SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
Baixar para ler offline
Disusun Oleh:
                  TIM




 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA
    KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH
                 2012
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
                    LABORATORIUM KIMIA


A. PENYEBAB KECELAKAAN DI LABORATORIUM

   Kecelakaan di laboratorium      kimia   terjadi bukan saja karena kurang
memperhatikan tata tertib bekerja di laboratorium, akan tetapi juga karena
kurangnya pemahaman terhadap cara memperlakukan alat dan bahan kimia
yang hendak dipergunakan. Oleh karena itu pada saat siswa mau melakukan
percobaan, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan                  cara
menggunakan alat dan bahannya.

  Kecelakaan terjadi pada saat kita tidak siap menghadapinya, menimbulkan
kekagetan yang berakibat pada orang yang gampang panik. Kecelakaan dapat
terjadi dimana saja dan pada pekerjaan apapun. Di laboratorium kimia
kecelakaan lebih sering terjadi disebabkan oleh alat-alat dan bahan/zat kimia.
Karena alat-alat kimia pada umumnya terbuat dari kaca dan bahan/zat kimia
yang dipergunakan pada umumnya berasal dari bahan yang pekat dan
mempunyai berbagai sifat (racun; mudah terbakar, korosif, mudah meledak).
Bila hal itu tidak diantisipasi dengan baik akan mudah terjadinya kecelakaan.
Pencegahan kecelakaan lebih utama daripada merawatnya setelah terjadi
kecelakaan

   Laboratorium yang dikelola dengan baik merupakan tempat bekerja yang
aman jika pemakai laboratorium mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku.
Disiplin yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam memelihara
keselamatan di laboratorium.

    Kecelakaan di laboratorium kimia dapat terjadi karena hal-hal berikut.

1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan, proses, dan
   alat yang digunakan.

2. Kurang cukup intruksi atau supervisi oleh guru.


                                                                               1
3.   Tidak menggunakan alat pelindung atau alat yang tepat.

4.   Tidak memperhatikan intruksi atau aturan.

5.   Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di laboratorium.

     Beberapa aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati ketika bekerja di
laboratorium sebagai upaya untuk mencegah             berbagai kecelakaan di
laboratorium adalah:

1.   Mengatur tempat kerja serapih mungkin; hindarkan lorong yang sesak dan
     kertas tersebar dimana-mana.        Penyimpanan zat, alat besar dan berat
     serta kotak obat dan bahan-bahan lain         dalam kemasan besar tidak
     disimpan ditempat yang tinggi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

2.   Bagi pengguna laboratorium        perlu tahu tempat dan cara penggunaan
     perlengkapan darurat seperti bahan P3K (Pertolongan Pertama Pada
     Kecelakaan), pemadam kebakaran , dan pencuci mata.

3.   Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar selama melakukan praktik
     kimia.

4.   Memberi penjelasan dan peringatan terlebih dahulu sebelum percobaan
     dimulai dan kemungkinan- kemungkinan bahaya yang dapat terjadi serta
     cara menanganinya, berhati-hatilah bekerja agar kecelakaan tidak terjadi.

5.   Tersedianya tempat pembuangan khusus untuk cairan, kaca, sobekan
     kain/kertas, dan lain sebagainya.

6.   Ditekankan agar siswa tetap tenang meskipun terjadi kecelakaan dan
     segera melapor jika ia terluka.

7.   Bekerja dengan zat-zat beracun dan karsinogen harus selalu dilakukan di
     dalam lemari asap.

8.   Buat catatan terperinci mengenai suatu kecelakaan yang terjadi di dalam
     laboratorium.

9.   Setiap sekolah hendaknya membuat tata tertib bagi siswa/pengguna
     laboratorium yang terpasang di dinding laboratorium.



                                                                            2
B. PENGGUNAAN PERALATAN KERJA DI LABORATORIUM DAN
   FUNGSINYA

     Untuk mencegah atau mengatasi terjadinya kecelakaan di laboratorium bila
bekerja dengan alat atau zat berbahaya, diperlukan alat-alat pelindung baik
untuk melindungi tubuh maupun untuk mengatasi bahaya kebakaran.

     Peralatan untuk keselamatan dapat dikelompokkan ke dalam dua
kelompok sebagai berikut.

1.   Alat yang digunakan sebagai pelindung bagian tubuh, misalnya:

     a. Kacamata pelindung

        Kacamata digunakan untuk melindungi mata dari rasa pedih atau iritasi
       yang disebabkan oleh zat yang mengeluarkan asap atau uap, yang
       bersifat memedihkan mata atau percikan asam pekat sehingga tidak
       mengenai mata. Misalnya ketika membuat larutan asam klorida (HCl)
       dari asam klorida (HCl) pekat.

     b. Sarung tangan

       Sarung tangan digunakan sebagai alat pelindung tangan pada saat
       membuat larutan atau menuangkan zat yang pekat sehingga tidak
       mengenai    tangan.   Sarung     tangan   digunakan   pula   pada   saat
       memasukkan pipa kaca pada sumbat karet atau gabus

     c. Jas laboratorium

        Jas laboratorium digunakan pada saat bekerja di laboratorium. Untuk
       menghindari percikan zat/asam mengenai pakaian atau bagian tubuh.

     d. Masker/penutup hidung

        Masker/penutup hidung dipergunakan pada saat membuat larutan atau
       gas yang dapat memedihkan hidung.




                                                                             3
2.    Alat yang digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi kecelakaan
      yang tidak biasa, misalnya:

      a. pemadam kebakaran

      b. botol pencuci mata




C. JENIS KECELAKAAN DAN PENANGANANNYA

     Berbagai jenis kecelakaan dapat terjadi di laboratorium kimia. Jenis
kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium kimia adalah sebagai berikut.

1. Luka, disebabkan terkena pecahan kaca dan atau tertusuk oleh benda-
     benda tajam lainnya. Luka dapat terjadi pada bagian-bagian tubuh berikut.

     a. Luka pada kulit

        Di laboratorium, luka pada kulit salah satu penyebabnya adalah pada
       saat memasang pipa kaca atau termometer pada sumbat. Untuk
       menghindari kecelakaan, basahi terlebih dahulu sumbat karet/gabus dan
       gunakan lap pada saat memasangkan pipa kaca/termometer. Berikut
       cara memasang pipa kaca atau termometer pada sumbat gabus/karet.




                Benar                                    Salah

                   Gambar 4.1 Cara Memasang pipa kaca pada sumbat

       Benda tajam dapat menimbulkan luka kecil disertai dengan sedikit
       pendarahan. Luka ini dapat diakibatkan oleh       tusukan benda tajam.
       Tindakan yang dapat dilakukan adalah membersihkan luka secara hati-
       hati, jika pada kulit yang terluka terdapat pecahan kaca, gunakan pinset
       dan kapas steril untuk mengambilnya. Kemudian tempelkan plester



                                                                             4
berobat. Jika luka agak dalam dan dikhawatirkan terjadi tetanus,
  penderita hendaknya dibawa ke dokter.

b. Luka Pada Mata

  Luka pada mata dapat terjadi bila terkena percikan asam atau basa,
  percikan zat- zat lainnya, dan terkena pecahan kaca. Gunakanlah alat
  pelindung ketika bekerja dengan menggunakan zat kimia. Berikut alat-
  alat pelindung yang digunakan yaitu sarung tangan, jas laboratorium,
  dan kaca mata Google.




   Gambar 4.2 Penggunaan alat pelindung matadengan kaca mata Google ketika
                          bekerja di laboratorium kimia

c. Luka karena terkena percikan asam

  Jika mata terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air
  bersih, baik dengan air kran maupun penyemprotan air. Pencucian mata
  kira-kira 15 menit secara terus menerus. Jika mata terkena asam pekat
  tindakan yang dapat dilakukan sama seperti di atas. Kemudian mata
  dicuci dengan larutan Na2CO3 1 %. Jika penderita masih kesakitan bawa
  ke dokter.




                                                                        5
d. Luka karena terkena percikan basa

      Jika mata terkena percikan basa cucilah         dengan air sebanyak-
      banyaknya kemudian bilas dengan larutan asam borat (Boorwater) 1%.
      Gunakan gelas pencuci mata.

   e. Luka karena benda asing/pecahan kaca

      Jika mata terkena pecahan kaca, ambil kaca yang menempel pada mata
      dengan hati-hati tetapi jika pecahan kaca menancap kuat, jangan
      sekali-kali mengambilnya, hanya dokter yang dapat mengambilnya.

      Beberapa upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat
      menyebabkan luka, adalah:

      a)   Gunakan lap pada saat memasukkan         pipa kaca/termometer ke
           dalam sumbat gabus/karet yang terlebih dahulu sumbatnya dibasahi

      b)   Bekerjalah dalam lemari asam jika bekerja dengan zat yang beruap
           racun dan pekat

      c)   Gunakan tabung reaksi yang tahan panas ketika memanaskan zat.

      d)   Gunakan alat-alat pelindung mata dan badan pada saat bekerja
           dengan zat yang beracun dan berbahaya.




2. Keracunan

   Keracunan dapat terjadi di laboratorium diantaranya disebabkan oleh
masuknya zat kimia ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan atau kontak
dengan kulit, dan sangat jarang melalui mulut. Di laboratorium kimia keracunan
ini terjadi biasanya pada saat mencium/membaui zat, atau mengambil zat
yang pekat dan       beracun dengan mulut. Kibaskan dengan menggunakan
tangan jika akan mencium zat, dan gunakan alat filler jika mengambil zat yang
pekat dan beracun.


