubahan budaya
Perubahan budayaPerubahan budaya
Perubahan budaya
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
 
Perubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaanPerubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan
 
Perubahan sosial dan budaya
Perubahan sosial dan budayaPerubahan sosial dan budaya
Perubahan sosial dan budaya
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
 
Perubahan Sosial dan Budaya pada Masyarakat
Perubahan Sosial dan Budaya pada MasyarakatPerubahan Sosial dan Budaya pada Masyarakat
Perubahan Sosial dan Budaya pada Masyarakat
 
Perubahan Sosial Budaya
Perubahan Sosial  BudayaPerubahan Sosial  Budaya
Perubahan Sosial Budaya
 
Perubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaanPerubahan sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan
 
Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budayaPerubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
 
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
Makalah perubahan sosial masyarakat terhadap pendidikan
 
Format resume jurnal
Format resume jurnalFormat resume jurnal
Format resume jurnal
 
PPT Perubahan sosial budaya
PPT Perubahan sosial budayaPPT Perubahan sosial budaya
PPT Perubahan sosial budaya
 

Semelhante a Perubahan sosial budaya (resume)

Makalah sosiontropologi kebudayaan
Makalah sosiontropologi kebudayaanMakalah sosiontropologi kebudayaan
Makalah sosiontropologi kebudayaan
Yadhi Muqsith
 
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb aBudaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
helenapakpahan
 
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb aBudaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
helenapakpahan
 
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
oowoo
 
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaanMakalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
ade fikri
 

Semelhante a Perubahan sosial budaya (resume) (20)

Perubahan Sosial
Perubahan SosialPerubahan Sosial
Perubahan Sosial
 
DESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANGDESA SADU SOREANG
DESA SADU SOREANG
 
DESA SADU
DESA SADUDESA SADU
DESA SADU
 
sample
samplesample
sample
 
Pbk
PbkPbk
Pbk
 
Bab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAANBab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAAN
 
Makalah sosiontropologi kebudayaan
Makalah sosiontropologi kebudayaanMakalah sosiontropologi kebudayaan
Makalah sosiontropologi kebudayaan
 
Perubahan Sosial dan Pembangunan Nasional
Perubahan Sosial dan Pembangunan NasionalPerubahan Sosial dan Pembangunan Nasional
Perubahan Sosial dan Pembangunan Nasional
 
Modul kelas xii
Modul kelas xiiModul kelas xii
Modul kelas xii
 
Makalah sosial budaya STIP WUNA
Makalah sosial budaya STIP WUNA Makalah sosial budaya STIP WUNA
Makalah sosial budaya STIP WUNA
 
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptxPENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
PENGERTIAN ANTROPOLOGI.pptx
 
Makalah sosial budaya
Makalah sosial budayaMakalah sosial budaya
Makalah sosial budaya
 
Modul perubahan sosial
Modul   perubahan sosialModul   perubahan sosial
Modul perubahan sosial
 
Ppt presentasi kelas
Ppt presentasi kelasPpt presentasi kelas
Ppt presentasi kelas
 
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb aBudaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
 
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb aBudaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
Budaya dan kebudayaan kelompok 4 agb a
 
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
Faktor kebudayaan-2 ik1-b (1)
 
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaanMakalah wujud dan unsur kebudayaan
Makalah wujud dan unsur kebudayaan
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
Dinamika masyarakat dan kebudayaan (bagian pertama)
 

Mais de Ady Setiawan

Mais de Ady Setiawan (20)

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya Pendidikan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi Manajemen
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 

Perubahan sosial budaya (resume)

