SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN
“DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN BIJI”
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah fisiologi tanaman
Disusun oleh:
Nama : Mohammad Adam N
NIM : 4442131196
Kelas : III B Agroekoteknologi
Kelompok : 1(Satu)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
i
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur dihatukan ke hadirat Allah SWT yang atas
limpahan nikmat kesehatan & kejernihan fikiran sehingga penyusunan laporan
mata kuliah Fisiologi Tanaman yang berjudul “Dormansi dan Perkecambahan
Biji” ini dapat diselesaikan sesuai rencana.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada bapak “DR.
Rusmana, Ir., M.P.” selaku dosen pengampu mata kuliah “Fisiologi
Tanaman” pada Program S-1 Sekolah Sarjana Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa atas segala bimbingan, arahan dan masukan yang diberikan sehingga
penyusunan laporan yang juga merupakan tugas terkait mata kuliah ini dapat
diselesaikan.
Laporan ini memuat tentang dormansi dalam perkecambahan, dan factor
apa saja yang menghambat perkecambahan. Disadari bahwa sejumlah kekurangan
dan kelemahan masih mungkin ditemukan dalam tulisan ini, untuk itu kritikan,
masukan dan saran untuk perbaikannya diterima dengan senang hati.
Akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat kepada siapa saja
penggunanya.
Serang, Oktober 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
BAB II TINJAUN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1 Dormansi ............................................................................................ 2
2.2 Faktor – factor penyebab dormansi .................................................... 2
2.3 Perkecambahan biji.............................................................................. 5
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ........................................................... 7
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja........................................................................................... 7
BAB IV HASIL dan PEMBAHASA.................................................................... 8
4.1 Hasil........................................................................................................ 8
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 8
BAB V PENUTUP............................................................................................... 11
5.1 Simpulan.................................................................................................. 11
5.2 Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dormansi adalah keadaan biji yang tidak berkecambah atau dengan
kata lain tunas yang yang tidak dapat tumbuh (terhambatnya pertumbuhan)
selama periode tertentu. Masa dormansi pada setiap tanaman berfariasi dari
beberapa hari sampai beberapa tahun. Dormansi disebabkan oleh faktor
luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur yang tinggi, tidak
ada cahaya untuk perkecambahan dan faktor dalam antara lain kulit biji
yang terlalu tebal, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah dan
embrio yang belum masak. Kulit biji yang terlalu tebal dapat mencegah
penyerapan air. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan
antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat
imbibisi, perendaman dalam asam kuat dan secara mekanik dengan
menoreh biji.
Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang perlakuan
dormansi perkecambahan pada biji lunak, dan biji keras serta factor-faktor
yang menghambat dormasi perkecambahan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui respon perkecambahan beberapa jenis biji terhadap
factor lingkungan (air, suhu, cahaya, zat kimia, dsb)
2. Untuk mengetahui laju perkecambahan menurut ketebalan kulit biji
3. Untuk mengetahui batas-batas kebutuhan air dalam perkecambahan
suatu biji.
2
BAB II
TINJAU PUSTAKA
2.1 Dormansi
Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi
walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan.
Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh biji
menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi
oleh petani atau pemakai biji adalah bagaimana cara mengatasi dormansi
tersebut. Biji dikatakan dorman apabila biji tersebut sebenarnya hidup tetapi
tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum
dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan.
Dormansi pada biji dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim
bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan
dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama biji belum melalui masa
dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap biji
tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis
dari biji dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap
keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan
terjadi. Sehingga secara tidak langsung biji dapat menghindarkan dirinya dari
kemusnahan alam. Dormansi pada biji dapat disebabkan oleh keadaan fisik
dari kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari
kedua kedaan tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel terhadap
air dan gas sering dijumpai pada biji-biji dari famili Leguminosae.
2.2 Factor –faktor penyebab dormansi
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada biji sangat
bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya,
antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di musim dingin,
perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit biji, hilangnya
kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan, adanya
kegiatan dari mikroorganisme. Berikut factor-faktor penyebab dormans
3
1. Berdasarkan faktor penyebabnya, dormansi dapat dibagi atas dua
macam, yaitu Impoised dormansi (quiscense) dan imnate dormansi
(rest).
 Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan
aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
 Imnate dormancy (rest): dormansi yang disebabkan oleh
keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri
2. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam bijj penghambatannya
disebabkan oleh organ biji itu sendiri; terbagi menjadi :
 mekanis: embrio tidak berkembang karena dibatasi secarafisik
 fisik: penyerapan air terganggu pada kulit biji yang impermeable
 kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat
Mekanisme fisiologis, merupakan dormansi yang disebabkan oleh
terjadinya hambatan dalam proses fidiologis pada biji yang biasanya berasala
dari dalam biji itu sendiri.
Tipe ini terbagi menjadi
a. photodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh
keberadaan cahaya
b. immature embryo: disebabkan kondisi embrio yang tidak/belum
matang
c. thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu di
lingkungan
3. Berdasarkan bentuk dormansi
a. Kulit biji impermeable terhadap air/O2
 Bagian biji yang impermeabel: membran biji, kulit biji, nucellus,
pericarp, endocarp
 Impermeabilitas dapat disebabkan oleh deposisi bermacam-
macam substansi (misalnya cutin, suberin, lignin) pada membran.
 Kulit biji yang keras dapat disebabkan oleh pengaruh genetik
maupun lingkungan. Pematahan dormansi kulit biji ini dapat
dilakukan dengan skarifikasi mekanik.
4
 Bagian biji yang mengatur masuknya air ke dalam biji: mikrofil,
kulit biji, raphe/hilum, strophiole; adapun mekanisme
higroskopiknya diatur oleh hilum.
 Keluar masuknya O2 pada biji disebabkan oleh mekanisme dalam
kulit biji. Dormansi karena hambatan keluar masuknya O2 melalui
kulit biji ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur tinggi
dan pemberian larutan kuat.
b. Embrio belum masak (immature embryo)
 Embrio secara morfologis sudah berkembang, namun masih butuh
waktu untuk mencapai bentuk dan ukuran yang sempurna.
 Ketika terjadi abscission (gugurnya buah dari tangkainya), embrio
masih belum menyelesaikan tahap perkembangannya.
Misal: Gnetum gnemon (melinjo)
Dormansi karena immature embryo ini dapat dipatahkan dengan
perlakuan temperatur rendah dan zat kimia. Biji membutuhkan pemasakan
pascapanen (afterripening) dalam penyimpanan kering Dormansi karena
kebutuhan akanafterripening ini dapat dipatahkan dengan perlakuan
temperatur tinggi dan pengupasan kulit
Contoh paling mudah mengenai dormansi adalah adanya kulit biji yang
keras yang menghalangi penyerapan oksigen atau air. Kulit biji yang keras itu
lazim terdapat pada anggota famili Pabaceae (Leguminosae), walaupun tidak
terdapat pada buncis atau kapri, yang menunjukkan bahwa dormansi tidak
umum pada spesies yang dibudidayakan. Pada beberapa spesies, air dan
oksigen tidak dapat menembus biji tertentu karena jalan masuk dihalangi oleh
sumpal seperti gabus (sumpal strofiolar) pada lubang kecil (lekah strofiolar)
di kulit biji.
Bila biji digoncang-goncang, kadang sumpal itu lepas sehingga dapat
berlangsung perkecambahan. Perlakuan itu dinamakan goncangan, dan telah
diterapkan pada biji Melilotus alba (semanggi manis), Trigonella arabica,
dan Crotallaria egyptica, Albizzia lophantha merupakan tumbuhan kacangan
berukuran kecil di Australia Barat bagian barat daya
.
5
Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah (Anonim, 2008) :
 Jika kulit dikupas, embrio tumbuh
 Embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan
suhu rendah
 Embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses
perkecambahan biji masih membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi
 Perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai
tumbuh kerdil
 Akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada
musim semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin)
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat
pembuahan tabung benang sari memasuki kantung embrio melalui mikropil
dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya
bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar dan