                                                                            6
a. Keracunan zat melalui pernapasan

   Keracunan di laboratorium kimia sangat mungkin terjadi. Keracunan
   akibat zat kimia seperti menghirup gas Cl2, HCl, SO2, formaldehid, NH3.
   dan gas lainnya atau debu terjadi melalui saluran pernapasan. Tindakan
   pertama yang sebaiknya dilakukan adalah menghindarkan korban dari
   lingkungan zat tersebut kemudian pindahkan korban ke tempat yang
   berudara segar. Jika korban tidak bernapas, segera berikan pernapasan
   buatan dengan cara menekan bagian dada atau pemberian pernapasan
   dari mulut penolong ke mulut korban. Tindakan selanjutnya segera
   hubungi dokter. Ada dua cara pernapasan buatan, yaitu pernapasan
   buatan Holger Nielson dan Silbester. Berikut gambar cara memberikan
   pernapasan buatan




              Gambar 4.3. Pernapasan buatan model Holger Nielson

b. Keracunan zat melalui mulut (tertelan)

   Keracunan zat melalui mulut dapat tejadi pada saat mengambil/memipet
   zat dengan menggunakan pipet gondok. Banyak         zat kimia terutama
   yang beruap/beracun dan konsentrasi pekat hanya         boleh didiambil
   dengan menggunakan pipet        yang dilengkapi dengan pompa yang
   disebut pompa Filler dan kaca mata Google.




                                                                        7
Gambar 4.4. menyedot larutan dengan pipet melalui mulut berbahaya, tetapi
             gunakan pipet dengan pompa Filler

Keracunan ini juga terjadi jika ada zat tertelan. Jika ada zat yang tertelan
segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh penderita.
Jika penderita muntah - muntah, beri minum air hangat agar muntah
terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak muntah
masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban
pingsan, tidak diperkenankan pemberian sesuatu lewat mulut. Segera
bawa korban ke dokter/rumah sakit

Jika zat beracun masuk ke dalam mulut dan tidak sampai tertelan,
beberapa tindakan       berikut dapat dilakukan sebagai pertolongan
pertama.

1)   Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-
     banyaknya kemudian penderita diberi minum air kapur atau susu
     untuk melindungi saluran pernafasan

2)   Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-
     banyaknya kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri
     minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam ½ liter air

3)   Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-
     3 gelas air atau susu.


                                                                            8
Beberapa upaya pencegahan agar keracunan tidak terjadi ketika bekerja
      di laboratorium kimia.

      1)   Pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan bahan
           dengan jumlah tepat. Bahan-bahan yang tidak boleh dipipet dengan
           mulut adalah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-
           zat tersebut harus dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan
           menggunakan pompa Filler.

      2)   Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa beracun dan harus
           diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki
           tubuh lewat saluran pernapasan, mulut, kulit, dan luka

      3)   Jika   bekerja   dengan     senyawa-senyawa        beracun   hendaknya
           dilakukan di lemari uap dan jilka perlu gunakanlah sarung tangan.
           Apabila lemari      uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di
           tempat terbuka atau di luar

      4)   Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yang keluar
           jangan sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan
           pernapasan dan paru-paru.

3. Percikan zat

   Kecelakaan akibat percikan zat yang bersifat korosif seperti asam sulfat
pekat atau asam klorida pekat, natrium hidroksida, banyak maupun sedikit,
yang mengenai badan hendaknya mendapat perhatian yang khusus karena
banyak zat-zat kima yang dapat merusak kulit maupun pakaian. Percikan zat ini
terjadi pada saat memanaskan zat atau mengamati zat saat dipanaskan.

    Pakailah selalu jas laboratorium dan kancingkan semua buah kancing
ketika bekerja di laboratorium untuk mencegah percikan zat mengenai badan.
Gunakanlah    pelindung     mata    atau   muka,   terutama    dalam    melakukan
percobaaan-percobaan yang memungkinkan timbulnya percikan zat. Upaya
pencegahan percikan zat adalah sebagai berikut.



                                                                               9
a. Sewaktu kita memanaskan suatu larutan dalam tabung reaksi,
           arahkan mulut tabung reaksi tersebut ke arah yang tidak ada orang,
           dan jangan sekali-kali menengok dari mulut tabung reaksi

        b. Pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil,
           juga buret harus diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi
           mata.

        c. Jika mengencerkan asam pekat, tuangkan sedikit demi sedikit asam
           ke dalam air, jangan sebaliknya dan lakukan dengan hati-hati, jika
           perlu gunakan kacamata laboratorium.

        d. Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat
           (serbuk), kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan NaOH
           harus dinetralkan dengan NH4Cl serbuk, kemudian dengan air yang
           cukup banyak. Larutan sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan serbuk
           belerang kemudian didiamkan sebentar baru zat-zat tersebut dibuang
           ke dalam air yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan
           lupa menggunakan pelindung badan dan mata.

4. Kecelakaan akibat benda panas (Terbakar)

   Tubuh/kulit terbakar dapat disebabkan oleh api, benda panas, atau karena
zat kimia.tertentu. Penyebab luka bakar adalah:

   a.    Terbakar karena benda panas

          Terbakar karena benda panas dapat terjadi akibat kontak dengan
          gelas/logam panas. Jika kulit yang terbakar memerah, olesi dengan
          salep minyak ikan atau levertran. Jika terbakarnya diakibatkan terkena
          api dan penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat dilakukan adalah
          mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin
          atau kompres agar rasa nyeri berkurang,. kemudian bawa penderita ke
          dokter.




                                                                           10
b. Terbakar karena zat kimia

     Jika kulit terkena zat kimia, misalnya oleh asam pekat, basa pekat, dan
     logam alkali sehingga menimbulkan luka dan terasa panas pada kulit.
     Hal ini terjadi pada saat menuangkan zat kimia yang pekat dari
     botolnya. Gunakanlah alat/pipet jika akan mengambil zat dari botol.
     Berikut cara menuangkan zat.




Tindakan yang dapat dilakukan pada saat terbakar adalah sebagai berikut:

a.   Terbakar karena asam

      Asam yang mengenai kulit hendaknya segera dihapus dengan kapas
     atau lap halus, kemudian dicuci dengan air mengalir sebanyak-
     banyaknya. Selanjutnya cuci dengan larutam 1% Na 2CO3, kemudian
     cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan salep levertran.

b.   Terbakar akibat basa

     Jika kulit terkena basa hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak-
     banyaknya, kemudian bilas dengan larutan asam asetat 1 % cuci
     dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan salep boor.

c.   Terbakar karena terkena percikan natrium/ kalium

      Jika kulit terkena logam natrium /kalium, ambil logam yang menempel
     tersebut dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci kulit yang
     terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit.
     Netralkan dengan larutan asam asetat 1 % kemudian keringkan dan
     olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau
     kapas yang telah dibasahi dengan asam pikrat.




                                                                         11
d.   Terbakar karena percikan bromin

          Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena
         segera olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam
         15 bagian air) kemudian luka tersebut tutup dengan pasta Na2CO3.

    e.   Terbakar karena fosfor

          Jika fosfor terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-
         banyaknya kemudian cuci dengan larutan CuSO4 3 %.

5. Kecelakaan akibat tumpahan zat

   Tumpahan zat mungkin saja terjadi pada saat melakukan kegiatan di
laboratorium. atau pada saat      membuang zat kimia sisa pakai. . Mengingat
bahwa pada dasarnya kebanyakan zat kimia dapat menimbulkan bahaya,
diperlukan pemahaman dalam penangannnya agar kecelakaan tidak terjadi.
Misalnya tumpahan raksa.. Raksa adalah zat kimia yang sangat beracun dan
dapat terakumulasi dalam tubuh, walaupun menghirup uapnya dalam
konsentrasi rendah sekalipun. Jika menggunakan raksa dalam percobaan,
gunakan alas kaki.

   Jika raksa tumpah dari botolnya, segera tutup dengan belerang atau larutan
iodida. Tumpahan yang sudah tertutup dengan belerang, bersihkan dengan lap
basah, buang dan tempatkan ditempat khusus dengan lapnya.

6. Kebakaran

   Di    laboratorium   sangat    mungkin   terjadi   kebakaran.   Kebakaran     di
laboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang mudah
terbakar atau kertas yang berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk
menghindari hal tersebut lakukan hal berikut.

    a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak

    b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah
         terbakar


                                                                               12
c.    Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan
       alat/bahan yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa
       perempuan yang berambut panjang untuk diikat

 d. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran

       Diitinjau dari aspek kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang
berlangsung “hebat” sambil melepaskan energi yang cukup besar sehingga
gas yang bereaksi tersebut memancarkan cahaya. Api atau kebakaran dapat
terjadi jika tiga faktor berada secara bersamaan pada suatu saat. Ketiga
faktor tersebut adalah:

 a. Bahan bakar, yaitu bahan yang dapat bereaksi hebat dengan oksigen,
       yang menimbulkan gejala berupa api. Bahan bakar dapat berupa zat
       padat, zat cair, atau gas.

 b. Oksigen, biasanya dari udara ( 1/5 bagian udara adalah oksigen)
       tetapi dapat juga berasal dari bahan kimia yang bereaksi sambil
       menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang          nantinya bersenyawa
       (bereaksi) dengan bahan bakar, jika suhu mencapai tinggi tertentu.
       Tanpa oksigen, kebakaran tidak dapat terjadi.

 c.    Kalor yang cukup mengakibatkan suhu naik mencapai suhu tertentu
       yang disebut suhu penyulutan (ignition temperature). Di bawah suhu ini
       reaksi oksidasi disertai cahaya tidak dapat terjadi. Sekali reaksi terjadi,
       energi kalor yang ditimbulkan oleh reaksi, biasanya sudah mencukupi
       untuk   mempertahankan       reaksi,   yang    berarti   mempertahankan
       kebakaran, sampai bahan bakar atau oksigen habis.            Ketiga faktor
       tersebut di atas disebut sebagai “Segitiga api”.