  • 1. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA (Resume) Disusun Oleh: Ady Setiawan (111714043) Mata Kuliah Sosiologi Antropologi Pendidikan Kelas 2011 A Dosen: Syafiatul Mardhiyah, S.Sos. M.A Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. A. ARTI KEBUDAYAAN Kata kebudayaan berasal dari kata sansekerta “buddayah” yang artinya “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dalam konsep antropologi tidak ada perbedaan antara kata “kebudayaan” dengan kata “budaya” karena hanyalah hasil dari imbuhan ke- dan akhiran – an yang tak berefek makna lain. Sedangkan kata “culture” sebagai bahasa asing dari “kebudayaan” berasal dari kata latin “colere” dengan makna “mengolah, mengerjakan” (khususnya tanah, pertanian). Dari makna ini, kemudian berkembanglah makna “culture” sebagai segala daya upaya dan tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam. Seiring berjalannya waktu, pendapat mengenai definisi kata kebudayaan ini pun mengalami berbagai perbedaan pendapat dari para ahli antropologi yang begitu kompleks, namun pendapat Al Kroeber dan C. Kluckholn lah yang sering dijadikan acuan. Mereka menyebutkan bahwa kebudayaan merupakan suatu pola, eksplisit, perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui symbol-simbol yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya. Definisi ini bukanlah definisi mutlak yang digunakan dalam memaknai kata kebudayaan, namun berbagai pendapat masih begitu menumpuk dari berbagai ahli antropologi yang sangatlah abstrak. Secara garis besar, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil dari proses belajar. Dan hanya minimum saja tindakan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar. Disamping itu, perlu disadari bahwa kebudayaan merupakan suatu nilai yang dimiliki bersama dalam suatu komunitas, bukan milik individu. B. BUDAYA SEBAGAI SISTEM GAGASAN Terdapat dua kategori penilaian kebudayaan yang marak digunakan, yakni kebudayaan yang merujuk pada benda-benda material dan merujuk pada system gagasan. Pada ketegori pertama disebut kebudayaan sebagai “pola dari perilaku”. Kelompok ini berpendapat bahwa kebudayaan ini dihasilkan dari perilaku. Dengan kata lain, kebudayaan adalah benda-benda atau materi-materi yang dihasilkan dari perilaku. Juga kelompok berpandangan bahwa kebudayaan ini merupakan suatu system pengetahuan dan kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam menentukan dan memilih alternative yang ada. Sedangkan kelompok lain yang berpandangan kebudayaan merupakan suatu system gagasan juga meletakkan kebudayaan sebagai pedoman manusia dalam berperilaku dan bersikap. Jadi, budaya berupa rancangan hidup, maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang diwariskan melalui proses belajar sehingga membangun sifat manusia tersebut yang dikenal dengan “nilai budaya”. Sebuah nilai yang dapat dilihat, dirasakan dan diwujudkan dalam bentuk adat istiadat masyarakat. C. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN Koentjaraningrat (1990) menggolongkan wujud kebudayaan menjadi: 1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya,
  • 3. 2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan 3. Sebagai benda-benda hasil karya manusia. Sedangkan J. J. Honingmann (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yakni Ideas, Activities, dan Artifacs. Berdasar penggolongan ini, maka pengelompokan kebudayaan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Budaya yang bersifat abstrak Dalam hal ini, budaya dinilai abstrak, tidak dapat diraba dan dilihat. Namun, pada hakekatnya telah berada pada masing-masing jiwa dan fikiran manusia. Ide-ide, gagasan, nilai-nilai dan pemikiran merupakan salah satu contoh dari pada keabstrakan budaya tersebut. 2. Budaya yang bersifat konkret Sifat konkret merupakan lawan dari abstrak, dimana jika dikatakan budaya bersifat konkret berarti budaya dapat dilihat, diraba dan diamati pada setiap pola tindakan aktivitas manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sifat konkret budaya ini terdiri dari perilaku, bahasa dan materi/artefak. D. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Istilah ini sesungguhnya berasal dari dua konsep yang berbeda, pertama perubahan social yang dilihat dengan kaca mata sosiologi dan kedua perubahan kebudayaan yang dilihat menggunakan kaca mata antropologi. Sebelum penguraian masing-masing sumber, tidak ada salahnya jika terlebih dahulu kita pelajari makna umum masing-masing. Menurut Soedjono Dirdjosiswojo (1985), memberikan definisi bahwa perubahan social adalah perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur social, system social dan organisasi social. Kemudian, Koentaraningrat (1989), menyatakan bahwa perubahan budaya adalah perubahan-perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan, yakni mencakup perubahan system pengetahuan, organisasi social, system mata pencaharian, system teknologi, religi, bahasa dan kesenian. Perubahan ini terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsure-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu keadaan yang harmonis bagi kehidupan. Selain kedua definisi diatas, sebenanya masih terdapat beberapa kolaborasi definisi yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh sosiologi dan antropologi yang lain. Namun secara singkat, dapat diambil ibrah bahwa perubahan social budaya adalah perubahan yang mencakup hampir semua aspek kehidupan social dan budaya dari suatu masyarakat atau komunitas. Pada hakekatnya, proses ini lebih cenderung pada proses penerimaan perubahan baru yang dilakukan oleh masyarakat tersebut guna meningkatkan taraf hidup dan kualitas kehidupannya. Meskipun demikian, perubahan social budaya tidaklah lepas dari penilaian tentang akibat positif dan negative dari responden yang mengalami proses ini secara langsung. Terdapat pihak masyarakat yang dapat menikmati aroma positif dari perubahan ini, namun juga tidak
  • 4. terlepas dari aroma negative yang dinilai merugikan dan menghambat suatu pihak akibat keadaan baru yang datang pada komunitas mereka. E. TEORI-TEORI YANG MENDASARI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Beberapa teori yang mendasari perubahan social budaya dalam suatu kehidupan masyarakat, diantaranya: a. Teori evolusi Inti aliran ini menyatakan bahwa masyarakat akan berkembang dari masyarakat sederhana (primitive) menuju masyarakat modern (complex) dan memerlukan proses jangka panjang fase demi fase. Penganut faham ini berpendapat bahwa perubahan menuju masyarakat modern ini akan mengalami perubahan secara linear (garis lurus) dari masyarakat primitive menuju masyarakat tradisional hingga masyarakat modern. Beberapa tokoh penganut aliran ini, antara lain: a) Auguste Comte, berpendapat bahwa masyarakat akan mengalami tiga tahap perkembangan, yakni (1) Tahap teologis, diwarnai nilai-nilai supranatural, (2) Tahap metafisik, tahap peralihan dari tahap telogis menuju prinsip-prinsip abstrak sebagai dasar perkembanngan budaya, dan (3) Tahap ilmiah, didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Herbert Spencer, menurutnya manusia akan melalui serangkaian tahap yang berawal dari tahap kelompok suku bangsa yang homogeny dan sederhana men uju tahap masyarakat modern yang kompleks. Juga, teori siapa yang kuat dan energik, maka dialah yang menang dan tetap bertahan, merupakan teori hasil pemikiran yang dilahirkannya. c) Karl Marx, berpendapat bahwa adanya proses perubahan masyarakat primif menuju masyarakat modern seiring perkembangan iptek, sehingga ia mencetuskan teori bahwa suatu saat masyarakat modern kapitalistis akan mengalami keruntuhan, digantikan dengan masyarakat komunistis. b. Teori siklus Menurut teori ini, berpendapat bahwa perubahan social merupakan sesuatu yang tidak bisa direncanakan atau diarahkan kepada suatu titik tertentu, akan tetapi akan berputar melingkar sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Dengan kata lain, tidak ada titik terakhir yang sempurna dari suatu perubahan social, namun akan kembali ke tahap awal untuk peralihan ke tahap selanjutnya. Sehingga dikatakan tidak ada batas yang jelas antara pola kehidupan masyarakat primitive, tradisional dan modern. c. Teori fungsionalisme Teori berpendapat bahwa masyarakat tak ubahnya seperti suatu struktur organ tubuh manusia yang bagiannya memiliki hubungan keterkaitan antara satu sama lain. Selain hubungan keterkaitan, organ manusia pun memiliki tugas dan fungsi jelas dan berbeda yang saling melngkapi antara satu sama lain. Maka begitu pula dalam
  • 5. masyarakat setiap bentuk kelembagaan dapat melaksanakan tugas dan fungsi tertentu guna kestabilan dan kemajuan suatu masyarakat. F. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Menurut Soerjono Soekanto (1990) berpendapat bahwa perubahan social dan kebudayaan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, diantaranya: 1. Perubahan lambat dan perubahan cepat Perubahan lambat adalah perubahan social budaya yang memerlukan waktu lama, cenderung tidak direncanakan dan berlangsung alamiah, tetapi biasanya menuju ke tahap perkembangan masyarakat yang lebih sempurna atau lebih baik dari perkembangan sebelumnya. Salah satu contoh ialah Teori Evolusi yang membutuhkan waktu panjang dan lama tersebut. Sedangkan, perubahan cepat merupakan kebalikan dari perubahan lambat, yakni perubahan social budaya yang tidak memerlukan waktu lama, cenderung direncanakan dan memiliki hasil yang tidak se-kongkret perubahan lambat. Hal ini serinng kita kenal dengan istilah Revolusi, sebagai contoh Revolusi Industri, yang terencana dan tidak membutuhkan waktu panjang. Beberapa syarat untuk terjadinya revolusi, antara lain: a) Keinginan yang kuat, b) Pemimpin yang berdedikasi tinggi, c) Program kerja yang jelas, d) Pemimpin mampu menyamakan tujuan bersama, dan e) Adanya momentum yang tepat. 