SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL
BIOSISTEM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi dan Kontrol
Biosistem Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember
Oleh:
Nama : M. Yuwan Kilmi
NIM : 131710201007
Kelas : TEP – A
Acara : IV (Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog)
Asisten : Ardika Aris Sugianto
LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI, dan INSTRUMENTASI
PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Hari : Sabtu
Tanggal : 10 Mei 2014
Pukul : 07.30 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium Instrumentasi Teknik Pertanian FTP Unej
1.2 Alat dan Komponen yang Digunakan
Alat : 1. Power suply DC
2. Multimeter Digital
3. Wise Board
4. Tang potong
Komponen : 1. Resistor Fixed (100KΩ;22KΩ)
2. IC 741
3. Potensio (B500KΩ)
4. Sensor cahaya (LDR)
5. Jepit buaya, jumper
1.3 Prosedur Kerja
Gambar diatas menunjukkan bahwa peletakan sensor pada Ra, potensio
pada Rd dan amplifier menggunakan konfigurasi differensial amplifier.
RANGKAIAN ALAT UKUR CAHAYA SECARA ANALOG
+
_2
3
4
7
+12
-12
6
Vin
R1
R4
R2
R3
A
D
B
C
Ra Rb
RcRd
Vout
Sensor
Potensio
Mulai
Mempersiapkan alat-alat komponen yang digunakan
Merangkai alat ukur cahaya sesuai gambar, tegangan suply = 5 Volt
Menentukan titik intensitas cahaya maksimal – TICM - (intensitas
cahaya paling terang), mengatur potensio hingga VBD = 0 Volt
Mengukur dan mencatat teganganinput pada lima kondisi (intensitas
cahaya semakin kecil)
Mengukur dan mencatat tegangan output pada lima kondisi
Melengkapi tabel dengan tegangan input dan output hasil
pengukuran dan teoritis
Melakukan percobaan pada dua skenario
Selesai
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Alat dan Komponen Praktikum
Dalam kegiatan praktikum, banyak sekali macam – macam alat dan
komponen yang digunakan.
2.1.1 Alat :
a) Power suply DC
Berfungsi sebagai perangkat yang memasok atau menyalurkan energi
listrik untuk satu atau lebih beban listrik. Disamping itu juga, untuk mengontrol
tegangan output atau saat ini untuk nilai tertentu, nilai dikendalikan mengadakan
hampir konstan, meskipun variasi baik dalam beban arus atau tegangan yang
diberikan oleh sumber energi catu daya. Sedangkan prinsip rangkaian power
supply adalah menurunkan tegangan AC , menyearahkan tegangan AC sehingga
menjadi DC ,menstabilkan tegangan DC, yang terdiri atas transformator, dioda
dan kapasitor/condensator.
b) Multimeter Digital
Berfungsi untuk mengukur besar kuat arus, hambatan pada suatu
rangkaian alat listrik, dan tegangan.
c) Wise Board
Berfungsi sebagai tempat untuk merangkai, rangkaian alat ukur cahaya
secara analog dalam praktikum atau bisa juga sebagai tempat menghubungkan
rangkaian sederhana. Ciri-cirinya berupa lempengan berwarna putih dan terdapat
soket-soket untuk menghubungkan rangkaian.
d) Tang potong
Berfungsi untuk memotong kabel atau memotong bagian pembukus kabel
dengan tujuan agar kawat tembaga dapat di dalam kabel dapat digunakan.
2.1.2 Komponen :
a) Resistor Fixed (100KΩ;22KΩ)
Berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewati rangkaian agar
arus yang mengalir tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi konsleting. Besar
resistor dapat dihitung dari gelang-gelang warna yang terdapat pada bagian luar
resistor, warna pada gelang-gelang resistor tersebut memiliki jumlah angka yang
sudah ditentukan.
b) IC 741
Berfungsi sebagai komparator atau pembanding, di mana fungsi
komparator adalah untuk membandingkan tegangan input yang berada pada kaki
Inverting dan kaki Non-Inverting yang terdapat pada rangkaian.
c) Potensio (B500KΩ)
Berfungsi untuk menghambat arus listrik yang nilai hambatannya dapat
diatur atau dapat diubah – ubah.
d) Sensor cahaya (LDR)
Berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan nilai tahanan dengan cara
mendekatkan atau menjauhkan sensor cahaya (LDR) dari sumber cahaya.
e) Jepit buaya, jumper
Berfungsi untuk mengubungkan trafo atau tegangan pada rangkaian.
Disamping itu, jepit buaya juga digunakan untuk menjepit sambungan kabel
dengan tujuan agar arus listrik dapat mengalir dari kabel yang satu ke kabel yang
lainnya.
2.2 Hubungan Jembatan wheatsone, Differensial Amplifier, dan Sensor
Cahaya Dalam Rangkaian
Jembatan wheatsone adalah suatu rangkaian yang tersusun dari 4 buah
hambatan yang sama, 2 dari hambatan tersebut merupakan hambatan variabel
