SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Baixar para ler offline
Tugas Pengabdian Masyarakat


   Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik
    Studi Kasus : Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta




                                Oleh :
                 Ainun Dita Febriyanti 3609 100 019




Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2011
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


                        Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik
                   Studi Kasus : Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta


       Surakarta sebagai salah satu pioneer kota batik di Indonesia, memiliki kurang
lebih 60 buah industri batik yang dikelola, dan hampir 90% batik tersebut mengandalkan
kualitas sebagai produk intinya. Suatu industri batik biasanya berawal dari sebuah
komunitas minoritas yang pada akhirnya memiliki kesamaan visi dan misi yang
menyatukan mereka. Salah satu industri batik yang ada di Surakarta yang cukup memiliki
eksistensi, keunikan, dan nilai historis tinggi adalah Kampoeng Batik Laweyan. Laweyan
sendiri jika dilihat dari segi sejarah sudah ada sebelum tahun 1500 M.
       Kehadiran industri batik ini menjadikan Kampung Laweyan sebagai kampong
perdagangan yang maju di daerah Surakarta sehingga bermunculan juragan-juragan
batik yang kaya. Selain itu, Kampung Laweyan juga memiliki peranan penting dalam
kehidupan politik di Indonesia, terutama pada masa pertumbuhan pergerakan nasional.
Pada tahun 1911, di kampung ini berdiri organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) yang
diprakrasai oleh K.H. Samanhudi. Tujuan asosiasi dagang pertama ini didirikan adalah
untuk menentang penjajah Belanda yang semakin kuat pengaruhnya di dalam Keraton
Surakarta. Pada tahun 1935, para saudagar batik di kampung ini juga merintis sebuah
pergerakan koperasi yang dikenal dengan “Persatoean Peroesahaan Batik Boemi
Putera Soerakarta”. Kampung Laweyan sebagai sentra industri batik kemudian
mengalami masa kejayaan pada periode tahun 1990 hingga akhir 1970-an.




                                        Gambar 1
             Peta Perletakan Kawasan Laweyan Terhadap Kota Surakarta
                         (Sumber: Kal. Laweyan, tahun 1993)


                                             Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 1
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


       Pada tahun 1745 setelah kerajaan Surakarta Hadiningrat muncul, keberadaan
Laweyan sebagai salah satu sentra industri batik mulai menurun eksistensinya. Pada awal
abad ke-20, Laweyan kembali tenar. Industri batik pun tumbuh dengan pesat hingga
melahirkan para saudagar yang kekayaannya melebihi kaum bangsawan kraton.
Memasuki tahun 1970 industri batik tulis dan cap terkikis oleh perkembangan teknologi
modern yang melahirkan industri batik printing. Banyak pengusaha dan pabrik-pabrik di
luar kawasan Laweyan yang mulai mengembangkan batik dengan teknologi printing.
Batik printing tersebut memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah harga yang
lebih murah serta proses produksi yang lebih singkat jika dibandingkan dengan batik
tulis. Keadaan ini semakin diperparah ketika pihak keraton mengambil alih dan
menggunakan batik sebagai simbol legitimasi kekuasaan, yaitu dengan munculnya motif-
motif batik tertentu, seperti motif Kawung dan Parang yang hanya boleh dikenakan oleh
raja, dan motif Wahyu Tumurun, Sidodadi, Sidoluhur untuk para bangsawan. Sejak
itulah, esksistensi pengusaha batik tulis dan cap mulai surut. Hampir tidak ada lagi
generasi muda Laweyan yang melanjutkan usaha batik milik keluarganya. Mereka
memilih menempuh studi hingga jenjang yang tinggi, merantau, dan bekerja di
perusahaan-perusahaan swasta atau instansi pemerintah. Kondisi ini berlangsung hingga
beberapa dekade.
       Sekitar tahun 2004, seorang pemuda bernama Alpha Febela Priyatmono yang
menikah dengan seorang wanita dari keturunan pembatik Laweyan, menulis sebuah tesis
untuk program S-2 Arsitektur UGM tentang kampung Laweyan. Setelah menulis tesis,
Alpha semakin jatuh cinta dengan kampung Laweyan. Ia kemudian berupaya
menghidupkan kembali gairah kampung Laweyan seperti jaman kejayaannya dulu.
Bersama dengan warga Laweyan, Alpha membentuk lembaga kepeloporan non profit
bernama Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) pada 25
September 2004. Pengurus FPKBL terdiri dari berbagai unsur masyarakat Laweyan baik
dari para pengusaha batik, para pemuda dan para wirausaha sektor lainnya. Adapun
tujuan dibentuknya forum ini adalah membangun serta mengoptimalkan seluruh potensi
Kampung Laweyan untuk bangkit kembali dan menyiapkan diri dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
       Usaha penyelamatan kawasan Laweyan tersebut mendapat dukungan dari
Pemerintah Kota Surakarta dan membuahkan hasil yang sangat baik. Ekonomi di
Laweyan mulai meningkat dan jumlah pengusaha batik Laweyan bertambah menjadi 63
pengusaha batik. Selain itu, sejak tahun 2004 secara resmi Laweyan ditetapkan oleh
Walikota Solo pada saat itu, yakni Slamet Suryanto, sebagai daerah tujuan wisata dan

                                              Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 2
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


kawasan urban heritage dengan nama Kampoeng Batik Laweyan. Berikut merupakan
grafik pertumbuhan pendapatan rata-rata pengusaha batik Laweyan.


                                         Grafik 1
           Pertumbuhan Pendapatan Rata-Rata Pengusaha Batik per Bulan
                                   dalam Juta Rupiah




(Sumber : FPKBL, 2010)


       Lewat FPKBL ini, kawasan Laweyan ditata kembali menjadi kawasan yang lebih
„apik‟. Hal ini tentunya membuat warga Laweyan semakin mempunyai rasa memiliki akan
kawasan itu, mengingat pentingnya menjaga Laweyan dari kepunahan. Pihak FPKBL
sendiri juga membuat semacam grand desain untuk menentukan wilayah mana yang
dapat diubah maupun yang tetap dipertahankan keutuhannya.
       Semua kegiatan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik
dalam upaya menghidupkan kembali Laweyan ini mengalir melalui pendekatan partisipatif
dan kerelaan warganya. Mereka bergerak dengan hati untuk mengupayakan masyarakat
kian berdaya secara ekonomi. Seperti yang kita ketahui bahwa anggota dari FPKBL ini
juga berasal dari masyarakat Laweyan baik dari para pengusaha batik, para pemuda dan
para wirausaha sektor lainnya. Alpha melibatkan semua elemen dalam hal ini warga
Laweyan sendiri untuk menghidupkan kembali kawasan ini.

                                             Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 3
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


       Hal    pertama yang dilakukan       adalah memperbaiki         bangunan      (konservasi
bangunan) sebanyak 30 buah yang ada di Laweyan. Revitalisasi bangunan ini didasarkan
pada kondisi bangunan dan pemilik bangunan yang dinilai kurang mampu memperbaiki
bangunan sendiri, padahal bangunan tersebut masih layak untuk dipertahankan. Berkat
usaha dan kegigihan Alpha, pemerintah memberikan bantuan dana sebesar 20 juta.
       Konservasi bangunan itu ternyata menumbuhkan stimulus pada warga. Mereka
yang sempat vakum membatik mulai tergerak untuk kembali menggeluti industri batik.
Pihak FPKBL selain dengan pemerintah juga bersinergi dengan berbagai pihak terkait
seperti LSM, NGO, dan badan swasta. Sampai saat ini, beberapa pemerintah mulai
mengadakan berbagai program pembangunan fisik maupun non-fisik di Kampung
Laweyan. Selanjutnya, setelah melakukan konservasi bangunan, berkat bantuan dari
pemerintah Jerman, dibangun pula Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang berfungsi
untuk mengolah air limbah industri sehingga layak untuk dialirkan kembali ke sungai
tanpa polutan. Adapun program non-fisik yang telah dilakukan pemerintah yaitu kegiatan
pelatihan keterampilan dan ilmu pengetahuan seperti pelatihan kewirausahaan, web
design, ekspor-impor, perpajakan, desain grafis, handycraft, batik warna alam, dan
sebagainya.
       Pada dasarnya kunci untuk menghidupkan Laweyan kembali adalah melalui
proses pemasaran. Konsep pemasarannya sendiri yaitu dengan mendorong orang untuk
mendatangi kawasan Laweyan sebagai sebuah pengalaman bagi mereka (berwisata).
Konsep selanjutnya adalah dengan melestarikan bangunan yang terkait dengan aspek
ekonomi (nguri-uri), dalam hal ini memanfaatkan rumah pusaka yang ada untuk dijadikan
showroom pada bagian pendapanya sesuai dengan konsep pengelolaan kampung
Laweyan, yaitu “Rumahku adalah Galeriku”, yang berarti rumah memiliki fungsi ganda,
yaitu sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Tidak hanya melalui kain batik atau
baju, industri batik di kampung ini juga berkembang menjadi industri handicraft dan
souvenir.
       Program-program yang dilakukan oleh FPKBL dalam menghidupkan kembali
Laweyan ini pada dasarnya sudah berjalan dengan baik. Namun ada beberapa kendala
yang menghambat dalam pengembangan kawasan Laweyan ini, diantaranya adalah
mengenai bantuan modal. Berdasarkan sumber, yakni PPBS (Persatuan Pengusaha Batik
Surakarta) disebutkan bahwa dalam kepemilikan modal, masyarakat Laweyan masih
menggunakan modal pribadi sebanyak 100%, bank 10%, dan JPS 5%. Dari 60 anggota
masyarakat Laweyan yang masih aktif di PPBS hanya 10 orang. Alasan ketidak aktifan
pengusaha batik lainnya adalah karena tidak adanya keuntungan bagi anggota, misalnya:

                                             Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 4
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


bahan baku batik yang ada di PPBS harganya sama dengan di pasaran dan sistem
pelayanan lebih menarik di pasaran. PPBS yang seharusnya dapat membantu pengusaha
batik Laweyan dalam melestarikan usaha batiknya justru dinilai merugikan bagi mereka.
Pengusaha batik di Laweyan sendiri menginginkan sebuah badan organisasi/koperasi
yang baru (diluar yang telah dipunyai yaitu PPBS) yang fungsinya dapat memberikan
kemudahan dalam pengadaan bahan baku baik obat batik maupun kain mori serta
peminjaman uang dengan bungan rendah untuk operasional pabrik, serta bantuan dalam
penjualan produk.
       Selain itu, upaya untuk mempromosikan batik-batik di Laweyan selain dengan
mendorong orang untuk berwisata ke Laweyan dapat juga dilakukan dengan
mengadakan Laweyan Fashion Carnival, seperti Jember Fashion Carnival. Di dalam
Laweyan    Fashion Carnival     tersebut    dapat   diperkenalkan        batik-batik    asli   yang
mencerminkan Kampung Batik Laweyan sehingga akan menarik orang untuk lebih
mengenal Laweyan. Jadi, selain adanya Tour De Laweyan, yaitu keliling Kampung Batik
Laweyan dengan menggunakan becak, serta berbelanja dan melihat proses pembuatan
batik dengan durasi kurang lebih 3 jam dengan penambahan biaya becak, program
Laweyan Fashion Carnival ini nantinya mampu untuk mengangkat citra Laweyan di
kancah Indonesia bahkan sampai ke luar negeri, mengingat batik merupakan pusaka asli
bangsa Indonesia.
       Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kampung Batik
Laweyan memiliki potensi yang sangat tinggi. Tanpa adanya lembaga non profit, dalam
hal ini Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FBKPL) dan pemerintah, usaha
untuk menghidupkan Laweyan ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Adapun program
kerja pembangunan yang partisipatif berpedoman pada: (1) Pelaksanaan pedoman
perencanaan yang selalu dimantapkan sesuai perkembangan dan aspirasi masyarakat;
(2)   Dirumuskan    dalam    pedoman    pembangunan        yang benar; (3)         Dimantapkan
pelaksanaannya dalam program tahunan sesuai 20 sektor pembangunan yang tertuang
dalam APBN; (4) Mekanisme penyaluran dilakukan melalui bantuan yang disalurkan
langsung kepada masyarakat, dan (5) Setiap bantuan dapat dikelola dalam wadah
kelompok    masyarakat      swadaya    masyarakat     (pokmas).     Di     dalam       pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat Laweyan dilakukan 3 (tiga) tahapan besar baik secara non
fisik maupun fisik yang dibagi menjadi tahapan-tahapan kecil yang lebih terinci. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut.




                                              Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 5
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


a. Non Fisik
     Tahapan              Kegiatan                Uraian Kegiatan                  Pemrakarsa
        I          Training                 ● Penataan warga                    ● Pemerintah
                   a. Kekerabatan           ● Penggunaan      sarana     dan    ● Partisipasi
                   b. Ketrampilan              prasarana                           masyarakat
                   c.    Kesenian           ● Pengenalan teknologi                 secara
                                            ● Kreatifitas                          keseluruhan
                                            ● Menghidupkan         kembali
                                               keroncong     Kramat      dan
                                               keroncong Canting Putro
       II          Training                 ● Motif batik                       ● Pengusaha
                    a. Desain               ● Jenis kain                        ● Pemerintah
                    b. Manajemen            ● Pengaturan warna
                    c.   Disiplin           ● Sistem pengolahan usaha
                                            ● Penataan pembukuan
                                            ● Peningkatan kualitas kerja
                                            ● Pengaturan           struktur
                                               pekerja
                                            ● Sistem kerja                      ● Buruh
                                            ● Kebersihan                        ● Pemerintah
                                            ● Ketepatan waktu
                                            ● Cara kerja
                                            ● Kerja sama
                                            ● Keselamatan kerja
       III         Training     Kesadaran   ● Kebersihan                        ● Pemerintah
                   Lingkungan               ● Pemeliharaan/perawatan            ● Partisipasi
                                            ● Pemanfataan                          masyarakat
                                            ● Pengembangan kreatifitas             secara
                                            ● Peningkatan              sistem      keseluruhan
                                              keamanan lingkungan
                                            ● Gotong royong
                   Training Organisasi      ● Koperasi                          ● Pemerintah
                                            ● Arisan                            ● Partisipasi
                                            ● Pengajian                            masyarakat
                                            ● Organisasi pemuda                    secara
                                            ● Kesadaran hukum                      keseluruhan
Sumber: Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Tarumanegara Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 88 –
97


                                               Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 6
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


b. Fisik
    Tahapan                    Kegiatan             Uraian Kegiatan                  Pemrakarsa
           I           Penataan       tepian   ● Pembersihan tepian sungai        ● Pemerintah
                       sungai                  ● Penebangan pohon                 ● Partisipasi
                                               ● Perataan tanah                      masyarakat
                       Pemasangan lampu        ● Penentuan penempatan                secara
                       jalan                   ● Pemasangan lampu dengan             keseluruhan
                                                 tiang
                                               ● Pemasangan lampu dengan
                                                 beugel
                      Penataan                 ● Penataan jalan lingkungan
                      Lingkungan               ● Pembuatan jalan setapak
                                                 pada tepian sungai
                                               ● Pembuatan pos jaga
                                               ● Penyediaan              tempat
                                                 pembuangan sampah
                                               ● Penyediaan     sarana     olah
                                                 raga dan taman
                                               ● Penempatan home stay
                                               ● Penempatan craft centre
                                               ● Penempatan rumah makan
                                               ● Penempatan café
                                               ● Penentuan workshop
                                               ● Penetapan kios-kios
                      Penataan Tembok          ● Perapihan tembok
                                               ● Pembersihan tembok
                                               ● Pengecatan tembok
                                               ● Penanaman tanaman yang
                                                 menempel pada tembok
           II         Saluran                  ● Penataan dan pembuatan           ● Pemerintah
                                                 saluran air sepanjang jalan      ● Partisipasi
                                                 lingkungan                          masyarakat
                                               ● Pengadaan    selokan     pada       setempat
                                                 sepanjang jalan setapak
                      Treatment Pabrik         ● Penataan              saluran
                                                 pembuangan limbah pabrik
                                               ● Penentuan lokasi treatment
                      Pembuatan Culdesac       ● Pembebasan tanah                    Pemerintah


                                                  Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 7
Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


                                             ● Perkerasan jalan
                                             ● Penetrasi/aspal
       III         Pembuatan        Jalan    ● Pembebasan tanah                  Pemerintah
                   Keliling   di   Pinggir   ● Pengadaan bahan
                   Sungai                    ● Penggalian tanah
                                             ● Pemasangan turap
                                             ● Pemerataan tanah
                                             ● Pemadatan tanah
                                             ● Pengaspalan
Sumber: Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Tarumanegara Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 88 –
97


       Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam melakukan kegiatan, khusunya
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini masyarakat di Kampung Laweyan,
antara pemerintah dan masyarakat harus menjadi satu kesatuan, sehingga masyarakat
tidak menjadi asing dalam mengelola kawasannya sendiri. Pada kawasan Laweyan
diusahakan tidak ada penambahan bangunan baru sama. Bangunan yang ada sesedikit
mungkin dirubah, tidak semua bangunan, sehingga karakter dari kawasan tersebut masih
terjaga kelestariannya dan masih kental dengan corak bangunan yang kuno.




                                               Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 8

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Analisis swot dan potensi pasar
Analisis swot dan potensi pasarAnalisis swot dan potensi pasar
Analisis swot dan potensi pasar
Muhamad Shobirin
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Dwitantri Rezkiandini
 
Makalah Media Sosial - ENSCHAi
Makalah Media Sosial - ENSCHAiMakalah Media Sosial - ENSCHAi
Makalah Media Sosial - ENSCHAi
Alluka Tita
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
Arya Ningrat
 

Mais procurados (20)

proposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerahproposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerah
 
Laporan PKL Minimarket
Laporan PKL MinimarketLaporan PKL Minimarket
Laporan PKL Minimarket
 
Analisis swot dan potensi pasar
Analisis swot dan potensi pasarAnalisis swot dan potensi pasar
Analisis swot dan potensi pasar
 
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
Naskah film pendek 'MASIH DIUSAHAKAN'
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
Proposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - businessProposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - business
 
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
Menghitung Lq dan Shiftshare Hasil Pertanian Kacang Tanah, Padi, Kacang kedel...
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
Proposal pengabdian masyarakat (Diajukan pada program PKM tahun 2013)
 
Teori dasar tld
Teori dasar tldTeori dasar tld
Teori dasar tld
 
Analisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundryAnalisis swot usaha rumahan laundry
Analisis swot usaha rumahan laundry
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
 
Makalah Media Sosial - ENSCHAi
Makalah Media Sosial - ENSCHAiMakalah Media Sosial - ENSCHAi
Makalah Media Sosial - ENSCHAi
 
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
 
Kontrak kuliah manajemen pembiayaan perbankan syariah
Kontrak kuliah manajemen pembiayaan perbankan syariahKontrak kuliah manajemen pembiayaan perbankan syariah
Kontrak kuliah manajemen pembiayaan perbankan syariah
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...
 
Rahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarketRahasia bisnis minimarket
Rahasia bisnis minimarket
 
Business plan saleh pisang
Business plan saleh pisangBusiness plan saleh pisang
Business plan saleh pisang
 

Semelhante a Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan

Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
yayan26091989
 
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESAKuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Asmawi Abdullah
 
Slide share tasikmalaya
Slide share tasikmalayaSlide share tasikmalaya
Slide share tasikmalaya
mserbu
 
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan duniaBatik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Muji Rahayu17
 
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendahFull  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Fajar Baskoro
 

Semelhante a Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan (20)

(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)(before) SIK BL (Got Its Prize)
(before) SIK BL (Got Its Prize)
 
PPT Dr Nanang.pptx
PPT Dr Nanang.pptxPPT Dr Nanang.pptx
PPT Dr Nanang.pptx
 
ekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.docekonomi kreatif kelompok 7.doc
ekonomi kreatif kelompok 7.doc
 
Kota pekalongan
Kota pekalonganKota pekalongan
Kota pekalongan
 
PEMBENTANGAN PEMBANGUNAN BANDAR MAPAN
PEMBENTANGAN PEMBANGUNAN BANDAR MAPANPEMBENTANGAN PEMBANGUNAN BANDAR MAPAN
PEMBENTANGAN PEMBANGUNAN BANDAR MAPAN
 
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
Tugas karya tulis kemasan batik Oleh Suyanto 11100055 MatKul IT Enterpreneur ...
 
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESAKuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
Kuliah 9 - PROSES PERUBAHAN DESA DI MALAYSIA DAN KESAN TRANSFORMASI DESA
 
Pelan Pembangunan Bandar Kota Bharu pada tahun 2050
Pelan Pembangunan Bandar Kota Bharu pada tahun 2050Pelan Pembangunan Bandar Kota Bharu pada tahun 2050
Pelan Pembangunan Bandar Kota Bharu pada tahun 2050
 
Profil Anggota Koalisi PWYP Indonesia
Profil Anggota Koalisi PWYP IndonesiaProfil Anggota Koalisi PWYP Indonesia
Profil Anggota Koalisi PWYP Indonesia
 
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
 
LMCP 1522 : Projek Akhir Bandar Mapan
LMCP 1522 : Projek Akhir Bandar MapanLMCP 1522 : Projek Akhir Bandar Mapan
LMCP 1522 : Projek Akhir Bandar Mapan
 
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM : PROJEK AKHIR BANDAR MAPAN
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM : PROJEK AKHIR BANDAR MAPANLMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM : PROJEK AKHIR BANDAR MAPAN
LMCP 1552 PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM : PROJEK AKHIR BANDAR MAPAN
 
Lmcp 1552 cadangan pelan pembangunan bandar kota bharu 30 tahun akan datang
Lmcp 1552 cadangan pelan pembangunan bandar kota bharu 30 tahun akan datangLmcp 1552 cadangan pelan pembangunan bandar kota bharu 30 tahun akan datang
Lmcp 1552 cadangan pelan pembangunan bandar kota bharu 30 tahun akan datang
 
Slide share tasikmalaya
Slide share tasikmalayaSlide share tasikmalaya
Slide share tasikmalaya
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM DesaBuku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa
 
Pelan pembangunan negeri kedah 30 tahun akan datang pdf
Pelan pembangunan negeri kedah 30 tahun akan datang pdfPelan pembangunan negeri kedah 30 tahun akan datang pdf
Pelan pembangunan negeri kedah 30 tahun akan datang pdf
 
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan duniaBatik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
Batik tulis bakaran berani menjawab tantangan dunia
 
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendahFull  -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
Full -- buku industri bisnis kreatif surabaya-resolusi-rendah
 
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
Pasar Raya Baznas kota Malang (26 nop 2017)
 

Mais de Ainun Dita Febriyanti

Mais de Ainun Dita Febriyanti (6)

Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek SurabayaAnalisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
Analisa Penentuan Lokasi LBB di Sekitar SMA Komplek Surabaya
 
Sistem Anggaran
Sistem AnggaranSistem Anggaran
Sistem Anggaran
 
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan MasyarakatPengembangan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
Kota Venesia
Kota VenesiaKota Venesia
Kota Venesia
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Último (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Laweyan

  • 1. Tugas Pengabdian Masyarakat Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Studi Kasus : Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta Oleh : Ainun Dita Febriyanti 3609 100 019 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011
  • 2. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta Pemberdayaan Masyarakat Kampung Batik Studi Kasus : Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta Surakarta sebagai salah satu pioneer kota batik di Indonesia, memiliki kurang lebih 60 buah industri batik yang dikelola, dan hampir 90% batik tersebut mengandalkan kualitas sebagai produk intinya. Suatu industri batik biasanya berawal dari sebuah komunitas minoritas yang pada akhirnya memiliki kesamaan visi dan misi yang menyatukan mereka. Salah satu industri batik yang ada di Surakarta yang cukup memiliki eksistensi, keunikan, dan nilai historis tinggi adalah Kampoeng Batik Laweyan. Laweyan sendiri jika dilihat dari segi sejarah sudah ada sebelum tahun 1500 M. Kehadiran industri batik ini menjadikan Kampung Laweyan sebagai kampong perdagangan yang maju di daerah Surakarta sehingga bermunculan juragan-juragan batik yang kaya. Selain itu, Kampung Laweyan juga memiliki peranan penting dalam kehidupan politik di Indonesia, terutama pada masa pertumbuhan pergerakan nasional. Pada tahun 1911, di kampung ini berdiri organisasi Serikat Dagang Islam (SDI) yang diprakrasai oleh K.H. Samanhudi. Tujuan asosiasi dagang pertama ini didirikan adalah untuk menentang penjajah Belanda yang semakin kuat pengaruhnya di dalam Keraton Surakarta. Pada tahun 1935, para saudagar batik di kampung ini juga merintis sebuah pergerakan koperasi yang dikenal dengan “Persatoean Peroesahaan Batik Boemi Putera Soerakarta”. Kampung Laweyan sebagai sentra industri batik kemudian mengalami masa kejayaan pada periode tahun 1990 hingga akhir 1970-an. Gambar 1 Peta Perletakan Kawasan Laweyan Terhadap Kota Surakarta (Sumber: Kal. Laweyan, tahun 1993) Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 1
  • 3. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta Pada tahun 1745 setelah kerajaan Surakarta Hadiningrat muncul, keberadaan Laweyan sebagai salah satu sentra industri batik mulai menurun eksistensinya. Pada awal abad ke-20, Laweyan kembali tenar. Industri batik pun tumbuh dengan pesat hingga melahirkan para saudagar yang kekayaannya melebihi kaum bangsawan kraton. Memasuki tahun 1970 industri batik tulis dan cap terkikis oleh perkembangan teknologi modern yang melahirkan industri batik printing. Banyak pengusaha dan pabrik-pabrik di luar kawasan Laweyan yang mulai mengembangkan batik dengan teknologi printing. Batik printing tersebut memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah harga yang lebih murah serta proses produksi yang lebih singkat jika dibandingkan dengan batik tulis. Keadaan ini semakin diperparah ketika pihak keraton mengambil alih dan menggunakan batik sebagai simbol legitimasi kekuasaan, yaitu dengan munculnya motif- motif batik tertentu, seperti motif Kawung dan Parang yang hanya boleh dikenakan oleh raja, dan motif Wahyu Tumurun, Sidodadi, Sidoluhur untuk para bangsawan. Sejak itulah, esksistensi pengusaha batik tulis dan cap mulai surut. Hampir tidak ada lagi generasi muda Laweyan yang melanjutkan usaha batik milik keluarganya. Mereka memilih menempuh studi hingga jenjang yang tinggi, merantau, dan bekerja di perusahaan-perusahaan swasta atau instansi pemerintah. Kondisi ini berlangsung hingga beberapa dekade. Sekitar tahun 2004, seorang pemuda bernama Alpha Febela Priyatmono yang menikah dengan seorang wanita dari keturunan pembatik Laweyan, menulis sebuah tesis untuk program S-2 Arsitektur UGM tentang kampung Laweyan. Setelah menulis tesis, Alpha semakin jatuh cinta dengan kampung Laweyan. Ia kemudian berupaya menghidupkan kembali gairah kampung Laweyan seperti jaman kejayaannya dulu. Bersama dengan warga Laweyan, Alpha membentuk lembaga kepeloporan non profit bernama Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) pada 25 September 2004. Pengurus FPKBL terdiri dari berbagai unsur masyarakat Laweyan baik dari para pengusaha batik, para pemuda dan para wirausaha sektor lainnya. Adapun tujuan dibentuknya forum ini adalah membangun serta mengoptimalkan seluruh potensi Kampung Laweyan untuk bangkit kembali dan menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan globalisasi. Usaha penyelamatan kawasan Laweyan tersebut mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta dan membuahkan hasil yang sangat baik. Ekonomi di Laweyan mulai meningkat dan jumlah pengusaha batik Laweyan bertambah menjadi 63 pengusaha batik. Selain itu, sejak tahun 2004 secara resmi Laweyan ditetapkan oleh Walikota Solo pada saat itu, yakni Slamet Suryanto, sebagai daerah tujuan wisata dan Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 2