2. Perubahan kecil dan perubahan besar Pada dasarnya, perbedaan antara keduanya sangatlah relative. Namun, tetap terdapat perbedaan jika dilihat definisi masing-masing yang menjelaskan bahwa perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur social atau kebudayaan yang tidak membawa pengaruh langsung dan sangat berarti dalam sendi-sendi kemasyarakatan. Sebaliknya, perubahan besar sangatlah membawa pengaruh (positif atau negative) pada kehidupan masyarakat. Misalnya, perubahan busana, pola makan, music, dll yang masih termasuk dalam perubahan kecil. Namun, perubahan dalam suatu lembaga masyarakat (ekonomi, social, dll) pastilah akan membawa pengaruh dalam masyarakat. Misal, krisis moneter, kenaikan harga BBM, penurunan nilai harga jual hasil tani, dsb. 3. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan Perubahan yang direncanakan merupakan suatu bentuk perubahan yang telah diperkirakan atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang akan melakukan perubahan (agent of chance). Tentunya setelah melewati proses panjang, melalui klarifikasi, verifikasi, observasi, dsb diakhiri dengan keputusan perubahan yang terorganisir. Misal, REPELITA yang sempat digulirkan di masa Orde Baru.
  • 6. Sedangkan sebaliknya, perubahan yang tidak direncanakan merupakan bentuk suatu perubahan yang tidak didesain terlebih dahulu akan tetapi tetap akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Perubahan ini tidaklah melalui agent of chance, melainkan berjalan alamiah dan seringkali dapat terjadi akibat efek ikutan dari perubahan yang direncanakan. Misalnya, perubahan pola makan, pola pakaian, perubahan moral dan pergeseran nilai-nilai budaya khususnya terhadap masyarakat Indonesia. G. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA 1. Faktor Pendorong 1.1. Factor Internal a. Factor Manusia Manusia diletakkan sebagai factor yang paling terpenting dalam perubahan ini, selain memiliki potensi biologis, manusia juga memiliki potensi psikologis yang sangat dahsyat dalam mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya. Terlebih manusia menupakan satu-satunya subjek dalam proyek perubahan sosiologi budaya ini, jadi tanpa keberadaannya niscaya tak kan pernah ada perubahan yang diinginkan. b. Factor Lingkungan Lingkungan memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam pencapaian perubahan yang diharapkan. Karena disadari ataukah tidak, manusia sebagai subjek tidak akan pernah terlepas dari lingkungan, baik masyarakat primitive, tradisional maupun modern. Sehingga, keberadaannya yang kondusif sangatlah diharapkan untuk mendorong target perubahan tersebut. c. Adanya Penemuan-penemuan Baru Factor manusia yang berkualitas dan lingkungan yang kondusif menjadi modal berharga untuk mengeluarkan imajinasi dan gagasan baru sebagai proses sebuah perubahan untuk menemukan hal-hal baru dalam lingkungan internal masyarakat tersebut. dan penemuan-penemuan baru inilah yang banyak berperan sebagai pendorong terjadinya perubahan social budaya di lingkungan masyarakat. Penemuan dapat dibedakan menjadi discovery, yakni penemuan unsure kebudayaan baru dalam bentuk apapun atau berupa gagasan yang diciptakan seseorang maupun kelompok individu yang memang belum pernah ada sebelumnya. Dan Invention, yakni pengakuan masyarakat untuk menerima, menganut dan menerapkan penemuan dalam praktek sehari-hari. 1.2. Factor Eksternal a. Kontak Budaya dan Komunikasi Sosial b. Adanya Intervensi untuk Menerima nilai-nilai Baru c. Peperangan atau Terjadinya Revolusi
  • 7. 2. Faktor Penghambat Menurut Soerjono Soekanto, terdapat 9 faktor penghambat terjadinya perubahan social budaya, antara lain: a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, b. Lambatnya perkembangan ilmu pengetahuan, c. Sikap masyarakat yang tradisional, d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam sangat kuat, e. Rasa khawatir akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan, f. Prasangka terhadap hal-hal asing atau sikap yang tertutup, g. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis, dan h. Adat atau kebiasaan. Referensi: Suhanadji, M.Si. Drs. 2011. Sosiologi Antropoli Pendidikan Edisi Revisi. UNESA University Press Surabaya.