Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, dan pencegahan malpraktik dalam keperawatan, serta kewajiban perawat untuk menghindari tindakan yang dapat merugikan pasien atau melanggar standar etika profesi."
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Pelanggaran kode etik
1. Akademi Keperawatan
Jl. Yulius Usman No.62 Malang
Panti Waluya
PELANGGARAN
KODE ETIK KEPERAWATAN
Ns. Achmad Syukkur, S.Kep
Email : syukkur.achmad@gmail.com
2. TujuanPembelajaran
1. Pengertian Kode Etik Keperawatan?
2. Makna dan Kegunaan Kode Etik Keperawatan?
3. Kedudukan Kode Etik dalam Sistem Keperawatan:
- Penelitian Keperawatan
- Pendidikan Keperawatan
- Pelayanan Keperawatan
- Organisasi Keperawatan
3. Pendahuluan
Perawat memberikan
pelayanan langsung
kepada klien
Dalam melakukan
praktik keperawatan
Berhubungan dan
berinteraksi dengan
pklien
Saat berinteraksi
Muncul beberapa hal
yang tidak diinginkan
Sengaja/tidak sengaja
Dapat Merugikan Klien
Sebagai penerima
asuhan
KECACATAN
KEMATIAN
Ethical Malpractice
Kesalahan dari sudut
pandang etik
Jika Tidak Sesuai
Dengan Standar Praktik
Keperawatan
Norma Etika &
Norma Hukum
Juridical Malpractice
Kesalahan dari sudut
pandang hukum
4. Beberapa produk
UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 58 ayat 1
PeraturanPerundang-undangan
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya
5. Beberapa produk
UU No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
PeraturanPerundang-undangan
Pasal 61
Penentuan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya
Pasal 62
(1) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
8, ........................dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana dendan paling banyak Rp. 2.000.000.000.00 (dua miliar rupiah)
(2) Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
11, ................dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)
(3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau
kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku
6. MALPRAKTIK
Malpraktek “Mala” mempunyai arti salah, sedangkan “Praktik”
mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan, sehingga Malpraktik merupakan
pelaksanaan atau tindakan yang salah.
Istilah malpraktikpun mencakup tindakan-tindakan yang dilakukan secara
sengaja (criminal malpractice) dan melanggar undang-undang. Di dalam
arti sengaja tersirat adanya motif (guilty mind) sehingga tuntutan dapat
bersifat perdata atau pidana.
7. MALPRAKTIK
Dalam hukum, malpraktik adalah suatu jenis kelalaian dalam standar
profesional yang berlaku umum, dan pelanggaran atas tugas yang
menyebabkan seseorang menderita kerugian.
Dalam istilah kesehatan, malpraktik merujuk pada kelalaian dari seorang
dokter atau perawat dalam mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu
pengetahuannya untuk mengobati dan merawat pasien.
8. MALPRAKTIK
Malpraktik Hukum (juridical malpractice), dibagi dalam 3 kategori sesuai
dengan bidang hukum yang dilanggar, yaitu:
1. Criminal Malpractice, malpraktik kategori ini dianggap sebagai tindakan kriminal
dan termasuk perbuatan yang dapat diancam hukuman. Termasuk criminal
malpractice memenuhi delik pidana: perbuatan tersebut (positive act maupun
negative act) merupakan perbuatan tercela; dilakukan dengan sikap batin yang salah
(mens rea) yang berupa kesengajaan (intentional).
Ex: Euthanasia (pasal 344 KUHP), membuat surat keterangan palsu (pasal 263
KUHP), aborsi tanpa indikasi medis (pasal 299 KUHP), kecerobohan
(reklessness) / melakukan tindakan tanpa informed consent, kealpaan
(negligence) / kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggal, klem
tertinggal saat operasi
9. MALPRAKTIK
Malpraktik Hukum (juridical malpractice), dibagi dalam 3 kategori sesuai
dengan bidang hukum yang dilanggar, yaitu:
2. Civil Malpractice, merupakan tipe malpraktik dimana tenaga kesehatan karena
penanganannya dapat mengakibatkan pasien meninggal atau luka tetapi dalam
waktu yang sama tidak melanngar hukum pidana. Disebut melakukan civil
malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau ingkar janji (wanprestasi).
Tindakan yang termasuk Civil Malpractice:
1) Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan
2) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya
3) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak
sempurna
4) Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan
10. MALPRAKTIK
Malpraktik Hukum (juridical malpractice), dibagi dalam 3 kategori sesuai
dengan bidang hukum yang dilanggar, yaitu:
3. Administrative Malpractice, dikatakan melanggar apabila orang tersebut melanggar
hukum administrasi. Misalnya, tentang persyaratan bagi tenaga keperawatan untuk
menjalankan profesinya (Surat Ijin Praktik), batas kewenangan serta kewajiban
tenaga perawat.
