SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
TEKNIK PELAYANAN
A. PENGERTIAN TEKNIK PELAYANAN
Dengan memperhatikan batasan-batasan dari berbagai kepustakaan, yang
dimaksud dengan Tehnik Pelayanan dalam judul ini adalah : “Suatu
seni/kemahiran melaksanakan pelayanan yang harus dilakukan secara
trampil, luwes dan professional (lawan dari amatur)”.
Jika kemahiran ini telah dimiliki secara merata oleh Pramuwisata, akan
timbul kesamaan tanggap, kesamaan pikiran dan kemudian kesamaan
tindak dalam pelaksanaannya.
Timbulnya kesamaan-kesamaan tersebut mendorong terciptanya
kesadaran akan rasa setia kawan, rasa senasib, rasa sepenanggungan dan
rasa sejawat sehingga lambat laun akan merupakan kaidah yang ditaati dan
dilaksanakn bersama, sebagai tata karma (rules of conduct).
B. TATA KRAMA (RULES OF CONDUCT) PRAMUWISATA
Tata Krama Pramuwisata dimaksudkan sebagai kumpulan kaidah yang telah
disepakati bersama untuk dipergunakan sebagai pedoman karena kaidah
tersebut tumbul dari hakekat kedudukan, tugas serta tanggung jawab
sebagai Pramuwisata.
Didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam melaksanakan tugas perlu
selalu diingat bahwa :
1. Pramuwisata Indonesia adalah warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar, oleh
karenanya harus senantiasa :
Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menjunjung tinggi Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara serta mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Mengutamakan kepentingan dan keselamatan masyarakat, bangsa dan
Negara.
Menghargai harkat dan martabat manusia.
Memelihara azas kegotong-royongan dengan sesama kawan sejawat
(seprofesi).
1
2. Pramuwisata Indonesia berkewajiban untuk ikut serta
mengembangkan kepariwisataan Indonesia melalui peningkatan
pelayanan dan senantisasa berusaha :
Menjaga nama baik, harkat dan martabat jabatan/pekerjaan (profesi) dan
perusahaan yang diwakilinya.
Mengutamakan kejujuran dan kebenaran.
Bertindak sopan, bijaksana dan bertanggung jawab.
Patuh dan taat terhadap kesepakatan bersama dan kepada pimpinannya.
Memelihara hubungan baik/ kerjasama dengan pimpinan perusahaan,
wisatawan, rekan-rekan sejawat dan unsure lain yang membantu pelaksanaan
tugasnya.
Berusaha agar tugasnya dilakukan berdaya guna (efficient) dan berhasil-guna
(effective) yang optimal.
C. PERSIAPAN DIRI
Dengan berpedoman pada tata krama Pramuwisata sebagaimana diuraikan
diatas, suatu tugas akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika sebelumnya
diadakan persiapan-persiapan, khususnya persiapan diri yang meliputi
antara lain :
1. Persiapan mental/rokhani, termasuk daya pikir (inteligensia).
Tingkat pendidikan seseorang bukanlah merupakan satu-satnya faktor
yang dapat menentukan daya pikirnya.
Yang penting adalah bagaimana seseorang mengadaptasikan sesuatu
masalah dengan cara berpikir yang sistematis. Sistematika berfikir ini
dapat dimulai dengan mempertanyakan pada diri sendiri tentang :
1.1. Apa, yang akan dihadapi dan dikerjakan, apa masalah yang
dihadapi dan mungkin dihadapinya; pertanyaan ini dapat
dikembangakan terus sesuai dengan kondisi dan situasinya.
1.2. Siapa, yang dihadapi dan dilayani, siapa yang melayani dan
sebagainya.
Yang akan dihadapi dan dilayani adalah wisatawan, karenanya
perlu diketahui bahwa :
1.2.1 Wisatawan adalah orang yang paling penting didalam usaha
karena wisatawan memberikan usaha.
2
1.2.2 Wisatawan tidak tergantung kepada perusahaan anda, akan
tetapi perusahaan anda tergantung kepadanya.
1.2.3 Wisatawan bukan berada diluar perusahaan anda, akan
tetapi merupakan bagian dari perusahaan anda.
1.2.4 Wisatawan bersifat manusiawi dan bukan benda mati, ia
juga mempunyai perasaan, emosi dan purbasangka.
1.2.5 Wisatawan bukan seseorang yang perlu diajak berdebat,
karena wisatawan akan selalu menganggap dirinya benar
dengan alasan-alasannya.
Yang melayani adalah seorang Pramuwisata. Tanpa kecuali pada
dasarnya ia mewakili perusahaan yang sekaligus bertindak
sebagai salesman.
Sebagai seorang salesman yang baik ia harus mempunyai
kepercayaan pada dirinya (self confidence) untuk mana ada 5
(lima) dasar pokok yang harus diketahui :
(1) Pengetahuan tentang produknya
(2) Pengetahuan tentang pasar/konsumen
(3) Pengetahuan tentang perusahaannya
(4) Pengetahuan tentang saingannya
(5) Pengetahuan tentang rekanan/principals
1.3. Bilamana, hal ini menyangkut masalah waktu. Satu hal yang
perlu mendapat perhatian adalah soal kewajiban untuk menepati
waktu. Dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, waktu
harus direncanakan setepat-tepatnya.
1.4. Dimana, pertanyaan ini erat hubungannnya dengan pengenalan
objek wisata, masyarakat dan daerahnya sebagaimana akan
diuraikan pada BAB IV.
1.5. Bagaimana, menyangkut perencanaan pelaksanaan dilapangan.
Hal ini secara terperinci akan dijelaskan pada uraian berikut.
2. Kepribadian
Kepribadian bukanlah hal yang statis, yang berarti bukan sifat turun
temurun yang tidak mungkin berubah. Kepribadian dapat dikembangkan,
dilatih dan dibentuk. Sebaliknya kepribadian juga dapat tergelincir
3
menjadi kebiasaan yang tidak menyenangkan dan seringkali lebih mudah
daripada dilatih untuk menjadi lebih baik.
Dengan bertanya pada diri sendiri untuk mengetahui cacat dalam
kepribadian merupakan jalan terbaik untuk memperbaiki kepribadian
seseorang.
Kepribadian yang sehat dapat dikenal melalui sifat-sifat :
2.1. Keramah-tamahan, keriangan, kepercayaan diri pribadi
(mengetahui kecakapan diri sendiri dan bagaimana menggunakan
kecakapan itu dengan sebaik-baiknya).
2.2. Kestabilan emosi (dapat mengendalikan masalah pribadi tanpa
membocorkannya).
2.3. Berperasaan humor (kecakapan untuk tertawa bagi dirinya
sendiri).
2.4. Kecakapan untuk menerima kritik serta mempelajari kritik itu.
2.5. Berinisiatif (kecakapan untuk mengetahui seseuatu tanpa
diberitahu).
2.6. Kecakapan untuk mengetahui apa yang perlu dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
2.7. Berakal (dapat menemukan cara untuk menyelesaikan sesuatu
bahakan dalam keadaan sulit).
2.8. Bersemangat, tidak tergantung kepada orang lain.
2.9. Tepat pada waktunya dan dapat bekerja tanpa diawasi.
2.10. Berpegang teguh kepada pendidikannya (kecakapan untuk
menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai).
Peraturan, kebiasaan dan sifat kepribadian semacam diatas dapat
membawa sukses baik dalam kehidupan social maupun business.
Sukses karier suatu pekerjaan tidak terletak pada pimpinan tetapi pada
diri sendiri.
3. Persiapan fisik/jasmani.
Penampilan diri yang segar, bersemangat dan selalu tampak gembira
dalam mendampingi wisatawan, merupakan salah satu kunci sukses dalam
melaksanakan tugas Pramuwisata.
Kondisi yang demikian hanya bisa dicapai jika kesehatan jasmani dan
rohani dipelihara sebaik-baiknya. Dengan bekal kesehatan jasmani dan
rohani dapatlah diatur hal-hal berikut :
3.1. Penampilan diri (appearance):
3.1.1. Pakaian
4
Harus selalu berpakaian dengan rapi (neat), bersih
(clean), sesuaikan potongan maupun warnanya dengan
acara, tampat dan suasana.
3.1.2. Jaga kebersihan badan dengan baik (kuku, gigi, rambut
dan sebagainya).
3.1.3. Sikap badan bisa disempurnakan dengan jalan melatih
diri (jalan tegak dan sebagainya).
3.1.4. Paras muka jangan berkerut/ cemberut dan usahakan
agar selalu kelihatan gembira dan senyum.
3.1.5. Hindari berolok-olok dalam arti negative.
3.2. Bahasa dan kata-kata.
Bahasa adalah alat dengan siapa kita dapat berhubungan satu
sama lain. Kesalahan memilih dan menggunakaan kata-kata bisa
menim-bulkan salah pengertian bahkan malapetaka, seperti
peribahasa mengatakan “Mulut kamu, harimau kamu”.
Oleh karenanya usahakanlah agar kemampuan bahasa senantiasa
ditingkatkan dengan jalan banyak membaca, khususnya buku-
buku yang erat hubungannya dengan tugas-tugas yang dihadapi.
Dengan banyak membaca, secara bertahap perbendaharaan kata-
kata akan bertambah.
D. MACAM-MACAM TUGAS
Pada Biro-biro perjalanan Umum yang besar dan banyak menangani
wisatawan seringkali pelayanan tidak dilaksanakan hanya oleh seorang
Pramuwisata saja. Untuk itu biasanya diadakan seorang Pengawas
Perjalanan Wisata (Tour Supervisor). Apabila terdapat Pengawas
Perjalanan Wisata maka didalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
Pramuwisata secara taktis operasional berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Pengawas Perjalanan Wisata tersebut.
Pengawas Perjalanan Wisata adalah Karyawan Biro Perjalanan Umum yang
dibebani tugas-tugas mengenai segala sesuatu yang menyangkut
penyelenggaraan perjalanan wisata (tour) diwilayahnya (area) dan
bertindak sebagai coordinator dan pengawas dari Pramuwisata, pengemudi
dan sarana angkutan orang/barang.
Pedoman kerja pembagian tugas antara Pengawas Perjalanan Wisata,
Pramuwisata (Guide) dan Pengemudi diatur sebagai berikut :
1. Pengawas Perjalanan Wisata dengan tugas pokok :
5
Memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan yang diperlukan mengenai
tugas yang akan dihadapi oleh Pramuwisata dan pengemudi.
Membantu Pramuwisata apabila terjadi hambatan.
Selalu hadir di Hotel apabila ada rombongan yang baru tiba atau akan
berangkat (perjalanan jauh).
Mengolah semua laporan dan pengaduan dilingkungan wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya.
Menyiapkan kendaraan cadangan untuk menghadapi suatu keadaan darurat
dan mengatasi semua persoalan yang timbul secara tidak terduga dengan
berdaya guna dan berhasil guna.
Membina hubungan kerja yang baik dengan rekan-rekan sejawat dan rekanan
yang diperlukan untuk kelancaran tugasnya.
Tugas-tugas lain yang menyangkut tugas pokok.
Peraturan, kebiasaan dan sifat kepribadian semacam diatas dapat membawa
sukses baik dalam kehidupan social meupun business. Sukses karier suatu
pekerjaan tidak terletak pada pimpinan tetapi pada diri sendiri.
2. Pramuwisata.
Menurut peraturan yang berlaku terdapat dua macam Pramuwisata yaitu :
Pramuwisata Umum (General Guide).
Mereka yang bekerja penuh pada Biro Perjalanan Umum sering dikenal
dengan nama “Payroll guide”.
Mereka yang bukan karyawan Biro Perjalanan Umum sering dikenal dengan
nama “Freelance Guide”.
Pramuwisata Khusus (Special Guide) yaitu Pramuwisata yang hanya dapat
bekerja (beroperasi) pada obyek tertentu.
Tanpa membedakan ikatan kerjanya Pramuwisata dapat melakukan tugasnya
baik untuk perorangan maupun rombongan, dengan tugas pokok :
1. Menghimpun semua dokumen yang diperlukan dari Pengawas
Perjalanan Wisata.
6
2. Meneliti kendaraan yang akan dipergunakan apakah berada
ditempat sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan
memeriksa kebersihannya.
3. Memeriksa dan mempersiapkan tanda-tanda, khusus (sign
board) maupun tanda-tanda lain yang akan dipergunakan.
4. Jika diperlukan, membantu wisatawan menyelesaikan
urusan keimigrasian dan pabean.
5. Memeriksa kotak P.P.P.K.
6. Membimbing dan membantu wisatawan selama dalam
perjalanan.
7. Melaporkan dan jika perlu segera mengambil tindakan
terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam perjalanan.
8. Membayar semua pengeluaran-pengeluaran seperti persenan
(tips), sumbangan-sumbangan (donation) dan karcis masuk
(entrance fees) yang telah direncanakan.
3. Pengemudi dan tugas pokok.
Memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pramuwisata dan
membicarakan dengan Pramuwisata kalau terjadi sesuatu hambatan atau
keadaan darurat.
Memeriksa kondisi teknis kendaraan yang akan dipakai dan
peralatan/perlengkapan.
Memperhatikan dan memelihara kebersihan kendaraan diluar maupun di
dalam.
Memasang atau melepas tanda-tanda pengenal khusus pada kendaraan (kalau
ada) sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya.
Membantu Pramuwisata menghitung dan mengawasi wisatawan.
Mengawasi pemuatan dan penurunan barang-barang wisatawan.
Kalau ada permintaan-permintaan khusus dari wisatawan untuk berhenti dan
sebagainya disampaikan dan dibicarakan dengan Pramuwisata.
4. Didalam pelaksanaan, tergantung kepada besar kecilnya rombongan
dapat diadakan pembagian kerja diantara beberapa petugas secara
khusus baik ketika menjemput maupun mengantar rombongan.
Pada umumnya selain tenaga Pramuwisata juga ada tenaga khusus yang
mengurus barang atau keperluan-keperluan lainnya, tetapi sering
terjadi seorang Pramuwisata harus melakukan tugas tersebut. Jika
7
demikian terjadi hendaknya Pramuwisata sudah menguasai seluk beluk
keseluruhan persoalan tersebut pada butir 1 sampai dengan 3 diatas.
5. Disamping tugas khusus seperti telah diuraikan pada butir 2 diatas,
Pramuwisata selanjutnya senantiasa ikut mengambil peranan dalam
pelayanan-pelayanan sebagai berikut :
Arrival Transfer
Sehari sebelum rombongan tiba mengadakan penelitian melalui saluran-
saluran yang ditentukan oleh perusahaan mengenai :
Alat angkutan yang akan dipergunakan untuk orang/barang.
Penyediaan tempat di Hotel berikut daftar penghuninya (rooming list).
Pengaturan kelancaran “Check-in Procedure” dan membicarakan halnya
dengan pihak hotel.
Pencantuman catatan-catatan seperlunya pada papan pengumuman di hotel.
Memeriksa jadwal penerbangan dan menghubungi perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan untuk memperoleh kepastian rencana waktu pendaratan
(ETA), sehingga alat angkutan untuk orang dan barang bias disiapkan tepat
pada waktunya (tergantung kepada sedikit banyaknya wisatawan, barang-
barang bias dibawa bersama dengan orangnya atau diangkut dalam kendaraan
sendiri).
Sebelum berangkat ke pelabuhan udara, memeriksa kembali dokumen-
dokumen yang diperlukan.
Apabila pintu keluar untuk penumpang lebih dari satu, hubungilah
perusahaan penerbangan yang bersangkutan untuk mengetahui dari pintu
mana wisatawan akan disalurkan keluar sehingga Pramuwisata dapat
menempatkan diri ditempat yang tepat.
Apabila jumlah rombongan tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya
datang, Pramuwisata dapat mengadakan “Counter-check” pada “Passanger
manifest”.
Tunggulah wisatawan ditempat yang mudah dilihat dan diizinkan untuk
dijemput. Jika jumlah wisatawan cukup banyak, dengan seizin yang berwajib
Pramuwisata dapat membantu dalam penyelesaian pemeriksaan barang-
barang. Setelah selesai pemeriksaan pabean, wisatawan dipersilakan untuk
menuju pintu keluar dan selanjutnya aturlah hal-hal sebagai berikut :
8
5.1.5.1. Kumpulkan semua barang disuatu tempat dan cocokkan
jumlahnya kepada Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader) atau wisatawan
yang bersangkutan.
5.1.5.2. Persilakan wisatawan menuju kendaraan yang tersedia.
Pramuwisata harus berdiri dimuka pintu kendaraan untuk menghitung jumlah
wisatawan dan apabila dipandang perlu dapat membantu wisatawan naik ke
kendaraan.
5.1.5.3. Masukkan barang kedalam kendaraan yang tersedia dan
beritahukan jumlahnya kepada pengemudi yang akan bertanggung jawab
terhadap keamanannya.
Dalam perjalanan menuju ke hotel (kecuali untuk transfer ulangan) lakukan
hal-hal sebagai berikut :
5.1.6.1. Sampaikan ucapan selamat datang dan katakan mudah-mudahan
mereka telah menikmati penerbangaannya.
5.1.6.2. Perkenalkan diri anda.
5.1.6.3. Sampaikan maaf kalau ada hambatan-hambatan
dalam pengurusan dan hal-hal lain yang kurang
menyenangkan.
5.1.6.4. Berikan penjelasan mengenai “Check in procedure”
hotel.Setibanya di hotel turunlah lebih dahulu dan
tunggu wisatawan dimuka pintu kendaraan sampai
wisatawan terakhir turun. Tunjukkan dan
persilahkan mereka menuju “Check-in area” dan
usahakan agar pelayanan berjalan lancar.
Setelah semuanya diselesaikan dengan baik berikan penjelasan-penjelasan
mengenai acara selanjutnya serta fasilitas-fasilitas yang ada di hotel.
Tanyakan apakah semua penjelasan telah difahami dan berikan kesempatan
kepada mereka untuk mengajukan pertanyaan. Berikanlah jawaban yang
jelas dan bijaksana.
Pramuwisata boleh meninggalkan hotel setelah semuanya terselesaikan
dengan baik antara lain apakah barang sudah diterima masing-masing
wisatawan.
Catatan :
(1) Jika ada barang yang hilang atau rusak di pelabuhan
udara, bersama dengan wisatawan yang bersangkutan
9
laporkanlah hal tersebut kepada perusahaan penerbangan
yang mengangkutnya.
(2) Jika ada pertanyaan mengenai suatu barang dari petugas
Pabean, hubungi wisatawan yang bersangkutan dan
mintalah agar dia memberikan penjelasan dan menjawab
pertanyaan petugas tersebut.
Departure Transfer
Sehari sebelum keberangkatan adakanlah persiapan dan penentuan mengenai
morning call, waktu pengumpulan barang, waktu berkumpul di lobby, waktu
berangkat dari hotel, waktu keberangkatan pesawat dan menyediakan alat
angkutan untuk orang dan barang
Adakan penelitian mengenai waktu keberangkatan pesawat. Jika ada
pengunduran waktu keberangkatan beritahukan segera pihak hotel agar
selekasnya dapat dibuat pengumuman melalui pengeras suara dan jika tidak
mungkin maka Pramuwisata harus menyampaikan berita pengunduran
tersebut kepada setiap wisatawan.
Persiapkan alat angkutan tepat pada waktunya dan periksa kebersihannya.
Pramuwisata sudah berada di hotel selambat-lambatnya 45 menit sebelum
keberangkatan untuk penyelesaian ‘check out procedure”.
30 menit sebelum keberangkatan dari hotel, barang-barang sudah harus
dikumpulkan oleh “Bell-Captain” di Lobby.
Sebelum memasuki bis, wisatawan dipersilakan memeriksa barang-barangnya.
Jika dipergunakan kendaraan khusus pengangkut barang, perintahkan agar
kendaraan barang berangkat terlebih dahulu dengan memberitahukan kepada
pengemudi/petugas jumlah barang yang ada dengan nomor penerbangan yang
akan dipergunakan.
Pengemudi/petugas yang bersangkutan tidak boleh meninggalkan pelabuhan
udara sebelum rombongan tiba dan jumlah barang selesai diperiksa.
Berangkatkan rombongan dari hotel sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Dalam perjalanan menuju pelabuhan udara hendaknya dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
Memberitahukan tentang jam keberangkatan pesawat dan penerbangan yang
dipergunakan.
10
Perlu ditanyakan apakah diantara rombongan ada yang menghendaki tempat
khusus yaitu tempat yang disediakan untuk yang tidak merokok.
Beritahukan tentang “Check-in Procedure”, tentang boarding pass,
pemeriksaan imigrasi dan pabean serta airport tax.
Pada saat perpisahan, sampaikan permintaan maaf atas segala kekurangan
yang tidak berkenan dihatinya. Sampaikan ucapan selamat jalan dan harapan
supaya dapat berkunjung kembali ketempat tersebut.
Setibanya dipelabuhan udara, turunlah lebih dahulu dan berdirilah dimuka
pintu kendaraan untuk memeriksa jumlah wisatawan dan membantunya turun
dari kendaraan.
Bawalah rombongan menuju “Check-in Area” dan periksa apakah barang-
barang sudah tiba dengan lengkap dan ditimbang serta diserahkan ke “Check-
in Counter” sesuai dengan jumlahnya.
Laksanakan “Check-in” segera secara tertib dan teliti, kemudian serahkan
ticket, luggage tag dan boarding pass kepada Pemimpin Perjalanan Wisata
atau kepada masing-masing wisatawan.
Persilahkan rombongan menuju tempat pemeriksaan dokumen perjalanan dan
pabean serta sampaikan sekali lagi salam perpisahan.
Janganlah pergi meninggalkan pelabuhan udara sebelum pesawat tinggal
landas sebab ada kemungkinan terjadi penundaan keberangkatan pesawat
atau penundaan.
Dalam hal terjadinya penundaan keberangkatan pesawat bisa timbul beberapa
kemungkinan :
Kalau penundaan tidak lebih dari ½ jam dan penumpang sudah boarding
biasanya penumpang tetap berada di pesawat.
Kalau penundaan lebih lama lagi dan belum boarding kiranya perlu dicari
upaya agar mereka tidak merasa jemu menanti keberangkatan.
Kunjungan wisatawan di dalam kota.
Lama kunjungan relative lebih singkat waktunya dibandingkan dengan
kunjungan keluar kota.
Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul karena adanya gangguan pda
kendaraan (misalnya mogok dan sebagainya) lebih mudah diatasi.
11