       Berdasarkan konsep segitiga api, maka untuk memadamkan api
adalah menghilangkan salah satu (atau lebih dari satu) dari ketiga faktor yang
memungkinkan api itu ada, yaitu:

      a.   Menghentikan pasokan bahan bakar



                                                                             13
b.    Menurunkan suhu sampai di bawah suhu penyulutan

    c.    Menghentikan pasokan oksigen

    Bila di laboratorium terjadi kebakaran, harus segera diatasi dengan cara
seksama dan jangan panik. Gunakan alat pemadam kebakaran yang telah
disediakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Jika baju/pakaian yang terbakar, korban harus merebahkan dirinya
         sambil berguling-guling. Jika ada selimut tutuplah pada apinya agar
         cepat padam. Jangan sekali-kali membiarkan korban berlari-lari
         karena akan memungkinkan terjadinya kebakaran yang lebih besar.

    b. Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan dalam
         gelas kimia atau dalam penangas, tutuplah bagian yang terkena api
         dengan karung atau kain basah.

    c. Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam
         kebakaran. Kemudian sumber-sumber yang dapat menimbulkan api,
         misalnya listrik, gas, kompor, agar segera dimatikan dan jauhkan
         bahan-bahan yang mudah terbakar.

    d. Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar (pelarut
         organik) untuk mematikan jangan menggunakan air, karena hal itu
         akan menyebabkan apinya lebih besar dan menyebar mengikuti air.
         Untuk mematikannya gunakanlah pasir atau tabung pemadam
         kebakaran

    Klasifikasi Kebakaran

    Kebakaran dapat digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu:

    a. KELAS A, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan-
         bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan
         plastik




                                                                        14
b. KELAS B, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang
   mudah terbakar,   meliputi cairan, seperti minyak tanah,   bensin,
   alkohol

c. KELAS C, kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik

d. KELAS D, kebakaran berasal dari       logam (metal) yang mudah
   terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium

Jenis- jenis Pemadam Kebakaran

Di laboratorium kimia sekolah perlu disediakan alat pemadam kebakaran
yang dapat di bawa-bawa atau dipindah-pindah. Alat pemadam seperti
ini berbentuk tabung yang dapat digantungkan di dinding laboratorium
atau bagian lain bangunan yang mudah dijangkau. Alat pemadam
kebakaran tersebut mempunyai berbagai jenis

Penggunaan jenis pemadam kebakaran bergantung pada bahan yang
terbakar. Jika bahan yang terbakar berbeda maka akan berbeda pula
penggunaaan jenis pemadam kebakaran. Namun pada saat sekarang
tersedia alat pemadam kebakaran yang bisa mengatasi kebakaran dari
berbagai sifat bahan yang terbakar yang disebut dengan alat pemadam
“Multy purpose”. Berikut model alat pemadam kebakaran jenis tabung.




                 Gambar 4.5. Tabung Pemadam kebakaran



                                                                 15
Beberapa jenis alat pemadam kebakaran dari jenis lain.

a. Pemadam Kebakaran Jenis Air

    Pemadam jenis air ini bekerja atas dasar pendinginan. Suhu benda
yang terbakar dapat diturunkan. Bentuk yang sederhana dari pemadam
kebakaran jenis air ini adalah air yang disiramkan dengan menggunakan
ember. Akan tetapi ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang
tersimpan dalam tabung atau silinder. Tabung itu berisi kira-kira 10 liter
air. Di dalam tabung atau silinder itu terdapat silinder lain yang berisi
karbondioksida yang bertekanan. Pada waktu digunakan silinder yang
berisi karbondioksida itu dibocorkan dengan jalan ditusuk sehingga
karbondioksida akan mendesak air dan air akan keluar dengan deras.
Sekali dijalankan, semprotan air itu tidak dapat dihentikan dan alat ini
bersifat sekali pakai.

    Ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang menggunakan
larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) yang disimpan dalam tabung
logam. Dalam tabung logam itu terdapat pula asam sulfat yang
ditempatkan dalam satu wadah. Pada waktu digunakan, asam sulfat
bereaksi dengan natrium bikarbonat dan menimbulkan karbondioksida.
Karbondioksida ini yang mendesak dan menyemprotkan air (larutan) itu
keluar melalui selang (pipa).

b. Pemadam kebakaran Jenis Karbondioksida

    Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar mengurangi
persediaan oksigen. Karena massa jenis gas karbondioksida lebih besar
daripada massa jenis udara, maka gas ini dapat membentuk suatu
selimut yang mencegah bahan berhubungan dengan udara (oksigen).

Tabung pemadam ini dilengkapi dengan penyalur/selang gas yang
ujungnya     berbentuk corong yang terbuat dari plastik/karet. Melalui
corong ini gas diarahkan ke api yang hendak dipadamkan. Semprotan
gas karbondioksida ini sangat dingin dan dapat membekukan uap air di


                                                                     16
udara yang melewati gas itu, sehingga terbentuk sejenis kabut putih.,
kabut ini berfungsi menghalangi oksigen berhubungan dengan bahan
bakar.

c. Pemadam Kebakaran Jenis Busa

     Alat pemadam kebakaran ini mengandung larutan bahan-bahan
yang bila bercampur/bereaksi dapat menimbulkan busa. Busa ini yang
dapat menghalangi udara (oksigen) berhubungan dengan bahan bakar.
Dalam hal ini terjadi sedikit pendinginan agar berhasil memadamkan api,
dalam pelaksanaannya lapisan busa yang menutupi api tidak terputus-
putus. Jadi bahan bakar itu betul-betul terselimuti dengan lapisan busa,
sehingga bahan bakar dapat terisolasi dari oksigen di udara.

d. Pemadam Kebakaran Jenis Serbuk

    Serbuk yang digunakan adalah pasir atau bahan kimia kering, yaitu
natrium bikarbonat. Jenis pemadam kebakaran ini merupakan pemadam
kebakaran yang paling sederhana. Penggunaannya adalah dengan
disiramkan pada nyala api yang akan dipadamkan sampai tertimbun
sehingga udara tidak dapat masuk ke bahan yang sedang terbakar

     Lapisan natrium bikarbonat menyelimuti api saat karbondioksida
mendorongnya keluar. Karbondioksida keluar karena picu ditekan.
Pemanasan     terhadap    natrium    bikarbonat       oleh    api   yang    ada
menyebabkan terjadinya karbondioksida.

   Persamaan Reaksi:

             2 NaHCO3              Na2CO3        +          H2O    +      CO2

Catatan:

“Siapkan pasir dalam ember di laboratorium kimia untuk digunakan
 sewaktu- waktu ketika diperlukan”




                                                                           17
e. Pemadam Kebakaran Jenis Selimut

    Selimut yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk
memadamkan        kebakaran   adalah   karung/kain   basah.   Selimut   ini
ditutupkan pada nyala api yang hendak dipadamkan, dengan demikian
penyediaan oksigen dihentikan. Selain karung/kain dapat pula digunakan
bahan serat yang tahan api. Selimut pemadam kebakaran, kebanyakan
terbuat dari bahan kaca serat (fiber glass) yang bersifat agak lemas.
Selimut yang terbuat dari asbes tidak digunakan lagi karena dapat
menimbulkan kanker jika terhirup serat-seratnya.




Mengoperasikan alat Pemadam Kebakaran Jenis tabung

    Perlu diketahui bahwa alat-alat pemadam kebakaran yang telah
dibahas hanya mampu memadamkan kebakaran-kebakaran kecil saja
dan sekali pakai. Kebakaran besar harus ditangani oleh unit-unit
pemadam kebakaran.

    Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengoperasikan alat
pemadam kebakaran jenis tabung, sebagai berikut.

a. Alat

      Perangkat tabung pemadam kebakaran jenis multy purpose
   terbuat     dari logam dengan komponen pemadan kebakaran sebagai
   berikut

   1) tabung, tempat menyimpan serbuk zat, di dalamnya terdapat pula
          tabung gas yang berisi CO2

   2) alat picu

   3) kunci pengaman

   4) selang karet/plastik




                                                                        18
b. Bahan

       Tabung pemadam kebakaran berisi serbuk Natriumbikarbonat
   ( NaHCO3), dan gas karbondioksida (CO2 ).

c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

       Hati-hati ketika menggunakan alat pemadan, karena serbuk yang
   dikeluarkan dapat menyebabkan iritasi pada mata maupun hidung.

d. Langkah Kerja

   1) Lepaskan selang karet dari dinding tabung alat pemadam




Gambar 4.6. Melepas selang karet dinding tabung alat pemadam kebakaran



                                                                     19
2) Cabut kunci pengaman pada tabung alat pemadam




         Gambar 4.7. Melepas kunci pengaman tangkai alat pemadam
                 kebakaran

3) Arahkan selang pada titik apinya




                                                                   20
Gambar 4.8. Mengarahkan selang pada titik api

4) Tekan picu tabung bersamaan dengan arah selang sambil      badan
   bergerak memutar mengelilingi api




          Gambar 4.9. Menekan picu tabung alat pemadam kebakaran

5) Menggunakan pemadam jenis selimut




   Gambar 4.10 Menggunakan model selimut alat pemadam kebakaran



                                                                   21
Memilih Pemadam Sesuai Dengan jenis/kelas Kebakaran

     a. Jenis    kebakaran    kelas    A   disebabkan   bahan    yang   terbakar
        mengandung karbon, seperti kayu, kertas, plastik, dan karet. Untuk
        mengatasinya gunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering
        atau selimut api, tetapi jangan menggunakan air jika ada resiko
        bahaya listrik.

     b. Jenis kebakaran kelas B disebabkan bahan yang terbakar berasal
        dari bahan yang mudah terbakar meliputi zat cair, misalnya: minyak
        tanah,    bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam
        kebakaran jenis busa, karbondioksida, serbuk kering, selimut api atau
        pasir. Jangan menggunakan busa jika ada kemungkinan resiko
        bahaya listrik dan jangan sekali-kali menggunakan air.

     c. Jenis kebakaran      kelas    C disebabkan listrik   untuk mengatasinya
        pertama matikan saklar utama dengan maksud menghentikan arus
        yang mengalir melalui saklar. Selanjutnya gunakan pemadam jenis
        karbondioksida. Jangan sekali-kali menggunakan air, sebab air adalah
        penghantar listrik sehingga akan membahayakan bagi penolong
        kebakaran.

     d. Kebakaran kelas D disebabkan oleh bahan yang terbakar meliputi
        logam (metal) misalnya natrium, kalium, dan magnesium. Untuk
        mengatasinya gunakan pasir atau selimut api.




