SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
1
METODE STATISTIKA I
ANALISIS PASCA ANOVA (UJI LANJUT/POST HOC TEST)
(Makalah ini merupakan salah tugas dalam mata kuliah Metode Statistika ISemester IV Tahun
Pelajaran 2012-2013)
Oleh:
Adriana Dwi Ismita 06111008032
Anggun Primadona 06111008005
Dewi Rawani 06111008019
Dwi Kurnia Liztari 06111008034
Nadiah 06111008011
Siti Marfuah 06111008039
Varizka Amelia 06111008033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………….1
Daftar Isi…………………………………………………………………………..........................2
Analisis Pasca Anova (Uji Lanjut/Post Hoc Test)
A. Uji Scheffe…………………………………………………………………………………...3
B. Uji Tukey…………………………..…………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...........................12
3
Analisis Pasca Anava
Uji Lanjut (Post Hoc Test)
Penolakan terhadap hipotesis nol dalam perbandingan sejumlah rata-rata berarti kita
menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua buah rata-rata populasi yang berbeda satu
sama lain. Setelah ANAVA menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari
populasi yang sama,persoalan berikutnya adalah kelompok mana yang berasal dari
populasi yang berbeda. Jika peneliti membandingkan tiga buah rata-rata kelompok, maka
terdapat empat kemungkinan atas penolakan hipotesis nol, yaitu yang berbeda hanya
Kelompok 1 dan 2 ( ); kelompok 1 dan 3 ( ); kelompok 2 dan 3 ( );
atau ketiga-tiganya( ). Selain itu, peneliti dapat pula membandingkan rata-
rata dari dua kelompok melawan rata-rata kelompok lainnya.Walaupun banyak hal yang
dapat dilakukan secara statistik, namun peneliti biasanya membatasi analisisnya sesuai
dengan kerangka teoretik yang digunakannya.Banyakteknik yang telah dikembangkan
untuk memecahkan dan menjawab persoalan tersebut. Namun dalam makalah ini hanya
diperkenalkan dua macam teknik yang populer, yaitu uji Scheffe dan Uji Tukey.
A. Uji Scheffe
Pada pokoknya perbandingan ganda melibatkan perhitungan tes t bentuk khusus,
suatu bentuk untuk mana istilah kesalahan didasarkan varians gabungan dari semua
kelompok, tidak hanya kelompok- kelompok yang sedang dibandingkan. T khusus ini
membuat penyesuaian terhadap kenyataan bahwa banyak tes yang dikerjakan. Apabila
ditampilkan beberapa tes, tingkat probabilitas, cenderung meningkat, jika dianggap
sebesar 0,05 sebenarnya ini akan berakhir lebih besar, mungkin 0,09 jika ditampilkan
banyak tes. Jadi, kesempatan untuk memperoleh beda yang signifikan bertambah,
demikian pula kesempatan untuk membuat kesalahan tipe 1.
Mean membanding yang mana yang dibuat seharusnya ditemukan sebelum
peneliti dilaksanakan, bukan sesudahnya dan harus didasarkan pada hipotesis riset. Dari
4
sekian banyak teknik pembanding majemuk yang ada, yang paling sering digunakan
adalah tes scheffe, yang merupakan tes yang sangat konservatif. Tes scheffe cocok untuk
membuat sembarang perbandingan yang melibatkan sekelompok mean. Perhitungan
untuk tes scheffe adalah sangat sederhana dan ukuran sampel tidak harus sama.
Tes scheffe meliputi perhitungan rasio F untuk tiap perbandingan. X1 dan x2,
rumusnya adalah:
dengan
Ppada rumus itu adalah dari analisis varians.
Signifikansi tiap F ditentukan menggunakan tingkat kebebasan (Darmadi, 2011: 292)
Teknik yang dikembangkan oleh Scheffe dapat digunakan untuk menguji
perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan
perbedaan antara kombinasi rata-rata yang kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3). Pada makalah
ini hanya diperkenalkan teknik untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara
berpasangan. Jika ANAVA dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka
hipotesis nol yang hendak diuji oleh uji Scheffe ada tiga buah pasangan sederhana, yaitu :
a. HO : =
b. H0 : =
c. H0 : =
Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar (n1=n2=n3) maka rumus uji
Scheffe untuk menguji ketiga hipotesis nol tersebut dapat disederhanakan menjadi
sebagai berikut :
(2.1)
dimana C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan), MSW
5
adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANAVA , dan n adalah besar sampel
(jumlah subjek).
Rumus(1.1) ekuivalen dengan rumus uji perbedaan dua buah rata-rata (uji-t yang