Karena kesibukan lalulintas di dalam kota, biasanya dihadapi kesulitan dalam
memberikan penjelasan-penjelasan (karena gangguan lalu-lintas dan sering
konsentrasi wisatawan kurang terpusat pada penjelasan-penjelasan).
Demikian juga mengenai ketepatan waktu lebih sukar dikendalikan.
Hal-hal lain yang harus dikerjakan sebelum perjalanan diantaranya :
Periksa pengemudi, kondisi kendaraan, kebersihan, AC dan pegeras suara.
Beritahukan rencana perjalanan secara jelas, dimana dan berapa lama akan
berhenti serta dimana kendaraan akan diparkir.
Pada saat akan berangkat, berdirilah dimuka pintu kendaraan untuk
menghitung jumlah rombongan dan naiklah kendaraan sesudah rombongan
naik seluruhnya.
Sebaliknya ketika turun, turunlah terlebih dahulu, berdiri dimuka pintu untuk
menghitung dan membantu rombongan turun.
Pemanduan wisata pada obyek-obyek didalam kota ditinjau dari ciri-cirinya
dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu :
Peninjauan keliling kota (city sight seeing/city tour).
(1) Sifatnya memberikan gambaran secara umum
tentang keadaan kota.
(2) Berikan penjelasan/gambaran yang jelas dan
singkat mengenai hal-hal yang dianggap perlu,
untuk ini lebih tepat jika digunakan
perbandingan dengan kota asal wisatawan.
(3) Usahakanlah agar penjelasan diarahkan pada
obyek-obyek yang menarik perhatiannya
sehingga wisatawan tertarik untuk
mengunjunginya secara khusus.
Peninjauan pada obyek-obyek khusus di dalam kota.
(1) Yang dimaksud dengan obyek khusus adalah obyek-
obyek diluar city tour (obyek-obyek semacam ini
biasanya dijual didalam package tour dan kadang-
kadang merupakan optional tour).
(2) Sebelum perjalan dimulai sebaiknya diberitahukan
terlebih dahulu semua ketentuan mengenai obyek
tersebut, misalnya ketentuan mengenai pakaian,
pemotretan dan hal-hal lain yang diperbolehkan
maupun yang dilarang.
12
(3) Walaupun pada obyek-obyek khusus di Indonesia
umumnya tersedia Pramuwisata Khusus yang akan
memberikan penjelasan-penjelasan, Pramuwisata
umumpun hendaknya memperdalam
pengetahuannya mengenai obyek-obyek khusus ini,
karena tidak mustahil wisatawan akan bertanya
kepadanya tentang apa yang akan atau yang telah
dilihatnya diobyek tersebut.
(4) Jika kunjungan ini dilakukan untuk tujuan belanja
(shopping) berikan penjelasan dan saran-saran yang
obyektif mengenai kwalitas barang serta harganya
(cara menawar kalau ada).
Janganlah mempergunakan kesempatan ini untuk
memperoleh komisi. Sikap demikian dapat merusak
citra kepariwisataan secara keseluruhan dan juga
citra terhadap diri Pramuwisata sendiri.
Kunjungan Malam (Evening tour).
Jika kunjungan malam termasuk dalam suatu acara, usahakanlah agar
wisatawan mengikuti cara-cara yang ditentukan. Janganlah kunjungan malam
ini selalu diidentikkan dengan arti yang negative. Mematuhi acara yang telah
ditentukan sebelumnya dan dapat mengatur agar rombongan dapat pergi dan
pulang bersama-sama akan menolong anda dari kemungkinan keterlibatan
dalam soal yang peka. Faktor keamanan harus lebih diperhatikan dari
kunjungan pada siang hari.
Kunjungan wisatawan keluar kota.
Waktu perjalanan umumnya lebih lama (lebih dari 6 jam).
Kemungkinan dihadapinya hambatan (kendaraan mogok dan sebagainya)
harus lebih diperhitungkan terutama karena komunikasi yang lebih sukar
dibandingkan dengan didalam kota. Jika terjadi hambatan didalam
perjalanan, Pramuwisata dapat meminta bantuan jasa-jasa antaralain Team
Patroli Lalu-lintas Jalan Raya baik untuk penyampaian berita ataupun hal-hal
lainnya.
Karena perjalanan yang jauh dapat mengakibatkan kejemuan bagi wisatawan,
seyogyanya diusahakan cara-cara untuk mengatasi kejemuan tersebut
misalnya dengan cara membuat lelucon-lelucon segar dan menarik,
menceritakan sesuatu, menyanyi dan lain sebagainya.
Pengaturan kecepatan perjalanan harus disesuaikan dengan acara perjalanan
tour (tour itinerary) untuk mencegah terjadinya hambatan-hambatan.
13
Hal-hal yang harus dikerjakan sebelum keberangkatan diantaranya :
Periksa pengemudi, kondisi kendaraan, kebersihan, AC dan pengeras suara.
Tanyakan pada wisatawan barangkali ada barang-barang berharga yang perlu
dititipkan di “Deposit Box” atau barang-barang lainnya dibagian penitipan
barang-barang.
Periksa kelengkapan kotak PPPK.
Berikan saran-saran kepada wisatawan apa yang baik dan perlu dibawa dalam
perjalanan ini (pakaian, kamera dan lain-lain).
Sesudah semua persiapan dilakukan dengan sempurna, persilahkan wisatawan
menaiki kendaraan (pada saat akan berangkat dan tiba, Pramuwisata berdiri
dimuka pintu seperti diuraikan dimuka).
Pemanduan wisata keluar kota dapat dibagi 2 (dua) macam, yaitu :
Perjalanan keluar kota tanpa menginap
Perjalanan keluar kota dengan menginap.
Untuk perjalanan yang memerlukan menginap perlu diperhatikan agar
pengemudi tetap menjaga kebersihan dan kondisi kendaraannya setelah
dipakai siang hari, kondisi pengemudi dan batas kecepatan yang ditempuh.
E.TEKNIK PELAYANAN
Diatas telah diuraikan macam-macam tugas dimana Pramusiwata banyak
berperan dan dituntut tanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaannya.
Jika kita memperhatikan tatalaksana (operation procedure) dalam setiap
tugas tersebut, sepintas lalu akan timbul kesan seolah-olah terlalu “njelimet”
(minitius), sehingga tidak mustahil persoalan tersebut akan dianggap sepele.
Kesalahan-kesalahan dan kurang sempurnanya pelaksanaan didalam
pelayanan justru sering ditimbulkan oleh sikap atau tindakan mengabaikan
tata laksana.
Karenanya apa yang dikemukakan diatas adalah merupakan tata laksana yang
harus benar-benar ditaati dan dipegang teguh sebagai tata laksana tetap
(Standing Operation Procedure). Sebagai contoh dapat dikemukakan
bagaimana misalnya tata laksana tetap bagi seorang pilot dan co pilot sebelum
tinggal landas, walaupun mereka telah menjalani ratusan bahkan ribuan jam
14
terbang akan tetapi setiap akan terbang pilot akan membacakan “Check List”
tentang apa yang harus diulang atau dikerjakan co pilot. Hal demikian
hendaknya dilakukan juga oleh Pramuwisata.
Jika tata laksana ini dikerjakan dengan baik pelayanan secara professional
akan dapat disempurnakan dengan teknik pelayanan berikut:
1. Teknik berbicara
Perbendaharaan kata yang memadai dan susunan kata yang baik
dapat lebih disempurnakan pengutaraannya dengan jalan :
1.1. Janganlah berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat.
1.2. Aturlah volume suara dan nada suara. Hal ini dapat dilatih
melalui pengalaman-pengalaman yang anda lakukan.
1.3. Hindarkan secapat mungkin pengucapan logat daerah.
1.4. Ucapkan kata-kata dengan penuh gairah.
1.5. Janganlah berbicara sambil memasukkan tangan di saku.
2. Pembicaraan di telpon
2.1. Berikan salam.
2.2. Sebutkan nama, jabatan dan perusahaan anda.
2.3. Perhatikan dengan sungguh-sungguh cara anda berbicara,
jangan sekali-kali memotong pembicaraan.
2.4. Berbicaralah langsung mengenai persoalannya. Hindari
sejauh mungkin pembicaraan yang tidak ada hubungannya
dengan pokok persoalan.
2.5. Letakkan kedudukan corong (mouth-piece) pada jarak yang
tepat dengan mulut anda.
2.6. Kalau pembicaraan tersebut memerlukan jawaban anda dan
anda memerlukan waktu untuk menjawabnya katakanlah
bahwa anda akan segera menelpon kembali.
2.7. Ucapkan terima kasih dan berikan salam.
3. Membina hubungan.
3.1. Berikan segera penghormatan atau salam sebelum anda
didahuluinya atau sebelum yang bersangkutan memulai
pembicaraan dengan anda.
3.2. Tunjukkan bahwa anda memperhatikannya.
3.3. Jangan memotong pembicaraan.
3.4. Usahakanlah agar anda selalu mengingat nama yang
bersangkutan sebab dengan demikian, yang bersangkutan
merasa diperhatikan.
3.5. Jangan membedakan pelayanan antara yang satu dengan
yang lain.
4. Melayani pengaduan.
15
4.1. Dengarkan dan terima semua pengaduan dengan baik.
4.2. jangan beradu argumentasi dengan wisatawan.
4.3. Usahakan untuk memahami alasan pengaduannya.
4.4. Kalau pengaduannya dapat diterima, sampaikan segera
permintaan maaf walaupun mungkin bukan kesalahan
anda.
4.5. Dalam menerima pengaduan sekalipun bukan kesalahan
dan tanggung jawab anda, jangan sekali-kali melemparkan
kesalahan kepada orang lain.
5. Menjual Jasa Pelayanan.
5.1. Selalu perhatikan orang lain, ingat-ingatlah wajah dan
nama-nama tamu.
5.2. Ramah-tamahlah, baik dalam tingkah laku, suara maupun
kata-kata.
5.3. Praktekanlah perbuatan-perbuatan yang sopan dan ramah
seperti membantu wisatawan wanita, barang bawaan atau
tas mereka.
5.4. Berikan pelayanan yang cepat.
5.5. Jangan bercakap-cakap dengan petugas yang lain ketika
ada tamu yang sedang anda layani.
5.6. Jangan mengeluh dimuka wisatawan tentang kesibukan
atau kesalahan yang anda rasakan.
MENGENAL OBYEK WISATA
MASYARAKAT DAN DAERAHNYA
Wisatawan yang datang kesuatu obyek atau daerah wisata mengharapkan
berbagai kepuasan. Mereka ingin mengenal, mengetahui, dan menikmati
lebih banyak dari setiap obyek atau daerah tersebut dalam waktu yang
relative singkat dan biaya yang semurah mungkin.
Oleh karena itu wajar kiranya bila wisatawan mendambakan adanya
seseorang pemandu yang mampu memberikan informasi/keterangan-
keterangan yang jelas, baik, dan lengkap serta mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan wisatawan mengenai obyek, masyarakat atau daerah yang
dikunjungi.
Sebagai pemandu, pemberi penerangan, pemberi saran dan sebagai karyawan
yang memperkenalkan sesuatu kepada wisatawan, Pramuwisata harus
membekali dirinya dengan pengetahuan/pengenalan dan pengalaman yang
luas serta mendalam mengenai obyek wisata, masyarakat dan daerah yang
dikunjungi.
16
Pelayanan yang memuaskan tidak saja meninggalka kesan yang mendalam
bagi wisatawan akan tetapi sekaligus menciptakan citra yang baik terhadap
kepariwisatawan Indonesia.
Hal-hal yang perlu dikuasai oleh Pramuwisata mengenai obyek wisata,
masyarakat dan daerah setempat antara lain :
A. MENGENAL OBYEK WISATA
Pramuwisata diharuskan mengenal obyek wisata secara mendalam,
antara lain meliputi :
1. Ciri-ciri obyek wisata
Pengenalan ciri-ciri khas yang menonjol dari suatu obyek wisata
seperti, nama (arti dan asalnya), lokasi (gambaran geografis, prasarana
dan sarana yang tersedia, sifat dan ciri-ciri yang lain), nilai arkeologis,
artistic dan keadaan social serta jika mungkin perbandingan dengan
obyek wisata ditempat lain.
2. Sejarah obyek wisata dan sekitarnya.
Penguasaan tentang sejarah dari suatu obyek wisata seperti bilamana
atau bagaimana terjadinya obyek wisata, kaitannya dengan sejarah dari
obyek wisata yang lain, siapa yang mendirikan, nilai sejarah yang
terkandung didalamnya dan pengaruh terhadap masyarakat
disekitarnya.
3. Sejarah kebudayaan dan kepercayaan yang berhubungan dengan
obyek wisata.
Diperlukan pengetahuan mengenai sejarah, bentuk dan pengembangan
kebudayaan serta kepercayaan yang hidup dimasyarakat sekitar obyek
wisata misalnya yang bertalian denga berbagai peristiwa penting
seperti upacara adat tradisional, festival rakyat maupun mengenai
jadual waktu upacara serta bagaimana tatacara upacara tersebut
diselenggarakan.
4. Peraturan-peraturan yang berlaku di dan tentang obyek wisata.
Untuk memasuki obyek wisata ada yang memerlukan izin khusus dari
suatu instansi (masuk taman nasional, cagar alam,berburu di hutan
buru), dan ada juga yang tidak.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan biasanya disetiap obyek wisata
terdapat pengumuman yang mencantumkan hal-hal yang dilarang,
karenanya Pramuwisata harus mengetahui peraturan-peraturan yang
berlaku di dan tentang obyek wisata seperti:
Ketentuan-ketentuan mengenai cara memasuki dan cara selama berada
di obyek wisata.
17
Hari-hari dan waktu berkunjung.
Sanksi atas pelanggaran ketentuan yang tertulis maupun yang tidak
tertulis.
5. Pengembangan dan pelestarian obyek wisata.
Pramuwisata hendaknya mengetahui secara garis besar rencana dan
arah kebijakan Pemerintah dalam usaha pengembangan dan pelestarian
serta pengaturan ruang lingkung obyek wisata, seperti pengaturan tata
ruang, tata penggunaan tanah dan lain-lain.
B. MENGENAL MASYARAKAT DAN DAERAH SETEMPAT
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok
masyarakat yang mempunyai aneka ragam kebudayaan yang terlihat
dari adat istiadat dan tata cara hidup yang satu sama lain berbeda,
namun dalam hal-hal tertentu memiliki kesamaan.
Keunikan dan keanekaragaman adat istiadat dan tata cara
tradisional dari berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok
masyarakat serta kekayaan alam dan potensi wisata dari berbagai
daerah di Indonesia telah menarik perhatian dan mengundang
pengunjung, baik orang Indonesia sendiri maupun orang asing dan
menjadikan obyek-obyek tersebut sebagai sasaran kunjungan
wisata.
1. Mengenal masyarakat setempat
1.1. Keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat.
Pengetahuan mengenai keadaan social, ekonomi dan budaya dari
berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok masyarakat
setempat perlu dikuasai dengan baik oleh Pramuwisata. Hal ini
penting karena bangsa Indonesia terdiri dari beraneka macam
suku bangsa yang memiliki berbagai macam corak dan tatacara
kehidupan.
Hal itu mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam segi sosial,
ekonomi dan buaya.
1.1.1.Sosial
1.1.1.1. Sejarah penduduk setempat, darimana asalnya
dan bagaimana proses perpindahan serta
perkembangannya.
1.1.1.2. Demografi, meliputi jumlah penduduk, jumlah
suku bangsa yang ada, kelompok masyarakat,
pertumbuhan jumlah penduduk tiap tahun,
18
angka kelahiran dan kematian dan lain
sebagainya.
1.1.1.3. Agama dan kepercayaan, meliputi agama dan
kepercayaan yang dianut, ciri-ciri pokok
perbedaan dari masing-masing agama dan
kepercayaan dalam pelaksanaan hidup sehari-
hari serta berbagai festival, upacara adat
tradisional yang berhubungan dengan agama dan
kepercayaan tersebut diatas.
1.1.1.4. Susunan pemerintahan serta kekeluargaan yang
ada (tingkat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan,
Desa dan lembaga kemasyarakatan misalnya
Banjar di Bali, Meusanah di Aceh).
Lembaga kerapatan adat serta system
masyarakat (seperti misalnya matriarchaat di
Minangkabau, patriarchaat di Tapanuli dan lain
sebagainya).
1.1.1.5. Lembaga-lembaga pendidikan formal dan non
formal.
1.1.2.Ekonomi
1.1.2.1. Mata pencaharian utama dari masyarakat
setempat.
1.1.2.2. Tingkat hidup masyarakat/income per
capita/produk domestic bruto nasional maupun
daerah.
1.1.2.3. Hasil produksi utama dan daerah pemasarannya
(pertanian, pertambangan, perindustrian,
perikanan, peternakan, perkebunan dan lain
sebagainya).
1.1.2.4. Industri yang ada meliputi bentuk, sejarah, letak
dan sifat (Koperasi, industri rakyat, perusahaan
Negara asing, joint venture, perorangan dan
sebagainya).
1.1.2.5. Pertanian yang meliputi kehidupan dan kegiatan
petani, pemilikan tanah, organisasinya, cara-cara
penggarapan tanah (secara mekanis, atau
tradisional), musim, jenis tanaman, system
pengairan dan lain sebagainya.
1.1.3.Budaya
1.1.3.1. Adat istiadat dan latar belakang dari berbagai
suku bangsa serta kelompok-kelompok
masyarakat tertentu, mengenai :
(1) Adat istiadat dan hukum adat yang bersifat local,
menonjol dan masih dipegang teguh.
19
(2) Hal-hal yang dianggap tabu.
(3) Sanksi-sanksi hukum (baik tertulis maupun tidak)
terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota masyarakat lingkungan adat.
1.1.3.2. Tata cara kehidupan tradisional, misalnya :
(1) Upacara kehidupan tradisional dari proses
kelahiran sampai kematian.
(2) Upacara tradisional pada waktu-waktu tertentu
yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat, seperti upacara musim panen,
upacara meminta hujan pada musim kemarau
dan sebagainya.
(3) Berbagai bentuk pakaian tradisional dan sifat
serta waktu penggunaannya.
1.1.3.3. Berbagai macam kesenian dan tari serta
kerajinan rakyat setempat (misal : seni tari,
patung, lukis, karawitan, kerajinan rakyat, lagu-
lagu daerah yang popular dan lain sebagainya).
1.1.3.4. Arsitektur tradisional setempat (meliputi
bangunan-bangunan khas, fungsi dan sejarahnya,
bahan yang digunakan, kwalitas dan sebagainya).
2. Mengenal daerah setempat
Pengetahuan dan pengenalan suatu daerah mutlak diperlukan karena
akan memberikan bekal bagi Pramuwisata dalam pelaksanaan
tugasnya :
2.1. Lokasi/letak
Letak garis lintang, ketinggian, pulau,propinsi, kota, jalan,
daerah, pegunungan dan sebagainya.
2.2. Keadaan geografis
Ciri-ciri keadaan alam maupun fisiknya.
2.3. Sejarah
Sejarah tentang alam dengan lingkungan hidup sekitarnya,
misalnya : ledakan gunung berapi, gempa bumi, erosi sungai,
kebakaran maupun bencana alam lainnya yang pernah terjadi
didaerah tersebut.
2.4. Flora dan Fauna
Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan satwa yang ada di daerah
setempat terutama yang dilindungi.
2.5. Iklim dan Musim
Temperatur rata-rata perbulan dan pertahun, curah hujan,
kabut/cuaca dan arah angin.
2.6. Amenitas (kenyamanan)
20
Taman-taman dan kebun-kebun yang ada, jalan dan lorong-
lorong yang mempunyai nilai sejarah, tempat hiburan, rekreasi,
kantor polisi, kantor pos, bank, money changer, rumah sakit,
rumah makan, hotel, biro perjalanan, perwakilan asing,
perusahaan penerbangan dan sebagainya (terutama alamat dan
nomor telponnya), mass media dan sarana komunikasi seperti,
radio, TV, surat kabar dan lain-lain.
2.7. Akssesibilitas (kemudahan pencapaian)
Meliputi prasarana dan sarana angkutan, jenis, frekwensi, tarip
dan sebagainya.
PENGENALAN KARAKTERISTIK WISATAWAN
Pandangan seorang wisatawan terhadap suatu obyek dapat berlainan oleh
karena perbedaan karakteristik yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
ataupun faktor pribadi.
Oleh karena itu Pramuwisata perlu membekali dirinya dengan pengetahuan
tentang karakteristik wisatawan yang bersangktuan.
Adapun karakteristik wisatawan tersebut dipengaruhi oleh :
A. LATAR BELAKANG LINGKUNGAN
1. Faktor alam
Faktor alam mempunyai peranan yang besar dalam membentuk
sifat-sifat dari suatu bangsa, antara lain :
Iklim (misalnya iklim dingin, iklim sedang dan iklim panas).
Cuaca (kelembaban cuaca, curah hujan dan sebagainya).
Geografi (Daratan dan Kepulauan).
Morfografi (Pegunungan dan sebagainya).
Wisatawan yang datang dari suatu lingkungan alam yang sangat keras
biasanya lebih tahan dalam menghadapi kesukaran-kesukaran selama
berwisata, tetapi sebaliknya wisatawan yang datang dari lingkungan
alam yang memanjakan akan sering menunjukkan sifat manja.
Contoh :
Wisatawan Prancis Selatan (cote d’Azur) sering menuntut banyak hal
karena pengaruh alamnya yang serba nyaman dan menyenangkan.
Perbedaan-perbedaan faktor alam tersebut juga membawa pengaruh :
1) Perbedaan aspirasi, perbedaan kemauan, perbedaan
tanggapan dan
21
perbedaan pemikiran terhadap suatu obyek wisata.
2) Perbedaan sarana hidup :
2.1. Keadaan rumah
2.2. Makanan (citarasa/ bahan-bahan/ramuan, p
erlengkapan
yang digunakan dan kebiasaan jam makan).
2.3. Pakaian (potongan, cara berpakaian dan
sebagainya).
2.4. Cara hidup (kebiasaan pergi dan bangun tidur,
jam/hari-hari
kerja resmi, kebiasaan memanfaatkan waktu luang, hoby
dan sebagainya).
Contoh :
Masyarakat dari Negara industri pada umumnya cenderung
untuk berwisata guna menghindarkan diri dari suasanan
bising, kerja monoton dan keterikatan pada disiplin yang
ketat.
2. Sejarah
Sejarah suatu bangsa/Negara memberi warna khas terhadap
watak dan sifat-sifat tertentu bangsa yang dimaksudkan.
Sejarah pertumbuhan daerah asal wisatawan
Peristiwa-peristiwa penting dari asal wisatawan yang ada
hubungannya dengan sejarah suatu tujuan wisata yang
dikunjungi.
Tokoh-tokoh dari Negara asal wisatawan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan menentukan proses cara berfikir/bersikap, tingkah
laku maupun perkembangan cara hidup suatu masyarakat. Agar
tidak menyinggung perasaan wisatawan makan Pramuwisata
hendaknya mengenal :
Ciri-ciri umum kebudayaan Barat:
Adanya persaingan dalam mencapai kemajuan
kemajuan
Individualistis dan materialisme
Disiplin dan menghargai waktu
Setiap masalah dipertimbangkan secara rasional
Ciri-ciri umum kebudayaan Timur :
Hubungan pribadi dalam kehidupan keluarga sangat
erat dan menonjol.
Pertimbangan rasional senantiasa dibarengi dengan
rasa kemanusiaan.
Kebutuhan kebendaan diusahakan berimbang dengan
kebutuhan rohaniah.
Pengaruh adat istiadat terasa kuat dalam kehidupan
sehari-hari.
22
4. Politik
Dalam hal memberikan pelayanan kepada wisatawan (khususnya
wisatawan asing) dikaitkan dengan politik Negara kita,
Pramuwisata seyogyanya memahami hal-hal umum mengenai
latar belakang politik Negara asal wisatawan yang meliputi ;
Sistem kepartaian yang berlaku.
Sistem pemerintahan Negara yang dianut.
Tokoh-tokoh negarawan yang terkenal atau yang sedang
berkuasa.
Kebijakan umum yang digariskan terutama dalam bidang
ekonomi, social budaya, pendidikan, kesehatan dan lain-
lain.
5. Ekonomi
Kebijakan pemerintahnya merupakan faktor utama yang
mendorong seseorang melakukan perjalanan. Tingkat
pendapatan seseorang turut mempengaruhi pula hidup serta
perilaku yang bersangkutan dalam berwisata.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas pengenalan yang perlu
dikuasai Pramuwisata meliputi antara lain :
Kebijakan Pemerintah daerah asal wisatawan.
Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
Hal-hal lain seperti hubungan perekonomian antar.Indonesia
dengan Negara asal wisatawan.
6. Sosial
Pola kehidupan seorang wisatawan juga dipengaruhi oleh nilai-
nilai social dari daerah asalnya (misalnya nilai keagamaan,
kepercayaan, prinsip-prinsip moral dan sebagainya).
Pola kehidupan social yang masih tetap dipertahankan itu dibawa
serta dan dipertahankan pada waktu mereka melakukan
kunjugan wisata kesuatu obyek wisata.
Oleh karenanya diperlukan pengenalan tentang :
Tata krama pergaulan
Latar belakang social wisatawan
Adat kebiasaan di daerah asal wisatawan yang masih berlaku.
Contoh :
Pemeluk agama yang saleh misalnya, walaupun dalam
perjalanan mereka tetap menyediakan waktu menunaikan
ibadahnya.
B. LATAR BELAKANG PRIBADI
Keinginan untuk melihat, mendengar atau menikmati bermacam-
macam atraksi wisata oleh seorang wisatawan sangat erat kaitannya
dengan jenis kelamin, tingkat umur, pendidikan, bakat yang dimiliki
atau status sosialnya.
23
Seorang Pramuwisata dalam memberikan pelayanan kepada para
wisatawan hendaknya mengetahui latar belakang peribadi wisatawan
yang bersangkutan yang dipengaruhi oleh ciri-ciri :
1. Jenis kelamin.
Jenis kelamin dapat menyebabkan perbedaan keinginan dan
persepsi tentang suatu program perjalanan. Wisatawan wanita
umumnya lebih bersifat emosional sedang wisatawan pria
umumnya bersifat rasional.
2. Tingkat umur wisatawan
Tingkat umur sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan daya
tangkap serta selera/keinginan untuk mengetahui suat obyek
wisata. Biasanya faktor-faktor pada tingkat umu ini berjalan
searah tetapi seringkali terjadi pertentangan intern.
Misalnya : Ada seorang wisatawan yang ingin sekali melihat
keindahan alam dari suatu tempat yang tinggi, akan
tetapi karena umurnya yang telah lanjut tidak
memungkinkan dia mendaki ketempat yang
demikian tinggi. Disini seorang Pramuwista harus
bisa mengambil sikap yang tepat dan mengambil
alternative lain untuk memahami keinginan
tersebut.
Oleh karena itu seorang Pramuwisata hendaknya dapat mengenal
hal-hal yang memikat minat wisatawan berdasarkan jenjang
usianya misalnya:
2.1. Tingkat umut kanak-kanak
Pada umumnya terpikat pada :
2.1.1. Hal-hal yang merangsang
panca indera (melihat,
mendengar, mengecap, merasa dan mencium).
2.1.2. Hal-hal yang ringan yang
mudah dicerna oleh alat
indera.
2.1.3. Hal-hal yang sering berganti-
ganti dalam hal
memuaskan panca indera
2.1.4. Hal-hal yang mudah
membangkitkan perasaan
(misalnya harus sedih, gembira ria dan lain-lain).
2.2. Tingkat umur ramaja lebih terarah pada :
2.2.1. Peristiwa-peristiwa yang
membekaskan kenangan
manis, pilu atau gembira ria.
2.2.2. langkah-langkah yang
membangkitkan latihan daya
pikir.
24
2.2.3. Hal-hal yang menantang
kemampuan daya fisiknya.
2.2.4. Senda gurau yang
membangkitkan ketrampilan.
2.2.5. Lelucon-lelucon segar yang
meningkatkan daya
imaginasi.
2.2.6. Cerita-cerita mengenai
kesenian (lari, suara, lukis,
pahat, musik dan lain-lain).
2.3. Tingkat umur dewasa
Karena banyaknya atau luasnya pengalaman yang dimiliki
maka mereka yang berada pada tingkat umur ini pada
umumnya tertarik akan hal-hal berikut :
2.3.1. Hal-hal yang membangkitkan
nostalgia masa remaja
2.3.2. Hal-hal yang erat berkaitan
dengan bakat, pendidikan, profesi atau hobinya.
2.3.3. Perkembangan aktuil tentang
keadaan sosial, ekonomi dan politik.
2.3.4. Humor-humor jenaka yang
menantang daya pikirnya.
2.3.5. Hal-hal yang bermanfaat
untuk mempertahankan awet mudanya.
3. Pendidikan
Tingkat dan jenis pendidikan seorang wisatawan akan mempengaruhi
sikap, minat dan keinginan untuk mengetahui kekayaan suatu onyek
wisata yang dikunjungi.
3.1. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya ilmu
pasti alam akan lebih tertarik pada data-data angka dan kaidah-
kaidah alam yang terdapat disuatu obyek wisata.
3.2. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya ilmu
sosial budaya akan lebih menekuni atraksi-atraksi wisata budaya.
3.3. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya
teknik pertanian atau peternakan akan lebih menyukai obyek
wisata yang banyak fauna atau floranya.
3.4. Wisatawan yang memiliki bakat suatu cabang
kesenian akan sangat tertarik apabila Pramuwisata dapat
memberikan penjelasan yang cukup tentang kesenian yang
disenangi wisatawan itu.
3.5. Wisatawan yang latar pendidikannya ilmu
kedokteran akan selalu tertarik pada masalah-masalah
kesehatan.
25
4. Profesi/Pekerjaan
Profesi/pekerjaan seorang wisatawan mempengaruhi juga motifasi untuk
mengadakan perjalanan. Hal ini terlihat pada cara wisatawan didalam
memilih/menentukan obyek dan acara ditempat tujuan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, untuk mengetahui karakteristik
wisatawan, Pramuwisata dianjurkan agar lebih banyak belajar baik dari
kepustakaan-kepustakaan maupun dari pengalaman.
UPAYA-UPAYA PENGAMANAN
Dengan semakin pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia maka dituntut
perhatian yang lebih besar terhadap masalah keamanan, baik keamanan
Negara atas bahaya yang bersumber dari datangnya wisatawan asing maupun
keamanan wisatawan itu sendiri selama berada di Indonesia. Terciptanya
kondisi keamanan yang benar-benar mantap merupakan prasarat bagi
kelangsungan pembangunan kepariwisataan karena bila terjadi gangguan
keamanan disuatu daerah dapat mempengaruhi arus kunjungan dan minat
wisatawan berkunjung kedaerah tersebut.
Pramuwisata yang bertugas mendampingi dan memberikan
petunjuk/penjelasan kepada para wisatawan memegang peranan didalam
usaha menjaga serta memelihara keamanan tersebut dimana Pramuwisata
dapat bertindak sebagai pembantu aparat keamanan fungsional yang telah
ada seperti antara lain Polisi. Peranan yang dapat dilakukan Pramuwisata
lebih dititik beratkan kepada upaya-upaya pencegahan (preventif), meskipun
tidak tertutup kemungkinan pabila terpaksa melakukan tindakan-tindakan
yang bersifat penindakan (represif) dalam batas-batas tertentu sesuai
kemampuannya.
Upaya-upaya pengamanan tersebut terutama berkaitan dalam menjaga dan
memelihara:
A. Keamanan Negara
B. Ketertiban Umum/Masyarakat
C. Obyek Wisata
D. Diri Pribadi Wisatawan
E. Harta benda Wisatawan
A. KEAMANAN NEGARA
Perlu disadari bahwa kepariwisataan amat peka terhadap keamanan
dan keselamatan Negara, karena melalui wisatawan dimungkinkan
adanya usaha :
1. Subversi, infiltrasi dan kegiatan spionase dari Negara-negara
asing.
2. Penyelundupan obat bius (narkotik), senjata, uang palsu,
benda-benda purbakala, barang-barang berharga (emas,
permata dan lain-lain) serta benda/barang berharga lainnya.
26
3. Lain-lain pengaruh negative yang mengancam keselamatan
dan keutuhan bangsa.
Masuknya pengaruh negatif dimaksud semakin dimungkinkan
dengan berkembangnya pola berwisata dalam jumlah besar
yang lazim disebut “Mass Tourism”.
Oleh karenanya Pramuwisata diharuskan ikut serta memberikan
perhatiannya didalam usaha menjaga dan memelihara keamanan
Negara dengan cara turut mengamati sikap dan tindakan wisatawan
yang mencurigakan. Apabila ternyata sikap dan tindakan wisatawan
dianggap dapat membahayakan keamanan Negara, hendaknya
Pramuwisata secepatnya menyampaikan/memberitahukan kepada
aparat keamanan terdekat guna diambil langkah-langkah yang
diperlukan.
Partisipasi Pramuwisata didalam mengamati wisatawan bukanlah
berarti bahwa Pramuwisata menjalankan tugas “matamata”(spion),
akan tetapi hal itu dianggap merupakan manifestasi kewajiban sebgai
warga Negara yang bertanggung jawab.
B. KETERTIBAN UMUM/ MASYARAKAT
Seperti dijelaskan dimuka, perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya
dan politik dari setiap wisatawan menyebabkan pula perbedaan antara lain
dalam sikap, watak, penilaian dan pandangan terhadap seseuatu hal. Adanya
perbedaan ini mempunyai keuntungan maupun kerugian. Perbedaan sosial,
ekonomi dan budaya serta politik tersebut dapat menjadi dorongan atau daya
tarik untuk berkunjung kesuatu daerah tujuan wisata, apakah sekedar untuk
mengetahui atau untuk memperdalam pengetahuannya. Sebaliknya,
bertemunya wisatawan dengan masyarkat didaerah obyek wisata yang
masing-masing memiliki perbedaan seperti disebutkan diatas dapat pula
menimbulkan kegoncangan atau gangguan terhadap ketertiban masyarakat
setempat. Hal ini disebabkan antara lain karena kedua pihak kurang
memahami perbedaan-perbedaan yang ada.
Dalam hal demikian Pramuwisata berperan menjadi “penghubung” antara
wisatawan dan masyarakat agar kedua pihak dapat saling memahami
perbedaan yang ada sehingga dengan demikian akan terwujud rasa saling
menghormati dan saling menghargai.
Agar masyarakat setempat dapat menerima dan memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin kepada wisatawan, seyogyanya Pramuwisata ikut memberikan
penjelasan kepada masyarakat antara lain mengenai :
1. Maksud kunjungan wisatawan
2. Manfaat kunjungan wisatawan kedaerah bagi masyarakat. Apabila
masyarakat memberikan pelayanan yang baik akan menyebabkan
datangnya wisatawan dalam jumlah yang lebih besar, yang sekaligus akan
memberikan keuntungan yang lebih banyak.
Sebelum tiba di daerah/obyek yang akan dikunjungi kepada wisatawan
hendaknya diberi penjelasan dan petunjuk-petunjuk diantaranya mengenai :
27
1. Perbuatan-perbuatan yang oleh masyarakat dianggap tidak pantas
dilakukan di depan umum atau ditempat terbuka, seperti antara lain
mandi tanpa pakaian (telanjang), mabuk sehingga membuat
kegaduhan/keributan, bercumbu-cumbuan dan sebagainya.
2. Hal yang dianggap tabu oleh masyarkat baik karena adat maupun
kepercayaan yang dianut, seperti misalnya mengotori makam nenek
moyang.
3. Nilai-nilai budaya lain yang dijunjung tinggi dan dihormati
masyarakat.
4. Peraturan-peraturan daerah setempat.
Pramuwisata berkewajiban mengajak wisatawan yang dibimbingnya agar
tidak melakukan perbuatan atau bersikap yang sifatnya menyinggung atau
memancing kemarahan anggota masyarakat yang dikunjungi.
Selanjutnya dalam hal terjadi adanya anggota masyarakat atau wisatawan
melakukan perbuatan yang sama-sama tidak dikehendaki kedua phak
Pramuwisata harus cepat mengambil langkah-langkah diperlukan agar
masalahnya tidak sampai mengganggu kepentingan masing-masing dan
dalam keadaan memaksa dapat minta bantuan aparat keamanan setempat.
C. OBYEK WISATA
Obyek wisata merupakan modal utama dan sekaligus merupakan daya tarik
kepariwisataan oleh karena itu mutlak perlu terus dikembangkan,
diperlihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Negara kita
memiliki kekayaan obyek wisata baik obyek wisata alam, obyek wisata
budaya maupun obyek wisata sejarah dengan segala jenis dan bentuknya
yang kesemuanya itu dapat memberikan manfaaat bagi kesejahteraan
masyarakat/bangsa bilamana dikelola sebagaimana mestinya.
Hendaknya disadari, pengamanan dan pemeliharaan obyek wista bukanlah
semata-mata menjadi tanggung jawab Pemerintah akan tetapi menuntut
pula partisipasi pihak-pihak yang berkecimpung disektor kepariwisataan,
partisipasi masyarakat maupun partisipasi wisatawan.
Yang dimaksud dengan pengamanan dan pemeliharaan obyek wisata
adalah melakukan usaha pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
antara lain, pencurian, pengrusakan, penodaan/pengotoran obyek wisata
atau benda-benda budaya yang terdapat dalam suatu lingkungan obyek
wisata, dan lain-lain perbuatan yang negative.
Upaya-upaya pengamanan dan pemeliharaan dapat dilakukan antara lain
dengan cara ;
1. Memberikan penjelasan kepada wisatawan tentang :
Nilai budaya/sejarah suatu obyek atau benda/barang, sehingga dengan
mengetahui hal tersebut wisatawan diharapkan dapat lebih tergerak hatinya
untuk ikut mengamankan dan memelihara.
Peraturan dan sanksi-sanksi yang berlaku di obyek yang harus dipatuhi oleh
setiap wisatawan.
28
2. Secara aktif turut pula mengamati/mengawasi tingkah laku wisatawan.
Bilamana ada wisatawan yang bermaksud mencuri, merusak atau
mengotori obyek, Pramuwisata harus dengan cepat mencegahnya.
3. Apabila ada seorang wisatawan ternyata melakukan pencurian,
usahakan untuk mendapatkan benda tersebut kembali atau meminta
bantuan pada pihak yang berwenang untuk menyelesaikannya.
4. Menumbuhkan pengertian yang lebih mendalam pada masyarakat
setempat agar senantiasa mengamankan dan memelihara obyek yang
ada dengan sebaik-baiknya, termasuk menumbuhkan pengertian untuk
tidak mudah terpengaruh atau meniru kebudayaan asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa.
5. Selain hal-hal tersebut diatas Pramuwisata harus memberikan contoh
yang baik kepada wisatawan dan masyarakat dalam semua tindakannya.
D. DIRI PRIBADI WISATAWAN
Pengamanan terhadap keselamatan wisatawan termasuk salah satu
kewajiban dan tanggung jawab Pramuwisata. Wisatawan hendaknya
dapat diyakinkan bahwa bersama Pramuwisata dia dapat merasa
aman dari bahaya atau gangguan, sebab Pramuwisata pada
hakekatnya adalah “pelindung wisatawan”.
Bahaya atau gangguan keselamatan wisatawan dapat bersumber dari
:
1. Obyek wisata yang dikunjungi
Obyek wisata walaupun menarik ada kalanya dapat menimbulkan
malapetaka apabila wisatawan tidak berhati-hati dalam melihat
atau mengunjungi atau apabila wisatawan tidak mematuhi
peraturan-peraturan yang ada. Sebagai contoh misalnya kawah
gunung berapi yang mengandung racun, taman margasatwa yang
memiliki binatang-binatang buas, laut yang kelihatannya tenang
tetapi berbahaya karena mempunyai arus dibawah yang dapat
menghanyutkan dan lain sebagainya.
Pada obyek-obyek wisata yang dapat menyebabkan malapetaka
atau dinyatakan berbahaya biasanya disediakan
peralatan/perlengkapan keselamatan serta petugas penyelamat.
Apabila wisatawan akan mengunjungi obyek-obyek wisata seperti
dimaksudkan diatas, beberapa hal yang harus dilakukan
Pramuwisata adalah :
1.1. Sebelum kunjungan dimulai berikan penjelasan kepada
wisatawan tenang keadaan obyek wisata dan bahaya-
bahaya yang dapat terjadi.
1.2. Berikan petunjuk-petunjuk cara menghindarkan diri dari
bahaya yang mungkin timbul.
1.3. Bilamana wisatawan memiliki peralatan keselamatan yang
diperlukan, ingatkan utnuk membawa dan memakainya.
1.4. Setibanya di obyek wisata, hubungilah petugas-petugas
keamanan/penyelamat yang ada baik dalam rangka
29
memberikan petunjuk-petunjuk maupun pertolongan yang
dibutuhkan.
1.5. Usahakan agar wisatawan selalu berhati-hati dan
mematuhi segala peraturan/larangan yang berlaku.
1.6. Selama wisatawan menikmati obyek, Pramuwisata jangan
sekali-kali meninggalkan tempat tersebut.
2. Hal-hal lain diluar obyek wisata
Berbagai bahaya yang bersumber dari luar obyek wisata dapat
mengancam keselamatan wisatawan misalnya penyakit,
kecelakaan lalu lintas, penodongan dan lain sebagainya.
Dalam hal demikian, upaya-upaya pengamanan yang perlu
dilakukan Pramuwisata antara lain :
2.1. Sebelum melakukan perjalanan terlebih dahulu periksa
peralatan PPPK.
2.2. Wisatawan yang merasa kurang sehat sebaiknya dianjurkan
untuk tinggal di Hotel.
2.3. Selama dalam perjalanan beritahukan kepada wisatawan
agar tidak mengeluarkan anggota badannya dari
kendaraan.
2.4. Beritahukan pengemudi untuk selalu berhati-hati dan tidak
melampaui batas kecepatan maksimum.
2.5. Selama kunjungan di obyek, beritahukan agar wisatawan
selalu tetap dalam rombongan. Sekiranya ada diantaranya
yang ingin pergi ke obyek lain (jika hal itu tidak bisa
dihindarkan), berilah petunjuk-petunjuk yang diperlukan
dan batasi waktunya sesingkat mungkin.
2.6. Dalam keadaan wisatawan terserang suatu penyakit atau
mengalami kecelakaan, berilah pertolongan pertama yang
diperlukan. Jika keadaan sisakit mengkhawatirkan
segeralah menelpon atau membawanya ketempat
pengobatan (rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas
dan lain-lain).
2.7. Untuk kasus-kasus tertentu (seperti kecelakaan
kendaraan, penodongan), perlu segera memberikan
lapooran atau meinta bantuan aparat keamanan (misalnya
polisi) setempat.
2.8. Persiapkan alamat-alamat untuk memperoleh bantuan
didaerah yang akan dikunjungi.
2.9. Selalu adakan pengecekan jumlah peserta rombongan baik
sewaktu hendak berangkat tour, melanjutkan perjalanan
ataupun hendak kembali ke hotel.
E. HARTA BENDA WISATAWAN
Pengamanan harta benda wisatawan terutama yang berharga seperti
uang, benda, perhiasan, alat-alat fotografi dan sebgainya tidak
30
boleh diabaikan oleh Pramuwisata, bahkan barang-barang wisatawan
yang terkecilpun harus tetap mendapatkan perhatiannya. Perlu
diingatkan bahwa pada kejadian tertentu persoalan harta benda
dapat berakibat pada keselamatan diri wisatawan misalnya karena
penodongan, penjambretan dan sebagainya.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengamanan harta benda wisatawan tersebut, diantaranya :
1. Mengingatkan wisatawan agar selalu
waspada atas segala harta yang
dibawa.
2. Menjelaskan bahaya-bahaya yang dapat
terjadi atas harta benda
baik selama berada di hotel, maupun selama mengikuti acara
tour
dan atau sewaktu melakukan acara bebas.
Untuk itu berikan petunjuk cara pengamanan, antara lain :
2.1. Selama menginap di hotel agar menitipkan benda-benda
berharga ditempat yang telah disediakan (safe deposit
box).
2.2. Selama dalam perjalanan mengikuti tour dianjurkan hanya
membawa barang-barang yang benar-benar diperlukan.
2.3. Sewaktu belanja atau berjalan-jalan, dianjurkan untuk
tidak membawa uang atau perhiasan secara berlebihan,
dan seyogyana tidak bepergian seorang diri terutama di
malam hari.
3. Turut serta mengawasi/menjaga barang-barang wisatawan selama
berada di obyek wisata. Dalam hal ini sebaiknya barang-
barang/peralatan yang tidak dipakai, dikumpulkan pada suatu tempat
yang aman.
4. Bilamana ada diantara wisatawan yang kehilangan barang, Pramuwisata
dengan cepat harus melaporkan hal tersebut kepada aparat keamanan
setempat. Sikap ini akan menimbulkan rasa simpati wisatawan kepada
anda bahwa anda benar-benar Pramuwisata yang bertanggung jawab.
5. Sebelum berangkat tour dan pada waktu hendak melanjutkan
perhalanan atau pulang ke hotel wisatawan perlu diingatkan atas
barang-barang bawaannya.
Sehubungan dengan upaya-upaya pengamanan diatas, dalam keadaan dan
kondisi yang dipandang perlu Pramuwisata dapat meminta bantuan aparat
keamanan setempat, dengan catatan hendaknya dijaga agar penampilan
aparat keamanan tersebut tidak terlalu menyolok dan tidak menimbulkan
perasaan serta kesan yang kurang baik kepada wisatawan (misalnya aparat
keamanan tidak perlu berpakaian seragam dan tidak terlihat membawa
senjata).
31
32

