SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
1



               RENCANA
 PEMBANGUNAN DESA
                  WISATA
Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA

                        BAB I



      PROSES PENTAHAPAN
             PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA WISATA
     Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA


A.STUDI PENDAHULUAN (PRA SURVEY)


 Bertujuan mendapatkan gambaran mengenai sumber-sumber
 pariwisata (tourist resources) suatu desa untuk dijadikan
 bahan dasar penyelenggaraan studi pembuatan rencana
2


induk (master plan). Ruang lingkup studi pendahuluan
meliputi :


1. Inventarisasi sumber-sumber :



   1.1. Sumber-sumber alam (natural resources)
   1.2. Sumber-sumber daya manusia (human resources)
   1.3. Sumber-sumber buatan manusia (man made
          resources)


2. Indentifikasi potensi


Penganalisaan hasil inventarisasi diatas dilakukan untuk
identifikasi :


   2.1.   Potensi pariwisata desa yang bersangkutan dan
          wilayah sekitarnya.
   2.2.   Kemungkinan pola arus dan jaringan lalu lintas yang
          dapat mendukung pengembangan desa tersebut.


3. Rekomendasi langkah-langkah
   Studi pendahuluan akan menghasilkan :
   Langkah-langkah persiapan.
   3.1. perlunya       disusun      rencana   induk       untuk
          pengembangan selanjutnya.
3


B.PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER

 PLAN)


 Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang rencana
 pengembangan desa tersebut. Pembuatan rencana induk
 mencakup :


 1. Studi umum kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan
   yang meliputi :


   1.1. Keterangan yang lengkap mengenai letak geografis
        dan batas wilayah.
   1.2. Data tentang suhu, kelembaban relatif, curah hujan
        dan kecepatan angin bulanan.
   1.3. keterangan umum mengenai vegetasi, kondisi serta
        kemampuan tanahnya.
   1.4. Data mengenai aspek-aspek disain linkungan, seperti
        tehnikl bangunan tradisional, bahan bangunan lokal.
   1.5. Data demogarfi.
   1.6. Data sumber-sumber ekonomi daerah.
   1.7. Data keadaan prasarana dan sarana yang ada.


 2. Evaluasi Pontensi Pariwisata


   2.1 Potensi pariwisata yang dimiliki.
   2.2 Lokasi yang mungkin akan dikembangkan.
4


  2.3    Kemampuan daya saing obyek-obyek wisata desa
         tersebut terhadap obyek-obyek wisata tetangga.


3. Analisa pasar (market analysis)


  3.1Analisa perkembangan secara regional dan terikat
        pertambahan pengunjung.
  3.2Karakteristik wisatawan.
  3.3Analisa     daerah   negara    asal   pengunjung,    musim
        kunjungan, pola perjalanan, keadaan sosial ekonomi,
        motivasi dan lamanya pengunjung tinggal.
  3.4Ramalan (forecasting).


4. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Wisata



  4.1. Identifikasi obyek-obyek wisata yang berpotensi.
  4.2. rekomendasi usaha-usaha untuk program preservasi
          obyek-obyek wisata.
  4.3. Skala prioritas program pengembangan.


5. Pengusulan Lokasi Yang Mempunyai Skala Prioritas
  Tertinggi


  Hal-hal yang perlu dilakukan:


  5.1 Menyiapkan peta skematik tata guna tanah (land use).
5


   5.2 Identifikasi potensi-potensi yang dapat dipertahankan
       dan dikembangkan menjadi taman wisata.
   5.3 Meneliti berbagai aspek pemilikan tanah.
   5.4 Rekomendasi      rencana    pengembangan       akomodasi
       yang optimum pada lokasi.
   5.5 Menentuka prasarana yang diperlukan lokasi tersebut
       seperti :
       5.5.1.Jaringan jalan.
       5.5.2.Sistem penyedian air bersih dan distribusinya
       5.5.3.Sistem pembuangan air kotor dan
            pengelolaannya
       5.5.4.sistem distribusi tenaga listrik.
       5.5.5.Sistem telekomunikasi dsb.
   5.6. Menentukan          persyaratan-persyaratan        yang
        diperlukan bagi sistem          transportasi darat, laut
        maupun udara.


C.PEMBUATAN RENCANA TAPAK

 KAWASAN (SITE PLAN)


 Lokasi yang akan dikembangkan :


 1. Kawasan Desa
 2. Kawasan Dusun
6


Peta yang dibuat untuk studi ini biasanya berskala 1 : 5.000
sampai dengan 1 : 10.000. Didalam peta harus jelas terlihat :


1. Kawasan Landscaping
2. Jaringan distribusi air minum
3. Jaringan Penyalur air kotor
4. Jaringan distribusi listrik
5. Jaringan distribusi telekomunikasi, dsb


Pembuatan rencana tapak kawasan mencakup :


  1. Penyusunan Disain Kriteria.
  Untuk menyusun disain kriteria perlu diadakan studi
  analisa mengenai :


  1.1. Keadaan Alam
       1.1.1.Geografi
       1.1.2.Geomorfologi
               Keterangan      umum       tentang     kaedaan     tanah,
               bentuk      lapisan      tanah   dan     hal-hal    yang
               berhubungan dengan penggunaan tanah.
       1.1.3.Hidrogeologi
               Sumber-sumber air, baik air yang bmengalir
               dipermukaan tanah (surface water), maupun air
               yang      terdapat    dibawah    tanah   (underground
               water).
       1.1.4   Klimatologi
7


               Suhu rata-rata setiap bulan, derajat kelembaban
               relatif, curah hujan kecepatan angin dan kondisi-
               kondisi iklim setempat.
       1.1.5 Vegetasi


       1.1.6   Geologi Desa
               Dekripsi    terperinci   mengenai   geologi   Desa
               terutama mengenai penyusutan atau pelebaran
               Desa.
       1.1.7 Populasi
               Tingkat polusi yang terjadi pada waktu sekarang
               maupun       perkiraan    dikemudian   hari   yang
               mempengaruhi air sungai.


 Studi ini perlu dilakukan guna pelestarian lingkungan,
 konservasi     alam,     proteksi   terhadap   tumbuh-tumbuhan,
 binatang-binatang di darat dan biota di sungai serta
 pencegahan terjadinya polusi (pencemaran air, darat maupun
 udara).


   1.2. Potensi Pariwisata
   1.3. Analisa Pasar


2. Pembuatan Pra Disain
8


     Pembuatan Pra Disain didasarkan atas ketentuan-ketentuan
     disain kriteria. Perencanaan bentuk-bentuk bangunan, bahan
     bangunan yang dpakai, bentuk arsitektur serta panggunaan
     tata ruang harus disesuaikan dengan lingkungan setempat.


3.     Pembuatan Pola Pengembangan


     Berdasarkan disain kriteria dan pra disaian dibuat            pola
     pengembangan (outline plan).


     Tujuan pembuatan pola pengembangan adalah untuk :
       3.1. Menjamin terselenggaranya penggunaan tanah yang
               optimal.
       3.2. Mendapatkan keseimbangan antara pengembangan
               pariwisata dengan pengembangan sektor-sektor lain.
       3.3. Menjaga       kelestarian   lingkungan   dengan   adanya
               peningkatan jumlah pengunjung.
       3.4.    Melestarikan obyek-obyek wisata seperti : keindahan
               alam flora, keindahan alam dan biodata sungai, dsb.


