SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
FISIOLOGI
KERJA
doyoyekti@yahoo.com
(YFN)
OVERVIEW
Definisi Fisiologi

Beban Kerja Fisik dan Mental

Pembentukan Energi (Proses Metabolisme)

Perhitungan beban kerja
• Pengukuran Konsumsi Oksigen
• Pengukuran Denyut Jantung
DEFINISI
FISIOLOGI
dapat
didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja organ,
jaringan dan sel-sel organisme.

Fisiologi kerja merupakan studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja.
Relevansinya dengan Ergonomi antara lain :
• Identifikasi resiko kelelahan otot dan gangguan trauma kumulatif, dan
upaya untuk mencegahnya
• Desain sistem kerja : penjadwalan istirahat, lingkungan kerja, perancangan
alat kerja.
• Pengupahan
KERJA FISIK DAN MENTAL
Tingkat intensitas kerja optimum tercipta, ketika tidak ada tekanan dan
ketegangan, dimana Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas
manusia dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut
tidak mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan, ketegangan merupakan
konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu tersebut akibat dari
tekanan.
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja
fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna,
karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan
lainnya.

Beban
kerja fisik Beban kerja
mental
KERJA MENTAL
Kerja mental merupakan kerja
yang melibatkan proses berpikir
dari otak kita. Pekerjaan ini
mengakibatkan kelelahan mental
bila intensitas kerja ini relatif
tinggi. Hal ini bukan diakibatkan
oleh
aktifitas
fisik
secara
langsung, melainkan akibat kerja
kognitif (saraf, otak) kita.
Pengukuran kerja mental memperhatikan
beberapa hal berikut :

Beban waktu

• Waktu yang tersedia
• Pekerjaan yang terlampaui (task Overlapping)

Beban usaha
mental

• Beban ini misalnya dalam proses perhitungan, pembuatan
keputusan, menyimpan sejumlah informasi dalam memori
ingatan dan memunculkannya dan lain-lain

Beban stress
psikologi

• Hal yang memberikan kontribusi terhadap rasa bingung
dan frustasi operator. Variabel diri operator antara lain
motivasi, pelatihan, kelelahan dan emosional. Variabel
tersebut dimunculkan dalam bentuk rasa takut akan gagal,
terluka, keterasingan dan lain-lain
SKALA BEBAN KERJA MENTAL
Merupakan suatu ukuran skala untuk mengukur tingkat
beban kerja mental suatu pekerjaan berdasarkan
ketiga variabel di atas.

1. Beban Waktu
• Sering memiliki waktu luang (Interupsi dan overlapping
antar aktifitas jarang / tidak terjadi)
• Waktu Luang sering terjadi sekali - kali (Interupsi dan
overlapping antar aktifitas sering terjadi)
• Hampir tidak ada waktu luang (Interupsi dan
overlappingantar aktifitas sangat sering dan selalu terjadi)

2. Beban usaha mental
• Sangat sedikit memerlukan konsentrasi, aktifitas bersifat
otomatis, memerlukan sedikit perhatian
• Konsentrasi moderat diperlukan, kompleksitas meningkat
sehingga menyebabkan hal ketidakastian dan keterasingan
• Usaha mental yang intensif dan konsentrasi yang tinggi
diperlukan. Aktifitas sangat kompleks dan memerlukan
perhatian penuh.
SKALA BEBAN KERJA MENTAL (2)
3. Beban stress psikologi
• Sedikit membingungkan, beresiko, frustasi
muncul dan dengan mudah dan diatasi
• Tingkat stress yang menengah / moderate
dimana kebingugan dan frustasi
menambah beban kerja. Kompensasi
secara signifikan diperlukan untuk
menjaga performansi yang cukup
• Kebingungan dan rasa frustasi yang tinggi
sehingga memerlukan kontrol diri dan
determinasi yang tinggi hingga titik
ekstrim.
KERJA FISIK
Kerja fisik adalah kerja yang
memerlukan energi fisik otot
manusia sebagai sumber
tenaganya. Dalam kerja fisik,
konsumsi energi merupakan
faktor utama yang dijadikan
tolok ukur penentu berat atau
ringannya suatu pekerjaan
Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat tubuh,
yang dapat dideteksi melalui :
•
•
•
•
•
•
•

