SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI




NOMOR 12
                           PERATURAN BUPATI BEKASI
                             NOMOR 12 TAHUN 2010

                                 TENTANG
                PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN TANAH KAS DESA
                           DI KABUPATEN BEKASI


                   DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                                 BUPATI BEKASI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 107 Peraturan
               Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang
               Pemerintahan Desa, yang mengatur Tanah Kas Desa yang
               merupakan kekayaan desa dilarang untuk dialihkan kepada pihak
               lain kecuali diperlukan untuk kepentingan umum dan/atau proyek-
               proyek pembangunan dan dalam rangka melindungi, melestarikan
               dan memanfaatkan secara optimal untuk penyelenggaraan
               pemerintahan desa serta peningkatan kesejahteraan masyarakat
               dipandang perlu adanya Pedoman Teknis Pengelolaan Tanah Kas
               Desa;
                 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
                    huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bekasi tentang
                    Pedoman Teknis Pengelolaan Tanah Kas Desa di Kabupaten Bekasi.

Mengingat   :    1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
                    Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
                    (Berita Negara Tahun 1950);
                 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
                    Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                    1960 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                    Nomor 104);
                 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
                    125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
                    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
                    Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
                    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
                    59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
                 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
                    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004
                    Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
    Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (Lembaran
    Negara Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor
    3643);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
    Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
    59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
    (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
    Negara Nomor 4587) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
    Barang milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
    Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
    Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan
    Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara
    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran
    Negara Republik Indonesia Nomor 4855);;
10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
    Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara
    Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
    Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
    Perangkat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
    2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    Nomor 4741);
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1987 tentang
    penyediaan dan Pemberian Hak atas Tanah untuk Keperluan
    Perusahaan Pembangunan Perumahan;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang
    Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa;
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
    Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
15.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/Pmk.06/2007 Tentang Tata
    Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Dan
    Pemindahtanganan Barang Milik Negara
16.Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1996 tentang
    pengelolaan Tanah Kas Desa
17.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2001 tentang
    Penataan, Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan Di Kabupaten
    Bekasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2001 Nomor 12
    seri D);
18.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 4 Tahun 2003 tentang
    Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2003-2013
    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4
    Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2007
    Nomor 4);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang
    Pemerintahan Desa;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2008 tentang
                  Urusan Pemerintahan Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Tahun
                  2008 Nomor 6);
               21.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 7 Tahun 2008 tentang
                  Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi
                  (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7);

                                   MEMUTUSKAN

Menetapkan    : PERATURAN    BUPATI   TENTANG    PEDOMAN    TEKNIS
                PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI KABUPATEN BEKASI

                                    BAB I
                               KETENTUAN UMUM

                                      Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Bekasi.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh
    Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
    dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Bupati adalah Bupati Bekasi.
4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Organisasi
    Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi.
5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten
    Bekasi.
6. Camat adalah Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi yang memimpin Kecamatan.
7. Lembaga Penilai Harga Tanah adalah Lembaga professional dan independen yang
    mempunyai keahlian dan kemampuan dibidang penilaian harga tanah;
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
    berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
    sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
    Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
    kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
    yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
    Indonesia.
10.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
    penyelenggara pemerintahan desa.
11.Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
    merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
    sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan
    Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa.
13. Lembaga yang berbadan hukum adalah subyek hukum selain orang yang
    mengajukan permohonan ruislag/tukar menukar.
14. Kekayaan Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
    dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
    perolehan hak lainnya yang sah.
15. Tanah Kas Desa adalah Suatu tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Desa dan dikelola
    untuk kegiatan usaha sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan desa yang
    bersangkutan berupa tanah bengkok, titisara, kuburan, jalan-jalan desa, danau-
    danau, tanah pasar desa, tanah keramat, lapangan-lapangan dan lain-lain .
16.Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan
    pelaporan hasil pendataan kekayaan milik Desa.
17.Ruislag adalah pengalihan kepemilikan barang milik desa yang dilakukan antar
    pemerintah desa, atau antara pemerintah desa dengan pihak lain, dengan
    menerima penggantian dalam bentuk barang yang sejenis misalnya tanah dengan
    tanah, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
18. Pengelolaan Tanah Kas Desa adalah usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil
    guna Tanah Kas Desa melalui kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
    serta pengendaliannya untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintahan,
    pembangunan dan pelayanan masyarakat desa.
19. Pemanfaatan Tanah Kas Desa adalah usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil
    guna Tanah Kas Desa baik oleh Pemerintah Desa sendiri atau melalui cara sewa,
    pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan bangun serah guna dan bangun guna
    serah dengan tidak mengubah status Tanah Kas Desa.
20. Sewa Tanah Kas Desa adalah kegiatan pemanfaatan Tanah Kas Desa milik
    pemerintah Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima
    imbalan uang tunai.
21.Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa adalah pendayagunaan Tanah Kas Desa
    oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan
    Pemerintah Desa bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.
22.Bangun guna serah adalah pemanfaatan kekayaan Desa berupa Tanah Kas Desa
    oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
    fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
    waktu tertentu yang telah disepakati untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah
    beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka
    waktu yang disepakati.
23. Bangun serah guna adalah pemanfaatan kekayaan Desa berupa Tanah Kas Desa
    oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
    fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Desa untuk
    kemudian oleh pemerintah desa bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya
    tersebut diserahkan kembali kepada pihak lain untuk didayagunakan selama kurun
    waktu tertentu yang telah disepakati
24.Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaaan Tanah Kas Desa antara Pemerintah
    Daerah dengan Pemerintah Desa dan antar Pemerintah Desa dalam jangka waktu
    yang disepakati bersama tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu
    tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pemerintah desa yang memiliki hak
    pengelolaan atas Tanah kas desa dimaksud.
25. Pelepasan hak atas kepemilikan Tanah Kas Desa adalah kegiatan melepaskan
    hubungan hukum antara pemegang hak atas Tanah Kas Desa (Pemerintah Desa)
    dengan tanah yang dimiliki dan dikuasainya dengan dengan cara tukar
    menukar/ruislag, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.
26.Perubahan Peruntukan Tanah Kas Desa adalah perubahan dari suatu bentuk
    pemanfaatan/penggunaan tertentu menjadi bentuk pemanfaatan/penggunaan
    lainnnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa.
27. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah kebijaksanaan
    Pemerintah Kabupaten yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi,
    lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan
    permukiman, pola jaringan prasarana pada wilayah-wilayah dalam kabupaten yang
    akan diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
28. Ijin Lokasi adalah ijin penunjukan penggunaan tanah yang diberikan kepada suatu
    lembaga yang berbadan Hukum seluas yang benar-benar diperlukan untuk
    pembangunan di daerah.
29.Lokasi pengganti adalah lokasi pengganti dari Tanah Kas Desa yang akan
    diruislag/tukar menukar.
30.Kompensasi adalah sejumlah barang dan/atau uang yang diberikan Badan Hukum
    kepada Desa untuk pembangunan desa dan operasional desa.
31.Persetujuan Bupati dan Gubernur adalah persetujuan tertulis dari Bupati dan
    gubernur atas pelepasan hak atas tanah Kas Desa melalui ruislag/tukar menukar
32.Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan data/fakta
    yang obyektif dan relevan dengan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai
    barang milik desa dan nilai penggantinya.
33. Musyawarah adalah kegiatan yang mengandung proses saling mendengar, dengan
    sikap saling memberi dan menerima pendapat serta keinginan untuk mencapai
    kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan masalah lain yang
    berkaitan dengan kegiatan pelepasan dan pengadaan Tanah Kas Desa, didasarkan
    atas kesukarelaan dan kesetaraan antara pihak pemegang hak atas tanah, tanaman
    dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dengan pihak yang memerlukan
    Tanah Kas Desa.
34.Berita Acara Musyawarah adalah Berita Acara yang dibuat oleh Kepala Desa dan
    Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berisi hasil pembahasan berkaitan dengan
    permohonan ruislag/tukar menukar dan lokasi pengganti.
35. Pihak ketiga/Mitra Kerjasama adalah Departemen/Lembaga Pemerintah Non
    Departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, Badan
    Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, dan lembaga di
    dalam negeri lainnya yang berbadan hokum.
36.Sertifikat adalah Surat tanda Bukti Hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
    kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data
    fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan
    buku tanah yang bersangkutan.
37. Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah
    yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
    wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
    pejabat yang berwenang.

                                      BAB II
                                   PENGELOLAAN
                                  Bagian Kesatu
                           Pengelolaan Tanah Kas Desa
                                        Pasal 2
(1) Pengelolaan Tanah Kas Desa dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian
   hukum, keterbukaan, efesiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.
(2) Pengelolaan Tanah Kas Desa harus berdaya guna dan berhasil guna untuk
   meningkatkan pendapatan desa.

                                        Pasal 3
Biaya Pengelolaan Tanah Kas Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.

                                        Pasal 4
Pengelolaan Tanah Kas Desa sebagai sumber pendapatan desa dimanfaatkan untuk
penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta penyelenggaraan pemerintahan
desa.
Bagian Kedua
                                  Status Kepemilikan
                                        Pasal 5
(1) Tanah Kas Desa harus disertifikatkan atas nama Hak Pakai Pemerintah Desa.
(2) Sertifikat asli Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh
   Pemerintah Kabupaten dan photocopy sertifikat disimpan oleh Pemerintah Desa
   yang bersangkutan.

                                      Bagian Ketiga
                                     Inventarisasi
                                         Pasal 6
(1) Untuk tertib administrasi pertanahan, Pemerintah Desa melaksanakan pendataan
   tanah Kas Desa setiap 2 (dua) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventarisasi
   Tanah Kas Desa;
(2) Dalam hal di desa yang bersangkutan terdapat tanah kas desa milik desa lain, maka
    dapat membantu menginventarisasi dan melaporkan apabila diperlukan;
(3) Pemerintah Desa menyampaikan hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) tersebut kepada Bupati melalui camat.

                                       BAB III
                                    PEMANFAATAN
                                     Bagian Kesatu
                                 Bentuk Pemanfaatan
                                         Pasal 7

Jenis Pemanfaatan Tanah Kas Desa :
a. Sewa;
b. Kerjasama pemanfaatan;
c. Bangun serah guna dan bangun guna serah.
d. Pinjam Pakai

                                      Bagian Kedua
                                         Sewa
                                         Pasal 8
(1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa dengan cara sewa sebagaimana dimaksud dalam
    pasal 7 huruf a dilakukan dengan ketentuan :
    a. menguntungkan Desa;
    b. jangka waktu sewa paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap 1
       (satu) tahun;
    c. Tanah Kas Desa yang disewakan yang dalam kondisi belum atau tidak dapat
       digunakan oleh Pemerintah Desa;
    d. penetapan tarif sewa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa sewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
    harus mendapat rekomendasi dari Camat.
(3) Dalam hal Camat tidak memberikan rekomendasi, Camat memberitahukan secara
    tertulis alasannya kepada kepala desa.
(4) Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan surat
    perjanjian sewa yang sekurang-kurangnya memuat :
    a.   Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
    b.   Obyek perjanjian sewa
    c.   Jangka waktu;
    d.   Hak dan kewajiban para pihak;
e.   Penyelesaian perselisihan;
   f.   Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure);
   g.   Peninjauan pelaksanaan perjanjian.
   h.   Tidak dibolehkan menggadaikan/memindahtangankan pada pihak lain.
   i.   Sanksi
(5) Besaran nilai sewa minimum Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    huruf e mempertimbangkan harga tanah dan nilai produksi serta memperhatikan
    Harga pasar/umum setempat.
(6) Pembayaran uang sewa dilakukan pada saat penandatangan surat perjanjian.
(7) Segala biaya yang diperlukan dalam rangka persiapan pelaksanaan penyewaan
    Tanah Kas Desa menjadi beban dan tanggung jawab Pihak penyewa.
(8) Setelah jangka waktu sewa berakhir, Penyewa berkewajiban menyerahkan tanah
    kas desa kepada kepala desa yang dituangkan kedalam berita acara.
(9) Dalam hal penyewa mengajukan perpanjangan jangka waktu sewa, maka
    permohonan tersebut harus disampaikan kepada kepala desa paling lambat 3 (tiga)
    bulan sebelum berakhirnya jangka waktu sewa.
(1) Kepala Desa melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan sewa tanah
    kas desa sebagaimana pada Pasal 8 ayat (1).