       Pembuatan Pengembangan ini mencakup :


       (a). Gambaran tentang kepasitas dan fungsi rencana tapak
       kawasan.
       (b). Rencana umum tentang tata guna tanah (land use),
              tata letak (zoning regulation), dan tata bangunan.
9


      Rencana dibuat dalam bentuk gambaran-gambaran,
      peta-peta dan uraian-uraian mengenai :


  -     Rencana tata guna tanah
  -     Peratuaran-peraturan tentang tata letak.
  -     Peraturan-peraturan tentang tata bangunan
  -     Skema       pola   pemikiran       tanah   berdasarkan
        keterangan-keterangan       dari     agararia   bagian
        kadaster.


(c). Program Pengembangan Prasarana.


(d). Program Pengembangan Sarana Pariwisata.


      Harus dibuat program pengembangan berbagai jenis
      sarana pariwisata yang diperlukan, seperti :


  -     Tempat penerangan, loket, tempat, berteduh, ruang
        pameran serta panggung pertunjukkan, dsb.
  -     Akomodasi, catering dan pusat pertokoan, souvenir
        dan kerajinan tangan.
  -     Tempat bermain (play ground)
  -     Tempat berolah raga (outdoor dan indoor).
  -     Jalan-jalan setapak, dsb.


(e). Program Pelestarian Lingkungan
(f). Skala Prioritas Pembangunan.
10




   1.4. Pembuatan Studi Kelayakan (Feasibility Study).


       a. Memudahkan tata laksana program pembagunan
       b. Mendapatkan gambaran secara terperinci mengenai
         program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik
         maupun dari segi pembiayaannya.
       c. Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi
         program-program yang dimaksud.


   1.5 Rencana Pengelolaan


       Harus disusun usulan tentang model organisasi
       pengelola   serta   rencana   pengisian   tenaga   kerja
       disertai dengan uraian tugas, program operasional dan
       biaya yang diperlukan.



D.PEMBUATAN DISAIN TEKNIS (DESIGN

 ENGINEERING)


 Langkah-langkah dalam studi tahap keempat adalah :


 1. Pengukuran Tanah


   Tujuannya adalah untuk mendapatkan :
11


  4.1.1 Data yang nyata dari batas-batas area pekerjaan.
  4.1.2 Data yang nyata tentang garis-garis ketinggian.
       Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh Dinas Agraris
       Daerah, Sub Dinas Pengukuran Tanah.


2. Pemeriksaan / Penelitian Tanah Untuk Keperluan
  Konstruksi


  Sebelum pekerjaan pembuatan disain teknis dimulai, perlu
  diketahui     kondisi   tanahnya.    Penelitian   tanah   pada
  umumnya dilakukan dengan pengeboran pada beberapa
  tempat      yang   dipergunakan     untuk   bangunan,     untuk
  mengetahui jenis-jenis lapisan tanah serta kapasitas daya
  dukung.


3. Pembuatan Disain Terperinci


  Bertitik tolak dengan program-program pengembangan
  yang dihasilkan studi pembuatan rencana tapak kawasan
  dibuatlah disain terperinci.


  Disain terperinci dibuat dalam bentuk uraian, peta-peta dan
  gambar-gambar berskala 1 : 500 sampai dengan 1 : 10.000.
  Sedangkan untuk gambar-gambar konstruksi prasarana,
  sarana dan fasilitas pariwisata yang akan dibangun
  berskala 1 : 100 sampai 1 : 500.
12


  4. Penyusunan Dokumen Tender


    Dokumen tender terdiri dari rencana kerja dan syarat-
    syarat   pekerjaan,   gambar-gambar       konstruksi    dan
    keterangan lainnya.


    Guna dokumen tender adalah :
    (a) Memudahkan pengelolaan tahap konstruksi
    (b) Mengetahui   dengan   tepat   biaya   konstruksi   serta
       penjadwalan pelaksanaan pembangunan fisik.



                          BAB II

      PERENCANAAN & KONSUMEN WISATA

       Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA

Tujuan Perencanaan


a. Menciptakan suatu lingkungan fisik kawasan wisata yang

  tertib, rapi, serasi, nyaman sehingga daya tariknya sebagai
  obyek wisata dan rekreasi semakin meningkat, akan mampu
  menarik lebih banyak pengunjung.
b. Memanfaatkan seoptimal mungkin keindahan alam dan
  kekayaan alam (darat, pantai dan laut) yang ada pada
13


   kawasan perencanaan dengan tetap memperhatikan serta
   menjaga kelestarian lingkungan.
c. Membangun dan mendayagunakan prasarana dan sarana
   pelayanan wisata pulau secara optimal, baik dari segi
   kwantitas maupun kwalitasnya.
d. Menyusun     kerangka   organisasi     yang   akan   mampu
   melaksanakan fungsi pengelolaan proyek-proyek di daerah
   perencanaan.


Untuk mencapai tujuan di atas, perlu disusun suatu Rencana
Tata Letak Obyek Wisata di pulau ini dan sekitarnya yang
mencakup :


(1) Pemilihan Lokasi
(2) Perencanaan tata letak yang merupakan pedoman bagi
   pengaturan perletakan pertamanan, tempat berolah raga,
   dsb.
(3) Penuntun arsitektur serta pedoman yang dapat digunakan
   untuk “detailed engineering design”.


Karakteristik Konsumen Wisata


Pengunjung terdiri atas berbagai golongan umur. Untuk itu perlu
diketahui karakter masing-masing golongan umum tersebut.


a. Anak-anak (dibawah 12 tahun)
14


  -   memiliki sifat bebas, ingin tahu, sulit diatur, sehingga
      bagian-bagian yang berbahaya dari obyek wisata perlu di
      amankan dengan sebaik-baiknya, seperti tebing-tebing
      curam    karang-karang          yang   mempunyai    binatang
      berbahaya, seperti bulu babi, dsb.
  -   Mempunyai fisik yang belum begitu kuat, sehingga untuk
      berjalan jauh, terutama tempat mendaki, diperlukan
      tempat istirahat. Mereka lebih cepat merasa haus dan
      lapar. Untuk itu fasilitas makan dan minum harus
      mendapat perhatian khusus.


b. Remaja (12 – 14 tahun)
  -   Penuh idealisme, dinamis dan senang dengan hal-hal
      yang berbau heroik serta bertualang. Selalu ingin bebas,
      tidak mau dikekang dan sulit untuk diatur.
  -   Keadaan medan / lapangan yang sulit justru merupakan
      tantangan, seperti : berjalan jauh (hiking), mendaki
      gunung dan berkemah sangat menarik bagi remaja.
  -   Perlu   diberikan       kebebasan      seluas-luasnya   untuk
      mengenal alam dan lingkungan sehingga mempertebal
      rasa cinta tanah air.
  -   Menyenangi hal-hal sifatnya informal, seperti : makan di
      alam terbuka, bertelanjang kaki, dsb.


c. Pemuda dan Orang Tua (24 tahun ke atas)
15


  -    Kelompok ini umumnya mulai segan melakukan hal-hal
       yang berat. Sifat rekreasinya lebih banyak pasif daripada
       aktif
  -    Lebih menyenangi hal-hal sifatnya formal, seperti makan /
       minum di restoran dengan keinginan berbelanja yang
       tinggi, membeli souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran,
       dsb.