dan hambatan yang belum diketahui besar nilainya yang disusun secara seri satu
sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada
2 titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan (Andhie, 2010).
LDR (Light Dependent Resistant) merupakan suatu jenis resistor yang
nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap.
LDR dibentuk dari Cadium Sulfide (CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan
dari serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya maka
tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya terbesar
maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi.
Penguat diferensial (differensial amplifier) adalah penguat yang memiliki
dua input dan memperkuat selisih tegangan pada kedua input tersebut. Pada
keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal interferensi yang berupa sinyal
yang sama (common signal) yang masuk pada kedua input akan dihilangkan
pada proses penguatan karena hanya selisih tegangan yang diperkuat.Namun
demikian pada implementasinya penguat diferensial juga memberikan output
yang berasal dari sinyal bersama tersebut.
Sedangkan hubungan antara jembatan wheatstone, differensial amplifier
dan LDR dalam rangkaian yaitu kegunaan dari jembatan wheatsone adalah
merubah sinyal dari LDR yang pemasangan LDR nya diletakkan pada R1. LDR
akan merespon perubahan intensitas cahaya menjadi perubahan tahanan dan dari
perubahan tahanan dirubah lagi menjadi sinyal tegangan. Sinyal tegangan tersebut
dikeluarkan pada titik BD, yang merupakan perbedaan potensial antara VB dan
VD. Sinyal output dari jembatan wheatstone tersebut (VBD) digunakan sebagai
sinyal input dari differensial amplifier. Sinyal input tersebut akan dikuatkan oleh
differensial amplifier sehingga dapat diukur besar nilainya dengan menggunakan
AVO meter digital.
RANGKAIAN JEMBATAN WHEATSTONE
VBD
A
D B
C
R1 R2
R4R3
DIFFERENTIAL AMPLIFIER
+
_
R3
R2
R4
R1
Vout
2
3
4
7 6
+12
-12
V1
V2
2.3 Fungsi Ditentukannya Titik Intensitas Cahaya Maksimum
Pada sensor cahaya, penentuan titik intensitas cahaya maksimum
didapatkan dengan cara mengubah jarak cahaya terhadap sensor LDR sampai Avo
meter menunjukkan nilai tahanan maksimum dari sensor LDR tersebut.
Perubahan tahanan tersebut akan dimanipulasi oleh Jembatan Wheatstone sebagai
perubahan tegangan, jika tahanan dari LDR tersebut maksimal maka akan
diperoleh besar tegangan yang maksimal pula dan dan dari besar tegangan yang
dimanipulasi oleh jembatan wheatsone kemudian dikuatkan oleh differensial
amplifier dengan tujuan agar nilai dari tahanan tersebut dapat terbaca pada AVO
meter digital.
2.4 Tabel Hasil Pengamatan
Hasil yang didapatkan dari pengukuran adalah sebagai berikut.
Hasil
percobaan
1
Jembatan Wheatsone
(KΩ)
Penguat Operasi
(KΩ)
Vin
(volt)
Penguatan
Vout
ukur
(volt)
Vout
teori
Ra Rb Rc Rd R1 R2 R3 R4
1
22 22 TICM 100 100 200 200
1,67 1,99 3,32 3,34
2 1,85 2,39 4,42 3,7
3 1,93 2,32 4,48 3,86
4 1,95 2,32 4,53 3,9
5 2,24 2,03 4,54 4,48
Hasil
percobaan
2
1
22 22 TICM 1 1 2 2
0,138 1,93 0,266 0,28
2 0,16 2,03 0,325 0,32
3 0,196 2,03 0,398 0,39
4 0,2 2,03 0,406 0,4
5 0,203 2,03 0,413 0,41
Untuk menghasilkan tegangan input rangkaian disusun dengan Ra sebagai
sensor (LDR), Rd menggunakan potensio pada jembatan wheatstone (JW), dan
rangkaian dikuatkan dengan menggunakan differensial amplifier.
Perlakuan yang dilakukan pada LDR adalah intensitas cahaya semakin
dikurangi. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka resistensi LDR akan semakin
kecil.
Penggunaan jembatan whetastone dimaksudkan untuk mendapatkan
tegangan input yang berasal dari bedapotensial antara D dengan B. Sedangkan
penggunaan potensio untuk mendapatkan TICM sebagai 0 volt (bedapotensial
antara D dengan B=0).
Berdasarkan persamaan VD= VPower Suply * Rd / (Rd+Ra) = VPower Suply * 1 /
(1+Ra/Rd), (penempatan sensor pada Ra) maka semakin besar tahanan Ra maka
semakin kecil nilai VD. Dengan kata lain, jika perlakuan intensitas cahaya
semakin mengecil maka, nilai Ra akan semakin kecil dan nilai VD akan semakin
besar.
Keluaran VB diset sedemikian rupa dengan memberikan tahanan Fixed
sehingga akan selalu konstan. Pada skenario I, VB = VPower Suply * Rc / (Rc+Rb) =
5 * 22000 / (22000+22000) = 2,5 volt
Nilai keluaran VDB pada titik atas (pada intensitas cahaya terbesar) diset
menjadi NOL dengan mengatur Rd (potensio). Artinya VD dibuat = VB sehingga
VDB = VD – VB = 0 volt.
Dengan demikian pada pengukuran intensitas cahaya yang semakin kecil