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
fcsari
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
topik16
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
Jabalan Perang
 
Workshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisataWorkshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisata
Yayasan TERANGI
 

Mais procurados (20)

1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt1 Bisnis Pariwisata.ppt
1 Bisnis Pariwisata.ppt
 
Makalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisiMakalah pariwisata new revisi
Makalah pariwisata new revisi
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
FUNGSI PRAMUWISATA
FUNGSI PRAMUWISATAFUNGSI PRAMUWISATA
FUNGSI PRAMUWISATA
 
DAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATADAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATA
 
Konsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata IT
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
3.3. Menganalisis Dampak Industri Pariwisata
 
Industri pariwisata
Industri pariwisataIndustri pariwisata
Industri pariwisata
 
Company profile Khatulistiwa Tour
Company profile Khatulistiwa TourCompany profile Khatulistiwa Tour
Company profile Khatulistiwa Tour
 
Pengantar Kepariwisataan
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
 
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTANKEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
KEGIATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
 
Workshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisataWorkshop pb pemandu wisata
Workshop pb pemandu wisata
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
 

Semelhante a TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN

DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptxDMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
AtsutaneFuyujin
 
Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinan
Sthefanie Parera
 
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docxMAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
ChankDul
 

Semelhante a TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN (20)

Modul 3-sikap-jujur-dan-disiplin
Modul 3-sikap-jujur-dan-disiplinModul 3-sikap-jujur-dan-disiplin
Modul 3-sikap-jujur-dan-disiplin
 
Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
 Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
 
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)Makalah lingkungan  bisnis ( pengantar bisnis)
Makalah lingkungan bisnis ( pengantar bisnis)
 
DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptxDMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
DMLKL (Standar Penampilan Diri).pptx
 
Meningkatkan Kualitas Penampilan & Sikap - FINAL.ppt
Meningkatkan Kualitas Penampilan & Sikap - FINAL.pptMeningkatkan Kualitas Penampilan & Sikap - FINAL.ppt
Meningkatkan Kualitas Penampilan & Sikap - FINAL.ppt
 
Pentingnya Pengembangan Diri dan Syarat untuk Sukses
Pentingnya Pengembangan Diri dan Syarat untuk SuksesPentingnya Pengembangan Diri dan Syarat untuk Sukses
Pentingnya Pengembangan Diri dan Syarat untuk Sukses
 
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
 
Fungsi manajemen kepemimpinan
Fungsi manajemen   kepemimpinanFungsi manajemen   kepemimpinan
Fungsi manajemen kepemimpinan
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Executive & Dire...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Executive & Dire...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA,  Executive & Dire...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Executive & Dire...
 
Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development
Pentingnya pengembangan kepribadian- personality developmentPentingnya pengembangan kepribadian- personality development
Pentingnya pengembangan kepribadian- personality development
 
PENTING_NYA_GROOMING.ppt
PENTING_NYA_GROOMING.pptPENTING_NYA_GROOMING.ppt
PENTING_NYA_GROOMING.ppt
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stress
 
Latihan Leadership
Latihan LeadershipLatihan Leadership
Latihan Leadership
 
Kursus Pemanduan Berhemah & Professional
Kursus Pemanduan Berhemah & ProfessionalKursus Pemanduan Berhemah & Professional
Kursus Pemanduan Berhemah & Professional
 
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docxMAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
 
Tugas hrm kelompok 6 -
Tugas hrm   kelompok 6 -Tugas hrm   kelompok 6 -
Tugas hrm kelompok 6 -
 
KB 1 Etika Usaha
KB 1 Etika UsahaKB 1 Etika Usaha
KB 1 Etika Usaha
 
Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan DiriLatihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
Latihan Pengendalian diri dalam Pengembangan Diri
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Trait and-factor
Trait and-factorTrait and-factor
Trait and-factor
 

Mais de Noersal Samad

Indonesia's Marine Tourism Development Planning
Indonesia's Marine Tourism Development PlanningIndonesia's Marine Tourism Development Planning
Indonesia's Marine Tourism Development Planning
Noersal Samad
 
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN 50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
Noersal Samad
 
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
Noersal Samad
 
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEAAntisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
Noersal Samad
 
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu NegaraTata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
Noersal Samad
 
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
Noersal Samad
 
Professional Conference Organizer
Professional Conference OrganizerProfessional Conference Organizer
Professional Conference Organizer
Noersal Samad
 
Professional conference organizer
Professional conference organizerProfessional conference organizer
Professional conference organizer
Noersal Samad
 
Tour Guide & Leader Online Tutorial
Tour Guide & Leader Online TutorialTour Guide & Leader Online Tutorial
Tour Guide & Leader Online Tutorial
Noersal Samad
 
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai WisataPentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
Noersal Samad
 
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa WisataKerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
Noersal Samad
 
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATAKOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
Noersal Samad
 
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis KompetensiBuku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Noersal Samad
 
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
Noersal Samad
 
Profesional Event Organizer
Profesional Event OrganizerProfesional Event Organizer
Profesional Event Organizer
Noersal Samad
 
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata AlamPersiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
Noersal Samad
 
Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)
Noersal Samad
 

Mais de Noersal Samad (20)

Project Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learningProject Guide / Tour Leader E_ learning
Project Guide / Tour Leader E_ learning
 
How does sustainable tourism differ from conventional tourism
How does sustainable tourism differ from conventional tourismHow does sustainable tourism differ from conventional tourism
How does sustainable tourism differ from conventional tourism
 
Indonesia's Marine Tourism Development Planning
Indonesia's Marine Tourism Development PlanningIndonesia's Marine Tourism Development Planning
Indonesia's Marine Tourism Development Planning
 
Esperanto - Monda Amikeca Lingvo: International Language Course
Esperanto - Monda Amikeca Lingvo: International Language CourseEsperanto - Monda Amikeca Lingvo: International Language Course
Esperanto - Monda Amikeca Lingvo: International Language Course
 
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN 50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
50 TAHUN BERKUBANG DALAM BIDANG KEPARIWISATAAN
 
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
HEMAT WAKTU: BAHAN PELAJARAN DARI INTERNET, ANDA TINGGAL PILIH
 
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEAAntisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
Antisipasi Menghadapi Pelaksanaan MEA
 
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu NegaraTata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
Tata Kelola Acara Kunjungan Tamu Negara
 
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
Sumber Daya Manusia Pariwisata Indonesia Abad 21
 
Professional Conference Organizer
Professional Conference OrganizerProfessional Conference Organizer
Professional Conference Organizer
 
Professional conference organizer
Professional conference organizerProfessional conference organizer
Professional conference organizer
 
Tour Guide & Leader Online Tutorial
Tour Guide & Leader Online TutorialTour Guide & Leader Online Tutorial
Tour Guide & Leader Online Tutorial
 
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai WisataPentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
Pentahapan Rencana Pembangunan Pulau & Pantai Wisata
 
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa WisataKerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
Kerangka Pendataan Desa Yang Akan Dijadikan Desa Wisata
 
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATAKOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
KOMPETENSI PRAMUWISATA & PENGATUR WISATA
 
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis KompetensiBuku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
Buku Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi
 
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
Wisata Edukasi & Pramuwisata Edukasi (CHAPERONE)
 
Profesional Event Organizer
Profesional Event OrganizerProfesional Event Organizer
Profesional Event Organizer
 
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata AlamPersiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
Persiapan Sebelum Mengunjungi Objek Wisata Alam
 
Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)Kewiraniagaan (Salesmanship)
Kewiraniagaan (Salesmanship)
 

TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN

  • 1. TEKNIK PELAYANAN A. PENGERTIAN TEKNIK PELAYANAN Dengan memperhatikan batasan-batasan dari berbagai kepustakaan, yang dimaksud dengan Tehnik Pelayanan dalam judul ini adalah : “Suatu seni/kemahiran melaksanakan pelayanan yang harus dilakukan secara trampil, luwes dan professional (lawan dari amatur)”. Jika kemahiran ini telah dimiliki secara merata oleh Pramuwisata, akan timbul kesamaan tanggap, kesamaan pikiran dan kemudian kesamaan tindak dalam pelaksanaannya. Timbulnya kesamaan-kesamaan tersebut mendorong terciptanya kesadaran akan rasa setia kawan, rasa senasib, rasa sepenanggungan dan rasa sejawat sehingga lambat laun akan merupakan kaidah yang ditaati dan dilaksanakn bersama, sebagai tata karma (rules of conduct). B. TATA KRAMA (RULES OF CONDUCT) PRAMUWISATA Tata Krama Pramuwisata dimaksudkan sebagai kumpulan kaidah yang telah disepakati bersama untuk dipergunakan sebagai pedoman karena kaidah tersebut tumbul dari hakekat kedudukan, tugas serta tanggung jawab sebagai Pramuwisata. Didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam melaksanakan tugas perlu selalu diingat bahwa : 1. Pramuwisata Indonesia adalah warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar, oleh karenanya harus senantiasa : Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menjunjung tinggi Falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara serta mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan masyarakat, bangsa dan Negara. Menghargai harkat dan martabat manusia. Memelihara azas kegotong-royongan dengan sesama kawan sejawat (seprofesi). 1
  • 2. 2. Pramuwisata Indonesia berkewajiban untuk ikut serta mengembangkan kepariwisataan Indonesia melalui peningkatan pelayanan dan senantisasa berusaha : Menjaga nama baik, harkat dan martabat jabatan/pekerjaan (profesi) dan perusahaan yang diwakilinya. Mengutamakan kejujuran dan kebenaran. Bertindak sopan, bijaksana dan bertanggung jawab. Patuh dan taat terhadap kesepakatan bersama dan kepada pimpinannya. Memelihara hubungan baik/ kerjasama dengan pimpinan perusahaan, wisatawan, rekan-rekan sejawat dan unsure lain yang membantu pelaksanaan tugasnya. Berusaha agar tugasnya dilakukan berdaya guna (efficient) dan berhasil-guna (effective) yang optimal. C. PERSIAPAN DIRI Dengan berpedoman pada tata krama Pramuwisata sebagaimana diuraikan diatas, suatu tugas akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika sebelumnya diadakan persiapan-persiapan, khususnya persiapan diri yang meliputi antara lain : 1. Persiapan mental/rokhani, termasuk daya pikir (inteligensia). Tingkat pendidikan seseorang bukanlah merupakan satu-satnya faktor yang dapat menentukan daya pikirnya. Yang penting adalah bagaimana seseorang mengadaptasikan sesuatu masalah dengan cara berpikir yang sistematis. Sistematika berfikir ini dapat dimulai dengan mempertanyakan pada diri sendiri tentang : 1.1. Apa, yang akan dihadapi dan dikerjakan, apa masalah yang dihadapi dan mungkin dihadapinya; pertanyaan ini dapat dikembangakan terus sesuai dengan kondisi dan situasinya. 1.2. Siapa, yang dihadapi dan dilayani, siapa yang melayani dan sebagainya. Yang akan dihadapi dan dilayani adalah wisatawan, karenanya perlu diketahui bahwa : 1.2.1 Wisatawan adalah orang yang paling penting didalam usaha karena wisatawan memberikan usaha. 2
  • 3. 1.2.2 Wisatawan tidak tergantung kepada perusahaan anda, akan tetapi perusahaan anda tergantung kepadanya. 1.2.3 Wisatawan bukan berada diluar perusahaan anda, akan tetapi merupakan bagian dari perusahaan anda. 1.2.4 Wisatawan bersifat manusiawi dan bukan benda mati, ia juga mempunyai perasaan, emosi dan purbasangka. 1.2.5 Wisatawan bukan seseorang yang perlu diajak berdebat, karena wisatawan akan selalu menganggap dirinya benar dengan alasan-alasannya. Yang melayani adalah seorang Pramuwisata. Tanpa kecuali pada dasarnya ia mewakili perusahaan yang sekaligus bertindak sebagai salesman. Sebagai seorang salesman yang baik ia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya (self confidence) untuk mana ada 5 (lima) dasar pokok yang harus diketahui : (1) Pengetahuan tentang produknya (2) Pengetahuan tentang pasar/konsumen (3) Pengetahuan tentang perusahaannya (4) Pengetahuan tentang saingannya (5) Pengetahuan tentang rekanan/principals 1.3. Bilamana, hal ini menyangkut masalah waktu. Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah soal kewajiban untuk menepati waktu. Dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan, waktu harus direncanakan setepat-tepatnya. 1.4. Dimana, pertanyaan ini erat hubungannnya dengan pengenalan objek wisata, masyarakat dan daerahnya sebagaimana akan diuraikan pada BAB IV. 1.5. Bagaimana, menyangkut perencanaan pelaksanaan dilapangan. Hal ini secara terperinci akan dijelaskan pada uraian berikut. 2. Kepribadian Kepribadian bukanlah hal yang statis, yang berarti bukan sifat turun temurun yang tidak mungkin berubah. Kepribadian dapat dikembangkan, dilatih dan dibentuk. Sebaliknya kepribadian juga dapat tergelincir 3
  • 4. menjadi kebiasaan yang tidak menyenangkan dan seringkali lebih mudah daripada dilatih untuk menjadi lebih baik. Dengan bertanya pada diri sendiri untuk mengetahui cacat dalam kepribadian merupakan jalan terbaik untuk memperbaiki kepribadian seseorang. Kepribadian yang sehat dapat dikenal melalui sifat-sifat : 2.1. Keramah-tamahan, keriangan, kepercayaan diri pribadi (mengetahui kecakapan diri sendiri dan bagaimana menggunakan kecakapan itu dengan sebaik-baiknya). 2.2. Kestabilan emosi (dapat mengendalikan masalah pribadi tanpa membocorkannya). 2.3. Berperasaan humor (kecakapan untuk tertawa bagi dirinya sendiri). 2.4. Kecakapan untuk menerima kritik serta mempelajari kritik itu. 2.5. Berinisiatif (kecakapan untuk mengetahui seseuatu tanpa diberitahu). 2.6. Kecakapan untuk mengetahui apa yang perlu dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. 2.7. Berakal (dapat menemukan cara untuk menyelesaikan sesuatu bahakan dalam keadaan sulit). 2.8. Bersemangat, tidak tergantung kepada orang lain. 2.9. Tepat pada waktunya dan dapat bekerja tanpa diawasi. 2.10. Berpegang teguh kepada pendidikannya (kecakapan untuk menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai). Peraturan, kebiasaan dan sifat kepribadian semacam diatas dapat membawa sukses baik dalam kehidupan social maupun business. Sukses karier suatu pekerjaan tidak terletak pada pimpinan tetapi pada diri sendiri. 3. Persiapan fisik/jasmani. Penampilan diri yang segar, bersemangat dan selalu tampak gembira dalam mendampingi wisatawan, merupakan salah satu kunci sukses dalam melaksanakan tugas Pramuwisata. Kondisi yang demikian hanya bisa dicapai jika kesehatan jasmani dan rohani dipelihara sebaik-baiknya. Dengan bekal kesehatan jasmani dan rohani dapatlah diatur hal-hal berikut : 3.1. Penampilan diri (appearance): 3.1.1. Pakaian 4
  • 5. Harus selalu berpakaian dengan rapi (neat), bersih (clean), sesuaikan potongan maupun warnanya dengan acara, tampat dan suasana. 3.1.2. Jaga kebersihan badan dengan baik (kuku, gigi, rambut dan sebagainya). 3.1.3. Sikap badan bisa disempurnakan dengan jalan melatih diri (jalan tegak dan sebagainya). 3.1.4. Paras muka jangan berkerut/ cemberut dan usahakan agar selalu kelihatan gembira dan senyum. 3.1.5. Hindari berolok-olok dalam arti negative. 3.2. Bahasa dan kata-kata. Bahasa adalah alat dengan siapa kita dapat berhubungan satu sama lain. Kesalahan memilih dan menggunakaan kata-kata bisa menim-bulkan salah pengertian bahkan malapetaka, seperti peribahasa mengatakan “Mulut kamu, harimau kamu”. Oleh karenanya usahakanlah agar kemampuan bahasa senantiasa ditingkatkan dengan jalan banyak membaca, khususnya buku- buku yang erat hubungannya dengan tugas-tugas yang dihadapi. Dengan banyak membaca, secara bertahap perbendaharaan kata- kata akan bertambah. D. MACAM-MACAM TUGAS Pada Biro-biro perjalanan Umum yang besar dan banyak menangani wisatawan seringkali pelayanan tidak dilaksanakan hanya oleh seorang Pramuwisata saja. Untuk itu biasanya diadakan seorang Pengawas Perjalanan Wisata (Tour Supervisor). Apabila terdapat Pengawas Perjalanan Wisata maka didalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Pramuwisata secara taktis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pengawas Perjalanan Wisata tersebut. Pengawas Perjalanan Wisata adalah Karyawan Biro Perjalanan Umum yang dibebani tugas-tugas mengenai segala sesuatu yang menyangkut penyelenggaraan perjalanan wisata (tour) diwilayahnya (area) dan bertindak sebagai coordinator dan pengawas dari Pramuwisata, pengemudi dan sarana angkutan orang/barang. Pedoman kerja pembagian tugas antara Pengawas Perjalanan Wisata, Pramuwisata (Guide) dan Pengemudi diatur sebagai berikut : 1. Pengawas Perjalanan Wisata dengan tugas pokok : 5
  • 6. Memberikan petunjuk-petunjuk dan penjelasan yang diperlukan mengenai tugas yang akan dihadapi oleh Pramuwisata dan pengemudi. Membantu Pramuwisata apabila terjadi hambatan. Selalu hadir di Hotel apabila ada rombongan yang baru tiba atau akan berangkat (perjalanan jauh). Mengolah semua laporan dan pengaduan dilingkungan wilayah yang menjadi tanggung jawabnya. Menyiapkan kendaraan cadangan untuk menghadapi suatu keadaan darurat dan mengatasi semua persoalan yang timbul secara tidak terduga dengan berdaya guna dan berhasil guna. Membina hubungan kerja yang baik dengan rekan-rekan sejawat dan rekanan yang diperlukan untuk kelancaran tugasnya. Tugas-tugas lain yang menyangkut tugas pokok. Peraturan, kebiasaan dan sifat kepribadian semacam diatas dapat membawa sukses baik dalam kehidupan social meupun business. Sukses karier suatu pekerjaan tidak terletak pada pimpinan tetapi pada diri sendiri. 2. Pramuwisata. Menurut peraturan yang berlaku terdapat dua macam Pramuwisata yaitu : Pramuwisata Umum (General Guide). Mereka yang bekerja penuh pada Biro Perjalanan Umum sering dikenal dengan nama “Payroll guide”. Mereka yang bukan karyawan Biro Perjalanan Umum sering dikenal dengan nama “Freelance Guide”. Pramuwisata Khusus (Special Guide) yaitu Pramuwisata yang hanya dapat bekerja (beroperasi) pada obyek tertentu. Tanpa membedakan ikatan kerjanya Pramuwisata dapat melakukan tugasnya baik untuk perorangan maupun rombongan, dengan tugas pokok : 1. Menghimpun semua dokumen yang diperlukan dari Pengawas Perjalanan Wisata. 6
  • 7. 2. Meneliti kendaraan yang akan dipergunakan apakah berada ditempat sesuai dengan waktu yang dikehendaki, dan memeriksa kebersihannya. 3. Memeriksa dan mempersiapkan tanda-tanda, khusus (sign board) maupun tanda-tanda lain yang akan dipergunakan. 4. Jika diperlukan, membantu wisatawan menyelesaikan urusan keimigrasian dan pabean. 5. Memeriksa kotak P.P.P.K. 6. Membimbing dan membantu wisatawan selama dalam perjalanan. 7. Melaporkan dan jika perlu segera mengambil tindakan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam perjalanan. 8. Membayar semua pengeluaran-pengeluaran seperti persenan (tips), sumbangan-sumbangan (donation) dan karcis masuk (entrance fees) yang telah direncanakan. 3. Pengemudi dan tugas pokok. Memperhatikan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pramuwisata dan membicarakan dengan Pramuwisata kalau terjadi sesuatu hambatan atau keadaan darurat. Memeriksa kondisi teknis kendaraan yang akan dipakai dan peralatan/perlengkapan. Memperhatikan dan memelihara kebersihan kendaraan diluar maupun di dalam. Memasang atau melepas tanda-tanda pengenal khusus pada kendaraan (kalau ada) sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Membantu Pramuwisata menghitung dan mengawasi wisatawan. Mengawasi pemuatan dan penurunan barang-barang wisatawan. Kalau ada permintaan-permintaan khusus dari wisatawan untuk berhenti dan sebagainya disampaikan dan dibicarakan dengan Pramuwisata. 4. Didalam pelaksanaan, tergantung kepada besar kecilnya rombongan dapat diadakan pembagian kerja diantara beberapa petugas secara khusus baik ketika menjemput maupun mengantar rombongan. Pada umumnya selain tenaga Pramuwisata juga ada tenaga khusus yang mengurus barang atau keperluan-keperluan lainnya, tetapi sering terjadi seorang Pramuwisata harus melakukan tugas tersebut. Jika 7
  • 8. demikian terjadi hendaknya Pramuwisata sudah menguasai seluk beluk keseluruhan persoalan tersebut pada butir 1 sampai dengan 3 diatas. 5. Disamping tugas khusus seperti telah diuraikan pada butir 2 diatas, Pramuwisata selanjutnya senantiasa ikut mengambil peranan dalam pelayanan-pelayanan sebagai berikut : Arrival Transfer Sehari sebelum rombongan tiba mengadakan penelitian melalui saluran- saluran yang ditentukan oleh perusahaan mengenai : Alat angkutan yang akan dipergunakan untuk orang/barang. Penyediaan tempat di Hotel berikut daftar penghuninya (rooming list). Pengaturan kelancaran “Check-in Procedure” dan membicarakan halnya dengan pihak hotel. Pencantuman catatan-catatan seperlunya pada papan pengumuman di hotel. Memeriksa jadwal penerbangan dan menghubungi perusahaan-perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh kepastian rencana waktu pendaratan (ETA), sehingga alat angkutan untuk orang dan barang bias disiapkan tepat pada waktunya (tergantung kepada sedikit banyaknya wisatawan, barang- barang bias dibawa bersama dengan orangnya atau diangkut dalam kendaraan sendiri). Sebelum berangkat ke pelabuhan udara, memeriksa kembali dokumen- dokumen yang diperlukan. Apabila pintu keluar untuk penumpang lebih dari satu, hubungilah perusahaan penerbangan yang bersangkutan untuk mengetahui dari pintu mana wisatawan akan disalurkan keluar sehingga Pramuwisata dapat menempatkan diri ditempat yang tepat. Apabila jumlah rombongan tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya datang, Pramuwisata dapat mengadakan “Counter-check” pada “Passanger manifest”. Tunggulah wisatawan ditempat yang mudah dilihat dan diizinkan untuk dijemput. Jika jumlah wisatawan cukup banyak, dengan seizin yang berwajib Pramuwisata dapat membantu dalam penyelesaian pemeriksaan barang- barang. Setelah selesai pemeriksaan pabean, wisatawan dipersilakan untuk menuju pintu keluar dan selanjutnya aturlah hal-hal sebagai berikut : 8
  • 9. 5.1.5.1. Kumpulkan semua barang disuatu tempat dan cocokkan jumlahnya kepada Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader) atau wisatawan yang bersangkutan. 5.1.5.2. Persilakan wisatawan menuju kendaraan yang tersedia. Pramuwisata harus berdiri dimuka pintu kendaraan untuk menghitung jumlah wisatawan dan apabila dipandang perlu dapat membantu wisatawan naik ke kendaraan. 5.1.5.3. Masukkan barang kedalam kendaraan yang tersedia dan beritahukan jumlahnya kepada pengemudi yang akan bertanggung jawab terhadap keamanannya. Dalam perjalanan menuju ke hotel (kecuali untuk transfer ulangan) lakukan hal-hal sebagai berikut : 5.1.6.1. Sampaikan ucapan selamat datang dan katakan mudah-mudahan mereka telah menikmati penerbangaannya. 5.1.6.2. Perkenalkan diri anda. 5.1.6.3. Sampaikan maaf kalau ada hambatan-hambatan dalam pengurusan dan hal-hal lain yang kurang menyenangkan. 5.1.6.4. Berikan penjelasan mengenai “Check in procedure” hotel.Setibanya di hotel turunlah lebih dahulu dan tunggu wisatawan dimuka pintu kendaraan sampai wisatawan terakhir turun. Tunjukkan dan persilahkan mereka menuju “Check-in area” dan usahakan agar pelayanan berjalan lancar. Setelah semuanya diselesaikan dengan baik berikan penjelasan-penjelasan mengenai acara selanjutnya serta fasilitas-fasilitas yang ada di hotel. Tanyakan apakah semua penjelasan telah difahami dan berikan kesempatan kepada mereka untuk mengajukan pertanyaan. Berikanlah jawaban yang jelas dan bijaksana. Pramuwisata boleh meninggalkan hotel setelah semuanya terselesaikan dengan baik antara lain apakah barang sudah diterima masing-masing wisatawan. Catatan : (1) Jika ada barang yang hilang atau rusak di pelabuhan udara, bersama dengan wisatawan yang bersangkutan 9
  • 10. laporkanlah hal tersebut kepada perusahaan penerbangan yang mengangkutnya. (2) Jika ada pertanyaan mengenai suatu barang dari petugas Pabean, hubungi wisatawan yang bersangkutan dan mintalah agar dia memberikan penjelasan dan menjawab pertanyaan petugas tersebut. Departure Transfer Sehari sebelum keberangkatan adakanlah persiapan dan penentuan mengenai morning call, waktu pengumpulan barang, waktu berkumpul di lobby, waktu berangkat dari hotel, waktu keberangkatan pesawat dan menyediakan alat angkutan untuk orang dan barang Adakan penelitian mengenai waktu keberangkatan pesawat. Jika ada pengunduran waktu keberangkatan beritahukan segera pihak hotel agar selekasnya dapat dibuat pengumuman melalui pengeras suara dan jika tidak mungkin maka Pramuwisata harus menyampaikan berita pengunduran tersebut kepada setiap wisatawan. Persiapkan alat angkutan tepat pada waktunya dan periksa kebersihannya. Pramuwisata sudah berada di hotel selambat-lambatnya 45 menit sebelum keberangkatan untuk penyelesaian ‘check out procedure”. 30 menit sebelum keberangkatan dari hotel, barang-barang sudah harus dikumpulkan oleh “Bell-Captain” di Lobby. Sebelum memasuki bis, wisatawan dipersilakan memeriksa barang-barangnya. Jika dipergunakan kendaraan khusus pengangkut barang, perintahkan agar kendaraan barang berangkat terlebih dahulu dengan memberitahukan kepada pengemudi/petugas jumlah barang yang ada dengan nomor penerbangan yang akan dipergunakan. Pengemudi/petugas yang bersangkutan tidak boleh meninggalkan pelabuhan udara sebelum rombongan tiba dan jumlah barang selesai diperiksa. Berangkatkan rombongan dari hotel sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam perjalanan menuju pelabuhan udara hendaknya dilakukan hal-hal sebagai berikut : Memberitahukan tentang jam keberangkatan pesawat dan penerbangan yang dipergunakan. 10
  • 11. Perlu ditanyakan apakah diantara rombongan ada yang menghendaki tempat khusus yaitu tempat yang disediakan untuk yang tidak merokok. Beritahukan tentang “Check-in Procedure”, tentang boarding pass, pemeriksaan imigrasi dan pabean serta airport tax. Pada saat perpisahan, sampaikan permintaan maaf atas segala kekurangan yang tidak berkenan dihatinya. Sampaikan ucapan selamat jalan dan harapan supaya dapat berkunjung kembali ketempat tersebut. Setibanya dipelabuhan udara, turunlah lebih dahulu dan berdirilah dimuka pintu kendaraan untuk memeriksa jumlah wisatawan dan membantunya turun dari kendaraan. Bawalah rombongan menuju “Check-in Area” dan periksa apakah barang- barang sudah tiba dengan lengkap dan ditimbang serta diserahkan ke “Check- in Counter” sesuai dengan jumlahnya. Laksanakan “Check-in” segera secara tertib dan teliti, kemudian serahkan ticket, luggage tag dan boarding pass kepada Pemimpin Perjalanan Wisata atau kepada masing-masing wisatawan. Persilahkan rombongan menuju tempat pemeriksaan dokumen perjalanan dan pabean serta sampaikan sekali lagi salam perpisahan. Janganlah pergi meninggalkan pelabuhan udara sebelum pesawat tinggal landas sebab ada kemungkinan terjadi penundaan keberangkatan pesawat atau penundaan. Dalam hal terjadinya penundaan keberangkatan pesawat bisa timbul beberapa kemungkinan : Kalau penundaan tidak lebih dari ½ jam dan penumpang sudah boarding biasanya penumpang tetap berada di pesawat. Kalau penundaan lebih lama lagi dan belum boarding kiranya perlu dicari upaya agar mereka tidak merasa jemu menanti keberangkatan. Kunjungan wisatawan di dalam kota. Lama kunjungan relative lebih singkat waktunya dibandingkan dengan kunjungan keluar kota. Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul karena adanya gangguan pda kendaraan (misalnya mogok dan sebagainya) lebih mudah diatasi. 11