menggunakan variansi gabungan). Sebagaimana biasa, nilai t yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji Scheffe(ts) yang ditentukan sebagai berikut :
(2.2)
Dimana k adalah jumlah kelompok dalam ANAVA , dan adalah
nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan derajat kebebasan pembilang
dan derajat kebebasan . (Furqon, 2009:214)
Contoh:
Tabel 1.2
Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT
Model1 Model 2 Model 3
34
26
33
35
34
33
35
30
37
28
31
30
28
22
24
29
27
22
Rata-rata= 32,50
Variansi=10,70
31,83
11,77
25,33
9,47
*) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94)
Tabel (1.1)
Rangkuman Hasil Analisis Variansi
Sumber Variasi Dk Jumlah kuadrat Rata-rata
kuadrat
F
Antar Kelompok
Dalam Kelomok
3-1
18-3
188,11
159,67
94,06
10,64
8,84
Total 18-1 347,78 - -
6
memberikan hasil ANAVA dari data Tabel (1.2)
Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu :
kelompok 1 = 32,50
kelompok 2 = 31,83
Kelompok 3 = 25,33
Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut:
C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67
C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17
C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50
Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti berikut :
t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36
t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81
t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45
Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%( ),
maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36. Atas
dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut:
ts= (3-1) 6,36
ts = 3,57
Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda
signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut
adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol
bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
7
lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan
tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
B. Uji Tukey
Tidak seperti uji Scheffe yang dapat digunakan untuk menguji seluruh jenis perbandingan
rata- rata (sederhana maupun kompleks), uji Tukey yang lengkapnya disebut Tukey’s HSD
(Honestly Significant Difference Test) hanya dapat digunakan untuk menguji seluruh
kemungkinan pasangan sederhana (yang melibatkan dua buah rata-rata). Perbandingan seperti
tidak dapat diuji dengan menggunakanteknik tukey.Karena jumlah kemungkinan
pasangan yang hendak diuji relative sedikit, teknik tukey lebih powerful (cenderung lebih sering
menolak hipotesis nol) daripada teknik Scheffe. Teknik Tukey digunakan dengan cara
membandingkan perbedaan setiap pasangan rata- rata dengan nilai kritis HSD yang (jika jumlah
subjek pada setiap kelompok sama besar) dapat ditentukan sebagai berikut:
Dimana adalah nilai pada distribusi studentized range statistic (lihat daftar F pada lampiran).
Simbol lain pada rumus tersebut memiliki pengertian yang sama seperti pada uji Scheffe(Furqon,
2009: 216). Jika ketiga hipotesis nol tentang pasangan rata- rata pada contoh diatas hendak diuji
dengan teknik tukey pada tingkat keyakinan yang sama maka diperoleh nilai pada
dengan derajat kebebasan dan adalah . Dengan demikan,
HSD= 4,84 (10,46/6)
HSD= 6,45
Selain itu telah diketahui bahwa perbedaan antara rata-rata setiap pasangan adalah sebagai
berikut:
8
Hasil tersebut menunjukkan ada dua buah nilai kontras antara rata- rata setiap
pasangan yang lebih besar daripada nilai kritis HSD. Dengan kata lain, uji Tukey menghasilkan
dua kontras yang signifikan pada , yaitu kontras dan kontras .
Contoh ini sekaligus membuktikan ungkapan di atas bahwa uji Tukey cenderung lebih sering
menolak hipotesis nol daripada uji Scheffe.(Furqon, 2004: 215-216)
Uji Siegel-Tukey
Pengujiannya mudahdilakukan, tetapi yang tidak begitu kuat. Ide dasar uji ini ialah bahwa jika
dua sampel berasal dari populasi yang berbeda hanya dalam varians, sampul dari populasi
dengan varians yang lebih besar akan lebih menyebar dengan nilai ekstrem yang lebih besar. Jika
kita menyusun sampel yang digabungkan dalam urutan dan menempatkan rank 1 untuk
pengamatan terkecil, 2 untuk pengamatan terbesar, 3 untuk terbesar berikutnya, 4 dan 5
berikutnya untuk dua terbesar berikutnya, 6 dan 7 untuk dua terbesar berikutnya, dan seterusnya,
jumlah rank yang diperoleh untuk ppulasi dengan varians yang lebih besar akan menjadi lebih
