SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
CAMPURAN DAN
LARUTAN

1
CAMPURAN
Ketika 2 zat berbeda dalam satu wadah, ada kemungkinan :
1.
Bereaksi
: terbentuk zat baru
2.
Bercampur : terbentuk zat yg sifatnya relatif sama
(dapat dipisahkan secara fisik )
3.
Tidak bercampur
Suatu zat dikatakan bercampur, jika terdistribusi pada wadah
yang sama shg bersentuhan satu sama lain dan interaksi
antar partikel.
a.
Campuran gas-gas
b.
Campuran gas-cair
c.
Campuran gas-padat
d.
Campuran cair-cair
e.
Campuran cair-padat
f.
Campuran padat-padat.
A.

2
KLASIFIKASI ZAT
Unsur
Zat tunggal
Materi
Campuran

Senyawa
larutan
koloid
Suspensi

homogen

heterogen

3
Larutan : campuran yang homogen ( mempunyai
bag yg sama )
Komponen larutan : -zat pelarut ( solvent)
-zat terlarut (solute)
Contoh larutan :1 gr gula dlm 1000 ml air >lart gula
10 ml alkohol dalam 100 ml air
 Air sebagai pelarut universal, jika tanpa ket. khusus
--------> pelarut air
 Zat organik > sbg pelarut organik ( mis: petroleum,
alkohol, ether dll)
Kelarutan: banyaknya gram zat maksimal yg dapat
larut dalam 1000 gram zat pelarut, pd suhu tertentu.
misal :100 gram air dpt melarutkan 36,5 gr NaCl
pada suhu 20ºC atau dpt melarutkan 200 gr
gula dll.
4
Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat
(pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat
terlarut).
Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa
padatan atau gas asal dapat melarutkan zat
lain.
Sistem semacam ini disebut sistem dispersi.
Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi
seperti pelarut disebut medium pendispersi,
sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi
(dispersoid).

5
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat
terlarut dapat berupa padatan, cairan atau
gas.
Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak
ada kesulitan dalam membedakan peran
pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat
terlarut lebih kecil dari pelarut.
Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut,
sukar untuk memutuskan manakah pelarut
mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir
ini, Anda dapat sebut komponen 1,
komponen2, dst.

6
Kecepatan melarut zat padat dalam air,
tergantung kepada:
1.

2.

3.

Suhu, naiknya suhu mempercepat proses
pelarutan
Pengadukan, semakin banyak
pengadukan > mempercepat proses
Ukuran partikel,
semakin kecil partikel > cepat larut

Kelarutan gas dalam zat cair, umumnya
menurun bila suhu dinaikkan

7
Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi :
1. Zat terlarut bereaksi dg pelarut. ---> zat baru
contoh : Oks asam dan Oks basa dalam air -->Asam
SO2 + H2O ------ H2SO4
2. Zat terlarut berinteraksi kuat dg pelarut.
Terutama jika terlarut bersifat ion atau molekul polar
dan pelarut juga bersifat polar, maka terdapat gaya
dipol antara pelarut dan terlarut yg lbh besar dr gaya
dipol dipol antara molekul pelarut. Akhirnya terjadi
solvasi yaitu pengurungan zat terlarut oleh molekul
pelarut. Jika pelarutnya air --- Hidrasi
Contoh : NaCl dalam air
Glukosa dalam air
8
3. Zat berinteraksi lemah dg pelarut, terutama
jika molekul kedua zat bersifat non polar,
terdapat gaya tarik ( gaya London ) yg sangat
lemah, shg proses pelarutan lama di banding
Solvasi.kedua zat dapat saling melarutkan dlm
berbagai komposisi ( miscible)
Contoh : Benzena dan CCl4
4. Zat tidak larut dalam pelarut.
Kelarutan sangat kecil /dianggap tdk larut
(insolube) jika kelarutan < 0,1 gr dalam 1000 gr
pelarut
Contoh : kaca dan plastik dalam air