Kegiatan Pariwisata


Kegiatan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi :
a. Kegiatan wisata
b. Kegiatan pelayanan wisata
c. Kegiatan penunjang wisata


Pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari keadaan
lingkungan fisik maupun sosial, sehingga perlu diperhatikan
hal-hal berikut :


a. Perlindungan kelestarian alam
b. Pendayagunaan potensi alam secara optimal
c. Perkembangan ekonomi lingkungan
d. Perkembangan sosial lingkungan


Kegiatan pariwisata yang bisa dikembangkan di pulau wisata
antara lain :
16




a. Kegiatan wisata pencinta alam, termasuk alam dibawah air
b. Kegiatan wisata rekreasi
c. Kegiatan wisata mengenal lingkungan
d. Kegiatan wisata pendidikan
e. Kegiatan wisata olah raga



                              BAB III

PERANCANGAN FISIK LOKASI WISATA
       Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA

1. ZONING LOKASI WISATA


  Zoning merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur yang
  mempunyai peranan fungsi yang sama. Sistem ini akan
  memberikan pengarahan dalam menentukan telak massa
  bangunan secara fisik. Penetapan zoning selalu berorientasi
  kepada aktivitas, berupa :


  1.1Zoning Rekreasi


        Zoning    ini   mencakup        unsur     rencana   tempat
        peristirahatan, rekreasi dan bersantai.
17




 1.2Zoning Penunjang


      Zoning   ini   mencakup     unsur-unsur   yang   bersifat
      mendukung.


 1.3 Zoning Pelengkap


      Zoning ini berfungsi menampung kegiatan pengelola
      obyek.


2. DISTRIBUSI          UNSUR       RENCANA           DALAM

 ZONING


 Untuk tiap zoning ditempatkan unsur-unsur rencana berikut :


 2.1 Zoning Rekreasi


      Area restoran, playground, panggung terbuka, area
      piknik, duduk dan bersantai, souvenir, jalan setapak,
      cottage dan camping area.


 2.2 Zoning Pelayanan


      Warung-warung, kios-kios dan jalur sirkulasi
18


 2.3 Zoning Pelengkap


      Lapangan olahraga, area kantor, rumah tinggal pegawai,
      area gardu, loket penjualan karcis, area informasi,
      pemandu wisata, area gardu listrik, menara air dan
      menara pengawas.


3. PENGEMBANGAN TATA RUANG


 3.1 Pola Tata Ruang


      Tapak perencanaan obyek wisata pulau dan sekitarnya
      harus memberikan kesan yang bersifat terbuka. Kesan
      yang terbuka ini merupakan pencerminan adanya
      kesatuan dengan alam diluar tapak.


      Sifat keterbukaan dapat dicerminkan misalnya pada
      penentuan garis batas tapak yang tidak dinyatakan oleh
      benda masif (tembok) yang menghalangi penerusan
      fisual, melainkan dari perdu-perdu setinggi 1 meter
      baris-barisan pohon berjarak 3 – 5 meter. Batas ini bisa
      dibuat dari kayu atas pagar kawat yang diselimuti
      pohon-pohon menjalar (perdu-perduan).
19


     Kondisi pulau jangan terlalu banyak diubah dari bentuk
     alamiah, apalagi merusak nilai-nilai alaminya dengan
     penambahan secara buatan.


3.2 Pola Letak Massa


     Pengolahan pola massa dan ruang terbuka menyangkut
     beberapa aspek.


     3.2.1 Aspek Fungsional


          Masa bangunan yang termasuk fungsi pelayanan
          umum dengan jaringan hubungan yang menye-
          luruh ke semua arah harus mempunyai jarak
          pencapaian yang sama jauh dan cenderung ke
          arah ruang aktivitas yang dominan.


          a. Fasilitas Rekreasi


            1. Shelter   observasi   /   tempat   pengamatan
               utama


               -   Ditempatkan pada lokasi dengan arah
                   pandang / view yang bagus dengan
                   daerah jangkauan sejauh mungkin.
20


  -    Sarana          pengamatan      dirancang
       sedemikian rupa sehingga fungsi utama
       bisa tercapai.


2. Shelter istirahat


  Berada     ditempat-tempat    yang   diperlukan
  dengan mengingat kemampuan fisik peng-
  unjung berjalan kaki, memenuhi kriteria jarak,
  waktu dan kemampuan manusia.


  -    Mempunyai arah pandangan yang indah.


  -    Dapat    memberikan     perlindungan    dari
       pengaruh alam setempat.


  -    Dapat dipergunakan untuk istirahat mele-
       paskan lelah.


3. Warung


  -    Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
       berupa    makanan-makanan       kecil   dan
       minu-man.
21


     -   Mudah dicapai dari shelter istirahat,
         tempat pengamatan utama maupun jalan
         setapak.


     -   Tidak merusak lingkungan yang ada.


  4. Area perkemahan


     -   Terletak di tempat terbuka/semi terbuka
         (dengan mempertimbangkan faktor angin
         laut).


     -   Jauh dari konsentrasi kegiatan.


     -   Cukup mendapat sinar matahari.


     -   Letak sedekat mungkin dengan alam.


     -   Fasilitas        infrastruktur   dan   utilitas
         tersedia.


     -   Tidak merusak lingkungan yang ada.


b. Fasilitas Pelayanan (Service)


  1. Pusat Informasi
22


  -   Terletak ditempat yang mudah dicapai
      dan mudah dilihat pengunjung yang
      datang.


  -   Dilengkapi dengan papan petunjuk bagi
      pengunjung


2. Restoran


  -   Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
      pengunjung.


  -   Pada tempat dengan arah pandangan /
      view yang indah.


3. Ruang Jaga


  -   Dapat     mengontrol    seluruh   kegiatan
      terutama akumulasi pengunjung


4. MCK
  -   Mudah dicapai dari lokasi akumulasi
      pengunjung


  -   Memperhatikan faktor drainase dalam
      perancangan fisiknya.
23


  5. Souvenir Shops


      -     Letaknya mudah dicapai dari tempat
            akumulasi pengunjung


  6. PPPK


      -     Mudah dicapai dari tempat akumulasi
            pengunjung


      -     Pencapaian hendaknya selain mudah,
            juga cepat.


c. Jaringan Transportasi


  Jalan Setapak


  -       Dirancang dengan memperhatikan faktor
          manusia    sebagai      subyek   yang     akan
          memahaminya,      tanpa    mengurangi      rasa
          keindahan (estetika).