kecil daripada jika tidak ada perbedaan dalam varians. Pengujian ini tentu tidak akan bekerja
baik jika lokasinya berbeda. Salah satu cara ntuk mengatasi kesulitan ini jika ada indikasi
mengenai perbedaan lokasi ialah ‘meluruskan’ dengan mengurangi seluruh pengamatan pada
sampel dari populasinya dengan perkiraan lokasi yang lebih dari perbedaan lokasi (atau
menambahkan perkiraan ini dengan pengamatan-pengamatan dalam sampel lainnya). Varians
tidak dipengaruhi oleh perubahan lokasi ini, dan kekuatan uji Siegel-Tukey akan meningkat.
(Sprent, 1991:123)
Contoh :
Gunakan uji Siegel-Tukey untu sampel ini
9
29 39 60 78 82 112 125 126 142 156
170 192 224 228 245 246 263 275 276 286
369 370 419 433 454 478 503 756(hal 113)
Buku Umum Buku Statistik
29
39
60
78
82
112
125
170
192
224
263
275
276
286
396
126
142
156
228
245
246
370
419
0,0625
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,4375
0,4375
0,4375
0,0500
0,5625
0,6250
0,6250
0,6250
0,6250
0,6875
0,7500
0,8125
0,8750
0,9375
0,9375
0,9375
0
0
0
0
0
0
0
0,0833
0,1667
0,2500
0,2500
0,2500
0,2500
0,3333
0,4167
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5000
0,5833
0,6667
0,0625
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,3542
0,2708
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,2917
0,2083
0,1250
0,1875
0,2500
0,3125
0,3750
0,4375
0,3542
0,2708
10
756
433
454
478
503
0,9375
0,9375
0,9375
0,9375
1,0000
0,7500
0,8333
0,9167
1,0000
1,0000
0,1875
0,1042
0,0208
0,0625
0,0000
Hal:127
Formulasi dan asumsi. Kita telah menetapkan dalam table di atas bahwa sebuah perkiraan titik
dari selisih lokasi adalah 133,5. Jika kita menambahkannya pada masing-masing nilai untuk
sampel buku umum, kita memperoleh sampel yang diluruskan.Kita menerapkan ji siegel-tukey
untuk sampel yang diluruskan ini.
Prosedur. Setelah menambahkan 133,5 pada jumlah halaman dari seluruh buku umum dan
menyusun sampel gabungan dalam susunan yang menaik, kita memperoleh nilai dalam tabel di
bawah ini
Nilai
Rank
Nilai
Rank
Nilai
Rank
126
1
245,5
21
419
15
142
4
246
24
419,5
14
156
5
258,5
25
433
11
162,5
8
303,5
28
454
10
172,5
9
325,5
27
478
7
193,5
12
357,5
26
502,5
6
211,5
13
370
23
503
3
211,5
16
396,5
22
889,5
2
228
17
408,5
19
245
20
409,5
18
Di bawah masing-masing nilai kita berikan rank dengan cara seperti yang dijelaskan di atas
untuk uji Siege-Tukey. Nilai-nilai yang digarisbawahi berkaitan dengan buku-buku statistic.
Untuk buku statistic (yang digarisbawahi) m = 12 dan Sm = 140, sedangkan Um = 62, di atas nilai
maksimum untuk nyata pada tingkat 5% pada pengujian satu arah.
11
(Karena Sm + Sn yang jumlah seluruh rank dari 1 sampai m, yaitu ½(m + n) (m+n+1), ini dengan
mudah dibuktikan bahwa
Kesimpulan. Kita tidak menolak hipotesis nol bahwa populasi memiliki varians yang sama.
Komentar. Pada contoh di atas kita telah menyatakan bahwa pengujian teori normal tidak
menolak hipotesis mengenai varians yang sama. Jika pengamatan 756 tidak terjadi pada sampel
buku umum,kita harus mencurigai sebuah kemungkinanvarians yang sama. Hal ini mungkin bisa
dipertimbangkan sebagai outher . Pada uji Siegel-Tukey,pengamatan ini adalah penimbang
terendah, diperoleh dengan bobot yang tidak lebih besar jika pengamatan adalah 370 - setelah
menambahkan 133,5 untuk penyesuaian lokasi akan menjadi 503,5 - nilai sampel gabungan
terbesar untuk sampel-sampel yang diluruskan. Dalam pengertian ini pengujiannya adalah kekar.
Perhatikan kekekaran tidak sama dengan kekuatan. Secara ideal, kita ingin uji secara kekar dan
kuat.Dalam praktek mungkin sulit mencapai ini, jika metode kekekaran cenderung tidak
mempengaruhi nilai ekstrem, dan hal ini sering menjadi perbedaan utama yang menyatakan
sebuah varians yang berbeda. (Sprent, 1991:123-124)
12
DAFTAR PUSTAKA
Furqon.2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sprent .1991. Metode Statistika Nonparametric Terapan. Jakarta: UI-Press.
Dramadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata ratayositria
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasTentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasDzul Fiqri
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rataRatih Ramadhani
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiDarnah Andi Nohe
 