                                   Bagian Ketiga
                                    Kerjasama
                                      Pasal 9
(1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa kerjasama sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 7 huruf b dilakukan dengan ketentuan :
    a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa;
    b. meningkatkan pendapatan Desa.
    c. saling menguntungkan
    d. Jangka waktu pelaksanaan kerja sama paling lama 3 (tiga) tahun dan tidak
       melebihi masa jabatan Kepala Desa yang menandatangani perjanjian tersebut;
(2) Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    ditetapkan dalam suatu Perjanjian Kerja sama.
(3) Mekanisme pelaksanaan kerjasama pemanfaatan adalah sebagai berikut:
    a. Calon Mitra Kerja sama/Pihak Ketiga mengajukan permohonan kerja sama
       kepada Kepala Desa;
    b. Kepala Desa dan Calon Mitra Kerja Sama/Pihak Ketiga menyusun rancangan
       Perjanjian Kerja Sama;
    c. Kepala Desa menyampaikan permohonan kepada BPD untuk memperoleh
       persetujuan atas rencana kerja sama;
    d. BPD menetapkan persetujuan atas kerja sama dimaksud
    e. Setelah mendapatkan persetujuan dari BPD, Kepala Desa menyampaikan
       rancangan perjanjian kerja sama kepada Bupati;
    f. Bupati melalui Camat melakukan evaluasi rancangan perjanjian kerja sama agar
       tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan
       umum;
    g. Berdasarkan hasil evaluasi Bupati, Kepala Desa bersama-sama mitra kerja
       sama/Pihak Ketiga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama atas
       pemanfaatan TKD
(4) Dalam pelaksanaan kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa, Mitra Kerja
    Sama/Pihak Ketiga tidak diperbolehkan memindahtangankan kepada pihak lainnya.
(5) Mitra kerjasama/pihak ketiga dalam pemanfaatan TKD memberikan kontribusi
    berupa uang atau barang atau jenis lainnya kepada pemerintah desa sesuai
    Perjanjian Kerja Sama.
(6) Dalam hal terdapat biaya yang menyangkut dengan persiapan dan pelaksanaan
    kerja sama menjadi beban dan tanggung jawab Mitra Kerja Sama/Pihak ketiga.
(7) Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa dilakukan dengan surat perjanjian
    kerjasama sekurang-kurangnya memuat :
   a.   Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
   b.   Obyek perjanjian kerjasama;
   c.   Jangka waktu;
   d.   Hak dan kewajiban para pihak;
   e.   Penyelesaian perselisihan;
   f.   Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure);
   g.   Ketentuan Sanksi

                                Bagian Keempat
                   Bangun serah guna dan bangun guna serah
                                      Pasal 10
(1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah
    sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c dengan ketentuan:
    a. Pemerintah Desa memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan
       Pemerintahan Desa untuk kepentingan pelayanan umum.
    b. meningkatkan pendapatan Desa.
    c. saling menguntungkan
    d. Jangka waktu pelaksanaan pemanfaatan TKD berupa bangun serah guna dan
       bangun guna serah paling lama 5 (lima) tahun dan tidak melebihi masa jabatan
       Kepala Desa yang menandatangani perjanjian tersebut;
(2) Pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
    setelah mendapatkan persetujuan Bupati melalui Camat.
(3) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah
    dilakukan dengan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat :
   a.   Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
   b.   Obyek perjanjian kerjasama;
   c.   Jangka waktu;
   d.   Hak dan kewajiban para pihak;
   e.   Penyelesaian perselisihan;
   f.   Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure);
   g.   Ketentuan Sanksi

                                      Pasal 11
Untuk mendukung pelaksanaan pemanfaatan TKD sebagaimana dimaksud Pasal 10,
Kepala Desa membentuk Tim Pengkaji Kelayakan Rencana Bangun Serah Guna dan
Bangun Guna Serah, yang berfungsi memberikan saran dan pertimbangan atas rencana
tersebut.

                                   Bagian Kelima
                                   Pinjam Pakai
                                      Pasal 12
(1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf d dapat
    dipinjampakaikan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
    untuk kepentingan umum.
(2) Tanah kas desa yang dipinjampakaikan tidak merubah status kepemilikan tanah kas
    desa.
(3) Pinjam pakai Tanah Kas Desa hanya dapat dilaksanakan antara Pemerintah Daerah
    dengan pemerintah desa dan antara pemerintah desa dengan pemerintah desa.
(4) Pinjam pakai Tanah Kas Desa ditetapkan dengan Surat perjanjian Pinjam Pakai dan
    penyerahannya dituangkan kedalam Berita Acara.
(5) Surat perjanjian Pinjam pakai dilaksanakan oleh kepala desa setelah mendapat
    persetujuan Bupati melalui camat.
(6) Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian dengan sekurang-
    kurangnya memuat :
   a.   Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
   b.   Obyek perjanjian kerjasama;
   c.   Jangka waktu;
   d.   Hak dan kewajiban para pihak;
   e.   Penyelesaian perselisihan;
   f.   Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure);
   g.   Ketentuan Sanksi

                                 Bagian Keenam
                                Hasil Pengelolaan
                                      Pasal 13

(1) Hasil pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7,
    Pasal 8, dan Pasal 9 merupakan pendapatan Desa.
(2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib seluruhnya
    dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

                                   BAB III
                          PELEPASAN TANAH KAS DESA
                                   Bagian Kesatu
                                  Pelepasan Hak
                                      Pasal 14
(1) Tanah Kas Desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada
   pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum.
(2) Pertimbangan lain Pelepasan hak kepemilikan Tanah Kas Desa sebagaimana
    dimaksud ayat (1) antara lain:
   a. Belum dan tidak bisa dimanfaatkan secara optimal;
   b. Sudah tidak sesuai lagi peruntukan tanah berdasarkan Rencana Tata Ruang
      Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi.
(3) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah kegiatan yang
    menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat
    banyak/bersama, dan/ atau kepentingan pembangunan. Kategori bidang-bidang
    kegiatan yang termasuk untuk kepentingan umum antara lain sebagai berikut :
   a. Jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum/air bersih dan/atau
      saluran pembuangan air;
   b. waduk, bendungan, dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi
   c. Rumah sakit umum dan pusat-pusat kesehatan masyarakat;
   d. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api atau terminal;
   e. peribadatan; pendidikan atau sekolah;
   f. Pasar umum;
   g. fasilitas pemakaman umum
   h. fasilitas keselamatan umum seperti antara lain tanggul penanggulangan bahaya
      banjir, lahar, dan lain-lain bencana
   i. pos dan telekomunikasi;
   j. sarana olah raga;
k. stasiun penyiaran radio, televisi beserta sarana pendukungnya untuk lembaga
        penyiaran public milik pemerintah;
     l. kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, Perserikatan
        Bangsa-Bangsa, dan lembaga internasional di bawah naungan Perserikatan
        Bangsa-Bangsa;
     m. fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia
        sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
     n. rumah susun sederhana;
     o. tempat pembuangan sampah;
     p. cagar alam dan cagar budaya; pertamanan;
     q. panti sosial;
     r. pembangkit, transmisi dan ditribusi tenaga listrik
(4) Pelepasan hak kepemilikan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    melalui pelepasan yaitu dengan cara Ruilslag dengan memperhatikan :
     a. Dalam hal ruilslag maka nilai tukar pada prinsipnya harus berimbang dan lebih
         menguntungkan Pemerintah Desa, antara lain dapat dinilai dari :
        1. Luasan tanah pengganti sekurang-kurangnya sama dengan tanah kas desa
           yang dilepas dengan tingkat kesuburan dan produktifitasnya yang sama;
        2. Nilai manfaat dari tanah pengganti lebih baik dari pada tanah yang akan
           dilepas;
        3. Secara ekonomis nilai tanah pengganti -kurangnya sama dengan tanah kas
           desa yang dilepas.
     b. Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di atas tanah kas desa harus
         sesuai dengan peruntukkan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW)
         Kabupaten Bekasi.

                                       Pasal 15
Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pelepasan Tanah Kas Desa melalui
ruislag adalah :
a.   Pemerintah pusat;
b.   Pemerintah daerah;
c.   BUMN;
d.   BUMD;
e.   Lembaga yang berbadan hukum.

                                   Bagian Kedua
                       Tata Cara Pelepasan Tanah Kas Desa
                                       Pasal 16