D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)

   Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) memiliki tujuan utama untuk
mengupayakan agar pasien merasa aman dan nyaman, serta untuk
menghindari memburuknya keadaan pasien sebelum mendapat pertolongan
dokter. Oleh karena itu langkah- langkah pertolongan pertama perlu diupayakan
agar kesehatan pasien tidak makin memburuk.



                                                                           22
Keadaan korban yang memerlukan pertolongan pertama adalah jika:

1. mengalami pendarahan yang hebat ,
2. sesak nafas,
3. mengalami luka dimata,
4. keadaan shock.

    Untuk memudahkan melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK) maka perlu disediakan kotak PPPK beserta isinya berupa obat-obatan
dan perlengkapan lainnya. Adapun isi kotak PPPK meliputi: kain kasa steril,
pembalut dari     berbagai ukuran, kapas, alat pencuci mata, gunting, peniti,
pinset, betadin, obat gosok, natrium hidrogenkarbonat (NaHCO3 1%), asam
cuka 1%, salep levertran, salep boo, boorwater, obat- obat pereda rasa sakit



E. PEMBUANGAN LIMBAH LABORATORIUM

   Limbah laboratorium adalah bahan-bahan atau alat yang sudah tidak
dipakai. Dilaboratorium kimia   yang menjadi masalah adalah limbah zat-zat
kimia yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Untuk laboratorium
sekolah tidak banyak limbah yang dibuang. Namun demikian , pembuangan
limbah   baik bersifat racun atau tidak tetap dilakukan dengan hati-hati..
Buanglah limbah pada tempatnya dan tidak mengalirkannya melalui pipa
saluran air     yang digunakan masyarakat. Sebab dapat membahayakan
lingkungan dan melanggar peraturan tentang pencemaran lingkungan.

   Peraturan pembuangan limbah dalam jumlah kecil yang umum dilakukan
adalah sebagai berikut.

1. ditimbun dalam tanah

2. dituang dalam saluran air

3. diuapkan dalam udara terbuka atau dalam lemari asam

4. dicampur dengan suatu pelarut

5. dibakar


                                                                         23
Berdasarkan cara pembuangan di atas maka perlu digolongkan limbah yang
akan dibuang. Banyak senyawa kimia bersifat mudah menyala (terbakar),
karsinogen, korosif, dapat meledak, mudah menguap, dan lain-lain. Cara
membuangnya harus diperhatikan          karena dapat menimbulkan bahaya, bila
terjadi salah membuang. Semua limbah kimia dibagi dalam tiga wujud yaitu
padat, cair, dan gas yang cara pembuangannya berbeda-beda.

1. Cara membuang limbah kimia berwujud gas atau asap

     Limbah wujud gas biasanya dibuang ke udara terbuka atau pengerjaannya
     dilakukan dalam lemari asap berkipas, dan kipasnya harus terlindungi
     secara baik.

2.   Membuang limbah kimia berwujud cair

     Limbah wujud cair biasanya dibuang ke saluran air dan airnya harus
     mengalir.   Ada   dua     jenis   cairan   yang   perlu   diperhatikan   dalam
     membuangnya karena ada jenis limbah ini ada yang tidak boleh dibuang ke
     saluran air. Jenis cairan tersebut meliputi: cairan asam, cairan basa dan
     senyawa dari logam berat

     Membuang limbah asam dan basa lakukan dengan cara berikut;

     a. Menetralkan terlebih dahulu limbah asam atau basa

     b.   Membuang limbah yang sudah diencerkan ke saluran air yang air
          kerannya mengalir.

     Langkah penetralan ini sangat diperlukan karena asam dapat
     menyebabkan korosi dan kebocoran saluran pembuangan yang
     terbuat dari logam, sedangkan basa dapat menyebabkan korosi dan
     akhirnya saluran tersumbat.



3. Membuang limbah kimia berwujud padat

     Limbah wujud padat, contohnya dari logam berat Hg, Ba, Ca, As, Pb, Ag,
     Cu. Untuk senyawa yang mengandung logam berat ini tidak boleh langsung


                                                                               24
dibuang ke dalam saluran air melainkan harus ditampung dalam suatu
tempat dan ditimbun. Senyawa logam berat ini termasuk senyawa yang
toxic (beracun)

Selain logam, limbah padat di laboratorium dapat berupa pecahan kaca.

Zat dalam bentuk padat biasanya dibuang dalam suatu tempat tertentu
yang telah disediakan. Jenis-jenis limbah padat dibedakan dalam bentuk
padat mudah menyala, padat organik, gelas, padat yang larut dalam air,
dan padat tak larut dalam air. Cara membuang limbah padat antara lain
sebagai berikut:

1) Limbah gelas,     biasanya ditampung pada tempat khusus kemudian
    diberikan ke perusahaan yang khusus menangani limbah gelas

2) Limbah padat yang larut dalam air, biasanya dibuang ke dalam saluran
    yang airnya mengalir (padatan harus larut benar).

3) Limbah padat organik, biasanya di tampung dalam bak/kotak yang
    khusus dan kemudian dibakar. Tetapi ada bahan-bahan yang
    tersublimasi atau menghasilkan uap racun, maka untuk bahan seperti
    itu harus dilakukan dengan metode lain. Misalnya dalam container
    (wadah) tertutup atau ditimbun.

4) Limbah padat yang mudah menyala

    logam-logam alkali, posfor, asam pikrat, dapat dibuang dengan cara
    menambahkannya sedikit demi sedikit ke dalam spirtus anhidrat.
    Kemudian dibakar di udara terbuka

Perhatian:
Untuk membuang limbah dengan cara ditimbun atau dibakar harus
menggunakan penutup muka, masker, dan sarung tangan.




                                                                        25

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataAris Wibowo
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumTaufik Sukmana
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaZahro Dhila
 
Manfaat koloid dalam kehidupan sehari
Manfaat koloid dalam kehidupan sehariManfaat koloid dalam kehidupan sehari
Manfaat koloid dalam kehidupan sehariBudy Harun
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasUmi Nurul
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropijayamartha
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Ade Irma Suryani
 
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimia
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimiaCara menata alat dan bahan di laboratorium kimia
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimiaEKO SUPRIYADI
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Penataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatPenataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatIis Isnawati
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetrilombkTBK
 

Mais procurados (20)

Msds aseton
Msds asetonMsds aseton
Msds aseton
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di LaboratoriumLaporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
Laporan Praktikum Pegenalan Neraca di Laboratorium
 
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
 
Manfaat koloid dalam kehidupan sehari
Manfaat koloid dalam kehidupan sehariManfaat koloid dalam kehidupan sehari
Manfaat koloid dalam kehidupan sehari
 
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimia
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimiaCara menata alat dan bahan di laboratorium kimia
Cara menata alat dan bahan di laboratorium kimia
 
Klor
KlorKlor
Klor
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Penataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatPenataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alat
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 

Destaque

Cara instalasi program aplikasi
Cara instalasi program aplikasiCara instalasi program aplikasi
Cara instalasi program aplikasimehisa
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuEriska Ahmad
 
Alat mesin pertanian
Alat mesin pertanianAlat mesin pertanian
Alat mesin pertanianlombkTBK
 
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 TahunKumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 TahunSMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Agus Hariyatno
 
Jenis dan Peranan Zat Gizi Makro
Jenis dan Peranan Zat Gizi MakroJenis dan Peranan Zat Gizi Makro
Jenis dan Peranan Zat Gizi MakroHasri Sasmita
 

Destaque (8)

Laboratorium
LaboratoriumLaboratorium
Laboratorium
 
Cara instalasi program aplikasi
Cara instalasi program aplikasiCara instalasi program aplikasi
Cara instalasi program aplikasi
 
Laporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi TebuLaporan Mekanisasi Tebu
Laporan Mekanisasi Tebu
 
Alat mesin pertanian
Alat mesin pertanianAlat mesin pertanian
Alat mesin pertanian
 
K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012K3 labkes ankes 2012
K3 labkes ankes 2012
 
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 TahunKumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 Tahun
Kumpulan Latihan Soal IPA SMP Kelas VIII Lengkap 1 Tahun
 
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
Kls 8 buku siswa ipa kurikulum 2013
 
Jenis dan Peranan Zat Gizi Makro
Jenis dan Peranan Zat Gizi MakroJenis dan Peranan Zat Gizi Makro
Jenis dan Peranan Zat Gizi Makro
 

