SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
1
MAKALAH
FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI
DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu: Ibu Sokhikhatul Mawadah, S.E.I, M. E. I.
Disusun Oleh:
Robbiatul Addawiyah (132411186)
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga dan
yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga. Dimana pendapatan menentukan
seberapa besar nantinya sebuah rumah tangga akan melakukan pengeluaran berupa
konsumsi ataupun tabungan maupun investasi.
Suatu rumah tangga akan melakukan konsumsi ketika ia memiliki pendapatan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan ia akan menabung ketika pendapatan yang ia
gunakan untuk berbelanja memiliki sisa. Kemudian rumah tangga tersebut bebas untuk
menggunakan tabungannya tersebut, antara tetap menjadi sebuah tabungan ataukah menjadi
sebuah investasi yang dapat menguntungkan rumah tangga dimasa depan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan teori konsumsi ?
2. Apa yang dimaksud dengan teori investasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi dan fungsi investasi?
4. Bagaimanakah hubungan antara fungsi konsumsi dan fungsi investasi dalam
ekonomi Islam?
5. Bagaimana perkembangan konsumsi dan investasi di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSUMSI DAN INVESTASI
Konsumsi ialah keseluruhan penggunaan barang dan jasa yang dilakukan rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi rumah tangga memiliki tiga ciri-ciri
berikut: (1) pendapatan, (2) pada saat pendapatan sebesar 0 atau rumah tangga tidak bekerja
ia akan tetap melakuakan konsumsi atau disebut pengeluaran otonom (pengeluaran yang
tidak tergantung pada pendapatan nasiona), (3) apabila berlaku pertambahan pendapatan
akan berlaku pertambahan konsumsi . Dari ketiga ciri-ciri tersebut konsumsi rumah tangga
daat dinyatakan sebagai berikut:
C = a + bYd
Keterangan: a : pengeluaran otonomi
b : MPC (perbandingan pertambahan konsumsi dengan pertambahan
pendapatan)
Yd : pendapatan disposebel
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan sebuah rumah tangga melakukan
konsumsi ialah:
a. Pendapatan rumah tangga, yaitu penghasilan yang diterima oleh rumah tangga
atas pemakaian faktor produksi. Hubungannya pendapatan dengan konsumsi
ialah; (1) pada pendapatan yang rendah rumah tangga akan mengambil tabungan,
(2) kenaikan pendapatan juga menaikan konsumsi, (3) pada pendapatan yang
tinggi rumah tangga akan menabung.
b. Kekayaan rumah tangga, yaitu keseluruhan harta benda yang dimiliki oleh rumah
tangga atas kegiatan produksi yang dilakukannya.
c. Tingkat suku bunga, ia mempengaruhi konsumsi rumah tangga secara kredit.
d. Perkiraan di masa yang akan datang.
e. Perubahan demografi, yaitu perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
f. Tingkat harga atau harga barang yang mempengaruhi daya beli.
4
Jhon Maynard Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi yang dilakukan
oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan.
Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan
mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin
besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Perbandingan tersebut dibedakan ke dalam dua kecondongan, yaitu kecondongan
mengkonsumsi marjinal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Berikut pengertiannya:
1. Kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC: Marjinal Propensity to Consume)
yaitu perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung
dengan rumus
Keterangan: C : pertambahan konsumsi
Yd : pertambahan pendapatan disposebel
2. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata (APC: Average Propensity to Consume)
yaitu perbandingan di antara tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan
disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan. Nilai APC dapat dihitung dengan
rumus
Keterangan: C : konsumsi
Yd : pendapatan disposebel
Berikut contoh untuk menghitung MPC dan APC yang akan ditunjukan dalam tabel
kecondongan mengkonsumsi marjinal dan rata-rata:
5
Dalam MPC tetap, pendapatan disposebel selalu bertambah sebanyak Rp 20 ribu dan
hal ini mengakibatkan konsumsi juga senantiasa bertambah sebanyak Rp 15 ribu sehingga
MPC yang ditunjukkan adalah 0,75. Sedangkan dalam MPC makin kecil, pendapatan
disposebel juga mengalami pertambahan sebanyak Rp 20 ribu akan tetapi kenaikan
konsumsi rumah tangga justru makin mengecil pertambahannya.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa APC selalu berubah-ubah dan semakin kecil
nilainya. Apabila Yd lebih kecil dari C maka APC akan lebih besar dari satu, misalnya Yd =
20 dan C = 30 maka dengan menggunakan rumus:
= 30
20
= 1,5
APC yang dihasilkan adalah lebih dari 1 yaitu 1,5. Dan apabila Yd lebih kecil dari C maka
APC akan lebih kecil dari satu, misalnya Yd =75 dan C = 80 maka dengan rumus yang sama:
6
= 75
80
= 0,9375
APC yang dihasilkan adalah lebih kecil dari 1 yaitu 0,9375.
Sedangkan investasi yaitu penanaman modal atau pembentukan modal yang dapat
diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan membeli
barang-barang modal dan perlengkapan=perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.1
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan sehingga akan memeberikan keuntungan di masa yang akan datang.
Adapun pengeluaran yang didolongkan ke dalam investasi sebagai penanaman
modal yaitu:
1. Investasi tetap bisnis (business fixed investment) yaitu pembelian berbagai jenis
barang modal seperti mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan
berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Investasi residensial (residential investment) yaitu pengeluaran untuk membeli atau
mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik serta
bangunan-bangunan yang lainnya.
3. Investasi persediaan (inventory investment) yaitu pertambahan nilai stok barang
yang belum laku terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses
produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.
Penanam modal melakukan investasi dengan membelanjakan pendapatannya tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka akan tetapi juga untuk mendapatkan
keuntungan. Banyaknya keuntungan yang akan diperoleh memiliki peranan yang besar
1
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 121
7
dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Selain itu
terdapat pula bebarapa faktor yang menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam
perekonomian antara lain:
1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, yaitu prediksi keuntungan
yang akan di dapat di masa mendatang.
2. Suku bunga, ia juga mempengaruhi keuntungan dari investasi dengan adanya
suku bunga yang diberlakukan.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa mendatang, yaitu apakah keadaan
ekonomi di masa yang akan datang menguntungkan atau merugikan.
4. Kemajuan teknologi
5. Tingkat pendapatan nasional, dimana tingkat pendapatan nasional ini selalu
berubah-ubah dan mempengaruhi investasi.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
B. PENGERTIAN FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI
Fungsi konsumsi ialah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.2
Menurut Keynes, fungsi konsumsi dapat digambarkan sebagai berikut:
2
Ibid, hlm. 116
8
Berdasarkan gambar diatas jika terjadi kenaikan dari Y1 ke Y2 atau sebesar ( Y )
akan mengakibatkan kenaikan konsumsi sebesar C1 ke C2 atau sebesar ( C ), terlihat pula
proporsi kenaikan pendapatan lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan konsumsi.
Sedangkan dalam pandangan Islam, Fahim Khan, seorang ahli di bidang ekonomi
mengacu pada pandangan Keynes yang menyatakan bahwa konsumsi yang dilakukan rumah
tangga konsumen dipengaruhi oleh pendapatan. Namun Khan membagi tingkat pendapatan
masyarakat atas (1) pendapatan yang berada di atas nisab (angka minimal asset yang terkena
kewajiban zakat) yang dinotasikan dengan Yu (upper classes / golongan kaya) dan (2)
pendapatan yang berada di bawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes /
golongan miskin).3
Komponen pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen menurut
Khan (1995) juga dibagi atas dua bentuk pengeluaran, yaitu ( konsumsi untuk pemenuhan
kebutuhan sendiri (for self) yang dilambangkan dengan notasi E1 dan (2) konsumsi yang
dilakukan rumah tangga untuk jalan menuju keridhaan Allah SWT (cause of Allah) yang
dinotasikan dengan E2. Dengan begitun maka ditemukanlah rumusan seperti berikut ini:
C* = A0 + Au Yu
Persamaan tersebut hamper sama dengan persamaan untuk fungsi konsumsi yang
dikemukakan Keynes, yaitu:
3
Nurul Huda dkk. Ekonomi Makro Islam, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 40
9
C = a +bY
Yang membedakannya pada esensi atau makna yang terkandung pada persamaan
tersebut. Pada rumusan Khan, pendapatan yang dimaksud baru untuk pendapatan golongan
kaya (upper classes) atau bisa disebut sebagai kelompok muzakki (pembayar zakat)
sehingga intersep ataupun slope/marginal propensity to consume (MPC) yaitu A0 dan Au
juga untuk golongan kaya. Sekarang yang menjadi persoalan adalah, apakah sama besaran
MPC menurut Khan dengan MPC menurut Keynes? Dengan ini maka Khan
menggambarkan fungsi konsumsi sebagai berikut:
Pada gambar di atas persamaan konsumsi model Keynes dilambangkan dengan C
dengan intersep a0 dan slope a1. Sedangkan persamaan konsumsi model Khan dilambangkan
dengan C* dengan intersep a0 + E2 atau (A0) dan slope Au.
Terkait dengan besaran nilai intersep (autonomous consumption) dengan pendekatan
yang dilakukan Khan maka akan mengalami peningkatan sebesar E2 karena ada pengeluaran
yang ditujukan untuk cause of Allah yang besarannya tidak tergantung pada jumlah
pendapatan. Sehingga besaran intersep dalam model Keynes (a0) nilainya akan berbeda
dengan model Khan (A0 = a0 + E2 ).
Untuk MPCnya maka terlihat pada area a1 lebih besar dibandingkan area Au, hal ini
terjadi karena bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga itu sendiri
(for self) berkurang sebesar pengeluaran yang dilakukan untuk cause of Allah (E2). Sehingga
10
apabila dikombinasikan antara model Keynes dengan model Khan akan diperoleh
persamaan sebagai berikut:
C* = (a0 + E2 ) + a1 (Yu – E2 )
Persamaan tersebut diberlakukan bagi mereka yang memiliki penghasilan di atas
nisab atau golongan kaya (upper classes).
Setelah membahas tentang fungsi konsumsi menurut Keynes yang beraliran
konvensional dan Khan yang baraliran Islami, maka berikut akan diterangkan pula
mengenai fungsi investasi dalam aliran konvensional maupun Islami.
Fungsi investasi secara konvensional dalam pembuatan fungsi persamaan untuk
invesatasi dengan pendekatan sederhana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) dengan
