SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
term of referenc e


         LATIHAN KHUSUS KOHATI
             Tingkat Nasional


         Korps HMI-Wati (KOHATI)
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kota Bogor
           Periode 2010-2011
DASAR PEMIKIRAN

        Dewasa ini isu gender terus menjadi topik yang hangat
diperbincangkan seiring dengan pembahasan hak-hak asasi manusia yang
berimplikasi pada munculnya gugatan terhadap budaya patriarki yang
masih mewarnai berbagai aspek kehidupan. Budaya patriarkhis yang
cenderung memosisikan perempuan pada posisi marginal sesungguhnya
bertentangan dengan hakikat perempuan sebagai mahluk yang memiliki
kedudukan setara dengan laki-laki di hadapan Tuhan.
        Selain itu apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia, budaya
patriarkhis yang memarginalisasi perempuan seringkali bertentangan
dengan Hak Asasi Manusia sebagai hak hak yang melekat pada setiap
manusia sebagaimana rumusan rumusan Dalam pasal 1 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia”
        Banyak berita di media televisi yang menginformasikan bagaimana
perempuan masih saja menjadi “jenis kelamin kedua” (The Second Sex).
Berita tentang pelecehan seksual, pemerkosaan, perdagangan perempuan,
pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi dalam bidang
politik, diskriminasi dalam pekerjaan dan lain-lain seolah olah
mengonfirmasi pernyataan St.Thomas bahwa perempuan adalah
“manusia/laki-laki yang tidak sempurna” atau Aristoteles yang mengatakan
bahwa, “kodrat perempuan sebagai kodrat yang secara alami memang sudah
cacat.” Peran perempuan tidak lebih dan tidak kurang hanya untuk
menerima benih laki-laki, memelihara janin dan merawat bayinya. Makna
eksistensi perempuan hanya ditentukan berdasarkan fungsi biologisnya
        Gambaran situasi tersebut merupakan fenomena yang masih saja
terjadi di tengah tengah realitas menguatnya peran dan kedudukan
perempuan dalam tatanan masyarakat. Peran dan kedudukan perempuam
tidak lagi hanya meliputi wilayah domestik melainkan meluas ke berbagai
aspek kehidupan tidak terkecuali politik. Perempuan semakin mampu
menjadi leader di berbagai bidang kehidupan seperti menjadi pemimpin
bangsa, pemimpin partai politik, pemimpin perusahaan, tokoh masyarakat
bahkan hal ini dialami pula bagi kaum perempuan yang terpaksa dengan
berbagai sebab berbeda menjadi “single parent” (orang tua tunggal). Bagi
perempuan yang menikah, peran mereka pun sudah semakin luas tidak
hanya memiliki peran sebagai istri dan ibu tetapi perempuan masa kini juga
memiliki peran yang tidak kalah penting di luar rumah.
         Ketimpangan atau bias gender sesungguhnya sejak lama bahkan
hingga saat ini masih terepresentasi melalui sosok sosok dalam kehidupan
nyata yang menggambarkan baik diskriminasi, subordinasi, pembagian
kerja, stereotip, maupun kekerasan terhadap perempuan yang kental
di dalamnya. Perempuan dalam masyarakat patriarki diletakkan pada
posisi inferior. Mereka biasanya tidak mempunyai peran penting dalam
masyarakat dan menjadi kaum marginal.
Padahal jika menyinggung konsepsi Ibu dalam realitas sejarah
Indonesia sangatlah jauh dari image yang selama ini dilekatkan pada
perempuan sebagai sosok lemah yang hanya berkutat pada persoalan
persoalan di atas. Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.
Dalam peringatan ini, kota Bandung memiliki sejarah yang lekat dengan
momentum peringatan Hari Ibu. Pada 72 tahun lalu, tepatnya 22 Desember
1938, dalam Konggres Wanita Indonesia (Kowani) ke-3 di Bandung
menyepakati tanggal tersebut sebagai Hari Ibu. Tujuannya tentu saja
mulia, yakni menjaga semangat kebangkitan kaum ibu Indonesia secara
terorganisir hingga bisa bergerak di ruang publik sejajar dengan kaum laki-
laki.
       Ruang publik sebagaimana dirumuskan oleh Jurgen Habermas terdiri
dari organ-organ informasi dan perdebatan politik, seperti suratkabar dan
jurnal. Serta institusi diskusi politik, seperti parlemen, klub politik, salon–
salon sastra, majelis publik, tempat minum dan kedai kopi, balai pertemuan,
dan ruang-ruang publik lain, di mana diskusi sosio-politik berlangsung.
       Konsep ranah publik yang diangkat Habermas ini adalah ruang bagi
diskusi kritis, terbuka bagi semua orang. Pada ranah publik ini, warga privat
(private people) berkumpul untuk membentuk sebuah publik, di mana “nalar
publik” tersebut akan bekerja sebagai pengawas terhadap kekuasaan negara.
       Untuk pertama kalinya dalam sejarah, individu dan kelompok dapat
membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung terhadap
kebutuhan dan kepentingan mereka, seraya mempengaruhi praktik politik.
Prinsip-prinsip ranah publik melibatkan suatu diskusi terbuka tentang
semua isu yang menjadi keprihatinan umum, di mana argumentasi-
argumentasi diskursif (bersifat informal, dan tidak ketat diarahkan ke topik
tertentu) digunakan untuk menentukan kepentingan umum bersama. Ranah
publik dengan demikian mengandaikan adanya kebebasan berbicara dan
berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi dalam
perdebatan politik dan pengambilan keputusan.
       Inilah langkah simbolik kaum ibu meretas jalan panjang kesejarahan
dalam peringatan yang diformalkan. Sejarah Hari Ibu, dapat ditelusuri dari
bertemunya para pejuang wanita yang mengadakan konggres pada tahun
yang sama dengan Sumpah Pemuda yakni 1928 di Yogyakarta. Organisasi
perempuan sebenarnya sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para
pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien,
Cut Mutiah, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad
Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Namun, baru pada 22-25
Desember 1928 itulah, para aktivis kaum ibu berkonggres di Yogyakarta
yang di kemudian hari kita mengenalnya sebagai Konggres Wanita
Indonesia (Kowani) pertama. Hadir kurang lebih 30 organisasi wanita dari
12 kota di Jawa dan Sumatra yang telah menjadi partisipan. Mereka
berkumpul dan mempersatukan organisasiorganisasi wanita tersebut ke
dalam sebuah wadah perjuangan guna menunjukkan identitas dan spirit
berjuang untuk sejajar dengan kaum laki-laki.
       Dalam realitas sosial saat ini, ada sejumlah fakta yang menunjukkan
masih perlunya gerakan kaum ibu untuk memberdayakan perannya di
masyarakat. Ambil saja beberapa contoh fakta sebagai bahan refleksi.
Memang Hari Ibu tak cukup hanya menjadi rutinitas peringatan simbolik,
melainkan harus mengartikulasikan secara lebih substantif dan strategis
dari gerakan kaum ibu di Indonesia. Tak dimungkiri, hingga saat ini terjadi
kontestasi citra kaum ibu di mata khalayak luas. Sebuah pertarungan
identitas yang akan menunjukkan wajah positif atau negatif kaum ibu kita.
Kontestasi itu paling tidak masih tergambar jelas di tiga bidang.
        Pertama, gerakan emansipasi kerap mendapat kendala besar dari
pola budaya patriarki. Posisi perempuan yang selalu dianggap wajar dan
seharusnya berada dalam subordinasi dan superioritas kaum laki-laki.
Tradisi budaya feodal dan pelembagaan “keakuan” kaum laki-laki dalam
cara pandang yang salah tentang budaya ketimuran, telah memosisikan
kaum ibu dalam wilayah veriperal.
        Kedua, kesadaran kaum ibu untuk berdaya juga harus berkontestasi
dengan cara pandang dan interpretasi masyarakat terhadap ajaran agama
yang mereka yakini. Banyak kasus dalam menafsirkan kitab suci Alquran,
tidak diimbangi sensitivitas gender. Sehingga, kebenaran mutlak dari
prilaku skripturalisme yang eksklusif dan tidak membuka ruang dialog
menempatkan kaum ibu kian terpojok.
        Ketiga, kontestasi juga terjadi di realitas simbolik media. Kampanye
untuk menjadikan kaum ibu memiliki citra mandiri, sejajar dengan kaum
pria dan mampu, kerap direduksi oleh media massa baik cetak maupun
elektronika. Kita bisa mengamati banyak acara televisi, radio atau tulisan di
media cetak yang menempatkan perempuan sebagai objek atau korban dari
prilaku diskriminatif. Misalnya saja di berbagai sinetron, kebanyakan
sinetron yang kejar tayang di televisi kita mempertontonkan perempuan
sebagi biang gosip, lemah, cengeng, bergantung pada laki-laki, nerimo,
hedonistik, dan konsumtif atau gaya glamour khas metropolitan.
        Tak hanya sinetron tapi juga dalam reality show, news, atau talkshow
yang memosisikan perempuan dalam lakon-lakon marginal. Tentu, jika kita
menginginkan perempuan yang kian berdaya dalam peran-peran sosial
mereka, maka ketiga ranah kontestasi tadi harus lebih memberi tempat pada
peran substantif gerakan emansipasi sehingga pencitraan kaum ibu kian
positif. Hari Ibu hanya akan menjadi sebuah seremonial yang tak bermakna
jika kontestasi selalu memosisikan kaum ibu dalam ketidakberdayaan.
        Korps HMI-Wati sebagai bagian dari kaum perempuan yang telah
terserahkan secara akademis, social dan cultural memiliki peran penting
dalam upaya studi kritis dan kontribusi perbuatan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan keumatan dan kebangsaan khususnya kaum
perempuan. Untuk menyadari peran dan fungsinya tersebut, maka upaya-
upaya yang mendukung ke arah penyadaran peran dan fungsi KOHATI bagi
kaum perempuan menjadi urgen. Adapun salah satu upaya tersebut adalah
mengadakan Latihan Kader KOHATI yang secara umum bertujuan
membentuk karakter HMI-Wati yang ideal dan penyadaran peran dan
fungsinya hingga berikutnya diharapkan mampu berkontribusi pada
lingkungan sekitarnya.
NAMA KEGIATAN
      Adapun nama kegiatan ini adalah LATIHAN KHUSUS KOHATI
(LKK) TINGKAT NASIONAL KORPS HMI-WATI (KOHATI) HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG KOTA BOGOR.