  • 12. Karena kesibukan lalulintas di dalam kota, biasanya dihadapi kesulitan dalam memberikan penjelasan-penjelasan (karena gangguan lalu-lintas dan sering konsentrasi wisatawan kurang terpusat pada penjelasan-penjelasan). Demikian juga mengenai ketepatan waktu lebih sukar dikendalikan. Hal-hal lain yang harus dikerjakan sebelum perjalanan diantaranya : Periksa pengemudi, kondisi kendaraan, kebersihan, AC dan pegeras suara. Beritahukan rencana perjalanan secara jelas, dimana dan berapa lama akan berhenti serta dimana kendaraan akan diparkir. Pada saat akan berangkat, berdirilah dimuka pintu kendaraan untuk menghitung jumlah rombongan dan naiklah kendaraan sesudah rombongan naik seluruhnya. Sebaliknya ketika turun, turunlah terlebih dahulu, berdiri dimuka pintu untuk menghitung dan membantu rombongan turun. Pemanduan wisata pada obyek-obyek didalam kota ditinjau dari ciri-cirinya dapat dibedakan dalam 3 macam yaitu : Peninjauan keliling kota (city sight seeing/city tour). (1) Sifatnya memberikan gambaran secara umum tentang keadaan kota. (2) Berikan penjelasan/gambaran yang jelas dan singkat mengenai hal-hal yang dianggap perlu, untuk ini lebih tepat jika digunakan perbandingan dengan kota asal wisatawan. (3) Usahakanlah agar penjelasan diarahkan pada obyek-obyek yang menarik perhatiannya sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjunginya secara khusus. Peninjauan pada obyek-obyek khusus di dalam kota. (1) Yang dimaksud dengan obyek khusus adalah obyek- obyek diluar city tour (obyek-obyek semacam ini biasanya dijual didalam package tour dan kadang- kadang merupakan optional tour). (2) Sebelum perjalan dimulai sebaiknya diberitahukan terlebih dahulu semua ketentuan mengenai obyek tersebut, misalnya ketentuan mengenai pakaian, pemotretan dan hal-hal lain yang diperbolehkan maupun yang dilarang. 12
  • 13. (3) Walaupun pada obyek-obyek khusus di Indonesia umumnya tersedia Pramuwisata Khusus yang akan memberikan penjelasan-penjelasan, Pramuwisata umumpun hendaknya memperdalam pengetahuannya mengenai obyek-obyek khusus ini, karena tidak mustahil wisatawan akan bertanya kepadanya tentang apa yang akan atau yang telah dilihatnya diobyek tersebut. (4) Jika kunjungan ini dilakukan untuk tujuan belanja (shopping) berikan penjelasan dan saran-saran yang obyektif mengenai kwalitas barang serta harganya (cara menawar kalau ada). Janganlah mempergunakan kesempatan ini untuk memperoleh komisi. Sikap demikian dapat merusak citra kepariwisataan secara keseluruhan dan juga citra terhadap diri Pramuwisata sendiri. Kunjungan Malam (Evening tour). Jika kunjungan malam termasuk dalam suatu acara, usahakanlah agar wisatawan mengikuti cara-cara yang ditentukan. Janganlah kunjungan malam ini selalu diidentikkan dengan arti yang negative. Mematuhi acara yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat mengatur agar rombongan dapat pergi dan pulang bersama-sama akan menolong anda dari kemungkinan keterlibatan dalam soal yang peka. Faktor keamanan harus lebih diperhatikan dari kunjungan pada siang hari. Kunjungan wisatawan keluar kota. Waktu perjalanan umumnya lebih lama (lebih dari 6 jam). Kemungkinan dihadapinya hambatan (kendaraan mogok dan sebagainya) harus lebih diperhitungkan terutama karena komunikasi yang lebih sukar dibandingkan dengan didalam kota. Jika terjadi hambatan didalam perjalanan, Pramuwisata dapat meminta bantuan jasa-jasa antaralain Team Patroli Lalu-lintas Jalan Raya baik untuk penyampaian berita ataupun hal-hal lainnya. Karena perjalanan yang jauh dapat mengakibatkan kejemuan bagi wisatawan, seyogyanya diusahakan cara-cara untuk mengatasi kejemuan tersebut misalnya dengan cara membuat lelucon-lelucon segar dan menarik, menceritakan sesuatu, menyanyi dan lain sebagainya. Pengaturan kecepatan perjalanan harus disesuaikan dengan acara perjalanan tour (tour itinerary) untuk mencegah terjadinya hambatan-hambatan. 13
  • 14. Hal-hal yang harus dikerjakan sebelum keberangkatan diantaranya : Periksa pengemudi, kondisi kendaraan, kebersihan, AC dan pengeras suara. Tanyakan pada wisatawan barangkali ada barang-barang berharga yang perlu dititipkan di “Deposit Box” atau barang-barang lainnya dibagian penitipan barang-barang. Periksa kelengkapan kotak PPPK. Berikan saran-saran kepada wisatawan apa yang baik dan perlu dibawa dalam perjalanan ini (pakaian, kamera dan lain-lain). Sesudah semua persiapan dilakukan dengan sempurna, persilahkan wisatawan menaiki kendaraan (pada saat akan berangkat dan tiba, Pramuwisata berdiri dimuka pintu seperti diuraikan dimuka). Pemanduan wisata keluar kota dapat dibagi 2 (dua) macam, yaitu : Perjalanan keluar kota tanpa menginap Perjalanan keluar kota dengan menginap. Untuk perjalanan yang memerlukan menginap perlu diperhatikan agar pengemudi tetap menjaga kebersihan dan kondisi kendaraannya setelah dipakai siang hari, kondisi pengemudi dan batas kecepatan yang ditempuh. E.TEKNIK PELAYANAN Diatas telah diuraikan macam-macam tugas dimana Pramusiwata banyak berperan dan dituntut tanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaannya. Jika kita memperhatikan tatalaksana (operation procedure) dalam setiap tugas tersebut, sepintas lalu akan timbul kesan seolah-olah terlalu “njelimet” (minitius), sehingga tidak mustahil persoalan tersebut akan dianggap sepele. Kesalahan-kesalahan dan kurang sempurnanya pelaksanaan didalam pelayanan justru sering ditimbulkan oleh sikap atau tindakan mengabaikan tata laksana. Karenanya apa yang dikemukakan diatas adalah merupakan tata laksana yang harus benar-benar ditaati dan dipegang teguh sebagai tata laksana tetap (Standing Operation Procedure). Sebagai contoh dapat dikemukakan bagaimana misalnya tata laksana tetap bagi seorang pilot dan co pilot sebelum tinggal landas, walaupun mereka telah menjalani ratusan bahkan ribuan jam 14
  • 15. terbang akan tetapi setiap akan terbang pilot akan membacakan “Check List” tentang apa yang harus diulang atau dikerjakan co pilot. Hal demikian hendaknya dilakukan juga oleh Pramuwisata. Jika tata laksana ini dikerjakan dengan baik pelayanan secara professional akan dapat disempurnakan dengan teknik pelayanan berikut: 1. Teknik berbicara Perbendaharaan kata yang memadai dan susunan kata yang baik dapat lebih disempurnakan pengutaraannya dengan jalan : 1.1. Janganlah berbicara terlalu cepat atau terlalu lambat. 1.2. Aturlah volume suara dan nada suara. Hal ini dapat dilatih melalui pengalaman-pengalaman yang anda lakukan. 1.3. Hindarkan secapat mungkin pengucapan logat daerah. 1.4. Ucapkan kata-kata dengan penuh gairah. 1.5. Janganlah berbicara sambil memasukkan tangan di saku. 2. Pembicaraan di telpon 2.1. Berikan salam. 2.2. Sebutkan nama, jabatan dan perusahaan anda. 2.3. Perhatikan dengan sungguh-sungguh cara anda berbicara, jangan sekali-kali memotong pembicaraan. 2.4. Berbicaralah langsung mengenai persoalannya. Hindari sejauh mungkin pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan pokok persoalan. 2.5. Letakkan kedudukan corong (mouth-piece) pada jarak yang tepat dengan mulut anda. 2.6. Kalau pembicaraan tersebut memerlukan jawaban anda dan anda memerlukan waktu untuk menjawabnya katakanlah bahwa anda akan segera menelpon kembali. 2.7. Ucapkan terima kasih dan berikan salam. 3. Membina hubungan. 3.1. Berikan segera penghormatan atau salam sebelum anda didahuluinya atau sebelum yang bersangkutan memulai pembicaraan dengan anda. 3.2. Tunjukkan bahwa anda memperhatikannya. 3.3. Jangan memotong pembicaraan. 3.4. Usahakanlah agar anda selalu mengingat nama yang bersangkutan sebab dengan demikian, yang bersangkutan merasa diperhatikan. 3.5. Jangan membedakan pelayanan antara yang satu dengan yang lain. 4. Melayani pengaduan. 15
  • 16. 4.1. Dengarkan dan terima semua pengaduan dengan baik. 4.2. jangan beradu argumentasi dengan wisatawan. 4.3. Usahakan untuk memahami alasan pengaduannya. 4.4. Kalau pengaduannya dapat diterima, sampaikan segera permintaan maaf walaupun mungkin bukan kesalahan anda. 4.5. Dalam menerima pengaduan sekalipun bukan kesalahan dan tanggung jawab anda, jangan sekali-kali melemparkan kesalahan kepada orang lain. 5. Menjual Jasa Pelayanan. 5.1. Selalu perhatikan orang lain, ingat-ingatlah wajah dan nama-nama tamu. 5.2. Ramah-tamahlah, baik dalam tingkah laku, suara maupun kata-kata. 5.3. Praktekanlah perbuatan-perbuatan yang sopan dan ramah seperti membantu wisatawan wanita, barang bawaan atau tas mereka. 5.4. Berikan pelayanan yang cepat. 5.5. Jangan bercakap-cakap dengan petugas yang lain ketika ada tamu yang sedang anda layani. 5.6. Jangan mengeluh dimuka wisatawan tentang kesibukan atau kesalahan yang anda rasakan. MENGENAL OBYEK WISATA MASYARAKAT DAN DAERAHNYA Wisatawan yang datang kesuatu obyek atau daerah wisata mengharapkan berbagai kepuasan. Mereka ingin mengenal, mengetahui, dan menikmati lebih banyak dari setiap obyek atau daerah tersebut dalam waktu yang relative singkat dan biaya yang semurah mungkin. Oleh karena itu wajar kiranya bila wisatawan mendambakan adanya seseorang pemandu yang mampu memberikan informasi/keterangan- keterangan yang jelas, baik, dan lengkap serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan wisatawan mengenai obyek, masyarakat atau daerah yang dikunjungi. Sebagai pemandu, pemberi penerangan, pemberi saran dan sebagai karyawan yang memperkenalkan sesuatu kepada wisatawan, Pramuwisata harus membekali dirinya dengan pengetahuan/pengenalan dan pengalaman yang luas serta mendalam mengenai obyek wisata, masyarakat dan daerah yang dikunjungi. 16
  • 17. Pelayanan yang memuaskan tidak saja meninggalka kesan yang mendalam bagi wisatawan akan tetapi sekaligus menciptakan citra yang baik terhadap kepariwisatawan Indonesia. Hal-hal yang perlu dikuasai oleh Pramuwisata mengenai obyek wisata, masyarakat dan daerah setempat antara lain : A. MENGENAL OBYEK WISATA Pramuwisata diharuskan mengenal obyek wisata secara mendalam, antara lain meliputi : 1. Ciri-ciri obyek wisata Pengenalan ciri-ciri khas yang menonjol dari suatu obyek wisata seperti, nama (arti dan asalnya), lokasi (gambaran geografis, prasarana dan sarana yang tersedia, sifat dan ciri-ciri yang lain), nilai arkeologis, artistic dan keadaan social serta jika mungkin perbandingan dengan obyek wisata ditempat lain. 2. Sejarah obyek wisata dan sekitarnya. Penguasaan tentang sejarah dari suatu obyek wisata seperti bilamana atau bagaimana terjadinya obyek wisata, kaitannya dengan sejarah dari obyek wisata yang lain, siapa yang mendirikan, nilai sejarah yang terkandung didalamnya dan pengaruh terhadap masyarakat disekitarnya. 3. Sejarah kebudayaan dan kepercayaan yang berhubungan dengan obyek wisata. Diperlukan pengetahuan mengenai sejarah, bentuk dan pengembangan kebudayaan serta kepercayaan yang hidup dimasyarakat sekitar obyek wisata misalnya yang bertalian denga berbagai peristiwa penting seperti upacara adat tradisional, festival rakyat maupun mengenai jadual waktu upacara serta bagaimana tatacara upacara tersebut diselenggarakan. 4. Peraturan-peraturan yang berlaku di dan tentang obyek wisata. Untuk memasuki obyek wisata ada yang memerlukan izin khusus dari suatu instansi (masuk taman nasional, cagar alam,berburu di hutan buru), dan ada juga yang tidak. Untuk menjaga kelestarian lingkungan biasanya disetiap obyek wisata terdapat pengumuman yang mencantumkan hal-hal yang dilarang, karenanya Pramuwisata harus mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku di dan tentang obyek wisata seperti: Ketentuan-ketentuan mengenai cara memasuki dan cara selama berada di obyek wisata. 17
  • 18. Hari-hari dan waktu berkunjung. Sanksi atas pelanggaran ketentuan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. 5. Pengembangan dan pelestarian obyek wisata. Pramuwisata hendaknya mengetahui secara garis besar rencana dan arah kebijakan Pemerintah dalam usaha pengembangan dan pelestarian serta pengaturan ruang lingkung obyek wisata, seperti pengaturan tata ruang, tata penggunaan tanah dan lain-lain. B. MENGENAL MASYARAKAT DAN DAERAH SETEMPAT Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai aneka ragam kebudayaan yang terlihat dari adat istiadat dan tata cara hidup yang satu sama lain berbeda, namun dalam hal-hal tertentu memiliki kesamaan. Keunikan dan keanekaragaman adat istiadat dan tata cara tradisional dari berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok masyarakat serta kekayaan alam dan potensi wisata dari berbagai daerah di Indonesia telah menarik perhatian dan mengundang pengunjung, baik orang Indonesia sendiri maupun orang asing dan menjadikan obyek-obyek tersebut sebagai sasaran kunjungan wisata. 1. Mengenal masyarakat setempat 1.1. Keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Pengetahuan mengenai keadaan social, ekonomi dan budaya dari berbagai suku bangsa dan kelompok-kelompok masyarakat setempat perlu dikuasai dengan baik oleh Pramuwisata. Hal ini penting karena bangsa Indonesia terdiri dari beraneka macam suku bangsa yang memiliki berbagai macam corak dan tatacara kehidupan. Hal itu mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam segi sosial, ekonomi dan buaya. 1.1.1.Sosial 1.1.1.1. Sejarah penduduk setempat, darimana asalnya dan bagaimana proses perpindahan serta perkembangannya. 1.1.1.2. Demografi, meliputi jumlah penduduk, jumlah suku bangsa yang ada, kelompok masyarakat, pertumbuhan jumlah penduduk tiap tahun, 18
  • 19. angka kelahiran dan kematian dan lain sebagainya. 1.1.1.3. Agama dan kepercayaan, meliputi agama dan kepercayaan yang dianut, ciri-ciri pokok perbedaan dari masing-masing agama dan kepercayaan dalam pelaksanaan hidup sehari- hari serta berbagai festival, upacara adat tradisional yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan tersebut diatas. 1.1.1.4. Susunan pemerintahan serta kekeluargaan yang ada (tingkat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa dan lembaga kemasyarakatan misalnya Banjar di Bali, Meusanah di Aceh). Lembaga kerapatan adat serta system masyarakat (seperti misalnya matriarchaat di Minangkabau, patriarchaat di Tapanuli dan lain sebagainya). 1.1.1.5. Lembaga-lembaga pendidikan formal dan non formal. 1.1.2.Ekonomi 1.1.2.1. Mata pencaharian utama dari masyarakat setempat. 1.1.2.2. Tingkat hidup masyarakat/income per capita/produk domestic bruto nasional maupun daerah. 1.1.2.3. Hasil produksi utama dan daerah pemasarannya (pertanian, pertambangan, perindustrian, perikanan, peternakan, perkebunan dan lain sebagainya). 1.1.2.4. Industri yang ada meliputi bentuk, sejarah, letak dan sifat (Koperasi, industri rakyat, perusahaan Negara asing, joint venture, perorangan dan sebagainya). 1.1.2.5. Pertanian yang meliputi kehidupan dan kegiatan petani, pemilikan tanah, organisasinya, cara-cara penggarapan tanah (secara mekanis, atau tradisional), musim, jenis tanaman, system pengairan dan lain sebagainya. 1.1.3.Budaya 1.1.3.1. Adat istiadat dan latar belakang dari berbagai suku bangsa serta kelompok-kelompok masyarakat tertentu, mengenai : (1) Adat istiadat dan hukum adat yang bersifat local, menonjol dan masih dipegang teguh. 19
  • 20. (2) Hal-hal yang dianggap tabu. (3) Sanksi-sanksi hukum (baik tertulis maupun tidak) terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh anggota masyarakat lingkungan adat. 1.1.3.2. Tata cara kehidupan tradisional, misalnya : (1) Upacara kehidupan tradisional dari proses kelahiran sampai kematian. (2) Upacara tradisional pada waktu-waktu tertentu yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, seperti upacara musim panen, upacara meminta hujan pada musim kemarau dan sebagainya. (3) Berbagai bentuk pakaian tradisional dan sifat serta waktu penggunaannya. 1.1.3.3. Berbagai macam kesenian dan tari serta kerajinan rakyat setempat (misal : seni tari, patung, lukis, karawitan, kerajinan rakyat, lagu- lagu daerah yang popular dan lain sebagainya). 1.1.3.4. Arsitektur tradisional setempat (meliputi bangunan-bangunan khas, fungsi dan sejarahnya, bahan yang digunakan, kwalitas dan sebagainya). 2. Mengenal daerah setempat Pengetahuan dan pengenalan suatu daerah mutlak diperlukan karena akan memberikan bekal bagi Pramuwisata dalam pelaksanaan tugasnya : 2.1. Lokasi/letak Letak garis lintang, ketinggian, pulau,propinsi, kota, jalan, daerah, pegunungan dan sebagainya. 2.2. Keadaan geografis Ciri-ciri keadaan alam maupun fisiknya. 2.3. Sejarah Sejarah tentang alam dengan lingkungan hidup sekitarnya, misalnya : ledakan gunung berapi, gempa bumi, erosi sungai, kebakaran maupun bencana alam lainnya yang pernah terjadi didaerah tersebut. 2.4. Flora dan Fauna Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan satwa yang ada di daerah setempat terutama yang dilindungi. 2.5. Iklim dan Musim Temperatur rata-rata perbulan dan pertahun, curah hujan, kabut/cuaca dan arah angin. 2.6. Amenitas (kenyamanan) 20
  • 21. Taman-taman dan kebun-kebun yang ada, jalan dan lorong- lorong yang mempunyai nilai sejarah, tempat hiburan, rekreasi, kantor polisi, kantor pos, bank, money changer, rumah sakit, rumah makan, hotel, biro perjalanan, perwakilan asing, perusahaan penerbangan dan sebagainya (terutama alamat dan nomor telponnya), mass media dan sarana komunikasi seperti, radio, TV, surat kabar dan lain-lain. 2.7. Akssesibilitas (kemudahan pencapaian) Meliputi prasarana dan sarana angkutan, jenis, frekwensi, tarip dan sebagainya. PENGENALAN KARAKTERISTIK WISATAWAN Pandangan seorang wisatawan terhadap suatu obyek dapat berlainan oleh karena perbedaan karakteristik yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan ataupun faktor pribadi. Oleh karena itu Pramuwisata perlu membekali dirinya dengan pengetahuan tentang karakteristik wisatawan yang bersangktuan. Adapun karakteristik wisatawan tersebut dipengaruhi oleh : A. LATAR BELAKANG LINGKUNGAN 1. Faktor alam Faktor alam mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sifat-sifat dari suatu bangsa, antara lain : Iklim (misalnya iklim dingin, iklim sedang dan iklim panas). Cuaca (kelembaban cuaca, curah hujan dan sebagainya). Geografi (Daratan dan Kepulauan). Morfografi (Pegunungan dan sebagainya). Wisatawan yang datang dari suatu lingkungan alam yang sangat keras biasanya lebih tahan dalam menghadapi kesukaran-kesukaran selama berwisata, tetapi sebaliknya wisatawan yang datang dari lingkungan alam yang memanjakan akan sering menunjukkan sifat manja. Contoh : Wisatawan Prancis Selatan (cote d’Azur) sering menuntut banyak hal karena pengaruh alamnya yang serba nyaman dan menyenangkan. Perbedaan-perbedaan faktor alam tersebut juga membawa pengaruh : 1) Perbedaan aspirasi, perbedaan kemauan, perbedaan tanggapan dan 21
  • 22. perbedaan pemikiran terhadap suatu obyek wisata. 2) Perbedaan sarana hidup : 2.1. Keadaan rumah 2.2. Makanan (citarasa/ bahan-bahan/ramuan, p erlengkapan yang digunakan dan kebiasaan jam makan). 2.3. Pakaian (potongan, cara berpakaian dan sebagainya). 2.4. Cara hidup (kebiasaan pergi dan bangun tidur, jam/hari-hari kerja resmi, kebiasaan memanfaatkan waktu luang, hoby dan sebagainya). Contoh : Masyarakat dari Negara industri pada umumnya cenderung untuk berwisata guna menghindarkan diri dari suasanan bising, kerja monoton dan keterikatan pada disiplin yang ketat. 2. Sejarah Sejarah suatu bangsa/Negara memberi warna khas terhadap watak dan sifat-sifat tertentu bangsa yang dimaksudkan. Sejarah pertumbuhan daerah asal wisatawan Peristiwa-peristiwa penting dari asal wisatawan yang ada hubungannya dengan sejarah suatu tujuan wisata yang dikunjungi. Tokoh-tokoh dari Negara asal wisatawan. 3. Kebudayaan Kebudayaan menentukan proses cara berfikir/bersikap, tingkah laku maupun perkembangan cara hidup suatu masyarakat. Agar tidak menyinggung perasaan wisatawan makan Pramuwisata hendaknya mengenal : Ciri-ciri umum kebudayaan Barat: Adanya persaingan dalam mencapai kemajuan kemajuan Individualistis dan materialisme Disiplin dan menghargai waktu Setiap masalah dipertimbangkan secara rasional Ciri-ciri umum kebudayaan Timur : Hubungan pribadi dalam kehidupan keluarga sangat erat dan menonjol. Pertimbangan rasional senantiasa dibarengi dengan rasa kemanusiaan. Kebutuhan kebendaan diusahakan berimbang dengan kebutuhan rohaniah. Pengaruh adat istiadat terasa kuat dalam kehidupan sehari-hari. 22
