Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika keperawatan, kode etik keperawatan, dan permasalahan dasar etika keperawatan yang terdiri dari lima masalah yaitu kuantitas vs kualitas hidup, kebebasan vs penanganan bahaya, berkata jujur vs bohong, keinginan pengetahuan vs falsafah dan ideologi, serta terapi konvensional vs tidak ilmiah."
3. Pengertian Etika
Kata etika berasal dari kata yunani, yaitu ethos.
Menurut Araskar dan David (1978) berarti “kebiasaan”
model perilaku atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Etika berhubungan dengan hal yang baik dan dan hal
yang tidak baik serta kewajiban moral. Etika
berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan
atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan
salah serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral.
Menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki
perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang
baik
4. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap
manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu
perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa
perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang
diperlukan , dan hal yang menguntungkan pasien
dan kesehatannya.
Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.
Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan
manusia, karena itu tidak mebedakan kebangsaan,
warna kulit, politik, status sosial, dll.
5. Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang
memerlukan keputusan untuk mengambil tindakan.
Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga
dan masyarakat, menerima tanggung jawab untuk
membuat keadaan lingkungan fisik, sosial, dan
spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan
dan menekankan pencegahan penyakit, serta
meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan
kesehatan.
6. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Dalam penyusunan alat ukur ini, keputusan diambil
berdasarkan kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral
perawat.
Secara umum tujuan etika profesi keperawatan
adalah menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan di
antara sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat kepada profesi keparawatan.
7. Menurut American Ethics Commision Bureau on
Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah
mampu:
Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam
praktik keperawatan.
Membentuk strategi / cara dan menganalisis
masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan.
Menghubungkan prinsip moral / pelajaran yang baik
dan dapat dipertanggung jawabkan pada diri
sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan,
sesuai dengan kepercayaannya.
9. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik
yang bersumber dari martabat dan hak manusia
(yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan
dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan kode etik
penghormatan atas nilai dan situasi individu yang
dilayani.
10. Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika
kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap
bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Kode etik keperawatan di Indonesia
telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah
Nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November
1989.
11. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5
bab dan 16 pasal
Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang
tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga,
dan masyarakat.
Bab 2 terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang
tanggung jawab perawat terhadap tugasnya.
Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang
tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan
profesi kesehatan lain.
Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang
tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.
Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tang-
gung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan
tanah air.
12. Kode etik keperawatan menurut American Nurses
Association (ANA) adalah sebagai berikut.
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh
hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan
klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-
pertimbangan status sosial atau ekonomif atribut
personal, atau corak masalah kesehatannya.
Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan
memegang teguh informasi yang bersifat rahasia.
Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan
dan keselamatannya terancam oleh praktik
seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau
ilegal.
13. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan
dan tindakan perawatan yang dijalankan masing-masing
individu.
Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan
dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu
sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi,
menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu
pengembangan pengetahuan profesi.
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk
melaksanakan dan meningkatkan standar keperawatan.
14. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi
untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang
mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi
untuk melindungi publik terhadap informasi dan
gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.
Perawat bekerjasama dengan anggota profesi
kesehatan atau warga masyarakat Iainnya dalam
meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
publik.
Tanggung jawab Keperawatan
16. Lima masalah dasar etika keperawatan
1. Kuantitas vs kualitas hidup
2. Kebebasan vs penanganan dan pencegahan bahaya
3. Berkata secara jujur vs berkata bohong
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang
bertentangan dengan falsafah, agama, politik,
ekonomi dan ideologi
5. Terapi konvensional vs terapi tidak ilmiah atau
coba-coba
17. Contoh :
1. Seorang bayi dilahirkan dengan penyakiy sindrom down
dan beberapa cacat bawaan lainnya. Untuk
menyelamatkan kehidupannya, suatu operasi dilakukan
dengan segera. Namun, kedua orang tua menolak dengan
alasan justru akan menambah penderitaan anak dan
mereka tidak dapat memeliharanya.
2. Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua
slang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun,
yang telah koma selama delapan hari. Dalam keadaan
seperti ini, perawat menghadapi masalah tentang posisi
yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara
moral.
Disinilah perawat berada pada posisi masalah kuantitas vs
kualitas hidup karena keluarga menanyakan apakah slang
dipasang hampir pada semua bagian tubuh tersebut
dapat mempertahankan hidup klien.
18. Contoh :
Seorang klien berusia lanjut yang menolak
untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu
berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas.
Pada situasi ini, perawat menghadapi masalah
upaya menjaga keselamatan klien yang
bertentangan dengan kebebasan klien.
19. Contoh :
Seorang perawat yang mendapati teman
kerjanya menggunakan narkotika. Dalam
posisi ini, perawat tersebut berada pada
pilihan apakah mengatakan hal ini secara
terbuka atau diam karena diancam akan
dibuka pula rahasia yang dimilikinya bila
melaporkan hal itu pada orang lain.
20. Contoh :
1. Kampanye antirokok demi keselamatan
bertentangan dengan kebijakan ekonomi
2. Alokasi dana untuk penelitian militer lebih besar
daripada dana penelitian kesehatan
21. Dalam melakukan tindakan terapi
konvensional, masyarakat biasanya
menggunakan berbagai perantara, seperti
dukun, keris, batu akik dsb.
Contoh :
Di Irian Jaya sebagian masyarakat melakukan
tindakan untuk mengatasi nyeri dengan daun
daunan yang sifatnya gatal. Mereka percaya
bahwa daun tersebut terdapat “miang” yang
dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri
bila dipukul-pukulkan pada bagian tubuh
yang sakit.
23. 1. Metode otoritas
2. Metode consensum hominum
3. Metode pendekatan intuisi atau self-
evidence
4. Metode argumentasi atau metode sokratik
24. Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap
tindakan atau keputusan adalah otoritas.
Otoritas dapat berasal dari manusia atau
kepercayaan supernatural, kelompok
manusia, atau suatu institusi, seperti majelis
ulama, dewan gereja, atau pemerintahan.
Penggunaan metode ini terbatas hanya pada
penganut yang percaya.
25. Metode ini menggunakan pendekatan
berdasarkan persetujuan masyarakat luas
atau sekelompok manusia yang terlibat
dalam pengkajian suatu masalah. Segela
sesuatu yang diyakini bijak dan secara etika
dapat diterima, dimasukan dalam keyakinan.
26. Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat
berdasarkan pada apa yang mereka kenal
sebagai konsep teknik intuisi. Metode ini
terbatas hanya pada orang-orang yang
mempunyai intuisi tajam.
27. Metode ini menggunakan pendekatan dengan
mengajukan pertanyaan atau mencari
jawaban dengan alasan yang tepat. Metode
ini digunakan untuk memahami fenomena
etika.