TEMA
      Adapun tema yang diangkat dalam pelatihan ini adalah : “KOHATI
BERGERAK; Arah Baru Menuju Kesetaraan Partisipasi Perempuan Di
Ruang Publik”.

MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah :
     1. Sebagai upaya pembentukan karakter HMI-Wati yang sesuai
        dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.
     2. Sebagai salah satu proses kaderisasi bagi HMI-Wati untuk
        terbinanya kader akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan
        Islam, serta kreatif dan inovatif sebagai upaya melakukan
        perubahan terhadap perannnya sebagai kader ummat dan kader
        bangsa dengan selalu mengharap ridho Allah SWT.
     3. Memberi pemahaman bagi HMI-Wati mengenai perempuan dan
        isu-isu keperempuanan.
     4. Menumbuhkan kesadaran HMI-Wati untuk berbuat dan berjuang
        dalam menjawab permasalahan ummat dan bangsa, khususnya
        permasalahan kaum perempuan.

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
      Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-27 November 2011 di
wisma Padjajaran Kota Bogor.

PELAKSANA KEGIATAN
       Pengarah kegiatan ini adalah Steering Committee (SC) dan Pelaksana
kegiatan adalah Organizing Committee (OC) sebagaimana terlampir.

AGENDA ACARA
    Agenda acara terlampir.

PESERTA
      Adapun peserta dari kegiatan ini adalah HMI-Wati se-Indonesia
sebagaimana terlampir.

AGENDA KEGIATAN
      Adapun agenda kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Monolog
2. Diskusi
3. Problem Solving
4. Dialog
5. Presentasi Makalah
MATERI DAN TEMA MAKALAH
1. Materi I    : Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Islam
2. Materi II         : Partisipasi Perempuan di Ruang Publik
3. Materi III        : Peran Perempuan Dalam Menjawab Devisi Sosial
4. Materi IV         : Problematika dan Solusi Kesehatan Reproduksi
   Perempuan
5. Materi V          :Perempuan    dan Pembangunan Karakter Bangsa;
   Upaya Mempertahankan Budaya Lokal
6. Materi VI         : Perempuan di Media Massa; Distorsi dan Upaya
   Perbaikan Citra
7. Materi VII        : Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial
8. Materi VIII       : Kuota 30 persen dan Kesetaraan Gender Dalam
   Partisipasi Politik
9. Materi IX         : Problematika Perempuan; Kekerasan, Eksploitasi dan
   Trafficking
10. Materi X         :Feminisme;    Sejarah   dan    Dinamika      Gerakan
   Keperempuan
11. Materi XI        : Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap
   Kapasitas Kepemimpinan Perempuan
12. Materi XII       : Format Gerakan baru KOHATI dalam menyikapi isu
   keperempuanan
13. Materi XIII      : Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Pelaksanaan Ajaran
   Islam

PENUTUP
      Demikian proposal ini disusun untuk menjadi acuan kerja serta
menjadi bahan pertimbangan bagi pihak – pihak terkain untuk terlibat
dalam menyukseskan kegiatan ini.

Billahitaufiq Wal Hidayah
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Bogor, 01 Dzulhijjah1432 H
                                            29 Oktober 2011 M

                                    PANITIA PELAKSANA
                                    LKK NASIONAL
                                    KORPS HMI WATI
                                    CABANGKOTA BOGOR




SEKAR HAPSARI                       R.SUSAN KHAIRUNNISA
KETUA                               SEKRETARIS

                      Mengetahui,

                       PENGURUS
                     KORPS HMI WATI
                 HMI CABANG KOTA BOGOR




                       ANI SAFITRI
                      KETUA UMUM

                      Menyetujui,

                      PENGURUS
                HMI CABANG KOTA BOGOR




                    RIDWAN ARIFIN
                     KETUA UMUM
Lampiran 1
PENANGGUNG JAWAB           :   Ridwan Arifin
                               (Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor)

                               Ani Safitri
                               (Ketua Umum KOHATI Cabang Kota Bogor)

MASTER OF TRAINING         :   Musrifah
(MoT)                          Endah Cahya Immawati
                               Hafidah Farwa
                               Danial Iskandar Yusuf
                               Ahlan Elfaz


STEERING COMMITTEE         :   Siti Sopiah Taufik
                               Risa Fenti
                               Uswatun Hasanah
                               Halimatussa’diah
                               Yusrin Edyanti
                               Ratih Eka
                               Rafiansyah
                               Mafuluddin


ORGANIZING
COMMIITTEE (OC)
Ketua                      :   Sekar Hapsari
Sekretaris                 :   R. Susan Khoirunnisa
Bendahara                  :   Dini Andzani Gunawan

Seksi Acara                         Seksi Kesekretariatan
Rika Abrianti                       Sri Husnati
Reni anggraeini                     Sholehah
Restika Putri                       Untari Clara Putri
Seksi Publikasi dan Dokumentasi     Seksi Konsumsi
Badriyah                            Novi
Meliana Agustina                    Kunti Andika Sari
                                    Nurul qomariyah

Seksi Perlengkapan                  Seksi Humas
Nu Atika Sari                       Reni Anggreini
Robi Faisal                         Halimatussa’diah




Lampiran II
AGENDA ACARA

Waktu          Agenda                                     Fasilitator
Ahad, 20 November 2011
08.00-21.00    Screening Cabang Lokal
Senin, 21 November 2011
08.00-16.00    Registrasi dan Screening             Panitia
16.00-17.30    Pengumuman Hasil Screening           MOT
20.30 s/d      Opening Ceremony
Selesai         Acara pembukaan Latihan Khusus
                Kohati (LKK)
                1. Pembukaan                        MC
                2. Pembacaan Ayat Suci Alqur’an
                3. Menyanyikan lagu Indonesia       OC
                   Raya, Hymne HMI dan Mars
                   KOHATI
                4. Laporan Ketua Pelaksana
                5. Sambutan-sambutan:
                 Ketua Umum KOHATI HMI
                   Cabang Kota Bogor
                 Ketua Umum HMI Cabang Kota
                   Bogor
                 Walikota Kota Bogor sekaligus
                   membuka acara
                6. Pembacaan do’a

Waktu           Agenda                              Fasilitator
23.00-24.00     Kontrak belajar                     MOT
24.00-05.00     Istirahat                           All
Selasa, 22 November 2011
 05.30-09.00    Aktivitas pribadi                   All
09.00-09.45     Presentasi Makalah                  MOT
 09.45-12.45    Studium Genaral                     Ayunda Ida Ismail
               Pendidikan karakter perempuan di
               zaman globalisasi
12.45-14.00    Aktivitas Pribadi
14.00-16.00    Materi I
               Hakikat Perempuan Dalam Perspektif   Ayunda Fitri Ismail
               Islam
16.00-16.30    Aktvitas Pribadi
16.30-18.00    Presentasi Makalah                   MOT
18.00-20.30    Aktivitas Pribadi
20.30-23.30    Materi II                            Ibu Hj. Nuryanti
               Partisipasi Perempuan di Ruang       (Sekda Kabupaten
               Publik                               Bogor)
23.30-24.30    Presentasi Makalah                   MOT
24.30-09.00    Aktivitas Pribadi
Rabu, 23 November 2011
09.00-09.45   Presentasi Makalah                    MOT
09.45-12.45    Materi III                           Hj. Fauziah Diani
               Peran Perempuan Dalam Menjawab       Budiarto
               Devisi Sosial
12.45-14.00    Aktivitas Pribadi                    All
14.00-16.00    Materi IV                            LKMI
               Problematika dan Solusi Kesehatan
               Reproduksi Perempuan


16.00-16.30    Aktivitas Pribadi
16.30-18.00    Presentasi Makalah                   MOT
18.00-20.30    Aktivitas Pribadi                    All
20.30-23.30    Materi V
               Perempuan dan Pembangunan            Reni Marlinawati
               Karakter Bangsa; Upaya               (DPR RI)
               Mempertahankan Budaya Lokal
23.30-24.30    Presentasi Makalah                   MOT
24.30-09.00    Aktivitas Pribadi                    All
Kamis, 24 November 2011
09.00-09.45    Presentasi Makalah                     MOT
09.45-12.45    Materi VI
               Perempuan di Media Massa; Distorsi     Oki Asokawati
               dan Upaya Perbaikan Citra

12.45-14.00    Aktivitas Pribadi                               ALL
14.00-16.00    Materi VII                           Ayunda Anggun Z A
               Analisis Gender Dalam Transformasi
               Sosial
16.00-16.30    Aktivitas Pribadi                    All
16.30-18.00    Presentasi Makalah                   MOT
18.00-20.30    Aktivitas Pribadi                    All
20.30-24.30    Materi VIII                          Dr. Valina Sinka
               Kuota 30 persen dan Kesetaraan       (Dekan FISIP UI,
               Gender Dalam Partisipasi Politik     Presidium FORHATI)

24.30-09.00    Aktivitas Pribadi                    All
Jumat, 25 November 2011
09.00-11.45    Materi IX
               Problematika Perempuan; Kekerasan,   Khoirunnisa
               Eksploitasi dan Trafficking          (KOMNAS
                                                    Perempuan)
11.45-12.45    Bedah Buku/ Film                     All
12.45-14.00    Aktivitas Pribadi                    All

14.00-16.00    Materi X                             Ayunda Aida Hubis
Feminisme; Sejarah dan Dinamika
               Gerakan Keperempuan

 16.00-16.30   Aktivitas Pribadi                  All
16.30-18.00    Presentasi Makalah                 MOT
18.00-20.30    Aktivitas Pribadi                  All
20.30-24.00    Materi XI
               Kecerdasan Emosional dan           Ir. Sri Astuti M.Si
               Pengaruhnya Terhadap Kapasitas
               Kepemimpinan Perempuan
24.00-09.00               Aktivitas               All
Sabtu, 26 November 2011
09.00-09.45    Presentasi Makalah                 MOT
09.45-12.45    Materi XII
                                                  Ade         Kusuma
               Format Gerakan baru KOHATI dalam   ningtias
               menyikapi isu keperempuanan        Nurhayati Jammas


12.45-14.00    Laporan Analisis Sosial            All
14.00-16.00    Materi XIII                        Yunda
               Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan    Zahrotunni’mah
               Pelaksanaan Ajaran Islam

16.00-16.30    Aktivitas Pribadi
20.00-23.00    Penutupan
Minggu, 27 November 2011
08.00-16.00    Salam perpisahan                   All




Lampiran III
DAFTAR PESERTA LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)

NO           NAMA CABANG                   TEMA       UTUSAN
                                          MAKALAH
1    Cabang Banda Aceh                         I        1
2    Cabang Bireun                            II        1
3    Cabang Lhokseumawe                      III        1
4    Cabang Sigli                            IV         1
5    Cabang Takengon                          V         1
6    Cabang Tapaktuan                        VI         1
7    Cabang Medan                           VII         1
8    Cabang Binjai                          VIII        1
9    Cabang Langkat                          IX         1
10   Cabang Kisaran-Asahan                    X         1
11   Cabang Pematang Siantar-Simalungun      XI         1
12   Cabang Padang Sidempuan                XII         1
13   Cabang Labuhan Batu                       I        1
14   Cabang Padang                            II        1
15   Cabang Solok                            III        1
16   Cabang Payakumbuh                       IV         1
17   Cabang Padang Panjang                    V         1
18   Cabang Bukit Tinggi                     VI         1
19   Cabang Batu Sangkar                    VII         1
20   Cabang sawahlunto                      VIII        1
21   Cabang Pariaman                         IX         1
22   Cabang Pekanbaru                         X         1
24   Cabang Batam                            XI         1
25   Cabang Palembang                       XII         1
26   Cabang Metro                              I        1
27   Cabang Curup                             II        1
28   Cabang Kotabumi                         III        1
29   Cabang Lubuk Linggau                    IV         1
30   Cabang Bangko                            V         1
31   Cabang Muara Bungo                      VI         1
32   Cabang Kerinci                         VII         1
33   Cabang Bandar Lampung                  VIII        1
34   Cabang Baturaja                         IX         1
35   Cabang Sarolangun                        X         1
36   Cabang Bengkulu                         XI         1
37   Cabang Jambi                           XII         1
38   Cabang Bangka Belitung                    I        1
39   Cabang Indralaya                         II        1
40   Cabang Tebo                             III        1
41   Cabang Muara Belian                     IV         1
42   Cabang Jakarta Pusat-Utara               V         1
43   Cabang Jakarta Timur             VI     1
44   Cabang Jakarta Selatan-Barat    VII     1
45   Cabang Jakarta Raya             VIII    1
46   Cabang Ciputat                   IX     1
47   Cabang Bogor                      X     1
48   Cabang Bekasi                    XI     1
49   Cabang Pandeglang               XII     1
50   Cabang Serang                      I    1
51   Cabang Cilegon                    II    1
52   Cabang Cianjur                   III    1
53   Cabang Kab. Bandung              IV     1
54   Cabang Karawang                   V     1
55   Cabang Indramayu                 VI     1
56   Cabang Tasikmalaya              VII     1
57   Cabang Cirebon                  VIII    1
58   Cabang Ciamis                    IX     1
59   Cabang Sukabumi                   X     1
60   Cabang Semarang                  XI     1
61   Cabang Purwokerto               XII     1
62   Cabang Yogyakarta                  I    1
63   Cabang Salatiga                   II    1
64   Cabang Surabaya                  III    1
65   Cabang Malang                    IV     1
66   Cabang Ponorogo                   V     1
67   Cabang Denpasar                  VI     1
68   Cabang Sumbawa                  VII     1
69   Cabang Mataram                  VIII    1
70   Cabang Kupang                    IX     1
71   Cabang Bima                       X     1
72   Cabang Kota Bogor              I-XII   20
73   Cabang Banjarmasin              XII     1
74   Cabang Banjarbaru                  I    1
75   Cabang Palangkaraya               II    1
76   Cabang Makassar                  III    1
77   Cabang Makassar Timur            IV     1
78   Cabang Jeneponto                  V     1
79   Cabang Gowa Raya                 VI     1
80   Cabang Unaha                    VII     1
81   Cabang Kendari                  VIII    1
82   Cabang Manado                    IX     1
83   Cabang Gorontalo                  X     1
84   Cabang Bolaang Mongondow         XI     1
85   Cabang Palu                     XII     1
86   Cabang Toli-toli                   I    1
87   Cabang Ambon                      II    1
88    Cabang Ternate               III     1
89    Cabang Jayapura              IV      1
90    Cabang Sorong                 V      1
91    Cabang Fak-fak               VI      1
92    Cabang Merauke               VII     1
93    Cabang Manokwari             VIII    1
94    Cabang Biak                  IX      1
95    Cabang Polewali Mandar        X      1
96    Cabang Banjarmasin           XI      1
97    Cabang persiapan OKU Timur   XII     1
98    Cabang Lubuk Linggau           I     1
99    Cabang Pandeglang             II     1
100   Cabang Pare – Pare           III     1
Jumlah Peserta                            119

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah IndonesiaPancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah Indonesiadayurikaperdana19
 
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuIndriyatno Banyumurti
 
Dampak Sosial Informatika .pdf
Dampak Sosial Informatika .pdfDampak Sosial Informatika .pdf
Dampak Sosial Informatika .pdfAdikaPrayata
 
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internetDampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internetDitho Cihuy
 
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberMateri 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberIndriyatno Banyumurti
 
laporan sma study tour ke malang
laporan sma study tour ke malanglaporan sma study tour ke malang
laporan sma study tour ke malangALKATA
 
Budaya keamanan digital
Budaya keamanan digitalBudaya keamanan digital
Budaya keamanan digitalUnggul Sagena
 
Internet Sehat dan Literasi Digital
Internet Sehat dan Literasi DigitalInternet Sehat dan Literasi Digital
Internet Sehat dan Literasi DigitalICT Watch
 
Presentasi teknologi internet dan web
Presentasi teknologi internet dan webPresentasi teknologi internet dan web
Presentasi teknologi internet dan webIsmail Majid
 
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIPRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIYoga Romdoni
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetKie Rahadian
 
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakan
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakanBijak bersosmed - tips dan informasi gerakan
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakanliterasi digital
 
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten Positif
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten PositifMateri 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten Positif
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten PositifIndriyatno Banyumurti
 
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remaja
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remajaDampak positif dan negatif sosial media terhadap remaja
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remajaM_Ramadhan
 
Jenis-Jenis Media Sosial & Perkembangannya
Jenis-Jenis Media Sosial & PerkembangannyaJenis-Jenis Media Sosial & Perkembangannya
Jenis-Jenis Media Sosial & PerkembangannyaProgressTech
 

Mais procurados (20)

Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah IndonesiaPancasila dalam arus sejarah Indonesia
Pancasila dalam arus sejarah Indonesia
 
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di PonselmuCek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
Cek Privasi dan Keamanan Digital di Ponselmu
 
Dampak Sosial Informatika .pdf
Dampak Sosial Informatika .pdfDampak Sosial Informatika .pdf
Dampak Sosial Informatika .pdf
 
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internetDampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
Dampak positif dan negatif akibat perkembangan teknologi internet
 
Ppt etika sosial_media
Ppt etika sosial_mediaPpt etika sosial_media
Ppt etika sosial_media
 
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia SiberMateri 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
Materi 3 (TOT Literasi Digital): Etika dan Aturan di Dunia Siber
 
DAMPAK SOSMED BAGI REMAJA
DAMPAK SOSMED BAGI REMAJADAMPAK SOSMED BAGI REMAJA
DAMPAK SOSMED BAGI REMAJA
 
Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan InternetPemanfaatan Internet
Pemanfaatan Internet
 
laporan sma study tour ke malang
laporan sma study tour ke malanglaporan sma study tour ke malang
laporan sma study tour ke malang
 
Budaya keamanan digital
Budaya keamanan digitalBudaya keamanan digital
Budaya keamanan digital
 
Internet Sehat dan Literasi Digital
Internet Sehat dan Literasi DigitalInternet Sehat dan Literasi Digital
Internet Sehat dan Literasi Digital
 
Presentasi teknologi internet dan web
Presentasi teknologi internet dan webPresentasi teknologi internet dan web
Presentasi teknologi internet dan web
 
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASIPRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PRESENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
 
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internetmakalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
makalah-tentang-cyber-crime-dan-kejahatan-internet
 
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakan
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakanBijak bersosmed - tips dan informasi gerakan
Bijak bersosmed - tips dan informasi gerakan
 
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten Positif
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten PositifMateri 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten Positif
Materi 4 (TOT Literasi Digital): Jejak Digital dan Konten Positif
 
Dekrit presiden
Dekrit presidenDekrit presiden
Dekrit presiden
 
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remaja
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remajaDampak positif dan negatif sosial media terhadap remaja
Dampak positif dan negatif sosial media terhadap remaja
 
Jenis-Jenis Media Sosial & Perkembangannya
Jenis-Jenis Media Sosial & PerkembangannyaJenis-Jenis Media Sosial & Perkembangannya
Jenis-Jenis Media Sosial & Perkembangannya
 
Hoaks - Infodemi yang Meresahkan
Hoaks - Infodemi yang Meresahkan Hoaks - Infodemi yang Meresahkan
Hoaks - Infodemi yang Meresahkan
 

Semelhante a Tor lkk kota bogor

PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxNoveliaOleAwa
 
Budaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaBudaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaWahyu P
 
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialKonstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialSuhadi Rembang
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminismesyawiril
 
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitalokaF1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitalokaRiska Fordiana
 
Pertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxPertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxLiah45
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderDiana Amelia Bagti
 
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )PerlindunganPerempua
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editbintarijoesman
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikalevinurleni
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxAbankHutbah
 

Semelhante a Tor lkk kota bogor (20)

S281
S281S281
S281
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
 
FEMINISME
FEMINISMEFEMINISME
FEMINISME
 
Budaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusiaBudaya dan hak asasi manusia
Budaya dan hak asasi manusia
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
 
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialKonstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
 
Makalah teori feminisme
Makalah teori feminismeMakalah teori feminisme
Makalah teori feminisme
 
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitalokaF1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
F1 d013027,riska fordiana, artikel jurnal representasi rieke dyah pitaloka
 
Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3
 
Gender
GenderGender
Gender
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
Pertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptxPertemuan Ke-7.pptx
Pertemuan Ke-7.pptx
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
 
Memahami Gender
Memahami GenderMemahami Gender
Memahami Gender
 
Feminisme
FeminismeFeminisme
Feminisme
 
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
Bahan materi di kppi purwakarta (18 september 2019 )
 
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender editFeminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
Feminisme dan gerakan kesetaraan gender edit
 
3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal3. liberal dan radikal
3. liberal dan radikal
 
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptxOPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
OPTIMALISASI PERAN STRATEGIS PEREMPUAN dalam PEMBANGUNAN.pptx
 

Tor lkk kota bogor

  • 1.
  • 2. term of referenc e LATIHAN KHUSUS KOHATI Tingkat Nasional Korps HMI-Wati (KOHATI) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kota Bogor Periode 2010-2011
  • 3. DASAR PEMIKIRAN Dewasa ini isu gender terus menjadi topik yang hangat diperbincangkan seiring dengan pembahasan hak-hak asasi manusia yang berimplikasi pada munculnya gugatan terhadap budaya patriarki yang masih mewarnai berbagai aspek kehidupan. Budaya patriarkhis yang cenderung memosisikan perempuan pada posisi marginal sesungguhnya bertentangan dengan hakikat perempuan sebagai mahluk yang memiliki kedudukan setara dengan laki-laki di hadapan Tuhan. Selain itu apabila dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia, budaya patriarkhis yang memarginalisasi perempuan seringkali bertentangan dengan Hak Asasi Manusia sebagai hak hak yang melekat pada setiap manusia sebagaimana rumusan rumusan Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah- Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia” Banyak berita di media televisi yang menginformasikan bagaimana perempuan masih saja menjadi “jenis kelamin kedua” (The Second Sex). Berita tentang pelecehan seksual, pemerkosaan, perdagangan perempuan, pelacuran, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi dalam bidang politik, diskriminasi dalam pekerjaan dan lain-lain seolah olah mengonfirmasi pernyataan St.Thomas bahwa perempuan adalah “manusia/laki-laki yang tidak sempurna” atau Aristoteles yang mengatakan bahwa, “kodrat perempuan sebagai kodrat yang secara alami memang sudah cacat.” Peran perempuan tidak lebih dan tidak kurang hanya untuk menerima benih laki-laki, memelihara janin dan merawat bayinya. Makna eksistensi perempuan hanya ditentukan berdasarkan fungsi biologisnya Gambaran situasi tersebut merupakan fenomena yang masih saja terjadi di tengah tengah realitas menguatnya peran dan kedudukan perempuan dalam tatanan masyarakat. Peran dan kedudukan perempuam tidak lagi hanya meliputi wilayah domestik melainkan meluas ke berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali politik. Perempuan semakin mampu menjadi leader di berbagai bidang kehidupan seperti menjadi pemimpin bangsa, pemimpin partai politik, pemimpin perusahaan, tokoh masyarakat bahkan hal ini dialami pula bagi kaum perempuan yang terpaksa dengan berbagai sebab berbeda menjadi “single parent” (orang tua tunggal). Bagi perempuan yang menikah, peran mereka pun sudah semakin luas tidak hanya memiliki peran sebagai istri dan ibu tetapi perempuan masa kini juga memiliki peran yang tidak kalah penting di luar rumah. Ketimpangan atau bias gender sesungguhnya sejak lama bahkan hingga saat ini masih terepresentasi melalui sosok sosok dalam kehidupan nyata yang menggambarkan baik diskriminasi, subordinasi, pembagian kerja, stereotip, maupun kekerasan terhadap perempuan yang kental di dalamnya. Perempuan dalam masyarakat patriarki diletakkan pada posisi inferior. Mereka biasanya tidak mempunyai peran penting dalam masyarakat dan menjadi kaum marginal.
  • 4. Padahal jika menyinggung konsepsi Ibu dalam realitas sejarah Indonesia sangatlah jauh dari image yang selama ini dilekatkan pada perempuan sebagai sosok lemah yang hanya berkutat pada persoalan persoalan di atas. Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu. Dalam peringatan ini, kota Bandung memiliki sejarah yang lekat dengan momentum peringatan Hari Ibu. Pada 72 tahun lalu, tepatnya 22 Desember 1938, dalam Konggres Wanita Indonesia (Kowani) ke-3 di Bandung menyepakati tanggal tersebut sebagai Hari Ibu. Tujuannya tentu saja mulia, yakni menjaga semangat kebangkitan kaum ibu Indonesia secara terorganisir hingga bisa bergerak di ruang publik sejajar dengan kaum laki- laki. Ruang publik sebagaimana dirumuskan oleh Jurgen Habermas terdiri dari organ-organ informasi dan perdebatan politik, seperti suratkabar dan jurnal. Serta institusi diskusi politik, seperti parlemen, klub politik, salon– salon sastra, majelis publik, tempat minum dan kedai kopi, balai pertemuan, dan ruang-ruang publik lain, di mana diskusi sosio-politik berlangsung. Konsep ranah publik yang diangkat Habermas ini adalah ruang bagi diskusi kritis, terbuka bagi semua orang. Pada ranah publik ini, warga privat (private people) berkumpul untuk membentuk sebuah publik, di mana “nalar publik” tersebut akan bekerja sebagai pengawas terhadap kekuasaan negara. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, individu dan kelompok dapat membentuk opini publik, memberikan ekspresi langsung terhadap kebutuhan dan kepentingan mereka, seraya mempengaruhi praktik politik. Prinsip-prinsip ranah publik melibatkan suatu diskusi terbuka tentang semua isu yang menjadi keprihatinan umum, di mana argumentasi- argumentasi diskursif (bersifat informal, dan tidak ketat diarahkan ke topik tertentu) digunakan untuk menentukan kepentingan umum bersama. Ranah publik dengan demikian mengandaikan adanya kebebasan berbicara dan berkumpul, pers bebas, dan hak untuk secara bebas berpartisipasi dalam perdebatan politik dan pengambilan keputusan. Inilah langkah simbolik kaum ibu meretas jalan panjang kesejarahan dalam peringatan yang diformalkan. Sejarah Hari Ibu, dapat ditelusuri dari bertemunya para pejuang wanita yang mengadakan konggres pada tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda yakni 1928 di Yogyakarta. Organisasi perempuan sebenarnya sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Namun, baru pada 22-25 Desember 1928 itulah, para aktivis kaum ibu berkonggres di Yogyakarta yang di kemudian hari kita mengenalnya sebagai Konggres Wanita Indonesia (Kowani) pertama. Hadir kurang lebih 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang telah menjadi partisipan. Mereka berkumpul dan mempersatukan organisasiorganisasi wanita tersebut ke dalam sebuah wadah perjuangan guna menunjukkan identitas dan spirit berjuang untuk sejajar dengan kaum laki-laki. Dalam realitas sosial saat ini, ada sejumlah fakta yang menunjukkan masih perlunya gerakan kaum ibu untuk memberdayakan perannya di masyarakat. Ambil saja beberapa contoh fakta sebagai bahan refleksi. Memang Hari Ibu tak cukup hanya menjadi rutinitas peringatan simbolik,
  • 5. melainkan harus mengartikulasikan secara lebih substantif dan strategis dari gerakan kaum ibu di Indonesia. Tak dimungkiri, hingga saat ini terjadi kontestasi citra kaum ibu di mata khalayak luas. Sebuah pertarungan identitas yang akan menunjukkan wajah positif atau negatif kaum ibu kita. Kontestasi itu paling tidak masih tergambar jelas di tiga bidang. Pertama, gerakan emansipasi kerap mendapat kendala besar dari pola budaya patriarki. Posisi perempuan yang selalu dianggap wajar dan seharusnya berada dalam subordinasi dan superioritas kaum laki-laki. Tradisi budaya feodal dan pelembagaan “keakuan” kaum laki-laki dalam cara pandang yang salah tentang budaya ketimuran, telah memosisikan kaum ibu dalam wilayah veriperal. Kedua, kesadaran kaum ibu untuk berdaya juga harus berkontestasi dengan cara pandang dan interpretasi masyarakat terhadap ajaran agama yang mereka yakini. Banyak kasus dalam menafsirkan kitab suci Alquran, tidak diimbangi sensitivitas gender. Sehingga, kebenaran mutlak dari prilaku skripturalisme yang eksklusif dan tidak membuka ruang dialog menempatkan kaum ibu kian terpojok. Ketiga, kontestasi juga terjadi di realitas simbolik media. Kampanye untuk menjadikan kaum ibu memiliki citra mandiri, sejajar dengan kaum pria dan mampu, kerap direduksi oleh media massa baik cetak maupun elektronika. Kita bisa mengamati banyak acara televisi, radio atau tulisan di media cetak yang menempatkan perempuan sebagai objek atau korban dari prilaku diskriminatif. Misalnya saja di berbagai sinetron, kebanyakan sinetron yang kejar tayang di televisi kita mempertontonkan perempuan sebagi biang gosip, lemah, cengeng, bergantung pada laki-laki, nerimo, hedonistik, dan konsumtif atau gaya glamour khas metropolitan. Tak hanya sinetron tapi juga dalam reality show, news, atau talkshow yang memosisikan perempuan dalam lakon-lakon marginal. Tentu, jika kita menginginkan perempuan yang kian berdaya dalam peran-peran sosial mereka, maka ketiga ranah kontestasi tadi harus lebih memberi tempat pada peran substantif gerakan emansipasi sehingga pencitraan kaum ibu kian positif. Hari Ibu hanya akan menjadi sebuah seremonial yang tak bermakna jika kontestasi selalu memosisikan kaum ibu dalam ketidakberdayaan. Korps HMI-Wati sebagai bagian dari kaum perempuan yang telah terserahkan secara akademis, social dan cultural memiliki peran penting dalam upaya studi kritis dan kontribusi perbuatan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan keumatan dan kebangsaan khususnya kaum perempuan. Untuk menyadari peran dan fungsinya tersebut, maka upaya- upaya yang mendukung ke arah penyadaran peran dan fungsi KOHATI bagi kaum perempuan menjadi urgen. Adapun salah satu upaya tersebut adalah mengadakan Latihan Kader KOHATI yang secara umum bertujuan membentuk karakter HMI-Wati yang ideal dan penyadaran peran dan fungsinya hingga berikutnya diharapkan mampu berkontribusi pada lingkungan sekitarnya.
  • 6. NAMA KEGIATAN Adapun nama kegiatan ini adalah LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) TINGKAT NASIONAL KORPS HMI-WATI (KOHATI) HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG KOTA BOGOR. TEMA Adapun tema yang diangkat dalam pelatihan ini adalah : “KOHATI BERGERAK; Arah Baru Menuju Kesetaraan Partisipasi Perempuan Di Ruang Publik”. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah : 1. Sebagai upaya pembentukan karakter HMI-Wati yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. 2. Sebagai salah satu proses kaderisasi bagi HMI-Wati untuk terbinanya kader akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam, serta kreatif dan inovatif sebagai upaya melakukan perubahan terhadap perannnya sebagai kader ummat dan kader bangsa dengan selalu mengharap ridho Allah SWT. 3. Memberi pemahaman bagi HMI-Wati mengenai perempuan dan isu-isu keperempuanan. 4. Menumbuhkan kesadaran HMI-Wati untuk berbuat dan berjuang dalam menjawab permasalahan ummat dan bangsa, khususnya permasalahan kaum perempuan. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-27 November 2011 di wisma Padjajaran Kota Bogor. PELAKSANA KEGIATAN Pengarah kegiatan ini adalah Steering Committee (SC) dan Pelaksana kegiatan adalah Organizing Committee (OC) sebagaimana terlampir. AGENDA ACARA Agenda acara terlampir. PESERTA Adapun peserta dari kegiatan ini adalah HMI-Wati se-Indonesia sebagaimana terlampir. AGENDA KEGIATAN Adapun agenda kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : 1. Monolog 2. Diskusi 3. Problem Solving 4. Dialog 5. Presentasi Makalah
  • 7. MATERI DAN TEMA MAKALAH 1. Materi I : Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Islam 2. Materi II : Partisipasi Perempuan di Ruang Publik 3. Materi III : Peran Perempuan Dalam Menjawab Devisi Sosial 4. Materi IV : Problematika dan Solusi Kesehatan Reproduksi Perempuan 5. Materi V :Perempuan dan Pembangunan Karakter Bangsa; Upaya Mempertahankan Budaya Lokal 6. Materi VI : Perempuan di Media Massa; Distorsi dan Upaya Perbaikan Citra 7. Materi VII : Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial 8. Materi VIII : Kuota 30 persen dan Kesetaraan Gender Dalam Partisipasi Politik 9. Materi IX : Problematika Perempuan; Kekerasan, Eksploitasi dan Trafficking 10. Materi X :Feminisme; Sejarah dan Dinamika Gerakan Keperempuan 11. Materi XI : Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Kepemimpinan Perempuan 12. Materi XII : Format Gerakan baru KOHATI dalam menyikapi isu keperempuanan 13. Materi XIII : Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Pelaksanaan Ajaran Islam PENUTUP Demikian proposal ini disusun untuk menjadi acuan kerja serta menjadi bahan pertimbangan bagi pihak – pihak terkain untuk terlibat dalam menyukseskan kegiatan ini. Billahitaufiq Wal Hidayah Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
  • 8. Bogor, 01 Dzulhijjah1432 H 29 Oktober 2011 M PANITIA PELAKSANA LKK NASIONAL KORPS HMI WATI CABANGKOTA BOGOR SEKAR HAPSARI R.SUSAN KHAIRUNNISA KETUA SEKRETARIS Mengetahui, PENGURUS KORPS HMI WATI HMI CABANG KOTA BOGOR ANI SAFITRI KETUA UMUM Menyetujui, PENGURUS HMI CABANG KOTA BOGOR RIDWAN ARIFIN KETUA UMUM
  • 9. Lampiran 1 PENANGGUNG JAWAB : Ridwan Arifin (Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor) Ani Safitri (Ketua Umum KOHATI Cabang Kota Bogor) MASTER OF TRAINING : Musrifah (MoT) Endah Cahya Immawati Hafidah Farwa Danial Iskandar Yusuf Ahlan Elfaz STEERING COMMITTEE : Siti Sopiah Taufik Risa Fenti Uswatun Hasanah Halimatussa’diah Yusrin Edyanti Ratih Eka Rafiansyah Mafuluddin ORGANIZING COMMIITTEE (OC) Ketua : Sekar Hapsari Sekretaris : R. Susan Khoirunnisa Bendahara : Dini Andzani Gunawan Seksi Acara Seksi Kesekretariatan Rika Abrianti Sri Husnati Reni anggraeini Sholehah Restika Putri Untari Clara Putri Seksi Publikasi dan Dokumentasi Seksi Konsumsi Badriyah Novi Meliana Agustina Kunti Andika Sari Nurul qomariyah Seksi Perlengkapan Seksi Humas Nu Atika Sari Reni Anggreini Robi Faisal Halimatussa’diah Lampiran II