  -       Sebanyak        mungkin     tidak       banyak
          mengadakan gali dan urug (cut and fill).


d. Standar Skala Ruang
24


1. Pelayanan Umum


-   Cottage
-   Camping Area
-   Restoran
-   Souvenir / Kios
-   Toilet
-   Kolam renang
-   Taman duduk-duduk
-   Rekreasi pantai
-   Piknik
-   Musholla


2. Sirkulasi


-    Jalan pencapaian
-    Jalan pelayanan
-    Jalan setapak


3. Dermaga


-    Dermaga
-    Parkir perahu


    Kebutuhan ruang tiap unit Cottage terdiri
    atas :
25


                 -   Teras
                 -   Ruang
                 -   Kitchenette / Pantry
                 -   Kamar mandi dan wc


                             BAB IV

                       DAYA TARIK

       Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA

1. Daya Tarik


  1.1 Keindahan
      (a) Pandangan lepas / variasi pandangan didalam obyek
      (b) Pemandangan lepas menuju obyek
      (c) Keseresasian warna dan bangunan dalam obyek
      (d) Kesantaian suasana dalam obyek


  1.2 Keunikan sumber daya alam yang tampak


  1.3 Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol
      a. Geologi
      b. Flora
      c. Fauna
      d. Air
26


      e. Gejala alam lingkungan yang menonjol


  1.4 Keutuhan sumber daya alam


  1.5 Kepekaan sumber daya alam
      a. Ada nilai pengetahuan
      b. Ada nilai kebudayaan
      c. Ada nilai pengobatan
      d. Ada nilai kepercayaan


  1.6 Kebersihan udara dan lokasi


  1.7 Ruang gerak pengunjung dibanding dengan daya
     tampung


2. Daya Tarik Taman Laut


  2.1 Keselamatan dalam lokasi
      a. Tidak ada gangguan ikan (binatang) buas
      b. Tidak ada arus berbahaya
      c. Jarang angin besar
      d. Jarang lalu lintas laut
      e. Bebas kepercayaan yang mengganggu


  2.2 Variasi Fauna
      a. Variasi fauna besar yang tidak berbahaya
      b. Variasi ikan hias (min. 15 jenis)
27


    c. Variasi koral laut lunak dan keras (min. 40)
    d. Ada padang anemon


2.3 Keindahan didalam laut
    a. Tumbuh-tumbuhan laut
    b. Terdapat gua-gua laut / crade
    c. Keindahan relief
    d. Variasi / harmoni pandangan


2.4 Keutuhan


2.5 Keunikan dan Kepekaan
    a. Ada peninggalan sejarah
    b. Ada kapal tenggelam
    c. Ada keganjilan bentuk
    d. Ada nilai ilmu pengetahuan


2.6 Kejernihan air
    a. Tampak sampai kedalaman min. 15 m
    b. Tidak ada plankton yang mengganggu
    c. Tidak ada pengaruh pemukiman
    d. Tidak ada pengaruh pelabuhan
    e. Tidak ada pengaruh pasar / gudang ikan / pabrik
    f. Tidak ada pencemaran lain
2.7 Banyaknya lokasi kedalaman


2.8 Situasi pandangan dan kenyamanan permukaan
28


      a. Pantai rindang
      b. Pantai pasir putih
      c. Kebersihan pantai
      d. Pemandangan pulau-pulau


3. Daya Tarik Pantai


  3.1 Keindahan
      a. Variasi pandang pulau
      b. Keindahan relief
      c. Kerindangan tepi pantai
      d. Keserasian pandangan pantai dan sekitarnya
      e. Ada ciri khusus


  3.2 Keselamatan laut tepi pantai
      a. Tidak ada arus balik berbahaya
      b. Tidak ada kecuraman dasar laut
      c. Bebas gangguan binatang berbahaya
      d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu


  3.3 Jenis Pasir


  3.4 Variasi kegiatan


  3.5 Kebersihan air
      a. Tidak ada pengaruh pelabuhan
      b. Tidak ada pengaruh pemukiman rakyat
29


      c. Tidak ada pengaruh sungai
      d. Tidak ada pengaruh pelelangan ikan / pasar / pabrik
      e. Tidak ada sumber pencemaran lain
      f. Tidak ada pengaruh / akibat musim


  3.6 Lebar pantai


  3.7 Kebersihan / kenyamanan
      a. Tidak ada sampah
      b. Tidak ada corat-coret
      c. Bebas kebisingan
      d. Tidak banyak gangguan binatang, seperti nyamuk, dsb
      e. Bebas bau yang mengganggu
      f. Sedikit kerikil / kerang tajam


                            BAB V

       PENGELOLAAN DAN PELAYANAN

       Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA

UNSUR-UNSUR


1. Kemantapan Organisasi / Pengelolaan


  1.1 Status Pengelolaan
30


  1.2 Jumlah Pegawai
  1.3 Pendapatan Terendah
  1.4 Dana Anggaran
     1.4.1 Administrasi
     1.4.2 Perawatan
     1.4.3 Pengembangan
     1.4.4 Operasional / Pemasaran
  1.5 Sumber Dana
  1.6 Status Pegawai


2. Mutu Pelayanan


  2.1 Mutu Pelayanan
     2.1.1 Kelancaran Pelayanan
     2.1.2 Keramahan Staff
     2.1.3 Kemampuan Komunikasi
     2.1.4 Penguasahaan Materi
     2.1.5 Kerapihan Berpakaian
     2.1.6 Petugas Penerangan


  2.2 Kemampuan Bahasa
     2.2.1 Daerah Asal
     2.2.2 Indonesia
     2.2.3 Asing


3. Sarana Perawatan dan Pelayanan
31


3.1 Kemudahan Informasi
3.2 Tempat Peristirahatan
3.3 Pelabuhan
3.4 MCK
3.5 Fasilitas Kebersihan
3.6 Sumber Penerangan
3.7 Catatan Pengunjung

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisata
actnow2profit
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
NurAnnuhaMuniroh
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
fcsari
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Yan Thea
 
Pengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahariPengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahari
Fitri Indra Wardhono
 

Mais procurados (20)

Rencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa WisataRencana Pembangunan Desa Wisata
Rencana Pembangunan Desa Wisata
 
mengenal-desa-wisata.ppt
mengenal-desa-wisata.pptmengenal-desa-wisata.ppt
mengenal-desa-wisata.ppt
 
Homestay 2018
Homestay 2018Homestay 2018
Homestay 2018
 
Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan
 
Buku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa WisataBuku Membangun Desa Wisata
Buku Membangun Desa Wisata
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Pariwisata digital
Pariwisata digitalPariwisata digital
Pariwisata digital
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
 
Kelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptxKelompok Sadar Wisata.pptx
Kelompok Sadar Wisata.pptx
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaanProposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
Proposal kegiatan pelatihan kewirausahaan
 
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKMPariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
Pariwisata dan Budaya dalam Menunjang UMKM
 
Pengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahariPengembangan pariwisata bahari
Pengembangan pariwisata bahari
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspnPosisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
 
Zonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisataZonasi destinasi pariwisata
Zonasi destinasi pariwisata
 
0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisata0913 tatacara penetapan desa wisata
0913 tatacara penetapan desa wisata
 
Peran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan PariwisataPeran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
Peran Pengusaha dalam Pembangunan Pariwisata
 

Destaque

Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
Mamah Mizan Mizan
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
Riza Magfirah
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
Fitri Indra Wardhono
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitan
edi sofyan
 

Destaque (20)

Proposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisataProposal rintisan-desa-wisata
Proposal rintisan-desa-wisata
 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM DESA WISATA DI DAERAH ...
 