hasil penyatuannya, yakni inti sekunder, penyatuan gamet jantan yang lain
dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm yang pertama yang
akan membelah menghasilkan jaringan endosperm, sedangkan penyatuan
gamet jantan dengan sel telur akan menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi
embrio. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan)
tersebut dinamakan pembuahan ganda. Biji masak terdiri dari tiga bagian
embrio dan endosperm (keduanya hasil pembelahan ganda, serta kulit biji
yang dibentuk oleh dinding bakal biji) termasuk kedua intergumennya.
2.3 Perkecambahan biji
Perkecambah merupakan transformasi dari bentuk embrio menjadi
tanaman yang sempurna. Perkecambahan biji yang dipermudah dengan
keadaan tertentu seperti penyucian, dengan keberadaan zat penghambat
tumbuh larut air pada kulit biji, suhu rendah, perpecahan kulit biji dan hal lain
membuat potensial bahan tanam sebagai sumber keseragaman tanaman
menjadi cukup rumit. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa lingkungan
relung tanah tidak akan sama pada kondisi lapangan seperti dalam hal
kandungan air, temperatur dan organisme ( Sitompul dan Guritno, 1995).
Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks
proses-proses metabolik yang masing-masing harus berlangsung tanpa
gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat
6
pada terhambatnya seluruh rangkaian proses pekecambahan. Beberapa zat
penghambat dalam biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton
tidak jenuh, namun lokasi penghambatnya sukar ditentukan karena daerah
kerjanya berbeda dengan tempat dimana zat tersebut diisolir. Zat penghambat
dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging buah.
7
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Dormansi dan Pekecambahan Biji ini,
dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 16:30 – Selasai.
Bertempat di Laboraterium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, Penangan air,
Beaker glass, gelas plastic, cawan petri, kapas, dan aquades. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah biji tanaman berkulit tipis (kacang hijau,
kacang tanah), dan berkulit tebal (srikaya, asemjawa, dan sirsak) dan
amplas
3.3 Cara Kerja
1. Siapkan 5 cawan petri atau tempat lain sebagai tempat pengecambahan
2 macam kelompok biji berkulit tipis, dan kulit tebal)
2. Siapkan tiga set perlakuan untuk kedua jenis biji, menggunakan galas
plastic dan kapas.
3. Untuk biji kulit tipis yang dilakukan ialah :
a. Perlakuan I : media tanpa diberi air (hanya kapas kering)
b. Perlakuan II : media diberi sedikit air (lembab)
c. Perlakuaan III :media diberi air hingga biji tergenang
4. Untuk biji berkulit tebal :
a. Perlakuan I : biji diamplas bagian pinggirnya
b. Perlakuan II : biji dipanaskan pada suhu 100°c
c. Perlakuan III : biji direndam NaCl
5. Siapkan masing-masing perlakuan 5 butir biji, dan buatlah dengan 2
ulangan. Dan amati gelaja yang terjadi selama berkecambah
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel pengamatan pada biji kulit tipis
Hari/
Tanggal
Ulangan
Parameter Pengamatan
Kacang Tanah KacangHijau
Kering Basah Terendam Kering Basah Terendam
22-10-14
I - 5 - - - 3
II - 4 - - - 1
24-10-14
I - - 1 - 1 -
II - - 1 - 3 -
26-10-14
I - - - - - -
II - - - - - -
4.1.2 Tabel pengamatan pada biji kulit tepal
Hari/
Tanggal
Ulangan
Asamjawa Sirsak Srikaya
A S NaCl A S NaCl A S NaCl
22-10-14
I - - - - - - - - -
II - - - - - - - - -
24-10-14
I - - - - - - - - -
II - - - - - - - - -
26-10-14
I - - - - - - - - -
II - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - - 0 0 0
% - - - - - - 0% 0% 0%
Perhitunganpresentase =
biji berkecambah
jumlah biji
x 100% =
0
30
x 100% = 0 %
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan 3 perlakuan pada biji berkulit tebal
terutama pada biji srikaya, yaitu dengan pengamplasan pada bagian biji
tempat keluarnya kotiledon yang merupakan perlakuan secara fisik, perlakuan
9
kimia dengan perendaman biji pada larutan NaCl, dan perlakuan terhadap
suhu dengan menggunakan air panas 100°𝐶.
Pengosokan yang dilakukan dengan menggunakan kertas amplas pada
biji bertujuan untuk melukai atau untuk menghilangkan kulit benih pada biji
srikaya yang kita ketahui memiliki biji kulit yang sangat keras. Penggosokan
ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji akibat kulit benih yang keras,
dengan cara melukai bagian kulit benih sebagai jalan masuknya air kedalam
benih.
Apabila air telah masuk kedalam benih air tersebut dapat merangsang
pertumbuhan embrio yang terdapat dalam benih setelah air masuk
maka embrio akan membengkak, dengan membengkaknya embrio maka
dapat menghancurkan dormansi dari dalam. Pada pengamatan yang
dilakuakan tidak ada satupun benih yang berkecambah.
Perendaman biji srikaya dengan menggunakan air panas memiliki tujuan
yang sama halnya dengan penggosokan dengan menggunakan kertas amplas