Semelhante a KESEHATAN LAB

7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratoriumArianto Amri
 
03 K3 di Laboratorium.pdf
03 K3 di Laboratorium.pdf03 K3 di Laboratorium.pdf
03 K3 di Laboratorium.pdfNurZamah2
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumnoviyanty
 
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayappt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayaRiduanSafeiSiregar
 
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di labAlfie Kesturi
 
KEAMANAN & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.ppt
KEAMANAN  & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.pptKEAMANAN  & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.ppt
KEAMANAN & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.pptBoedakFarmasi
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxsusan26225
 
perlengkapan laboratorium.pdf
perlengkapan laboratorium.pdfperlengkapan laboratorium.pdf
perlengkapan laboratorium.pdfDinda Gusti Ayu
 
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiakeamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiaQaiffa Greenpinkk
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptPendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptGalihPambudi8
 
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdfPROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdfSoniAditiaAbdullah
 

Semelhante a KESEHATAN LAB (20)

7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
7 prosedur keselamatan kerja di laboratorium
 
03 K3 di Laboratorium.pdf
03 K3 di Laboratorium.pdf03 K3 di Laboratorium.pdf
03 K3 di Laboratorium.pdf
 
Keselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratoriumKeselamatan kerja laboratorium
Keselamatan kerja laboratorium
 
Kimia 2
Kimia 2Kimia 2
Kimia 2
 
Kimia 2
Kimia 2Kimia 2
Kimia 2
 
3k Lab.Kimia
3k Lab.Kimia3k Lab.Kimia
3k Lab.Kimia
 
PPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptxPPT-PraktikumKimDas.pptx
PPT-PraktikumKimDas.pptx
 
K3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptxK3 Mikro.pptx
K3 Mikro.pptx
 
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahayappt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
ppt-kimia materi dan materi simbol simbol berbahaya
 
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
7 2. mikroskop dan keselamatan kerja di lab
 
34
3434
34
 
KEAMANAN & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.ppt
KEAMANAN  & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.pptKEAMANAN  & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.ppt
KEAMANAN & KESELAMATAN BERLABORATORIUM.ppt
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
 
Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1Penuntun praktikum kimia dasar 1
Penuntun praktikum kimia dasar 1
 
perlengkapan laboratorium.pdf
perlengkapan laboratorium.pdfperlengkapan laboratorium.pdf
perlengkapan laboratorium.pdf
 
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiakeamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.pptPendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
Pendekatan-Praktis-K3-Laboratorium.ppt
 
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdfPROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
PROSEDUR OPERASI STANDAR KESELAMATAN.pdf
 

Mais de ABINUL HAKIM

RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptx
RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptxRAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptx
RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptxABINUL HAKIM
 
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptx
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptxPERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptx
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptxABINUL HAKIM
 
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdfABINUL HAKIM
 
Pergub_42_Th_11.doc
Pergub_42_Th_11.docPergub_42_Th_11.doc
Pergub_42_Th_11.docABINUL HAKIM
 
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdf
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdfAbinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdf
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdfABINUL HAKIM
 
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docx
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docxModul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docx
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docxABINUL HAKIM
 
postest PBJ Abi.docx
postest PBJ Abi.docxpostest PBJ Abi.docx
postest PBJ Abi.docxABINUL HAKIM
 
Persiapan vaksinasi-ptk
Persiapan vaksinasi-ptkPersiapan vaksinasi-ptk
Persiapan vaksinasi-ptkABINUL HAKIM
 
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padang
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padangNilai kelulusan 2013 sman 4 padang
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padangABINUL HAKIM
 
3 matters-and-their
3 matters-and-their3 matters-and-their
3 matters-and-theirABINUL HAKIM
 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonABINUL HAKIM
 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonABINUL HAKIM
 

Mais de ABINUL HAKIM (16)

RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptx
RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptxRAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptx
RAPAT PENENTUAN ZONASI CABDIN II [Autosaved].pptx
 
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptx
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptxPERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptx
PERDA PAKAIAN MUSLIM PEKAT ALQURAN DAN ZAKAT.pptx
 
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf
[PDF] Prediksi Soal Masuk SMA Faforit MATEMATIKA_compress.pdf
 
Pergub_42_Th_11.doc
Pergub_42_Th_11.docPergub_42_Th_11.doc
Pergub_42_Th_11.doc
 
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdf
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdfAbinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdf
Abinul Jawaban Tugas Diklat PBJ Modul 6.pdf
 
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docx
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docxModul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docx
Modul 6. JK Mengelola PBJP secara Swakelola Level 1-V2.2.docx
 
postest PBJ Abi.docx
postest PBJ Abi.docxpostest PBJ Abi.docx
postest PBJ Abi.docx
 
Persiapan vaksinasi-ptk
Persiapan vaksinasi-ptkPersiapan vaksinasi-ptk
Persiapan vaksinasi-ptk
 
Abinul hakim
Abinul hakimAbinul hakim
Abinul hakim
 
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padang
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padangNilai kelulusan 2013 sman 4 padang
Nilai kelulusan 2013 sman 4 padang
 
Ukg online
Ukg onlineUkg online
Ukg online
 
Kumpulan soal ksp
Kumpulan soal kspKumpulan soal ksp
Kumpulan soal ksp
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
3 matters-and-their
3 matters-and-their3 matters-and-their
3 matters-and-their
 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isoton
 
Isotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isotonIsotop, isobar dan isoton
Isotop, isobar dan isoton
 

Último

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Último (20)