Uji chi square baru
Uji chi square baruUji chi square baru
Uji chi square baruRiswan
 
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Dian Arisona
 
Uji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependenUji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependenAngga Mahendra
 
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisBAIDILAH Baidilah
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiDwi Mardiani
 
5. pengujian hipotesis deskriptif
5. pengujian hipotesis deskriptif5. pengujian hipotesis deskriptif
5. pengujian hipotesis deskriptifSylvester Saragih
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitasRiswan
 

Mais procurados (20)

Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rataUji hipotesis 1 & 2 rata rata
Uji hipotesis 1 & 2 rata rata
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasTentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
 
uji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - ratauji hipotesis beda dua rata - rata
uji hipotesis beda dua rata - rata
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Uji chi square baru
Uji chi square baruUji chi square baru
Uji chi square baru
 
Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)Rancangan Percobaan (faktorial)
Rancangan Percobaan (faktorial)
 
Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6
 
Uji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependenUji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependen
 
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
Statistika parametrik_teknik analisis komparasi (uji-t)
 
Analisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallisAnalisis varian satu jalan krukal wallis
Analisis varian satu jalan krukal wallis
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Analisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensiAnalisis tabel-kontingensi
Analisis tabel-kontingensi
 
5. pengujian hipotesis deskriptif
5. pengujian hipotesis deskriptif5. pengujian hipotesis deskriptif
5. pengujian hipotesis deskriptif
 
Distribusi probabilitas
Distribusi probabilitasDistribusi probabilitas
Distribusi probabilitas
 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
 
uji homogenitas varians
uji homogenitas variansuji homogenitas varians
uji homogenitas varians
 
T test
T testT test
T test
 
Uji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi squareUji kolmogorov & chi square
Uji kolmogorov & chi square
 

Semelhante a Uji Lanjut Statistika

Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Reza sri Wahyuni
 
Nurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova BaruNurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova Baruguestbed2c6
 
Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Adhitya Akbar
 
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalahghavinomum
 
Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )devi kumala sari
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Awal Akbar Jamaluddin
 
Anova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutAnova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutSuci Agustina
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Sowanto Sanusi
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docxLaruiHania
 
P8 analisis statistik
P8 analisis statistikP8 analisis statistik
P8 analisis statistikSusanFitria
 

Semelhante a Uji Lanjut Statistika (20)

Uji lanjut
Uji lanjutUji lanjut
Uji lanjut
 
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
Analisis komparasi, chi kuadrat, uji t, uji f
 
Nurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova BaruNurwulan Anova Baru
Nurwulan Anova Baru
 
Pasca anova
Pasca anovaPasca anova
Pasca anova
 
Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)Analisis Variansi (Anava)
Analisis Variansi (Anava)
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Anova Slide
Anova SlideAnova Slide
Anova Slide
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
P11_Analisis Komparatif (anova) di SPSS
 
Anova linda makalah
Anova linda makalahAnova linda makalah
Anova linda makalah
 
Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )Anova single factor( one way )
Anova single factor( one way )
 
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
Statistika Uji Homogenitas (Uji Fmax, Uji Barlett, dan Uji Runs)
 
PPT KELOMPOK 1.pptx
PPT KELOMPOK 1.pptxPPT KELOMPOK 1.pptx
PPT KELOMPOK 1.pptx
 
T test
T testT test
T test
 
Anova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjutAnova 1way & uji lanjut
Anova 1way & uji lanjut
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
 