  • 10. AGENDA ACARA Waktu Agenda Fasilitator Ahad, 20 November 2011 08.00-21.00 Screening Cabang Lokal Senin, 21 November 2011 08.00-16.00 Registrasi dan Screening Panitia 16.00-17.30 Pengumuman Hasil Screening MOT 20.30 s/d Opening Ceremony Selesai Acara pembukaan Latihan Khusus Kohati (LKK) 1. Pembukaan MC 2. Pembacaan Ayat Suci Alqur’an 3. Menyanyikan lagu Indonesia OC Raya, Hymne HMI dan Mars KOHATI 4. Laporan Ketua Pelaksana 5. Sambutan-sambutan:  Ketua Umum KOHATI HMI Cabang Kota Bogor  Ketua Umum HMI Cabang Kota Bogor  Walikota Kota Bogor sekaligus membuka acara 6. Pembacaan do’a Waktu Agenda Fasilitator 23.00-24.00 Kontrak belajar MOT 24.00-05.00 Istirahat All Selasa, 22 November 2011 05.30-09.00 Aktivitas pribadi All 09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT 09.45-12.45 Studium Genaral Ayunda Ida Ismail Pendidikan karakter perempuan di zaman globalisasi 12.45-14.00 Aktivitas Pribadi 14.00-16.00 Materi I Hakikat Perempuan Dalam Perspektif Ayunda Fitri Ismail Islam 16.00-16.30 Aktvitas Pribadi 16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT 18.00-20.30 Aktivitas Pribadi 20.30-23.30 Materi II Ibu Hj. Nuryanti Partisipasi Perempuan di Ruang (Sekda Kabupaten Publik Bogor) 23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT 24.30-09.00 Aktivitas Pribadi
  • 11. Rabu, 23 November 2011 09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT 09.45-12.45 Materi III Hj. Fauziah Diani Peran Perempuan Dalam Menjawab Budiarto Devisi Sosial 12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All 14.00-16.00 Materi IV LKMI Problematika dan Solusi Kesehatan Reproduksi Perempuan 16.00-16.30 Aktivitas Pribadi 16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT 18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All 20.30-23.30 Materi V Perempuan dan Pembangunan Reni Marlinawati Karakter Bangsa; Upaya (DPR RI) Mempertahankan Budaya Lokal 23.30-24.30 Presentasi Makalah MOT 24.30-09.00 Aktivitas Pribadi All Kamis, 24 November 2011 09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT 09.45-12.45 Materi VI Perempuan di Media Massa; Distorsi Oki Asokawati dan Upaya Perbaikan Citra 12.45-14.00 Aktivitas Pribadi ALL 14.00-16.00 Materi VII Ayunda Anggun Z A Analisis Gender Dalam Transformasi Sosial 16.00-16.30 Aktivitas Pribadi All 16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT 18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All 20.30-24.30 Materi VIII Dr. Valina Sinka Kuota 30 persen dan Kesetaraan (Dekan FISIP UI, Gender Dalam Partisipasi Politik Presidium FORHATI) 24.30-09.00 Aktivitas Pribadi All Jumat, 25 November 2011 09.00-11.45 Materi IX Problematika Perempuan; Kekerasan, Khoirunnisa Eksploitasi dan Trafficking (KOMNAS Perempuan) 11.45-12.45 Bedah Buku/ Film All 12.45-14.00 Aktivitas Pribadi All 14.00-16.00 Materi X Ayunda Aida Hubis
  • 12. Feminisme; Sejarah dan Dinamika Gerakan Keperempuan 16.00-16.30 Aktivitas Pribadi All 16.30-18.00 Presentasi Makalah MOT 18.00-20.30 Aktivitas Pribadi All 20.30-24.00 Materi XI Kecerdasan Emosional dan Ir. Sri Astuti M.Si Pengaruhnya Terhadap Kapasitas Kepemimpinan Perempuan 24.00-09.00 Aktivitas All Sabtu, 26 November 2011 09.00-09.45 Presentasi Makalah MOT 09.45-12.45 Materi XII Ade Kusuma Format Gerakan baru KOHATI dalam ningtias menyikapi isu keperempuanan Nurhayati Jammas 12.45-14.00 Laporan Analisis Sosial All 14.00-16.00 Materi XIII Yunda Kontekstualisasi Fiqhunnisa dan Zahrotunni’mah Pelaksanaan Ajaran Islam 16.00-16.30 Aktivitas Pribadi 20.00-23.00 Penutupan Minggu, 27 November 2011 08.00-16.00 Salam perpisahan All Lampiran III
  • 13. DAFTAR PESERTA LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) NO NAMA CABANG TEMA UTUSAN MAKALAH 1 Cabang Banda Aceh I 1 2 Cabang Bireun II 1 3 Cabang Lhokseumawe III 1 4 Cabang Sigli IV 1 5 Cabang Takengon V 1 6 Cabang Tapaktuan VI 1 7 Cabang Medan VII 1 8 Cabang Binjai VIII 1 9 Cabang Langkat IX 1 10 Cabang Kisaran-Asahan X 1 11 Cabang Pematang Siantar-Simalungun XI 1 12 Cabang Padang Sidempuan XII 1 13 Cabang Labuhan Batu I 1 14 Cabang Padang II 1 15 Cabang Solok III 1 16 Cabang Payakumbuh IV 1 17 Cabang Padang Panjang V 1 18 Cabang Bukit Tinggi VI 1 19 Cabang Batu Sangkar VII 1 20 Cabang sawahlunto VIII 1 21 Cabang Pariaman IX 1 22 Cabang Pekanbaru X 1 24 Cabang Batam XI 1 25 Cabang Palembang XII 1 26 Cabang Metro I 1 27 Cabang Curup II 1 28 Cabang Kotabumi III 1 29 Cabang Lubuk Linggau IV 1 30 Cabang Bangko V 1 31 Cabang Muara Bungo VI 1 32 Cabang Kerinci VII 1 33 Cabang Bandar Lampung VIII 1 34 Cabang Baturaja IX 1 35 Cabang Sarolangun X 1 36 Cabang Bengkulu XI 1 37 Cabang Jambi XII 1 38 Cabang Bangka Belitung I 1 39 Cabang Indralaya II 1 40 Cabang Tebo III 1 41 Cabang Muara Belian IV 1 42 Cabang Jakarta Pusat-Utara V 1
  • 14. 43 Cabang Jakarta Timur VI 1 44 Cabang Jakarta Selatan-Barat VII 1 45 Cabang Jakarta Raya VIII 1 46 Cabang Ciputat IX 1 47 Cabang Bogor X 1 48 Cabang Bekasi XI 1 49 Cabang Pandeglang XII 1 50 Cabang Serang I 1 51 Cabang Cilegon II 1 52 Cabang Cianjur III 1 53 Cabang Kab. Bandung IV 1 54 Cabang Karawang V 1 55 Cabang Indramayu VI 1 56 Cabang Tasikmalaya VII 1 57 Cabang Cirebon VIII 1 58 Cabang Ciamis IX 1 59 Cabang Sukabumi X 1 60 Cabang Semarang XI 1 61 Cabang Purwokerto XII 1 62 Cabang Yogyakarta I 1 63 Cabang Salatiga II 1 64 Cabang Surabaya III 1 65 Cabang Malang IV 1 66 Cabang Ponorogo V 1 67 Cabang Denpasar VI 1 68 Cabang Sumbawa VII 1 69 Cabang Mataram VIII 1 70 Cabang Kupang IX 1 71 Cabang Bima X 1 72 Cabang Kota Bogor I-XII 20 73 Cabang Banjarmasin XII 1 74 Cabang Banjarbaru I 1 75 Cabang Palangkaraya II 1 76 Cabang Makassar III 1 77 Cabang Makassar Timur IV 1 78 Cabang Jeneponto V 1 79 Cabang Gowa Raya VI 1 80 Cabang Unaha VII 1 81 Cabang Kendari VIII 1 82 Cabang Manado IX 1 83 Cabang Gorontalo X 1 84 Cabang Bolaang Mongondow XI 1 85 Cabang Palu XII 1 86 Cabang Toli-toli I 1 87 Cabang Ambon II 1
  • 15. 88 Cabang Ternate III 1 89 Cabang Jayapura IV 1 90 Cabang Sorong V 1 91 Cabang Fak-fak VI 1 92 Cabang Merauke VII 1 93 Cabang Manokwari VIII 1 94 Cabang Biak IX 1 95 Cabang Polewali Mandar X 1 96 Cabang Banjarmasin XI 1 97 Cabang persiapan OKU Timur XII 1 98 Cabang Lubuk Linggau I 1 99 Cabang Pandeglang II 1 100 Cabang Pare – Pare III 1 Jumlah Peserta 119