(1) Prosedur/tata cara pelepasan Tanah Kas Desa yang dimohon untuk di ruilslag oleh
    lembaga yang berbadan hukum adalah sebagai berikut :
     a. lembaga yang berbadan hukum yang akan memohon pelepasan hak atas Tanah
        Kas Desa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Desa yang
        tembusannya disampaikan kepada camat dengan menyertakan:
        1.   proposal rencana penggunaan Tanah Kas Desa.
        2.   Fotocopy akte Pendirian Perusahaan.
        3.   Fotokopi KTP Pemohon (Direktur perusahaan atau yang mewakili)
        4.   Fotocopi Surat Pertimbangan Pemanfaatan Lahan;
        5.   Fotocopi aspek tata guna tanah;
        6.   Fotocopi ijin lokasi;
        7.   Memiliki perijinan pendukung lainnya;
        8.   Mempersiapkan rencana lokasi pengganti Tanah Kas Desa yang akan
             diruilslag/tukar menukar.
b. Pemerintah Desa yang memiliki Tanah Kas Desa yang akan dilepaskan haknya
      secara ruilslag, wajib melaporkan secara tertulis kepada Bupati dengan
      melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud huruf a di atas.
   c. Kepala Desa dan BPD membahas permohonan sebagaimana dimaksud huruf a
      yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah.
   d. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemohon
        secara bersama-sama wajib melakukan rapat pembahasan untuk menentukan
        dan meninjau lokasi tanah yang akan ruilslag serta rencana tanah pengganti
        yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah.
   e. Penentuan nilai / harga tanah Kas Desa yang dilepaskan secara ruilslag dan
      tanah pengganti, sepenuhnya dilaksanakan oleh Lembaga Penilai harga tanah
      independen yang ditetapkan oleh Kepala Desa dengan dibiayai oleh pemohon.
   f. Penilaian yang dilaksanakan oleh Lembaga Penilai harga tanah independen
      sebagaimana dimana dimaksud huruf e diatas, dilakukan dengan berpedoman
      pada standar penilaian yang berlaku.
   g. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemohon
      melakukan rapat pembahasan berkaitan laporan penilaian lembaga penilai
      harga tanah yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah.
   h. Berita Acara Musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, huruf d
        dan huruf f serta hasil penilaian merupakan dasar pertimbangan dalam
        pembuatan rancangan peraturan desa mengenai pelepasan Tanah Kas Desa
        (TKD) melalui Ruilslag.
   i. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf h ditetapkan
      oleh kepala desa setelah mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa
      (BPD).
   j. Sebelum menetapkan Peraturan Desa, Kepala Desa mengajukan permohonan
      kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan atas rencana pelepasan hak
      atas Tanah Kas desa di maksud dengan cara Ruilslag dengan melampirkan
      persyaratan yang telah dipenuhi oleh pemohon maupun oleh pemerintah desa.
   k. Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf h dan huruf i diterbitkan
      setelah mendapat izin tertulis dari Bupati dan Gubernur.
   l.   Peraturan   Desa   yang   mengatur   tentang   Ruilslag   sekurang-kurangnya
        memuat :
        1. Tujuan;
        2. Mekanisme yang telah ditempuh;
        3. Lokasi dan Luasan Tanah Kas Desa yang akan dilepaskan haknya;
        4. Lokasi dan Luasan Tanah Pengganti Kas Desa;
        5. Kompensasi berupa fisik dan/atau non fisik kepada desa yang bersangkutan
           untuk pembangunan desa dan untuk operasional pelaksanaan ruislag
           dimaksud berdasarkan hasil musyawarah antara pemerintahan desa dengan
           pemohon;
        6. Penyelesaian administrasi pertanahan sekaligus beban biaya proses
           administrasi atas proses ruilslag menjadi tanggung jawab lembaga yang
           berbadan hukum selaku pemohon.
(2) Tanah pengganti diupayakan berlokasi dalam satu desa dan fungsi lahan pengganti
    harus sama dengan tanah kas desa yang dilepaskan.
(3) Apabila tidak terdapat tanah pengganti dalam wilayah desa tersebut, maka dapat
    dimungkinkan tanah pengganti di desa lain dalam satu kecamatan dan/atau
    Kabupaten dengan ketentuan pertimbangan-pertimbangan tersebut dituangkan
    dalam Berita Acara Hasil Musyawarah Kesepakatan Lokasi pengganti antara
    Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta dilaporkan kepada
    Bupati melalui Camat.
(4) Izin tertulis dari Bupati sebagaimana tersebut ayat (1) huruf
                                                               j dan huruf k
   merupakan izin atas permohonan ruilslag TKD yang berpedoman pada Rencana
   Tata Ruang Wilayah dan izin lokasi yang telah diterbitkan.
(5) Bupati setelah mengeluarkan izin tertulis sebagaimana dimaksud ayat (4)
    selanjutnya mengajukan permohonan izin tertulis kepada Gubernur terhadap
    pelepasan tanah kas desa.

                                       Pasal 17
(1) Pelaksanaan Izin Bupati dan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
   (4) dan ayat (5) ditetapkan dalam Peraturan Desa.
(2) Tanah Kas Desa yang diruilslag tidak dapat dialihfungsikan sebelum sertifikat tanah
    pengganti diselesaikan oleh Lembaga yang berbadan hukum selaku pemohon.
(3) Dalam hal ketentuan atas izin Bupati dan izin Gubernur dilanggar, maka Bupati
    mencabut izin tersebut.

                                       Pasal 18
Lembaga yang berbadan hukum selaku pemohon berkewajiban menanggung biaya
proses pelepasan tanah kas desa dan Pensertifikatan Tanah Kas Desa pengganti.



                                BAB IV
                 PERUBAHAN PERUNTUKAN TANAH KAS DESA
                                   Bagian Kesatu
                                 Proses Perubahan
                                       Pasal 19
(1) Prosedur Perubahan peruntukan Tanah Kas Desa adalah sebagai berikut :
    a. Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Desa dengan
       menyertakan proposal rencana penggunaan Tanah Kas Desa;
    b. Perubahan peruntukan untuk keperluan Desa permohonannya dilakukan oleh
       Kepala Desa dengan menyertakan proposal rencana penggunaan Tanah Kas
       Desa menyesuaikan dengan RTRW;
    c. Kepala Desa dan BPD membahas permohonan sebagaimana dimaksud huruf a
       dan b;
    d. Dalam hal permohonan diterima Kepala Desa megajukan permohonan
       rekomendasi kepada Bupati.
(2) Perubahan Peruntukan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
    mendapat izin tertulis dari Bupati setelah mendapat rekomendasi dari Camat.



                                      BAB V
                                    PELAPORAN
                                       Pasal 20
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan hasil pengelolaan Tanah Kas Desa kepada
    Bupati melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan/atau sewaktu -waktu apabila
    diperlukan.
(2) Laporan hasil pengelolaan tanah kas desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban.
BAB VI
                      PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
                                  Bagian Kesatu
                                  Pengamanan
                                     Pasal 21
(1) Kepala Desa wajib melakukan pengamanan Tanah Kas Desa yang berada dalam
   penguasaannya.
(2) Kepala Desa yang tanah kas desanya berada di wilayah desa lain maka kepala desa
    tersebut wajib berkoordinasi dengan Kepala Desa terkait untuk membantu
    mengamankan Tanah Kas Desa dimaksud.
(3) Pengamanan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
   a. pengamanan administrasi, meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi,
      pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan;
   b. pengamanan fisik untuk tanah dilakukan dengan cara pemagaran pemasangan
      tanda batas dan pemasangan papan Tanda kepemilikan;
   c. pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status
      kepemilikan.

                                  Bagian Kedua
                                 Pemeliharaan
                                     Pasal 22
(1) Kepala Desa bertanggungjawab atas pemeliharaan Tanah Kas Desa yang ada dalam
    penguasaannya.
(2) Biaya pemeliharaan Tanah Kas Desa dibebankan pada APB Desa


                              BAB VII
              PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
                                     Pasal 23
(1) Pemerintah Kabupaten melalui OPD/unit kerja terkait melakukan pembinaan dan
    pengawasan pengelolaan tanah kas desa.
(2) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah Kabupaten melalui OPD/unit kerja terkait
    memberikan fasilitasi dalam pengelolaan Tanah Kas Desa berupa pemberian
    pedoman, bimbingan untuk melindungi tanah kas desa.
(3) Pengendalian pengelolaan Tanah Kas Desa dilakukan oleh OPD/unit kerja terkait,
    Camat dan Kepala Desa serta Badan Permusyawaratan Desa.

                                  BAB VIII
                            KETENTUAN LAIN-LAIN
                                     Pasal 24

(1) Tanah kas desa sebagai akibat dari penggabungan Desa, maka tanah kas desa dari
    desa yang digabung diserahkan menjadi milik Desa baru.
(2) Penyerahan tanah kas desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dituangkan
    dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh masing-masing Kepala
    Desa dan Badan Permusyawaratan Desa bersangkutan dan diketahui oleh Bupati.

                                     Pasal 25
(1) Apabila terjadi pemekaran desa maka pembagian Tanah Kas Desa dilaksanakan
    berdasarkan musyawarah antar desa yang difasilitasi oleh camat.
(2) Dalam hal musyawarah yang difasilitasi camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
    tidak dapat menghasilkan keputusan, pembagiannya ditetapkan dengan keputusan
    Bupati dengan mempertimbangan pemerataan dan keadilan, manfaat, transparansi
    dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.



                                     Pasal 26
(1) Berubahnya status Desa menjadi Kelurahan, Tanah Kas Desa menjadi Barang milik
    Daerah.
(2) Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola oleh Kelurahan
    setelah terlebih dahulu mendapatkan Izin Bupati.
(3) Hasil pengelolaan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan
    oleh kelurahan kepada kas Daerah
(4) Terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3), maka Kelurahan
    yang bersangkutan mendapatkan tambahan pagu anggaran secara proporsional
    untuk dipergunakan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintahan dan
    pembangunan di kelurahan.



                                   BAB IX
                            KETENTUAN PERALIHAN
                                     Pasal 27
Semua Tanah Kas Desa yang sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, masih
dipergunakan untuk penghargaan mantan Kepala Desa dan Perangkat Desa, tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya batas waktu pemberian penghargaan dan apabila
telah berakhir tanah kas desa tersebut harus kembali ke Pemerintah Desa serta
pengelolaannya ditetapkan dalam Peraturan Desa.



                                     Pasal 28
Proses hukum Penyelesaian pelepasan Tanah Kas Desa yang belum selesai sampai
dengan berlakunya Peraturan ini, tetap ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.


                                   BAB X
                             KETENTUAN PENUTUP
                                     Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pedoman dan Tata cara Pelepasan Hak atas Tanah Desa dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.



                                     Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaan
teknisnya diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati.
Pasal 31
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bekasi.


                                             Ditetapkan di Cikarang Pusat
                                             pada tanggal 5 Mei 2010

                                             BUPATI BEKASI,

                                                        ttd

                                              H. SA’DUDDIN



Diundangkan di Cikarang Pusat
Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI,


      ttd



H. DADANG MULYADI



BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN                    NOMOR
PENJELASAN
                                         ATAS
                            PERATURAN BUPATI BEKASI
                               NOMOR 12 TAHUN 2010
                                       TENTANG

         TEKNIS PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI KABUPATEN BEKASI



I.       UMUM
      Sejak dilaksanakannya otonomi daerah, Keberadaan Tanah kas Desa begitu sangat
      diperhatikan oleh Pemerintahan Daerah , khususnya Pemerintahan Desa. Tanah Kas
      Desa merupakan salah satu sumber pendapatan Desa yang keberadaannya tetap
      dilestarikan agar tidak mengalami penyusutan.
      Untuk meningkatkan hasil dari Tanah kas Desa maka perlu pengelolaan dari
      pemerintah desa yang bersangkutan. Akan tetapi agar pengelolaan tersebut dapat
      berdaya guna dan berhasil guna bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa dan
      peningkatan kesejahteraan masyarakat diperlukan adanya suatu pedoman teknis
      pengelolaan Tanah kas Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
      Peraturan Bupati ini disusun dalam rangka terciptanya tertib administrasi
      Pengelolaan Tanah Kas Desa di Kabupaten Bekasi dan memberikan pedoman/acuan
      bagi Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam
      usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa melalui kegiatan
      perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta pengendaliannya untuk
      kepentingan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
      masyarakat desa setempat.


