SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
Baixar para ler offline
POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI
   DALAM FILSAFAT ILMU




              Disusun Oleh:

             Ady Setiawan

               111714043

              Kelas 2011 A



                 Dosen:

   Bapak Muhammad Sholeh M.Pd.



Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
     Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

 Program Studi Manajemen Pendidikan

                 2011
POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU

A. Pemahaman Awal Epistemologi
   - Kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “Episteme” artinya pengetahuan, dan “Logos”
      berarti ilmu atau teori. Jadi, Epistemologi berarti Ilmu pengetahuan, yakni ilmu yang membahas
      tentang pengetahuan.
   - Epistemologi merupakan salah satu cabang dari filsafat, yang konsentrasinya membahas tentang
      metode dan dasar-dasar pengetahuan.
   - Langevelg membagi masalah pengetahuan meliputi: a). Kebenaran, b). Logika, dan c). teori
      pengetahuan.
   - Tujuan Epistemologi adalah untuk memperoleh realitas dan kebenaran ilmiah yang hakiki, sehingga
      mampu mempertanggung jawabkan secara material (objektifitas), formal (ketepatan penyidikan)
      dan moral (daya guna untuk kesejahteraan).

B. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
   1. Fungsi Panca Indera Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
          Secara singkat, dapat dirumuskan bahwa fungsi dari ke-lima panca indera manusia adalah
      sebagai alat penghubung antara dunia luar dengan jiwa yang menangkap dan mengatur kesannya.
      Dengan system yang saling berkesinambungan tersebut, ilmu pengetahuan diolah dan terus
      dikembangkan, Karena sifat penasaran manusia memang telah terpatri ketika mereka menemukan
      hal-hal baru yang mereka temukan melalui efek dunia luar dan kemudian diproses diotak serta
      diimplementasikan melalui pemikiran dan perbuatan.

   2. Fungsi Akal Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
          Akal merupakan salah satu pusat yang sangat penting didalam otak, dan berkedudukan sebagai
      sumber kekuasaan jiwa yang mempunyai kemampuan untuk mencapai relitas alam. Melalui
      definisi singkat diatas, kita tahu bahwa begitu centralnya fungsi akal bagi pengembangan ilmu
      pengetahuan, karena akal sebagai mesin pengolah data yang dapat memproses serta meng-out
      put-kan kesimpulan dan ilmu pengetahuan.
          Menurut Dewey, ada lima tingkatan berfikir ilmiah yang berhubungan dengan metode berfikir
      reflektif, yaitu: (1) The Felt need, (2) the problem, (3) The Hypothesis, (4) Collection of data as
      evidence, dan (5) Concluding belief

   3. Peranan Budi Dalam Menemukan Hakikat Kenyataan
         “Buddhi” adalah bahasa sansekerta yang berarti Azaz-Hikmah, yang mengetahui segala
      kenyataan tidak dengan pandangan, melainkan dengan keinsyafan batin yang murni. Jika manusia
      mampu berfikir logis dengan menggunakan akalnya, maka dengan menggunakan budi, mereka
      memiliki kekuasaan yang lebih dalam, yakni kekuasaan untuk berfikir intuitif guna menjelajah
      keadaan-keadaan metafisis yang berada diluar jangkauan panca indera dan akal.

C. Hukum Sebab Akibat

          Perhubungan sebab-akibat ini disebut juga istilah kausalitas, sehingga hokum sebab-akibat
      lebih dikenal dengan hokum kausalitas. Dimana seseorang mendapat pengetahuan tentang
      sesuatu masalah dengan jalan menyusun fikiran untuk mengetahui sebab kejadiannya dan
      akibatnya, maka disanalah terdapat ilmu. Dimana ilmu merupakan suatu rangkaian hokum sebab-
      akibat yang disusun secara teratur dan sistematis sehingga merupakan suatu kebulatan.
          Terdapat beberapa motif perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya:
      a). Curriosity motive (dorongan ingin tahu), b). Practicality Motive (dorongan kegunaan praktis),
      dan c). intrinsic orderliness motive (dorongan mencari hokum-hukum dari alam semesta).