9
Pemanfaatan larutan yang ada di sekitar kita :












Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup
Mineral dan makanan melarut lebih dahulu sebelum
dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh.
Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk
padat yang sudah dilarutkan.
Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan
Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi,
sampo dll, dipakai dlm bentuk larutan
Pesawat berat /angkasa luar, menggunakan varitas
alloy
Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka
dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes
mata, minuman bervitamin dll. )
10
Pengaruh Suhu dan Tekanan dalam Kelarutan





-

-

Umumnya daya larut padat ke dlm cair akan meningkat
dg naiknya suhu, tetapi daya larut gas dalam cair justru
menurun.
Kelarutan : Jumlah zat yg dapat larut dalam pelarut
sampai terbentuk larutan jenuh.
Cara menentukan kelarutan :
Dibuat larutan lewat jenuh ( mis: suatu zat 10 gr dg
pelarut 1 L ) , diaduk, kocok dan didiamkan.
Endapan disaring, dan ditimbang ( mis: 6 gr)
Maka zat terlarut : 10 – 6 = 4 gr
------ kelarutan :4 gr/Liter

11
Pengaruh suhu
 Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis,
akan berubah jika keadaan berubah, misal suhu
di naikkan.
 Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap
zat dlm pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan
kristalisasi bertingkat.
 Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan
suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu
naik.hal ini terjadi pd minuman yg banyak
mengandung CO2 jika diletakkan dlm lemari es
dan dibandingkan dg di udara terbuka.
12
Pengaruh Tekanan


Tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil
thd kelarutan padat dan cair. Jika tekanan parsial
gas di permukaan bertambah besar maka
kelarutan gas akan bertambah. Dg alasan ini
pabrik minuman memberikan tekanan CO2 tinggi
agar konsentrasi CO2 di dalam besar.



Gas dapat larut dlm cairan karena sbgian molekul
gas di permukaan menabrak permukaan cairan
itu dan ada juga yg larut/ masuk ke dalamnya



Pada keadaan setimbang jumlah molekul zat yg
larut dan keluar adalah sama ;Zn + Pelarut
---- Larutan
13
Hubungan antara kelarutan dan tekanan parsial suatu gas


Cg =Kg X Pg
Cg =Kg X Pg
Hukum Hendry :
C=konsentrasi gasdlm cairan
K= konstantra hendry
P = Tekanan parsiil gas di permukaan

Konstanta Hendry beberapa gas dalam air:

NO
1
2
3
4
5

Gas
O2
CO2
H2O
N2
CH4

K ( mol/ atm)
1,28x
3,38x
7,10x
6,48x
1,34x

10-1
10-2
10-4
10-4
10-3

14


Contoh : Hitunglah kelarutan O2 pada 25 º C bila tekanan
total 1 atm, dan udara kering mengandung 20,95 % Oksigen
Diketahui tekanan parsiil uap pada suhu yg sama adalah
0,0313 atm.

Maka harus dicari P parsiil O2 ( P O2 )
P = (1 atm - 0,0313 atm ) x 20,95 % = 0,2029 atm
Hk Hendry : ( C = K x P ) -- C = 1,28 x 10-1 x
0,2029 M
= 2,6 x 10-2 M

Maka kelarutan O2

= 2,6 x 10-2 x 32 g/ L
= 0,832 mg / L

15
KONSENTRASI LARUTAN
Konsep mol
Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia
( 1mol =12 gr atom C-12)
= 6,02 x 1023 atom
Contoh: 1mol atom Zn
= 6,02 x 1023 atom Zn
0,5 mol Zn
= 0,5 x 6,02 x 1023 atom Zn
5 mol molekul air = 5 x 6,02 x 1023 molekul air
0,4 mol besi
= 0,4 x 6,02 x 1023 atom Fe
= 2,4 x 1023 atom Fe
B. Massa Molar
Massa 1 mol zat dalam satuan gram
A.