II.      PASAL DEMI PASAL
      Pasal 1
           Cukup jelas.
      Pasal 2
            Ayat (1)
                Asas Fungsional yaitu : pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
                di bidang pengelolaan tanah kas desa yang dilaksanakan oleh Kepala
                Desa, BPD, Camat dan Bupati sesuai fungsi, wewenang dan
                tanggungjawab masing–masing.
                Asas Kepastian Hukum yaitu : Pengelolaan tanah Kas Desa harus
                dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.
                Asas keterbukaan yaitu penyelenggaraan pengelolaan tanah kas Desa
                harus terbuka/transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh
                informasi yang benar.
                Asas efisiensi yaitu : pengelolaan Tanah kas Desa diarahkan agar tanah
                kas desa digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang
                diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan
                fungsi pemerintahan desa secara optimal.
                Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan Tanah kas Desa
                harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Asas Kepastian nilai yaitu pengelolaan Tanah Kas Desa harus didukung
          oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai Tanah dalam rangka optimalisasi
          pemanfaatan dan Ruislag tanah Kas Desa serta penyusunan laporan
          pertanggung jawabannya.
     Ayat (2)
          Cukup Jelas
Pasal 3
     Cukup Jelas
Pasal 4
     Yang dimaksud penyelenggaraan pemerintahan desa adalah seluruh proses
     kegiatan manajemen pemerintahan dan pembangunan Desa berdasarkan
     kewenangan desa yang ada, meliputi perencanaan, penetapan kebijakan,
     pelaksanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan,
     koordinasi, pelestarian, penyempurnaan dan pengembangannya.
Pasal 5
     Ayat (1)
          Cukup Jelas
     Ayat (2)
          Cukup Jelas
Pasal 6
     Ayat (1)
          Cukup Jelas
     Ayat (2)
          Cukup Jelas
     Ayat (3)
          Cukup Jelas
Pasal 7
     Huruf a
          Cukup Jelas
     Huruf b
          Cukup Jelas
     Huruf c
          Cukup Jelas
     Huruf d
          Cukup Jelas
Pasal 8
     Ayat (1)
           Cukup Jelas
     Ayat (2)
           Yang dimaksud harus mendapat rekomendasi dari Camat adalah
           rekomendasi tertulis dari Camat mengenai Pemanfaatan Tanah Kas Desa
           berupa sewa.
Ayat (3)
            Cukup Jelas
    Ayat (4)
            Cukup Jelas
    Ayat (5)
             Yang dimaksud harga/Nilai Tanah adalah Nilai tanah berdasarkan hasil
             penilaian dengan estimasi terendah menggunakan NJOP (per M2)
             Yang dimaksud nilai produksi adalah dihitung berdasarkan nilai hasil
             produksi setiap panen
             Yang dimaksud Harga pasaran umum setempat adalah harga sewa
             yang berlaku pada desa setempat .
    Ayat (6)
             Cukup Jelas
    Ayat (7)
             Cukup Jelas
    Ayat (8)
             Cukup Jelas
    Ayat (9)
             Cukup Jelas
    Ayat (10)
             Cukup Jelas
Pasal 9
    Ayat (1)
             Cukup Jelas
    Ayat (2)
             Cukup Jelas
    Ayat (3)
             Cukup Jelas
    Ayat (4)
             Cukup Jelas
   Ayat (5)
             Cukup Jelas
   Ayat (6)
             Cukup Jelas
   Ayat (7)
             Cukup Jelas
Pasal 10
   1) Persyaratan pelaksanaan Bangun Serah Guna dan bangun guna serah
      adalah sebagai berikut:
          a. Bangunan atau gedung yang dibangun berikut fasilitasnya harus sesuai
             dengan kebutuhan Pemerintah Desa sesuai dengan tugas dan fungsi
          b. Pemerintah desa memiliki Tanah Kas Desa yang belum dimanfaatkan
c. Dana untuk pembangunan berikut penyelesaian fasilitasnya tidak
          membebani APB Desa
       d. Bangunan hasil bangun serah guna dan bangun guna serah harus dapat
          dimanfaatkan secara langsung oleh Pemerintah Desa sesuai bidang
          tugas baik dalam masa pengoperasian maupun saat penyerahan
          kembali
       e. Mitra kerja bangun serah guna dan bangun guna serah harus
          mempunyai kemampuan keuangan dan keahlian
       f. Izin mendirikan bangunan atas nama Pemerintah Desa
       g. Mitra kerja bangun serah guna dan bangun guna serah membayar
          kontribusi ke kas Desa setiap tahun selama jangka waktu
          pengoperasian.
       h. Besaran kontribusi ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan Tim
          Pengkaji yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa dengan
          memperhatikan antara lain :
           1. Nilai Tanah dan/atau bangunan sebagai obyek kerjasama ditetapkan
              sesuai NJOP dan/atau harga pasaran umum, apabila satu lokasi
              terdapat nilai NJOP dan/atau pasaran umum yang berbeda dilakukan
              penjumlahan dan dibagi sesuai jumlah yang ada
           2. Peruntukan Bangun serah guna dan bangun guna serah untuk
              kepentingan umum dan/atau kegiatan perdagangan
           3. Besaran investasi dari mitra kerja
           4. Penyerapan tenaga kerja dan Peningkatan PAD
       i. Selama pengoperasian Tanah kas desa dan/atau Bangunan tetap milik
          Pemerintah Desa
       j. Penggunaaan tanah yang dibangun harus sesuai dengan Rencana
          Umum Tata Ruang Wilayah/Kota (RUTRWK)
       k. Biaya yang berkenaan dengan masa persiapan dan pelaksanaan
          penyusunan    surat   perjanjian,   konsultan pelaksana/pengawas
          dibebankan kepada Mitra Kerja/Pihak Ketiga
   2) Prosedur/tata cara Bangun serah guna dan bangun guna serah adalah
      dengan mengajukan Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Desa
      dengan dilengkapi data-data sebagai berikut
       a. Akte pendirian
       b. Memiliki SIUP sesuai dengan Bidangnya
       c. Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya
       d. Mengajukan proposal
       e. Memiliki keahlian dibidangnya
       f. Memiliki modal kerja yang cukup
       g. Data teknis seperti rencana pembangunan gedung dsb.
   3) Penyerahan kembali tanah kas desa/ gedung beserta fasilitas kepada
      pemerintah desa yang bersangkutan dilaksanakan setelah masa
      pengoperasian yang dijanjikan berakhir yang dituangkan kedalam berita
      Acara.
Pasal 11
   Tim Pengkaji Kelayakan Rencana Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Serah
   ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan dapat bekerja sama dengan
   Pihak Ketiga yang membidangi dan berkompeten terhadap rencana tersebut.
   Adapun tugas dari Tim Pengkaji adalah sebagai berikut :
a. Menerima dan meneliti secara administrative permohonan yang diajukan
      oleh pemohon
   b. Meneliti dan membahas proposal/surat permohonan yang diajukan
      pemohon yang berkaitan dengan jenis usaha, masa pengelolaan, besarnya
      kontribusi dan hal – hal lain. Yang dianggap perlu sesuai bentuk
      pemanfaatannya bersama- sama dengan pihak pemohon
   c. Melakukan penelitian lapangan
   d. Membuat berita acara hasil penelitian
   e. Meneliti bonafiditas dan loyalitas Calon Pihak Ketiga serta Memberikan
      saran pertimbangan kepada Kepala Desa
   f. Menyiapkan surat jawaban penolakan atau persetujuan atas Rencana
      Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Serah
   g. Menyiapkan surat perjanjian dan berita acara serah terima.
Pasal 12
   Ayat (1)
           Pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ketentuan ini tidak termasuk
           tanah dan bangunan dan jangka waktu pinjam pakai paling lama 7
           (tujuh) hari dan dapat diperpanjang
   Ayat (2)
           Cukup Jelas
   Ayat (3)
           Cukup Jelas
   Ayat (4)
           Cukup Jelas
  Ayat (5)
           Cukup Jelas
   Ayat (6)
           Cukup Jelas
Pasal 13
   Ayat (1)
           Cukup Jelas
   Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 14
   Ayat (1)
           Cukup Jelas
   Ayat (2)
           Huruf a
               Yang dimaksud Belum dan tidak bisa dimanfaatkan secara optimal
               apabila Tanah kas Desa terletak ditengah kota dan tidak ada
               jaringan irigasinya padahal tanah kas desa tersebut berjenis
               persawahan sehingga tidak efektif lagi bagi sumber pendapatan
               desa dapat dilepas kepada pihak ketiga dengan cara Ruislag.
Huruf b
                  Sudah tidak sesuai lagi peruntukan tanah artinya pada lokasi tanah
                  dan/atau bangunan milik desa dimaksud terjadi perubahan
                  peruntukan dan/atau fungsi kawasan wilayah yang mengacu
                  kepada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
                  (RTRW) Kabupaten Bekasi, misalnya dari peruntukan wilayah
                  persawahan menjadi wilayah perumahan/perdagangan dan
                  sebagainya
    Ayat (3)
           Cukup Jelas
    Ayat (4)
           Cukup Jelas
Pasal 15
    Cukup Jelas
Pasal 16
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
    Ayat (3)
           Cukup Jelas
    Ayat (4)
           Cukup Jelas
    Ayat (5)
           Cukup Jelas
Pasal 17
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Yang dimaksud dialihfungsikan adalah berubahnya peruntukan lahan
           misalnya Tanah Kas Desa berupa sawah maka sebelum sertifikat tanah
           pengganti diselesaikan maka Tanah Kas Desa berupa sawah tersebut
           tidak boleh dialihfungsikan menjadi bangunan, jalan dan sebagainya.
    Ayat (3)
           Cukup Jelas
Pasal 18
    Cukup Jelas
Pasal 19
    Ayat (1)
           Huruf a
                  Cukup Jelas
Huruf b
               Yang dimaksud menyesuaikan dengan RTRW adalah Rencana Tata
               Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi yang telah ditetapkan
               dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi
           Huruf c
               Cukup Jelas
           Huruf d
               Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 20
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 21
    Ayat (1)
           Pengamanan       dalam    ketentuan    ini  dititik beratkan    pada
           penertiban/pengamanan secara fisik dan administrative, sehingga
           Tanah Kas Desa tersebut dapat dipergunakan/dimanfaatkan secara
           optimal serta terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim
           dari pihak lain
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
    Ayat (3)
           Huruf a
               Cukup Jelas
           Huruf b
               Cukup Jelas
           Huruf c
               Pengamanan melalui upaya hukum terhadap tanah kas desa yang
               bermasalah dengan pihak lain dilakukan dengan cara:
               1. negosiasi (musyawarah) untuk mencari penyelesaian
               2. penerapan hukum melalui tindakan represif/pengambil alihan,
                     penyegelan atau penyitaan secara paksa harus melibatkan
                     aparat yang berwenang dan Satuan polisi Pamong Praja
                     (Satpol PP).
Pasal 22
    Ayat (1)
           Pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar Tanah Kas Desa
           selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara berdaya guna
           dan berhasil guna
Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa :
           a. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari
              tanpa membebani anggaran
           b. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang
              dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidik/terlatih yang
              mengakibatkan pembebanan anggaran
           c. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang
              dilakukan secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang
              pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat
              diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan
              anggaran
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 23
    Untuk menjamin kelancaran penyelengaraan pengelolaan Tanah Kas desa
    secara berdayaguna dan berhasil guna, maka fungsi pembinaan, pengawasan
    dan pengendalian sangat penting untuk menjamin tertib administrasi
    pengelolaan Tanah Kas desa di Kabupaten Bekasi.
    Ayat (1)
           Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian
           pedoman bimbingan untuk melindungi tanah kas desa
           Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan
           menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan
           pengelolaan tanah kas desa sudah sesuai dengan peraturan
           perundang-undangan yang berlaku.
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
    Ayat (3)
           Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan
           mengarahkan agar pengelolaan Tanah Kas desa berjalan sesuai
           rencana yang telah ditetapkan.
Pasal 24
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 25
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Pasal 26
    Ayat (1)
           Cukup Jelas
    Ayat (2)
           Cukup Jelas
Ayat (3)
               Cukup Jelas
   Pasal 27
        Cukup Jelas
   Pasal 28
        Cukup Jelas
   Pasal 29
        Cukup Jelas
   Pasal 30
        Cukup Jelas
   Pasal 31
        Cukup Jelas