Lap41
Lap41Lap41
Lap41
 
Rini Anova Baru
Rini Anova BaruRini Anova Baru
Rini Anova Baru
 
statisitik (1).docx
statisitik (1).docxstatisitik (1).docx
statisitik (1).docx
 
P8 analisis statistik
P8 analisis statistikP8 analisis statistik
P8 analisis statistik
 

Mais de Adriana Dwi Ismita (20)

Lembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa iLembar kerja siswa i
Lembar kerja siswa i
 
Aktivitas siswa
Aktivitas siswaAktivitas siswa
Aktivitas siswa
 
Materi prasyarat
Materi prasyaratMateri prasyarat
Materi prasyarat
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Syntaxppt
SyntaxpptSyntaxppt
Syntaxppt
 
2.anova satu jalur
2.anova satu jalur2.anova satu jalur
2.anova satu jalur
 
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
Designresearch zulkardi-sea-dr-2013-unsri-130428004501-phpapp01
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Materi transformasi
Materi transformasiMateri transformasi
Materi transformasi
 
Anova dua jalur
Anova dua jalurAnova dua jalur
Anova dua jalur
 
Anova satu jalur
Anova satu jalurAnova satu jalur
Anova satu jalur
 
Profesionalisme
ProfesionalismeProfesionalisme
Profesionalisme
 
Determinant
DeterminantDeterminant
Determinant
 
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
Pembahasan un matematika sma 2011 paket 12 plus trik superkilat dan logika pr...
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
 
Tugas mata kuliah geometri
Tugas mata kuliah geometriTugas mata kuliah geometri
Tugas mata kuliah geometri
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona dPembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
Pembahasan soal un matematika sma program ipa 2012 paket b21 zona d
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 
Hipotesis 2 rata rata
Hipotesis 2 rata rataHipotesis 2 rata rata
Hipotesis 2 rata rata
 

Último

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Último (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