mengasumsikan bahwa investasi bersifat autonomous atau tidak atau tidak dipengaruhi oleh
variabel lain.4
Sehingga persamaan investasi dapat dinyatakan sebagai berikut:
I = I
(2) selain bersifat autonomous maka ada pula investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku
bunga atau interest (i) sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut:
I = I – di
Persamaan tersebut memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan negatif antara suku
bunga dengan investasi, jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan turun demikian
pula sebaliknya (vice versa).
Persamaan hubungan antara investasi dan suku bunga tersebut dapat dijelaskan pada
gambar berikut ini:
4
Ibid, hlm. 47
11
Pada gambar di atas terlihat bagaimana bekerjanya perekonomian tertutup tanpa
kebijakan pemerintah. Keseimbangan awal terjadi pada kondisi C + I1 dengan tingkat output
sebesar Y1 dan tingkat suku bunga i1. Kemudian jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga
dari i1 ke i2 maka berakibat pada naiknya tingkat investasi dari C + I1 ke C + I2 yang pada
akhirnya akan meningkatkan tingkat pendapatan dari Y1 ke Y2.
Kemudian adakah pengaruh masuknya variabel investasi terhadap multiplier?
Karena asumsi yang dipakai adalah investasi bersifat autonomous atau dipengaruhi oleh
tingkat suku bunga, maka besaran multiplier tidak mengalami perubahan. Dengan mengacu
pada persamaan konsumsi dan persamaan investasi maka proses perhitungan multiplier
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = a + bY + I – di
Y = 1 ( a + I – di )
( 1 – b )
12
Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa besaran multiplier
perekonomian masih sebesar [ 1/(1-b)].
Kemudian fungsi investasi dalam Islam tentunya berbeda dengan pendekatan
konvensional. Perbedaanya yaitu karena fungsi investasi dalam konvensional dipengaruhi
tingkat suku bunga dan hal ini tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi Islam.
Menurut Metwally (1995), investasi di negara penganut ekonomi Islami dipengaruhi
oleh 3 faktor yaitu (1) adanya sanksi terhadap pemegang aset yang kurang produktif, (2)
adanya larangan melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, dan (3)
tingkat bunga untuk berbagai jenis pinjaman adalah 0. Tentu saja hal ini menyebabkan
seorang muslim boleh memilih 3 alternatif atas dananya, yaitu (1) memegang kekayaan
dalam bentuk uang kas, (2) memegang tabungannya dalam bentuk set tanpa berproduksi
seperti halnya deposito, real estate, atau permata, dan (3) menginvestasikan tabungannya.
Menuruntnya, fungsi investasi dalam Islam dapat dinyatakan dengab:
I = f (r, ZA, Zᴨ miu) dan r = f (SI/SF)
Keterangan: I : permintaan investasi
r : keuntungan yang diharapkan
SI : bagian/pangsa keuntungan/kerugian investor
SF : bagian/pangsa keuntungan/ kerugian peminjam dana
ZA : zakat atau aset yang tidak produktif
Zᴨ : zakat atau keuntungan investasi
Miu : pengeluaran lain-lain zakat atau aset yang tidak produktif
Karena nilai ZA dan Zᴨ (tingkat zakat) besarannya tetap maka persamaannya dapat
disederhanakan sehingga menjadi I = f (r, u) dengan persamaan tersebut dapat kita nyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi yaitu (1) tingkat keuntungan
yang diharapkan dan (2) pengeluaran lain-lain zakat dan aset yang tidak produktif.
13
Hubungan antara investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Dari gambar tersebut ditemukan hubungan positif antara tingkat investasi dengan
keuntungan yang diharapkan, yaitu jika tingkt keuntungan yang diharapkan mengalami
kenaikan maka akan menaikan tingkat investasi dan berlaku pula sebaliknya.
C. PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN INVESTASI DI INDONESIA
Berikut contoh fungsi konsumsi dan fungsi investasi di Indonesia melalui alokasi
pengguanaan PDB Indonesia tahun 1970-1993 (%):
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsumsi merupakan pengeluaran sebuah rumah tangga dimana rumah tangga
tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pengeluaran dari hasil
pendapatannya. Ketika sebuah rumah tangga berpendapatan besar maka konsumsinya akan
besar pula. Investasi dilakukan sebuah rumah tangga ketika ia menginginkan suatu
keuntungan di masa mendatang. Cara yang dilakukan bisa berupa penambahan peralatan
produksi, pembelian bangunan, dan persediaan barang-barang. Konsumsi dan investasi erat
kaitannya, karena investasi merupakan salah satu konsumsi yang dilakukan namun
kegunaannya dan keuntungannya dirasakan di masa yang akan datang.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami susun demi memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Makro Islam. Apabila terdapat kesalahan maka kami menerima kritik dan saran yang dapat
membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Karim, Adiwarman A. 2011. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Huda, Nurul dkk. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana.
Boediono. 2008. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernMuhammad Khoirul Fuddin
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalSiti Sahati
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islamNurdin Al-Azies
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiR Anggara
 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomiIvan Hutapea
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenTrisnadi Wijaya
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutDadang Solihin
 