yakni untuk melukai bagian kulit benih agar dapat mematahkan dormansi
kulit benih srikaya yang keras dan juga tebal. Pada pengamatan yang dilakuan
tidak ada satupun benih yang berkecambah.
Perendaman biji srikaya dengan menggunakan NaCl sama halnya
dengan pengamplasan dan perendaman suhu, yaitu untuk mematahkan
dormansi. Pada pengamatan ini pula tidak ada satupun benih srikaya yang
tumbuh. Pada semua perlakuan yang dilakukam tidak ada satupun biji yang
mengalami perkecambahan.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh, masa dormansi dari biji yang
lama, embrio pada biji belum matang, intensitas cahaya, keadaan anatomi biji
yang kurang baik atau waktu perendaman yang kurang lama karena biji
srikaka cukup besar, kelembaban media tanam, perendamanyang kurang lama
sehingga proses imbibisi belum sempurna, kualitas biji yang tidak baik.
Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi,penyerapan air akibat potensial
10
air yang rendahp ada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu
perubahan metabolik pada embrioyang menyebabkan biji tersebut
melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan
yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya
dipindahkan ke bagian embrio yangsedang tumbuh (Campbell, 2002).
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan, dapat disimpulan dari percobaan ini
factor lingkungan, waktu, dan internal biji dapat berpengaruh terhadap
terjadinya perkecambahan, dan perlakuan diampal, rendam air panas, dan
rendam NaCl belum ada satupun biji yang berkecambah.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh agar
mendapatkan hasil yang maksimal pada biji yang berkecambah, dan saat
melakukan perlakuakan terhadap biji, agar lebih cermat lagi supaya tidak
terjadi kesalahan dan dapat berakibat biji gagal berkecambah
12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N., A., Reece, J., B., dan Mitchell, L., G. 2000, Biologi Edisi
Kelima Jilid 2, Erlangga, jakarta.
Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo
Persada . Jakarta.
Puji atssari, Retno. 2014. Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337-
6597 Vol.2, No.2 : 803 - 812 , Maret 2014. Univeristas Sumatra
Utara
Tim Dosen. 2014. Penentu Praktikum Fisiologi Tanaman. Program studi
Agroekoteknologi: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Salisbury, F.B. dan C.W.Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan jilid 3.
Diterjemahkan Oleh Dr. Diah, R
Sitompul. S.M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press :
Yogyakarta
Tjitrosoepoemo, G. 1999. Botani umum 2 . Angkasa : Bandung
13
LAMPIRAN I
Gambar 1. Bahan yang
digunakan
Gambar 2. NaCl dan Air
Gambar 3. Kapas sebagai
media tumbuh
Gambar 5. Perlakuan biji
rendam NaCl
Gambar 6. Perlakuan biji
suhu panas
Gambar 4. Perlakuan biji
diamplas
14
LAMPIRAN II
Pertanyaan.
1. Ciri morfologi mana yang menunjukkan adanya perkecambahan?
Ciri morfologi yang menunjukkan adanya perkecambahan adalah yaitu
munculnya akar (radikula) untk menopang batang, dan plumula yang tumbuh
ke atas.
2. Selama berlangsung perkecambahan fisiologis, proses apa saja yang terjadi
pada kecambah tersebut?
Selama perkecambahan fisiologis berlangsung, proses yang terjadi pada
kecambah tersebut yaitu akar mengalami pemanjangan karena untuk
menyerap air dan unsur hara, batang mengalami penebalan sehingga dapat
menopang daun dan bersifat kokoh, serta daun juga mengalami penebalan
dan ukurannya melebar.
3. Apakah suatu biji memiliki batas-batas toleransi tertentu terhadap berbagai
factor ekologi perkecambahan, termasuk diantaranya terhadap kebutuhan
airnya?
Ya, karena air berfungsi bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis
terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh
geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran
curah hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting
untuk organisme.
4. Apa pengertian dormansi dan factor apa saja yang menyebabkan gejala
dorman tersebut?
Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami
organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang
tidak mendukung pertumbuhan normal. Factor yang menyebabkan gejala
dorman yaitu :
a. Faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air.
15
b. Faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor,
dan rendahnya zat perangsang tumbuh.
c. Faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan
sintesis zat perangsang tumbuh.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...UNESA
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaAgustin Dian Kartikasari
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHidayatul Annisa
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunSandi Purnama Jaya
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
6. buah (fructus) & biji (semen)
6. buah (fructus) & biji (semen)6. buah (fructus) & biji (semen)
6. buah (fructus) & biji (semen)Rendy Bagus
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 