massa (gr)
mol = ----------- atau
Ar

massa (gr )
mol = ---------Mr

16
C. Konsentrasi larutan
1.Larutan : zat terdispersi dalam zat lain dengan diameter < 100 µm
Jumlah pelarut > zat terlarut
pelarut universal = air
2. Konsentrasi
(Kadar = kepekatan )
Banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan
D. Satuan Konsentrasi
1.
Fisika
: *Persen %

( B/B, B/V, V/B, V/V )
banyaknya zat (gr)
*Perseribu 0/00 = ------------------------ x 1000 0/00
jumlah larutan
*BPJ = ppm
zat
= -------- x 1000.000 bpj ( mg/Kg atau mg/L )
larutan
17
E. Satuan Kimia
1.
Molaritas ( M ) : banyaknya mol zat ddalam I L larutan
mol
M = -----L
2. Normalitas ( N ) : banyaknya mol ekivalen zat dalam 1 L larutan
mol ekivalen = mol x valensi
rumus ; N = mol x valensi zat
3. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr pelarut
mol zat
m = ---------------1000 gr pelarut
4. Fraksi mol ( X ) : menyatakan perbandingan antara mol zat
terlarut atau pelarut dg jumlah mol seluruh zat

X

mol zat terlarut
=----------------------------------------------mol zat terlarut + mol zat pelarut
18
Contoh:
4 gram Natrium hidroksida dilarutkan dengan air
sampai massanya 100 gr
(diketahui Mr NaOH = 40 , Air = 18 , massa
jenis air = 1 )
Hitunglah kadarnya dalam :
a. % b/v
d. Molar

b. perseribu
e. Normal

c. bpj
f. Fraksi mol

19
PENGENCERAN
Membuat larutan supaya lebih encer dengan cara
menambah pelarutnya.
Rumus :

Vp x Kp = Ve x Ke

Vp = volume pekat Kp = Konsentrasi pekat
Ve = vol encer
Ke = Konsentrasi encer

Atau

V1 . N1 = V2 . N2
V = Volume
N = Normalitas

20
Contoh
Botol asam klorida yg diambil dari gudang beretiket 35 %.
Kita membutuhkan larutan asam dengan kadar 25 % sebanyak 100 ml.
Berapa liter kita harus mengambil HCl yang berasal dari botol tersebut ?
Jawab:
Vp = ?
Kp = 35 %
Maka :

Ve = 100 ml
Ke = 25 %

Vp x 35 = 100 x 25

100 x 25
Vp =------------------ = 71,428 ml
35
Sehingga HCl yang harus diambil dari botol sebanyak 71,428 ml

21
PERSAMAAN REAKSI
1.

2.

3.

Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah
reaksi selalu sama
Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)

22
Contoh:

Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) ------
H2O (l)

NO (g) + S (s) +

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien
reaksinya
adalah dengan memisalkan koefisiennya
masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:
a HNO3 + b H2S ----

c NO + d S + e H2O

23



Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e  3a = a + e  e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a  2b = 3a 
b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga
misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4
sehingga persamaan reaksinya :
2 HNO3 + 3 H2S  2 NO + 3 S + 4 H2O

24




Hukum2 kimia
HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen ® hidrogen oksida
(4g)
(32g)
(36g)
HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"

Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

25
Keuntungan

dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah
satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka
massa unsur lainnya dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ?
(Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)

Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

26
Perhitungan menggunakan hukum dasar kimia
Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium
karbonat ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ; Ca=40)
Jawab :


1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O

Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x
100% = 40%

27
Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27)
direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai
reaksi :
2 Al (s) + 6 HCl (aq)  2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)


Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas
hidrogen yang dihasilkan pada kondisi standar ?

Jawab:
Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan
2 mol Al x 2 mol AlCl3  3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol

Jadi:
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4
= 6.72 liter
28
Untuk menentukan air kristal tembaga
sulfat (CuSO4) 24.95 gram,
garam
tersebut dipanaskan sampai semua air
kristalnya menguap. Setelah pemanasan
massa garam tersebut menjadi 15.95
gram.
Berapa banyak air kristal yang terkandung
dalam garam tersebut ?