PROPOSAL WISATA
PROPOSAL WISATAPROPOSAL WISATA
PROPOSAL WISATA
 
Penyusunan proposal desa
Penyusunan proposal desaPenyusunan proposal desa
Penyusunan proposal desa
 
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTTKebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
Kebijakan Pembangunan Parekraf Prov. NTT
 
Kritik Teori Perencanaan Terhadap Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Kritik Teori Perencanaan Terhadap Pengembangan Desa Wisata NglanggeranKritik Teori Perencanaan Terhadap Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Kritik Teori Perencanaan Terhadap Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
 
KKN-PPM UGM DI DESA HANUM
KKN-PPM UGM DI DESA HANUMKKN-PPM UGM DI DESA HANUM
KKN-PPM UGM DI DESA HANUM
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
 
Hasil Perencanaan Kota Demak Tahun 2034
Hasil Perencanaan Kota Demak Tahun 2034Hasil Perencanaan Kota Demak Tahun 2034
Hasil Perencanaan Kota Demak Tahun 2034
 
Infrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitanInfrastruktur minapolitan
Infrastruktur minapolitan
 
Kampong wisata temenggungan, paket wisata banyuwangi, paket tour banyuwangi
Kampong wisata temenggungan, paket wisata banyuwangi, paket tour banyuwangiKampong wisata temenggungan, paket wisata banyuwangi, paket tour banyuwangi
Kampong wisata temenggungan, paket wisata banyuwangi, paket tour banyuwangi
 
Contoh proposal-usaha-taman-rekreasi
Contoh proposal-usaha-taman-rekreasiContoh proposal-usaha-taman-rekreasi
Contoh proposal-usaha-taman-rekreasi
 
Kajian pengelolaan potensi SDA sebatik
Kajian pengelolaan potensi SDA sebatikKajian pengelolaan potensi SDA sebatik
Kajian pengelolaan potensi SDA sebatik
 
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
 
Gagasan forum diskusi untuk kabupaten bekasi
Gagasan forum diskusi untuk kabupaten bekasiGagasan forum diskusi untuk kabupaten bekasi
Gagasan forum diskusi untuk kabupaten bekasi
 
Desain program
Desain programDesain program
Desain program
 
Proyek Mandiri SKT : Sistem Kendali Posisi Sebagai Penunjuk Arah Mata Angin
Proyek Mandiri SKT : Sistem Kendali Posisi Sebagai Penunjuk Arah Mata AnginProyek Mandiri SKT : Sistem Kendali Posisi Sebagai Penunjuk Arah Mata Angin
Proyek Mandiri SKT : Sistem Kendali Posisi Sebagai Penunjuk Arah Mata Angin
 
Makalah pemekaran
Makalah pemekaranMakalah pemekaran
Makalah pemekaran
 
Pelatihan Ekonomi Kreatif
Pelatihan Ekonomi KreatifPelatihan Ekonomi Kreatif
Pelatihan Ekonomi Kreatif
 
Ecotourism in Australia: What Are the Lessons Learned?
Ecotourism in Australia: What Are the Lessons Learned?Ecotourism in Australia: What Are the Lessons Learned?
Ecotourism in Australia: What Are the Lessons Learned?
 

Semelhante a Rencana Pembangunan Desa Wisata

6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Gloria Siagian
 
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya AirMateri 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
vandamustika
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Gland Billy
 

Semelhante a Rencana Pembangunan Desa Wisata (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
6 perencanaan pengelolaan_air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenPermen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Pedoman RIPPDA - Lampiran
Pedoman RIPPDA - LampiranPedoman RIPPDA - Lampiran
Pedoman RIPPDA - Lampiran
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusatPerencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
Perencanaan pengelolaan air_limbah_dengan_sistem_terpusat
 
PPT AKHIR PANSELA GK.pptx
PPT AKHIR PANSELA GK.pptxPPT AKHIR PANSELA GK.pptx
PPT AKHIR PANSELA GK.pptx
 
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya AirMateri 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
Materi 4 Pola Pengelolaan Sumber Daya Air
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
2993693.ppt
2993693.ppt2993693.ppt
2993693.ppt
 
Hutan rahmawaty10
Hutan rahmawaty10Hutan rahmawaty10
Hutan rahmawaty10
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/K...
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Laporan pengembangan wilayah
Laporan pengembangan wilayahLaporan pengembangan wilayah
Laporan pengembangan wilayah
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 

Mais de actnow2profit

Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu NegaraTata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
actnow2profit
 
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan KawakanKunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
actnow2profit
 
Panduan Wisata Alam Indonesia
Panduan Wisata Alam IndonesiaPanduan Wisata Alam Indonesia
Panduan Wisata Alam Indonesia
actnow2profit
 
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATAPOLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
actnow2profit
 
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATAPOLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
actnow2profit
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
actnow2profit
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
actnow2profit
 
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
actnow2profit
 

Mais de actnow2profit (8)

Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu NegaraTata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
 
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan KawakanKunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
Kunci Sukses Pemasaran dan Penjualan Produk & Jasa Jutawan Kawakan
 
Panduan Wisata Alam Indonesia
Panduan Wisata Alam IndonesiaPanduan Wisata Alam Indonesia
Panduan Wisata Alam Indonesia
 
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATAPOLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI WISATA
 
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATAPOLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
POLA PEMBANGUNAN PULAU & PANTAI wISATA
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
 
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
BIRO PERJALANAN WISATA (BPW)
 
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
101 manfaat jasa biro perjalanan wisata
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Rencana Pembangunan Desa Wisata