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

KESEHATAN LAB

  • 1. Disusun Oleh: TIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH 2012
  • 2. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM KIMIA A. PENYEBAB KECELAKAAN DI LABORATORIUM Kecelakaan di laboratorium kimia terjadi bukan saja karena kurang memperhatikan tata tertib bekerja di laboratorium, akan tetapi juga karena kurangnya pemahaman terhadap cara memperlakukan alat dan bahan kimia yang hendak dipergunakan. Oleh karena itu pada saat siswa mau melakukan percobaan, terlebih dahulu guru harus memberikan penjelasan cara menggunakan alat dan bahannya. Kecelakaan terjadi pada saat kita tidak siap menghadapinya, menimbulkan kekagetan yang berakibat pada orang yang gampang panik. Kecelakaan dapat terjadi dimana saja dan pada pekerjaan apapun. Di laboratorium kimia kecelakaan lebih sering terjadi disebabkan oleh alat-alat dan bahan/zat kimia. Karena alat-alat kimia pada umumnya terbuat dari kaca dan bahan/zat kimia yang dipergunakan pada umumnya berasal dari bahan yang pekat dan mempunyai berbagai sifat (racun; mudah terbakar, korosif, mudah meledak). Bila hal itu tidak diantisipasi dengan baik akan mudah terjadinya kecelakaan. Pencegahan kecelakaan lebih utama daripada merawatnya setelah terjadi kecelakaan Laboratorium yang dikelola dengan baik merupakan tempat bekerja yang aman jika pemakai laboratorium mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku. Disiplin yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam memelihara keselamatan di laboratorium. Kecelakaan di laboratorium kimia dapat terjadi karena hal-hal berikut. 1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan, proses, dan alat yang digunakan. 2. Kurang cukup intruksi atau supervisi oleh guru. 1
  • 3. 3. Tidak menggunakan alat pelindung atau alat yang tepat. 4. Tidak memperhatikan intruksi atau aturan. 5. Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di laboratorium. Beberapa aturan yang perlu diperhatikan dan ditaati ketika bekerja di laboratorium sebagai upaya untuk mencegah berbagai kecelakaan di laboratorium adalah: 1. Mengatur tempat kerja serapih mungkin; hindarkan lorong yang sesak dan kertas tersebar dimana-mana. Penyimpanan zat, alat besar dan berat serta kotak obat dan bahan-bahan lain dalam kemasan besar tidak disimpan ditempat yang tinggi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. 2. Bagi pengguna laboratorium perlu tahu tempat dan cara penggunaan perlengkapan darurat seperti bahan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), pemadam kebakaran , dan pencuci mata. 3. Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar selama melakukan praktik kimia. 4. Memberi penjelasan dan peringatan terlebih dahulu sebelum percobaan dimulai dan kemungkinan- kemungkinan bahaya yang dapat terjadi serta cara menanganinya, berhati-hatilah bekerja agar kecelakaan tidak terjadi. 5. Tersedianya tempat pembuangan khusus untuk cairan, kaca, sobekan kain/kertas, dan lain sebagainya. 6. Ditekankan agar siswa tetap tenang meskipun terjadi kecelakaan dan segera melapor jika ia terluka. 7. Bekerja dengan zat-zat beracun dan karsinogen harus selalu dilakukan di dalam lemari asap. 8. Buat catatan terperinci mengenai suatu kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium. 9. Setiap sekolah hendaknya membuat tata tertib bagi siswa/pengguna laboratorium yang terpasang di dinding laboratorium. 2
  • 4. B. PENGGUNAAN PERALATAN KERJA DI LABORATORIUM DAN FUNGSINYA Untuk mencegah atau mengatasi terjadinya kecelakaan di laboratorium bila bekerja dengan alat atau zat berbahaya, diperlukan alat-alat pelindung baik untuk melindungi tubuh maupun untuk mengatasi bahaya kebakaran. Peralatan untuk keselamatan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok sebagai berikut. 1. Alat yang digunakan sebagai pelindung bagian tubuh, misalnya: a. Kacamata pelindung Kacamata digunakan untuk melindungi mata dari rasa pedih atau iritasi yang disebabkan oleh zat yang mengeluarkan asap atau uap, yang bersifat memedihkan mata atau percikan asam pekat sehingga tidak mengenai mata. Misalnya ketika membuat larutan asam klorida (HCl) dari asam klorida (HCl) pekat. b. Sarung tangan Sarung tangan digunakan sebagai alat pelindung tangan pada saat membuat larutan atau menuangkan zat yang pekat sehingga tidak mengenai tangan. Sarung tangan digunakan pula pada saat memasukkan pipa kaca pada sumbat karet atau gabus c. Jas laboratorium Jas laboratorium digunakan pada saat bekerja di laboratorium. Untuk menghindari percikan zat/asam mengenai pakaian atau bagian tubuh. d. Masker/penutup hidung Masker/penutup hidung dipergunakan pada saat membuat larutan atau gas yang dapat memedihkan hidung. 3
  • 5. 2. Alat yang digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi kecelakaan yang tidak biasa, misalnya: a. pemadam kebakaran b. botol pencuci mata C. JENIS KECELAKAAN DAN PENANGANANNYA Berbagai jenis kecelakaan dapat terjadi di laboratorium kimia. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium kimia adalah sebagai berikut. 1. Luka, disebabkan terkena pecahan kaca dan atau tertusuk oleh benda- benda tajam lainnya. Luka dapat terjadi pada bagian-bagian tubuh berikut. a. Luka pada kulit Di laboratorium, luka pada kulit salah satu penyebabnya adalah pada saat memasang pipa kaca atau termometer pada sumbat. Untuk menghindari kecelakaan, basahi terlebih dahulu sumbat karet/gabus dan gunakan lap pada saat memasangkan pipa kaca/termometer. Berikut cara memasang pipa kaca atau termometer pada sumbat gabus/karet. Benar Salah Gambar 4.1 Cara Memasang pipa kaca pada sumbat Benda tajam dapat menimbulkan luka kecil disertai dengan sedikit pendarahan. Luka ini dapat diakibatkan oleh tusukan benda tajam. Tindakan yang dapat dilakukan adalah membersihkan luka secara hati- hati, jika pada kulit yang terluka terdapat pecahan kaca, gunakan pinset dan kapas steril untuk mengambilnya. Kemudian tempelkan plester 4
  • 6. berobat. Jika luka agak dalam dan dikhawatirkan terjadi tetanus, penderita hendaknya dibawa ke dokter. b. Luka Pada Mata Luka pada mata dapat terjadi bila terkena percikan asam atau basa, percikan zat- zat lainnya, dan terkena pecahan kaca. Gunakanlah alat pelindung ketika bekerja dengan menggunakan zat kimia. Berikut alat- alat pelindung yang digunakan yaitu sarung tangan, jas laboratorium, dan kaca mata Google. Gambar 4.2 Penggunaan alat pelindung matadengan kaca mata Google ketika bekerja di laboratorium kimia c. Luka karena terkena percikan asam Jika mata terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik dengan air kran maupun penyemprotan air. Pencucian mata kira-kira 15 menit secara terus menerus. Jika mata terkena asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama seperti di atas. Kemudian mata dicuci dengan larutan Na2CO3 1 %. Jika penderita masih kesakitan bawa ke dokter. 5
  • 7. d. Luka karena terkena percikan basa Jika mata terkena percikan basa cucilah dengan air sebanyak- banyaknya kemudian bilas dengan larutan asam borat (Boorwater) 1%. Gunakan gelas pencuci mata. e. Luka karena benda asing/pecahan kaca Jika mata terkena pecahan kaca, ambil kaca yang menempel pada mata dengan hati-hati tetapi jika pecahan kaca menancap kuat, jangan sekali-kali mengambilnya, hanya dokter yang dapat mengambilnya. Beberapa upaya pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan yang dapat menyebabkan luka, adalah: a) Gunakan lap pada saat memasukkan pipa kaca/termometer ke dalam sumbat gabus/karet yang terlebih dahulu sumbatnya dibasahi b) Bekerjalah dalam lemari asam jika bekerja dengan zat yang beruap racun dan pekat c) Gunakan tabung reaksi yang tahan panas ketika memanaskan zat. d) Gunakan alat-alat pelindung mata dan badan pada saat bekerja dengan zat yang beracun dan berbahaya. 2. Keracunan Keracunan dapat terjadi di laboratorium diantaranya disebabkan oleh masuknya zat kimia ke dalam tubuh lewat saluran pernapasan atau kontak dengan kulit, dan sangat jarang melalui mulut. Di laboratorium kimia keracunan ini terjadi biasanya pada saat mencium/membaui zat, atau mengambil zat yang pekat dan beracun dengan mulut. Kibaskan dengan menggunakan tangan jika akan mencium zat, dan gunakan alat filler jika mengambil zat yang pekat dan beracun. 6
  • 8. a. Keracunan zat melalui pernapasan Keracunan di laboratorium kimia sangat mungkin terjadi. Keracunan akibat zat kimia seperti menghirup gas Cl2, HCl, SO2, formaldehid, NH3. dan gas lainnya atau debu terjadi melalui saluran pernapasan. Tindakan pertama yang sebaiknya dilakukan adalah menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut kemudian pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika korban tidak bernapas, segera berikan pernapasan buatan dengan cara menekan bagian dada atau pemberian pernapasan dari mulut penolong ke mulut korban. Tindakan selanjutnya segera hubungi dokter. Ada dua cara pernapasan buatan, yaitu pernapasan buatan Holger Nielson dan Silbester. Berikut gambar cara memberikan pernapasan buatan Gambar 4.3. Pernapasan buatan model Holger Nielson b. Keracunan zat melalui mulut (tertelan) Keracunan zat melalui mulut dapat tejadi pada saat mengambil/memipet zat dengan menggunakan pipet gondok. Banyak zat kimia terutama yang beruap/beracun dan konsentrasi pekat hanya boleh didiambil dengan menggunakan pipet yang dilengkapi dengan pompa yang disebut pompa Filler dan kaca mata Google. 7
  • 9. Gambar 4.4. menyedot larutan dengan pipet melalui mulut berbahaya, tetapi gunakan pipet dengan pompa Filler Keracunan ini juga terjadi jika ada zat tertelan. Jika ada zat yang tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh penderita. Jika penderita muntah - muntah, beri minum air hangat agar muntah terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak muntah masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban pingsan, tidak diperkenankan pemberian sesuatu lewat mulut. Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit Jika zat beracun masuk ke dalam mulut dan tidak sampai tertelan, beberapa tindakan berikut dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama. 1) Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak- banyaknya kemudian penderita diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi saluran pernafasan 2) Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak- banyaknya kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam ½ liter air 3) Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2- 3 gelas air atau susu. 8