  • 23. 4. Politik Dalam hal memberikan pelayanan kepada wisatawan (khususnya wisatawan asing) dikaitkan dengan politik Negara kita, Pramuwisata seyogyanya memahami hal-hal umum mengenai latar belakang politik Negara asal wisatawan yang meliputi ; Sistem kepartaian yang berlaku. Sistem pemerintahan Negara yang dianut. Tokoh-tokoh negarawan yang terkenal atau yang sedang berkuasa. Kebijakan umum yang digariskan terutama dalam bidang ekonomi, social budaya, pendidikan, kesehatan dan lain- lain. 5. Ekonomi Kebijakan pemerintahnya merupakan faktor utama yang mendorong seseorang melakukan perjalanan. Tingkat pendapatan seseorang turut mempengaruhi pula hidup serta perilaku yang bersangkutan dalam berwisata. Sehubungan dengan hal tersebut diatas pengenalan yang perlu dikuasai Pramuwisata meliputi antara lain : Kebijakan Pemerintah daerah asal wisatawan. Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita Hal-hal lain seperti hubungan perekonomian antar.Indonesia dengan Negara asal wisatawan. 6. Sosial Pola kehidupan seorang wisatawan juga dipengaruhi oleh nilai- nilai social dari daerah asalnya (misalnya nilai keagamaan, kepercayaan, prinsip-prinsip moral dan sebagainya). Pola kehidupan social yang masih tetap dipertahankan itu dibawa serta dan dipertahankan pada waktu mereka melakukan kunjugan wisata kesuatu obyek wisata. Oleh karenanya diperlukan pengenalan tentang : Tata krama pergaulan Latar belakang social wisatawan Adat kebiasaan di daerah asal wisatawan yang masih berlaku. Contoh : Pemeluk agama yang saleh misalnya, walaupun dalam perjalanan mereka tetap menyediakan waktu menunaikan ibadahnya. B. LATAR BELAKANG PRIBADI Keinginan untuk melihat, mendengar atau menikmati bermacam- macam atraksi wisata oleh seorang wisatawan sangat erat kaitannya dengan jenis kelamin, tingkat umur, pendidikan, bakat yang dimiliki atau status sosialnya. 23
  • 24. Seorang Pramuwisata dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan hendaknya mengetahui latar belakang peribadi wisatawan yang bersangkutan yang dipengaruhi oleh ciri-ciri : 1. Jenis kelamin. Jenis kelamin dapat menyebabkan perbedaan keinginan dan persepsi tentang suatu program perjalanan. Wisatawan wanita umumnya lebih bersifat emosional sedang wisatawan pria umumnya bersifat rasional. 2. Tingkat umur wisatawan Tingkat umur sangat mempengaruhi ketahanan fisik dan daya tangkap serta selera/keinginan untuk mengetahui suat obyek wisata. Biasanya faktor-faktor pada tingkat umu ini berjalan searah tetapi seringkali terjadi pertentangan intern. Misalnya : Ada seorang wisatawan yang ingin sekali melihat keindahan alam dari suatu tempat yang tinggi, akan tetapi karena umurnya yang telah lanjut tidak memungkinkan dia mendaki ketempat yang demikian tinggi. Disini seorang Pramuwista harus bisa mengambil sikap yang tepat dan mengambil alternative lain untuk memahami keinginan tersebut. Oleh karena itu seorang Pramuwisata hendaknya dapat mengenal hal-hal yang memikat minat wisatawan berdasarkan jenjang usianya misalnya: 2.1. Tingkat umut kanak-kanak Pada umumnya terpikat pada : 2.1.1. Hal-hal yang merangsang panca indera (melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mencium). 2.1.2. Hal-hal yang ringan yang mudah dicerna oleh alat indera. 2.1.3. Hal-hal yang sering berganti- ganti dalam hal memuaskan panca indera 2.1.4. Hal-hal yang mudah membangkitkan perasaan (misalnya harus sedih, gembira ria dan lain-lain). 2.2. Tingkat umur ramaja lebih terarah pada : 2.2.1. Peristiwa-peristiwa yang membekaskan kenangan manis, pilu atau gembira ria. 2.2.2. langkah-langkah yang membangkitkan latihan daya pikir. 24
  • 25. 2.2.3. Hal-hal yang menantang kemampuan daya fisiknya. 2.2.4. Senda gurau yang membangkitkan ketrampilan. 2.2.5. Lelucon-lelucon segar yang meningkatkan daya imaginasi. 2.2.6. Cerita-cerita mengenai kesenian (lari, suara, lukis, pahat, musik dan lain-lain). 2.3. Tingkat umur dewasa Karena banyaknya atau luasnya pengalaman yang dimiliki maka mereka yang berada pada tingkat umur ini pada umumnya tertarik akan hal-hal berikut : 2.3.1. Hal-hal yang membangkitkan nostalgia masa remaja 2.3.2. Hal-hal yang erat berkaitan dengan bakat, pendidikan, profesi atau hobinya. 2.3.3. Perkembangan aktuil tentang keadaan sosial, ekonomi dan politik. 2.3.4. Humor-humor jenaka yang menantang daya pikirnya. 2.3.5. Hal-hal yang bermanfaat untuk mempertahankan awet mudanya. 3. Pendidikan Tingkat dan jenis pendidikan seorang wisatawan akan mempengaruhi sikap, minat dan keinginan untuk mengetahui kekayaan suatu onyek wisata yang dikunjungi. 3.1. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya ilmu pasti alam akan lebih tertarik pada data-data angka dan kaidah- kaidah alam yang terdapat disuatu obyek wisata. 3.2. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya ilmu sosial budaya akan lebih menekuni atraksi-atraksi wisata budaya. 3.3. Wisatawan yang latar belakang pendidikannya teknik pertanian atau peternakan akan lebih menyukai obyek wisata yang banyak fauna atau floranya. 3.4. Wisatawan yang memiliki bakat suatu cabang kesenian akan sangat tertarik apabila Pramuwisata dapat memberikan penjelasan yang cukup tentang kesenian yang disenangi wisatawan itu. 3.5. Wisatawan yang latar pendidikannya ilmu kedokteran akan selalu tertarik pada masalah-masalah kesehatan. 25
  • 26. 4. Profesi/Pekerjaan Profesi/pekerjaan seorang wisatawan mempengaruhi juga motifasi untuk mengadakan perjalanan. Hal ini terlihat pada cara wisatawan didalam memilih/menentukan obyek dan acara ditempat tujuan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, untuk mengetahui karakteristik wisatawan, Pramuwisata dianjurkan agar lebih banyak belajar baik dari kepustakaan-kepustakaan maupun dari pengalaman. UPAYA-UPAYA PENGAMANAN Dengan semakin pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia maka dituntut perhatian yang lebih besar terhadap masalah keamanan, baik keamanan Negara atas bahaya yang bersumber dari datangnya wisatawan asing maupun keamanan wisatawan itu sendiri selama berada di Indonesia. Terciptanya kondisi keamanan yang benar-benar mantap merupakan prasarat bagi kelangsungan pembangunan kepariwisataan karena bila terjadi gangguan keamanan disuatu daerah dapat mempengaruhi arus kunjungan dan minat wisatawan berkunjung kedaerah tersebut. Pramuwisata yang bertugas mendampingi dan memberikan petunjuk/penjelasan kepada para wisatawan memegang peranan didalam usaha menjaga serta memelihara keamanan tersebut dimana Pramuwisata dapat bertindak sebagai pembantu aparat keamanan fungsional yang telah ada seperti antara lain Polisi. Peranan yang dapat dilakukan Pramuwisata lebih dititik beratkan kepada upaya-upaya pencegahan (preventif), meskipun tidak tertutup kemungkinan pabila terpaksa melakukan tindakan-tindakan yang bersifat penindakan (represif) dalam batas-batas tertentu sesuai kemampuannya. Upaya-upaya pengamanan tersebut terutama berkaitan dalam menjaga dan memelihara: A. Keamanan Negara B. Ketertiban Umum/Masyarakat C. Obyek Wisata D. Diri Pribadi Wisatawan E. Harta benda Wisatawan A. KEAMANAN NEGARA Perlu disadari bahwa kepariwisataan amat peka terhadap keamanan dan keselamatan Negara, karena melalui wisatawan dimungkinkan adanya usaha : 1. Subversi, infiltrasi dan kegiatan spionase dari Negara-negara asing. 2. Penyelundupan obat bius (narkotik), senjata, uang palsu, benda-benda purbakala, barang-barang berharga (emas, permata dan lain-lain) serta benda/barang berharga lainnya. 26
  • 27. 3. Lain-lain pengaruh negative yang mengancam keselamatan dan keutuhan bangsa. Masuknya pengaruh negatif dimaksud semakin dimungkinkan dengan berkembangnya pola berwisata dalam jumlah besar yang lazim disebut “Mass Tourism”. Oleh karenanya Pramuwisata diharuskan ikut serta memberikan perhatiannya didalam usaha menjaga dan memelihara keamanan Negara dengan cara turut mengamati sikap dan tindakan wisatawan yang mencurigakan. Apabila ternyata sikap dan tindakan wisatawan dianggap dapat membahayakan keamanan Negara, hendaknya Pramuwisata secepatnya menyampaikan/memberitahukan kepada aparat keamanan terdekat guna diambil langkah-langkah yang diperlukan. Partisipasi Pramuwisata didalam mengamati wisatawan bukanlah berarti bahwa Pramuwisata menjalankan tugas “matamata”(spion), akan tetapi hal itu dianggap merupakan manifestasi kewajiban sebgai warga Negara yang bertanggung jawab. B. KETERTIBAN UMUM/ MASYARAKAT Seperti dijelaskan dimuka, perbedaan latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan politik dari setiap wisatawan menyebabkan pula perbedaan antara lain dalam sikap, watak, penilaian dan pandangan terhadap seseuatu hal. Adanya perbedaan ini mempunyai keuntungan maupun kerugian. Perbedaan sosial, ekonomi dan budaya serta politik tersebut dapat menjadi dorongan atau daya tarik untuk berkunjung kesuatu daerah tujuan wisata, apakah sekedar untuk mengetahui atau untuk memperdalam pengetahuannya. Sebaliknya, bertemunya wisatawan dengan masyarkat didaerah obyek wisata yang masing-masing memiliki perbedaan seperti disebutkan diatas dapat pula menimbulkan kegoncangan atau gangguan terhadap ketertiban masyarakat setempat. Hal ini disebabkan antara lain karena kedua pihak kurang memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Dalam hal demikian Pramuwisata berperan menjadi “penghubung” antara wisatawan dan masyarakat agar kedua pihak dapat saling memahami perbedaan yang ada sehingga dengan demikian akan terwujud rasa saling menghormati dan saling menghargai. Agar masyarakat setempat dapat menerima dan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada wisatawan, seyogyanya Pramuwisata ikut memberikan penjelasan kepada masyarakat antara lain mengenai : 1. Maksud kunjungan wisatawan 2. Manfaat kunjungan wisatawan kedaerah bagi masyarakat. Apabila masyarakat memberikan pelayanan yang baik akan menyebabkan datangnya wisatawan dalam jumlah yang lebih besar, yang sekaligus akan memberikan keuntungan yang lebih banyak. Sebelum tiba di daerah/obyek yang akan dikunjungi kepada wisatawan hendaknya diberi penjelasan dan petunjuk-petunjuk diantaranya mengenai : 27
  • 28. 1. Perbuatan-perbuatan yang oleh masyarakat dianggap tidak pantas dilakukan di depan umum atau ditempat terbuka, seperti antara lain mandi tanpa pakaian (telanjang), mabuk sehingga membuat kegaduhan/keributan, bercumbu-cumbuan dan sebagainya. 2. Hal yang dianggap tabu oleh masyarkat baik karena adat maupun kepercayaan yang dianut, seperti misalnya mengotori makam nenek moyang. 3. Nilai-nilai budaya lain yang dijunjung tinggi dan dihormati masyarakat. 4. Peraturan-peraturan daerah setempat. Pramuwisata berkewajiban mengajak wisatawan yang dibimbingnya agar tidak melakukan perbuatan atau bersikap yang sifatnya menyinggung atau memancing kemarahan anggota masyarakat yang dikunjungi. Selanjutnya dalam hal terjadi adanya anggota masyarakat atau wisatawan melakukan perbuatan yang sama-sama tidak dikehendaki kedua phak Pramuwisata harus cepat mengambil langkah-langkah diperlukan agar masalahnya tidak sampai mengganggu kepentingan masing-masing dan dalam keadaan memaksa dapat minta bantuan aparat keamanan setempat. C. OBYEK WISATA Obyek wisata merupakan modal utama dan sekaligus merupakan daya tarik kepariwisataan oleh karena itu mutlak perlu terus dikembangkan, diperlihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Negara kita memiliki kekayaan obyek wisata baik obyek wisata alam, obyek wisata budaya maupun obyek wisata sejarah dengan segala jenis dan bentuknya yang kesemuanya itu dapat memberikan manfaaat bagi kesejahteraan masyarakat/bangsa bilamana dikelola sebagaimana mestinya. Hendaknya disadari, pengamanan dan pemeliharaan obyek wista bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab Pemerintah akan tetapi menuntut pula partisipasi pihak-pihak yang berkecimpung disektor kepariwisataan, partisipasi masyarakat maupun partisipasi wisatawan. Yang dimaksud dengan pengamanan dan pemeliharaan obyek wisata adalah melakukan usaha pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya antara lain, pencurian, pengrusakan, penodaan/pengotoran obyek wisata atau benda-benda budaya yang terdapat dalam suatu lingkungan obyek wisata, dan lain-lain perbuatan yang negative. Upaya-upaya pengamanan dan pemeliharaan dapat dilakukan antara lain dengan cara ; 1. Memberikan penjelasan kepada wisatawan tentang : Nilai budaya/sejarah suatu obyek atau benda/barang, sehingga dengan mengetahui hal tersebut wisatawan diharapkan dapat lebih tergerak hatinya untuk ikut mengamankan dan memelihara. Peraturan dan sanksi-sanksi yang berlaku di obyek yang harus dipatuhi oleh setiap wisatawan. 28
  • 29. 2. Secara aktif turut pula mengamati/mengawasi tingkah laku wisatawan. Bilamana ada wisatawan yang bermaksud mencuri, merusak atau mengotori obyek, Pramuwisata harus dengan cepat mencegahnya. 3. Apabila ada seorang wisatawan ternyata melakukan pencurian, usahakan untuk mendapatkan benda tersebut kembali atau meminta bantuan pada pihak yang berwenang untuk menyelesaikannya. 4. Menumbuhkan pengertian yang lebih mendalam pada masyarakat setempat agar senantiasa mengamankan dan memelihara obyek yang ada dengan sebaik-baiknya, termasuk menumbuhkan pengertian untuk tidak mudah terpengaruh atau meniru kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. 5. Selain hal-hal tersebut diatas Pramuwisata harus memberikan contoh yang baik kepada wisatawan dan masyarakat dalam semua tindakannya. D. DIRI PRIBADI WISATAWAN Pengamanan terhadap keselamatan wisatawan termasuk salah satu kewajiban dan tanggung jawab Pramuwisata. Wisatawan hendaknya dapat diyakinkan bahwa bersama Pramuwisata dia dapat merasa aman dari bahaya atau gangguan, sebab Pramuwisata pada hakekatnya adalah “pelindung wisatawan”. Bahaya atau gangguan keselamatan wisatawan dapat bersumber dari : 1. Obyek wisata yang dikunjungi Obyek wisata walaupun menarik ada kalanya dapat menimbulkan malapetaka apabila wisatawan tidak berhati-hati dalam melihat atau mengunjungi atau apabila wisatawan tidak mematuhi peraturan-peraturan yang ada. Sebagai contoh misalnya kawah gunung berapi yang mengandung racun, taman margasatwa yang memiliki binatang-binatang buas, laut yang kelihatannya tenang tetapi berbahaya karena mempunyai arus dibawah yang dapat menghanyutkan dan lain sebagainya. Pada obyek-obyek wisata yang dapat menyebabkan malapetaka atau dinyatakan berbahaya biasanya disediakan peralatan/perlengkapan keselamatan serta petugas penyelamat. Apabila wisatawan akan mengunjungi obyek-obyek wisata seperti dimaksudkan diatas, beberapa hal yang harus dilakukan Pramuwisata adalah : 1.1. Sebelum kunjungan dimulai berikan penjelasan kepada wisatawan tenang keadaan obyek wisata dan bahaya- bahaya yang dapat terjadi. 1.2. Berikan petunjuk-petunjuk cara menghindarkan diri dari bahaya yang mungkin timbul. 1.3. Bilamana wisatawan memiliki peralatan keselamatan yang diperlukan, ingatkan utnuk membawa dan memakainya. 1.4. Setibanya di obyek wisata, hubungilah petugas-petugas keamanan/penyelamat yang ada baik dalam rangka 29
  • 30. memberikan petunjuk-petunjuk maupun pertolongan yang dibutuhkan. 1.5. Usahakan agar wisatawan selalu berhati-hati dan mematuhi segala peraturan/larangan yang berlaku. 1.6. Selama wisatawan menikmati obyek, Pramuwisata jangan sekali-kali meninggalkan tempat tersebut. 2. Hal-hal lain diluar obyek wisata Berbagai bahaya yang bersumber dari luar obyek wisata dapat mengancam keselamatan wisatawan misalnya penyakit, kecelakaan lalu lintas, penodongan dan lain sebagainya. Dalam hal demikian, upaya-upaya pengamanan yang perlu dilakukan Pramuwisata antara lain : 2.1. Sebelum melakukan perjalanan terlebih dahulu periksa peralatan PPPK. 2.2. Wisatawan yang merasa kurang sehat sebaiknya dianjurkan untuk tinggal di Hotel. 2.3. Selama dalam perjalanan beritahukan kepada wisatawan agar tidak mengeluarkan anggota badannya dari kendaraan. 2.4. Beritahukan pengemudi untuk selalu berhati-hati dan tidak melampaui batas kecepatan maksimum. 2.5. Selama kunjungan di obyek, beritahukan agar wisatawan selalu tetap dalam rombongan. Sekiranya ada diantaranya yang ingin pergi ke obyek lain (jika hal itu tidak bisa dihindarkan), berilah petunjuk-petunjuk yang diperlukan dan batasi waktunya sesingkat mungkin. 2.6. Dalam keadaan wisatawan terserang suatu penyakit atau mengalami kecelakaan, berilah pertolongan pertama yang diperlukan. Jika keadaan sisakit mengkhawatirkan segeralah menelpon atau membawanya ketempat pengobatan (rumah sakit, balai pengobatan, puskesmas dan lain-lain). 2.7. Untuk kasus-kasus tertentu (seperti kecelakaan kendaraan, penodongan), perlu segera memberikan lapooran atau meinta bantuan aparat keamanan (misalnya polisi) setempat. 2.8. Persiapkan alamat-alamat untuk memperoleh bantuan didaerah yang akan dikunjungi. 2.9. Selalu adakan pengecekan jumlah peserta rombongan baik sewaktu hendak berangkat tour, melanjutkan perjalanan ataupun hendak kembali ke hotel. E. HARTA BENDA WISATAWAN Pengamanan harta benda wisatawan terutama yang berharga seperti uang, benda, perhiasan, alat-alat fotografi dan sebgainya tidak 30
  • 31. boleh diabaikan oleh Pramuwisata, bahkan barang-barang wisatawan yang terkecilpun harus tetap mendapatkan perhatiannya. Perlu diingatkan bahwa pada kejadian tertentu persoalan harta benda dapat berakibat pada keselamatan diri wisatawan misalnya karena penodongan, penjambretan dan sebagainya. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengamanan harta benda wisatawan tersebut, diantaranya : 1. Mengingatkan wisatawan agar selalu waspada atas segala harta yang dibawa. 2. Menjelaskan bahaya-bahaya yang dapat terjadi atas harta benda baik selama berada di hotel, maupun selama mengikuti acara tour dan atau sewaktu melakukan acara bebas. Untuk itu berikan petunjuk cara pengamanan, antara lain : 2.1. Selama menginap di hotel agar menitipkan benda-benda berharga ditempat yang telah disediakan (safe deposit box). 2.2. Selama dalam perjalanan mengikuti tour dianjurkan hanya membawa barang-barang yang benar-benar diperlukan. 2.3. Sewaktu belanja atau berjalan-jalan, dianjurkan untuk tidak membawa uang atau perhiasan secara berlebihan, dan seyogyana tidak bepergian seorang diri terutama di malam hari. 3. Turut serta mengawasi/menjaga barang-barang wisatawan selama berada di obyek wisata. Dalam hal ini sebaiknya barang- barang/peralatan yang tidak dipakai, dikumpulkan pada suatu tempat yang aman. 4. Bilamana ada diantara wisatawan yang kehilangan barang, Pramuwisata dengan cepat harus melaporkan hal tersebut kepada aparat keamanan setempat. Sikap ini akan menimbulkan rasa simpati wisatawan kepada anda bahwa anda benar-benar Pramuwisata yang bertanggung jawab. 5. Sebelum berangkat tour dan pada waktu hendak melanjutkan perhalanan atau pulang ke hotel wisatawan perlu diingatkan atas barang-barang bawaannya. Sehubungan dengan upaya-upaya pengamanan diatas, dalam keadaan dan kondisi yang dipandang perlu Pramuwisata dapat meminta bantuan aparat keamanan setempat, dengan catatan hendaknya dijaga agar penampilan aparat keamanan tersebut tidak terlalu menyolok dan tidak menimbulkan perasaan serta kesan yang kurang baik kepada wisatawan (misalnya aparat keamanan tidak perlu berpakaian seragam dan tidak terlihat membawa senjata). 31
  • 32. 32