  • 1. 1 RENCANA PEMBANGUNAN DESA WISATA Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA BAB I PROSES PENTAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA WISATA Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA A.STUDI PENDAHULUAN (PRA SURVEY) Bertujuan mendapatkan gambaran mengenai sumber-sumber pariwisata (tourist resources) suatu desa untuk dijadikan bahan dasar penyelenggaraan studi pembuatan rencana
  • 2. 2 induk (master plan). Ruang lingkup studi pendahuluan meliputi : 1. Inventarisasi sumber-sumber : 1.1. Sumber-sumber alam (natural resources) 1.2. Sumber-sumber daya manusia (human resources) 1.3. Sumber-sumber buatan manusia (man made resources) 2. Indentifikasi potensi Penganalisaan hasil inventarisasi diatas dilakukan untuk identifikasi : 2.1. Potensi pariwisata desa yang bersangkutan dan wilayah sekitarnya. 2.2. Kemungkinan pola arus dan jaringan lalu lintas yang dapat mendukung pengembangan desa tersebut. 3. Rekomendasi langkah-langkah Studi pendahuluan akan menghasilkan : Langkah-langkah persiapan. 3.1. perlunya disusun rencana induk untuk pengembangan selanjutnya.
  • 3. 3 B.PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) Bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang rencana pengembangan desa tersebut. Pembuatan rencana induk mencakup : 1. Studi umum kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang meliputi : 1.1. Keterangan yang lengkap mengenai letak geografis dan batas wilayah. 1.2. Data tentang suhu, kelembaban relatif, curah hujan dan kecepatan angin bulanan. 1.3. keterangan umum mengenai vegetasi, kondisi serta kemampuan tanahnya. 1.4. Data mengenai aspek-aspek disain linkungan, seperti tehnikl bangunan tradisional, bahan bangunan lokal. 1.5. Data demogarfi. 1.6. Data sumber-sumber ekonomi daerah. 1.7. Data keadaan prasarana dan sarana yang ada. 2. Evaluasi Pontensi Pariwisata 2.1 Potensi pariwisata yang dimiliki. 2.2 Lokasi yang mungkin akan dikembangkan.
  • 4. 4 2.3 Kemampuan daya saing obyek-obyek wisata desa tersebut terhadap obyek-obyek wisata tetangga. 3. Analisa pasar (market analysis) 3.1Analisa perkembangan secara regional dan terikat pertambahan pengunjung. 3.2Karakteristik wisatawan. 3.3Analisa daerah negara asal pengunjung, musim kunjungan, pola perjalanan, keadaan sosial ekonomi, motivasi dan lamanya pengunjung tinggal. 3.4Ramalan (forecasting). 4. Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Wisata 4.1. Identifikasi obyek-obyek wisata yang berpotensi. 4.2. rekomendasi usaha-usaha untuk program preservasi obyek-obyek wisata. 4.3. Skala prioritas program pengembangan. 5. Pengusulan Lokasi Yang Mempunyai Skala Prioritas Tertinggi Hal-hal yang perlu dilakukan: 5.1 Menyiapkan peta skematik tata guna tanah (land use).
  • 5. 5 5.2 Identifikasi potensi-potensi yang dapat dipertahankan dan dikembangkan menjadi taman wisata. 5.3 Meneliti berbagai aspek pemilikan tanah. 5.4 Rekomendasi rencana pengembangan akomodasi yang optimum pada lokasi. 5.5 Menentuka prasarana yang diperlukan lokasi tersebut seperti : 5.5.1.Jaringan jalan. 5.5.2.Sistem penyedian air bersih dan distribusinya 5.5.3.Sistem pembuangan air kotor dan pengelolaannya 5.5.4.sistem distribusi tenaga listrik. 5.5.5.Sistem telekomunikasi dsb. 5.6. Menentukan persyaratan-persyaratan yang diperlukan bagi sistem transportasi darat, laut maupun udara. C.PEMBUATAN RENCANA TAPAK KAWASAN (SITE PLAN) Lokasi yang akan dikembangkan : 1. Kawasan Desa 2. Kawasan Dusun
  • 6. 6 Peta yang dibuat untuk studi ini biasanya berskala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000. Didalam peta harus jelas terlihat : 1. Kawasan Landscaping 2. Jaringan distribusi air minum 3. Jaringan Penyalur air kotor 4. Jaringan distribusi listrik 5. Jaringan distribusi telekomunikasi, dsb Pembuatan rencana tapak kawasan mencakup : 1. Penyusunan Disain Kriteria. Untuk menyusun disain kriteria perlu diadakan studi analisa mengenai : 1.1. Keadaan Alam 1.1.1.Geografi 1.1.2.Geomorfologi Keterangan umum tentang kaedaan tanah, bentuk lapisan tanah dan hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan tanah. 1.1.3.Hidrogeologi Sumber-sumber air, baik air yang bmengalir dipermukaan tanah (surface water), maupun air yang terdapat dibawah tanah (underground water). 1.1.4 Klimatologi
  • 7. 7 Suhu rata-rata setiap bulan, derajat kelembaban relatif, curah hujan kecepatan angin dan kondisi- kondisi iklim setempat. 1.1.5 Vegetasi 1.1.6 Geologi Desa Dekripsi terperinci mengenai geologi Desa terutama mengenai penyusutan atau pelebaran Desa. 1.1.7 Populasi Tingkat polusi yang terjadi pada waktu sekarang maupun perkiraan dikemudian hari yang mempengaruhi air sungai. Studi ini perlu dilakukan guna pelestarian lingkungan, konservasi alam, proteksi terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang di darat dan biota di sungai serta pencegahan terjadinya polusi (pencemaran air, darat maupun udara). 1.2. Potensi Pariwisata 1.3. Analisa Pasar 2. Pembuatan Pra Disain
  • 8. 8 Pembuatan Pra Disain didasarkan atas ketentuan-ketentuan disain kriteria. Perencanaan bentuk-bentuk bangunan, bahan bangunan yang dpakai, bentuk arsitektur serta panggunaan tata ruang harus disesuaikan dengan lingkungan setempat. 3. Pembuatan Pola Pengembangan Berdasarkan disain kriteria dan pra disaian dibuat pola pengembangan (outline plan). Tujuan pembuatan pola pengembangan adalah untuk : 3.1. Menjamin terselenggaranya penggunaan tanah yang optimal. 3.2. Mendapatkan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dengan pengembangan sektor-sektor lain. 3.3. Menjaga kelestarian lingkungan dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung. 3.4. Melestarikan obyek-obyek wisata seperti : keindahan alam flora, keindahan alam dan biodata sungai, dsb. Pembuatan Pengembangan ini mencakup : (a). Gambaran tentang kepasitas dan fungsi rencana tapak kawasan. (b). Rencana umum tentang tata guna tanah (land use), tata letak (zoning regulation), dan tata bangunan.
  • 9. 9 Rencana dibuat dalam bentuk gambaran-gambaran, peta-peta dan uraian-uraian mengenai : - Rencana tata guna tanah - Peratuaran-peraturan tentang tata letak. - Peraturan-peraturan tentang tata bangunan - Skema pola pemikiran tanah berdasarkan keterangan-keterangan dari agararia bagian kadaster. (c). Program Pengembangan Prasarana. (d). Program Pengembangan Sarana Pariwisata. Harus dibuat program pengembangan berbagai jenis sarana pariwisata yang diperlukan, seperti : - Tempat penerangan, loket, tempat, berteduh, ruang pameran serta panggung pertunjukkan, dsb. - Akomodasi, catering dan pusat pertokoan, souvenir dan kerajinan tangan. - Tempat bermain (play ground) - Tempat berolah raga (outdoor dan indoor). - Jalan-jalan setapak, dsb. (e). Program Pelestarian Lingkungan (f). Skala Prioritas Pembangunan.