  • 10. Beberapa upaya pencegahan agar keracunan tidak terjadi ketika bekerja di laboratorium kimia. 1) Pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. Bahan-bahan yang tidak boleh dipipet dengan mulut adalah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat- zat tersebut harus dipipet dengan cara khusus, yaitu dengan menggunakan pompa Filler. 2) Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa beracun dan harus diperhatikan bahwa senyawa-senyawa beracun dapat memasuki tubuh lewat saluran pernapasan, mulut, kulit, dan luka 3) Jika bekerja dengan senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jilka perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di tempat terbuka atau di luar 4) Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yang keluar jangan sampai terisap karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan paru-paru. 3. Percikan zat Kecelakaan akibat percikan zat yang bersifat korosif seperti asam sulfat pekat atau asam klorida pekat, natrium hidroksida, banyak maupun sedikit, yang mengenai badan hendaknya mendapat perhatian yang khusus karena banyak zat-zat kima yang dapat merusak kulit maupun pakaian. Percikan zat ini terjadi pada saat memanaskan zat atau mengamati zat saat dipanaskan. Pakailah selalu jas laboratorium dan kancingkan semua buah kancing ketika bekerja di laboratorium untuk mencegah percikan zat mengenai badan. Gunakanlah pelindung mata atau muka, terutama dalam melakukan percobaaan-percobaan yang memungkinkan timbulnya percikan zat. Upaya pencegahan percikan zat adalah sebagai berikut. 9
  • 11. a. Sewaktu kita memanaskan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan mulut tabung reaksi tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan sekali-kali menengok dari mulut tabung reaksi b. Pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga buret harus diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata. c. Jika mengencerkan asam pekat, tuangkan sedikit demi sedikit asam ke dalam air, jangan sebaliknya dan lakukan dengan hati-hati, jika perlu gunakan kacamata laboratorium. d. Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk), kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan NaOH harus dinetralkan dengan NH4Cl serbuk, kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan serbuk belerang kemudian didiamkan sebentar baru zat-zat tersebut dibuang ke dalam air yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan lupa menggunakan pelindung badan dan mata. 4. Kecelakaan akibat benda panas (Terbakar) Tubuh/kulit terbakar dapat disebabkan oleh api, benda panas, atau karena zat kimia.tertentu. Penyebab luka bakar adalah: a. Terbakar karena benda panas Terbakar karena benda panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam panas. Jika kulit yang terbakar memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika terbakarnya diakibatkan terkena api dan penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin atau kompres agar rasa nyeri berkurang,. kemudian bawa penderita ke dokter. 10
  • 12. b. Terbakar karena zat kimia Jika kulit terkena zat kimia, misalnya oleh asam pekat, basa pekat, dan logam alkali sehingga menimbulkan luka dan terasa panas pada kulit. Hal ini terjadi pada saat menuangkan zat kimia yang pekat dari botolnya. Gunakanlah alat/pipet jika akan mengambil zat dari botol. Berikut cara menuangkan zat. Tindakan yang dapat dilakukan pada saat terbakar adalah sebagai berikut: a. Terbakar karena asam Asam yang mengenai kulit hendaknya segera dihapus dengan kapas atau lap halus, kemudian dicuci dengan air mengalir sebanyak- banyaknya. Selanjutnya cuci dengan larutam 1% Na 2CO3, kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan salep levertran. b. Terbakar akibat basa Jika kulit terkena basa hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak- banyaknya, kemudian bilas dengan larutan asam asetat 1 % cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan salep boor. c. Terbakar karena terkena percikan natrium/ kalium Jika kulit terkena logam natrium /kalium, ambil logam yang menempel tersebut dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci kulit yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit. Netralkan dengan larutan asam asetat 1 % kemudian keringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan asam pikrat. 11
  • 13. d. Terbakar karena percikan bromin Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian luka tersebut tutup dengan pasta Na2CO3. e. Terbakar karena fosfor Jika fosfor terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak- banyaknya kemudian cuci dengan larutan CuSO4 3 %. 5. Kecelakaan akibat tumpahan zat Tumpahan zat mungkin saja terjadi pada saat melakukan kegiatan di laboratorium. atau pada saat membuang zat kimia sisa pakai. . Mengingat bahwa pada dasarnya kebanyakan zat kimia dapat menimbulkan bahaya, diperlukan pemahaman dalam penangannnya agar kecelakaan tidak terjadi. Misalnya tumpahan raksa.. Raksa adalah zat kimia yang sangat beracun dan dapat terakumulasi dalam tubuh, walaupun menghirup uapnya dalam konsentrasi rendah sekalipun. Jika menggunakan raksa dalam percobaan, gunakan alas kaki. Jika raksa tumpah dari botolnya, segera tutup dengan belerang atau larutan iodida. Tumpahan yang sudah tertutup dengan belerang, bersihkan dengan lap basah, buang dan tempatkan ditempat khusus dengan lapnya. 6. Kebakaran Di laboratorium sangat mungkin terjadi kebakaran. Kebakaran di laboratorium dapat disebabkan oleh arus pendek, pemanasan zat yang mudah terbakar atau kertas yang berserakan di atas meja pada saat ada api. Untuk menghindari hal tersebut lakukan hal berikut. a. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak b. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar 12
  • 14. c. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa perempuan yang berambut panjang untuk diikat d. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran Diitinjau dari aspek kimia, api merupakan proses oksidasi gas yang berlangsung “hebat” sambil melepaskan energi yang cukup besar sehingga gas yang bereaksi tersebut memancarkan cahaya. Api atau kebakaran dapat terjadi jika tiga faktor berada secara bersamaan pada suatu saat. Ketiga faktor tersebut adalah: a. Bahan bakar, yaitu bahan yang dapat bereaksi hebat dengan oksigen, yang menimbulkan gejala berupa api. Bahan bakar dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas. b. Oksigen, biasanya dari udara ( 1/5 bagian udara adalah oksigen) tetapi dapat juga berasal dari bahan kimia yang bereaksi sambil menghasilkan oksigen. Oksigen inilah yang nantinya bersenyawa (bereaksi) dengan bahan bakar, jika suhu mencapai tinggi tertentu. Tanpa oksigen, kebakaran tidak dapat terjadi. c. Kalor yang cukup mengakibatkan suhu naik mencapai suhu tertentu yang disebut suhu penyulutan (ignition temperature). Di bawah suhu ini reaksi oksidasi disertai cahaya tidak dapat terjadi. Sekali reaksi terjadi, energi kalor yang ditimbulkan oleh reaksi, biasanya sudah mencukupi untuk mempertahankan reaksi, yang berarti mempertahankan kebakaran, sampai bahan bakar atau oksigen habis. Ketiga faktor tersebut di atas disebut sebagai “Segitiga api”. Berdasarkan konsep segitiga api, maka untuk memadamkan api adalah menghilangkan salah satu (atau lebih dari satu) dari ketiga faktor yang memungkinkan api itu ada, yaitu: a. Menghentikan pasokan bahan bakar 13
  • 15. b. Menurunkan suhu sampai di bawah suhu penyulutan c. Menghentikan pasokan oksigen Bila di laboratorium terjadi kebakaran, harus segera diatasi dengan cara seksama dan jangan panik. Gunakan alat pemadam kebakaran yang telah disediakan. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Jika baju/pakaian yang terbakar, korban harus merebahkan dirinya sambil berguling-guling. Jika ada selimut tutuplah pada apinya agar cepat padam. Jangan sekali-kali membiarkan korban berlari-lari karena akan memungkinkan terjadinya kebakaran yang lebih besar. b. Jika terjadi kebakaran kecil, misalnya terbakarnya larutan dalam gelas kimia atau dalam penangas, tutuplah bagian yang terkena api dengan karung atau kain basah. c. Jika terjadi kebakaran yang besar, gunakan alat pemadam kebakaran. Kemudian sumber-sumber yang dapat menimbulkan api, misalnya listrik, gas, kompor, agar segera dimatikan dan jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar. d. Jika terjadi kebakaran karena zat yang mudah terbakar (pelarut organik) untuk mematikan jangan menggunakan air, karena hal itu akan menyebabkan apinya lebih besar dan menyebar mengikuti air. Untuk mematikannya gunakanlah pasir atau tabung pemadam kebakaran Klasifikasi Kebakaran Kebakaran dapat digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu: a. KELAS A, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan- bahan “biasa” yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, karet dan plastik 14
  • 16. b. KELAS B, merupakan jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang mudah terbakar, meliputi cairan, seperti minyak tanah, bensin, alkohol c. KELAS C, kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik d. KELAS D, kebakaran berasal dari logam (metal) yang mudah terbakar seperti natrium, kalium, dan magnesium Jenis- jenis Pemadam Kebakaran Di laboratorium kimia sekolah perlu disediakan alat pemadam kebakaran yang dapat di bawa-bawa atau dipindah-pindah. Alat pemadam seperti ini berbentuk tabung yang dapat digantungkan di dinding laboratorium atau bagian lain bangunan yang mudah dijangkau. Alat pemadam kebakaran tersebut mempunyai berbagai jenis Penggunaan jenis pemadam kebakaran bergantung pada bahan yang terbakar. Jika bahan yang terbakar berbeda maka akan berbeda pula penggunaaan jenis pemadam kebakaran. Namun pada saat sekarang tersedia alat pemadam kebakaran yang bisa mengatasi kebakaran dari berbagai sifat bahan yang terbakar yang disebut dengan alat pemadam “Multy purpose”. Berikut model alat pemadam kebakaran jenis tabung. Gambar 4.5. Tabung Pemadam kebakaran 15
