1. KEKUASAAN DAN POLITIK DI
SEKOLAH
Dosen Pengampu : Dr. Yovitha Yuliejantiningsih, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Siti Yuliani (18510081)
2. Yuliana (18510082)
3. Arifah Khusnawati (18510117)
2. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk membujuk orang-orang
lain melakukan apa yang mereka lakukan
Definisinya Weber (1947, hlm. 152) “Probabilitas seorang
aktor dalam suatu hubungan sosial untuk berada dalam posisi
menjalankan kehendaknya sendiri kendatipun mendapat
perlawanan.
Kekuasaan adalah terma yang umum dan komprehensif
Kekuasaan mencakup kontrol yang sangat memaksa sekaligus
kontrol yang didasarkan pada persuasi dan saran yang tidak
mengancam.
3. Otoritas memiliki cakupan lebih sempit
daripada kekuasaan
• Definisi otoritas menurut Weber (1947,
hlm. 324) “probabilitas bahwa perintah
spesifik tertentu (atau semua perintah)
dari sumber tertentu akan dipatuhi
oleh sekelompok orang.”
4. Sumber Otoritas : Kekuasaan yang Sah
1 2
Dua Kriteria Otoritas di sekolah dalam hubungan
atasan-bawahan :
Kepatuhan
sukarela pada
perintah yang
sah
Penangguhan kriteria
kita sendiri untuk
mengambil
keputusan dan
menerima perintah
organisasi
5. Blau dan Scott menyimpulkan bahwa
karakteristik dasar dari hubungan kewenangan
1 2 3
Kesediaan dari
bawahan
untuk
mematuhi.
Penangguhan
kriteria
pengambilan
keputusan
bawahan demi
mematuhi
perintah.
Relasi
kekuasaan
dilegitimasi
oleh norma-
norma
kelompok.
(Herbert A. Simon: 1957a, hlm. 126-27), (Peter Blau and W. Richard Scott :1962, 2003).
6. Otoritas
Karismatik
1
Otoritas
tradisional 2
Otoritas
sah
(hukum)
3
Berpijak pada pengabdian individu yang luar biasa
kepada pemimpin berdasarkan kepercayaan pribadi
atau kualitas keteladanan.
bertumpu pada keyakinan yang dibangun di atas
kesucian di masa lalu. Ketaatan dituntut karena adanya
sanksi yang berlaku, dan orang yang menempati posisi
mewarisi otoritas yang dibangun oleh adat.
berdasarkan hukum yang berlaku yang dapat diubah dengan
prosedur formal. Ketaatan dituntut oleh hukum yang menentukan
kepada siapa dan sejauh mana orang harus patuh. Kewenangan
legal hanya berlaku dalam lingkup wewenang yang diberikan oleh
hukum.
Otoritas menurut Weber (1947) membedakan tiga jenis
otoritas yakni karismatik, tradisional, dan sah/ legal.
7. Konsep Dasar dari Otoritas
Robert Peabody (1962) membedakan dasar
kewenangan formal (legitimasi dan posisi) dari
dasar kewenangan fungsional (kompetensi dan
keterampilan hubungan pribadi atau manusia)
Blau dan Scott (1962, 2003; Scott, 2003) hanya
menjelaskan hubungan wewenang sebagai
formal atau informal tergantung pada sumber
legitimasi untuk kekuasaan.
8. Beberapa Otoritas yang Dikemukakan
Otoritas
formal
dipegang dalam organisasi dan secara hukum
dibentuk oleh jabatan, aturan, dan peraturan.
Otoritas
fungsional
memiliki berbagai sumber, termasuk otoritas
kompetensi dan kewenangan perseorangan.
Otoritas
informal
masih dari sumber lain untuk kontrol yang sah
berasal dari perilaku pribadi dan sifat individu.
9. OTORITAS DAN PERILAKU ADMINISTRASI DI SEKOLAH
Otoritas Formal
Ya Tidak
Otoritas
Informal
Ya Pemimpin
Formal
Pemimpin
Informal
Tidak Petugas Pengikut
Sumber utama dari kontrol dalam otoritas formal terletak pada
lembaga atau jabatan, bukan orang tertentu yang melakukan peran
resmi (Merton, 1957). Singkatnya, anggota sekolah mengadakan
perjanjian kontrak untuk mematuhi perintah (Commons, 1924).