Mais procurados (20)

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan VI Pengaruh Suhu Terhadap Kecepatan Respirasi Keca...
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daunLaporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 OsteichtyesLaporan Praktikum 2 Osteichtyes
Laporan Praktikum 2 Osteichtyes
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
6. buah (fructus) & biji (semen)
6. buah (fructus) & biji (semen)6. buah (fructus) & biji (semen)
6. buah (fructus) & biji (semen)
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 

Semelhante a DORMANSI BIJ

pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijipemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijiMelati Pambudi
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)Dewi Purwati
 
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptx
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptxBAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptx
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptxPutriIndrastianingru
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Fitroh NH
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahFiyah Sulaiman
 
Pengetahuan bahan bagian 2
Pengetahuan bahan bagian 2Pengetahuan bahan bagian 2
Pengetahuan bahan bagian 2Adha Wardanu
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumputrisagut
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiTidar University
 
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docxDickySanjaya10
 

Semelhante a DORMANSI BIJ (20)

Dormansi biji gulma
Dormansi biji gulmaDormansi biji gulma
Dormansi biji gulma
 
Acara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekbenAcara 7 fix tekben
Acara 7 fix tekben
 
Perkecambahan adalah
Perkecambahan adalahPerkecambahan adalah
Perkecambahan adalah
 
Dormansi
DormansiDormansi
Dormansi
 
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan bijipemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
pemecahan dan zat penghambat perkecambahan biji
 
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
LAPORAN RESMI TANAMAN PAKAN (ISI)
 
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptx
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptxBAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptx
BAB 7 PERKECAMBAHAN DALAM DASAR AGRONOMIAN D.pptx
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
Karya ilmiah biologi "pertumbuhan kacang hijau"
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
 
Pengetahuan bahan bagian 2
Pengetahuan bahan bagian 2Pengetahuan bahan bagian 2
Pengetahuan bahan bagian 2
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx
393491399 laporan-percobaan-kacang-media-kapas-basah-dan-tanah-docx
 
Makalah fitokrom
Makalah fitokromMakalah fitokrom
Makalah fitokrom
 
Perkecambahan benih
Perkecambahan benihPerkecambahan benih
Perkecambahan benih
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 

Último

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Último (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