                                    Ditetapkan Cikarang Pusat
                                    pada tanggal 5 Mei 2010

                                    BUPATI BEKASI,

                                          ttd

                                    H. SA’DUDDIN


Diundangkan di Cikarang Pusat
Pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI,


       ttd



H. DADANG MULYADI


TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN        NOMOR

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docYulius Swardana
 
bahan-banten-revisi.ppt
bahan-banten-revisi.pptbahan-banten-revisi.ppt
bahan-banten-revisi.pptSamsul78
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiJoy Irman
 
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Yudhi Aldriand
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxrahmatbuludawa1
 
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaPerdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaari saridjo
 
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPenataan Ruang
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Yudhi Aldriand
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...Oswar Mungkasa
 
Pengelolan Aset Desa.pptx
Pengelolan Aset Desa.pptxPengelolan Aset Desa.pptx
Pengelolan Aset Desa.pptxBudi953659
 
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkat
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkatPerdes 7 kedudukan dan keu kades perangkat
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkatPemdes Seboro Sadang
 
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015udhi purnomo
 
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Bagus ardian
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021TV Desa
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Joy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
 

Mais procurados (20)

Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
 
bahan-banten-revisi.ppt
bahan-banten-revisi.pptbahan-banten-revisi.ppt
bahan-banten-revisi.ppt
 
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) SanitasiPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi
 
5 perda izin tower
5 perda izin tower5 perda izin tower
5 perda izin tower
 
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
Peraturan bupati bekasi no 16 tahun 2010 tentang pedoman pembentukan rukun te...
 
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptxMateri Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
Materi Sosialisasi Pemutakhiran Data IDM Tahun 2022.pptx
 
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desaPerdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
Perdes no. 15 tahun 2017 ttg sewa tanah kas desa
 
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang BendunganPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentang Bendungan
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
 
Pengelolan Aset Desa.pptx
Pengelolan Aset Desa.pptxPengelolan Aset Desa.pptx
Pengelolan Aset Desa.pptx
 
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkat
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkatPerdes 7 kedudukan dan keu kades perangkat
Perdes 7 kedudukan dan keu kades perangkat
 
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA TA. 2015
 
Tatib bpd
Tatib bpdTatib bpd
Tatib bpd
 
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
 
Modul Aset Desa
Modul Aset DesaModul Aset Desa
Modul Aset Desa
 
Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017
 
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming  03 April 2021
Inventarisasi Aset Desa - Sugeng - Malming 03 April 2021
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
 

Destaque

Surat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatSurat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatMuhamad Basuni
 
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditas
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditasPerda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditas
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditasArifuddin Ali
 
Surat perjanjian hak pakai tanah
Surat perjanjian hak pakai tanahSurat perjanjian hak pakai tanah
Surat perjanjian hak pakai tanahFahrul Razi
 
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaHak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaBilawal Alhariri Anwar
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Surat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesSurat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesFitria Andita
 
4. surat perjanjian sewa menyewa tanah
4. surat perjanjian sewa menyewa tanah4. surat perjanjian sewa menyewa tanah
4. surat perjanjian sewa menyewa tanahAbdillah Syafei
 
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa Cucupan
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa CucupanContoh Surat Pengantar Kepala Desa Cucupan
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa CucupanDang Chesminirwan
 
Copy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatCopy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatAnik Zlistya
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanblewly
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 

Destaque (13)

Surat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempatSurat izin menggunakan tempat
Surat izin menggunakan tempat
 
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditas
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditasPerda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditas
Perda Kab nunukan tentang ganti rugi tanam tumbuh komoditas
 
Surat perjanjian hak pakai tanah
Surat perjanjian hak pakai tanahSurat perjanjian hak pakai tanah
Surat perjanjian hak pakai tanah
 
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton YogyakartaHak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
Hak Pinjam Pakai Tanah Magersari Keraton Yogyakarta
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Surat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubesSurat peminjaman tempat mubes
Surat peminjaman tempat mubes
 
4. surat perjanjian sewa menyewa tanah
4. surat perjanjian sewa menyewa tanah4. surat perjanjian sewa menyewa tanah
4. surat perjanjian sewa menyewa tanah
 
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa Cucupan
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa CucupanContoh Surat Pengantar Kepala Desa Cucupan
Contoh Surat Pengantar Kepala Desa Cucupan
 
Copy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempatCopy of permohonan izin tempat
Copy of permohonan izin tempat
 
Surat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaanSurat permohonan dan permintaan
Surat permohonan dan permintaan
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 

Semelhante a Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tanah kas desa (tkd) di kabupaten bekasi (berita daerah no 12)

Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...Yudhi Aldriand
 
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdesFormat f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdesYudhi Aldriand
 
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Yudhi Aldriand
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaYudhi Aldriand
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desaYudhi Aldriand
 
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan Desa
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan DesaPeraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan Desa
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan DesaEka Saputra
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Arifuddin Ali
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesYudhi Aldriand
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008Nandang Sukmara
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008Nandang Sukmara
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaArifuddin Ali
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...iniPurwokerto
 
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docx
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docxPerdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docx
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docxssuserb0e31e
 
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESAPERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESAPemdes Wonoyoso
 
2012 Perda rusun klaten
2012 Perda rusun klaten2012 Perda rusun klaten
2012 Perda rusun klatenPA_Klaten
 
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Rachdian Yahya
 

Semelhante a Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tanah kas desa (tkd) di kabupaten bekasi (berita daerah no 12) (20)

Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13  tentang PEDOMAN PELAPORANper...
Berita daerah Kabupaten Bekasi TAHUN 2010 No 13 tentang PEDOMAN PELAPORANper...
 
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdesFormat f4 berita daerah kabupaten bekasi  tentang bumdes
Format f4 berita daerah kabupaten bekasi tentang bumdes
 
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...Peraturan bupati bekasi  tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
Peraturan bupati bekasi tentang pedoman pelaksanaan pembentukan bpd di kabup...
 
Juknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desaJuknis Raperdes Pungutan desa
Juknis Raperdes Pungutan desa
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
Berita Daerah Kabupaten Bekasi tentang pedoman perencanaan pembangunan desa
 
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan Desa
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan DesaPeraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan Desa
Peraturan Bupati Asahan Tentang Kewenangan Desa
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Pembanguna Kawasan pedesaan.
 
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkadesBerita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
Berita daerah kabupaten bekasi tentang pedoman pelaksanaan pilkades
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008
 
05. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 200805. perbup no. 5 tahun 2008
05. perbup no. 5 tahun 2008
 
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan DesaPerda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
Perda Kabupaten Nunukan Tentang Kewenangan Desa
 
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...Berita Daerah Kabupaten Bekasi  No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
Berita Daerah Kabupaten Bekasi No 14 tentang pedoman kedudukan keuangan kepa...
 
Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017Perdes no 6 pungutan desa 2017
Perdes no 6 pungutan desa 2017
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG IZIN MENDIRIK...
 
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docx
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docxPerdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docx
Perdes No 2 Tahun 2019 Tentang Pemakaian Tanah Desa.docx
 
Perdes rkp 2020
Perdes rkp 2020Perdes rkp 2020
Perdes rkp 2020
 
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESAPERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA
PERATURAN DESA TENTANG PUNGUTAN DESA
 
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnyaPerda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
Perda 4 2007_perangkat_desa_lainnya
 
2012 Perda rusun klaten
2012 Perda rusun klaten2012 Perda rusun klaten
2012 Perda rusun klaten
 
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
Perda no 19-2008_(lpm_desa_kelurahan_kab_kutai_kartanegara)
 

Mais de Yudhi Aldriand

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahYudhi Aldriand
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...Yudhi Aldriand
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiYudhi Aldriand
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...Yudhi Aldriand
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Yudhi Aldriand
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Yudhi Aldriand
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Yudhi Aldriand
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Yudhi Aldriand
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Yudhi Aldriand
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaYudhi Aldriand
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desaYudhi Aldriand
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakYudhi Aldriand
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWYudhi Aldriand
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuYudhi Aldriand
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaYudhi Aldriand
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaYudhi Aldriand
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanYudhi Aldriand
 

Mais de Yudhi Aldriand (20)

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
 
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahanUu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
Uu 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
 

Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tanah kas desa (tkd) di kabupaten bekasi (berita daerah no 12)