  • 17. Beberapa jenis alat pemadam kebakaran dari jenis lain. a. Pemadam Kebakaran Jenis Air Pemadam jenis air ini bekerja atas dasar pendinginan. Suhu benda yang terbakar dapat diturunkan. Bentuk yang sederhana dari pemadam kebakaran jenis air ini adalah air yang disiramkan dengan menggunakan ember. Akan tetapi ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang tersimpan dalam tabung atau silinder. Tabung itu berisi kira-kira 10 liter air. Di dalam tabung atau silinder itu terdapat silinder lain yang berisi karbondioksida yang bertekanan. Pada waktu digunakan silinder yang berisi karbondioksida itu dibocorkan dengan jalan ditusuk sehingga karbondioksida akan mendesak air dan air akan keluar dengan deras. Sekali dijalankan, semprotan air itu tidak dapat dihentikan dan alat ini bersifat sekali pakai. Ada pula alat pemadam kebakaran jenis air yang menggunakan larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) yang disimpan dalam tabung logam. Dalam tabung logam itu terdapat pula asam sulfat yang ditempatkan dalam satu wadah. Pada waktu digunakan, asam sulfat bereaksi dengan natrium bikarbonat dan menimbulkan karbondioksida. Karbondioksida ini yang mendesak dan menyemprotkan air (larutan) itu keluar melalui selang (pipa). b. Pemadam kebakaran Jenis Karbondioksida Pemadam kebakaran jenis ini bekerja atas dasar mengurangi persediaan oksigen. Karena massa jenis gas karbondioksida lebih besar daripada massa jenis udara, maka gas ini dapat membentuk suatu selimut yang mencegah bahan berhubungan dengan udara (oksigen). Tabung pemadam ini dilengkapi dengan penyalur/selang gas yang ujungnya berbentuk corong yang terbuat dari plastik/karet. Melalui corong ini gas diarahkan ke api yang hendak dipadamkan. Semprotan gas karbondioksida ini sangat dingin dan dapat membekukan uap air di 16
  • 18. udara yang melewati gas itu, sehingga terbentuk sejenis kabut putih., kabut ini berfungsi menghalangi oksigen berhubungan dengan bahan bakar. c. Pemadam Kebakaran Jenis Busa Alat pemadam kebakaran ini mengandung larutan bahan-bahan yang bila bercampur/bereaksi dapat menimbulkan busa. Busa ini yang dapat menghalangi udara (oksigen) berhubungan dengan bahan bakar. Dalam hal ini terjadi sedikit pendinginan agar berhasil memadamkan api, dalam pelaksanaannya lapisan busa yang menutupi api tidak terputus- putus. Jadi bahan bakar itu betul-betul terselimuti dengan lapisan busa, sehingga bahan bakar dapat terisolasi dari oksigen di udara. d. Pemadam Kebakaran Jenis Serbuk Serbuk yang digunakan adalah pasir atau bahan kimia kering, yaitu natrium bikarbonat. Jenis pemadam kebakaran ini merupakan pemadam kebakaran yang paling sederhana. Penggunaannya adalah dengan disiramkan pada nyala api yang akan dipadamkan sampai tertimbun sehingga udara tidak dapat masuk ke bahan yang sedang terbakar Lapisan natrium bikarbonat menyelimuti api saat karbondioksida mendorongnya keluar. Karbondioksida keluar karena picu ditekan. Pemanasan terhadap natrium bikarbonat oleh api yang ada menyebabkan terjadinya karbondioksida. Persamaan Reaksi: 2 NaHCO3  Na2CO3 + H2O + CO2 Catatan: “Siapkan pasir dalam ember di laboratorium kimia untuk digunakan sewaktu- waktu ketika diperlukan” 17
  • 19. e. Pemadam Kebakaran Jenis Selimut Selimut yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran adalah karung/kain basah. Selimut ini ditutupkan pada nyala api yang hendak dipadamkan, dengan demikian penyediaan oksigen dihentikan. Selain karung/kain dapat pula digunakan bahan serat yang tahan api. Selimut pemadam kebakaran, kebanyakan terbuat dari bahan kaca serat (fiber glass) yang bersifat agak lemas. Selimut yang terbuat dari asbes tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan kanker jika terhirup serat-seratnya. Mengoperasikan alat Pemadam Kebakaran Jenis tabung Perlu diketahui bahwa alat-alat pemadam kebakaran yang telah dibahas hanya mampu memadamkan kebakaran-kebakaran kecil saja dan sekali pakai. Kebakaran besar harus ditangani oleh unit-unit pemadam kebakaran. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam mengoperasikan alat pemadam kebakaran jenis tabung, sebagai berikut. a. Alat Perangkat tabung pemadam kebakaran jenis multy purpose terbuat dari logam dengan komponen pemadan kebakaran sebagai berikut 1) tabung, tempat menyimpan serbuk zat, di dalamnya terdapat pula tabung gas yang berisi CO2 2) alat picu 3) kunci pengaman 4) selang karet/plastik 18
  • 20. b. Bahan Tabung pemadam kebakaran berisi serbuk Natriumbikarbonat ( NaHCO3), dan gas karbondioksida (CO2 ). c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Hati-hati ketika menggunakan alat pemadan, karena serbuk yang dikeluarkan dapat menyebabkan iritasi pada mata maupun hidung. d. Langkah Kerja 1) Lepaskan selang karet dari dinding tabung alat pemadam Gambar 4.6. Melepas selang karet dinding tabung alat pemadam kebakaran 19
  • 21. 2) Cabut kunci pengaman pada tabung alat pemadam Gambar 4.7. Melepas kunci pengaman tangkai alat pemadam kebakaran 3) Arahkan selang pada titik apinya 20
  • 22. Gambar 4.8. Mengarahkan selang pada titik api 4) Tekan picu tabung bersamaan dengan arah selang sambil badan bergerak memutar mengelilingi api Gambar 4.9. Menekan picu tabung alat pemadam kebakaran 5) Menggunakan pemadam jenis selimut Gambar 4.10 Menggunakan model selimut alat pemadam kebakaran 21
  • 23. Memilih Pemadam Sesuai Dengan jenis/kelas Kebakaran a. Jenis kebakaran kelas A disebabkan bahan yang terbakar mengandung karbon, seperti kayu, kertas, plastik, dan karet. Untuk mengatasinya gunakan alat pemadam kebakaran air, serbuk kering atau selimut api, tetapi jangan menggunakan air jika ada resiko bahaya listrik. b. Jenis kebakaran kelas B disebabkan bahan yang terbakar berasal dari bahan yang mudah terbakar meliputi zat cair, misalnya: minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya gunakan pemadam kebakaran jenis busa, karbondioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Jangan menggunakan busa jika ada kemungkinan resiko bahaya listrik dan jangan sekali-kali menggunakan air. c. Jenis kebakaran kelas C disebabkan listrik untuk mengatasinya pertama matikan saklar utama dengan maksud menghentikan arus yang mengalir melalui saklar. Selanjutnya gunakan pemadam jenis karbondioksida. Jangan sekali-kali menggunakan air, sebab air adalah penghantar listrik sehingga akan membahayakan bagi penolong kebakaran. d. Kebakaran kelas D disebabkan oleh bahan yang terbakar meliputi logam (metal) misalnya natrium, kalium, dan magnesium. Untuk mengatasinya gunakan pasir atau selimut api. D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) memiliki tujuan utama untuk mengupayakan agar pasien merasa aman dan nyaman, serta untuk menghindari memburuknya keadaan pasien sebelum mendapat pertolongan dokter. Oleh karena itu langkah- langkah pertolongan pertama perlu diupayakan agar kesehatan pasien tidak makin memburuk. 22
  • 24. Keadaan korban yang memerlukan pertolongan pertama adalah jika: 1. mengalami pendarahan yang hebat , 2. sesak nafas, 3. mengalami luka dimata, 4. keadaan shock. Untuk memudahkan melaksanakan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) maka perlu disediakan kotak PPPK beserta isinya berupa obat-obatan dan perlengkapan lainnya. Adapun isi kotak PPPK meliputi: kain kasa steril, pembalut dari berbagai ukuran, kapas, alat pencuci mata, gunting, peniti, pinset, betadin, obat gosok, natrium hidrogenkarbonat (NaHCO3 1%), asam cuka 1%, salep levertran, salep boo, boorwater, obat- obat pereda rasa sakit E. PEMBUANGAN LIMBAH LABORATORIUM Limbah laboratorium adalah bahan-bahan atau alat yang sudah tidak dipakai. Dilaboratorium kimia yang menjadi masalah adalah limbah zat-zat kimia yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Untuk laboratorium sekolah tidak banyak limbah yang dibuang. Namun demikian , pembuangan limbah baik bersifat racun atau tidak tetap dilakukan dengan hati-hati.. Buanglah limbah pada tempatnya dan tidak mengalirkannya melalui pipa saluran air yang digunakan masyarakat. Sebab dapat membahayakan lingkungan dan melanggar peraturan tentang pencemaran lingkungan. Peraturan pembuangan limbah dalam jumlah kecil yang umum dilakukan adalah sebagai berikut. 1. ditimbun dalam tanah 2. dituang dalam saluran air 3. diuapkan dalam udara terbuka atau dalam lemari asam 4. dicampur dengan suatu pelarut 5. dibakar 23
  • 25. Berdasarkan cara pembuangan di atas maka perlu digolongkan limbah yang akan dibuang. Banyak senyawa kimia bersifat mudah menyala (terbakar), karsinogen, korosif, dapat meledak, mudah menguap, dan lain-lain. Cara membuangnya harus diperhatikan karena dapat menimbulkan bahaya, bila terjadi salah membuang. Semua limbah kimia dibagi dalam tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas yang cara pembuangannya berbeda-beda. 1. Cara membuang limbah kimia berwujud gas atau asap Limbah wujud gas biasanya dibuang ke udara terbuka atau pengerjaannya dilakukan dalam lemari asap berkipas, dan kipasnya harus terlindungi secara baik. 2. Membuang limbah kimia berwujud cair Limbah wujud cair biasanya dibuang ke saluran air dan airnya harus mengalir. Ada dua jenis cairan yang perlu diperhatikan dalam membuangnya karena ada jenis limbah ini ada yang tidak boleh dibuang ke saluran air. Jenis cairan tersebut meliputi: cairan asam, cairan basa dan senyawa dari logam berat Membuang limbah asam dan basa lakukan dengan cara berikut; a. Menetralkan terlebih dahulu limbah asam atau basa b. Membuang limbah yang sudah diencerkan ke saluran air yang air kerannya mengalir. Langkah penetralan ini sangat diperlukan karena asam dapat menyebabkan korosi dan kebocoran saluran pembuangan yang terbuat dari logam, sedangkan basa dapat menyebabkan korosi dan akhirnya saluran tersumbat. 3. Membuang limbah kimia berwujud padat Limbah wujud padat, contohnya dari logam berat Hg, Ba, Ca, As, Pb, Ag, Cu. Untuk senyawa yang mengandung logam berat ini tidak boleh langsung 24
  • 26. dibuang ke dalam saluran air melainkan harus ditampung dalam suatu tempat dan ditimbun. Senyawa logam berat ini termasuk senyawa yang toxic (beracun) Selain logam, limbah padat di laboratorium dapat berupa pecahan kaca. Zat dalam bentuk padat biasanya dibuang dalam suatu tempat tertentu yang telah disediakan. Jenis-jenis limbah padat dibedakan dalam bentuk padat mudah menyala, padat organik, gelas, padat yang larut dalam air, dan padat tak larut dalam air. Cara membuang limbah padat antara lain sebagai berikut: 1) Limbah gelas, biasanya ditampung pada tempat khusus kemudian diberikan ke perusahaan yang khusus menangani limbah gelas 2) Limbah padat yang larut dalam air, biasanya dibuang ke dalam saluran yang airnya mengalir (padatan harus larut benar). 3) Limbah padat organik, biasanya di tampung dalam bak/kotak yang khusus dan kemudian dibakar. Tetapi ada bahan-bahan yang tersublimasi atau menghasilkan uap racun, maka untuk bahan seperti itu harus dilakukan dengan metode lain. Misalnya dalam container (wadah) tertutup atau ditimbun. 4) Limbah padat yang mudah menyala logam-logam alkali, posfor, asam pikrat, dapat dibuang dengan cara menambahkannya sedikit demi sedikit ke dalam spirtus anhidrat. Kemudian dibakar di udara terbuka Perhatian: Untuk membuang limbah dengan cara ditimbun atau dibakar harus menggunakan penutup muka, masker, dan sarung tangan. 25