akan membuat VDB akan semakin besar (nilai bertambah).
Penggunaan differensial Amplifier sebagai penguat tegangan input
memiliki persamaan Vout = [(R1+R4) / (R2+R3) * (R3/R2) * Vin-2] – [(R4/R1) * Vin-
1].
Karena Vinput hanya diukur selisih tegangannya saja dan R1 = R2 = 100
KΩ dan R3 = R4 = 200 KΩ, maka Vout = 300 / 300 * 2 * Vin-2 – 2 * Vin-1 = 2 *
(Vin-2 - Vin-1). Nilai ini akan sama saja dengan V out = 2 * Beda potensial BD
atau Vout = 2 * (Vinput). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguatan
differensial amplifier = 2.
Berdasarkan nilai true value nilai V input (keluaran jembatan Wheatstone)
maka hubungan antara Vinput dengan Voutput differensial amplifier bias
digambarkan pola grafik pada dua skenario di bawah sebagai berikut.
Skenario I.
Grafik Skenario I menunjukkan hubungan tegangan input dan output yang
diolah oleh differensial amplifier, terlihat bahwa semakin kecil tegangan input
maka semakin kecil pula tegangan output. Hal ini sesuai dengan persamaan
differensial amplifier Vout = 2 * (Vinput), kesesuaian ini ditunjukkan pula oleh
garis teori pada grafik memiliki persamaan Y = 2x
Perbedaan pengukuran dengan teori terlihat pada faktor penguatan pada
pengukuran yang lebih besar dari teori (koefisien X = 1,899), serta adanya
konstanta 0,596, sehingga hasilnya tidak berhimpit.
Perbedaan antara garis ukur dengan teori dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor diantaranya yaitu terjadi adanya kesalahan pada saat pengukuran,
dapat juga karena adanya pengaruh dari lingkungan misalnya meja maupun
tangan, dan adanya rangkaian yang lepas.
y = 1.8992x + 0.5963
R² = 0.5546
y = 2x
R² = 1
0
1
2
3
4
5
6
0 0.5 1 1.5 2 2.5
VOutput(Volt)
V input (Volt)
Ukur
Teori
Linear
(Ukur)
Linear
(Teori)
Skenario II.
Hal yang sama terjadi pada skenario II, grafik menunjukkan hubungan
tegangan input dan output yang diolah oleh differensial amplifier, terlihat bahwa
semakin kecil tegangan input maka semakin kecil pula tegangan output. Hal ini
sesuai dengan persamaan differensial amplifier Vout = [(R1+R4) / (R2+R3) *
(R3/R2) * Vin-2] – [(R4/R1) * Vin-1], kesesuaian ini ditunjukkan pula oleh garis
teori pada grafik memiliki persamaan Y = 1,968x + 0,006
Perbedaan pengukuran dengan teori terlihat pada factor penguatan pada
pengukuran yang lebih besar dari teori (koefisien X = 2,210), serta adanya
konstanta – 0,035 , sehingga hasilnya tidak berhimpit.
Perbedaan antara garis ukur dengan teori dapat terjadi karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu terjadinya kesalahan pada
rangkaian, rangkaian lepas, AVO meter tidak terkalibrasi dengan baik sehingga
nilai yang ditunjukkan oleh AVO meter berubah-ubah dan terjadi pembacaan
angka yang tidak tepat, dan adanya kesalahan dalam pengukuran.
y = 2.2107x - 0.035
R² = 0.9965
y = 1.9688x + 0.0068
R² = 0.998
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0 0.1 0.2 0.3
VOutput(Volt)
Volt Input (Volt)
ukur
Teori
Linear (ukur)
Linear (Teori)
BAB 3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pengukuran intensitas cahaya secara analog dapat menggunakan sensor cahaya
jenis LDR dengan komponen resistor fixed (100KΩ , 22KΩ).
2. Alat ukur cahaya secara analog dapat dibuat dengan menggunakan integrasi
komponen LDR, Jembatan Wheatstone, dan Differensial Ampliffier.
3. Perubahan sinyal yang terjadi adalah dari besaran intensitas cahaya, menjadi
perubahan tahanan, menjadi perubahan tegangan yang dikuatkan
(ΔT→ΔR→ΔV).
4. Hasil pengukuran menunjukkan kesalahan yang relative kecil jika
dibandingkan dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Bolton, W. 1996. Mechatronik. London: Longman.
Clayton, G. B. 1975. Experiment with OpAmp. London: Macmillan Press.
Malvino. 1985. Prinsip-Prinsip Elektronik. Jakarta: Airlangga.
Woolard, Barry. 1999. Elektronika Praktis. Jakarta: PT PradnyaParamitha.
Sumber Internet :
Andhie, 2010. Teori dasar Jembatan Wheatsone.
http://andhie13.student.umm.ac.id/download-as -
pdf/umm_blog_article_239.pdf. [21 Mei 2014].
ITB. 2013. “Penguat Differensial”.
labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL3109/Elektronika/2014/modul/520praktikum/El
ka2-perc2-Penguat-Diferensial-Petunjuk-Rev.10-09-13.docx. [16 Mei
2014].
Universitas Sumatera Utara . 2010 . Dasar – Dasar Mengenai Perangkat Keras.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24855/3/Chapter%20II.pdf
. [21 Mei 2014].