Konsumsi oksigen
Denyut jantung
Peredaran udara dalam paru-paru
Temperatur tubuh
Konsentrasi asam laktat dalam darah
Komposisi kimia dalam darah dan air seni
Tingkat penguapan
Konsumsi Energi
Konsumsi energi pekerja dalam bekerja
merupakan faktor utama yang dapat membatasi
prestasi harian atau performansi kerjanya. Untuk
mengefisienkan
konsumsi
energi
dan
mempertahankan performansi kerja, dibutuhkan
perancangan lingkungan kerja yang baik
Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi
diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja,
tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja.
Sedangkan
besarnya
konsumsi
energi
tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan
jenis kelamin. Skala untuk konsumsi energi
adalah kilo kalori (kkal). Satu liter oksigen yang
dihasilkan tubuh manusia menghasilkan rata-rata
sebesar 4,8 kkal
Proses Metabolisme
•

Proses metabolisme yang terjadi dalam
tubuh merupakan fase penting sebagai
penghasil energi untuk kerja.

•

Proses metabolisme ini bisa dianalogikan
dengan proses pembakaran dalam mesin
motor bakar. Lewat proses metabolisme
dihasilkan panas dan energi yang diperlukan
untuk kerja mekanis lewat sistem otot
manusia. Zat-zat makanan bersenyawa
dengan oksigen (O2) yang dihirup, terbakar
dan menimbulkan panas serta energi
mekanik.
Proses Metabolisme Dalam Tubuh Manusia
Zat
makanan

Oksigen
(O2)

Lambung,
usus

Paru-paru

Hat i

PROSES METABOLISME

Panas

Energi
Pengukuran Konsumsi Oksigen
• Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat
berkaitan dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi
energi adalah kilo kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C
menjadi 15,5o C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur
secara langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap.
Menurut Mc. Cormick, volume oksigen yang dibutuhkan bekerja
dapat dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan berikut ini :
1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal
• Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal
energi. Faktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen.
Pengukuran Denyut Jantung
• Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang
terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi
tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil
otot relatif terhadap sejumlah besar otot.
• Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat
denyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara
keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung per menit dapat
digunakan untuk menghitung pengeluaran energi. [Retno Megawati,
2003]
• Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung
dan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor
tersebut memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktorfaktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi
kegiatan dalam keadaan normal.
• Besarnya denyut jantung
dapat meningkat dapat
disebabkan karena
beberapa hal antara lain :
– Temperatur sekeliling
yang tinggi.
– Tingginya
pembebanan otot
statis.
– Semakin sedikitnya
otot yang terlibat
dalam suatu kondisi
kerja. [Nurmianto,
2000]

• Pengukuran denyut
jantung
salah satu
alat untuk mengetahui
beban kerja. Hal ini dapat
dilakukan dengan
berbagai cara :
– Merasakan denyut yang
ada pada arteri radial pada
pergelangan tangan.
– Mendengarkan denyut
jantung dengan
stethoscope.
– Menggunakan ECG
(Electrocardiogram), yaitu
mengukur signal elektrik
yang diukur dari otot
jantung pada permukaan
kulit dada.
•

Tahap pertama adalah menyetarakan besaran kecepatan denyut
jantung ke dalam bentuk energi. Untuk merumuskan hubungan antara
Energy expenditure kecepatan denyut jantung dilakukan pendekatan
kuantitatif hubungan antara energi expenditure dengan kecepatan
denyut jantung dengan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan energi
dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi
kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :

•

Di mana : Y = Energi (Kilokalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Lalu ditentukan besarnya konsumsi energi yang ada dengan rumus
matematis :
KE = Et – Ei
Dimana :
KE = Konsumsi energi untuk kegiatan tertentu (Kkal/mnt)
Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu
(Kkal/mnt)
Ei = Pengeluaran energi pada waktu istirahat (Kkal/mnt)
[Martyaningsih, 2003]

•

•
Kebutuhan Energi Manusia
Grandjean (1988) menyatakan pengeluaran
energi untuk metabolisme basal selama waktu
istirahat dan konsumsi energi untuk keperluan
pribadi adalah sekitar 2000 – 2300 Kkal. Ini
Berarti dalam bekerja rata-rata dikeluarkan
energi sebesar 4,5 – 5 Kkal/menit. Untuk
menjaga kebugaran fisik, setiap hari harus
dicukupi kebutuhan energi minimal 3000 Kkal
untuk pria dan 2400 Kkal untuk wanita.
[Retno Megawati, 2003]
Kebutuhan fisik akan berbeda untuk setiap aktivitas.
Semakin tinggi beban fisik, maka semakin tinggi pula kebutuhan
energinya. Dr.Lucien Broucha telah membuat tabel klasifikasi
beban kerja dalam reaksi Fisiologi, untuk menentukan berat
ringannya pekerjaan :
Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut :
a. Denyut jantung selama istirahat (resting
pulse) adalah rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja
(working pulse) adalah rata-rata
denyut jantung selama seseorang
bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse)
adalah selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total
(total recovery cost) adalah jumlah
aljabar denyut jantung saat suatu
pekerjaan selesai dikerjakan sampai
dengan denyut berada pada kondisi
istirahatnya
e. Denyut total (total work pulse or cardiac
cost) adalah jumlah denyut jantung
dari mulainya suatu pekerjaan sampai
denyut
berada
pada
kondisi
istirahatnya (resting level)
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang
sangat penting di dalam peningkatan cardiac output dari
istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang
potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum tersebut oleh Rodahl (1989) didefinisikan
sebagai Heart Rate Reserve (HR Reserve).

% HR Reserve =
Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat
x100
Denyut Nadi Maksimum Denyut nadi istirahat
Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996)
menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan
denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kerja kardiovaskuler
(cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut

%CVL

100 x( Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat)
Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat

Dimana :
Denyut nadi istirahat

= rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai
Denyut nadi kerja
= rerata denyut nadi selama bekerja
Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan
(200 – umur) untuk wanita.
Dari hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah
ditetapkan sebagai berikut :
< 30%
30 s.d. < 60%
60 s.d < 80%
80 s.d <100%
> 100%

= Tidak terjadi kelelahan
= Diperlukan perbaikan
= Kerja dalam waktu singkat
= Diperlukan tindakan segera
= Tidak diperbolehkan
beraktivitas
STUDY CASE
Dikarenakan setiap harinya Bapak Ergo
diberi target untuk membersihkan seluruh
gedung baru sebuah Universitas swasta baru di
Dayeuh Kolot, maka beliau bekerja lebih keras
dari sebelumnya. Seorang mahasiswa Teknik
Industri mencatat denyut istirahat Bapak Ergo
sebesar 70 pulse/menit sedangkan denyut
kerjanya sebesar 123 pulse/menit. Berapa besar
%CVL dari pekerjaan Pak Ergo membersihkan
gedung baru tersebut jika umur Pak Ergo saat
ini adalah 47 tahun dan berikan rekomendasi!
Jika beliau bekerja 11 jam perhari!
Jawaban
%CVL

100 x( Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat)
Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat

Denyut nadi istirahat
Denyut nadi kerja
Denyut nadi maksimum

= denyut nadi sebelum
= denyut kerja
= (220 – umur)

%CVL = 100 x (123 – 70) / (173 – 70) = 51.46 %
Kesimpulan : Dikarenakan %CVL adalah 51.46 %
Sehingga diperlukan perbaikan