  • 1. BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 12 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI KABUPATEN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 107 Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Desa, yang mengatur Tanah Kas Desa yang merupakan kekayaan desa dilarang untuk dialihkan kepada pihak lain kecuali diperlukan untuk kepentingan umum dan/atau proyek- proyek pembangunan dan dalam rangka melindungi, melestarikan dan memanfaatkan secara optimal untuk penyelenggaraan pemerintahan desa serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dipandang perlu adanya Pedoman Teknis Pengelolaan Tanah Kas Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Bekasi tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Tanah Kas Desa di Kabupaten Bekasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
  • 2. 5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3643); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);; 10.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1987 tentang penyediaan dan Pemberian Hak atas Tanah untuk Keperluan Perusahaan Pembangunan Perumahan; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa; 14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 15.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/Pmk.06/2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, Dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara 16.Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1996 tentang pengelolaan Tanah Kas Desa 17.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2001 tentang Penataan, Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan Di Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2001 Nomor 12 seri D); 18.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 4 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2003-2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Tahun 2007 Nomor 4); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Desa;
  • 3. 20. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6); 21.Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7); MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI KABUPATEN BEKASI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Bekasi. 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 3. Bupati adalah Bupati Bekasi. 4. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi. 5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi. 6. Camat adalah Perangkat Daerah Kabupaten Bekasi yang memimpin Kecamatan. 7. Lembaga Penilai Harga Tanah adalah Lembaga professional dan independen yang mempunyai keahlian dan kemampuan dibidang penilaian harga tanah; 8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 11.Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 12. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa. 13. Lembaga yang berbadan hukum adalah subyek hukum selain orang yang mengajukan permohonan ruislag/tukar menukar. 14. Kekayaan Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
  • 4. 15. Tanah Kas Desa adalah Suatu tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Desa dan dikelola untuk kegiatan usaha sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan desa yang bersangkutan berupa tanah bengkok, titisara, kuburan, jalan-jalan desa, danau- danau, tanah pasar desa, tanah keramat, lapangan-lapangan dan lain-lain . 16.Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan kekayaan milik Desa. 17.Ruislag adalah pengalihan kepemilikan barang milik desa yang dilakukan antar pemerintah desa, atau antara pemerintah desa dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk barang yang sejenis misalnya tanah dengan tanah, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang. 18. Pengelolaan Tanah Kas Desa adalah usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa melalui kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta pengendaliannya untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa. 19. Pemanfaatan Tanah Kas Desa adalah usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa baik oleh Pemerintah Desa sendiri atau melalui cara sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan dan bangun serah guna dan bangun guna serah dengan tidak mengubah status Tanah Kas Desa. 20. Sewa Tanah Kas Desa adalah kegiatan pemanfaatan Tanah Kas Desa milik pemerintah Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai. 21.Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa adalah pendayagunaan Tanah Kas Desa oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan Pemerintah Desa bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya. 22.Bangun guna serah adalah pemanfaatan kekayaan Desa berupa Tanah Kas Desa oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati. 23. Bangun serah guna adalah pemanfaatan kekayaan Desa berupa Tanah Kas Desa oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan kepada Desa untuk kemudian oleh pemerintah desa bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya tersebut diserahkan kembali kepada pihak lain untuk didayagunakan selama kurun waktu tertentu yang telah disepakati 24.Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaaan Tanah Kas Desa antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Desa dan antar Pemerintah Desa dalam jangka waktu yang disepakati bersama tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pemerintah desa yang memiliki hak pengelolaan atas Tanah kas desa dimaksud. 25. Pelepasan hak atas kepemilikan Tanah Kas Desa adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas Tanah Kas Desa (Pemerintah Desa) dengan tanah yang dimiliki dan dikuasainya dengan dengan cara tukar menukar/ruislag, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang. 26.Perubahan Peruntukan Tanah Kas Desa adalah perubahan dari suatu bentuk pemanfaatan/penggunaan tertentu menjadi bentuk pemanfaatan/penggunaan lainnnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. 27. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi, lokasi pengembangan kawasan budidaya termasuk kawasan produksi dan kawasan permukiman, pola jaringan prasarana pada wilayah-wilayah dalam kabupaten yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam kurun waktu perencanaan.
  • 5. 28. Ijin Lokasi adalah ijin penunjukan penggunaan tanah yang diberikan kepada suatu lembaga yang berbadan Hukum seluas yang benar-benar diperlukan untuk pembangunan di daerah. 29.Lokasi pengganti adalah lokasi pengganti dari Tanah Kas Desa yang akan diruislag/tukar menukar. 30.Kompensasi adalah sejumlah barang dan/atau uang yang diberikan Badan Hukum kepada Desa untuk pembangunan desa dan operasional desa. 31.Persetujuan Bupati dan Gubernur adalah persetujuan tertulis dari Bupati dan gubernur atas pelepasan hak atas tanah Kas Desa melalui ruislag/tukar menukar 32.Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan data/fakta yang obyektif dan relevan dengan metode/teknis tertentu untuk memperoleh nilai barang milik desa dan nilai penggantinya. 33. Musyawarah adalah kegiatan yang mengandung proses saling mendengar, dengan sikap saling memberi dan menerima pendapat serta keinginan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan masalah lain yang berkaitan dengan kegiatan pelepasan dan pengadaan Tanah Kas Desa, didasarkan atas kesukarelaan dan kesetaraan antara pihak pemegang hak atas tanah, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dengan pihak yang memerlukan Tanah Kas Desa. 34.Berita Acara Musyawarah adalah Berita Acara yang dibuat oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), berisi hasil pembahasan berkaitan dengan permohonan ruislag/tukar menukar dan lokasi pengganti. 35. Pihak ketiga/Mitra Kerjasama adalah Departemen/Lembaga Pemerintah Non Departemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, Yayasan, dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hokum. 36.Sertifikat adalah Surat tanda Bukti Hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. 37. Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang. BAB II PENGELOLAAN Bagian Kesatu Pengelolaan Tanah Kas Desa Pasal 2 (1) Pengelolaan Tanah Kas Desa dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efesiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. (2) Pengelolaan Tanah Kas Desa harus berdaya guna dan berhasil guna untuk meningkatkan pendapatan desa. Pasal 3 Biaya Pengelolaan Tanah Kas Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pasal 4 Pengelolaan Tanah Kas Desa sebagai sumber pendapatan desa dimanfaatkan untuk penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa serta penyelenggaraan pemerintahan desa.
  • 6. Bagian Kedua Status Kepemilikan Pasal 5 (1) Tanah Kas Desa harus disertifikatkan atas nama Hak Pakai Pemerintah Desa. (2) Sertifikat asli Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan oleh Pemerintah Kabupaten dan photocopy sertifikat disimpan oleh Pemerintah Desa yang bersangkutan. Bagian Ketiga Inventarisasi Pasal 6 (1) Untuk tertib administrasi pertanahan, Pemerintah Desa melaksanakan pendataan tanah Kas Desa setiap 2 (dua) tahun sekali untuk menyusun Buku Inventarisasi Tanah Kas Desa; (2) Dalam hal di desa yang bersangkutan terdapat tanah kas desa milik desa lain, maka dapat membantu menginventarisasi dan melaporkan apabila diperlukan; (3) Pemerintah Desa menyampaikan hasil pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut kepada Bupati melalui camat. BAB III PEMANFAATAN Bagian Kesatu Bentuk Pemanfaatan Pasal 7 Jenis Pemanfaatan Tanah Kas Desa : a. Sewa; b. Kerjasama pemanfaatan; c. Bangun serah guna dan bangun guna serah. d. Pinjam Pakai Bagian Kedua Sewa Pasal 8 (1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa dengan cara sewa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a dilakukan dengan ketentuan : a. menguntungkan Desa; b. jangka waktu sewa paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap 1 (satu) tahun; c. Tanah Kas Desa yang disewakan yang dalam kondisi belum atau tidak dapat digunakan oleh Pemerintah Desa; d. penetapan tarif sewa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (2) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa sewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mendapat rekomendasi dari Camat. (3) Dalam hal Camat tidak memberikan rekomendasi, Camat memberitahukan secara tertulis alasannya kepada kepala desa. (4) Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa yang sekurang-kurangnya memuat : a. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. Obyek perjanjian sewa c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban para pihak;
  • 7. e. Penyelesaian perselisihan; f. Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); g. Peninjauan pelaksanaan perjanjian. h. Tidak dibolehkan menggadaikan/memindahtangankan pada pihak lain. i. Sanksi (5) Besaran nilai sewa minimum Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e mempertimbangkan harga tanah dan nilai produksi serta memperhatikan Harga pasar/umum setempat. (6) Pembayaran uang sewa dilakukan pada saat penandatangan surat perjanjian. (7) Segala biaya yang diperlukan dalam rangka persiapan pelaksanaan penyewaan Tanah Kas Desa menjadi beban dan tanggung jawab Pihak penyewa. (8) Setelah jangka waktu sewa berakhir, Penyewa berkewajiban menyerahkan tanah kas desa kepada kepala desa yang dituangkan kedalam berita acara. (9) Dalam hal penyewa mengajukan perpanjangan jangka waktu sewa, maka permohonan tersebut harus disampaikan kepada kepala desa paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu sewa. (1) Kepala Desa melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan sewa tanah kas desa sebagaimana pada Pasal 8 ayat (1). Bagian Ketiga Kerjasama Pasal 9 (1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan dengan ketentuan : a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa; b. meningkatkan pendapatan Desa. c. saling menguntungkan d. Jangka waktu pelaksanaan kerja sama paling lama 3 (tiga) tahun dan tidak melebihi masa jabatan Kepala Desa yang menandatangani perjanjian tersebut; (2) Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam suatu Perjanjian Kerja sama. (3) Mekanisme pelaksanaan kerjasama pemanfaatan adalah sebagai berikut: a. Calon Mitra Kerja sama/Pihak Ketiga mengajukan permohonan kerja sama kepada Kepala Desa; b. Kepala Desa dan Calon Mitra Kerja Sama/Pihak Ketiga menyusun rancangan Perjanjian Kerja Sama; c. Kepala Desa menyampaikan permohonan kepada BPD untuk memperoleh persetujuan atas rencana kerja sama; d. BPD menetapkan persetujuan atas kerja sama dimaksud e. Setelah mendapatkan persetujuan dari BPD, Kepala Desa menyampaikan rancangan perjanjian kerja sama kepada Bupati; f. Bupati melalui Camat melakukan evaluasi rancangan perjanjian kerja sama agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kepentingan umum; g. Berdasarkan hasil evaluasi Bupati, Kepala Desa bersama-sama mitra kerja sama/Pihak Ketiga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama atas pemanfaatan TKD (4) Dalam pelaksanaan kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa, Mitra Kerja Sama/Pihak Ketiga tidak diperbolehkan memindahtangankan kepada pihak lainnya. (5) Mitra kerjasama/pihak ketiga dalam pemanfaatan TKD memberikan kontribusi berupa uang atau barang atau jenis lainnya kepada pemerintah desa sesuai Perjanjian Kerja Sama.