  • 4. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta kawasan urban heritage dengan nama Kampoeng Batik Laweyan. Berikut merupakan grafik pertumbuhan pendapatan rata-rata pengusaha batik Laweyan. Grafik 1 Pertumbuhan Pendapatan Rata-Rata Pengusaha Batik per Bulan dalam Juta Rupiah (Sumber : FPKBL, 2010) Lewat FPKBL ini, kawasan Laweyan ditata kembali menjadi kawasan yang lebih „apik‟. Hal ini tentunya membuat warga Laweyan semakin mempunyai rasa memiliki akan kawasan itu, mengingat pentingnya menjaga Laweyan dari kepunahan. Pihak FPKBL sendiri juga membuat semacam grand desain untuk menentukan wilayah mana yang dapat diubah maupun yang tetap dipertahankan keutuhannya. Semua kegiatan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik dalam upaya menghidupkan kembali Laweyan ini mengalir melalui pendekatan partisipatif dan kerelaan warganya. Mereka bergerak dengan hati untuk mengupayakan masyarakat kian berdaya secara ekonomi. Seperti yang kita ketahui bahwa anggota dari FPKBL ini juga berasal dari masyarakat Laweyan baik dari para pengusaha batik, para pemuda dan para wirausaha sektor lainnya. Alpha melibatkan semua elemen dalam hal ini warga Laweyan sendiri untuk menghidupkan kembali kawasan ini. Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 3
  • 5. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta Hal pertama yang dilakukan adalah memperbaiki bangunan (konservasi bangunan) sebanyak 30 buah yang ada di Laweyan. Revitalisasi bangunan ini didasarkan pada kondisi bangunan dan pemilik bangunan yang dinilai kurang mampu memperbaiki bangunan sendiri, padahal bangunan tersebut masih layak untuk dipertahankan. Berkat usaha dan kegigihan Alpha, pemerintah memberikan bantuan dana sebesar 20 juta. Konservasi bangunan itu ternyata menumbuhkan stimulus pada warga. Mereka yang sempat vakum membatik mulai tergerak untuk kembali menggeluti industri batik. Pihak FPKBL selain dengan pemerintah juga bersinergi dengan berbagai pihak terkait seperti LSM, NGO, dan badan swasta. Sampai saat ini, beberapa pemerintah mulai mengadakan berbagai program pembangunan fisik maupun non-fisik di Kampung Laweyan. Selanjutnya, setelah melakukan konservasi bangunan, berkat bantuan dari pemerintah Jerman, dibangun pula Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang berfungsi untuk mengolah air limbah industri sehingga layak untuk dialirkan kembali ke sungai tanpa polutan. Adapun program non-fisik yang telah dilakukan pemerintah yaitu kegiatan pelatihan keterampilan dan ilmu pengetahuan seperti pelatihan kewirausahaan, web design, ekspor-impor, perpajakan, desain grafis, handycraft, batik warna alam, dan sebagainya. Pada dasarnya kunci untuk menghidupkan Laweyan kembali adalah melalui proses pemasaran. Konsep pemasarannya sendiri yaitu dengan mendorong orang untuk mendatangi kawasan Laweyan sebagai sebuah pengalaman bagi mereka (berwisata). Konsep selanjutnya adalah dengan melestarikan bangunan yang terkait dengan aspek ekonomi (nguri-uri), dalam hal ini memanfaatkan rumah pusaka yang ada untuk dijadikan showroom pada bagian pendapanya sesuai dengan konsep pengelolaan kampung Laweyan, yaitu “Rumahku adalah Galeriku”, yang berarti rumah memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Tidak hanya melalui kain batik atau baju, industri batik di kampung ini juga berkembang menjadi industri handicraft dan souvenir. Program-program yang dilakukan oleh FPKBL dalam menghidupkan kembali Laweyan ini pada dasarnya sudah berjalan dengan baik. Namun ada beberapa kendala yang menghambat dalam pengembangan kawasan Laweyan ini, diantaranya adalah mengenai bantuan modal. Berdasarkan sumber, yakni PPBS (Persatuan Pengusaha Batik Surakarta) disebutkan bahwa dalam kepemilikan modal, masyarakat Laweyan masih menggunakan modal pribadi sebanyak 100%, bank 10%, dan JPS 5%. Dari 60 anggota masyarakat Laweyan yang masih aktif di PPBS hanya 10 orang. Alasan ketidak aktifan pengusaha batik lainnya adalah karena tidak adanya keuntungan bagi anggota, misalnya: Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 4
  • 6. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta bahan baku batik yang ada di PPBS harganya sama dengan di pasaran dan sistem pelayanan lebih menarik di pasaran. PPBS yang seharusnya dapat membantu pengusaha batik Laweyan dalam melestarikan usaha batiknya justru dinilai merugikan bagi mereka. Pengusaha batik di Laweyan sendiri menginginkan sebuah badan organisasi/koperasi yang baru (diluar yang telah dipunyai yaitu PPBS) yang fungsinya dapat memberikan kemudahan dalam pengadaan bahan baku baik obat batik maupun kain mori serta peminjaman uang dengan bungan rendah untuk operasional pabrik, serta bantuan dalam penjualan produk. Selain itu, upaya untuk mempromosikan batik-batik di Laweyan selain dengan mendorong orang untuk berwisata ke Laweyan dapat juga dilakukan dengan mengadakan Laweyan Fashion Carnival, seperti Jember Fashion Carnival. Di dalam Laweyan Fashion Carnival tersebut dapat diperkenalkan batik-batik asli yang mencerminkan Kampung Batik Laweyan sehingga akan menarik orang untuk lebih mengenal Laweyan. Jadi, selain adanya Tour