Uji Lanjut Statistika

  • 1. 1 METODE STATISTIKA I ANALISIS PASCA ANOVA (UJI LANJUT/POST HOC TEST) (Makalah ini merupakan salah tugas dalam mata kuliah Metode Statistika ISemester IV Tahun Pelajaran 2012-2013) Oleh: Adriana Dwi Ismita 06111008032 Anggun Primadona 06111008005 Dewi Rawani 06111008019 Dwi Kurnia Liztari 06111008034 Nadiah 06111008011 Siti Marfuah 06111008039 Varizka Amelia 06111008033 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013
  • 2. 2 DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………………………………….1 Daftar Isi…………………………………………………………………………..........................2 Analisis Pasca Anova (Uji Lanjut/Post Hoc Test) A. Uji Scheffe…………………………………………………………………………………...3 B. Uji Tukey…………………………..…………………………………………………………7 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...........................12
  • 3. 3 Analisis Pasca Anava Uji Lanjut (Post Hoc Test) Penolakan terhadap hipotesis nol dalam perbandingan sejumlah rata-rata berarti kita menyimpulkan bahwa paling sedikit ada dua buah rata-rata populasi yang berbeda satu sama lain. Setelah ANAVA menolak hipotesis nol bahwa seluruh kelompok berasal dari populasi yang sama,persoalan berikutnya adalah kelompok mana yang berasal dari populasi yang berbeda. Jika peneliti membandingkan tiga buah rata-rata kelompok, maka terdapat empat kemungkinan atas penolakan hipotesis nol, yaitu yang berbeda hanya Kelompok 1 dan 2 ( ); kelompok 1 dan 3 ( ); kelompok 2 dan 3 ( ); atau ketiga-tiganya( ). Selain itu, peneliti dapat pula membandingkan rata- rata dari dua kelompok melawan rata-rata kelompok lainnya.Walaupun banyak hal yang dapat dilakukan secara statistik, namun peneliti biasanya membatasi analisisnya sesuai dengan kerangka teoretik yang digunakannya.Banyakteknik yang telah dikembangkan untuk memecahkan dan menjawab persoalan tersebut. Namun dalam makalah ini hanya diperkenalkan dua macam teknik yang populer, yaitu uji Scheffe dan Uji Tukey. A. Uji Scheffe Pada pokoknya perbandingan ganda melibatkan perhitungan tes t bentuk khusus, suatu bentuk untuk mana istilah kesalahan didasarkan varians gabungan dari semua kelompok, tidak hanya kelompok- kelompok yang sedang dibandingkan. T khusus ini membuat penyesuaian terhadap kenyataan bahwa banyak tes yang dikerjakan. Apabila ditampilkan beberapa tes, tingkat probabilitas, cenderung meningkat, jika dianggap sebesar 0,05 sebenarnya ini akan berakhir lebih besar, mungkin 0,09 jika ditampilkan banyak tes. Jadi, kesempatan untuk memperoleh beda yang signifikan bertambah, demikian pula kesempatan untuk membuat kesalahan tipe 1. Mean membanding yang mana yang dibuat seharusnya ditemukan sebelum peneliti dilaksanakan, bukan sesudahnya dan harus didasarkan pada hipotesis riset. Dari
  • 4. 4 sekian banyak teknik pembanding majemuk yang ada, yang paling sering digunakan adalah tes scheffe, yang merupakan tes yang sangat konservatif. Tes scheffe cocok untuk membuat sembarang perbandingan yang melibatkan sekelompok mean. Perhitungan untuk tes scheffe adalah sangat sederhana dan ukuran sampel tidak harus sama. Tes scheffe meliputi perhitungan rasio F untuk tiap perbandingan. X1 dan x2, rumusnya adalah: dengan Ppada rumus itu adalah dari analisis varians. Signifikansi tiap F ditentukan menggunakan tingkat kebebasan (Darmadi, 2011: 292) Teknik yang dikembangkan oleh Scheffe dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan (1 vs 2, 1 vs 3, dan 2 vs 3) dan perbedaan antara kombinasi rata-rata yang kompleks (seperti [1+2]/2 vs 3). Pada makalah ini hanya diperkenalkan teknik untuk menguji perbedaan dua buah rata-rata secara berpasangan. Jika ANAVA dilakukan untuk menguji perbedaan tiga buah rata-rata, maka hipotesis nol yang hendak diuji oleh uji Scheffe ada tiga buah pasangan sederhana, yaitu : a. HO : = b. H0 : = c. H0 : = Jika jumlah subjek antar kelompok sama besar (n1=n2=n3) maka rumus uji Scheffe untuk menguji ketiga hipotesis nol tersebut dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut : (2.1) dimana C adalah nilai kontras (perbedaan antara rata-rata yang dibandingkan), MSW