  • 8. (6) Dalam hal terdapat biaya yang menyangkut dengan persiapan dan pelaksanaan kerja sama menjadi beban dan tanggung jawab Mitra Kerja Sama/Pihak ketiga. (7) Kerjasama pemanfaatan Tanah Kas Desa dilakukan dengan surat perjanjian kerjasama sekurang-kurangnya memuat : a. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. Obyek perjanjian kerjasama; c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban para pihak; e. Penyelesaian perselisihan; f. Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); g. Ketentuan Sanksi Bagian Keempat Bangun serah guna dan bangun guna serah Pasal 10 (1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf c dengan ketentuan: a. Pemerintah Desa memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan Pemerintahan Desa untuk kepentingan pelayanan umum. b. meningkatkan pendapatan Desa. c. saling menguntungkan d. Jangka waktu pelaksanaan pemanfaatan TKD berupa bangun serah guna dan bangun guna serah paling lama 5 (lima) tahun dan tidak melebihi masa jabatan Kepala Desa yang menandatangani perjanjian tersebut; (2) Pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Bupati melalui Camat. (3) Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa bangun serah guna dan bangun guna serah dilakukan dengan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat : a. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. Obyek perjanjian kerjasama; c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban para pihak; e. Penyelesaian perselisihan; f. Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); g. Ketentuan Sanksi Pasal 11 Untuk mendukung pelaksanaan pemanfaatan TKD sebagaimana dimaksud Pasal 10, Kepala Desa membentuk Tim Pengkaji Kelayakan Rencana Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Serah, yang berfungsi memberikan saran dan pertimbangan atas rencana tersebut. Bagian Kelima Pinjam Pakai Pasal 12 (1) Pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf d dapat dipinjampakaikan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan untuk kepentingan umum. (2) Tanah kas desa yang dipinjampakaikan tidak merubah status kepemilikan tanah kas desa. (3) Pinjam pakai Tanah Kas Desa hanya dapat dilaksanakan antara Pemerintah Daerah dengan pemerintah desa dan antara pemerintah desa dengan pemerintah desa.
  • 9. (4) Pinjam pakai Tanah Kas Desa ditetapkan dengan Surat perjanjian Pinjam Pakai dan penyerahannya dituangkan kedalam Berita Acara. (5) Surat perjanjian Pinjam pakai dilaksanakan oleh kepala desa setelah mendapat persetujuan Bupati melalui camat. (6) Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian dengan sekurang- kurangnya memuat : a. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; b. Obyek perjanjian kerjasama; c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban para pihak; e. Penyelesaian perselisihan; f. Keadaan di luar kemampuan para pihak (force majeure); g. Ketentuan Sanksi Bagian Keenam Hasil Pengelolaan Pasal 13 (1) Hasil pemanfaatan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 merupakan pendapatan Desa. (2) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib seluruhnya dimasukan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. BAB III PELEPASAN TANAH KAS DESA Bagian Kesatu Pelepasan Hak Pasal 14 (1) Tanah Kas Desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum. (2) Pertimbangan lain Pelepasan hak kepemilikan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) antara lain: a. Belum dan tidak bisa dimanfaatkan secara optimal; b. Sudah tidak sesuai lagi peruntukan tanah berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi. (3) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah kegiatan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara, masyarakat luas, rakyat banyak/bersama, dan/ atau kepentingan pembangunan. Kategori bidang-bidang kegiatan yang termasuk untuk kepentingan umum antara lain sebagai berikut : a. Jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran air minum/air bersih dan/atau saluran pembuangan air; b. waduk, bendungan, dan bangunan pengairan lainnya termasuk saluran irigasi c. Rumah sakit umum dan pusat-pusat kesehatan masyarakat; d. pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api atau terminal; e. peribadatan; pendidikan atau sekolah; f. Pasar umum; g. fasilitas pemakaman umum h. fasilitas keselamatan umum seperti antara lain tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana i. pos dan telekomunikasi; j. sarana olah raga;
  • 10. k. stasiun penyiaran radio, televisi beserta sarana pendukungnya untuk lembaga penyiaran public milik pemerintah; l. kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilan negara asing, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan lembaga internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa; m. fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya; n. rumah susun sederhana; o. tempat pembuangan sampah; p. cagar alam dan cagar budaya; pertamanan; q. panti sosial; r. pembangkit, transmisi dan ditribusi tenaga listrik (4) Pelepasan hak kepemilikan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui pelepasan yaitu dengan cara Ruilslag dengan memperhatikan : a. Dalam hal ruilslag maka nilai tukar pada prinsipnya harus berimbang dan lebih menguntungkan Pemerintah Desa, antara lain dapat dinilai dari : 1. Luasan tanah pengganti sekurang-kurangnya sama dengan tanah kas desa yang dilepas dengan tingkat kesuburan dan produktifitasnya yang sama; 2. Nilai manfaat dari tanah pengganti lebih baik dari pada tanah yang akan dilepas; 3. Secara ekonomis nilai tanah pengganti -kurangnya sama dengan tanah kas desa yang dilepas. b. Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di atas tanah kas desa harus sesuai dengan peruntukkan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW) Kabupaten Bekasi. Pasal 15 Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pelepasan Tanah Kas Desa melalui ruislag adalah : a. Pemerintah pusat; b. Pemerintah daerah; c. BUMN; d. BUMD; e. Lembaga yang berbadan hukum. Bagian Kedua Tata Cara Pelepasan Tanah Kas Desa Pasal 16 (1) Prosedur/tata cara pelepasan Tanah Kas Desa yang dimohon untuk di ruilslag oleh lembaga yang berbadan hukum adalah sebagai berikut : a. lembaga yang berbadan hukum yang akan memohon pelepasan hak atas Tanah Kas Desa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Desa yang tembusannya disampaikan kepada camat dengan menyertakan: 1. proposal rencana penggunaan Tanah Kas Desa. 2. Fotocopy akte Pendirian Perusahaan. 3. Fotokopi KTP Pemohon (Direktur perusahaan atau yang mewakili) 4. Fotocopi Surat Pertimbangan Pemanfaatan Lahan; 5. Fotocopi aspek tata guna tanah; 6. Fotocopi ijin lokasi; 7. Memiliki perijinan pendukung lainnya; 8. Mempersiapkan rencana lokasi pengganti Tanah Kas Desa yang akan diruilslag/tukar menukar.
  • 11. b. Pemerintah Desa yang memiliki Tanah Kas Desa yang akan dilepaskan haknya secara ruilslag, wajib melaporkan secara tertulis kepada Bupati dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud huruf a di atas. c. Kepala Desa dan BPD membahas permohonan sebagaimana dimaksud huruf a yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah. d. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemohon secara bersama-sama wajib melakukan rapat pembahasan untuk menentukan dan meninjau lokasi tanah yang akan ruilslag serta rencana tanah pengganti yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah. e. Penentuan nilai / harga tanah Kas Desa yang dilepaskan secara ruilslag dan tanah pengganti, sepenuhnya dilaksanakan oleh Lembaga Penilai harga tanah independen yang ditetapkan oleh Kepala Desa dengan dibiayai oleh pemohon. f. Penilaian yang dilaksanakan oleh Lembaga Penilai harga tanah independen sebagaimana dimana dimaksud huruf e diatas, dilakukan dengan berpedoman pada standar penilaian yang berlaku. g. Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan pemohon melakukan rapat pembahasan berkaitan laporan penilaian lembaga penilai harga tanah yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara musyawarah. h. Berita Acara Musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, huruf d dan huruf f serta hasil penilaian merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan rancangan peraturan desa mengenai pelepasan Tanah Kas Desa (TKD) melalui Ruilslag. i. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf h ditetapkan oleh kepala desa setelah mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). j. Sebelum menetapkan Peraturan Desa, Kepala Desa mengajukan permohonan kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan atas rencana pelepasan hak atas Tanah Kas desa di maksud dengan cara Ruilslag dengan melampirkan persyaratan yang telah dipenuhi oleh pemohon maupun oleh pemerintah desa. k. Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf h dan huruf i diterbitkan setelah mendapat izin tertulis dari Bupati dan Gubernur. l. Peraturan Desa yang mengatur tentang Ruilslag sekurang-kurangnya memuat : 1. Tujuan; 2. Mekanisme yang telah ditempuh; 3. Lokasi dan Luasan Tanah Kas Desa yang akan dilepaskan haknya; 4. Lokasi dan Luasan Tanah Pengganti Kas Desa; 5. Kompensasi berupa fisik dan/atau non fisik kepada desa yang bersangkutan untuk pembangunan desa dan untuk operasional pelaksanaan ruislag dimaksud berdasarkan hasil musyawarah antara pemerintahan desa dengan pemohon; 6. Penyelesaian administrasi pertanahan sekaligus beban biaya proses administrasi atas proses ruilslag menjadi tanggung jawab lembaga yang berbadan hukum selaku pemohon. (2) Tanah pengganti diupayakan berlokasi dalam satu desa dan fungsi lahan pengganti harus sama dengan tanah kas desa yang dilepaskan. (3) Apabila tidak terdapat tanah pengganti dalam wilayah desa tersebut, maka dapat dimungkinkan tanah pengganti di desa lain dalam satu kecamatan dan/atau Kabupaten dengan ketentuan pertimbangan-pertimbangan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Hasil Musyawarah Kesepakatan Lokasi pengganti antara Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.
  • 12. (4) Izin tertulis dari Bupati sebagaimana tersebut ayat (1) huruf j dan huruf k merupakan izin atas permohonan ruilslag TKD yang berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah dan izin lokasi yang telah diterbitkan. (5) Bupati setelah mengeluarkan izin tertulis sebagaimana dimaksud ayat (4) selanjutnya mengajukan permohonan izin tertulis kepada Gubernur terhadap pelepasan tanah kas desa. Pasal 17 (1) Pelaksanaan Izin Bupati dan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (4) dan ayat (5) ditetapkan dalam Peraturan Desa. (2) Tanah Kas Desa yang diruilslag tidak dapat dialihfungsikan sebelum sertifikat tanah pengganti diselesaikan oleh Lembaga yang berbadan hukum selaku pemohon. (3) Dalam hal ketentuan atas izin Bupati dan izin Gubernur dilanggar, maka Bupati mencabut izin tersebut. Pasal 18 Lembaga yang berbadan hukum selaku pemohon berkewajiban menanggung biaya proses pelepasan tanah kas desa dan Pensertifikatan Tanah Kas Desa pengganti. BAB IV PERUBAHAN PERUNTUKAN TANAH KAS DESA Bagian Kesatu Proses Perubahan Pasal 19 (1) Prosedur Perubahan peruntukan Tanah Kas Desa adalah sebagai berikut : a. Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Desa dengan menyertakan proposal rencana penggunaan Tanah Kas Desa; b. Perubahan peruntukan untuk keperluan Desa permohonannya dilakukan oleh Kepala Desa dengan menyertakan proposal rencana penggunaan Tanah Kas Desa menyesuaikan dengan RTRW; c. Kepala Desa dan BPD membahas permohonan sebagaimana dimaksud huruf a dan b; d. Dalam hal permohonan diterima Kepala Desa megajukan permohonan rekomendasi kepada Bupati. (2) Perubahan Peruntukan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat izin tertulis dari Bupati setelah mendapat rekomendasi dari Camat. BAB V PELAPORAN Pasal 20 (1) Kepala Desa menyampaikan laporan hasil pengelolaan Tanah Kas Desa kepada Bupati melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan/atau sewaktu -waktu apabila diperlukan. (2) Laporan hasil pengelolaan tanah kas desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban.
  • 13. BAB VI PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN Bagian Kesatu Pengamanan Pasal 21 (1) Kepala Desa wajib melakukan pengamanan Tanah Kas Desa yang berada dalam penguasaannya. (2) Kepala Desa yang tanah kas desanya berada di wilayah desa lain maka kepala desa tersebut wajib berkoordinasi dengan Kepala Desa terkait untuk membantu mengamankan Tanah Kas Desa dimaksud. (3) Pengamanan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. pengamanan administrasi, meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan; b. pengamanan fisik untuk tanah dilakukan dengan cara pemagaran pemasangan tanda batas dan pemasangan papan Tanda kepemilikan; c. pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan. Bagian Kedua Pemeliharaan Pasal 22 (1) Kepala Desa bertanggungjawab atas pemeliharaan Tanah Kas Desa yang ada dalam penguasaannya. (2) Biaya pemeliharaan Tanah Kas Desa dibebankan pada APB Desa BAB VII PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 23 (1) Pemerintah Kabupaten melalui OPD/unit kerja terkait melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan tanah kas desa. (2) Dalam rangka pembinaan, Pemerintah Kabupaten melalui OPD/unit kerja terkait memberikan fasilitasi dalam pengelolaan Tanah Kas Desa berupa pemberian pedoman, bimbingan untuk melindungi tanah kas desa. (3) Pengendalian pengelolaan Tanah Kas Desa dilakukan oleh OPD/unit kerja terkait, Camat dan Kepala Desa serta Badan Permusyawaratan Desa. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 24 (1) Tanah kas desa sebagai akibat dari penggabungan Desa, maka tanah kas desa dari desa yang digabung diserahkan menjadi milik Desa baru. (2) Penyerahan tanah kas desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh masing-masing Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa bersangkutan dan diketahui oleh Bupati. Pasal 25 (1) Apabila terjadi pemekaran desa maka pembagian Tanah Kas Desa dilaksanakan berdasarkan musyawarah antar desa yang difasilitasi oleh camat.