Menurut Vestal (1995) tindakan malpraktik meliputi duty, breach of the duty,
proximate caused, dan injury. Keempat elemen ini harus dibuktikan apabila melakukan
gugatan malpraktik terhadap tenaga kesehatan. Jika elemen itu dapat dibuktikan, maka
ini berarti telah terjadi malpraktik, dan tenaga kesehatan berada pada tuntutan malpraktik
11. MALPRAKTIK
A. Duty (kewajiban)
Tidak ada kelalaian jika tidak ada kewajiban untuk mengobati. Hal ini berarti bahwa
harus ada hubungan hukum antara pasien dan tenaga kesehatan/rumah sakit.
Dengan adanya hubungan hukum, maka implikasinya adalah bahwa sikap tindak
dokter/perawat rumah sakit itu harus sesuai dengan standar pelayanan medik.
Tenaga kesehatan haruslah bertindak berdasarkan:
1) Adanya indikasi medis
2) Bertindak secara hati-hati dan teliti
3) Bekerja sesuai dengan standar profesi
4) Sudah ada informed consent
12. MALPRAKTIK
B. Breach of The Duty (penyimpangan dari kewajiban)
Apabila sudah ada kewajiban, maka harus bertindak sesuai dengan standar profesi
yang berlaku. Jika tidak sesuai/ bertindak sesuai dengan standar profesi maka dapat
dipersalahkan. Bukti adanya suatu penyimpangan dapat diberikan dari saksi ahli,
catatan-catatan rekam medik, kesaksian perawat dan bukti-bukti lainnya.
C. Proximate Caused (penyebab langsung)
Merupakan suatu tindakan langsung yang terjadi, yang mengakibatkan kecacatan
pada pasien akibat kealpaan seorang tenaga kesehatan pada diagnosis dan
perawatan terhadap pasien.
D. Injury (kerugian)
Injury adalah cedera atau kerugian yang diakibatkan kepada pasien. Walaupun
sudah dituduh kelalaian namun tidak sampai menimbulkan luka/cedera/kerugian
kepada pasien, maka tidak dapat dituntut ganti rugi.
13. MALPRAKTIK
E. Kelalaian (culpa)
Merupakan bentuk kesalahan yang tidak berupa kesengajaan, berarti tidak teliti dan
tidak berhati-hati. Jadi dalam kelalaian ini tidak ada niatan jahat dari pelaku.
Walaupun demikian, kelalaian yang membahayakan keamanan dan keselamatan
orang lain dan menimbulkan kerugian terhadap orang lain tetap harus dipidanakan.
Bentuk-bentuk kelalaian (Sampurno, 2005)
1. Malfeasance, yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak.
Misalnya: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai/tepat
2. Misfeasance, yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat, tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat. Misalnya: melakukan tindakan keperawatan dengan
menyalahi prosedur
3. Nonfeasance, yaitu tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya. Misalnya: pasien harusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan
14. Situasi yg Menimbulkan
Beberapa situasi yang berpotensi menimbulkan tindakan kelalaian dalam
keperawatan diantaranya yaitu:
1. Kesalahan pemberian obat
2. Mengabaikan keluhan pasien, termasuk kelalaian dalam observasi termasuk
memberikan tindakan yang tepat kepada pasien
3. Kesalahan mengidentifikasi masalah klien
4. Kesalahan di ruang operasi. Sering ditemukan kasus instrumen yang tertinggal
didalam tubuh pasien saat setelah operasi
5. Timbulnya kasus decubitus selama dalam perawatan
6. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan pasien. Ex: yang sering ditemukan
adalah pasien jatuh.
Kelalalian
15. Tindakan Pencegahan untuk
Terdapat tindakan-tindakan pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin
sehingga tidak terjadi malpraktik:
1. Mengambil langkah hati-hati untuk menghilangkan faktor resiko ditempat praktik
2. Jangan pernah mengabaikan pasien
3. Jangan pernah berbohong, memaksa, mengancam, atau melakukan penipuan
kepada pasien. Jangan mengarang cerita mengenai penyakit pasien
4. Hindari menyebut diagnosis melalui telepon
5. Jangan memberikan resep obat lewat telepon
6. Jangan memberikan resep obat tanpa memeriksa pasien terlebih dahulu
7. Jangan menjamin keberhasilan pengobatan atau prosedur yang ada
8. Menghindari dalam melakukan literatur medis ditempat yang mudah diakses oleh
pasien, kesalahpahaman dapat mudah terjadi jika pasien membaca dan
menyalahartikan literatur tersebut
9. Rahasiakanlah sesuatu yang harusnya menjadi rahasia
10.Jangan menggunakan singkatan dalam RM pasien
11.Gunakan formulir persetujuan yang sah
Malpraktik
16. Tindakan Pencegahan untuk
Terdapat tindakan-tindakan pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin
sehingga tidak terjadi malpraktik:
12. Memeriksa secara periodik peralatan yang tersedia di tempat praktik
13. Pada saat berkomunikasi, gunakanlah bahasa yang dapat dimengerti pasien
14. Jalinlah empati untuk setiap masalah yang dihadapi pasien
15. Jangan pernah menawarkan untuk membiayai pengobatan pasien dengan dana
sendiri
16. Jangan menjelek-jelekkan pasien atau teman sejawat
Malpraktik