10. Singkatnya, jika Penyelenggara sekolah ingin perintah
loyalitas, memperluas pengaruh mereka, dan menjadi
sukses, maka mereka harus:
Bersikap penuh pertimbangan dan mendukung gurunya: membantu guru
menjadi sukses.
Tulus apa adanya: terus terang, bertanggung jawab, dan menghindari
memanipulasi orang lain.
Tidak merasa terkekang oleh birokrasi: pengganti aturan yang kaku untuk
penilaian baik.
Memperlihatkan otonomi: jadilah diri sendiri.
Memperlihatkan pengaruh: belalah guru anda bila berhadapan dengan
atasan.
Tetap tenang dan santai, terutama dalam situasi sulit; jangan “kebakaran
jenggot”
Hindari penggunaan perilaku otoriter
11. Sumber Kekuasaan
1
2
3
Kekeuasaan Imbalan adalah kemampuan Penyelenggara
sekolah untuk mempengaruhi bawahan dengan menghadiahi
atas perilaku yang diinginkan.
Kekuasaan koersif adalah kemampuan Penyelenggara sekolah
untuk mempengaruhi bawahan dengan menghukum mereka
untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Kekuasaan yang sah adalah kemampuan Penyelenggara
sekolah untuk mempengaruhi perilaku bawahan karena
jabatan formal.
12. Lanjutan….. Sumber Kekuasaan
4
5
Kekuasaan referen adalah kemampuan Penyelenggara
sekolah untuk mempengaruhi perilaku berdasarkan keinginan
bawahan dan identifikasi dengan Penyelenggara sekolah.
Kekuasaan pakar (ahli) adalah kemampuan Penyelenggara
sekolah untuk mempengaruhi perilaku bawahan atas dasar
pengetahuan dan keterampilan khusus.
13. Kelima Jenis Kekuasaan dapat dikelompokkan menjadi dua
Organisasional
KEKUASAAN
Pribadi
Reward, koersif,
dan kekuasaan
legal terikat
jabatan di
organisasi.
seperti kepribadian,
gaya kepemimpinan,
pengetahuan, dan
keterampilan
interpersonal
14. PENGGUNAAN ADMINISTRASI KEKUASAAN
Sebagian besar waktu setiap Penyelenggara
sekolah diarahkan pada perilaku "yang
berorientasi kekuasaan" yaitu, "perilaku diarahkan
untuk mengembangkan atau menggunakan
hubungan di mana orang lain bersedia tunduk
kepada keinginan seseorang" (Kotter, 1978, p . 27).
15. Gary Yukl (2002) menawarkan beberapa panduan untuk
Penyelenggara sekolah untuk membangun dan
menggunakan masing-masing dari lima jenis kekuasaan.
Jenis Kekuasaan Komitmen Kepatuhan
sederhana
perlawanan
Referen XXX XX X
Pakar XXX XX X
Sah XX XXX X
Imbalan XX XXX X
Koersif X XX XXX
XXX—Paling besar kemungkinannya
XX—Kurang besar kemungkinannya.
X—paling kecil kemungkinannya.
16. Tiga panduan untuk membantu
Penyelenggara sekolah:
1 2 3
Hindari
penggunaan
Coersif Power:
pemaksaan
mengasingkan.
Gunakan kekuasaan
organisasi untuk
mengembangkan
kekuasaan pribadi.
Gunakan kekuasaan
pribadi untuk
memotivasi dan
menciptakan
komitmen.
17. PERSPEKTIF MINTZBERG TENTANG KEKUASAAN
Sistem
otoritas
arus formal kekuasaan melalui saluran yang sah
yang memungkinkan organisasi untuk mencapai
tujuan formal
Sistem
ideologi
seperangkat kesepakatan informal antara guru
tentang sekolah dan hubungan dengan kelompok-
kelompok lain yang muncul sebagai organisasi yang
mengembangkan budaya.
18. Sistem
keahlian
interaksi antara para ahli atau profesional untuk
memecahkan kontingensi (ketidakpstian) kritis
yang dihadapi organisasi
jaringan politik organisasi, yang tidak memiliki
legitimasi dari tiga sistem kekuasaan lainnya.
Sistem
politik
19. Efektif
empat imperatif
u n t u k
P e n y e l e n g g a r a
s e k o l a h
Memperluas sistem kewenangan;
kewenangan formal tidak cukup
untuk kepemimpinan
Menekankan sistem keahlian;
memberdayakan guru dengan
pengetahuan sendiri.
Mengerti dan memahami sistem
politik; membatasinya.