  • 10. 10 1.4. Pembuatan Studi Kelayakan (Feasibility Study). a. Memudahkan tata laksana program pembagunan b. Mendapatkan gambaran secara terperinci mengenai program-program tersebut baik dilihat dari segi fisik maupun dari segi pembiayaannya. c. Mengetahui secara terperinci manfaat ekonomi program-program yang dimaksud. 1.5 Rencana Pengelolaan Harus disusun usulan tentang model organisasi pengelola serta rencana pengisian tenaga kerja disertai dengan uraian tugas, program operasional dan biaya yang diperlukan. D.PEMBUATAN DISAIN TEKNIS (DESIGN ENGINEERING) Langkah-langkah dalam studi tahap keempat adalah : 1. Pengukuran Tanah Tujuannya adalah untuk mendapatkan :
  • 11. 11 4.1.1 Data yang nyata dari batas-batas area pekerjaan. 4.1.2 Data yang nyata tentang garis-garis ketinggian. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh Dinas Agraris Daerah, Sub Dinas Pengukuran Tanah. 2. Pemeriksaan / Penelitian Tanah Untuk Keperluan Konstruksi Sebelum pekerjaan pembuatan disain teknis dimulai, perlu diketahui kondisi tanahnya. Penelitian tanah pada umumnya dilakukan dengan pengeboran pada beberapa tempat yang dipergunakan untuk bangunan, untuk mengetahui jenis-jenis lapisan tanah serta kapasitas daya dukung. 3. Pembuatan Disain Terperinci Bertitik tolak dengan program-program pengembangan yang dihasilkan studi pembuatan rencana tapak kawasan dibuatlah disain terperinci. Disain terperinci dibuat dalam bentuk uraian, peta-peta dan gambar-gambar berskala 1 : 500 sampai dengan 1 : 10.000. Sedangkan untuk gambar-gambar konstruksi prasarana, sarana dan fasilitas pariwisata yang akan dibangun berskala 1 : 100 sampai 1 : 500.
  • 12. 12 4. Penyusunan Dokumen Tender Dokumen tender terdiri dari rencana kerja dan syarat- syarat pekerjaan, gambar-gambar konstruksi dan keterangan lainnya. Guna dokumen tender adalah : (a) Memudahkan pengelolaan tahap konstruksi (b) Mengetahui dengan tepat biaya konstruksi serta penjadwalan pelaksanaan pembangunan fisik. BAB II PERENCANAAN & KONSUMEN WISATA Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA Tujuan Perencanaan a. Menciptakan suatu lingkungan fisik kawasan wisata yang tertib, rapi, serasi, nyaman sehingga daya tariknya sebagai obyek wisata dan rekreasi semakin meningkat, akan mampu menarik lebih banyak pengunjung. b. Memanfaatkan seoptimal mungkin keindahan alam dan kekayaan alam (darat, pantai dan laut) yang ada pada
  • 13. 13 kawasan perencanaan dengan tetap memperhatikan serta menjaga kelestarian lingkungan. c. Membangun dan mendayagunakan prasarana dan sarana pelayanan wisata pulau secara optimal, baik dari segi kwantitas maupun kwalitasnya. d. Menyusun kerangka organisasi yang akan mampu melaksanakan fungsi pengelolaan proyek-proyek di daerah perencanaan. Untuk mencapai tujuan di atas, perlu disusun suatu Rencana Tata Letak Obyek Wisata di pulau ini dan sekitarnya yang mencakup : (1) Pemilihan Lokasi (2) Perencanaan tata letak yang merupakan pedoman bagi pengaturan perletakan pertamanan, tempat berolah raga, dsb. (3) Penuntun arsitektur serta pedoman yang dapat digunakan untuk “detailed engineering design”. Karakteristik Konsumen Wisata Pengunjung terdiri atas berbagai golongan umur. Untuk itu perlu diketahui karakter masing-masing golongan umum tersebut. a. Anak-anak (dibawah 12 tahun)
  • 14. 14 - memiliki sifat bebas, ingin tahu, sulit diatur, sehingga bagian-bagian yang berbahaya dari obyek wisata perlu di amankan dengan sebaik-baiknya, seperti tebing-tebing curam karang-karang yang mempunyai binatang berbahaya, seperti bulu babi, dsb. - Mempunyai fisik yang belum begitu kuat, sehingga untuk berjalan jauh, terutama tempat mendaki, diperlukan tempat istirahat. Mereka lebih cepat merasa haus dan lapar. Untuk itu fasilitas makan dan minum harus mendapat perhatian khusus. b. Remaja (12 – 14 tahun) - Penuh idealisme, dinamis dan senang dengan hal-hal yang berbau heroik serta bertualang. Selalu ingin bebas, tidak mau dikekang dan sulit untuk diatur. - Keadaan medan / lapangan yang sulit justru merupakan tantangan, seperti : berjalan jauh (hiking), mendaki gunung dan berkemah sangat menarik bagi remaja. - Perlu diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengenal alam dan lingkungan sehingga mempertebal rasa cinta tanah air. - Menyenangi hal-hal sifatnya informal, seperti : makan di alam terbuka, bertelanjang kaki, dsb. c. Pemuda dan Orang Tua (24 tahun ke atas)
  • 15. 15 - Kelompok ini umumnya mulai segan melakukan hal-hal yang berat. Sifat rekreasinya lebih banyak pasif daripada aktif - Lebih menyenangi hal-hal sifatnya formal, seperti makan / minum di restoran dengan keinginan berbelanja yang tinggi, membeli souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran, dsb. Kegiatan Pariwisata Kegiatan pariwisata dapat dikelompokkan menjadi : a. Kegiatan wisata b. Kegiatan pelayanan wisata c. Kegiatan penunjang wisata Pengembangan pariwisata tidak akan terlepas dari keadaan lingkungan fisik maupun sosial, sehingga perlu diperhatikan hal-hal berikut : a. Perlindungan kelestarian alam b. Pendayagunaan potensi alam secara optimal c. Perkembangan ekonomi lingkungan d. Perkembangan sosial lingkungan Kegiatan pariwisata yang bisa dikembangkan di pulau wisata antara lain :
  • 16. 16 a. Kegiatan wisata pencinta alam, termasuk alam dibawah air b. Kegiatan wisata rekreasi c. Kegiatan wisata mengenal lingkungan d. Kegiatan wisata pendidikan e. Kegiatan wisata olah raga BAB III PERANCANGAN FISIK LOKASI WISATA Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA 1. ZONING LOKASI WISATA Zoning merupakan sistem pengelompokan unsur-unsur yang mempunyai peranan fungsi yang sama. Sistem ini akan memberikan pengarahan dalam menentukan telak massa bangunan secara fisik. Penetapan zoning selalu berorientasi kepada aktivitas, berupa : 1.1Zoning Rekreasi Zoning ini mencakup unsur rencana tempat peristirahatan, rekreasi dan bersantai.
  • 17. 17 1.2Zoning Penunjang Zoning ini mencakup unsur-unsur yang bersifat mendukung. 1.3 Zoning Pelengkap Zoning ini berfungsi menampung kegiatan pengelola obyek. 2. DISTRIBUSI UNSUR RENCANA DALAM ZONING Untuk tiap zoning ditempatkan unsur-unsur rencana berikut : 2.1 Zoning Rekreasi Area restoran, playground, panggung terbuka, area piknik, duduk dan bersantai, souvenir, jalan setapak, cottage dan camping area. 2.2 Zoning Pelayanan Warung-warung, kios-kios dan jalur sirkulasi
  • 18. 18 2.3 Zoning Pelengkap Lapangan olahraga, area kantor, rumah tinggal pegawai, area gardu, loket penjualan karcis, area informasi, pemandu wisata, area gardu listrik, menara air dan menara pengawas. 3. PENGEMBANGAN TATA RUANG 3.1 Pola Tata Ruang Tapak perencanaan obyek wisata pulau dan sekitarnya harus memberikan kesan yang bersifat terbuka. Kesan yang terbuka ini merupakan pencerminan adanya kesatuan dengan alam diluar tapak. Sifat keterbukaan dapat dicerminkan misalnya pada penentuan garis batas tapak yang tidak dinyatakan oleh benda masif (tembok) yang menghalangi penerusan fisual, melainkan dari perdu-perdu setinggi 1 meter baris-barisan pohon berjarak 3 – 5 meter. Batas ini bisa dibuat dari kayu atas pagar kawat yang diselimuti pohon-pohon menjalar (perdu-perduan).