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIBiyah Djauhar
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatanmariatul qibtiyah
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanDadang Solihin
 
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintahRatih Puji Astuti
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Mirza Syah
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorSucifitria
 
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasiFungsi konsumsi, tabungan, dan investasi
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasiDewi Setiyani Putri
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanVadhalna Zulkarnaen
 

Mais procurados (20)

Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes ModernTeori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
Teori Permintaan Uang : Klasik, Keynes, Post Keynes Modern
 
Kebijakan Fiskal
Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam04 ekonomi mikro     rancang bangun ekonomi islam
04 ekonomi mikro rancang bangun ekonomi islam
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
2 teori barang swasta
2 teori barang swasta2 teori barang swasta
2 teori barang swasta
 
10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi10 prinsip ekonomi
10 prinsip ekonomi
 
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran KonsumenKonsumsi dan Pengeluaran Konsumen
Konsumsi dan Pengeluaran Konsumen
 
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan AbsolutKetimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Absolut
 
Masalah Dualisme Pembangunan
Masalah Dualisme PembangunanMasalah Dualisme Pembangunan
Masalah Dualisme Pembangunan
 
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMIANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI
 
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatanPertemuan 7   kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Pertemuan 7 kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah3  kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
3 kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
perekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektorperekonomian 3 sektor
perekonomian 3 sektor
 
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasiFungsi konsumsi, tabungan, dan investasi
Fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
 

Semelhante a Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

Keseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorKeseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorAmalia Damayanti
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxTangkasBudi
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatHaidar Bashofi
 
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan NasionalMakalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan NasionalYesica Adicondro
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Heiha Tambun
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnwandranatuna
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilationThalia Frederik
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfZukét Printing
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxZukét Printing
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasiFachran Arifin
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalMakalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalanditriapriadi
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalMakalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalanditriapriadi
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
 Makalah perhitungan pendapatan nasional  Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasional anditriapriadi
 
Ekonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyEkonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyanadevy
 

Semelhante a Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam (20)

Ekonomi makro
Ekonomi makroEkonomi makro
Ekonomi makro
 
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorKeseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptx
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
Makalah ekonomi makro
Makalah ekonomi makroMakalah ekonomi makro
Makalah ekonomi makro
 