= 70
= 123
= 173
Rekomendasi Perbaikan
Jika dilihat dari segi energi yang dikeluarkan, maka kita
bisa melihat bahwa konsumsi energi yang dikeluarkan
adalah sebagai berikut :
Energi saat bekerja :
Y = 1,80 – 0,022 (123) + 4,71 x 0,0001 x (123x123)
Y = 6.2198
Energi saat istirahat :
Y = 1,80 – 0,022 (70) + 4,71 x 0,0001 x (70x70)
Y =2.5679
KE = Et – Ei
KE =6.2198 – 2.5679 = 3.6519 Kkal/mnt
Konsumsi energi Pak Ergo adalah 3.7 kkal/mnt.
Jika beliau bekerja selama 11 jam, maka Total energi
yang dikeluarkan adalah = 11 x 60 x 3.7 = 2442 kkal
Sedangkan menurut angka kecukupan gizi 2013
menunjukan bahwa nilai gizi seorang laki-laki berusia 47
tahun adalah 2350 kkal (Diasumsikan bahwa energi
yang dikonsumsi Pak Ergo sesuai dengan angka
kecukupan gizi tersebut).
Karena Energi Output >
Energi Input. Maka
masalah tersebut tidak
bisa diselesaikan hanya
dengan memenuhi gizi
Pak Ergo
Maka solusi yang disarankan adalah
– Perancangan alat bantu ergonomis,
– Faktor lingkungan harus diperbaiki
– Pengurangan pembebanan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)Try Martanto
 
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKANUniversitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Minggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaMinggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaaanansor
 
Biomekanika slide share
Biomekanika slide shareBiomekanika slide share
Biomekanika slide shareEngkos Rosidi
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungDeni Irawan
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometrisri wida
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)Wisnu Dewobroto
 
Dimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasaDimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasaahmad fauzan
 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungISTA
 
Laporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingLaporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingRewidya Astari
 
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Muhammad Abid
 

Mais procurados (20)

ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
 
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARANERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
 
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
PETA - PETA KERJA (Industrial Engineering)
 
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
 
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
2. PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI - STUDI GERAKAN &PRINSIP EKONOMI GERAKAN
 
Minggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerjaMinggu5 analisis postur kerja
Minggu5 analisis postur kerja
 
Biomekanika slide share
Biomekanika slide shareBiomekanika slide share
Biomekanika slide share
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Pengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsungPengukuran kerja tidak langsung
Pengukuran kerja tidak langsung
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Work sampling
Work samplingWork sampling
Work sampling
 
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan januPengukuran produktivitas perusahaan janu
Pengukuran produktivitas perusahaan janu
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)
Organisasi dan Manajemen Perusahaan (Kuliah 1 OMPI)
 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
 
Dimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasaDimensi kualitas produk dan jasa
Dimensi kualitas produk dan jasa
 
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsungPengukuran waktu kerja tidak langsung
Pengukuran waktu kerja tidak langsung
 
Laporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line BalancingLaporan modul 4 Line Balancing
Laporan modul 4 Line Balancing
 
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
Pemeliharaan dan Keandalan kelompok 4
 

Destaque

Pske 6 fisiologi kerja
Pske 6 fisiologi kerjaPske 6 fisiologi kerja
Pske 6 fisiologi kerjaDiery Sipayung
 
bahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan ebahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan eaanansor
 
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&EWaktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&Eaanansor
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY aanansor
 
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University aanansor
 
Tugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakTugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakaanansor
 

Destaque (9)

Pske 6 fisiologi kerja
Pske 6 fisiologi kerjaPske 6 fisiologi kerja
Pske 6 fisiologi kerja
 
9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja
 
bahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan ebahan ajar telkom univertity apk dan e
bahan ajar telkom univertity apk dan e
 
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&EWaktu Reaksi Telkom University PK&E
Waktu Reaksi Telkom University PK&E
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
 