  • 5. 5 adalah rata-rata kuadrat dalam kelompok pada tabel ANAVA , dan n adalah besar sampel (jumlah subjek). Rumus(1.1) ekuivalen dengan rumus uji perbedaan dua buah rata-rata (uji-t yang menggunakan variansi gabungan). Sebagaimana biasa, nilai t yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai kritis bagi uji Scheffe(ts) yang ditentukan sebagai berikut : (2.2) Dimana k adalah jumlah kelompok dalam ANAVA , dan adalah nilai pada distribusi F pada tingkat keyakinan dengan derajat kebebasan pembilang dan derajat kebebasan . (Furqon, 2009:214) Contoh: Tabel 1.2 Skor Motivasi Belajar Siswa Dari Tiga Model AMT Model1 Model 2 Model 3 34 26 33 35 34 33 35 30 37 28 31 30 28 22 24 29 27 22 Rata-rata= 32,50 Variansi=10,70 31,83 11,77 25,33 9,47 *) perangkat data ini diadaptasi dari Kennedy dan Brush(1985,h.94) Tabel (1.1) Rangkuman Hasil Analisis Variansi Sumber Variasi Dk Jumlah kuadrat Rata-rata kuadrat F Antar Kelompok Dalam Kelomok 3-1 18-3 188,11 159,67 94,06 10,64 8,84 Total 18-1 347,78 - -
  • 6. 6 memberikan hasil ANAVA dari data Tabel (1.2) Selain itu,diketahui pula rata-rata setiap kelompok yang hendak dibandingkan,yaitu : kelompok 1 = 32,50 kelompok 2 = 31,83 Kelompok 3 = 25,33 Atas dasar itu, nilai kontras untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut: C1 (1 vs 2) = 32,50 – 31,83 = 0,67 C2 (1 vs 3) = 32,50 – 25,33 = 7,17 C3 (2 vs 3) = 31,83 – 25,33 = 6,50 Dengan demikian , nilai t untuk setiap pasangan tersebut kemudian ditentukan seperti berikut : t1 =0,67/ [2(10,64)/6] = 0,36 t2 = 7,17/[2(10,64)/6] = 3,81 t3 = 6,50/[2(10,64)/6] = 3,45 Jika perbedaan rata-rata setiap pasangan itu hendak diuji pada tingkat keyakinan 99%( ), maka nilai F kritis dengan derajat kebebasan 2 (pembilang) dan 15 (penyebut) adalah 6,36. Atas dasar itu, kita dapat menentukan nilai kritis ts sebagai berikut: ts= (3-1) 6,36 ts = 3,57 Dari hasil perhitungan diatas ternyata hanya ada satu pasangan yang rata-ratanya berbeda signifikan, yaitu pasangan kelompok 1 dengan kelompok 3. Nilai t untuk pasangan tersebut adalah 3,81 yang lebih besar dari nilai kritis uji scheffe (ts = 3,57). Oleh karena itu, hipotesis nol bahwa rata-rata kedua populasi tersebut adalah sama harus ditolak. Nilai t untuk kedua pasangan
  • 7. 7 lainnya ternyata lebih kecil daripada nilai kritisnya, sehinggga hipotesis nol yang bersangkutan tidak dapat ditolak. Secara simbolik , kesimpulan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : B. Uji Tukey Tidak seperti uji Scheffe yang dapat digunakan untuk menguji seluruh jenis perbandingan rata- rata (sederhana maupun kompleks), uji Tukey yang lengkapnya disebut Tukey’s HSD (Honestly Significant Difference Test) hanya dapat digunakan untuk menguji seluruh kemungkinan pasangan sederhana (yang melibatkan dua buah rata-rata). Perbandingan seperti tidak dapat diuji dengan menggunakanteknik tukey.Karena jumlah kemungkinan pasangan yang hendak diuji relative sedikit, teknik tukey lebih powerful (cenderung lebih sering menolak hipotesis nol) daripada teknik Scheffe. Teknik Tukey digunakan dengan cara membandingkan perbedaan setiap pasangan rata- rata dengan nilai kritis HSD yang (jika jumlah subjek pada setiap kelompok sama besar) dapat ditentukan sebagai berikut: Dimana adalah nilai pada distribusi studentized range statistic (lihat daftar F pada lampiran). Simbol lain pada rumus tersebut memiliki pengertian yang sama seperti pada uji Scheffe(Furqon, 2009: 216). Jika ketiga hipotesis nol tentang pasangan rata- rata pada contoh diatas hendak diuji dengan teknik tukey pada tingkat keyakinan yang sama maka diperoleh nilai pada dengan derajat kebebasan dan adalah . Dengan demikan, HSD= 4,84 (10,46/6) HSD= 6,45 Selain itu telah diketahui bahwa perbedaan antara rata-rata setiap pasangan adalah sebagai berikut:
  • 8. 8 Hasil tersebut menunjukkan ada dua buah nilai kontras antara rata- rata setiap pasangan yang lebih besar daripada nilai kritis HSD. Dengan kata lain, uji Tukey menghasilkan dua kontras yang signifikan pada , yaitu kontras dan kontras . Contoh ini sekaligus membuktikan ungkapan di atas bahwa uji Tukey cenderung lebih sering menolak hipotesis nol daripada uji Scheffe.