DORMANSI BIJ

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN “DORMANSI DAN PERKECAMBAHAN BIJI” Diajukan untuk memenuhi mata kuliah fisiologi tanaman Disusun oleh: Nama : Mohammad Adam N NIM : 4442131196 Kelas : III B Agroekoteknologi Kelompok : 1(Satu) JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2014
  • 2. i KATA PENGANTAR Ucapan puji dan syukur dihatukan ke hadirat Allah SWT yang atas limpahan nikmat kesehatan & kejernihan fikiran sehingga penyusunan laporan mata kuliah Fisiologi Tanaman yang berjudul “Dormansi dan Perkecambahan Biji” ini dapat diselesaikan sesuai rencana. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada bapak “DR. Rusmana, Ir., M.P.” selaku dosen pengampu mata kuliah “Fisiologi Tanaman” pada Program S-1 Sekolah Sarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bimbingan, arahan dan masukan yang diberikan sehingga penyusunan laporan yang juga merupakan tugas terkait mata kuliah ini dapat diselesaikan. Laporan ini memuat tentang dormansi dalam perkecambahan, dan factor apa saja yang menghambat perkecambahan. Disadari bahwa sejumlah kekurangan dan kelemahan masih mungkin ditemukan dalam tulisan ini, untuk itu kritikan, masukan dan saran untuk perbaikannya diterima dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat kepada siapa saja penggunanya. Serang, Oktober 2014 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................. 1 BAB II TINJAUN PUSTAKA............................................................................. 2 2.1 Dormansi ............................................................................................ 2 2.2 Faktor – factor penyebab dormansi .................................................... 2 2.3 Perkecambahan biji.............................................................................. 5 BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ........................................................... 7 3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 7 3.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 7 3.3 Cara Kerja........................................................................................... 7 BAB IV HASIL dan PEMBAHASA.................................................................... 8 4.1 Hasil........................................................................................................ 8 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 8 BAB V PENUTUP............................................................................................... 11 5.1 Simpulan.................................................................................................. 11 5.2 Saran........................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12 LAMPIRAN ......................................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dormansi adalah keadaan biji yang tidak berkecambah atau dengan kata lain tunas yang yang tidak dapat tumbuh (terhambatnya pertumbuhan) selama periode tertentu. Masa dormansi pada setiap tanaman berfariasi dari beberapa hari sampai beberapa tahun. Dormansi disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain temperatur yang tinggi, tidak ada cahaya untuk perkecambahan dan faktor dalam antara lain kulit biji yang terlalu tebal, adanya zat kimia, konsentrasi etilen yang rendah dan embrio yang belum masak. Kulit biji yang terlalu tebal dapat mencegah penyerapan air. Dormansi dapat ditanggulangi dengan beberapa perlakuan antara lain pendinginan yang lama, pemanasan untuk mempercepat imbibisi, perendaman dalam asam kuat dan secara mekanik dengan menoreh biji. Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang perlakuan dormansi perkecambahan pada biji lunak, dan biji keras serta factor-faktor yang menghambat dormasi perkecambahan. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui respon perkecambahan beberapa jenis biji terhadap factor lingkungan (air, suhu, cahaya, zat kimia, dsb) 2. Untuk mengetahui laju perkecambahan menurut ketebalan kulit biji 3. Untuk mengetahui batas-batas kebutuhan air dalam perkecambahan suatu biji.
  • 5. 2 BAB II TINJAU PUSTAKA 2.1 Dormansi Dormansi adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh biji menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai biji adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut. Biji dikatakan dorman apabila biji tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan. Dormansi pada biji dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama biji belum melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap biji tersebut. Dormansi dapat dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari biji dalam mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Sehingga secara tidak langsung biji dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam. Dormansi pada biji dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua kedaan tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel terhadap air dan gas sering dijumpai pada biji-biji dari famili Leguminosae. 2.2 Factor –faktor penyebab dormansi Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi pada biji sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya, antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di musim dingin, perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan, adanya kegiatan dari mikroorganisme. Berikut factor-faktor penyebab dormans