D. Sumber Pengetahuan
   Terdapat beberapa perbedaan mengenai sumber pengetahuan ini, diantaranya:
a. Empirisme; merupakan aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada
      pengalaman, beberapa tokoh pencetus aliran ini yakni Francis Bacon, David Hume, dll.
   b. Rasionalisme; merupakan golongan yang berpendapat bahwa pengetahuan tersebut bersumber
      pada akal atau rasio, Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-
      1677), dan Leibniz (1646-1716).
   c. Kritisme; yakni aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada akal dan juga
      pengalaman manusia. Tokoh yang paling dikenal sebagai cikal teori ini adalah Immanuel Kant
      (1724-1804), seorang ahli fikir berkebangsaan Jerman.

E. Batas-Batas Pengetahuan
      Sebagaimana sumber pengetahuan, pembahasan tentang batas-batas pengetahuan ini juga
   memunculkan beberapa pendapat yang berbeda-beda, diantaranya:
   a. Skeptisisme; berpendapat bahwa pengetahuan ini hanyalah merupakan kumpulan ingatan, dan
      akan berakhir dalam waktu tertentu, serta tidak mungkin ada pengetahuan tanpa sekedar percaya
      adanya. Beberapa aliran pendukungnya yaitu aliran subjektivisme, relativisme, pragmatisme, dan
      fiksionalisme.
   b. Objektivisme; merupakan aliran yang menerima adanya kebenaran objektif, terlepas dari subjek-
      subjek yang mengetahuinya. Subjek yang memperoleh pengetahuan dapat mengalami kekhilafan
      dalam merumuskan pengetahuan, tetapi realita di luar tetap tidak terpengaruh karenanya.
   c. Fenomenologisme; berpendapat bahwa, dalam penuturan tentang suatu hal yang sesuai dengan
      fakta dari hal tersebut, maka pengetahuan akan menunjukkan kebenarannya. Dan kebenaran itu
      tersusun atas pengamatan dan pemikiran sehingga menghasilkan sebuah kebenaran secara umum.

F. Objek Pengetahuan
      Merupakan masalah yang diselidiki oleh pengetahuan, hal ini tidak dapat lepas dari pendirian
   sumber ilmu (pendirian relisme atau idealisme). Ditinjau dari jenis sifatnya, maka kita dapat
   membedakan tiga macam objek pengetahuan, diantaranya:
   a. Objek Empirisme (Objek-objek rasa), yakni objek lahir/fisis dan objek batin/psikis.
   b. Objek Idiil (bukan rasa), objek yang tidak timbul melalui rasa (lahir atau batin), melainkan
      diciptakan oleh jiwa (sukma) sebagai hasil pemikiran, perasaan dan sebagainya. Misalnya objek
      logika, matematik, etika, dan nilai-nilai agama.
   c. Objek Luar Rasa, sebuah objek yang terletak diluar jangkauan rasa sekalipun pada dasarnya
      terletak dalam dunia rasa (dunia objek keinderaan)

G. Metode Pengetahuan
      Merupakan suatu rencana kerja untuk menyusun suatu system pengetahuan tentang suatu
   masalah. Dalam hal ini, terdapat dua metode pokok dalam penyelidikan pengetahuan, yakni:
   a. Metode Induksi; metode ini berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa kongkrit yang kemudian
      ditarik generalisasi yang bersifat umum. Dan metode ini dapat pula dibedakan lagi menjadi tiga,
      yaitu Induksi Komplit, Induksi Sistem Bacon dan Induksi Tidak Kompli
      Selanjutnya, terdapat beberapa teori mengenai langkah-langkah perjalanan pengetahuan menuju
      pengertian secara umum, diantaranya:
           Komparasi (Metode Perbandingan); dengan langkah-langkah: a) Pengumpulan bahan, b)
              penganalisaan, c) pengkomparasian, d) pengabstraksian, e) perumusan hokum
           Eksperimen (Metode Percobaan); langkah-langkahnya: a) penimbulan gejala yang akan
              diselidiki dengan sengaja, b) pencatatan dan perbandingan gejala, c) perumusan hokum
              berdasar kesamaan sifat.
   b. Metode Deduksi; merupakan metode penyelidikan pengetahuan yang berangkat dari suatu
      pengetahuan yang bersifat umum dan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini memiliki
      beberapa langkah, diantarnya:
           Penginsyafan adanya kebenaran umum dalam satu golongan gejala,
           Pembuktian gejala di lingkungan kelompok gejala tersebut,
   Pernyataan kebenaran yang diinsyafi berlaku pada gejala khusus tersebut

H. Hakikat Kebenaran
   a. Pendapat Kuno
           Plato; kebenaran merupakan sumber kenyataan yang sejati dan dititikberatkan pada akal,
              sedangkan realitas luar yang dapat ditangkap panca indera ialah palsu belaka.
           Aristoteles; kebenaran dititikberatkan pada objek dalam usaha mencapai kebenaran,
              menurutnya pengertian kita mengenai suatu hal merupakan gambaran daripada objek-
              objek yang kita kenal atau kita ketahui.
   b. Pendapat modern (Vormings theorie)
          Menyatakan bahwa subjek tidak menangkap gambaran layaknya pendapat Aristoteles, akan
      tetapi justru memberi bentuk. Dan Kebenaran tergantung pada subjek yang memberi bentuk pada
      objek yang diselidiki.
   c. Pendapat Immanuel Kant
          Untuk menyelidiki sesuatu, maka objek yang kita kenal itu harus sudah ada dan objek yang ada
      itu diberi bentuk tertentu oleh akal subjek yang mengenal objek. Sehingga disimpulkan bahwa
      kebenaran adalah persesuaian antara pendapat sebagai keputusan akal dengan objek yang sedang
      diselidiki.
          Kemudian, terdapat beberapa criteria-kriteria untuk menetapkan kebenaran pengetahuan yang
      dapat diambil dari beberapa sumber, diantaranya: lingkungan metafisika, objek yang diselidiki,
      keyakinan subjek, pengalaman subjek, dan melalui pihak yang berwenang.

I. Berbagai Macam Pendirian Tentang Kebenaran
      Tidak dibenarkan jika kita harus melakukan pengeneralisasian satu ukuran dalam memecahkan
   segala persoalan yang kita hadapi guna menemukan kebenaran ilmu pengetahuan. Melalui
   pengeneralisasian satu ukuran tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam aliran yang dalam
   menguraikan segala persoalan bertitik tolak pada sudut pandangnya masing-masing. Diantaranya:
        Pengutamaan pada lingkungan metafisika, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain:
          Suprarasionalisme (diatas akal), intuitionisme (intuisi/ilham), dan tasawuf atau mistik.
        Pengutamaan pada sumber kenyataan, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain:
          realisme (terdapat benda-benda yang tidak tergantung pada pengertian kita), Materialisme
          (zat/anasir), dan fenomenologisme (penyelidikan).
        Pengutamaan subjek sebagai sumber kenyataan, yang berpendapat bahwa ketiga kekuatan
          manusia (panca indera, akal dan rasa) menyebabkan lahirnya beberapa aliran filsafat, yakni:
          sensualisme (panca indera), rasionalisme (akal), dan irasionalisme (rasa/kehendak).
        Pengutamaan pengalaman sebagai sumber kenyataan, hal ini menimbulkan beberapa aliran,
          diantaranya: empirisme (pengalaman), dan positivisme (manusia memilki tiga tingkatan:
          teologi, metafisika dan tingkatan positi).
        Pengutamaan pada pihak yang berwewenang, pendirian ini melahirkan aliran filsafat
          tradisionalisme atau social dogmatisme.

J. Teori-Teori Kebenaran
   Terdapat beberapa teori tentang teori-teori kebenaran ini, antara lain:
      1. Teori kesesuaian (correspondence theory); menyatakan bahwa pengetahuan kita bernilai
          benar, bilamana sesuai dengan kenyataan.
      2. Teori ketetapan (consistency theory); berpendapat bahwa manusia tidak mungkin dapat
          mencapai kesesuain secara pasti antara kesan yang dimiliki dengan kenyataan.
      3. Teori pragmatis (teori eksperimentalis); teori yang menguji kebenaran pengetahuan melalui
          pertanyaan.

                                                                                        @dhy collection

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (16)

Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
4 epistemologi
4 epistemologi4 epistemologi
4 epistemologi
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
Filsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logikaFilsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logika
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.a
 
1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Filsafat Pengetahuan
Filsafat PengetahuanFilsafat Pengetahuan
Filsafat Pengetahuan
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 

Destaque

Perencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambangPerencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambang
Ady Setiawan
 
Internet etiquette
Internet etiquetteInternet etiquette
Internet etiquette
Ady Setiawan
 
Audensi Dirjen PAUDNI
Audensi Dirjen PAUDNIAudensi Dirjen PAUDNI
Audensi Dirjen PAUDNI
Ady Setiawan
 
Reliabilitas & taksonomi
Reliabilitas & taksonomiReliabilitas & taksonomi
Reliabilitas & taksonomi
Ady Setiawan
 
Hasil observasi SMAN 3 surabaya
Hasil observasi SMAN 3 surabayaHasil observasi SMAN 3 surabaya
Hasil observasi SMAN 3 surabaya
Ady Setiawan
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Ady Setiawan
 
Diri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri pressDiri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri press
Ady Setiawan
 
Artikel Ilmiah_Tanda Baca
Artikel Ilmiah_Tanda BacaArtikel Ilmiah_Tanda Baca
Artikel Ilmiah_Tanda Baca
Ady Setiawan
 
Dasar-Dasar Manajemen
Dasar-Dasar ManajemenDasar-Dasar Manajemen
Dasar-Dasar Manajemen
Ady Setiawan
 
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non PenelitianArtikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Ady Setiawan
 
Tugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikirTugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikir
Ady Setiawan
 
Inovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesiaInovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesia
Ady Setiawan
 

Destaque (18)

Buku ramadhan
Buku ramadhanBuku ramadhan
Buku ramadhan
 
Perencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambangPerencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambang
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Internet etiquette
Internet etiquetteInternet etiquette
Internet etiquette
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Audensi Dirjen PAUDNI
Audensi Dirjen PAUDNIAudensi Dirjen PAUDNI
Audensi Dirjen PAUDNI
 
Reliabilitas & taksonomi
Reliabilitas & taksonomiReliabilitas & taksonomi
Reliabilitas & taksonomi
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Okultasi venus
Okultasi venusOkultasi venus
Okultasi venus
 
Hasil observasi SMAN 3 surabaya
Hasil observasi SMAN 3 surabayaHasil observasi SMAN 3 surabaya
Hasil observasi SMAN 3 surabaya
 
bioteknologi
bioteknologibioteknologi
bioteknologi
 
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
Artikel Ilmiah_Kurikulum 2013
 
Diri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri pressDiri dan konsep diri press
Diri dan konsep diri press
 
Artikel Ilmiah_Tanda Baca
Artikel Ilmiah_Tanda BacaArtikel Ilmiah_Tanda Baca
Artikel Ilmiah_Tanda Baca
 
Dasar-Dasar Manajemen
Dasar-Dasar ManajemenDasar-Dasar Manajemen
Dasar-Dasar Manajemen
 
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non PenelitianArtikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
 
Tugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikirTugas Kerangka berfikir
Tugas Kerangka berfikir
 
Inovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesiaInovasi pendidikan di indonesia
Inovasi pendidikan di indonesia
 

Semelhante a Epistimologi

Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
AhmadTirtayasa3
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
JAmal ZLluztia
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
Capung Humve
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer Point
Trisna2013
 

Semelhante a Epistimologi (20)

Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 
Tugas Poer Point
Tugas Poer PointTugas Poer Point
Tugas Poer Point
 

Mais de Ady Setiawan

Mais de Ady Setiawan (20)

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya Pendidikan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi Manajemen
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 

Epistimologi

  • 1. POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU Disusun Oleh: Ady Setiawan 111714043 Kelas 2011 A Dosen: Bapak Muhammad Sholeh M.Pd. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU A. Pemahaman Awal Epistemologi - Kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “Episteme” artinya pengetahuan, dan “Logos” berarti ilmu atau teori. Jadi, Epistemologi berarti Ilmu pengetahuan, yakni ilmu yang membahas tentang pengetahuan. - Epistemologi merupakan salah satu cabang dari filsafat, yang konsentrasinya membahas tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan. - Langevelg membagi masalah pengetahuan meliputi: a). Kebenaran, b). Logika, dan c). teori pengetahuan. - Tujuan Epistemologi adalah untuk memperoleh realitas dan kebenaran ilmiah yang hakiki, sehingga mampu mempertanggung jawabkan secara material (objektifitas), formal (ketepatan penyidikan) dan moral (daya guna untuk kesejahteraan). B. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan 1. Fungsi Panca Indera Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Secara singkat, dapat dirumuskan bahwa fungsi dari ke-lima panca indera manusia adalah sebagai alat penghubung antara dunia luar dengan jiwa yang menangkap dan mengatur kesannya. Dengan system yang saling berkesinambungan tersebut, ilmu pengetahuan diolah dan terus dikembangkan, Karena sifat penasaran manusia memang telah terpatri ketika mereka menemukan hal-hal baru yang mereka temukan melalui efek dunia luar dan kemudian diproses diotak serta diimplementasikan melalui pemikiran dan perbuatan. 2. Fungsi Akal Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Akal merupakan salah satu pusat yang sangat penting didalam otak, dan berkedudukan sebagai sumber kekuasaan jiwa yang mempunyai kemampuan untuk mencapai relitas alam. Melalui definisi singkat diatas, kita tahu bahwa begitu centralnya fungsi akal bagi pengembangan ilmu pengetahuan, karena akal sebagai mesin pengolah data yang dapat memproses serta meng-out put-kan kesimpulan dan ilmu pengetahuan. Menurut Dewey, ada lima tingkatan berfikir ilmiah yang berhubungan dengan metode berfikir reflektif, yaitu: (1) The Felt need, (2) the problem, (3) The Hypothesis, (4) Collection of data as evidence, dan (5) Concluding belief 3. Peranan Budi Dalam Menemukan Hakikat Kenyataan “Buddhi” adalah bahasa sansekerta yang berarti Azaz-Hikmah, yang mengetahui segala kenyataan tidak dengan pandangan, melainkan dengan keinsyafan batin yang murni. Jika manusia mampu berfikir logis dengan menggunakan akalnya, maka dengan menggunakan budi, mereka memiliki kekuasaan yang lebih dalam, yakni kekuasaan untuk berfikir intuitif guna menjelajah keadaan-keadaan metafisis yang berada diluar jangkauan panca indera dan akal. C. Hukum Sebab Akibat Perhubungan sebab-akibat ini disebut juga istilah kausalitas, sehingga hokum sebab-akibat lebih dikenal dengan hokum kausalitas. Dimana seseorang mendapat pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan menyusun fikiran untuk mengetahui sebab kejadiannya dan akibatnya, maka disanalah terdapat ilmu. Dimana ilmu merupakan suatu rangkaian hokum sebab- akibat yang disusun secara teratur dan sistematis sehingga merupakan suatu kebulatan. Terdapat beberapa motif perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya: a). Curriosity motive (dorongan ingin tahu), b). Practicality Motive (dorongan kegunaan praktis), dan c). intrinsic orderliness motive (dorongan mencari hokum-hukum dari alam semesta). D. Sumber Pengetahuan Terdapat beberapa perbedaan mengenai sumber pengetahuan ini, diantaranya:
  • 3. a. Empirisme; merupakan aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada pengalaman, beberapa tokoh pencetus aliran ini yakni Francis Bacon, David Hume, dll. b. Rasionalisme; merupakan golongan yang berpendapat bahwa pengetahuan tersebut bersumber pada akal atau rasio, Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Descartes (1596-1650), Spinoza (1632- 1677), dan Leibniz (1646-1716). c. Kritisme; yakni aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada akal dan juga pengalaman manusia. Tokoh yang paling dikenal sebagai cikal teori ini adalah Immanuel Kant (1724-1804), seorang ahli fikir berkebangsaan Jerman. E. Batas-Batas Pengetahuan Sebagaimana sumber pengetahuan, pembahasan tentang batas-batas pengetahuan ini juga memunculkan beberapa pendapat yang berbeda-beda, diantaranya: a. Skeptisisme; berpendapat bahwa pengetahuan ini hanyalah merupakan kumpulan ingatan, dan akan berakhir dalam waktu tertentu, serta tidak mungkin ada pengetahuan tanpa sekedar percaya adanya. Beberapa aliran pendukungnya yaitu aliran subjektivisme, relativisme, pragmatisme, dan fiksionalisme. b. Objektivisme; merupakan aliran yang menerima adanya kebenaran objektif, terlepas dari subjek- subjek yang mengetahuinya. Subjek yang memperoleh pengetahuan dapat mengalami kekhilafan dalam merumuskan pengetahuan, tetapi realita di luar tetap tidak terpengaruh karenanya. c. Fenomenologisme; berpendapat bahwa, dalam penuturan tentang suatu hal yang sesuai dengan fakta dari hal tersebut, maka pengetahuan akan menunjukkan kebenarannya. Dan kebenaran itu tersusun atas pengamatan dan pemikiran sehingga menghasilkan sebuah kebenaran secara umum. F. Objek Pengetahuan Merupakan masalah yang diselidiki oleh pengetahuan, hal ini tidak dapat lepas dari pendirian sumber ilmu (pendirian relisme atau idealisme). Ditinjau dari jenis sifatnya, maka kita dapat membedakan tiga macam objek pengetahuan, diantaranya: a. Objek Empirisme (Objek-objek rasa), yakni objek lahir/fisis dan objek batin/psikis. b. Objek Idiil (bukan rasa), objek yang tidak timbul melalui rasa (lahir atau batin), melainkan diciptakan oleh jiwa (sukma) sebagai hasil pemikiran, perasaan dan sebagainya. Misalnya objek logika, matematik, etika, dan nilai-nilai agama. c. Objek Luar Rasa, sebuah objek yang terletak diluar jangkauan rasa sekalipun pada dasarnya terletak dalam dunia rasa (dunia objek keinderaan) G. Metode Pengetahuan Merupakan suatu rencana kerja untuk menyusun suatu system pengetahuan tentang suatu masalah. Dalam hal ini, terdapat dua metode pokok dalam penyelidikan pengetahuan, yakni: a. Metode Induksi; metode ini berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa kongkrit yang kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum. Dan metode ini dapat pula dibedakan lagi menjadi tiga, yaitu Induksi Komplit, Induksi Sistem Bacon dan Induksi Tidak Kompli Selanjutnya, terdapat beberapa teori mengenai langkah-langkah perjalanan pengetahuan menuju pengertian secara umum, diantaranya:  Komparasi (Metode Perbandingan); dengan langkah-langkah: a) Pengumpulan bahan, b) penganalisaan, c) pengkomparasian, d) pengabstraksian, e) perumusan hokum  Eksperimen (Metode Percobaan); langkah-langkahnya: a) penimbulan gejala yang akan diselidiki dengan sengaja, b) pencatatan dan perbandingan gejala, c) perumusan hokum berdasar kesamaan sifat. b. Metode Deduksi; merupakan metode penyelidikan pengetahuan yang berangkat dari suatu pengetahuan yang bersifat umum dan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini memiliki beberapa langkah, diantarnya:  Penginsyafan adanya kebenaran umum dalam satu golongan gejala,  Pembuktian gejala di lingkungan kelompok gejala tersebut,
  • 4. Pernyataan kebenaran yang diinsyafi berlaku pada gejala khusus tersebut H. Hakikat Kebenaran a. Pendapat Kuno  Plato; kebenaran merupakan sumber kenyataan yang sejati dan dititikberatkan pada akal, sedangkan realitas luar yang dapat ditangkap panca indera ialah palsu belaka.  Aristoteles; kebenaran dititikberatkan pada objek dalam usaha mencapai kebenaran, menurutnya pengertian kita mengenai suatu hal merupakan gambaran daripada objek- objek yang kita kenal atau kita ketahui. b. Pendapat modern (Vormings theorie) Menyatakan bahwa subjek tidak menangkap gambaran layaknya pendapat Aristoteles, akan tetapi justru memberi bentuk. Dan Kebenaran tergantung pada subjek yang memberi bentuk pada objek yang diselidiki. c. Pendapat Immanuel Kant Untuk menyelidiki sesuatu, maka objek yang kita kenal itu harus sudah ada dan objek yang ada itu diberi bentuk tertentu oleh akal subjek yang mengenal objek. Sehingga disimpulkan bahwa kebenaran adalah persesuaian antara pendapat sebagai keputusan akal dengan objek yang sedang diselidiki. Kemudian, terdapat beberapa criteria-kriteria untuk menetapkan kebenaran pengetahuan yang dapat diambil dari beberapa sumber, diantaranya: lingkungan metafisika, objek yang diselidiki, keyakinan subjek, pengalaman subjek, dan melalui pihak yang berwenang. I. Berbagai Macam Pendirian Tentang Kebenaran Tidak dibenarkan jika kita harus melakukan pengeneralisasian satu ukuran dalam memecahkan segala persoalan yang kita hadapi guna menemukan kebenaran ilmu pengetahuan. Melalui pengeneralisasian satu ukuran tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam aliran yang dalam menguraikan segala persoalan bertitik tolak pada sudut pandangnya masing-masing. Diantaranya:  Pengutamaan pada lingkungan metafisika, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain: Suprarasionalisme (diatas akal), intuitionisme (intuisi/ilham), dan tasawuf atau mistik.  Pengutamaan pada sumber kenyataan, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain: realisme (terdapat benda-benda yang tidak tergantung pada pengertian kita), Materialisme (zat/anasir), dan fenomenologisme (penyelidikan).  Pengutamaan subjek sebagai sumber kenyataan, yang berpendapat bahwa ketiga kekuatan manusia (panca indera, akal dan rasa) menyebabkan lahirnya beberapa aliran filsafat, yakni: sensualisme (panca indera), rasionalisme (akal), dan irasionalisme (rasa/kehendak).  Pengutamaan pengalaman sebagai sumber kenyataan, hal ini menimbulkan beberapa aliran, diantaranya: empirisme (pengalaman), dan positivisme (manusia memilki tiga tingkatan: teologi, metafisika dan tingkatan positi).  Pengutamaan pada pihak yang berwewenang, pendirian ini melahirkan aliran filsafat tradisionalisme atau social dogmatisme. J. Teori-Teori Kebenaran Terdapat beberapa teori tentang teori-teori kebenaran ini, antara lain: 1. Teori kesesuaian (correspondence theory); menyatakan bahwa pengetahuan kita bernilai benar, bilamana sesuai dengan kenyataan. 2. Teori ketetapan (consistency theory); berpendapat bahwa manusia tidak mungkin dapat mencapai kesesuain secara pasti antara kesan yang dimiliki dengan kenyataan. 3. Teori pragmatis (teori eksperimentalis); teori yang menguji kebenaran pengetahuan melalui pertanyaan. @dhy collection