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
Minggu2 ergonomic hcd Telkom University
 
UX Guide
UX GuideUX Guide
UX Guide
 
Tugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobakTugas 3 analisa gerobak
Tugas 3 analisa gerobak
 
Just In Time
Just In TimeJust In Time
Just In Time
 

Semelhante a FISIOLOGI KERJA

fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjaannisazahra29
 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxFianantaFauzi2
 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceDwi Andriyanto
 
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTaufiqurRohman76
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Pensil Dan Pemadam
 
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwcMufliha Dahlan
 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfGrahaMedika
 
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Tanti fironika
 
1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm1566 2835-1-sm
1566 2835-1-smPaul Young
 
aspek mekanika dalam biosistem.pptx
aspek mekanika dalam biosistem.pptxaspek mekanika dalam biosistem.pptx
aspek mekanika dalam biosistem.pptxMhd. Zaky Daniyal
 
Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14MaulanaYusuf127
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikIwan Hariyanto
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3RahmatHidayatHaqiqi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasialfinNugraha3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiMuhammadMuslim30
 
Pengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologiPengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologiPensil Dan Pemadam
 
Aspek ergonomi dalam IMK
Aspek ergonomi dalam IMKAspek ergonomi dalam IMK
Aspek ergonomi dalam IMKReza Mardiyeni
 

Semelhante a FISIOLOGI KERJA (20)

fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerjafisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
fisiologi psikologi dan biomekanika pekerja
 
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptxModul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
Modul 3 Pengukuran Kerja Secara Fisiologi.pptx
 
Modul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological PerformanceModul 2 Physiological Performance
Modul 2 Physiological Performance
 
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docxTUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
TUGAS PENGGANTI UAS BIOLOGI KELOMPOK 6.docx
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011Asimen anatomi& fisiologi 2011
Asimen anatomi& fisiologi 2011
 
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
6. beban kerja mnrt pendekatan pwc
 
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdfPERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
PERTEMUAN 5 - fisiologi kerja.pdf
 
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
Jtptunimus gdl-s1-2008-ulfasafitr-478-3-bab2
 
1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm1566 2835-1-sm
1566 2835-1-sm
 
aspek mekanika dalam biosistem.pptx
aspek mekanika dalam biosistem.pptxaspek mekanika dalam biosistem.pptx
aspek mekanika dalam biosistem.pptx
 
fk.ppt
fk.pptfk.ppt
fk.ppt
 
Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14Maulana yusuf pertemuan 14
Maulana yusuf pertemuan 14
 
Mengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisikMengukur aktivitas fisik
Mengukur aktivitas fisik
 
ergonomi kesehatan
ergonomi kesehatanergonomi kesehatan
ergonomi kesehatan
 
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
Rahmat hidayat haqiqi 053 2020_b_riview jurnal 3
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasiRiviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
Riviw jurnal 5 peran fisiologi olahraga prestasi
 
Pengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologiPengenalan anatomi dan fisiologi
Pengenalan anatomi dan fisiologi
 
Aspek ergonomi dalam IMK
Aspek ergonomi dalam IMKAspek ergonomi dalam IMK
Aspek ergonomi dalam IMK
 

Mais de aanansor

Minggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryMinggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryaanansor
 
Minggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityMinggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityaanansor
 
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONBAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONaanansor
 
Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2aanansor
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan eaanansor
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university aanansor
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYaanansor
 

Mais de aanansor (7)

Minggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometryMinggu4 anthropometry
Minggu4 anthropometry
 
Minggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom universityMinggu3 biomechanics telkom university
Minggu3 biomechanics telkom university
 
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTIONBAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
BAHAN AJAR PK & E INTRODUCTION
 
Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2Minggu1 course introduction2
Minggu1 course introduction2
 
bahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan ebahan ajar telkom university pk dan e
bahan ajar telkom university pk dan e
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
 

FISIOLOGI KERJA

  • 2. OVERVIEW Definisi Fisiologi Beban Kerja Fisik dan Mental Pembentukan Energi (Proses Metabolisme) Perhitungan beban kerja • Pengukuran Konsumsi Oksigen • Pengukuran Denyut Jantung
  • 3. DEFINISI FISIOLOGI dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Fisiologi kerja merupakan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja. Relevansinya dengan Ergonomi antara lain : • Identifikasi resiko kelelahan otot dan gangguan trauma kumulatif, dan upaya untuk mencegahnya • Desain sistem kerja : penjadwalan istirahat, lingkungan kerja, perancangan alat kerja. • Pengupahan
  • 4. KERJA FISIK DAN MENTAL Tingkat intensitas kerja optimum tercipta, ketika tidak ada tekanan dan ketegangan, dimana Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut tidak mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan, ketegangan merupakan konsekuensi logis yang harus diterima oleh individu tersebut akibat dari tekanan. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Beban kerja fisik Beban kerja mental
  • 5. KERJA MENTAL Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak kita. Pekerjaan ini mengakibatkan kelelahan mental bila intensitas kerja ini relatif tinggi. Hal ini bukan diakibatkan oleh aktifitas fisik secara langsung, melainkan akibat kerja kognitif (saraf, otak) kita.
  • 6. Pengukuran kerja mental memperhatikan beberapa hal berikut : Beban waktu • Waktu yang tersedia • Pekerjaan yang terlampaui (task Overlapping) Beban usaha mental • Beban ini misalnya dalam proses perhitungan, pembuatan keputusan, menyimpan sejumlah informasi dalam memori ingatan dan memunculkannya dan lain-lain Beban stress psikologi • Hal yang memberikan kontribusi terhadap rasa bingung dan frustasi operator. Variabel diri operator antara lain motivasi, pelatihan, kelelahan dan emosional. Variabel tersebut dimunculkan dalam bentuk rasa takut akan gagal, terluka, keterasingan dan lain-lain
  • 7. SKALA BEBAN KERJA MENTAL Merupakan suatu ukuran skala untuk mengukur tingkat beban kerja mental suatu pekerjaan berdasarkan ketiga variabel di atas. 1. Beban Waktu • Sering memiliki waktu luang (Interupsi dan overlapping antar aktifitas jarang / tidak terjadi) • Waktu Luang sering terjadi sekali - kali (Interupsi dan overlapping antar aktifitas sering terjadi) • Hampir tidak ada waktu luang (Interupsi dan overlappingantar aktifitas sangat sering dan selalu terjadi) 2. Beban usaha mental • Sangat sedikit memerlukan konsentrasi, aktifitas bersifat otomatis, memerlukan sedikit perhatian • Konsentrasi moderat diperlukan, kompleksitas meningkat sehingga menyebabkan hal ketidakastian dan keterasingan • Usaha mental yang intensif dan konsentrasi yang tinggi diperlukan. Aktifitas sangat kompleks dan memerlukan perhatian penuh.
  • 8. SKALA BEBAN KERJA MENTAL (2) 3. Beban stress psikologi • Sedikit membingungkan, beresiko, frustasi muncul dan dengan mudah dan diatasi • Tingkat stress yang menengah / moderate dimana kebingugan dan frustasi menambah beban kerja. Kompensasi secara signifikan diperlukan untuk menjaga performansi yang cukup • Kebingungan dan rasa frustasi yang tinggi sehingga memerlukan kontrol diri dan determinasi yang tinggi hingga titik ekstrim.
  • 9. KERJA FISIK Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya. Dalam kerja fisik, konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolok ukur penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan
  • 10. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui : • • • • • • • Konsumsi oksigen Denyut jantung Peredaran udara dalam paru-paru Temperatur tubuh Konsentrasi asam laktat dalam darah Komposisi kimia dalam darah dan air seni Tingkat penguapan
  • 11. Konsumsi Energi Konsumsi energi pekerja dalam bekerja merupakan faktor utama yang dapat membatasi prestasi harian atau performansi kerjanya. Untuk mengefisienkan konsumsi energi dan mempertahankan performansi kerja, dibutuhkan perancangan lingkungan kerja yang baik Faktor yang mempengaruhi konsumsi energi diantaranya adalah metode kerja, sikap kerja, tingkat kerja dan perancangan peralatan kerja. Sedangkan besarnya konsumsi energi tergantung pada berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Skala untuk konsumsi energi adalah kilo kalori (kkal). Satu liter oksigen yang dihasilkan tubuh manusia menghasilkan rata-rata sebesar 4,8 kkal
  • 12. Proses Metabolisme • Proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh merupakan fase penting sebagai penghasil energi untuk kerja. • Proses metabolisme ini bisa dianalogikan dengan proses pembakaran dalam mesin motor bakar. Lewat proses metabolisme dihasilkan panas dan energi yang diperlukan untuk kerja mekanis lewat sistem otot manusia. Zat-zat makanan bersenyawa dengan oksigen (O2) yang dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.
  • 13. Proses Metabolisme Dalam Tubuh Manusia Zat makanan Oksigen (O2) Lambung, usus Paru-paru Hat i PROSES METABOLISME Panas Energi
  • 14. Pengukuran Konsumsi Oksigen • Besarnya pengeluaran energi sebagai akibat kerja fisik sangat berkaitan dengan konsumsi energi. Satuan pengukuran konsumsi energi adalah kilo kalori (KKal). 1 KKal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan tempertaur 1 liter air dari 14,5o C menjadi 15,5o C. Energi yang dikonsumsikan seringkali bisa diukur secara langsung yaitu melalui konsumsi oksigen (O2) yang dihisap. Menurut Mc. Cormick, volume oksigen yang dibutuhkan bekerja dapat dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan berikut ini : 1 liter oksigen = 4,7 – 5 Kkal • Sedangkan menurut Nurmianto (2000), jika 1 liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 KKal energi. Faktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen.
  • 15.
  • 16. Pengukuran Denyut Jantung • Derajat beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. • Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya. Tingkat pulsa dan denyut jantung per menit dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran energi. [Retno Megawati, 2003] • Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktorfaktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan atau situasi kegiatan dalam keadaan normal.
  • 17. • Besarnya denyut jantung dapat meningkat dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain : – Temperatur sekeliling yang tinggi. – Tingginya pembebanan otot statis. – Semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja. [Nurmianto, 2000] • Pengukuran denyut jantung salah satu alat untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara : – Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan. – Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope. – Menggunakan ECG (Electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
  • 18. • Tahap pertama adalah menyetarakan besaran kecepatan denyut jantung ke dalam bentuk energi. Untuk merumuskan hubungan antara Energy expenditure kecepatan denyut jantung dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energi expenditure dengan kecepatan denyut jantung dengan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut : • Di mana : Y = Energi (Kilokalori/menit) X = Kecepatan denyut jantung (denyut per menit) Lalu ditentukan besarnya konsumsi energi yang ada dengan rumus matematis : KE = Et – Ei Dimana : KE = Konsumsi energi untuk kegiatan tertentu (Kkal/mnt) Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (Kkal/mnt) Ei = Pengeluaran energi pada waktu istirahat (Kkal/mnt) [Martyaningsih, 2003] • •
  • 19. Kebutuhan Energi Manusia Grandjean (1988) menyatakan pengeluaran energi untuk metabolisme basal selama waktu istirahat dan konsumsi energi untuk keperluan pribadi adalah sekitar 2000 – 2300 Kkal. Ini Berarti dalam bekerja rata-rata dikeluarkan energi sebesar 4,5 – 5 Kkal/menit. Untuk menjaga kebugaran fisik, setiap hari harus dicukupi kebutuhan energi minimal 3000 Kkal untuk pria dan 2400 Kkal untuk wanita. [Retno Megawati, 2003]
  • 20. Kebutuhan fisik akan berbeda untuk setiap aktivitas. Semakin tinggi beban fisik, maka semakin tinggi pula kebutuhan energinya. Dr.Lucien Broucha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi Fisiologi, untuk menentukan berat ringannya pekerjaan :
  • 21. Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut : a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung selama seseorang bekerja c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost) adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level)
  • 22. Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh Rodahl (1989) didefinisikan sebagai Heart Rate Reserve (HR Reserve). % HR Reserve = Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat x100 Denyut Nadi Maksimum Denyut nadi istirahat
  • 23. Lebih lanjut, Manuaba & Vanwonteerghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kerja kardiovaskuler (cardiovasculair load = %CVL) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut %CVL 100 x( Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat) Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat Dimana : Denyut nadi istirahat = rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai Denyut nadi kerja = rerata denyut nadi selama bekerja Denyut nadi maksimum = (220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk wanita.
  • 24. Dari hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : < 30% 30 s.d. < 60% 60 s.d < 80% 80 s.d <100% > 100% = Tidak terjadi kelelahan = Diperlukan perbaikan = Kerja dalam waktu singkat = Diperlukan tindakan segera = Tidak diperbolehkan beraktivitas
  • 25. STUDY CASE Dikarenakan setiap harinya Bapak Ergo diberi target untuk membersihkan seluruh gedung baru sebuah Universitas swasta baru di Dayeuh Kolot, maka beliau bekerja lebih keras dari sebelumnya. Seorang mahasiswa Teknik Industri mencatat denyut istirahat Bapak Ergo sebesar 70 pulse/menit sedangkan denyut kerjanya sebesar 123 pulse/menit. Berapa besar %CVL dari pekerjaan Pak Ergo membersihkan gedung baru tersebut jika umur Pak Ergo saat ini adalah 47 tahun dan berikan rekomendasi! Jika beliau bekerja 11 jam perhari!
  • 26. Jawaban %CVL 100 x( Denyut nadi ker ja Denyut nadi istirahat) Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat Denyut nadi istirahat Denyut nadi kerja Denyut nadi maksimum = denyut nadi sebelum = denyut kerja = (220 – umur) %CVL = 100 x (123 – 70) / (173 – 70) = 51.46 % Kesimpulan : Dikarenakan %CVL adalah 51.46 % Sehingga diperlukan perbaikan = 70 = 123 = 173
  • 27. Rekomendasi Perbaikan Jika dilihat dari segi energi yang dikeluarkan, maka kita bisa melihat bahwa konsumsi energi yang dikeluarkan adalah sebagai berikut : Energi saat bekerja : Y = 1,80 – 0,022 (123) + 4,71 x 0,0001 x (123x123) Y = 6.2198 Energi saat istirahat : Y = 1,80 – 0,022 (70) + 4,71 x 0,0001 x (70x70) Y =2.5679 KE = Et – Ei KE =6.2198 – 2.5679 = 3.6519 Kkal/mnt
  • 28. Konsumsi energi Pak Ergo adalah 3.7 kkal/mnt. Jika beliau bekerja selama 11 jam, maka Total energi yang dikeluarkan adalah = 11 x 60 x 3.7 = 2442 kkal Sedangkan menurut angka kecukupan gizi 2013 menunjukan bahwa nilai gizi seorang laki-laki berusia 47 tahun adalah 2350 kkal (Diasumsikan bahwa energi yang dikonsumsi Pak Ergo sesuai dengan angka kecukupan gizi tersebut). Karena Energi Output > Energi Input. Maka masalah tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan memenuhi gizi Pak Ergo
  • 29. Maka solusi yang disarankan adalah – Perancangan alat bantu ergonomis, – Faktor lingkungan harus diperbaiki – Pengurangan pembebanan

Notas do Editor

  1. PengukuranKonsumsi