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikCharis Muhammad
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarDwi Puspita
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)Redo Pariansah
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxDaniel Sitompul
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonRetnoWulan26
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-baseNessya Mila Putri
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non invertingDesiani Desiani
 
Gerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORGerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORAnarstn
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Samantars17
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhsintaKikiAprilia
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
 

Mais procurados (20)

Materi Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga ListrikMateri Teknik Tenaga Listrik
Materi Teknik Tenaga Listrik
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
 
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docxLaporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
Laporan hasil pengukuran listik 1 phase.docx
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Timer dan counter
Timer dan counterTimer dan counter
Timer dan counter
 
Teorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan nortonTeorema thevenin dan norton
Teorema thevenin dan norton
 
192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base192970736 lapres-common-base
192970736 lapres-common-base
 
Trafo distribusi
Trafo distribusiTrafo distribusi
Trafo distribusi
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non inverting
 
Gerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NORGerbang Universal NAND dan NOR
Gerbang Universal NAND dan NOR
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Lift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plcLift 3 lantai plc
Lift 3 lantai plc
 
makalah-termokopel
makalah-termokopelmakalah-termokopel
makalah-termokopel
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoff
 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
 

Semelhante a Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog

Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptxKomponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptxAlifZain5
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
Dasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotifDasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotifeaseko agus
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCWahyu Pratama
 
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxVoltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxXIIBEtiDewita
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORsuyono fis
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Aris Widodo
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinSyihab Ikbal
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 
Modul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpModul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpFaishal Adlan
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodajumranjum
 
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxVoltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxXIIBEtiDewita
 
Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 

Semelhante a Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog (20)

Makalah voltmeter
Makalah voltmeterMakalah voltmeter
Makalah voltmeter
 
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptxKomponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
 
Laporan dioda
Laporan diodaLaporan dioda
Laporan dioda
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
Dasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotifDasar kelistrikan otomotif
Dasar kelistrikan otomotif
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
 
ppt jurnal 3.pptx
ppt jurnal 3.pptxppt jurnal 3.pptx
ppt jurnal 3.pptx
 
Mengenal komponen-Komponen elektronika
Mengenal komponen-Komponen elektronikaMengenal komponen-Komponen elektronika
Mengenal komponen-Komponen elektronika
 
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxVoltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTOR
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 
Modul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpModul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lp
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Rev.Karakteristik Transistor
Rev.Karakteristik TransistorRev.Karakteristik Transistor
Rev.Karakteristik Transistor
 
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptxVoltage Divider_Kelompok 6.pptx
Voltage Divider_Kelompok 6.pptx
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)Percobaan 3 (Common Emitter)
Percobaan 3 (Common Emitter)
 

Mais de Yuwan Kilmi

Tutorial Map Info
Tutorial Map InfoTutorial Map Info
Tutorial Map InfoYuwan Kilmi
 
Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8Yuwan Kilmi
 
Laporan acara flip flop
Laporan acara flip flopLaporan acara flip flop
Laporan acara flip flopYuwan Kilmi
 
Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistorYuwan Kilmi
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Yuwan Kilmi
 
Alsintan acara 3
Alsintan acara 3Alsintan acara 3
Alsintan acara 3Yuwan Kilmi
 
Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Yuwan Kilmi
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Yuwan Kilmi
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganYuwan Kilmi
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanianYuwan Kilmi
 
Prinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada MesinPrinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada MesinYuwan Kilmi
 

Mais de Yuwan Kilmi (12)

Tutorial Map Info
Tutorial Map InfoTutorial Map Info
Tutorial Map Info
 
Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8
 
Laporan acara flip flop
Laporan acara flip flopLaporan acara flip flop
Laporan acara flip flop
 
Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistor
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
 
Alsin laporan 5
Alsin laporan 5Alsin laporan 5
Alsin laporan 5
 
Alsintan acara 3
Alsintan acara 3Alsintan acara 3
Alsintan acara 3
 
Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Laporan alsintan2
Laporan alsintan2
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanian
 
Prinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada MesinPrinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada Mesin
 

Último

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Último (8)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN KONTROL BIOSISTEM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumentasi dan Kontrol Biosistem Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Oleh: Nama : M. Yuwan Kilmi NIM : 131710201007 Kelas : TEP – A Acara : IV (Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog) Asisten : Ardika Aris Sugianto LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI, dan INSTRUMENTASI PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
  • 2. BAB 1. METODOLOGI PRAKTIKUM 1.1 Waktu dan Tempat Praktikum Hari : Sabtu Tanggal : 10 Mei 2014 Pukul : 07.30 WIB – selesai Tempat : Laboratorium Instrumentasi Teknik Pertanian FTP Unej 1.2 Alat dan Komponen yang Digunakan Alat : 1. Power suply DC 2. Multimeter Digital 3. Wise Board 4. Tang potong Komponen : 1. Resistor Fixed (100KΩ;22KΩ) 2. IC 741 3. Potensio (B500KΩ) 4. Sensor cahaya (LDR) 5. Jepit buaya, jumper
  • 3. 1.3 Prosedur Kerja Gambar diatas menunjukkan bahwa peletakan sensor pada Ra, potensio pada Rd dan amplifier menggunakan konfigurasi differensial amplifier. RANGKAIAN ALAT UKUR CAHAYA SECARA ANALOG + _2 3 4 7 +12 -12 6 Vin R1 R4 R2 R3 A D B C Ra Rb RcRd Vout Sensor Potensio Mulai Mempersiapkan alat-alat komponen yang digunakan Merangkai alat ukur cahaya sesuai gambar, tegangan suply = 5 Volt Menentukan titik intensitas cahaya maksimal – TICM - (intensitas cahaya paling terang), mengatur potensio hingga VBD = 0 Volt Mengukur dan mencatat teganganinput pada lima kondisi (intensitas cahaya semakin kecil) Mengukur dan mencatat tegangan output pada lima kondisi Melengkapi tabel dengan tegangan input dan output hasil pengukuran dan teoritis Melakukan percobaan pada dua skenario Selesai
  • 4. BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Alat dan Komponen Praktikum Dalam kegiatan praktikum, banyak sekali macam – macam alat dan komponen yang digunakan. 2.1.1 Alat : a) Power suply DC Berfungsi sebagai perangkat yang memasok atau menyalurkan energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik. Disamping itu juga, untuk mengontrol tegangan output atau saat ini untuk nilai tertentu, nilai dikendalikan mengadakan hampir konstan, meskipun variasi baik dalam beban arus atau tegangan yang diberikan oleh sumber energi catu daya. Sedangkan prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC , menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC ,menstabilkan tegangan DC, yang terdiri atas transformator, dioda dan kapasitor/condensator. b) Multimeter Digital Berfungsi untuk mengukur besar kuat arus, hambatan pada suatu rangkaian alat listrik, dan tegangan. c) Wise Board Berfungsi sebagai tempat untuk merangkai, rangkaian alat ukur cahaya secara analog dalam praktikum atau bisa juga sebagai tempat menghubungkan rangkaian sederhana. Ciri-cirinya berupa lempengan berwarna putih dan terdapat soket-soket untuk menghubungkan rangkaian. d) Tang potong Berfungsi untuk memotong kabel atau memotong bagian pembukus kabel dengan tujuan agar kawat tembaga dapat di dalam kabel dapat digunakan. 2.1.2 Komponen : a) Resistor Fixed (100KΩ;22KΩ) Berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewati rangkaian agar arus yang mengalir tidak terlalu besar sehingga tidak terjadi konsleting. Besar
  • 5. resistor dapat dihitung dari gelang-gelang warna yang terdapat pada bagian luar resistor, warna pada gelang-gelang resistor tersebut memiliki jumlah angka yang sudah ditentukan. b) IC 741 Berfungsi sebagai komparator atau pembanding, di mana fungsi komparator adalah untuk membandingkan tegangan input yang berada pada kaki Inverting dan kaki Non-Inverting yang terdapat pada rangkaian. c) Potensio (B500KΩ) Berfungsi untuk menghambat arus listrik yang nilai hambatannya dapat diatur atau dapat diubah – ubah. d) Sensor cahaya (LDR) Berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan nilai tahanan dengan cara mendekatkan atau menjauhkan sensor cahaya (LDR) dari sumber cahaya. e) Jepit buaya, jumper Berfungsi untuk mengubungkan trafo atau tegangan pada rangkaian. Disamping itu, jepit buaya juga digunakan untuk menjepit sambungan kabel dengan tujuan agar arus listrik dapat mengalir dari kabel yang satu ke kabel yang lainnya. 2.2 Hubungan Jembatan wheatsone, Differensial Amplifier, dan Sensor Cahaya Dalam Rangkaian Jembatan wheatsone adalah suatu rangkaian yang tersusun dari 4 buah hambatan yang sama, 2 dari hambatan tersebut merupakan hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui besar nilainya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan (Andhie, 2010). LDR (Light Dependent Resistant) merupakan suatu jenis resistor yang nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR dibentuk dari Cadium Sulfide (CDS) yang mana Cadium Sulfide dihasilkan dari serbuk keramik. Prinsip kerja LDR ini pada saat mendapatkan cahaya maka
  • 6. tahanannya turun, sehingga pada saat LDR mendapatkan kuat cahaya terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi. Penguat diferensial (differensial amplifier) adalah penguat yang memiliki dua input dan memperkuat selisih tegangan pada kedua input tersebut. Pada keadaan ideal pada penguat diferensial sinyal interferensi yang berupa sinyal yang sama (common signal) yang masuk pada kedua input akan dihilangkan pada proses penguatan karena hanya selisih tegangan yang diperkuat.Namun demikian pada implementasinya penguat diferensial juga memberikan output yang berasal dari sinyal bersama tersebut. Sedangkan hubungan antara jembatan wheatstone, differensial amplifier dan LDR dalam rangkaian yaitu kegunaan dari jembatan wheatsone adalah merubah sinyal dari LDR yang pemasangan LDR nya diletakkan pada R1. LDR akan merespon perubahan intensitas cahaya menjadi perubahan tahanan dan dari perubahan tahanan dirubah lagi menjadi sinyal tegangan. Sinyal tegangan tersebut dikeluarkan pada titik BD, yang merupakan perbedaan potensial antara VB dan VD. Sinyal output dari jembatan wheatstone tersebut (VBD) digunakan sebagai sinyal input dari differensial amplifier. Sinyal input tersebut akan dikuatkan oleh differensial amplifier sehingga dapat diukur besar nilainya dengan menggunakan AVO meter digital. RANGKAIAN JEMBATAN WHEATSTONE VBD A D B C R1 R2 R4R3 DIFFERENTIAL AMPLIFIER + _ R3 R2 R4 R1 Vout 2 3 4 7 6 +12 -12 V1 V2
  • 7. 2.3 Fungsi Ditentukannya Titik Intensitas Cahaya Maksimum Pada sensor cahaya, penentuan titik intensitas cahaya maksimum didapatkan dengan cara mengubah jarak cahaya terhadap sensor LDR sampai Avo meter menunjukkan nilai tahanan maksimum dari sensor LDR tersebut. Perubahan tahanan tersebut akan dimanipulasi oleh Jembatan Wheatstone sebagai perubahan tegangan, jika tahanan dari LDR tersebut maksimal maka akan diperoleh besar tegangan yang maksimal pula dan dan dari besar tegangan yang dimanipulasi oleh jembatan wheatsone kemudian dikuatkan oleh differensial amplifier dengan tujuan agar nilai dari tahanan tersebut dapat terbaca pada AVO meter digital. 2.4 Tabel Hasil Pengamatan Hasil yang didapatkan dari pengukuran adalah sebagai berikut. Hasil percobaan 1 Jembatan Wheatsone (KΩ) Penguat Operasi (KΩ) Vin (volt) Penguatan Vout ukur (volt) Vout teori Ra Rb Rc Rd R1 R2 R3 R4 1 22 22 TICM 100 100 200 200 1,67 1,99 3,32 3,34 2 1,85 2,39 4,42 3,7 3 1,93 2,32 4,48 3,86 4 1,95 2,32 4,53 3,9 5 2,24 2,03 4,54 4,48 Hasil percobaan 2 1 22 22 TICM 1 1 2 2 0,138 1,93 0,266 0,28 2 0,16 2,03 0,325 0,32 3 0,196 2,03 0,398 0,39 4 0,2 2,03 0,406 0,4 5 0,203 2,03 0,413 0,41 Untuk menghasilkan tegangan input rangkaian disusun dengan Ra sebagai sensor (LDR), Rd menggunakan potensio pada jembatan wheatstone (JW), dan rangkaian dikuatkan dengan menggunakan differensial amplifier.
  • 8. Perlakuan yang dilakukan pada LDR adalah intensitas cahaya semakin dikurangi. Sehingga berdasarkan hal tersebut maka resistensi LDR akan semakin kecil. Penggunaan jembatan whetastone dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan input yang berasal dari bedapotensial antara D dengan B. Sedangkan penggunaan potensio untuk mendapatkan TICM sebagai 0 volt (bedapotensial antara D dengan B=0). Berdasarkan persamaan VD= VPower Suply * Rd / (Rd+Ra) = VPower Suply * 1 / (1+Ra/Rd), (penempatan sensor pada Ra) maka semakin besar tahanan Ra maka semakin kecil nilai VD. Dengan kata lain, jika perlakuan intensitas cahaya semakin mengecil maka, nilai Ra akan semakin kecil dan nilai VD akan semakin besar. Keluaran VB diset sedemikian rupa dengan memberikan tahanan Fixed sehingga akan selalu konstan. Pada skenario I, VB = VPower Suply * Rc / (Rc+Rb) = 5 * 22000 / (22000+22000) = 2,5 volt Nilai keluaran VDB pada titik atas (pada intensitas cahaya terbesar) diset menjadi NOL dengan mengatur Rd (potensio). Artinya VD dibuat = VB sehingga VDB = VD – VB = 0 volt. Dengan demikian pada pengukuran intensitas cahaya yang semakin kecil akan membuat VDB akan semakin besar (nilai bertambah). Penggunaan differensial Amplifier sebagai penguat tegangan input memiliki persamaan Vout = [(R1+R4) / (R2+R3) * (R3/R2) * Vin-2] – [(R4/R1) * Vin- 1]. Karena Vinput hanya diukur selisih tegangannya saja dan R1 = R2 = 100 KΩ dan R3 = R4 = 200 KΩ, maka Vout = 300 / 300 * 2 * Vin-2 – 2 * Vin-1 = 2 * (Vin-2 - Vin-1). Nilai ini akan sama saja dengan V out = 2 * Beda potensial BD atau Vout = 2 * (Vinput). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguatan differensial amplifier = 2. Berdasarkan nilai true value nilai V input (keluaran jembatan Wheatstone) maka hubungan antara Vinput dengan Voutput differensial amplifier bias digambarkan pola grafik pada dua skenario di bawah sebagai berikut.
  • 9. Skenario I. Grafik Skenario I menunjukkan hubungan tegangan input dan output yang diolah oleh differensial amplifier, terlihat bahwa semakin kecil tegangan input maka semakin kecil pula tegangan output. Hal ini sesuai dengan persamaan differensial amplifier Vout = 2 * (Vinput), kesesuaian ini ditunjukkan pula oleh garis teori pada grafik memiliki persamaan Y = 2x Perbedaan pengukuran dengan teori terlihat pada faktor penguatan pada pengukuran yang lebih besar dari teori (koefisien X = 1,899), serta adanya konstanta 0,596, sehingga hasilnya tidak berhimpit. Perbedaan antara garis ukur dengan teori dapat terjadi karena adanya beberapa faktor diantaranya yaitu terjadi adanya kesalahan pada saat pengukuran, dapat juga karena adanya pengaruh dari lingkungan misalnya meja maupun tangan, dan adanya rangkaian yang lepas. y = 1.8992x + 0.5963 R² = 0.5546 y = 2x R² = 1 0 1 2 3 4 5 6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 VOutput(Volt) V input (Volt) Ukur Teori Linear (Ukur) Linear (Teori)
  • 10. Skenario II. Hal yang sama terjadi pada skenario II, grafik menunjukkan hubungan tegangan input dan output yang diolah oleh differensial amplifier, terlihat bahwa semakin kecil tegangan input maka semakin kecil pula tegangan output. Hal ini sesuai dengan persamaan differensial amplifier Vout = [(R1+R4) / (R2+R3) * (R3/R2) * Vin-2] – [(R4/R1) * Vin-1], kesesuaian ini ditunjukkan pula oleh garis teori pada grafik memiliki persamaan Y = 1,968x + 0,006 Perbedaan pengukuran dengan teori terlihat pada factor penguatan pada pengukuran yang lebih besar dari teori (koefisien X = 2,210), serta adanya konstanta – 0,035 , sehingga hasilnya tidak berhimpit. Perbedaan antara garis ukur dengan teori dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu terjadinya kesalahan pada rangkaian, rangkaian lepas, AVO meter tidak terkalibrasi dengan baik sehingga nilai yang ditunjukkan oleh AVO meter berubah-ubah dan terjadi pembacaan angka yang tidak tepat, dan adanya kesalahan dalam pengukuran. y = 2.2107x - 0.035 R² = 0.9965 y = 1.9688x + 0.0068 R² = 0.998 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0 0.1 0.2 0.3 VOutput(Volt) Volt Input (Volt) ukur Teori Linear (ukur) Linear (Teori)
  • 11. BAB 3. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pengukuran intensitas cahaya secara analog dapat menggunakan sensor cahaya jenis LDR dengan komponen resistor fixed (100KΩ , 22KΩ). 2. Alat ukur cahaya secara analog dapat dibuat dengan menggunakan integrasi komponen LDR, Jembatan Wheatstone, dan Differensial Ampliffier. 3. Perubahan sinyal yang terjadi adalah dari besaran intensitas cahaya, menjadi perubahan tahanan, menjadi perubahan tegangan yang dikuatkan (ΔT→ΔR→ΔV). 4. Hasil pengukuran menunjukkan kesalahan yang relative kecil jika dibandingkan dengan teori.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Bolton, W. 1996. Mechatronik. London: Longman. Clayton, G. B. 1975. Experiment with OpAmp. London: Macmillan Press. Malvino. 1985. Prinsip-Prinsip Elektronik. Jakarta: Airlangga. Woolard, Barry. 1999. Elektronika Praktis. Jakarta: PT PradnyaParamitha. Sumber Internet : Andhie, 2010. Teori dasar Jembatan Wheatsone. http://andhie13.student.umm.ac.id/download-as - pdf/umm_blog_article_239.pdf. [21 Mei 2014]. ITB. 2013. “Penguat Differensial”. labdasar.ee.itb.ac.id/lab/EL3109/Elektronika/2014/modul/520praktikum/El ka2-perc2-Penguat-Diferensial-Petunjuk-Rev.10-09-13.docx. [16 Mei 2014]. Universitas Sumatera Utara . 2010 . Dasar – Dasar Mengenai Perangkat Keras. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24855/3/Chapter%20II.pdf . [21 Mei 2014].