Sistem Mintzberg kekuasaan
Menekankan sistem ideologi;
organisasi budaya dan organisasi
informal adalah sumber otoritas.
20. Peabody (1962) Blau and Scott
(1962)
Weber (1947) French and Raven
(1968)
Mintzberg
(1983a)
Kekuasaan formal
sah
Otoritas formal Otoritas Formal Otoritas birkratif Kekuasaan
imbalan dan
kekuasaan sah
Sistem otoritas
Kekuasaan
Informal sah
Otoritas
Fungsional
Otoritas Informal Otoritas karismatik
dan otoritas
tradisional
Kekuasaan
referent dan
kekuasaan pakar
Sistem ideologi
dan sistem
kepakaran
Kekuasaan formal
tidak sah
Kekuasaan
koersif*
Kekuasaan
informal tidak
sah
Sistem politik*
PERBANDINGAN DAN SINTESIS DARI PERSPEKTIF
KEKUASAAN
*kekuasaan bisa saja, namun lazimnya tidak.
21. Gambar 7.2 Sintesis relasi-relasi
kekuasaan
Sumber kekuasaan lainnya
Formal Informal
Legitimasi
kekuasaan
Sah Otoritas formal Otoritas
Informal
Tidak sah Kekuasaan
koersif*
Kekuasaan
Politik
*Kekuasaan bisa saja sah, namun lazimnya tidak.
22. KEKUASAAN, RASIONALITAS, DAN
RASIONALISASI
rasionalitas rasionalisasi
TEXT
Rasionalitas adalah
aplikasi bukti dan
alasan untuk
membuat
keputusan.
Rasionalisasi
merupakan upaya
untuk membuat
keputusan tampak
rasional setelah
dibuat.
Kekuasaan memiliki cara untuk
mendefinisikan realitas karena orang
yang berkuasa memutar kebenaran
sesuai dengan tujuan mereka sendiri
(Sweetland dan Hoy, 2000b).
23. ORGANISASI KEKUASAAN DAN
POLITIK
Politik organisasi adalah "perilaku individu atau
kelompok yang bersifat informal, seolah-olah parokial
(terbatas), biasanya memecah belah, dan di atas semua,
dalam pengertian teknis, tidak sah-sanksi tidak oleh
otoritas formal, ideologi diterima, atau keahlian
bersertifikat" (Mintzberg, 1983a, hlm. 172 ).
24. PERMAIANAN DALAM KEKUASAAN
Para partisipan dalam sistem mana pun memiliki tiga
opsi dasar :
1. Pergi: menemukan tempat lain-keluar.
2. Tetap bertahan dan bermain: mencoba untuk
mengubah sistemnya-suara.
3. Tetap bertahan dan berkontribusi seperti yang
diharapkan: menjadi anggota yang setia-
loyalitas atau kesetiaan.
25. TAKTIK POLITIK
Taktik Politik Tujuan
Merebut hati Mendapatkan pujian dengan melakukan hal-
hal yang baik
Membangun jaringan Mendapatkan pengaruh dengan membujuk
orang-orang berpengaruh
Mengelola informasi Merekayasa informasi demi keuntungan
anda
Mengelola kesan Menciptakan citra positif melalui penampilan
Membangun koalisi Bersatu padu dengan orang-orang lain
mencapai tujuan
Pengkambinghitaman Menggeser kesalahan kepada orang lain atas
hasil-hasil yang buruk
Meningkatkan diri agar sangat dibutuhkan Menjadikan diri anda sendiri sangat
dibutuhkan oleh organisasi
26. Membujuk dan Mempengaruhi:
Beberapa Prinsip Dasar
• Hoy dan Smith (2007)
menambahkan, dan menerapkan
prinsip-prinsip untuk organisasi
pendidikan dan administrator.
27. Membujuk dan Mempengaruhi: Beberapa
Prinsip Dasar
Hoy dan
Smith
(2007)
m e n a m b a h k a n , d a n
menerapkan prinsip-prinsip
u n t u k o r g a n i s a s i
p e n d i d i k a n d a n
a d m i n i s t r a t o r .
Ketertarikan
Tindakan timbal balik
Komitmen publik
Pertemanan sejawat
Optimisme
Keadilan
Kepakaran
28. Gaya-Gaya Manajemen Konflik
Upaya-upaya Memenuhi Kebutuhan Individu
Berkompromi
Berkompetisi menghind
ari
berkolabor
asi
mengakom
odasi
Tidak
Asertif
asertif
Tidak
kooperatif kooperatif