  • 6. 3 1. Berdasarkan faktor penyebabnya, dormansi dapat dibagi atas dua macam, yaitu Impoised dormansi (quiscense) dan imnate dormansi (rest).  Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan  Imnate dormancy (rest): dormansi yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri 2. Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam bijj penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu sendiri; terbagi menjadi :  mekanis: embrio tidak berkembang karena dibatasi secarafisik  fisik: penyerapan air terganggu pada kulit biji yang impermeable  kimia: bagian biji/buah mengandung zat kimia penghambat Mekanisme fisiologis, merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fidiologis pada biji yang biasanya berasala dari dalam biji itu sendiri. Tipe ini terbagi menjadi a. photodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya b. immature embryo: disebabkan kondisi embrio yang tidak/belum matang c. thermodormancy: proses fisiologis dalam biji terhambat oleh suhu di lingkungan 3. Berdasarkan bentuk dormansi a. Kulit biji impermeable terhadap air/O2  Bagian biji yang impermeabel: membran biji, kulit biji, nucellus, pericarp, endocarp  Impermeabilitas dapat disebabkan oleh deposisi bermacam- macam substansi (misalnya cutin, suberin, lignin) pada membran.  Kulit biji yang keras dapat disebabkan oleh pengaruh genetik maupun lingkungan. Pematahan dormansi kulit biji ini dapat dilakukan dengan skarifikasi mekanik.
  • 7. 4  Bagian biji yang mengatur masuknya air ke dalam biji: mikrofil, kulit biji, raphe/hilum, strophiole; adapun mekanisme higroskopiknya diatur oleh hilum.  Keluar masuknya O2 pada biji disebabkan oleh mekanisme dalam kulit biji. Dormansi karena hambatan keluar masuknya O2 melalui kulit biji ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur tinggi dan pemberian larutan kuat. b. Embrio belum masak (immature embryo)  Embrio secara morfologis sudah berkembang, namun masih butuh waktu untuk mencapai bentuk dan ukuran yang sempurna.  Ketika terjadi abscission (gugurnya buah dari tangkainya), embrio masih belum menyelesaikan tahap perkembangannya. Misal: Gnetum gnemon (melinjo) Dormansi karena immature embryo ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur rendah dan zat kimia. Biji membutuhkan pemasakan pascapanen (afterripening) dalam penyimpanan kering Dormansi karena kebutuhan akanafterripening ini dapat dipatahkan dengan perlakuan temperatur tinggi dan pengupasan kulit Contoh paling mudah mengenai dormansi adalah adanya kulit biji yang keras yang menghalangi penyerapan oksigen atau air. Kulit biji yang keras itu lazim terdapat pada anggota famili Pabaceae (Leguminosae), walaupun tidak terdapat pada buncis atau kapri, yang menunjukkan bahwa dormansi tidak umum pada spesies yang dibudidayakan. Pada beberapa spesies, air dan oksigen tidak dapat menembus biji tertentu karena jalan masuk dihalangi oleh sumpal seperti gabus (sumpal strofiolar) pada lubang kecil (lekah strofiolar) di kulit biji. Bila biji digoncang-goncang, kadang sumpal itu lepas sehingga dapat berlangsung perkecambahan. Perlakuan itu dinamakan goncangan, dan telah diterapkan pada biji Melilotus alba (semanggi manis), Trigonella arabica, dan Crotallaria egyptica, Albizzia lophantha merupakan tumbuhan kacangan berukuran kecil di Australia Barat bagian barat daya .
  • 8. 5 Ciri-ciri biji yang mempunyai dormansi ini adalah (Anonim, 2008) :  Jika kulit dikupas, embrio tumbuh  Embrio mengalami dormansi yang hanya dapat dipatahkan dengan suhu rendah  Embrio tidak dorman pada suhu rendah, namun proses perkecambahan biji masih membutuhkan suhu yang lebih rendah lagi  Perkecambahan terjadi tanpa pemberian suhu rendah, namun semai tumbuh kerdil  Akar keluar pada musim semi, namun epicotyl baru keluar pada musim semi berikutnya (setelah melampaui satu musim dingin) Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan tabung benang sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar dan hasil penyatuannya, yakni inti sekunder, penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm yang pertama yang akan membelah menghasilkan jaringan endosperm, sedangkan penyatuan gamet jantan dengan sel telur akan menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan pembuahan ganda. Biji masak terdiri dari tiga bagian embrio dan endosperm (keduanya hasil pembelahan ganda, serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji) termasuk kedua intergumennya. 2.3 Perkecambahan biji Perkecambah merupakan transformasi dari bentuk embrio menjadi tanaman yang sempurna. Perkecambahan biji yang dipermudah dengan keadaan tertentu seperti penyucian, dengan keberadaan zat penghambat tumbuh larut air pada kulit biji, suhu rendah, perpecahan kulit biji dan hal lain membuat potensial bahan tanam sebagai sumber keseragaman tanaman menjadi cukup rumit. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa lingkungan relung tanah tidak akan sama pada kondisi lapangan seperti dalam hal kandungan air, temperatur dan organisme ( Sitompul dan Guritno, 1995). Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-proses metabolik yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat
  • 9. 6 pada terhambatnya seluruh rangkaian proses pekecambahan. Beberapa zat penghambat dalam biji yang telah berhasil diisolir adalah soumarin dan lacton tidak jenuh, namun lokasi penghambatnya sukar ditentukan karena daerah kerjanya berbeda dengan tempat dimana zat tersebut diisolir. Zat penghambat dapat berada dalam embrio, endosperm, kulit biji maupun daging buah.
  • 10. 7 BAB III METODELOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Dormansi dan Pekecambahan Biji ini, dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 16:30 – Selasai. Bertempat di Laboraterium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah, Penangan air, Beaker glass, gelas plastic, cawan petri, kapas, dan aquades. Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji tanaman berkulit tipis (kacang hijau, kacang tanah), dan berkulit tebal (srikaya, asemjawa, dan sirsak) dan amplas 3.3 Cara Kerja 1. Siapkan 5 cawan petri atau tempat lain sebagai tempat pengecambahan 2 macam kelompok biji berkulit tipis, dan kulit tebal) 2. Siapkan tiga set perlakuan untuk kedua jenis biji, menggunakan galas plastic dan kapas. 3. Untuk biji kulit tipis yang dilakukan ialah : a. Perlakuan I : media tanpa diberi air (hanya kapas kering) b. Perlakuan II : media diberi sedikit air (lembab) c. Perlakuaan III :media diberi air hingga biji tergenang 4. Untuk biji berkulit tebal : a. Perlakuan I : biji diamplas bagian pinggirnya b. Perlakuan II : biji dipanaskan pada suhu 100°c c. Perlakuan III : biji direndam NaCl 5. Siapkan masing-masing perlakuan 5 butir biji, dan buatlah dengan 2 ulangan. Dan amati gelaja yang terjadi selama berkecambah
