Dokumen tersebut membahas tentang standar pengatalogan bahan perpustakaan, yaitu AACR2 dan RDA. Ia menjelaskan struktur, perbandingan, dan contoh penerapan kedua standar tersebut dalam format MARC21.
1. 1. Pendahuluan
Katalog merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “catalogus” yang mempunyai arti daftar barang atau daftar benda
yang disusun untuk tujuan tertentu. Sedangkan katalog berdasarkan ilmu perpustakaan berarti daftar berbagai jenis koleksi
perpustakaan, seperti buku, serial, rekaman suara, rekaman video, sumber elektronik, dll. yang disusun menurut standar
tertentu.
Standar dalam pengatalogan bahan perpustakaan diantara menggunakan International Standard Bibliographic Description
(ISBD) dan Anglo American Cataloguing Rules (AACR2). Sejak tahun 2010 mulai diterapkan standar pengatalogan baru
pengembangan dari AACR2 yaitu Resource Description and Access (RDA). RDA dirancang sebagai format pengatalogan
deskriptif dan akses untuk semua jenis bahan perpustakaan terutama untuk sumber-sumber digital.
Standar pengatalogan lain yang digunakan untuk otomasi perpustakaan, pertukaran dan komunikasi data bibliografis adalah
Machine Readable Cataloguing (MARC). MARC dikembangkan pertama kali pada tahun 1960an oleh Henri Avram
pustakawan pada Library of Conggress. Pengembangan format MARC yang paling terakhir adalah MARC 21 terbit tahun
1999 dan revisi termuktahir pada tahun 2003. MARC 21 merupakan pengembangan dari versi USMARC yang digunakan di
Amerika Serikat dan CAN/MARC yang digunakan di Kanada
Perubahan yang paling mendasar dari AACR2 ke RDA adalah dalam pembagian jenis bahan perpustakaan dimana RDA tidak
lagi pengatur tentang penandaan bahan umum dikenal dengan General Material Desctiptiom (GMD). Penerpannya dalam
formar MARC21 keterangan GMD digantikan dalam ruas 336, 337, 338.
Tulisan ini akan membahas mengenai struktur AACR2, struktur RDA dan perbandingan pengatalogan berdasarkan AACR2
dan RDA dengan format MARC21 serta contoh pengatalogan bahan perpustakaan berdasarkan RDA dalam format MARC21.
2. Struktur AACR2
Struktur AACR2 dibagi menjadi 2 bagian terdiri dari 26 bab dan ditambah dengan apendik A s.d. E, Indeks. Bagian pertama
mengenai deskripsi terdiri dari bab 1 sampai dengan 13. Sedangkan bagian kedua mengenai titik akses terdiri dari bab 21
sampai dengan bab 26. Berikut rincian struktur AACR2 :
Bagain 1 Deskripsi
1. Peraturan umum untuk deskripsi
2. Buku, Pamflet, dan lembar tercetak
3. Bahan Kartografi
4. Manuskrip
5. Musik
6. Rekaman suara
7. Gambar hidup/Film dan Rekaman video
8. Bahan Grafis
9. Sumber elektronik (E-Resources)
10. Artefak dan Realia Tiga dimensi
11. Bentuk mikro
12. Sumber daya berlanjut (serial)
13. Analisis
Bagian 2 Tajuk, judul seragam, dan referensi
21. Pilihan titik akses
22. Tajuk untuk orang
23. Nama Geografis
24. Tajuk Badan Korporasi
25. Judul seragam
26. Referensi
Apendik dan Indeks
Apendik A untuk Kapitalisasi (huruf besar)
Apendik B untuk Singkatan
Apendik C untuk Nomor
Apendik D untuk Glosarium
Apendik E untuk Artikel inisial
Indeks
2. Bagian pertama, Bab 1 “Peraturan umum deskripsi” dapat diterapkan untuk semua jenis bahan perpustakaan yang terdapat
pada bab 2 sampai dengan bab 12. Peraturan pada bagian pertama ini didasarkan atas kerangka umum untuk deskripsi bahan
perpustakaan: International Standard Bibliographic Description (General) = ISBD (G). Sedangkan untuk peraturan yang lebih
rinci diatur pada masing-masing jenis bahan perpustakaan. Berikut rincian pada Bab 1 “Peraturan umum deskripsi”
1. Peraturan umum
2. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
3. Daerah edisi
4. Daerah rincian spesifik bahan (data khusus)
5. Daerah publikasi, distribusi, dsb.
6. Daerah deskripsi fisik
7. Daerah judul seri
8. Daerah catatan
9. Daerah penomoran standar standar (ISBN dan ISSN)
10. Bahan suplemen
11. Butiran terdiri dari beberapa jenis bahan
12. Faksimile, fotokopi, dan reproduksi lain
Karena peraturan berdasarkan kerangka umum tersebut, maka penomoran peraturan pun mengandung unsur mnemorik.
Artinya, mudah diingat. Penomoran peraturan sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No Perincian.
Misalnya bila ada penomoran sebagai berikut: 3.1 maka peraturan ini untuk daerah judul dan pernyataan tanggung jawab pada
bahan bahan kartografi. Angka 3 menunjukkan bab 3 (bahan kartografi) dan angka 1 menunjukkan (judul dan pernyataan
tanggung jawab). Penomoran ini sangat mudah diingat.
Penggunaan GMD (General Material Designation) merupakan pernyataan tentang bahan umum yang ditulis setelah judul
sebenar dengan penggunaan tanda kurung siku setelah judul sebenarnya [ ].
Pilih satu dari daftar GMD (General Material Designation) yang diberikan di bawah ini dan gunakan istilah dari daftar yang
dipilih dalam semua deskripsi untuk pernyataan bahan umum yang diinginkan.
Dalam peraturan AACR2 daftar GMD ada dua, daftar pertama yang digunakan di Inggris dan daftar yang kedua digunakan di
Amerika Serikat. Indonesia menggunakan daftar yang kedua, karena lebih banyak variasi dalam menentukan GMD. Di bawah
ini daftar GMD yang diberikan oleh AACR2:
Daftar I Daftar II
braille kartu aktivitas slaid mikroskop
bahan kartografi karya seni asli model
sumber elektronik karya seni reproduksi gambar hidup
grafik braille musik
manuskrip bahan kartografi gambar
bentuk mikro carta realia
gambar hidup diorama slaid
multi media sumber elektronik rekaman suara
musik filmstrip gambar tekni
objek kartu kilat teks
rekaman suara dolanan mainan
teks kit transparansi
rekaman video manuskrip rekaman video
bentuk mikro
Fungsi GMD adalah:
- Memberitahu sedini mungkin pada pemustaka mengenai format atau bentuk fisik dokumen tersebut.
- Mengisyaratkan pada pemustaka bahwa diperlukan alat khusus
- Menjadikan sarana untuk membedakan dokumen dengan judul yang sama tetapi bentuknya berbeda.
3. Struktur RDA
RDA diterbitkan pada tahun 2010 oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library
Association (ISBN: 978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-
3. 185604-749-4). RDA versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 halaman.) dan RDA element set
view : part 1 Attributes (1288 halaman.) dan part 2 Relationship (384 halaman.). 2768.
Susunan RDA terdiri dari tiga bagian utama, 10 seksi, 37 bab ditambah beberapa lampiran (untuk penggunaan huruf kapital,
singkatan, kata sandang, penyajian data deskriptif dan data pengendalian titik temu), daftar istilah, dan index. Ketebalan buku
RDA berjumlah 2768 halaman. Ketiga bagian utama adalah sebagai berikut:
Bagian I – Resource Description (termasuk sasaran fungsional dan prinsip-prinsip deskripsi sumber informasi) terdiri dari
seksi 1 s.d. 4,
Bagian II – Relationships atau hubungan (petunjuk umum tentang hubungan-hubungan, termasuk individu, keluarga, badan
korporasi, yang punya relationship dengan sumber; sitasi untuk karya berhubungan, dan petunjuk khusus untuk beberapa jenis
karya tertentu) terdiri dari seksi 5 s.d 10
Bagian III – Access Point Control (merumuskan titik akses atau titik temu dan mencatat data yang digunakan dalam
pengendalian titik temu) merupakan RDA Appendices.
Ketiga bagian utama ini dijabarkan lagi menjadi beberpa subagian (section) yang berisi aturan lebh rinci lagi. Susunan RDA
juga dilengkapi apendik, glosarium dan indeks. Berikut pembagian berdasarkan subbagian (section)
Introduction
Section 1 : Recording attributes of manifestation and item (Chapter 1-4)
Section 2 : Recording attributes of work and xxpression (Chapter 5-7)
Section 3 : Recording attributes of person, family, and corporation body (Chapter 8-11)
Section 4 : Recording attribute of concept, object, event, and place (Chapter 12-16)
Section 5 : Recording primary relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 17)
Section 6 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies associated
with resource (Chapter 18-22)
Section 7 : Recording the subject of a work (Chapter 23)
Section 8 : Recording relationships between work, expression, manifestation,
and item (Chapter 24-28)
Section 9 : Recording relationships to persons, families, and corporate bodies (Chapter
29-32)
Section 10 : Recording relationships to concepts, object, event, and places (Chapter 33-
37)
APPENDICES
GLOSARY
INDEX
4. Perbandingan AACR2 dan RDA
Prinsip dasar dari peraturan pengatalogan yang tertuang pada RDA adalah pengatalogan untuk sumber-sumber digital yang
belum termuat didalam AACR2, RDA juga dapat diterapkan dengan menggunakan standar metadata seperti MARC, MODS,
perbedaan lainnya cara penulisan pada daerah deskripsi bibliofrafis sehingga pungtuasi ISBD tidak akan menjadi wajib lagi
seperti halnya dengan AACR2, tetapi menjadi pilihan dengan petunjuk aplikasinya di salah satu lampiran RDA. RDA
diterbitkan oleh The American Library Association (ISBN: 978-0-8389-1093-1), The Canadian Library Association (ISBN:
978-0-88802-335-3) dan Clip: Chartered Institute of Library and Information Professionals (ISBN: 978-185604-749-4). RDA
versi cetak terdiri dari RDA : Resources Desciption and Access (1096 hlm.) dan RDA element set view : part 1 Attributes
(1288 hlm.) dan part 2 Relationship (384 hlm.). Susunan RDA terdiri dari Pendahuluan, 10 bagian yang dibagi dalam 37 bab,
Apendiks. Berikut beberapa perbedaan antara AACR2 dan RDA:
4. 5. Perbandingan dalam format MARC21
MARC21 sebagai metadata dalam pengatalogan terotomasi dikembangkan berdasarkan standar pengatalogan AACR2.
Seiringi mulai diterapkannya RDA sebagai standar pengatalogan yang baru maka format MARC21 disesuaikan dengan RDA,
seperti penambahan ruas 336, 337, dan 338 untuk menggantikan penggunaan GMD pada ruas 245. Berikut perbandingan
AACR2 dan RDA dalam format MARC21
Ruas 245 Judul dan penanggung jawab
Ruas ini berisi tentang daerah judul dan penanggung jawab.
RDA tidak lagi mengatur tentang GMD untuk bahan perpustakaan. Sub ruas $h [ ] digantikan dengan ruas 336,337,dan 338.
5. Ruas 250 Edisi
Ruas 250 edisi. Penulisan edisi di dalam AACR2 ditulis menggunakan singkatan sedangkan di RDA ditulis apa adanya tanpa
disingkat.
Contoh AACR2
250 ## $a 3rd ev.ed.
250 ## $a Cet. 1
Contoh RDA
250 ## $a Third revised edition
250 ## $a Cetakan pertama
Ruas 260 Penerbitan
Penulisan untuk daerah penerbitan AACR2 mengatur penggunaan singkatan [s.l.] untuk tempat terbit yang tidak diketahui dan
[s.n.] untuk nama penerbit yang tidak diketahui. Singkatan tersebut di dalam RDA digantikan dengan istilah [place of
publication not identified] dan [publisher not identified] atau [tempat terbit tidak teridentifikasi] dan [penerbit tidak
teridentifikasi]
Contoh AACR2:
260 ## $a [S.l. : $b s.n.], $c 2013.
Contoh RDA
260## $a [Tempat terbit tidak teridentifikasi] : $b [penerbit tidak teridentifikasi], $c 2013.
Ruas 300 deskripsi fisik
6. Penulisan deskripsi fisik halaman dan keterangan ilustrasi di dalam AACR2 menggunakan singkatan sedangkan di dalam
RDA ditulis apa adanya tanpa disingkat.
Contoh AACR :
300 ## $a v, 199 hlm. : $b ilus. ; $c 30 cm.
Contoh RDA :
300 ## $a v, 199 halaman. : $b ilustrasi., ; $c 30 cm
Ruas 440 /490 seri
Penulisan untuk penomeran seri seperti: jilid,volume, nomor di dalam RDA tidak lagi menggunakan singkatan tetapi ditulis
apa adanya sesuai yang tertera pada sumber informasi utama.
Contoh :
Titik Akses
AACR2 mengatur pernyataan tanggung jawab untuk pengarang lebih dari 3 orang ditulis pengarang yang disebut pertama kali
diikuti dengan et al. sedangkan untuk RDA semua pengarang ditulis dalam daerah pernyataan tanggung jawab dengan tajuk
entri utama pada pengarang pertama.
6. Contoh pengatalogan RDA dengan format MARC 21
Berikut ini contoh pengatalogan berdasarkan RDA dan format MARC21 yang diambil dari katalog Online (OPAC) National
Library of Australia (NLA) dan Library of Congress.
7.
8. Penutup
Standar pengatalogan diperlukan antara lain untuk: 1. menjaga konsistensi dan keseragaman dalam pengatalogan, 2.
pertukaran dan komunikasi data bibliografis antar perpustakaan. 3. Titik akses untuk menentukan tajuk entri utama dan tajuk
entri tambahan sehingga akan memudahkan dalam penelusuran informasi dan temu kembali informasi..
AACR2 merupakan standar pengatalogan bahan perpustakaan yang digunakan dan diadopsi oleh 56 negara. Seiring dengan
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) standar pengatalogan juga mengalami perkembangan ditandai
dengan terbitnya RDA sebagai standar pengatalogan baru yang akan menggantikan AACR2. RDA merupakan standar
pengatalogan untuk semua jenis bahan perpustakaan dan dirancang khususnya untuk sumber-sumber digital.
9. MARC21 sebagai metadata pengatalogan merupakan standar pengkodean untuk deskripsi bibliografis bahan perpustakaan.
Format MARC21 dapat digunakan untuk pengatalogan berdasarkan RDA.
RDA Pada tahun 2013 sudah mulai diimplementasikan oleh perpustakaan di AS (U.S. Library of Congress), Inggris (The
British Library), Jerman (Deutsche Nationalbibliothek (DNB), Australia (National Library of Australia). Penerapan RDA di
Indonesia terutama oleh Perpustakaan Nasional RI dalam praktiknya haruslah dimulai melalui telaah dan kajian yang
mendalam tentang perbandingan antara AACR2 dan RDA. Telaah dan kajian tersebut disiapkan oleh suatu tim yang
melibatkan berbagai pihak yang terkait terutama dari kalangan perguruan tinggi yang mempunyai program studi ilmu
perpustakaan. Diharapkan juga kajian tersebut dapat menghasilkan suatu draf naskah yang akan dijadikan sebagai standar
pengatalogan RDA versi Indonesia.
AACR2 (Anglo-American Cataloguing Rules) 2nd Edition merupakan perangkat
dasar untuk melakukan pendeskripsian bibliografi pada suatu bahan pustaka
karena di dalamnya tercantum aturan untuk pengatalogan tersebu
AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules) Second Edition, 2002 Revision.
1. A. DEFINISI, CIRI-CIRI, DAN STRUKTUR PERATURAN AACR2
1. 1. Definisi AACR2
Dalam melakukan pendeskripsian sebuah bahan pustaka baik buku maupun non
buku perlu menggunakan sebuah pedoman sebagaimana yang telah
disampaikan oleh Prof. Dr. Sulistyo Basuki, MA. Menurutnya “… Untuk mengatur
praktik deskripsi bibliografis, digunakan pedoman. Pedoman yang (hampir)
berlaku internasional adalah Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2) kini
menjadi AACR2 (revisi 2002 dan 2005)….” [1]
Sedangkan AACR2 dalam website resminya menjelaskan bahwa,
“… the Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) are designed for use in the
construction of catalogues and other lists in general libraries of all sizes. The
rules cover the description of, and the provision of access points for, all library
materials commonly collected at the present time….”[2]
Jelas bahwa AACR2 merupakan sebuah pedoman yang di rancang khusus
untuk pengatalogan deskriptif dan tajuk subjek yang di lakukan dalam kegiatan
di setiap perpustakaan. Untuk AACR2 sendiri merupakan edisi revisi tahun 2002
dan 2005 dari tahun sebelumnya yakni tahun 1998, 1988,1978, dan AACR1
tahun 1967.
1. 2. Ciri-ciri AACR2
10. Nurul Hayati, M.Hum. (2013) menjelaskan dalam diktatnya pada perkuliahan
Deskripsi Bibliografi Non Buku, bahwa AACR2 mempunyai 3 ciri yakni umum,
terintegrasi, dan fleksibel.[3] Umum disini dimaksudkan bahwa AACR2 dapat
digunakan untuk semua jenis perpustakaan baik perpustakaan nasional,
sekolah, perguruan tinggi, bahkan pribadi sekalipun.
Sedangkan ciri kedua yaitu terintegrasi dimaksudkan bahwa AACR2 merupakan
pedoman/peraturan dasar bagi semua jenis bahan pustaka, baik buku maupun
non buku. Ciri yang ketiga yakni fleksibel dimana AACR2 mempunyai aturan
yang bersifat alternatif dan pilihan. Hal tersebut juga di jelaskan didalam AACR2
(2002) pada General Introduction “some rules are designated as alternatives
rules or as optional additions, and some other rules or parts of rules are
introduced by optionally.”[4]
1. 3. Struktur Peraturan AACR2
Dijelaskan pada pengenalan AACR2 (2002) secara umum bahwa AACR2 dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
· Bagian 1 (describtion) adalah penjelasan mengenai aturan item dari
katalog
· Bagian 2 (heading/accsess point, uniform titles, references) adalah
bagian untuk menentukan titik temu.[5]
v Struktur peraturan bagian 1:
Bab 1 : Umum
Bab 2-10 : Untuk kelompok bahan khusus
Bab 11-13 : Patrial generality (Sebagian untuk bahan umum)
· Bagian 1, terdiri dari 13 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:
1. 1. General rules for description (Aturan Umum untuk Deskripsi)
11. 2. 2. Books, Pamphlets, and Printeed Sheets ( Buku, Pamplet, dan
Lembar Print-an)
3. 3. Cartograpic Materials ( Bahan Kartografi)
4. 4. Manuscripts ( Bahan Manuskrip)
5. 5. Music (Musik)
6. 6. Sound Recordings ( Rekaman Suara)
7. 7. Motion Pictures and Videorecordings (Gambar Hidup dan Rekaman
Video)
8. 8. Grapich Materials (Bahan Grafis)
9. 9. Electronic Resources (Sumber Elektronik)
10. 10. Three-Dimensional Arttefacts and Realia (Bahan Tiga Dimensi Artefak
dan Realia)
11. 11. Microforms (Bahan Bentuk Mikro)
12. 12. Continuing Resources (Sumber Berseri)
13. 13. Analysis (Analisis)
· Bagian 2, terdiri dari 6 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:
21 Choice of Access Point (Memilih Titik Temu)
22 Headings for Persons (Tajuk Untuk Orang)
23 Geographic Names (Nama Geografi)
24 Heading for Corporate Bodies (Tajuk untuk Badan Korporasi)
25 Uniform Title (Tajuk Judul Seragam)
26 References (Rujukan-rujukan)
1. B. HUBUNGAN ISBD (G) DENGAN AACR2
“ISBD (G): General International Standard Biblographic Descripion – referred
to hereafter as the ISBD(G) – lists all the elements which are required to
describe and identify all types of material which are likely to appear in library
collections, assigns an order to the elements of description, and specifies a
system of punctuation for the description.”[6]
12. Dari penjelasan tersebut maka disimpulkan bahwa hubungan antara ISBD (G)
dengan AACR2 adalah didasarkan pada element atau unsur-unsur yang
digunakan dalam pendeskripsian bibliografi bahan pustaka yang terdapat dalam
AACR2 diasuh dari ISBD (G).
Delapan area/daerah deskripsi bibliografi:
1. 1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab
2. 2. Daerah edisi
3. 3. Daerah data khusus
4. 4. Daerah penerbitan dan distribusi
5. 5. Daerah deskripsi fisik
6. 6. Daerah seri
7. 7. Daerah catatan
8. 8. Daerah nomor standar (ISBN dan ISSN)
1. C. SUMBER INFORMASI UTAMA (SIU)
Sumber informasi di dalam AACR2 di jelaskan dalam Bagian 1 Bab 1. Sumber
informasi utama adalah tempat dimana dapat ditemukannya keterangan
mengenai bahan tersebut. Sebagai contoh, SIU pada bahan rekaman suara
berbentuk disk terdapat di disk itu sendiri dan label sedangkan untuk bahan
rekaman suara berbentuk gulungan pita SIU terdapat di gulungan pita dan label.
Sumber informasi utama terdiri dari sumber tunggal dan sumber judul kolektif,
apabila informasi tidak diambil dari SIU, maka sertakan kurung siku dalam
informasi tersebut.
1. D. UNSUR MNEMONIK DALAM AACR2
Oleh karena kerangka umum 8 daerah deskripsi di atas, maka AACR2 memiliki
unsur mnemonik yakni mudah diingat. Sedangkan adapun rumusan untuk
menemukan lokasi suatu aturan dalam AACR2 adalah sebagai berikut:
No. Bab + No. Daerah + Kode Unsur + No. Perincian
Contoh:
13. 8.7 Catatan untuk Bahan Grafis
9.7 Catatan untuk Sumber Elektronik
1. E. TINGKATAN DESKRIPSI
Terdapat tiga tingkatan dalam deskripsi dan masing-masing deskripsi mempunya
kemutlakan dalam pencantuman unsur-unsurnya serta mempunyai kerumitannya
masing-masing. Adapun penjelasan untuk masing-masing tingkatan adalah
sebagai berikut:
Tingkat pertama
Unsur yang ada dalam tingkat pertama adalah :
Judul Sebenarnya / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama (bila berbeda
dengan tajuk entri utama atau tidak ada tajuk entri utama). – Edisi. – Data
Khusus. – Penerbitan Dan Distribusi. – Deskripsi Fisik. – Catatan. – ISBN.
Ini dalah tingkatan deskripsi yang paling sederhana dan biasanya digunakan
untu perpustakaan pribadi atau perpustakaan yang minim koleksi.
Contoh:
After Earth / Columbia Pictures. – California: Columbia Pictures,2013. – 1 disk (2 jam 31 menit)
I. Columbia Pictures
Tingkat Kedua
Unsur yang ada dalam tingkat kedua adalah :
Judul Sebenarnya [ Pernyataan Jenis Bahan Umum ] = Jusul Pararel: Sub
Judul / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Pertama ; Fungsi Penangung Jawab
Yang Lain.—Edisi / Pernyataan Tanggung Jawab Yang Berhubungan Dengan
Edisi.— Data Khusus.—Data Khusus.— Penerbit Dan Distribusi Yang Pertama.
— Deskripsi Fisik.— (Daerah Judul Seri).— ISBN.
14. Tingkat deskripsi ini lebih lengkap dan hampir digunakan oleh sebagian besar
perpustakaan besar.
Contoh :
After Earth [Gambar Hidup] / Columbia Pictures ; Overbrook Entertainment . –
California: Columbia Pictures, 2013
1 disk (2 jam 31 menit): bersuara, berwarna
Film fantasi keluarga. Subtitle Inggris, Bahasa Indonesia, Prancis. Pemeran
utama Jaden Smith dan Will Smith. Diperuntukkan bagi remaja dan keluarga.
I. Columbia Pictures
II. Jaden Smith
III. Will Smith
·Tingkat Ketiga
Untuk tingkatan ketiga ini memiliki unsur yang lebih kompleks ketimbang tingkat
pertama dan kedua serta lebih sulit dalam penerapannya, sehingga
perpustakaan lebih bnyak yang menggunakan deskripsi tingkat satu atau dua.
1. F. PENGGUNAAN BAHASA
Penggunaan bahasa dalam deskripsi bibliografi harus sama dengan bahasa
dokumen.[7] Artinya bahwa apa yang tertulis dari SIU pada dokumen tidak dapat
di ubah ke dalam bahasa pengatalog. Namun untuk perihal interpolasi atau
sisipan (informasi yang tidak terdapat dalam dokumen) seperti pernyataan
sisipan dan singkatan wajib, GMD, bentuk lain dari tempat terbit, dan fungsi lain
dari penerbit, distributor, dan lain sebagainya dapat menggunakan bahasa
pengatalog atau yang dikenal dengan working language.namun sisipan tersebut
harus dituliskan di dalam kurung siku ‘[ ]’.
1. GENERAL MATERIAL DESIGNATION (GMD)
15. General Material Designation (GMD) adalah pernyataan jenis bahan secara
umum. Di dalam AACR2 sendiri GMD dibagi menjadi 2 daftar yakni, daftar
pertama digunakan di Inggris dan daftar kedua digunakan di Amerika Serikat.
Indonesia sendiri menggunakan GMD yang digunakan oleh Amerika Serikat
karena lebih bervariatif.[8] Di bawah ini adalah daftar GMD yang diberikan oleh
AACR2 pada 1.1C1.
LIST 1 (INGGRIS) LIST 2 (AMERIKA SERIKAT)
Braille
Cartographic Resorces
Electronic Resources, Graphic Manuscript Microform Motion Picture
Multimedia Music Object Sound Recording Text VideorecordingActivity Card
Art Original Art Reproduction Braille Cartographic Material Chart Diorama
Electronic Resource Filmstrip Flash Card Game Kit Manuscript Microform
Microscope Slide Model Motion Picture Music
GMD sangat berguna terutama pada perpustakaan multimedia. Pustakawan
ataupun pemustaka akan dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan
menelusur GMD-nya meskipun terdapat judul yang sama dalam rak.
1. DAERAH DATA KHUSUS
“Istilah dalam bahasa Inggris adalah: Material (or type of publication) specific
details area, merupakan daerah untuk mencatat data yang khas bagi satu
kelompok bahan atau jenis publikasi tertentu.”[9]
Pada bahan pustaka tidak semua memiliki data khususnya, adapun bahan-bahan
yang memiliki data khusus adalah:
1) Cartographic Materials (Bab 3)
2) Music (Bab 5)
3) Electronic Resources (Bab 9)
4) Continuing Resources (Bab 12)
5) Microform (Bab 11( jika berisi peta/musik/serial))
16. 1. TANDA BACA (PUNCTUATION)
Setiap daerah di pisahkan dengan titik, spasi, dua strip, spasi ( . — ) kecuali
untuk daerah yang dimulai pada paragraf baru, seperti yang tertuang didalam
AACR2,
“Precede each area, other than the first area, or each occurrance of a note or
standard number, etc., area, by full stop, space, dash, space ( . — ) unless the
area begins a new paragraph.”[10]
Adapun pungtuasi secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
NO DAERAH TANDA
BACA ELEMEN
1 Judul dan pernyataan
tanggung jawab
Judul sebenarnya
[ ] GMD
= Judul pararel
: Judul lain, judul tambahan, atau anak
judul
/ Pernyataan tanggung jawab
; Pernyataan tanggung jawab kedua
2 Edisi
. – Pernyataan edisi
/ Penanggung jawab edisi
; Penanggung jawab edisi kedua
3 Data Khusus . – Hanya untuk peta, musik, file komputer,
dan terbitan berkala
4 Terbitan dan Distribusi . – Tempat terbit
; Kota kedua
: Nama penerbit, penyalur, pengedar
[ ] Pernyataan fungsi penerbit, distributor
17. , (koma) Tahun terbit
( Tempat pembuatan
: Nama pembuat
, (koma) Tahun pembuatan, diikuti tanda kurung
tutup
5
Deskripsi Fisik (dimulai pada
paragraf baru atau diawali .
— )
. – Jumlah satuan dan jenis bahan spesifik
: Data spesifik lain ( jenis rekaman,
warna, dll)
: Ukuran
+ Lampiran
6 Seri (dicacat dalam kurung)
. – Judul seri
= Judul pararel seri
: Keterangan judul lain
/ Penanggung jawab seri
; Penanggung jawab tambahan
, (koma) Nomor standar seri (ISSN)
; Nomor seri
. (titik) Judul sub seri
7 Catatan
8 Nomor Standar, Harga,
Syarat Penjualan
Nomor Standar
Judul ringkas
. – Harga dan syarat penjualan
KESIMPULAN
18. Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa AACR2 mempunyai peran
penting dalam kegiatan pengatalogan (deskripsi bibliografi). AACR2 memiliki
aturan yang kompleks namun dalam penerapannya ada beberapa kelonggaran
sesuai dengan ciri-ciri dari AACR2 itu sendiri yakni fleksibel. Perpustakaan juga
dapat memilih jenis tingkatan deskripsi yang ingin diterapkan dalam
perpustakaannya, juga berlaku bagi penggunaan bahasa dalam pengatalogan
yang mendapat kelonggaran untuk tidak menggunakan bahasa inggris mutlak
namun dapat menggunakan working language.
Mengenai pungtuasi sudah jelas diatur disetiap bahasan bahan pada bab-bab di
AACR2 sehingga memudahkan bagi pustakawan untuk mengaplikasikannya.
Secara keseluruhan AACR2 masih dapat digunakan hingga saat ini mengingat
adanya perpindahan dari era AACR2 ke era RDA (Resource Description and
Access).
`