(Furqon, 2004: 215-216) Uji Siegel-Tukey Pengujiannya mudahdilakukan, tetapi yang tidak begitu kuat. Ide dasar uji ini ialah bahwa jika dua sampel berasal dari populasi yang berbeda hanya dalam varians, sampul dari populasi dengan varians yang lebih besar akan lebih menyebar dengan nilai ekstrem yang lebih besar. Jika kita menyusun sampel yang digabungkan dalam urutan dan menempatkan rank 1 untuk pengamatan terkecil, 2 untuk pengamatan terbesar, 3 untuk terbesar berikutnya, 4 dan 5 berikutnya untuk dua terbesar berikutnya, 6 dan 7 untuk dua terbesar berikutnya, dan seterusnya, jumlah rank yang diperoleh untuk ppulasi dengan varians yang lebih besar akan menjadi lebih kecil daripada jika tidak ada perbedaan dalam varians. Pengujian ini tentu tidak akan bekerja baik jika lokasinya berbeda. Salah satu cara ntuk mengatasi kesulitan ini jika ada indikasi mengenai perbedaan lokasi ialah ‘meluruskan’ dengan mengurangi seluruh pengamatan pada sampel dari populasinya dengan perkiraan lokasi yang lebih dari perbedaan lokasi (atau menambahkan perkiraan ini dengan pengamatan-pengamatan dalam sampel lainnya). Varians tidak dipengaruhi oleh perubahan lokasi ini, dan kekuatan uji Siegel-Tukey akan meningkat. (Sprent, 1991:123) Contoh : Gunakan uji Siegel-Tukey untu sampel ini
  • 9. 9 29 39 60 78 82 112 125 126 142 156 170 192 224 228 245 246 263 275 276 286 369 370 419 433 454 478 503 756(hal 113) Buku Umum Buku Statistik 29 39 60 78 82 112 125 170 192 224 263 275 276 286 396 126 142 156 228 245 246 370 419 0,0625 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,4375 0,4375 0,4375 0,0500 0,5625 0,6250 0,6250 0,6250 0,6250 0,6875 0,7500 0,8125 0,8750 0,9375 0,9375 0,9375 0 0 0 0 0 0 0 0,0833 0,1667 0,2500 0,2500 0,2500 0,2500 0,3333 0,4167 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5833 0,6667 0,0625 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,3542 0,2708 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,2917 0,2083 0,1250 0,1875 0,2500 0,3125 0,3750 0,4375 0,3542 0,2708
  • 10. 10 756 433 454 478 503 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 1,0000 0,7500 0,8333 0,9167 1,0000 1,0000 0,1875 0,1042 0,0208 0,0625 0,0000 Hal:127 Formulasi dan asumsi. Kita telah menetapkan dalam table di atas bahwa sebuah perkiraan titik dari selisih lokasi adalah 133,5. Jika kita menambahkannya pada masing-masing nilai untuk sampel buku umum, kita memperoleh sampel yang diluruskan.Kita menerapkan ji siegel-tukey untuk sampel yang diluruskan ini. Prosedur. Setelah menambahkan 133,5 pada jumlah halaman dari seluruh buku umum dan menyusun sampel gabungan dalam susunan yang menaik, kita memperoleh nilai dalam tabel di bawah ini Nilai Rank Nilai Rank Nilai Rank 126 1 245,5 21 419 15 142 4 246 24 419,5 14 156 5 258,5 25 433 11 162,5 8 303,5 28 454 10 172,5 9 325,5 27 478 7 193,5 12 357,5 26 502,5 6 211,5 13 370 23 503 3 211,5 16 396,5 22 889,5 2 228 17 408,5 19 245 20 409,5 18 Di bawah masing-masing nilai kita berikan rank dengan cara seperti yang dijelaskan di atas untuk uji Siege-Tukey. Nilai-nilai yang digarisbawahi berkaitan dengan buku-buku statistic. Untuk buku statistic (yang digarisbawahi) m = 12 dan Sm = 140, sedangkan Um = 62, di atas nilai maksimum untuk nyata pada tingkat 5% pada pengujian satu arah.
  • 11. 11 (Karena Sm + Sn yang jumlah seluruh rank dari 1 sampai m, yaitu ½(m + n) (m+n+1), ini dengan mudah dibuktikan bahwa Kesimpulan. Kita tidak menolak hipotesis nol bahwa populasi memiliki varians yang sama. Komentar. Pada contoh di atas kita telah menyatakan bahwa pengujian teori normal tidak menolak hipotesis mengenai varians yang sama. Jika pengamatan 756 tidak terjadi pada sampel buku umum,kita harus mencurigai sebuah kemungkinanvarians yang sama. Hal ini mungkin bisa dipertimbangkan sebagai outher . Pada uji Siegel-Tukey,pengamatan ini adalah penimbang terendah, diperoleh dengan bobot yang tidak lebih besar jika pengamatan adalah 370 - setelah menambahkan 133,5 untuk penyesuaian lokasi akan menjadi 503,5 - nilai sampel gabungan terbesar untuk sampel-sampel yang diluruskan. Dalam pengertian ini pengujiannya adalah kekar. Perhatikan kekekaran tidak sama dengan kekuatan. Secara ideal, kita ingin uji secara kekar dan kuat.Dalam praktek mungkin sulit mencapai ini, jika metode kekekaran cenderung tidak mempengaruhi nilai ekstrem, dan hal ini sering menjadi perbedaan utama yang menyatakan sebuah varians yang berbeda. (Sprent, 1991:123-124)
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Furqon.2009. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sprent .1991. Metode Statistika Nonparametric Terapan. Jakarta: UI-Press. Dramadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.