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan NasionalMakalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
 
teori pedapatan.pdf
teori pedapatan.pdfteori pedapatan.pdf
teori pedapatan.pdf
 
Modul 2 KB I
Modul 2 KB IModul 2 KB I
Modul 2 KB I
 
Makro dasar
Makro dasarMakro dasar
Makro dasar
 
Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)Resume makro ekonomi (KULIAH)
Resume makro ekonomi (KULIAH)
 
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbnTransparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
Transparansi dalam pengelolaan dan pengendalian apbn
 
Microeconomy compilation
Microeconomy compilationMicroeconomy compilation
Microeconomy compilation
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdfKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.pdf
 
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docxKebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional.docx
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalMakalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasional
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasionalMakalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasional
 
Makalah perhitungan pendapatan nasional
 Makalah perhitungan pendapatan nasional  Makalah perhitungan pendapatan nasional
Makalah perhitungan pendapatan nasional
 
Ekonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devyEkonomi makro ayu dan devy
Ekonomi makro ayu dan devy
 

Mais de ade orreo

Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadanaade orreo
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawufade orreo
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalamade orreo
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islamade orreo
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islamade orreo
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Haditsade orreo
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Haditsade orreo
 
Islam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham IslamIslam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham Islamade orreo
 
Teori Produksi dan Biaya Produksi
Teori Produksi dan Biaya ProduksiTeori Produksi dan Biaya Produksi
Teori Produksi dan Biaya Produksiade orreo
 
Ibnu Khaldun
Ibnu KhaldunIbnu Khaldun
Ibnu Khaldunade orreo
 

Mais de ade orreo (10)

Mengenal Reksadana
Mengenal ReksadanaMengenal Reksadana
Mengenal Reksadana
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
 
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu KalamMu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
Mu'tazilah - Aliran dalam Ilmu Kalam
 
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi IslamDistorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Distorsi Pasar Dalam Perspektif Ekonomi Islam
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
 
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul HaditsRijal al Hadits-Ulumul Hadits
Rijal al Hadits-Ulumul Hadits
 
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul HaditsRijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits
 
Islam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham IslamIslam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham Islam
 
Teori Produksi dan Biaya Produksi
Teori Produksi dan Biaya ProduksiTeori Produksi dan Biaya Produksi
Teori Produksi dan Biaya Produksi
 
Ibnu Khaldun
Ibnu KhaldunIbnu Khaldun
Ibnu Khaldun
 

Último

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Último (20)

Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam

  • 1. 1 MAKALAH FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI DALAM EKONOMI MAKRO ISLAM Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam Dosen Pengampu: Ibu Sokhikhatul Mawadah, S.E.I, M. E. I. Disusun Oleh: Robbiatul Addawiyah (132411186) JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga dan yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga. Dimana pendapatan menentukan seberapa besar nantinya sebuah rumah tangga akan melakukan pengeluaran berupa konsumsi ataupun tabungan maupun investasi. Suatu rumah tangga akan melakukan konsumsi ketika ia memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan ia akan menabung ketika pendapatan yang ia gunakan untuk berbelanja memiliki sisa. Kemudian rumah tangga tersebut bebas untuk menggunakan tabungannya tersebut, antara tetap menjadi sebuah tabungan ataukah menjadi sebuah investasi yang dapat menguntungkan rumah tangga dimasa depan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan teori konsumsi ? 2. Apa yang dimaksud dengan teori investasi ? 3. Apa yang dimaksud dengan fungsi konsumsi dan fungsi investasi? 4. Bagaimanakah hubungan antara fungsi konsumsi dan fungsi investasi dalam ekonomi Islam? 5. Bagaimana perkembangan konsumsi dan investasi di Indonesia?
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KONSUMSI DAN INVESTASI Konsumsi ialah keseluruhan penggunaan barang dan jasa yang dilakukan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi rumah tangga memiliki tiga ciri-ciri berikut: (1) pendapatan, (2) pada saat pendapatan sebesar 0 atau rumah tangga tidak bekerja ia akan tetap melakuakan konsumsi atau disebut pengeluaran otonom (pengeluaran yang tidak tergantung pada pendapatan nasiona), (3) apabila berlaku pertambahan pendapatan akan berlaku pertambahan konsumsi . Dari ketiga ciri-ciri tersebut konsumsi rumah tangga daat dinyatakan sebagai berikut: C = a + bYd Keterangan: a : pengeluaran otonomi b : MPC (perbandingan pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan) Yd : pendapatan disposebel Adapun beberapa faktor yang menyebabkan sebuah rumah tangga melakukan konsumsi ialah: a. Pendapatan rumah tangga, yaitu penghasilan yang diterima oleh rumah tangga atas pemakaian faktor produksi. Hubungannya pendapatan dengan konsumsi ialah; (1) pada pendapatan yang rendah rumah tangga akan mengambil tabungan, (2) kenaikan pendapatan juga menaikan konsumsi, (3) pada pendapatan yang tinggi rumah tangga akan menabung. b. Kekayaan rumah tangga, yaitu keseluruhan harta benda yang dimiliki oleh rumah tangga atas kegiatan produksi yang dilakukannya. c. Tingkat suku bunga, ia mempengaruhi konsumsi rumah tangga secara kredit. d. Perkiraan di masa yang akan datang. e. Perubahan demografi, yaitu perubahan jumlah dan komposisi penduduk. f. Tingkat harga atau harga barang yang mempengaruhi daya beli.
  • 4. 4 Jhon Maynard Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya. Perbandingan tersebut dibedakan ke dalam dua kecondongan, yaitu kecondongan mengkonsumsi marjinal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Berikut pengertiannya: 1. Kecondongan mengkonsumsi marjinal (MPC: Marjinal Propensity to Consume) yaitu perbandingan di antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan rumus Keterangan: C : pertambahan konsumsi Yd : pertambahan pendapatan disposebel 2. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata (APC: Average Propensity to Consume) yaitu perbandingan di antara tingkat konsumsi dengan tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan. Nilai APC dapat dihitung dengan rumus Keterangan: C : konsumsi Yd : pendapatan disposebel Berikut contoh untuk menghitung MPC dan APC yang akan ditunjukan dalam tabel kecondongan mengkonsumsi marjinal dan rata-rata:
  • 5. 5 Dalam MPC tetap, pendapatan disposebel selalu bertambah sebanyak Rp 20 ribu dan hal ini mengakibatkan konsumsi juga senantiasa bertambah sebanyak Rp 15 ribu sehingga MPC yang ditunjukkan adalah 0,75. Sedangkan dalam MPC makin kecil, pendapatan disposebel juga mengalami pertambahan sebanyak Rp 20 ribu akan tetapi kenaikan konsumsi rumah tangga justru makin mengecil pertambahannya. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa APC selalu berubah-ubah dan semakin kecil nilainya. Apabila Yd lebih kecil dari C maka APC akan lebih besar dari satu, misalnya Yd = 20 dan C = 30 maka dengan menggunakan rumus: = 30 20 = 1,5 APC yang dihasilkan adalah lebih dari 1 yaitu 1,5. Dan apabila Yd lebih kecil dari C maka APC akan lebih kecil dari satu, misalnya Yd =75 dan C = 80 maka dengan rumus yang sama:
  • 6. 6 = 75 80 = 0,9375 APC yang dihasilkan adalah lebih kecil dari 1 yaitu 0,9375. Sedangkan investasi yaitu penanaman modal atau pembentukan modal yang dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan membeli barang-barang modal dan perlengkapan=perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.1 Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan sehingga akan memeberikan keuntungan di masa yang akan datang. Adapun pengeluaran yang didolongkan ke dalam investasi sebagai penanaman modal yaitu: 1. Investasi tetap bisnis (business fixed investment) yaitu pembelian berbagai jenis barang modal seperti mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. 2. Investasi residensial (residential investment) yaitu pengeluaran untuk membeli atau mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik serta bangunan-bangunan yang lainnya. 3. Investasi persediaan (inventory investment) yaitu pertambahan nilai stok barang yang belum laku terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional. Penanam modal melakukan investasi dengan membelanjakan pendapatannya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka akan tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan. Banyaknya keuntungan yang akan diperoleh memiliki peranan yang besar 1 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 121
  • 7. 7 dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Selain itu terdapat pula bebarapa faktor yang menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian antara lain: 1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, yaitu prediksi keuntungan yang akan di dapat di masa mendatang. 2. Suku bunga, ia juga mempengaruhi keuntungan dari investasi dengan adanya suku bunga yang diberlakukan. 3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa mendatang, yaitu apakah keadaan ekonomi di masa yang akan datang menguntungkan atau merugikan. 4. Kemajuan teknologi 5. Tingkat pendapatan nasional, dimana tingkat pendapatan nasional ini selalu berubah-ubah dan mempengaruhi investasi. 6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan. B. PENGERTIAN FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI INVESTASI Fungsi konsumsi ialah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.2 Menurut Keynes, fungsi konsumsi dapat digambarkan sebagai berikut: 2 Ibid, hlm. 116
  • 8. 8 Berdasarkan gambar diatas jika terjadi kenaikan dari Y1 ke Y2 atau sebesar ( Y ) akan mengakibatkan kenaikan konsumsi sebesar C1 ke C2 atau sebesar ( C ), terlihat pula proporsi kenaikan pendapatan lebih besar dibandingkan proporsi kenaikan konsumsi. Sedangkan dalam pandangan Islam, Fahim Khan, seorang ahli di bidang ekonomi mengacu pada pandangan Keynes yang menyatakan bahwa konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen dipengaruhi oleh pendapatan. Namun Khan membagi tingkat pendapatan masyarakat atas (1) pendapatan yang berada di atas nisab (angka minimal asset yang terkena kewajiban zakat) yang dinotasikan dengan Yu (upper classes / golongan kaya) dan (2) pendapatan yang berada di bawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes / golongan miskin).3 Komponen pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen menurut Khan (1995) juga dibagi atas dua bentuk pengeluaran, yaitu ( konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri (for self) yang dilambangkan dengan notasi E1 dan (2) konsumsi yang dilakukan rumah tangga untuk jalan menuju keridhaan Allah SWT (cause of Allah) yang dinotasikan dengan E2. Dengan begitun maka ditemukanlah rumusan seperti berikut ini: C* = A0 + Au Yu Persamaan tersebut hamper sama dengan persamaan untuk fungsi konsumsi yang dikemukakan Keynes, yaitu: 3 Nurul Huda dkk. Ekonomi Makro Islam, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 40
  • 9. 9 C = a +bY Yang membedakannya pada esensi atau makna yang terkandung pada persamaan tersebut. Pada rumusan Khan, pendapatan yang dimaksud baru untuk pendapatan golongan kaya (upper classes) atau bisa disebut sebagai kelompok muzakki (pembayar zakat) sehingga intersep ataupun slope/marginal propensity to consume (MPC) yaitu A0 dan Au juga untuk golongan kaya. Sekarang yang menjadi persoalan adalah, apakah sama besaran MPC menurut Khan dengan MPC menurut Keynes? Dengan ini maka Khan menggambarkan fungsi konsumsi sebagai berikut: Pada gambar di atas persamaan konsumsi model Keynes dilambangkan dengan C dengan intersep a0 dan slope a1. Sedangkan persamaan konsumsi model Khan dilambangkan dengan C* dengan intersep a0 + E2 atau (A0) dan slope Au. Terkait dengan besaran nilai intersep (autonomous consumption) dengan pendekatan yang dilakukan Khan maka akan mengalami peningkatan sebesar E2 karena ada pengeluaran yang ditujukan untuk cause of Allah yang besarannya tidak tergantung pada jumlah pendapatan. Sehingga besaran intersep dalam model Keynes (a0) nilainya akan berbeda dengan model Khan (A0 = a0 + E2 ). Untuk MPCnya maka terlihat pada area a1 lebih besar dibandingkan area Au, hal ini terjadi karena bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga itu sendiri (for self) berkurang sebesar pengeluaran yang dilakukan untuk cause of Allah (E2). Sehingga