29
Jawab :
 misalkan rumus garamnya adalah CuSO . xH O
4
2
CuSO4 . xH2O  CuSO4 + xH2O
24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol
15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol
menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan
bahwa:
banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4;
sehingga persamaannya
24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1  x = 5
 Jadi rumus garamnya adalah CuS0 . 5H O
4
2

30
HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1
ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu
dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:

31
HUKUM BOYLE

Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal
dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ;
sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:

Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dgn
tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P 1 V1 = P 2 V2
2 x 5 = P2 . 10
-> P2 = 1 atmosfir

32
.

HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas
hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2
berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

33


Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen
(N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas
hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2
10/1 = (x/28) / (0.1/2)
x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
34
.

HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum
terdahulu diturunkan dengan keadaan
harga n = n2
shg diperoleh persamaan:
P1 . V 1 / T 1 = P 2 . V 2 / T 2

35
.
HUKUM AVOGADRO

"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama mengandung jumlah mol yang
sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada
keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas
volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai
volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu
27o C dan tekanan 1 atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

36


Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 =
12.31 liter

37
TERIMA KASIH

38

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatifZamZam Pbj
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanMina Audina
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Senyawa obat-organik-fix
Senyawa obat-organik-fixSenyawa obat-organik-fix
Senyawa obat-organik-fixDyah Ratnasari
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 

Mais procurados (20)

Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Sokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatanSokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatan
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Analisis kualitatif
Analisis kualitatifAnalisis kualitatif
Analisis kualitatif
 
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Senyawa obat-organik-fix
Senyawa obat-organik-fixSenyawa obat-organik-fix
Senyawa obat-organik-fix
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Interaksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptorInteraksi obat & reseptor
Interaksi obat & reseptor
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 

Destaque

S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IIwan Setiawan
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas Xerika chan
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol tardi tardi
 
Konstrasi larutan
Konstrasi larutanKonstrasi larutan
Konstrasi larutanAstri Rahmi
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Eno Lidya
 
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non ElektrolitLarutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non Elektrolitnovadwiyanti08
 
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi copy
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi   copyLarutan dan teknik pelarutan sampel revisi   copy
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi copySofi Anna Nur Pitasari
 
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 0101.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01hagi yusra
 
Atom, molekul dan rumus kimia
Atom, molekul dan rumus kimiaAtom, molekul dan rumus kimia
Atom, molekul dan rumus kimiaYessi Seftiara
 
Unsur, senyawa, dan campuran (final)
Unsur, senyawa, dan campuran (final)Unsur, senyawa, dan campuran (final)
Unsur, senyawa, dan campuran (final)zainal abidin
 
Bab 1 konsep mol
Bab 1 konsep molBab 1 konsep mol
Bab 1 konsep molAurum Unsur
 
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1Irmaria Ferdianti
 
Konsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriKonsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriYuliana
 

Destaque (20)

Kadar zat
Kadar zatKadar zat
Kadar zat
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
 
Stoikiometri 1
Stoikiometri 1Stoikiometri 1
Stoikiometri 1
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
Stoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas XStoikiometri - kimia - kelas X
Stoikiometri - kimia - kelas X
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol
 
Konstrasi larutan
Konstrasi larutanKonstrasi larutan
Konstrasi larutan
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)
 
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non ElektrolitLarutan elektrolit & Non Elektrolit
Larutan elektrolit & Non Elektrolit
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi copy
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi   copyLarutan dan teknik pelarutan sampel revisi   copy
Larutan dan teknik pelarutan sampel revisi copy
 
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 0101.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
01.metode ilmiah dan sistem pengukuran 01
 
Atom, molekul dan rumus kimia
Atom, molekul dan rumus kimiaAtom, molekul dan rumus kimia
Atom, molekul dan rumus kimia
 
Unsur, senyawa, dan campuran (final)
Unsur, senyawa, dan campuran (final)Unsur, senyawa, dan campuran (final)
Unsur, senyawa, dan campuran (final)
 