  • 11. 8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tabel pengamatan pada biji kulit tipis Hari/ Tanggal Ulangan Parameter Pengamatan Kacang Tanah KacangHijau Kering Basah Terendam Kering Basah Terendam 22-10-14 I - 5 - - - 3 II - 4 - - - 1 24-10-14 I - - 1 - 1 - II - - 1 - 3 - 26-10-14 I - - - - - - II - - - - - - 4.1.2 Tabel pengamatan pada biji kulit tepal Hari/ Tanggal Ulangan Asamjawa Sirsak Srikaya A S NaCl A S NaCl A S NaCl 22-10-14 I - - - - - - - - - II - - - - - - - - - 24-10-14 I - - - - - - - - - II - - - - - - - - - 26-10-14 I - - - - - - - - - II - - - - - - - - - Jumlah - - - - - - 0 0 0 % - - - - - - 0% 0% 0% Perhitunganpresentase = biji berkecambah jumlah biji x 100% = 0 30 x 100% = 0 % 4.2 Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan 3 perlakuan pada biji berkulit tebal terutama pada biji srikaya, yaitu dengan pengamplasan pada bagian biji tempat keluarnya kotiledon yang merupakan perlakuan secara fisik, perlakuan
  • 12. 9 kimia dengan perendaman biji pada larutan NaCl, dan perlakuan terhadap suhu dengan menggunakan air panas 100°𝐶. Pengosokan yang dilakukan dengan menggunakan kertas amplas pada biji bertujuan untuk melukai atau untuk menghilangkan kulit benih pada biji srikaya yang kita ketahui memiliki biji kulit yang sangat keras. Penggosokan ini bertujuan untuk mematahkan dormansi biji akibat kulit benih yang keras, dengan cara melukai bagian kulit benih sebagai jalan masuknya air kedalam benih. Apabila air telah masuk kedalam benih air tersebut dapat merangsang pertumbuhan embrio yang terdapat dalam benih setelah air masuk maka embrio akan membengkak, dengan membengkaknya embrio maka dapat menghancurkan dormansi dari dalam. Pada pengamatan yang dilakuakan tidak ada satupun benih yang berkecambah. Perendaman biji srikaya dengan menggunakan air panas memiliki tujuan yang sama halnya dengan penggosokan dengan menggunakan kertas amplas yakni untuk melukai bagian kulit benih agar dapat mematahkan dormansi kulit benih srikaya yang keras dan juga tebal. Pada pengamatan yang dilakuan tidak ada satupun benih yang berkecambah. Perendaman biji srikaya dengan menggunakan NaCl sama halnya dengan pengamplasan dan perendaman suhu, yaitu untuk mematahkan dormansi. Pada pengamatan ini pula tidak ada satupun benih srikaya yang tumbuh. Pada semua perlakuan yang dilakukam tidak ada satupun biji yang mengalami perkecambahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh, masa dormansi dari biji yang lama, embrio pada biji belum matang, intensitas cahaya, keadaan anatomi biji yang kurang baik atau waktu perendaman yang kurang lama karena biji srikaka cukup besar, kelembaban media tanam, perendamanyang kurang lama sehingga proses imbibisi belum sempurna, kualitas biji yang tidak baik. Perkecambahan biji tergantung pada imbibisi,penyerapan air akibat potensial
  • 13. 10 air yang rendahp ada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrioyang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yangsedang tumbuh (Campbell, 2002).
  • 14. 11 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil pengamatan, dapat disimpulan dari percobaan ini factor lingkungan, waktu, dan internal biji dapat berpengaruh terhadap terjadinya perkecambahan, dan perlakuan diampal, rendam air panas, dan rendam NaCl belum ada satupun biji yang berkecambah. 5.2 Saran Sebaiknya praktikum dilakukan dengan sungguh-sungguh agar mendapatkan hasil yang maksimal pada biji yang berkecambah, dan saat melakukan perlakuakan terhadap biji, agar lebih cermat lagi supaya tidak terjadi kesalahan dan dapat berakibat biji gagal berkecambah
  • 15. 12 DAFTAR PUSTAKA Campbell, N., A., Reece, J., B., dan Mitchell, L., G. 2000, Biologi Edisi Kelima Jilid 2, Erlangga, jakarta. Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada . Jakarta. Puji atssari, Retno. 2014. Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597 Vol.2, No.2 : 803 - 812 , Maret 2014. Univeristas Sumatra Utara Tim Dosen. 2014. Penentu Praktikum Fisiologi Tanaman. Program studi Agroekoteknologi: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Salisbury, F.B. dan C.W.Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan jilid 3. Diterjemahkan Oleh Dr. Diah, R Sitompul. S.M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM Press : Yogyakarta Tjitrosoepoemo, G. 1999. Botani umum 2 . Angkasa : Bandung
  • 16. 13 LAMPIRAN I Gambar 1. Bahan yang digunakan Gambar 2. NaCl dan Air Gambar 3. Kapas sebagai media tumbuh Gambar 5. Perlakuan biji rendam NaCl Gambar 6. Perlakuan biji suhu panas Gambar 4. Perlakuan biji diamplas
  • 17. 14 LAMPIRAN II Pertanyaan. 1. Ciri morfologi mana yang menunjukkan adanya perkecambahan? Ciri morfologi yang menunjukkan adanya perkecambahan adalah yaitu munculnya akar (radikula) untk menopang batang, dan plumula yang tumbuh ke atas. 2. Selama berlangsung perkecambahan fisiologis, proses apa saja yang terjadi pada kecambah tersebut? Selama perkecambahan fisiologis berlangsung, proses yang terjadi pada kecambah tersebut yaitu akar mengalami pemanjangan karena untuk menyerap air dan unsur hara, batang mengalami penebalan sehingga dapat menopang daun dan bersifat kokoh, serta daun juga mengalami penebalan dan ukurannya melebar. 3. Apakah suatu biji memiliki batas-batas toleransi tertentu terhadap berbagai factor ekologi perkecambahan, termasuk diantaranya terhadap kebutuhan airnya? Ya, karena air berfungsi bagi semua protoplasma. Dari sudut ekologis terutama sebagai faktor pembatas curah hujan sebagian besar ditentukan oleh geografi dan pola gerakan udara yang besar atau sistem iklim. Penyebaran curah hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang sangat penting untuk organisme. 4. Apa pengertian dormansi dan factor apa saja yang menyebabkan gejala dorman tersebut? Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Factor yang menyebabkan gejala dorman yaitu : a. Faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air.
  • 18. 15 b. Faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh. c. Faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh.