SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
UPAYA PENINGKATAN GEMAR MEMBACA DAN MENULIS DENGAN
 KEBIASAAN MEMBACA SENYAP PADA SISWA KELAS 3 SDN 01
WINONGO KECAMATAN WINONGO KABUPATEN MADIUN TAHUN
                  AJARAN 2012/2013


                     PROPOSAL




                     DISUSUN :
                 MUHAMMAD ROFI’I
                    NPM.09141145




        PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
           FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
                 IKIP PGRI MADIUN
BAB 1
                                   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
          Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
   pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
   melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang
   menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
   suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
   diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang
   tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
   terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7).
          Membaca adalah sebuah ketrampilan. Setiap orang memiliki kecepatan
   membaca     yang     berbeda.    Namun      yang   jelas,   semua    orang    bisa
   meningkatkankemampuan membacanya, meskipun tidakada tuntutan bagi
   siapapun untuk memiliki kecepatan membaca yang sama dengan orang lain. Hal
   ini bergantung pada status dan kepentingan masing-masing.
          Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam
   bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau
   menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau
   tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada
   pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.
          Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis
   ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang
   berjenis nonilmiah. Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama
   karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau marangkai bukan
   menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun
   paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan.
          Pokok persoalan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan
   tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada
sebuah tulisan bisa bermacam-macam, bergantung pada keinginan penulis
penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran,
perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman.
       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf
(angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang
belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat).
       Membaca senyap (silent reading). Secara garis besar, membaca senyap
dapat di bagi atas:
a. membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Membaca ekstensif meliputi:
   membaca survei (survei reading), membaca sekilas (skimming), membaca
   dangkal (superficial reading)
b. membaca intensif yaitu studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci
   yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira
   dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasukke dalam membaca
   intensif yaitu membaca telaah isi (content reading) dan membaca telaah
   (linguistic study reading).
       Pada zaman sekarang kebanyak siswa yang tidak suka membaca, faktor
yang mempengaruhi kemampuan serta minat membaca dapat diklasifikasikan
kedalam dua kategori, yakni faktor-faktor yang bersifat intrinsik (yang berasal
dari pembaca) dan faktor yang bersifat ekstrinsik (berasal dari luar pembaca).
a. Faktor-faktor intrinsik, meliputi:
   •   Kepemilikan kompetensi bahasa si pembaca
   •   Minat
   •   Kemampuan membacanya
b. Faktor-faktor ekstrinsik dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
   1) unsur-unsur yang berasal dari dalam bacaan, yakni keterbacaan dan
       organisasi teks atau wacana
2) unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca, yakni berkenaan fasilitas,
       guru, model pembelajaran.


       Kebanyakan siswa yang kurang sukanya membaca buku dan menulis,
biasanya siswa tersebut kurang minat membaca, mereka hanya melihat gambar-
gambar yang ada di buku tersebut. Kurang menariknya buku tersebut terhadap
minat membaca siswa. pergaulan siswa, contohnya saja temannya ada yang mau
membaca, tetapi teman satunya mengajaknya untuk bermain. Contohnya di SDN
01 Winongo, di sana terdapat beberapa siswa yang tidak senang membaca buku,
terutama pada siswa kelas 3. Padahal di sekolah tersebut sudah menyiapkan
perpustakaan dengan bermacam-macam buku, mulai dari buku bacaan sekolah,
buku-buku cerita, dll.
       Terkadang juga ada siswa yang datang ke perpustakaan untuk bermain
dengan temanya, seharusnya perpustakaan itu tempat untuk belajar. Pada
dasarnya membaca adalah sebuah ketrampilan. Selain membaca siswa juga
kurang minatnya terhadap menulis, si penulis pernah menjumpai beberapa siswa
yang tidak senang menulis, siswa tersebut lebih memilih menggambar dari pada
mengerjakan tugasnya.
       Dengan membaca senyap siswa dapat dengan teliti menelusuri kalimat
demi kalimat yang bagaikan barisan semut. Baris demi baris di bacanya untuk
memahami makna dan isi bacaan. Siswa dapat membaca buku dengan membaca
senyap di mana pun yang mereka inginkan. Dengan membaca senyap siswa dapat
lebih memahami isi buku yang di bacanya, dan siswa dapat menuliskan suatu
pokok-pokok bahasan dengan tepat pada buku tersebut. Pada dasarnya membaca
senyap adalah membaca dengan tanpa mengeluarkan suara sekecil apapun, dan
memahami isi teks bacaan tersebut di dalam hati.
       Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti terdorong untuk meningkatkan
gemar membaca dan menulis siswa dengan kebiasaan membaca senyap.
B. Identifikasi Masalah
          Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di
   identifikasikan masalah sebagai berikut:
   1. Gemar membaca dan menulis yang di miliki siswa kelas IV Winongo masih
       kurang
   2. Kurangnya minat membaca dalam aktivitas belajar sehari-hari.


C. Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mengambil
   rumusan masalah yang di ajukan proposal sebagai berikut :
   •   Bagaimana upaya peningkatan membaca menulis siswa kelas 3 di SDN 01
       Winongo tahun pelajaran 2012-2013?


D. Pemecahan Masalah
          Untuk memecahkan masalah kurangnya minat gemar membaca dan
   menulis pada siswa kelas 4 SDN 01 Winongo kota madiun akan dilakukan
   pembelajaran dengan menggunakan kebiasaan membaca senyap.
E. Tujuan Penelitian
          Berdasarkan rumusan masalah tersebut ,tujuan penelitian yang ingin
   dicapai adalah :
   1. Tujuan Umum
       Untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam pemilihan metode yang
       cocok untuk di gunakan dalam kegiatan pembelajaran.
   2. Tujuan Khusus
       meningkatkan gemar membaca dan menulis siswa.
F. Manfaat Penelitian
           Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
   berikut :
   1. Bagi siswa
       a. Lebih bersemangat dalam membaca buku.
       b. Tidak menganggap bahwa membaca itu membosankan.
   2. Bagi guru
       a. Sebagai masukan dalam pemilihan metode pembelajaran.
       b. Menambah pengetahuan bagi guru yaitu upaya peningkatan gemar
           membaca dan menulis siswa dengan kebiasaan membaca senyap.
       3. Bagi sekolah
           a. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
               bagi peningkatan kualitas pendidikan sekolah
           b. Dapat di jadikan sebagai bahan referensi dalam menentukan sebuah
               kebijakan.
       4. Bagi penulis
           a. Dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
               tentang penelitian.
           b. Untuk menerapkan pengetahuan yang di peroleh, dan berlatih mandiri
               dalam memecahkan masalah.
BAB II
                                 Kajian Pustaka


A. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
          Tahapan perkembangan anak yang penting dan bahkan fundamental bagi
   kesuksesan perkembangan selanjutnya adalah pada masa usia sekolah dasar
   (sekitar 6,0 – 12,0). Karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar masih termasuk
   dalam tahap atau fase pertumbuhan dan perkembangan. Siswa kelas IV sekolah
   dasar biasanya berumur antara 10-11 tahun.
          Perkembangan setiap individu tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi
   dalam beberapa aspek. Havighurst (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih,
   2009: 1.21) mengemukakan bahwa “setiap tahap perkembangan individu harus
   sejalan dengan perkembangan aspek-aspek, yaitu fisik, psikis, emosional, moral
   dan sosial”. Kartono (dalam Sobur Alex, 2009: 128) mengemukakan bahwa
   pertumbuhan sebagai “Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
   pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak
   yang   sehat,   dalam    passage/peredaran   waktu   tertentu”.   Kartono   juga
   mendefinisikan tentang perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil
   proses pematangan fungsi psikis dan fisis pada anak dengan ditunjang oleh faktor
   lingkungan dan proses belajar menuju kedewasaan. Jadi, pertumbuhan dan
   perkembangan memiliki arti yang sama.
          Erik Erikson (dalam Rita Eka Izzati, dkk, 2008: 25-26) menggolongkan
   masa remaja/10-20 tahun ke dalam siklus identitas dan kebingungan identitas.
   Pada masa ini anak dihadapkan pada penemuan siapa diri mereka, bagaimana
   nantinya, serta kemana anak tersebut menuju dalam kehidupannya. Anak
   dihadapkan banyak peran baru dan status orang dewasa. Jika pada masa ini anak
   ditolak perannya oleh orang tua, maka anak tidak memamadai dalam menjajaki
   banyak peran nantinya.
Siti Rahayu Haditono (2006: 214) membagi fase perkembangan menjadi
empat yaitu:
1)   Stadium sensori-motorik (0-18 atau 24 bulan)
               Pada stadium ini nampak perkembangan anak. Pada mulanya anak
     bergerak terus atas dasar tingkah laku refleksi murni. Sama sekali belum ada
     differensiasi antara anak dan sekitarnya. Baru pada akhir periode ini nampak
     differensiasi yang jelas antara subjek dan objek. Contoh yang paling jelas
     mengenai arah perkembangan ini adalah gejala permanensi objek. Bagi anak
     umur 8 bulan objek tidak ada eksistensinya lagi bila misalnya
     disembunyikan di belakang layar. Baru sekitar umur 9-12 bulan anak mampu
     untuk menemukan kembali objek-objek yang disembunyikan. Anak pada
     usia ini hanya mencarinya di tempat objek tadi disembunyikan pertama kali.
 2) Stadium Pra-operasional (± 18 bulan-7 tahun)
               Pada proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk
     melakukan tingkah laku simbolis, berpikir pra-operasional masih sangat
     egosentris. Anak belum mampu untuk mengambil perspektif orang lain. Cara
     berpikir pra-operasional sangat memusat. Bila anak dikonfontrasi dengan
     situasi yang multi-dimensional, maka ia akan memusatkan perhatiannya
     hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan dimensi-dimensi lain dan
     akhirnya mengabaikan hubungan antara dimensi-dimensi ini. Sangat khusus
     bagi anak dalam periode ini adalah percakapan antara orang dewasa dan
     anak.
 3) Stadium operasional konkret (7-11 tahun)
                Stadium operasional konkret dapat menjadi ciri-ciri negatif pada
     stadium berpikir pra-operasional. Cara berpikir anak yang operasional
     konkret kurang egosentris. Ada kekurangan dalam cara berpikir operasional
     konkret. Anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya
     dalam situasi yang konkret. Anak belum mampu untuk menyelesaikan
masalah dengan baik apabila dihadapkan dengan masalah secara verbal
     tanpa ada bahan yang konkret.
  4) Stadium operasional formal (mulai 11 tahun)
              Berpikir operasional formal mempunyai dua sifat yang penting:
      a) Sifat deduktif-hipotesis
                 Anak yang berpikir operasional formal, akan bekerja dengan cara
          lain. Ia akan memikirkan dulu secara teoretis, menganalisis masalahnya
          dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang ada. Atas dasar analisisnya
          ini, lalu membuat suatu strategi penyelesaian. Analisis teoretis ini dapat
          dilakukan secara verbal. Anak lalu mengadakan proposisi-proposisi
          tertentu, kemudian mencari hubungan antara proposisi yang berbeda-
          beda tadi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka berpikir operasional
          formal juga disebut berpikir proposional.
      b) Berpikir operasional formal juga berpikir kombinatoris
                 Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan
          berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisisnya. Berpikir
          operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah
          laku “problem solving” yang ilmiah, serta memungkinkan untuk
          mengadakan pengujian hipotesis dengan variabel-variabel tergantung.
      c) Perpindahan dari berpikir pra-operasional ke operasional konkret
                 Piaget menciptakan sejumlah tugas yang dapat menggambarkan
          perpindahan dari berpikir pra-operasioanal ke operasional konkret.
          Tugas ini dipandang sebagai tugas kriterium, artinya bila anak dapat
          menyelesaikan tugasnya maka ia berada di dalam stadium operasional
          konkret.
       Menurut Jean Piaget (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009:
1.15) mengemukakan empat tahap proses anak sampai mampu berpikir seperti
orang dewasa, yaitu :
 1) Tahap sensori motor (0,0 - 2,0)
Pada tahap ini mencakup hampir keseluruhan gejala yang berhubungan
   langsung dengan panca indra. Anak saat mulai mencapai kematangan dan
   mulai memperoleh keterampilan berbahasa , mereka menerapkannya dalam
   objek yang nyata dan anak mulai memahami hubungan antara nama yang
   diberikan pada suatu benda.
2) Tahap praoperasional (2,0 – 7,0)
   Pada tahap ini, anak berkembang sangat pesat. lambang-lambang bahasa yang
   digunakan untuk menunjukkan suatu benda konkret bertambah pesat serta
   mampu mengambil keputusan berdasarkan intuisi, bukan berdasarkan rasional
   serta mampu mengambil suatu kesimpulan atas apa yang telah diketahuinya
   walaupun hanya sebagian kecil.
3) Tahap operasional konkret (7,0 – 11,0)
   Pada tahap ini, anak sudah mampu untuk berpikir secara logis. Mereka
   mampu berpikir secara sistematis untuk mencapai suatu pemecahan masalah.
   Pada tahap ini permasalahan yang muncul pada anak adalah permasalahan
   yang konkret. Anak akan menemui kesulitan apabila diberi tugas untuk
   mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi.
4) Tahap operasional formal (11,0 – 15,0)
   Pada tahap ini anak sudah memiliki pola pikir seperti orang dewasa. Mereka
   mampu menerapkan cara berpikir dari berbagai permasalahan yang dihadapi.
   Anak sudah mampu memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk suatu ide
   dan mampu berpikir tentang masa depan secara realistis.
       Berdasarkan pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar adalah berada pada
masa perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek yang berkembang pada diri
anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan
menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses
pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke
dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis,
mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan
   sesuatu yang masih tersembunyi. Pada masa usia ini, anak suka menyelidik
   berbagai hal serta anak juga memiliki rasa ingin selalu mencoba dan
   bereksperimen. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar serta mulai menjelajah
   dan mengeksplorasi berbagai hal. Anak sudah mulai terdorong untuk berprestasi
   di sekolahnya, tetapi anak juga masih senang untuk bermain dan bergembira.
   Berdasarkan hal ini, guru sepatutnya lebih memahami dunia anak.
B. Pengertian membaca senyap
          Membaca senyap atau membaca dalam hati (silent reading) ialah kegiatan
   membaca yang melibatkan ingatan visual (visual memory) dan pengaktifan mata
   dan ingatan. Tujuan utama membaca jenis ini adalah untuk memperoleh informasi
   dan pemahaman. Membaca mentalis ialah kunci bagi segala ilmu pengetahuan.
   Membaca mentalis merupakan aktiviti membaca yang dapat menguasai
   sebahagian besar hidup kita. Dibandingkan dengan membaca nyaring, dapat
   dilakukan di mana-mana sahaja. Ketika kegiatan membaca dilakukan, orang lain
   tidak terganggu.
          Dalam kehidupan yang sebenar, setiap anggota masyarakat membaca
   bahan-bahan yang sesuai dengan selera dan pilihan masing-masing. Ini dilakukan
   tanpa paksaan daripada mana-mana pihak. Membaca secara perseorangan
   menuntut selera masing-masing dan ini disebut sebagai personalized reading.
   Pengajaran membaca seperti ini merupakan satu falsafah pengajaran yang
   melibatkan satu pendekatan terhadap organisasi kelas. Berdasarkan konsep
   bahawa setiap kanak-kanak harus mencari, memilih, melangkah dan maju sendiri,
   program membaca perseorangan adalah satu strategi yang amat menarik. Hal ini
   dipercayai dapat memenuhi keperluan individu tersebut secara berkesan.
          Biasanya, membaca dalam hati atau membaca senyap ini melibatkan dua
   jenis bacaan, iaitu membaca intensif dan membaca ekstensif. Kedua-duanya
   mempunyai ciri-ciri yang tersendiri.
Oleh itu, bacaan mentalis ialah bacaan yang disuarakan dalam hati atau
  menukarkan isi bacaan kepada maknanya tanpa mengeluarkan suara. Kelajuan
  bacaan mentalis lebih pantas daripada bacaan mekanis kerana beberapa perkara
  yang dilakukan dalam bacaan mekanis seperti nada suara, sebutan yang jelas dan
  sebagainya tidak diperlukan dalam bacaan mentalis. Bacaan mentalis ini
  dijalankan sesudah murid-murid mencapai kemahiran dan kecekapan bacaan
  mekanis.
         Dalam sistem pembelajaran yang menggunakan kebiasaan membaca
  senyap ini nanti siswa dapat melakukannya di halaman sekolah atau di luara
  sekolah. Agar siswa juga tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran tersebut.
C. Gemar Membaca
         Gemar artinya suka, senang sekali. Sementara minat yaitu perhatian,
  kesukaan/kecenderungan hati akan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi
  gemar membaca dapat diartikan sebagai kesukaan akan membaca, ada
  kecenderungan hati ingin membaca. Dengan demikian Gemar baca seseorang
  berimbas kepada jumlah koleksi yang pernah dibaca yang bersangkutan (bukan
  buku pelajaran/modul/buku paket sekolah). Adapun koleksi bacaan yang
  dikonsumsi bisa diperoleh dari mana pun juga. Hal ini berkaitan dengan peran
  toko buku, taman bacaan, atau perpustakaan. Bila mana minat baca sudah
  tumbuh, maka dibutuhkan fasilitas (buku/majalah/koran, dan sebainya) yang
  memadai. Suatu kenyataan jika, di ranah Indonesia ini masih sedikit yang
  memiliki koleksi bacaan sendiri. Sebagian besar koleksi diperoleh dengan
  meminjam atau membaca di sebuah kedai/toko buku atau perpustakaan. Bahkan
  bagi mereka yang mampu (dana berlebih) bisa mengakses melalui internet, pun
  memiliki perpustakaan sendiri. Dengan demikian, adanya minat baca sehingga
  gemar membaca belumlah merata. Kembali pada pertanyaan di atas, siapakah
  yang harus menumbuhkan budaya gemar membaca? Harapan kita tentunya, jika
  melek huruf sudah terjadi, seseorang akan berminat untuk membaca segala
  sesuatu, selanjutnya menjadi gemar membaca.
D. Menulis
   Pengertian Menulis
          Menulis merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa, menulis
   memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa Indonesia,
   namun kadang guru mengalami kesulitan dalam mengajarkannya. Hal tersebut
   terjadi karena menulis merupakan ketrampilan yang sangat kompleks.
          Banyak ahli yang berpendapat tentang pengertian menulis diantaranya:
          Akhadiah (1994:2-3) menyatakan bahwa aktivitas menulis adalah aktivitas
   untuk mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-
   lambang kebahasaan.
          Tarigan (1994:13) mengatakan bahwa, menulis merupakan suatu
   ketrampilan bahasa yang digunakan untuk komunikasi secara tidak langsung.
   Lebih lanjut menulis dikatakan sebagai proses menuliskan lambang-lambang
   grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami sehingga orang lain
   dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami
   bahan dan gambaran grafik tersebut. Sementara Marahimin (1994:13)
   menyebutkan bahwa menulis adalah usaha untuk berkomunikasi yang mempunyai
   aturan main serta kebiasaan-kebiasaan sendiri (kaidah).
          Pendapat lain mengatakan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi
   berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis
   melibatkan unsure penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan,
   saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. (Yunus dalam
   Nugroho, 2009).
          Jadi, pada dasarnya ketrampilan menulis merupakan serangkaian aktivitas
   berpikir menuangkan gagasan untuk menghasilkan suatu bentuk tulisan yang
   dapat di jadikan sebagai sarana penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca.
Hipotesis Tindakan
   •   Jika siswa kelas IV SDN 01 Winongo Kota Madiun di ajarkan dengan
       menggunakan kebiasaan membaca senyap maka gemar membaca siswa dalam
       kegiatan belajar akan meningkat.
   •   Jika siswa kelas IV SDN 01 Winongo Kota Madiun di ajarkan dengan
       menggunakan kebiasaan membaca senyap maka aktivitas menulis siswa
       dalam kegiatan belajar akan meningkat.
BAB III
                                Metode Penelitian


A. Tempat dan Waktu Penelitian
   1. Tempat penelitian
      Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Winongo Kota Madiun Tahun
      Pelajaran 2012/2013.
   2. Waktu penelitian
      Waktu penelitiann dimulai sejak bulan Oktober 2012 sampai bulan November
      2012.
B. Subjek Penelitian
   Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B semester 1 SDN 01 Winongo Kota
   Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013.
C. Prosedur Penelitian
   PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap
   seperti pada gambar di bawah ini.
     PERENCANAAN          TINDAKAN         OBSERVASI       MEREFLEKSI




                       Gambar: Prosedur pelaksanaan PTK
   Menurut Taggart (dalam Zainal, 2006:30), prosedur pelaksanaan PTK mencakup
   1. Perencanaan tindakan
              Dalam tahap ini, guru mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan
      dalam penelitian. Kegiatan ini berupa pembuatan rencana pelaksanaan
      pembelajaran (RPP) mulai dari siklus I sampai siklus I, penyampaian materi
      pelajaran mulai dari siklus I sampai siklus II, penyiapan media pembelajaran,
      menyiapkan lembar kerja siswa mulai siklus I sampai II, serta menyiapkan
      istrumen penelitian yang berupa : (a) lembar aktivitas guru dan lembar
aktivitas siswa, (b) Hasil kerja siswa. Semua instrument disiapkan mulai dari
  siklus I sampai siklus II.
2. Implementasi Pembelajaran dan Observasi
          Pada tahap ini dilakukan tidakan pemecahan masalah sebagaimana
   telah dirumuskan pada RPP. Kegiatan            pembelajaran diawali   dengan
   melakukan tanya jawab mengenai ide pokok dan menentukan ide pokok
   dengan menerapkan kebiasaan membaca senyap. Setelah itu, guru membagi
   siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang
   berdasarkan letak tempat duduknya. Jadi mereka belajar dan bekerja dengan
   berhadap-hadapan, kemudian guru memberi             media pembelajaran   dan
   melakukan observasi         terhadap proses belajar mengajar di kelas dengan
   menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat.
          Pengambilan data dilaksananakan pada dua siklus dan tiap siklus
  terdapat
      Siklus
                                     Tabel 3.1
                               Pelaksanaan Observasi
   Siklus                      Kegiatan                 Hari / tanggal
   Siklus I                    Pertemuan ke- 1 dan 2    Selasa, 23 Oktober 2012
                                                        Jumat, 26 Oktober 2012
   Siklus II                   Pertemuan ke- 1 dan 2    Selasa, 6 November 2012
                                                        Selasa, 13 November 2012
  SIKLUS I
          Pada siklus I, guru melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang
  telah digambarkan pada RPP yaitu siswa membentuk kelompok yang terdiri
  atas 4-5 orang, siswa mendapatkan lembar contoh teks bacaan bergambar
  yang sudah disiapkan. Setelah itu siswa disuruh membaca senyap dengan
  kelompoknya, kemudian mereka mendiskusikan ide pokok dalam bacaan
  tersebut dengan kelompoknya.
Selama kegiatan mengajar berlangsung, satu orang pengamat yaitu
      peneliti itu sendiri mengamati kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung
      serta memberikan penilaian yang sesuai        dengan istrumen yang tersedia.
      Instrumen yang digunakan yaitu : lembar aktivitas guru, lembar aktiviats
      siswa dan hasil belajar siswa. Dalam implentasi dan observasi dirangsang
      menjadi dua siklus.
      SIKLUS 2
              Pada siklus 2, guru melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang
      telah digambarkan pada RPP yaitu siswa membentuk kelompok yang terdiri
      dari 4-5 orang, siswa diberi bacaan bergambar yang sudah disiapkan dan
      kemudian siswa melakukan kegiatan membaca senyap dan menentukan ide
      pokok dalam bacaan bergambar tersebut.
   3. Refleksi
              Refleksi   merupakan     pemahaman      ulang    perenungan      terhadap
      pembelajaran yang dilakukan. Hasil yang didapat dalam tahap implementasi
      dan observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil analisis guru dapat
      direfleksi. Dengan    melihat data observasi guru dapat mengevaluasi         diri
      sendiri yang melihat sejauh mana kemampuan siswa terhadap gemar
      membaca dan dapat menuliskan ide pokok dalam bacaan yang sudah
      disiapkan.
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
   1. Data
      Dalam penelitian ini data yang akan di ambil adalah:
      a. Gemar membaca siswa
      b. Menulis siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
          Pengumpulan data tiap-tiap siklus dalam penelitian ini adalah melalui
   teknik yaitu lembar observasi, tes hasil belajar dan lembar respon siswa.
1) Melakukan Observasi
          Melakukan obsevasi aktivitas siswa         dan guru dilakukan untuk
   mengetahui dan memperoleh gambaran serta obyektif kondisi selama proses
   pembelajaran berlangsung, serta mengamati sikap siswa selama          tidakan
   penelitian dilakukan.
2) Melakukan tes hasil belajar
          Tes dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar mengajar
   siswa ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan topik tersebut
   siswa menyusun karangan narasi dan operasi hitung sesuai dengan media
   yang direncanakan.Tes hanya dilakukan satu kali dalam tiap putaran. Setiap
   jawaban siswa dinilai oleh guru berdasarkan kemampuan          dalam kaidah-
   kaidah yang sesuai dengan aspek yang telah ditentukan di RPP. Nilai tersebut
   diambil dari nilai penjumlahan tiap aspek yang dinilai.
BAB V
                                  PENUTUP


A. Kesimpulan
  Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Penerapan kebiasaan membaca senyap sangat membantu siswa untuk gemar
     membaca dan menulis, tetapi juga sangat berguna untuk membantu siswa
     dalam memahami sebuah teks bacaan.
  2. Penerapan kebiasaan membaca senyap dapat meningkatkan gemar membaca
     siswa.
  3. Penerapan kebiasaan membaca senyap dapat meningkatkan gemar aktivitas
     menulis siswa.
B. Saran
  1. Guru
     Guru hendaknya dalam kegiatan pembelajaran jangan memilih metode
     pembelajaran yang sangat efektif dan jangan hanya menggunakan metode
     ceramah saja.
  2. Siswa
     Siswa hendaknya lebih serius dalam proses kegiatan pembelajaran
     berlangsung agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancer dan efektif.
Daftar Pustaka



Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

       VI. Jakarta: Rineka Cipta

Debdiknas, 2006. Standar Kompentensi Lulusan Mata Pelajaran               Bahasa
           Indonesia SD,SMP/MTS, SMA/MA, SMK Jakarta: Depdiknas

http://srlumapas-bru4.blogspot.com/2012/02/aktiviti-program-membaca-membaca-
senyap.html
http://sdntemenggungankabprob.blogspot.com/2009/08/membaca-senyap.html

Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Menulis Sebagai suatu keterampilan berbahasa.

        Jakarta: Balai Pustaka

http://www.pemustaka.com/topik/pengertian-gemar-membaca#_

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Irman Ramly
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1saeful_4h13
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDTatik prisnamasari
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMuhammadKoharudin1
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfWahyuNurSaputra1
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...IrmadaBoheaIR
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaHildaNuraeni
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Soal Universitas Terbuka
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilanJiehan Liya
 
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Sanjaya Ops
 
Makalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasMakalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasImam181993
 
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester IISilabus IPA SD Kelas 4 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester IITri Suwandi
 

Mais procurados (20)

Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
Modul 1.1. Angkatan 5 Reguler. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Final...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 BAB 2 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
Konsep pembelajaran seni terpadu (lengkap) ok 1
 
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDContoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
Contoh RPP MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
2.1.a.9. KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
 
Rpp kelas 4 ipa
Rpp kelas 4 ipaRpp kelas 4 ipa
Rpp kelas 4 ipa
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Ujian Seminar .pptx
Ujian Seminar .pptxUjian Seminar .pptx
Ujian Seminar .pptx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
 
Penilaian Afektif
Penilaian AfektifPenilaian Afektif
Penilaian Afektif
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja SiswaPenilaian Unjuk Kerja Siswa
Penilaian Unjuk Kerja Siswa
 
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdfFORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
FORM PENILAIAN PROYEK P5.pdf
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan revisi 2018
 
Makalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasMakalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelas
 
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester IISilabus IPA SD Kelas 4 Semester II
Silabus IPA SD Kelas 4 Semester II
 

Destaque

Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Asep Cell
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposalmumukholisah
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Operator Warnet Vast Raha
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkMariz Cha Cha
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk aslidynaayu
 
Cover ptk
Cover ptkCover ptk
Cover ptkwhuyand
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk destiDeSty ARum
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuDody Perdana
 
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Ana' Idiw
 
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhir
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhirPedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhir
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhirdudun9
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPrapto Ari Perwira
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusAhmad NazRi
 

Destaque (20)

Prposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sdPrposal ptk ipa sd
Prposal ptk ipa sd
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptkCover, abstrak, daftar isi proposal ptk
Cover, abstrak, daftar isi proposal ptk
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Ptk asli
Ptk asliPtk asli
Ptk asli
 
Cover ptk
Cover ptkCover ptk
Cover ptk
 
Daftar isi proposal samsia
Daftar isi proposal samsiaDaftar isi proposal samsia
Daftar isi proposal samsia
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk desti
 
Makalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyuMakalah konservasi penyu
Makalah konservasi penyu
 
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
Media & Alat Peraga Pembelajaran Bisnis "Kewirausahaan"
 
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhir
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhirPedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhir
Pedoman usulan proposal ta dan laporan tugas akhir
 
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbingPGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
PGSD UMS a510070034 cover proposal ptk catatan terbimbing
 
Skripsi matematika dari pdf
Skripsi matematika dari pdfSkripsi matematika dari pdf
Skripsi matematika dari pdf
 
contoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VIcontoh PTK Matematika Kelas VI
contoh PTK Matematika Kelas VI
 
Proposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linusProposal kajian tindakan linus
Proposal kajian tindakan linus
 

Semelhante a MEMBACA SENYAP MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAFAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAEffy Haridth
 
masalah dalam dan luaran membaca
masalah dalam dan luaran membacamasalah dalam dan luaran membaca
masalah dalam dan luaran membacaEFFY HARIDTH
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaFAJAR MENTARI
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanWisda Putri
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianDHEluvELI
 
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Ka Jejen
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap printdhesiasri
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap printdhesiasri
 
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. diriku
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. dirikuBuku siswa kelas 1 sd tematik 1. diriku
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. dirikudwi_rahmamosa
 
Refleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaranRefleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaranPermata_An-Nur
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarmaulida_molie
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Mul Yadi
 
Tugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyTugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyagtriniranty
 

Semelhante a MEMBACA SENYAP MENINGKATKAN MINAT BELAJAR (20)

FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACAFAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
FAKTOR DALAMAN DAN LUARAN MEMBACA
 
masalah dalam dan luaran membaca
masalah dalam dan luaran membacamasalah dalam dan luaran membaca
masalah dalam dan luaran membaca
 
MEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITISMEMBACA KRITIS
MEMBACA KRITIS
 
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada SiswaMakalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
Makalah Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa
 
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainanPembelajaran membaca permulaan melalui permainan
Pembelajaran membaca permulaan melalui permainan
 
Ptk'ku
Ptk'kuPtk'ku
Ptk'ku
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
Kemampuan membaca teks wacana pendek dalam hati
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap print
 
Proposal pak edy siap print
Proposal pak edy   siap printProposal pak edy   siap print
Proposal pak edy siap print
 
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. diriku
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. dirikuBuku siswa kelas 1 sd tematik 1. diriku
Buku siswa kelas 1 sd tematik 1. diriku
 
Refleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaranRefleksi pembelajaran mikropengajaran
Refleksi pembelajaran mikropengajaran
 
Ukg bi UT RAHA
Ukg bi UT RAHA Ukg bi UT RAHA
Ukg bi UT RAHA
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
 
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab 1
 
Tugas word agtri niranty
Tugas word agtri nirantyTugas word agtri niranty
Tugas word agtri niranty
 

MEMBACA SENYAP MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

  • 1. UPAYA PENINGKATAN GEMAR MEMBACA DAN MENULIS DENGAN KEBIASAAN MEMBACA SENYAP PADA SISWA KELAS 3 SDN 01 WINONGO KECAMATAN WINONGO KABUPATEN MADIUN TAHUN AJARAN 2012/2013 PROPOSAL DISUSUN : MUHAMMAD ROFI’I NPM.09141145 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7). Membaca adalah sebuah ketrampilan. Setiap orang memiliki kecepatan membaca yang berbeda. Namun yang jelas, semua orang bisa meningkatkankemampuan membacanya, meskipun tidakada tuntutan bagi siapapun untuk memiliki kecepatan membaca yang sama dengan orang lain. Hal ini bergantung pada status dan kepentingan masing-masing. Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah. Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (baca: menyusun atau marangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan. Pokok persoalan di dalam tulisan disebut gagasan atau pikiran. Gagasan tersebut menjadi dasar bagi berkembangnya tulisan tersebut. Gagasan pada
  • 3. sebuah tulisan bisa bermacam-macam, bergantung pada keinginan penulis penulis. Melalui tulisannya, penulis bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, pendapat, kehendak dan pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat). Membaca senyap (silent reading). Secara garis besar, membaca senyap dapat di bagi atas: a. membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Membaca ekstensif meliputi: membaca survei (survei reading), membaca sekilas (skimming), membaca dangkal (superficial reading) b. membaca intensif yaitu studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Yang termasukke dalam membaca intensif yaitu membaca telaah isi (content reading) dan membaca telaah (linguistic study reading). Pada zaman sekarang kebanyak siswa yang tidak suka membaca, faktor yang mempengaruhi kemampuan serta minat membaca dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori, yakni faktor-faktor yang bersifat intrinsik (yang berasal dari pembaca) dan faktor yang bersifat ekstrinsik (berasal dari luar pembaca). a. Faktor-faktor intrinsik, meliputi: • Kepemilikan kompetensi bahasa si pembaca • Minat • Kemampuan membacanya b. Faktor-faktor ekstrinsik dibagi menjadi 2 kategori yaitu: 1) unsur-unsur yang berasal dari dalam bacaan, yakni keterbacaan dan organisasi teks atau wacana
  • 4. 2) unsur-unsur yang berasal dari lingkungan baca, yakni berkenaan fasilitas, guru, model pembelajaran. Kebanyakan siswa yang kurang sukanya membaca buku dan menulis, biasanya siswa tersebut kurang minat membaca, mereka hanya melihat gambar- gambar yang ada di buku tersebut. Kurang menariknya buku tersebut terhadap minat membaca siswa. pergaulan siswa, contohnya saja temannya ada yang mau membaca, tetapi teman satunya mengajaknya untuk bermain. Contohnya di SDN 01 Winongo, di sana terdapat beberapa siswa yang tidak senang membaca buku, terutama pada siswa kelas 3. Padahal di sekolah tersebut sudah menyiapkan perpustakaan dengan bermacam-macam buku, mulai dari buku bacaan sekolah, buku-buku cerita, dll. Terkadang juga ada siswa yang datang ke perpustakaan untuk bermain dengan temanya, seharusnya perpustakaan itu tempat untuk belajar. Pada dasarnya membaca adalah sebuah ketrampilan. Selain membaca siswa juga kurang minatnya terhadap menulis, si penulis pernah menjumpai beberapa siswa yang tidak senang menulis, siswa tersebut lebih memilih menggambar dari pada mengerjakan tugasnya. Dengan membaca senyap siswa dapat dengan teliti menelusuri kalimat demi kalimat yang bagaikan barisan semut. Baris demi baris di bacanya untuk memahami makna dan isi bacaan. Siswa dapat membaca buku dengan membaca senyap di mana pun yang mereka inginkan. Dengan membaca senyap siswa dapat lebih memahami isi buku yang di bacanya, dan siswa dapat menuliskan suatu pokok-pokok bahasan dengan tepat pada buku tersebut. Pada dasarnya membaca senyap adalah membaca dengan tanpa mengeluarkan suara sekecil apapun, dan memahami isi teks bacaan tersebut di dalam hati. Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti terdorong untuk meningkatkan gemar membaca dan menulis siswa dengan kebiasaan membaca senyap.
  • 5. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Gemar membaca dan menulis yang di miliki siswa kelas IV Winongo masih kurang 2. Kurangnya minat membaca dalam aktivitas belajar sehari-hari. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mengambil rumusan masalah yang di ajukan proposal sebagai berikut : • Bagaimana upaya peningkatan membaca menulis siswa kelas 3 di SDN 01 Winongo tahun pelajaran 2012-2013? D. Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah kurangnya minat gemar membaca dan menulis pada siswa kelas 4 SDN 01 Winongo kota madiun akan dilakukan pembelajaran dengan menggunakan kebiasaan membaca senyap. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut ,tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam pemilihan metode yang cocok untuk di gunakan dalam kegiatan pembelajaran. 2. Tujuan Khusus meningkatkan gemar membaca dan menulis siswa.
  • 6. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa a. Lebih bersemangat dalam membaca buku. b. Tidak menganggap bahwa membaca itu membosankan. 2. Bagi guru a. Sebagai masukan dalam pemilihan metode pembelajaran. b. Menambah pengetahuan bagi guru yaitu upaya peningkatan gemar membaca dan menulis siswa dengan kebiasaan membaca senyap. 3. Bagi sekolah a. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kualitas pendidikan sekolah b. Dapat di jadikan sebagai bahan referensi dalam menentukan sebuah kebijakan. 4. Bagi penulis a. Dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian. b. Untuk menerapkan pengetahuan yang di peroleh, dan berlatih mandiri dalam memecahkan masalah.
  • 7. BAB II Kajian Pustaka A. Karakteristik Siswa Kelas IV SD Tahapan perkembangan anak yang penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya adalah pada masa usia sekolah dasar (sekitar 6,0 – 12,0). Karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar masih termasuk dalam tahap atau fase pertumbuhan dan perkembangan. Siswa kelas IV sekolah dasar biasanya berumur antara 10-11 tahun. Perkembangan setiap individu tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi dalam beberapa aspek. Havighurst (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009: 1.21) mengemukakan bahwa “setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan sosial”. Kartono (dalam Sobur Alex, 2009: 128) mengemukakan bahwa pertumbuhan sebagai “Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, dalam passage/peredaran waktu tertentu”. Kartono juga mendefinisikan tentang perkembangan sebagai perubahan psikofisis sebagai hasil proses pematangan fungsi psikis dan fisis pada anak dengan ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar menuju kedewasaan. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sama. Erik Erikson (dalam Rita Eka Izzati, dkk, 2008: 25-26) menggolongkan masa remaja/10-20 tahun ke dalam siklus identitas dan kebingungan identitas. Pada masa ini anak dihadapkan pada penemuan siapa diri mereka, bagaimana nantinya, serta kemana anak tersebut menuju dalam kehidupannya. Anak dihadapkan banyak peran baru dan status orang dewasa. Jika pada masa ini anak ditolak perannya oleh orang tua, maka anak tidak memamadai dalam menjajaki banyak peran nantinya.
  • 8. Siti Rahayu Haditono (2006: 214) membagi fase perkembangan menjadi empat yaitu: 1) Stadium sensori-motorik (0-18 atau 24 bulan) Pada stadium ini nampak perkembangan anak. Pada mulanya anak bergerak terus atas dasar tingkah laku refleksi murni. Sama sekali belum ada differensiasi antara anak dan sekitarnya. Baru pada akhir periode ini nampak differensiasi yang jelas antara subjek dan objek. Contoh yang paling jelas mengenai arah perkembangan ini adalah gejala permanensi objek. Bagi anak umur 8 bulan objek tidak ada eksistensinya lagi bila misalnya disembunyikan di belakang layar. Baru sekitar umur 9-12 bulan anak mampu untuk menemukan kembali objek-objek yang disembunyikan. Anak pada usia ini hanya mencarinya di tempat objek tadi disembunyikan pertama kali. 2) Stadium Pra-operasional (± 18 bulan-7 tahun) Pada proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolis, berpikir pra-operasional masih sangat egosentris. Anak belum mampu untuk mengambil perspektif orang lain. Cara berpikir pra-operasional sangat memusat. Bila anak dikonfontrasi dengan situasi yang multi-dimensional, maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi saja dan mengabaikan dimensi-dimensi lain dan akhirnya mengabaikan hubungan antara dimensi-dimensi ini. Sangat khusus bagi anak dalam periode ini adalah percakapan antara orang dewasa dan anak. 3) Stadium operasional konkret (7-11 tahun) Stadium operasional konkret dapat menjadi ciri-ciri negatif pada stadium berpikir pra-operasional. Cara berpikir anak yang operasional konkret kurang egosentris. Ada kekurangan dalam cara berpikir operasional konkret. Anak mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Anak belum mampu untuk menyelesaikan
  • 9. masalah dengan baik apabila dihadapkan dengan masalah secara verbal tanpa ada bahan yang konkret. 4) Stadium operasional formal (mulai 11 tahun) Berpikir operasional formal mempunyai dua sifat yang penting: a) Sifat deduktif-hipotesis Anak yang berpikir operasional formal, akan bekerja dengan cara lain. Ia akan memikirkan dulu secara teoretis, menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang ada. Atas dasar analisisnya ini, lalu membuat suatu strategi penyelesaian. Analisis teoretis ini dapat dilakukan secara verbal. Anak lalu mengadakan proposisi-proposisi tertentu, kemudian mencari hubungan antara proposisi yang berbeda- beda tadi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka berpikir operasional formal juga disebut berpikir proposional. b) Berpikir operasional formal juga berpikir kombinatoris Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana melakukan analisisnya. Berpikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku “problem solving” yang ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan variabel-variabel tergantung. c) Perpindahan dari berpikir pra-operasional ke operasional konkret Piaget menciptakan sejumlah tugas yang dapat menggambarkan perpindahan dari berpikir pra-operasioanal ke operasional konkret. Tugas ini dipandang sebagai tugas kriterium, artinya bila anak dapat menyelesaikan tugasnya maka ia berada di dalam stadium operasional konkret. Menurut Jean Piaget (dalam Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, 2009: 1.15) mengemukakan empat tahap proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa, yaitu : 1) Tahap sensori motor (0,0 - 2,0)
  • 10. Pada tahap ini mencakup hampir keseluruhan gejala yang berhubungan langsung dengan panca indra. Anak saat mulai mencapai kematangan dan mulai memperoleh keterampilan berbahasa , mereka menerapkannya dalam objek yang nyata dan anak mulai memahami hubungan antara nama yang diberikan pada suatu benda. 2) Tahap praoperasional (2,0 – 7,0) Pada tahap ini, anak berkembang sangat pesat. lambang-lambang bahasa yang digunakan untuk menunjukkan suatu benda konkret bertambah pesat serta mampu mengambil keputusan berdasarkan intuisi, bukan berdasarkan rasional serta mampu mengambil suatu kesimpulan atas apa yang telah diketahuinya walaupun hanya sebagian kecil. 3) Tahap operasional konkret (7,0 – 11,0) Pada tahap ini, anak sudah mampu untuk berpikir secara logis. Mereka mampu berpikir secara sistematis untuk mencapai suatu pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang muncul pada anak adalah permasalahan yang konkret. Anak akan menemui kesulitan apabila diberi tugas untuk mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi. 4) Tahap operasional formal (11,0 – 15,0) Pada tahap ini anak sudah memiliki pola pikir seperti orang dewasa. Mereka mampu menerapkan cara berpikir dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Anak sudah mampu memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk suatu ide dan mampu berpikir tentang masa depan secara realistis. Berdasarkan pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar adalah berada pada masa perkembangan dan pertumbuhan. Banyak aspek yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis,
  • 11. mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi. Pada masa usia ini, anak suka menyelidik berbagai hal serta anak juga memiliki rasa ingin selalu mencoba dan bereksperimen. Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar serta mulai menjelajah dan mengeksplorasi berbagai hal. Anak sudah mulai terdorong untuk berprestasi di sekolahnya, tetapi anak juga masih senang untuk bermain dan bergembira. Berdasarkan hal ini, guru sepatutnya lebih memahami dunia anak. B. Pengertian membaca senyap Membaca senyap atau membaca dalam hati (silent reading) ialah kegiatan membaca yang melibatkan ingatan visual (visual memory) dan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca jenis ini adalah untuk memperoleh informasi dan pemahaman. Membaca mentalis ialah kunci bagi segala ilmu pengetahuan. Membaca mentalis merupakan aktiviti membaca yang dapat menguasai sebahagian besar hidup kita. Dibandingkan dengan membaca nyaring, dapat dilakukan di mana-mana sahaja. Ketika kegiatan membaca dilakukan, orang lain tidak terganggu. Dalam kehidupan yang sebenar, setiap anggota masyarakat membaca bahan-bahan yang sesuai dengan selera dan pilihan masing-masing. Ini dilakukan tanpa paksaan daripada mana-mana pihak. Membaca secara perseorangan menuntut selera masing-masing dan ini disebut sebagai personalized reading. Pengajaran membaca seperti ini merupakan satu falsafah pengajaran yang melibatkan satu pendekatan terhadap organisasi kelas. Berdasarkan konsep bahawa setiap kanak-kanak harus mencari, memilih, melangkah dan maju sendiri, program membaca perseorangan adalah satu strategi yang amat menarik. Hal ini dipercayai dapat memenuhi keperluan individu tersebut secara berkesan. Biasanya, membaca dalam hati atau membaca senyap ini melibatkan dua jenis bacaan, iaitu membaca intensif dan membaca ekstensif. Kedua-duanya mempunyai ciri-ciri yang tersendiri.
  • 12. Oleh itu, bacaan mentalis ialah bacaan yang disuarakan dalam hati atau menukarkan isi bacaan kepada maknanya tanpa mengeluarkan suara. Kelajuan bacaan mentalis lebih pantas daripada bacaan mekanis kerana beberapa perkara yang dilakukan dalam bacaan mekanis seperti nada suara, sebutan yang jelas dan sebagainya tidak diperlukan dalam bacaan mentalis. Bacaan mentalis ini dijalankan sesudah murid-murid mencapai kemahiran dan kecekapan bacaan mekanis. Dalam sistem pembelajaran yang menggunakan kebiasaan membaca senyap ini nanti siswa dapat melakukannya di halaman sekolah atau di luara sekolah. Agar siswa juga tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran tersebut. C. Gemar Membaca Gemar artinya suka, senang sekali. Sementara minat yaitu perhatian, kesukaan/kecenderungan hati akan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi gemar membaca dapat diartikan sebagai kesukaan akan membaca, ada kecenderungan hati ingin membaca. Dengan demikian Gemar baca seseorang berimbas kepada jumlah koleksi yang pernah dibaca yang bersangkutan (bukan buku pelajaran/modul/buku paket sekolah). Adapun koleksi bacaan yang dikonsumsi bisa diperoleh dari mana pun juga. Hal ini berkaitan dengan peran toko buku, taman bacaan, atau perpustakaan. Bila mana minat baca sudah tumbuh, maka dibutuhkan fasilitas (buku/majalah/koran, dan sebainya) yang memadai. Suatu kenyataan jika, di ranah Indonesia ini masih sedikit yang memiliki koleksi bacaan sendiri. Sebagian besar koleksi diperoleh dengan meminjam atau membaca di sebuah kedai/toko buku atau perpustakaan. Bahkan bagi mereka yang mampu (dana berlebih) bisa mengakses melalui internet, pun memiliki perpustakaan sendiri. Dengan demikian, adanya minat baca sehingga gemar membaca belumlah merata. Kembali pada pertanyaan di atas, siapakah yang harus menumbuhkan budaya gemar membaca? Harapan kita tentunya, jika melek huruf sudah terjadi, seseorang akan berminat untuk membaca segala sesuatu, selanjutnya menjadi gemar membaca.
  • 13. D. Menulis Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa, menulis memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pengajaran bahasa Indonesia, namun kadang guru mengalami kesulitan dalam mengajarkannya. Hal tersebut terjadi karena menulis merupakan ketrampilan yang sangat kompleks. Banyak ahli yang berpendapat tentang pengertian menulis diantaranya: Akhadiah (1994:2-3) menyatakan bahwa aktivitas menulis adalah aktivitas untuk mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang- lambang kebahasaan. Tarigan (1994:13) mengatakan bahwa, menulis merupakan suatu ketrampilan bahasa yang digunakan untuk komunikasi secara tidak langsung. Lebih lanjut menulis dikatakan sebagai proses menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut apabila mereka memahami bahan dan gambaran grafik tersebut. Sementara Marahimin (1994:13) menyebutkan bahwa menulis adalah usaha untuk berkomunikasi yang mempunyai aturan main serta kebiasaan-kebiasaan sendiri (kaidah). Pendapat lain mengatakan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsure penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. (Yunus dalam Nugroho, 2009). Jadi, pada dasarnya ketrampilan menulis merupakan serangkaian aktivitas berpikir menuangkan gagasan untuk menghasilkan suatu bentuk tulisan yang dapat di jadikan sebagai sarana penyampaian pesan dari penulis kepada pembaca.
  • 14. Hipotesis Tindakan • Jika siswa kelas IV SDN 01 Winongo Kota Madiun di ajarkan dengan menggunakan kebiasaan membaca senyap maka gemar membaca siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat. • Jika siswa kelas IV SDN 01 Winongo Kota Madiun di ajarkan dengan menggunakan kebiasaan membaca senyap maka aktivitas menulis siswa dalam kegiatan belajar akan meningkat.
  • 15. BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Winongo Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu penelitian Waktu penelitiann dimulai sejak bulan Oktober 2012 sampai bulan November 2012. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B semester 1 SDN 01 Winongo Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. C. Prosedur Penelitian PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti pada gambar di bawah ini. PERENCANAAN TINDAKAN OBSERVASI MEREFLEKSI Gambar: Prosedur pelaksanaan PTK Menurut Taggart (dalam Zainal, 2006:30), prosedur pelaksanaan PTK mencakup 1. Perencanaan tindakan Dalam tahap ini, guru mempersiapkan segala sesuatu yang digunakan dalam penelitian. Kegiatan ini berupa pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mulai dari siklus I sampai siklus I, penyampaian materi pelajaran mulai dari siklus I sampai siklus II, penyiapan media pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa mulai siklus I sampai II, serta menyiapkan istrumen penelitian yang berupa : (a) lembar aktivitas guru dan lembar
  • 16. aktivitas siswa, (b) Hasil kerja siswa. Semua instrument disiapkan mulai dari siklus I sampai siklus II. 2. Implementasi Pembelajaran dan Observasi Pada tahap ini dilakukan tidakan pemecahan masalah sebagaimana telah dirumuskan pada RPP. Kegiatan pembelajaran diawali dengan melakukan tanya jawab mengenai ide pokok dan menentukan ide pokok dengan menerapkan kebiasaan membaca senyap. Setelah itu, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 orang berdasarkan letak tempat duduknya. Jadi mereka belajar dan bekerja dengan berhadap-hadapan, kemudian guru memberi media pembelajaran dan melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat. Pengambilan data dilaksananakan pada dua siklus dan tiap siklus terdapat Siklus Tabel 3.1 Pelaksanaan Observasi Siklus Kegiatan Hari / tanggal Siklus I Pertemuan ke- 1 dan 2 Selasa, 23 Oktober 2012 Jumat, 26 Oktober 2012 Siklus II Pertemuan ke- 1 dan 2 Selasa, 6 November 2012 Selasa, 13 November 2012 SIKLUS I Pada siklus I, guru melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang telah digambarkan pada RPP yaitu siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang, siswa mendapatkan lembar contoh teks bacaan bergambar yang sudah disiapkan. Setelah itu siswa disuruh membaca senyap dengan kelompoknya, kemudian mereka mendiskusikan ide pokok dalam bacaan tersebut dengan kelompoknya.
  • 17. Selama kegiatan mengajar berlangsung, satu orang pengamat yaitu peneliti itu sendiri mengamati kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung serta memberikan penilaian yang sesuai dengan istrumen yang tersedia. Instrumen yang digunakan yaitu : lembar aktivitas guru, lembar aktiviats siswa dan hasil belajar siswa. Dalam implentasi dan observasi dirangsang menjadi dua siklus. SIKLUS 2 Pada siklus 2, guru melaksanakan pembelajaran sebagaimana yang telah digambarkan pada RPP yaitu siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, siswa diberi bacaan bergambar yang sudah disiapkan dan kemudian siswa melakukan kegiatan membaca senyap dan menentukan ide pokok dalam bacaan bergambar tersebut. 3. Refleksi Refleksi merupakan pemahaman ulang perenungan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hasil yang didapat dalam tahap implementasi dan observasi dikumpulkan serta dianalisis. Dari hasil analisis guru dapat direfleksi. Dengan melihat data observasi guru dapat mengevaluasi diri sendiri yang melihat sejauh mana kemampuan siswa terhadap gemar membaca dan dapat menuliskan ide pokok dalam bacaan yang sudah disiapkan. D. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Dalam penelitian ini data yang akan di ambil adalah: a. Gemar membaca siswa b. Menulis siswa E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data tiap-tiap siklus dalam penelitian ini adalah melalui teknik yaitu lembar observasi, tes hasil belajar dan lembar respon siswa.
  • 18. 1) Melakukan Observasi Melakukan obsevasi aktivitas siswa dan guru dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran serta obyektif kondisi selama proses pembelajaran berlangsung, serta mengamati sikap siswa selama tidakan penelitian dilakukan. 2) Melakukan tes hasil belajar Tes dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar mengajar siswa ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa. Berdasarkan topik tersebut siswa menyusun karangan narasi dan operasi hitung sesuai dengan media yang direncanakan.Tes hanya dilakukan satu kali dalam tiap putaran. Setiap jawaban siswa dinilai oleh guru berdasarkan kemampuan dalam kaidah- kaidah yang sesuai dengan aspek yang telah ditentukan di RPP. Nilai tersebut diambil dari nilai penjumlahan tiap aspek yang dinilai.
  • 19. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan kebiasaan membaca senyap sangat membantu siswa untuk gemar membaca dan menulis, tetapi juga sangat berguna untuk membantu siswa dalam memahami sebuah teks bacaan. 2. Penerapan kebiasaan membaca senyap dapat meningkatkan gemar membaca siswa. 3. Penerapan kebiasaan membaca senyap dapat meningkatkan gemar aktivitas menulis siswa. B. Saran 1. Guru Guru hendaknya dalam kegiatan pembelajaran jangan memilih metode pembelajaran yang sangat efektif dan jangan hanya menggunakan metode ceramah saja. 2. Siswa Siswa hendaknya lebih serius dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancer dan efektif.
  • 20. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Debdiknas, 2006. Standar Kompentensi Lulusan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD,SMP/MTS, SMA/MA, SMK Jakarta: Depdiknas http://srlumapas-bru4.blogspot.com/2012/02/aktiviti-program-membaca-membaca- senyap.html http://sdntemenggungankabprob.blogspot.com/2009/08/membaca-senyap.html Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Menulis Sebagai suatu keterampilan berbahasa. Jakarta: Balai Pustaka http://www.pemustaka.com/topik/pengertian-gemar-membaca#_