  • 10. 10 apabila dikombinasikan antara model Keynes dengan model Khan akan diperoleh persamaan sebagai berikut: C* = (a0 + E2 ) + a1 (Yu – E2 ) Persamaan tersebut diberlakukan bagi mereka yang memiliki penghasilan di atas nisab atau golongan kaya (upper classes). Setelah membahas tentang fungsi konsumsi menurut Keynes yang beraliran konvensional dan Khan yang baraliran Islami, maka berikut akan diterangkan pula mengenai fungsi investasi dalam aliran konvensional maupun Islami. Fungsi investasi secara konvensional dalam pembuatan fungsi persamaan untuk invesatasi dengan pendekatan sederhana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) dengan mengasumsikan bahwa investasi bersifat autonomous atau tidak atau tidak dipengaruhi oleh variabel lain.4 Sehingga persamaan investasi dapat dinyatakan sebagai berikut: I = I (2) selain bersifat autonomous maka ada pula investasi yang dipengaruhi oleh variabel suku bunga atau interest (i) sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut: I = I – di Persamaan tersebut memberikan gambaran bahwa terdapat hubungan negatif antara suku bunga dengan investasi, jika tingkat suku bunga naik maka investasi akan turun demikian pula sebaliknya (vice versa). Persamaan hubungan antara investasi dan suku bunga tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut ini: 4 Ibid, hlm. 47
  • 11. 11 Pada gambar di atas terlihat bagaimana bekerjanya perekonomian tertutup tanpa kebijakan pemerintah. Keseimbangan awal terjadi pada kondisi C + I1 dengan tingkat output sebesar Y1 dan tingkat suku bunga i1. Kemudian jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga dari i1 ke i2 maka berakibat pada naiknya tingkat investasi dari C + I1 ke C + I2 yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat pendapatan dari Y1 ke Y2. Kemudian adakah pengaruh masuknya variabel investasi terhadap multiplier? Karena asumsi yang dipakai adalah investasi bersifat autonomous atau dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, maka besaran multiplier tidak mengalami perubahan. Dengan mengacu pada persamaan konsumsi dan persamaan investasi maka proses perhitungan multiplier dapat dijelaskan sebagai berikut: Y = a + bY + I – di Y = 1 ( a + I – di ) ( 1 – b )
  • 12. 12 Berdasarkan persamaan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa besaran multiplier perekonomian masih sebesar [ 1/(1-b)]. Kemudian fungsi investasi dalam Islam tentunya berbeda dengan pendekatan konvensional. Perbedaanya yaitu karena fungsi investasi dalam konvensional dipengaruhi tingkat suku bunga dan hal ini tidak berlaku dalam pendekatan ekonomi Islam. Menurut Metwally (1995), investasi di negara penganut ekonomi Islami dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (1) adanya sanksi terhadap pemegang aset yang kurang produktif, (2) adanya larangan melakukan berbagai bentuk spekulasi dan segala macam judi, dan (3) tingkat bunga untuk berbagai jenis pinjaman adalah 0. Tentu saja hal ini menyebabkan seorang muslim boleh memilih 3 alternatif atas dananya, yaitu (1) memegang kekayaan dalam bentuk uang kas, (2) memegang tabungannya dalam bentuk set tanpa berproduksi seperti halnya deposito, real estate, atau permata, dan (3) menginvestasikan tabungannya. Menuruntnya, fungsi investasi dalam Islam dapat dinyatakan dengab: I = f (r, ZA, Zᴨ miu) dan r = f (SI/SF) Keterangan: I : permintaan investasi r : keuntungan yang diharapkan SI : bagian/pangsa keuntungan/kerugian investor SF : bagian/pangsa keuntungan/ kerugian peminjam dana ZA : zakat atau aset yang tidak produktif Zᴨ : zakat atau keuntungan investasi Miu : pengeluaran lain-lain zakat atau aset yang tidak produktif Karena nilai ZA dan Zᴨ (tingkat zakat) besarannya tetap maka persamaannya dapat disederhanakan sehingga menjadi I = f (r, u) dengan persamaan tersebut dapat kita nyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi yaitu (1) tingkat keuntungan yang diharapkan dan (2) pengeluaran lain-lain zakat dan aset yang tidak produktif.
  • 13. 13 Hubungan antara investasi dengan keuntungan yang diharapkan dapat digambarkan sebagai berikut: Dari gambar tersebut ditemukan hubungan positif antara tingkat investasi dengan keuntungan yang diharapkan, yaitu jika tingkt keuntungan yang diharapkan mengalami kenaikan maka akan menaikan tingkat investasi dan berlaku pula sebaliknya. C. PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN INVESTASI DI INDONESIA Berikut contoh fungsi konsumsi dan fungsi investasi di Indonesia melalui alokasi pengguanaan PDB Indonesia tahun 1970-1993 (%):
  • 14. 14 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Konsumsi merupakan pengeluaran sebuah rumah tangga dimana rumah tangga tersebut berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pengeluaran dari hasil pendapatannya. Ketika sebuah rumah tangga berpendapatan besar maka konsumsinya akan besar pula. Investasi dilakukan sebuah rumah tangga ketika ia menginginkan suatu keuntungan di masa mendatang. Cara yang dilakukan bisa berupa penambahan peralatan produksi, pembelian bangunan, dan persediaan barang-barang. Konsumsi dan investasi erat kaitannya, karena investasi merupakan salah satu konsumsi yang dilakukan namun kegunaannya dan keuntungannya dirasakan di masa yang akan datang. B. SARAN Demikianlah makalah yang kami susun demi memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam. Apabila terdapat kesalahan maka kami menerima kritik dan saran yang dapat membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Karim, Adiwarman A. 2011. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Huda, Nurul dkk. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana. Boediono. 2008. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.