De Laweyan, yaitu keliling Kampung Batik Laweyan dengan menggunakan becak, serta berbelanja dan melihat proses pembuatan batik dengan durasi kurang lebih 3 jam dengan penambahan biaya becak, program Laweyan Fashion Carnival ini nantinya mampu untuk mengangkat citra Laweyan di kancah Indonesia bahkan sampai ke luar negeri, mengingat batik merupakan pusaka asli bangsa Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kampung Batik Laweyan memiliki potensi yang sangat tinggi. Tanpa adanya lembaga non profit, dalam hal ini Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FBKPL) dan pemerintah, usaha untuk menghidupkan Laweyan ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Adapun program kerja pembangunan yang partisipatif berpedoman pada: (1) Pelaksanaan pedoman perencanaan yang selalu dimantapkan sesuai perkembangan dan aspirasi masyarakat; (2) Dirumuskan dalam pedoman pembangunan yang benar; (3) Dimantapkan pelaksanaannya dalam program tahunan sesuai 20 sektor pembangunan yang tertuang dalam APBN; (4) Mekanisme penyaluran dilakukan melalui bantuan yang disalurkan langsung kepada masyarakat, dan (5) Setiap bantuan dapat dikelola dalam wadah kelompok masyarakat swadaya masyarakat (pokmas). Di dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Laweyan dilakukan 3 (tiga) tahapan besar baik secara non fisik maupun fisik yang dibagi menjadi tahapan-tahapan kecil yang lebih terinci. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 5
  • 7. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta a. Non Fisik Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pemrakarsa I Training ● Penataan warga ● Pemerintah a. Kekerabatan ● Penggunaan sarana dan ● Partisipasi b. Ketrampilan prasarana masyarakat c. Kesenian ● Pengenalan teknologi secara ● Kreatifitas keseluruhan ● Menghidupkan kembali keroncong Kramat dan keroncong Canting Putro II Training ● Motif batik ● Pengusaha a. Desain ● Jenis kain ● Pemerintah b. Manajemen ● Pengaturan warna c. Disiplin ● Sistem pengolahan usaha ● Penataan pembukuan ● Peningkatan kualitas kerja ● Pengaturan struktur pekerja ● Sistem kerja ● Buruh ● Kebersihan ● Pemerintah ● Ketepatan waktu ● Cara kerja ● Kerja sama ● Keselamatan kerja III Training Kesadaran ● Kebersihan ● Pemerintah Lingkungan ● Pemeliharaan/perawatan ● Partisipasi ● Pemanfataan masyarakat ● Pengembangan kreatifitas secara ● Peningkatan sistem keseluruhan keamanan lingkungan ● Gotong royong Training Organisasi ● Koperasi ● Pemerintah ● Arisan ● Partisipasi ● Pengajian masyarakat ● Organisasi pemuda secara ● Kesadaran hukum keseluruhan Sumber: Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Tarumanegara Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 88 – 97 Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 6
  • 8. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta b. Fisik Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan Pemrakarsa I Penataan tepian ● Pembersihan tepian sungai ● Pemerintah sungai ● Penebangan pohon ● Partisipasi ● Perataan tanah masyarakat Pemasangan lampu ● Penentuan penempatan secara jalan ● Pemasangan lampu dengan keseluruhan tiang ● Pemasangan lampu dengan beugel Penataan ● Penataan jalan lingkungan Lingkungan ● Pembuatan jalan setapak pada tepian sungai ● Pembuatan pos jaga ● Penyediaan tempat pembuangan sampah ● Penyediaan sarana olah raga dan taman ● Penempatan home stay ● Penempatan craft centre ● Penempatan rumah makan ● Penempatan café ● Penentuan workshop ● Penetapan kios-kios Penataan Tembok ● Perapihan tembok ● Pembersihan tembok ● Pengecatan tembok ● Penanaman tanaman yang menempel pada tembok II Saluran ● Penataan dan pembuatan ● Pemerintah saluran air sepanjang jalan ● Partisipasi lingkungan masyarakat ● Pengadaan selokan pada setempat sepanjang jalan setapak Treatment Pabrik ● Penataan saluran pembuangan limbah pabrik ● Penentuan lokasi treatment Pembuatan Culdesac ● Pembebasan tanah Pemerintah Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 7
  • 9. Pemberdayaan Masyarakat Kampoeng Batik Laweyan Surakarta ● Perkerasan jalan ● Penetrasi/aspal III Pembuatan Jalan ● Pembebasan tanah Pemerintah Keliling di Pinggir ● Pengadaan bahan Sungai ● Penggalian tanah ● Pemasangan turap ● Pemerataan tanah ● Pemadatan tanah ● Pengaspalan Sumber: Jurnal Teknik Arsitektur Universitas Tarumanegara Vol. 28, No. 2, Desember 2000: 88 – 97 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam melakukan kegiatan, khusunya kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini masyarakat di Kampung Laweyan, antara pemerintah dan masyarakat harus menjadi satu kesatuan, sehingga masyarakat tidak menjadi asing dalam mengelola kawasannya sendiri. Pada kawasan Laweyan diusahakan tidak ada penambahan bangunan baru sama. Bangunan yang ada sesedikit mungkin dirubah, tidak semua bangunan, sehingga karakter dari kawasan tersebut masih terjaga kelestariannya dan masih kental dengan corak bangunan yang kuno. Tugas Individu Pengabdian Masyarakat (RP09-1316) | 8