  • 19. 19 Kondisi pulau jangan terlalu banyak diubah dari bentuk alamiah, apalagi merusak nilai-nilai alaminya dengan penambahan secara buatan. 3.2 Pola Letak Massa Pengolahan pola massa dan ruang terbuka menyangkut beberapa aspek. 3.2.1 Aspek Fungsional Masa bangunan yang termasuk fungsi pelayanan umum dengan jaringan hubungan yang menye- luruh ke semua arah harus mempunyai jarak pencapaian yang sama jauh dan cenderung ke arah ruang aktivitas yang dominan. a. Fasilitas Rekreasi 1. Shelter observasi / tempat pengamatan utama - Ditempatkan pada lokasi dengan arah pandang / view yang bagus dengan daerah jangkauan sejauh mungkin.
  • 20. 20 - Sarana pengamatan dirancang sedemikian rupa sehingga fungsi utama bisa tercapai. 2. Shelter istirahat Berada ditempat-tempat yang diperlukan dengan mengingat kemampuan fisik peng- unjung berjalan kaki, memenuhi kriteria jarak, waktu dan kemampuan manusia. - Mempunyai arah pandangan yang indah. - Dapat memberikan perlindungan dari pengaruh alam setempat. - Dapat dipergunakan untuk istirahat mele- paskan lelah. 3. Warung - Dapat memenuhi kebutuhan pengunjung berupa makanan-makanan kecil dan minu-man.
  • 21. 21 - Mudah dicapai dari shelter istirahat, tempat pengamatan utama maupun jalan setapak. - Tidak merusak lingkungan yang ada. 4. Area perkemahan - Terletak di tempat terbuka/semi terbuka (dengan mempertimbangkan faktor angin laut). - Jauh dari konsentrasi kegiatan. - Cukup mendapat sinar matahari. - Letak sedekat mungkin dengan alam. - Fasilitas infrastruktur dan utilitas tersedia. - Tidak merusak lingkungan yang ada. b. Fasilitas Pelayanan (Service) 1. Pusat Informasi
  • 22. 22 - Terletak ditempat yang mudah dicapai dan mudah dilihat pengunjung yang datang. - Dilengkapi dengan papan petunjuk bagi pengunjung 2. Restoran - Mudah dicapai dari lokasi akumulasi pengunjung. - Pada tempat dengan arah pandangan / view yang indah. 3. Ruang Jaga - Dapat mengontrol seluruh kegiatan terutama akumulasi pengunjung 4. MCK - Mudah dicapai dari lokasi akumulasi pengunjung - Memperhatikan faktor drainase dalam perancangan fisiknya.
  • 23. 23 5. Souvenir Shops - Letaknya mudah dicapai dari tempat akumulasi pengunjung 6. PPPK - Mudah dicapai dari tempat akumulasi pengunjung - Pencapaian hendaknya selain mudah, juga cepat. c. Jaringan Transportasi Jalan Setapak - Dirancang dengan memperhatikan faktor manusia sebagai subyek yang akan memahaminya, tanpa mengurangi rasa keindahan (estetika). - Sebanyak mungkin tidak banyak mengadakan gali dan urug (cut and fill). d. Standar Skala Ruang
  • 24. 24 1. Pelayanan Umum - Cottage - Camping Area - Restoran - Souvenir / Kios - Toilet - Kolam renang - Taman duduk-duduk - Rekreasi pantai - Piknik - Musholla 2. Sirkulasi - Jalan pencapaian - Jalan pelayanan - Jalan setapak 3. Dermaga - Dermaga - Parkir perahu Kebutuhan ruang tiap unit Cottage terdiri atas :
  • 25. 25 - Teras - Ruang - Kitchenette / Pantry - Kamar mandi dan wc BAB IV DAYA TARIK Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA 1. Daya Tarik 1.1 Keindahan (a) Pandangan lepas / variasi pandangan didalam obyek (b) Pemandangan lepas menuju obyek (c) Keseresasian warna dan bangunan dalam obyek (d) Kesantaian suasana dalam obyek 1.2 Keunikan sumber daya alam yang tampak 1.3 Banyaknya jenis sumber daya alam yang menonjol a. Geologi b. Flora c. Fauna d. Air
  • 26. 26 e. Gejala alam lingkungan yang menonjol 1.4 Keutuhan sumber daya alam 1.5 Kepekaan sumber daya alam a. Ada nilai pengetahuan b. Ada nilai kebudayaan c. Ada nilai pengobatan d. Ada nilai kepercayaan 1.6 Kebersihan udara dan lokasi 1.7 Ruang gerak pengunjung dibanding dengan daya tampung 2. Daya Tarik Taman Laut 2.1 Keselamatan dalam lokasi a. Tidak ada gangguan ikan (binatang) buas b. Tidak ada arus berbahaya c. Jarang angin besar d. Jarang lalu lintas laut e. Bebas kepercayaan yang mengganggu 2.2 Variasi Fauna a. Variasi fauna besar yang tidak berbahaya b. Variasi ikan hias (min. 15 jenis)
  • 27. 27 c. Variasi koral laut lunak dan keras (min. 40) d. Ada padang anemon 2.3 Keindahan didalam laut a. Tumbuh-tumbuhan laut b. Terdapat gua-gua laut / crade c. Keindahan relief d. Variasi / harmoni pandangan 2.4 Keutuhan 2.5 Keunikan dan Kepekaan a. Ada peninggalan sejarah b. Ada kapal tenggelam c. Ada keganjilan bentuk d. Ada nilai ilmu pengetahuan 2.6 Kejernihan air a. Tampak sampai kedalaman min. 15 m b. Tidak ada plankton yang mengganggu c. Tidak ada pengaruh pemukiman d. Tidak ada pengaruh pelabuhan e. Tidak ada pengaruh pasar / gudang ikan / pabrik f. Tidak ada pencemaran lain 2.7 Banyaknya lokasi kedalaman 2.8 Situasi pandangan dan kenyamanan permukaan
  • 28. 28 a. Pantai rindang b. Pantai pasir putih c. Kebersihan pantai d. Pemandangan pulau-pulau 3. Daya Tarik Pantai 3.1 Keindahan a. Variasi pandang pulau b. Keindahan relief c. Kerindangan tepi pantai d. Keserasian pandangan pantai dan sekitarnya e. Ada ciri khusus 3.2 Keselamatan laut tepi pantai a. Tidak ada arus balik berbahaya b. Tidak ada kecuraman dasar laut c. Bebas gangguan binatang berbahaya d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu 3.3 Jenis Pasir 3.4 Variasi kegiatan 3.5 Kebersihan air a. Tidak ada pengaruh pelabuhan b. Tidak ada pengaruh pemukiman rakyat
  • 29. 29 c. Tidak ada pengaruh sungai d. Tidak ada pengaruh pelelangan ikan / pasar / pabrik e. Tidak ada sumber pencemaran lain f. Tidak ada pengaruh / akibat musim 3.6 Lebar pantai 3.7 Kebersihan / kenyamanan a. Tidak ada sampah b. Tidak ada corat-coret c. Bebas kebisingan d. Tidak banyak gangguan binatang, seperti nyamuk, dsb e. Bebas bau yang mengganggu f. Sedikit kerikil / kerang tajam BAB V PENGELOLAAN DAN PELAYANAN Disajikan oleh Drs. Noersal Samad, MA UNSUR-UNSUR 1. Kemantapan Organisasi / Pengelolaan 1.1 Status Pengelolaan
  • 30. 30 1.2 Jumlah Pegawai 1.3 Pendapatan Terendah 1.4 Dana Anggaran 1.4.1 Administrasi 1.4.2 Perawatan 1.4.3 Pengembangan 1.4.4 Operasional / Pemasaran 1.5 Sumber Dana 1.6 Status Pegawai 2. Mutu Pelayanan 2.1 Mutu Pelayanan 2.1.1 Kelancaran Pelayanan 2.1.2 Keramahan Staff 2.1.3 Kemampuan Komunikasi 2.1.4 Penguasahaan Materi 2.1.5 Kerapihan Berpakaian 2.1.6 Petugas Penerangan 2.2 Kemampuan Bahasa 2.2.1 Daerah Asal 2.2.2 Indonesia 2.2.3 Asing 3. Sarana Perawatan dan Pelayanan
  • 31. 31 3.1 Kemudahan Informasi 3.2 Tempat Peristirahatan 3.3 Pelabuhan 3.4 MCK 3.5 Fasilitas Kebersihan 3.6 Sumber Penerangan 3.7 Catatan Pengunjung