Bab 1 konsep mol
Bab 1 konsep molBab 1 konsep mol
Bab 1 konsep mol
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
Hukum dasar kimia dan stoikiometr1
 
Konsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriKonsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometri
 
Konsep Mol
Konsep MolKonsep Mol
Konsep Mol
 

Semelhante a 4 larutan

LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptBayuPermana43
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikainimfh
 
konsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.pptkonsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.pptAbuBajing
 
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptRahmat Anggi Marvianto
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolahriskafatimala
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfssuser8cafc5
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
PPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxPPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxTitaGtg
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan AyubDovaRiady
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................LetdaSusIPutuBagusMa
 

Semelhante a 4 larutan (20)

Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
LARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.pptLARUTAN ptt press.ppt
LARUTAN ptt press.ppt
 
Pengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medikPengantar laboratorium medik
Pengantar laboratorium medik
 
konsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.pptkonsep-mol-dll.ppt
konsep-mol-dll.ppt
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
 
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.pptjbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
jbptunikompp-gdl-dianaa-19414-1-2.kimia-a.ppt
 
Materi Kimia Sekolah
Materi Kimia SekolahMateri Kimia Sekolah
Materi Kimia Sekolah
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
Kimia analisa
Kimia analisaKimia analisa
Kimia analisa
 
Rpp berkarakter
Rpp berkarakterRpp berkarakter
Rpp berkarakter
 
Rpp Berkarakter
Rpp BerkarakterRpp Berkarakter
Rpp Berkarakter
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
STOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIASTOIKIOMETRI KIMIA
STOIKIOMETRI KIMIA
 
PPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptxPPT KEL 2.pptx
PPT KEL 2.pptx
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
 
Kimia Industri
Kimia IndustriKimia Industri
Kimia Industri
 

Mais de Adrian Ekstrada

Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaAdrian Ekstrada
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saePpt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saeAdrian Ekstrada
 

Mais de Adrian Ekstrada (7)

Struktur atom spu
Struktur atom spuStruktur atom spu
Struktur atom spu
 
Bab5 ikatan kimia
Bab5 ikatan kimiaBab5 ikatan kimia
Bab5 ikatan kimia
 
Bab4 tata nama
Bab4 tata namaBab4 tata nama
Bab4 tata nama
 
Bab8 gas
Bab8 gasBab8 gas
Bab8 gas
 
Sistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasilaSistem filsafat pancasila
Sistem filsafat pancasila
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran saePpt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
Ppt tik pengaruh temper dengan quench media oli mesran sae
 

4 larutan

  • 2. CAMPURAN Ketika 2 zat berbeda dalam satu wadah, ada kemungkinan : 1. Bereaksi : terbentuk zat baru 2. Bercampur : terbentuk zat yg sifatnya relatif sama (dapat dipisahkan secara fisik ) 3. Tidak bercampur Suatu zat dikatakan bercampur, jika terdistribusi pada wadah yang sama shg bersentuhan satu sama lain dan interaksi antar partikel. a. Campuran gas-gas b. Campuran gas-cair c. Campuran gas-padat d. Campuran cair-cair e. Campuran cair-padat f. Campuran padat-padat. A. 2
  • 4. Larutan : campuran yang homogen ( mempunyai bag yg sama ) Komponen larutan : -zat pelarut ( solvent) -zat terlarut (solute) Contoh larutan :1 gr gula dlm 1000 ml air >lart gula 10 ml alkohol dalam 100 ml air  Air sebagai pelarut universal, jika tanpa ket. khusus --------> pelarut air  Zat organik > sbg pelarut organik ( mis: petroleum, alkohol, ether dll) Kelarutan: banyaknya gram zat maksimal yg dapat larut dalam 1000 gram zat pelarut, pd suhu tertentu. misal :100 gram air dpt melarutkan 36,5 gr NaCl pada suhu 20ºC atau dpt melarutkan 200 gr gula dll. 4
  • 5. Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid). 5
  • 6. Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen2, dst. 6
  • 7. Kecepatan melarut zat padat dalam air, tergantung kepada: 1. 2. 3. Suhu, naiknya suhu mempercepat proses pelarutan Pengadukan, semakin banyak pengadukan > mempercepat proses Ukuran partikel, semakin kecil partikel > cepat larut Kelarutan gas dalam zat cair, umumnya menurun bila suhu dinaikkan 7
  • 8. Dlm sistem pelarutan, ada kemungkinan interaksi : 1. Zat terlarut bereaksi dg pelarut. ---> zat baru contoh : Oks asam dan Oks basa dalam air -->Asam SO2 + H2O ------ H2SO4 2. Zat terlarut berinteraksi kuat dg pelarut. Terutama jika terlarut bersifat ion atau molekul polar dan pelarut juga bersifat polar, maka terdapat gaya dipol antara pelarut dan terlarut yg lbh besar dr gaya dipol dipol antara molekul pelarut. Akhirnya terjadi solvasi yaitu pengurungan zat terlarut oleh molekul pelarut. Jika pelarutnya air --- Hidrasi Contoh : NaCl dalam air Glukosa dalam air 8
  • 9. 3. Zat berinteraksi lemah dg pelarut, terutama jika molekul kedua zat bersifat non polar, terdapat gaya tarik ( gaya London ) yg sangat lemah, shg proses pelarutan lama di banding Solvasi.kedua zat dapat saling melarutkan dlm berbagai komposisi ( miscible) Contoh : Benzena dan CCl4 4. Zat tidak larut dalam pelarut. Kelarutan sangat kecil /dianggap tdk larut (insolube) jika kelarutan < 0,1 gr dalam 1000 gr pelarut Contoh : kaca dan plastik dalam air 9
  • 10. Pemanfaatan larutan yang ada di sekitar kita :        Udara sebagai sarana bagi kita untuk tetap hidup Mineral dan makanan melarut lebih dahulu sebelum dapat diserap sbg bahan makanan dalam tubuh. Kebanyakan zat lebih cepat bereaksi dalam bentuk padat yang sudah dilarutkan. Minuman kopi, teh dll dibuat dalam bentuk larutan Bahan kebutuhan rumah tangga : sabun, pewangi, sampo dll, dipakai dlm bentuk larutan Pesawat berat /angkasa luar, menggunakan varitas alloy Industri obat : obat-obatan medis agar enak maka dicampur dg gula ( obat batuk, anti septik, tetes mata, minuman bervitamin dll. ) 10
  • 11. Pengaruh Suhu dan Tekanan dalam Kelarutan    - - Umumnya daya larut padat ke dlm cair akan meningkat dg naiknya suhu, tetapi daya larut gas dalam cair justru menurun. Kelarutan : Jumlah zat yg dapat larut dalam pelarut sampai terbentuk larutan jenuh. Cara menentukan kelarutan : Dibuat larutan lewat jenuh ( mis: suatu zat 10 gr dg pelarut 1 L ) , diaduk, kocok dan didiamkan. Endapan disaring, dan ditimbang ( mis: 6 gr) Maka zat terlarut : 10 – 6 = 4 gr ------ kelarutan :4 gr/Liter 11
  • 12. Pengaruh suhu  Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis, akan berubah jika keadaan berubah, misal suhu di naikkan.  Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap zat dlm pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan kristalisasi bertingkat.  Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan suhu, tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu naik.hal ini terjadi pd minuman yg banyak mengandung CO2 jika diletakkan dlm lemari es dan dibandingkan dg di udara terbuka. 12
  • 13. Pengaruh Tekanan  Tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil thd kelarutan padat dan cair. Jika tekanan parsial gas di permukaan bertambah besar maka kelarutan gas akan bertambah. Dg alasan ini pabrik minuman memberikan tekanan CO2 tinggi agar konsentrasi CO2 di dalam besar.  Gas dapat larut dlm cairan karena sbgian molekul gas di permukaan menabrak permukaan cairan itu dan ada juga yg larut/ masuk ke dalamnya  Pada keadaan setimbang jumlah molekul zat yg larut dan keluar adalah sama ;Zn + Pelarut ---- Larutan 13
  • 14. Hubungan antara kelarutan dan tekanan parsial suatu gas  Cg =Kg X Pg Cg =Kg X Pg Hukum Hendry : C=konsentrasi gasdlm cairan K= konstantra hendry P = Tekanan parsiil gas di permukaan Konstanta Hendry beberapa gas dalam air: NO 1 2 3 4 5 Gas O2 CO2 H2O N2 CH4 K ( mol/ atm) 1,28x 3,38x 7,10x 6,48x 1,34x 10-1 10-2 10-4 10-4 10-3 14
  • 15.  Contoh : Hitunglah kelarutan O2 pada 25 º C bila tekanan total 1 atm, dan udara kering mengandung 20,95 % Oksigen Diketahui tekanan parsiil uap pada suhu yg sama adalah 0,0313 atm. Maka harus dicari P parsiil O2 ( P O2 ) P = (1 atm - 0,0313 atm ) x 20,95 % = 0,2029 atm Hk Hendry : ( C = K x P ) -- C = 1,28 x 10-1 x 0,2029 M = 2,6 x 10-2 M Maka kelarutan O2 = 2,6 x 10-2 x 32 g/ L = 0,832 mg / L 15
  • 16. KONSENTRASI LARUTAN Konsep mol Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia ( 1mol =12 gr atom C-12) = 6,02 x 1023 atom Contoh: 1mol atom Zn = 6,02 x 1023 atom Zn 0,5 mol Zn = 0,5 x 6,02 x 1023 atom Zn 5 mol molekul air = 5 x 6,02 x 1023 molekul air 0,4 mol besi = 0,4 x 6,02 x 1023 atom Fe = 2,4 x 1023 atom Fe B. Massa Molar Massa 1 mol zat dalam satuan gram A. massa (gr) mol = ----------- atau Ar massa (gr ) mol = ---------Mr 16
  • 17. C. Konsentrasi larutan 1.Larutan : zat terdispersi dalam zat lain dengan diameter < 100 µm Jumlah pelarut > zat terlarut pelarut universal = air 2. Konsentrasi (Kadar = kepekatan ) Banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan D. Satuan Konsentrasi 1. Fisika : *Persen % ( B/B, B/V, V/B, V/V ) banyaknya zat (gr) *Perseribu 0/00 = ------------------------ x 1000 0/00 jumlah larutan *BPJ = ppm zat = -------- x 1000.000 bpj ( mg/Kg atau mg/L ) larutan 17
  • 18. E. Satuan Kimia 1. Molaritas ( M ) : banyaknya mol zat ddalam I L larutan mol M = -----L 2. Normalitas ( N ) : banyaknya mol ekivalen zat dalam 1 L larutan mol ekivalen = mol x valensi rumus ; N = mol x valensi zat 3. Molalitas ( m ) : banyaknya mol zat dalam 1000 gr pelarut mol zat m = ---------------1000 gr pelarut 4. Fraksi mol ( X ) : menyatakan perbandingan antara mol zat terlarut atau pelarut dg jumlah mol seluruh zat X mol zat terlarut =----------------------------------------------mol zat terlarut + mol zat pelarut 18
  • 19. Contoh: 4 gram Natrium hidroksida dilarutkan dengan air sampai massanya 100 gr (diketahui Mr NaOH = 40 , Air = 18 , massa jenis air = 1 ) Hitunglah kadarnya dalam : a. % b/v d. Molar b. perseribu e. Normal c. bpj f. Fraksi mol 19
  • 20. PENGENCERAN Membuat larutan supaya lebih encer dengan cara menambah pelarutnya. Rumus : Vp x Kp = Ve x Ke Vp = volume pekat Kp = Konsentrasi pekat Ve = vol encer Ke = Konsentrasi encer Atau V1 . N1 = V2 . N2 V = Volume N = Normalitas 20
  • 21. Contoh Botol asam klorida yg diambil dari gudang beretiket 35 %. Kita membutuhkan larutan asam dengan kadar 25 % sebanyak 100 ml. Berapa liter kita harus mengambil HCl yang berasal dari botol tersebut ? Jawab: Vp = ? Kp = 35 % Maka : Ve = 100 ml Ke = 25 % Vp x 35 = 100 x 25 100 x 25 Vp =------------------ = 71,428 ml 35 Sehingga HCl yang harus diambil dari botol sebanyak 71,428 ml 21
  • 22. PERSAMAAN REAKSI 1. 2. 3. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den tekanannya sama) 22
  • 23. Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari HNO3 (aq) + H2S (g) ------ H2O (l) NO (g) + S (s) + Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga: a HNO3 + b H2S ---- c NO + d S + e H2O 23