  • 14. (2) Dalam hal musyawarah yang difasilitasi camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat menghasilkan keputusan, pembagiannya ditetapkan dengan keputusan Bupati dengan mempertimbangan pemerataan dan keadilan, manfaat, transparansi dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pasal 26 (1) Berubahnya status Desa menjadi Kelurahan, Tanah Kas Desa menjadi Barang milik Daerah. (2) Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikelola oleh Kelurahan setelah terlebih dahulu mendapatkan Izin Bupati. (3) Hasil pengelolaan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan oleh kelurahan kepada kas Daerah (4) Terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3), maka Kelurahan yang bersangkutan mendapatkan tambahan pagu anggaran secara proporsional untuk dipergunakan bagi kepentingan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di kelurahan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 27 Semua Tanah Kas Desa yang sebelum berlakunya Peraturan Bupati ini, masih dipergunakan untuk penghargaan mantan Kepala Desa dan Perangkat Desa, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya batas waktu pemberian penghargaan dan apabila telah berakhir tanah kas desa tersebut harus kembali ke Pemerintah Desa serta pengelolaannya ditetapkan dalam Peraturan Desa. Pasal 28 Proses hukum Penyelesaian pelepasan Tanah Kas Desa yang belum selesai sampai dengan berlakunya Peraturan ini, tetap ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pedoman dan Tata cara Pelepasan Hak atas Tanah Desa dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Pasal 30 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaan teknisnya diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati.
  • 15. Pasal 31 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bekasi. Ditetapkan di Cikarang Pusat pada tanggal 5 Mei 2010 BUPATI BEKASI, ttd H. SA’DUDDIN Diundangkan di Cikarang Pusat Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI, ttd H. DADANG MULYADI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN NOMOR
  • 16. PENJELASAN ATAS PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TEKNIS PENGELOLAAN TANAH KAS DESA DI KABUPATEN BEKASI I. UMUM Sejak dilaksanakannya otonomi daerah, Keberadaan Tanah kas Desa begitu sangat diperhatikan oleh Pemerintahan Daerah , khususnya Pemerintahan Desa. Tanah Kas Desa merupakan salah satu sumber pendapatan Desa yang keberadaannya tetap dilestarikan agar tidak mengalami penyusutan. Untuk meningkatkan hasil dari Tanah kas Desa maka perlu pengelolaan dari pemerintah desa yang bersangkutan. Akan tetapi agar pengelolaan tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi penyelenggaraan pemerintahan Desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat diperlukan adanya suatu pedoman teknis pengelolaan Tanah kas Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Peraturan Bupati ini disusun dalam rangka terciptanya tertib administrasi Pengelolaan Tanah Kas Desa di Kabupaten Bekasi dan memberikan pedoman/acuan bagi Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam usaha mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Tanah Kas Desa melalui kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta pengendaliannya untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat desa setempat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Asas Fungsional yaitu : pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang pengelolaan tanah kas desa yang dilaksanakan oleh Kepala Desa, BPD, Camat dan Bupati sesuai fungsi, wewenang dan tanggungjawab masing–masing. Asas Kepastian Hukum yaitu : Pengelolaan tanah Kas Desa harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan. Asas keterbukaan yaitu penyelenggaraan pengelolaan tanah kas Desa harus terbuka/transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar. Asas efisiensi yaitu : pengelolaan Tanah kas Desa diarahkan agar tanah kas desa digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan desa secara optimal. Asas akuntabilitas yaitu setiap kegiatan pengelolaan Tanah kas Desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
  • 17. Asas Kepastian nilai yaitu pengelolaan Tanah Kas Desa harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai Tanah dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan Ruislag tanah Kas Desa serta penyusunan laporan pertanggung jawabannya. Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Yang dimaksud penyelenggaraan pemerintahan desa adalah seluruh proses kegiatan manajemen pemerintahan dan pembangunan Desa berdasarkan kewenangan desa yang ada, meliputi perencanaan, penetapan kebijakan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengendalian, pembiayaan, koordinasi, pelestarian, penyempurnaan dan pengembangannya. Pasal 5 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 6 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 7 Huruf a Cukup Jelas Huruf b Cukup Jelas Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Pasal 8 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Yang dimaksud harus mendapat rekomendasi dari Camat adalah rekomendasi tertulis dari Camat mengenai Pemanfaatan Tanah Kas Desa berupa sewa.
  • 18. Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Yang dimaksud harga/Nilai Tanah adalah Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan estimasi terendah menggunakan NJOP (per M2) Yang dimaksud nilai produksi adalah dihitung berdasarkan nilai hasil produksi setiap panen Yang dimaksud Harga pasaran umum setempat adalah harga sewa yang berlaku pada desa setempat . Ayat (6) Cukup Jelas Ayat (7) Cukup Jelas Ayat (8) Cukup Jelas Ayat (9) Cukup Jelas Ayat (10) Cukup Jelas Pasal 9 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Ayat (6) Cukup Jelas Ayat (7) Cukup Jelas Pasal 10 1) Persyaratan pelaksanaan Bangun Serah Guna dan bangun guna serah adalah sebagai berikut: a. Bangunan atau gedung yang dibangun berikut fasilitasnya harus sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Desa sesuai dengan tugas dan fungsi b. Pemerintah desa memiliki Tanah Kas Desa yang belum dimanfaatkan
  • 19. c. Dana untuk pembangunan berikut penyelesaian fasilitasnya tidak membebani APB Desa d. Bangunan hasil bangun serah guna dan bangun guna serah harus dapat dimanfaatkan secara langsung oleh Pemerintah Desa sesuai bidang tugas baik dalam masa pengoperasian maupun saat penyerahan kembali e. Mitra kerja bangun serah guna dan bangun guna serah harus mempunyai kemampuan keuangan dan keahlian f. Izin mendirikan bangunan atas nama Pemerintah Desa g. Mitra kerja bangun serah guna dan bangun guna serah membayar kontribusi ke kas Desa setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian. h. Besaran kontribusi ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan Tim Pengkaji yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa dengan memperhatikan antara lain : 1. Nilai Tanah dan/atau bangunan sebagai obyek kerjasama ditetapkan sesuai NJOP dan/atau harga pasaran umum, apabila satu lokasi terdapat nilai NJOP dan/atau pasaran umum yang berbeda dilakukan penjumlahan dan dibagi sesuai jumlah yang ada 2. Peruntukan Bangun serah guna dan bangun guna serah untuk kepentingan umum dan/atau kegiatan perdagangan 3. Besaran investasi dari mitra kerja 4. Penyerapan tenaga kerja dan Peningkatan PAD i. Selama pengoperasian Tanah kas desa dan/atau Bangunan tetap milik Pemerintah Desa j. Penggunaaan tanah yang dibangun harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah/Kota (RUTRWK) k. Biaya yang berkenaan dengan masa persiapan dan pelaksanaan penyusunan surat perjanjian, konsultan pelaksana/pengawas dibebankan kepada Mitra Kerja/Pihak Ketiga 2) Prosedur/tata cara Bangun serah guna dan bangun guna serah adalah dengan mengajukan Surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Desa dengan dilengkapi data-data sebagai berikut a. Akte pendirian b. Memiliki SIUP sesuai dengan Bidangnya c. Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya d. Mengajukan proposal e. Memiliki keahlian dibidangnya f. Memiliki modal kerja yang cukup g. Data teknis seperti rencana pembangunan gedung dsb. 3) Penyerahan kembali tanah kas desa/ gedung beserta fasilitas kepada pemerintah desa yang bersangkutan dilaksanakan setelah masa pengoperasian yang dijanjikan berakhir yang dituangkan kedalam berita Acara. Pasal 11 Tim Pengkaji Kelayakan Rencana Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Serah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan dapat bekerja sama dengan Pihak Ketiga yang membidangi dan berkompeten terhadap rencana tersebut. Adapun tugas dari Tim Pengkaji adalah sebagai berikut :
  • 20. a. Menerima dan meneliti secara administrative permohonan yang diajukan oleh pemohon b. Meneliti dan membahas proposal/surat permohonan yang diajukan pemohon yang berkaitan dengan jenis usaha, masa pengelolaan, besarnya kontribusi dan hal – hal lain. Yang dianggap perlu sesuai bentuk pemanfaatannya bersama- sama dengan pihak pemohon c. Melakukan penelitian lapangan d. Membuat berita acara hasil penelitian e. Meneliti bonafiditas dan loyalitas Calon Pihak Ketiga serta Memberikan saran pertimbangan kepada Kepala Desa f. Menyiapkan surat jawaban penolakan atau persetujuan atas Rencana Bangun Serah Guna dan Bangun Guna Serah g. Menyiapkan surat perjanjian dan berita acara serah terima. Pasal 12 Ayat (1) Pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ketentuan ini tidak termasuk tanah dan bangunan dan jangka waktu pinjam pakai paling lama 7 (tujuh) hari dan dapat diperpanjang Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Ayat (6) Cukup Jelas Pasal 13 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 14 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud Belum dan tidak bisa dimanfaatkan secara optimal apabila Tanah kas Desa terletak ditengah kota dan tidak ada jaringan irigasinya padahal tanah kas desa tersebut berjenis persawahan sehingga tidak efektif lagi bagi sumber pendapatan desa dapat dilepas kepada pihak ketiga dengan cara Ruislag.
  • 21. Huruf b Sudah tidak sesuai lagi peruntukan tanah artinya pada lokasi tanah dan/atau bangunan milik desa dimaksud terjadi perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan wilayah yang mengacu kepada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi, misalnya dari peruntukan wilayah persawahan menjadi wilayah perumahan/perdagangan dan sebagainya Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Cukup Jelas Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Pasal 17 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Yang dimaksud dialihfungsikan adalah berubahnya peruntukan lahan misalnya Tanah Kas Desa berupa sawah maka sebelum sertifikat tanah pengganti diselesaikan maka Tanah Kas Desa berupa sawah tersebut tidak boleh dialihfungsikan menjadi bangunan, jalan dan sebagainya. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Ayat (1) Huruf a Cukup Jelas
  • 22. Huruf b Yang dimaksud menyesuaikan dengan RTRW adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Huruf c Cukup Jelas Huruf d Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 21 Ayat (1) Pengamanan dalam ketentuan ini dititik beratkan pada penertiban/pengamanan secara fisik dan administrative, sehingga Tanah Kas Desa tersebut dapat dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal serta terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim dari pihak lain Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Huruf a Cukup Jelas Huruf b Cukup Jelas Huruf c Pengamanan melalui upaya hukum terhadap tanah kas desa yang bermasalah dengan pihak lain dilakukan dengan cara: 1. negosiasi (musyawarah) untuk mencari penyelesaian 2. penerapan hukum melalui tindakan represif/pengambil alihan, penyegelan atau penyitaan secara paksa harus melibatkan aparat yang berwenang dan Satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP). Pasal 22 Ayat (1) Pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar Tanah Kas Desa selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna
  • 23. Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa : a. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari tanpa membebani anggaran b. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran c. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 23 Untuk menjamin kelancaran penyelengaraan pengelolaan Tanah Kas desa secara berdayaguna dan berhasil guna, maka fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian sangat penting untuk menjamin tertib administrasi pengelolaan Tanah Kas desa di Kabupaten Bekasi. Ayat (1) Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman bimbingan untuk melindungi tanah kas desa Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pengelolaan tanah kas desa sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ayat (2) Cukup Jelas Ayat (3) Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pengelolaan Tanah Kas desa berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pasal 24 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 25 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Pasal 26 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas
  • 24. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 27 Cukup Jelas Pasal 28 Cukup Jelas Pasal 29 Cukup Jelas Pasal 30 Cukup Jelas Pasal 31 Cukup Jelas Ditetapkan Cikarang Pusat pada tanggal 5 Mei 2010 BUPATI BEKASI, ttd H. SA’DUDDIN Diundangkan di Cikarang Pusat Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BEKASI, ttd H. DADANG MULYADI TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN NOMOR