  • 24.   Berdasarkan reaksi di atas maka atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi) atom O : 3a = c + e  3a = a + e  e = 2a atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a  2b = 3a  b = 3/2 a atom S : b = d = 3/2 a Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya : 2 HNO3 + 3 H2S  2 NO + 3 S + 4 H2O 24
  • 25.   Hukum2 kimia HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap". Contoh: hidrogen + oksigen ® hidrogen oksida (4g) (32g) (36g) HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST "Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap" Contoh: a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H = 1 Ar . N : 3 Ar . H = 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3 b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0 = 1 Ar . S : 3 Ar . O = 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3 25
  • 26. Keuntungan dari hukum Proust: bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka massa unsur lainnya dapat diketahui. Contoh: Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40) Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3 = 12/100 x 50 gram = 6 gram Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100% = 6/50 x 100 % = 12% 26
  • 27. Perhitungan menggunakan hukum dasar kimia Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium karbonat ? (Ar: C = 12 ; O= 16 ; Ca=40) Jawab :  1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100 Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x 100% = 40% 27
  • 28. Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27) direaksikan dengan asam klorida encer berlebih sesuai reaksi : 2 Al (s) + 6 HCl (aq)  2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)  Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan pada kondisi standar ? Jawab: Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan 2 mol Al x 2 mol AlCl3  3 mol H2 5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol Jadi: AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 = 6.72 liter 28
  • 29. Untuk menentukan air kristal tembaga sulfat (CuSO4) 24.95 gram, garam tersebut dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Setelah pemanasan massa garam tersebut menjadi 15.95 gram. Berapa banyak air kristal yang terkandung dalam garam tersebut ? 29
  • 30. Jawab :  misalkan rumus garamnya adalah CuSO . xH O 4 2 CuSO4 . xH2O  CuSO4 + xH2O 24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol 15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan bahwa: banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4; sehingga persamaannya 24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1  x = 5  Jadi rumus garamnya adalah CuS0 . 5H O 4 2 30
  • 31. HUKUM-HUKUM GAS Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT dimana: P = tekanan gas (atmosfir) V = volume gas (liter) n = mol gas R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin T = suhu mutlak (Kelvin) Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut: 31
  • 32. HUKUM BOYLE Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2 Contoh: Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dgn tekanan 2 atmosfir ? Jawab: P 1 V1 = P 2 V2 2 x 5 = P2 . 10 -> P2 = 1 atmosfir 32
  • 33. . HUKUM GAY-LUSSAC "Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana". Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2 33
  • 34.  Contoh: Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g. Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14 Jawab: V1/V2 = n1/n2 10/1 = (x/28) / (0.1/2) x = 14 gram Jadi massa gas nitrogen = 14 gram. 34
  • 35. . HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu diturunkan dengan keadaan harga n = n2 shg diperoleh persamaan: P1 . V 1 / T 1 = P 2 . V 2 / T 2 35
  • 36. . HUKUM AVOGADRO "Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume molar gas. Contoh: Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1 atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14) 36
  • 37.  Jawab: 85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac: P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2 1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) ® V2 = 12.31 liter 37