SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Mayarakat Hukum Adat
• Pengertiannya: Kesatuan2 yang mempunyai tata
susunan yang teratur dan kekal serta memiliki
pengurus sendiri dan kekayaan sendiri, baik
kekayaan materiil maupun kekayaan yang
immateriil (Soerojo Wignjodipoero).
• 1) Kesatuan manusia yang teratur dan kekal,2)
menetap di suatu daerah tertentu, 3) mempunyai
penguasa2, dan 4) mempunyai kekayaan yang
berwujud maupun tidak berwujud Contoh: Famili
di Minangkabau, desa di Jawa.
Dasar dan Susunan (Bentuk) Masyarakat Hukum
Adat
• Geneologis (berdasar pertalian suatu keturunan):
Persekutuan hukum berdasar atas pertalian suatu
keturunan.Ada 3 macam dasar pertalian keturunan:
Patrilinial, orang2 Batak, Nias, orang-orang Sumba.
Matrilinial, misal Famili di Minangkabau, dan
Parental, orang2 Jawa, Sunda, Aceh, Bali,
Kalimantan.
• Teritorial (berdasar lingkungan daerah): Orang2 yg
bersama-sama bertempat tinggal di suatu desa (di
Jawa dan Bali) atau di suatu marga (Palembang)
merupakan suatu golongan yg mempunyai tata
susunan ke dalam dan bertindak sebagai suatu
kesatuan terhadap dunia luar.
• Masyarakat hukum adat teritorial ada 3:
• Persekutuan desa (Rumah tangga desa): masyarakat hukum
adat yg wilayahnya merupakan suatu desa yg berdiri sendiri,
dalam arti berperintahan sendiri, berwilayah sendiri, misalnya
di Jawa, Bali, Sumba, dsb.
• Persekutuan daerah (Rumah tangga persekutuan desa):
masyarakat hukum adat yg wilayahnya meliputi beberapa
wulayah desa yang bersekutu di bawah satu pemerintahan
desa yang ruang lingkup kekuasaannya bersifat menyeluruh
pada seluruh wilayah persekutuan desa yang bersangkutan,
misalnya di Batak, Palembang, Lampung, dsb.
• Perserikatan desa (Perserikatan Rumah tangga desa):
masyarakat hukum adat yg wilayahnya meliputi beberapa
rumah tangga desa yang para warganya sudah saling bekerja
sama dan bertukar bantu serta bergotong royong dalam
memenuhi kepentingan mereka bersama, misal dalam hal
penjagaan keamanan, Pemeliharaan sistem irigasi,
Contohnya: Tapanuli
Perubahan-perubahan dalam susunan Desa
• Pada zaman pra kolonial: Tata susunan serta suasana
masyarakat desa pada zaman yg lampau berdsarkan kpd adat
istiadat mengalami perubahankrn pengaruh tata administrasi
kerajaan di berbagai daerah di Indonesia. Para kerajaan meliputi
seluruh lingkungan desa di dalam kerajaan masing2. Raja
bersemayam di istana di ibu kota negara; sekitar raja adalah
famili raja (putro dan sentono dalem dan para pegawai kerajaan
yg tertinggi.
• Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda: Tata administrasi
kerajaan2 di berbagai kepulauan Indonesia lambat laun diganti
dg tata administrasi kolonial Belanda yg pengaruhnya adalah:
• Yang merusak, misalnya di kota2 besar spt Jakarta, Surabaya,
Bandung, Medan, Makassar, dsb. Persekutuan desa sbg
persekutuan hukum menjadi lenyap.
• Di luar kota besar pengaruh yg menekankan penduduk desa utk
mempererat kehidupannya dalam dlm persekutuan hukum
sangat terasa, sebab pemerintah Belanda menganggap dirinya
sbg pengganti raja dan meajibkan desa2 bayar pajak.
Pada zaman Republik Indonesia:
Masalah tata administrasi
pemerintahan, khususnya ttg
pemerinatahan daerah, desa,
marga, nagari dsb. Tetap dianggap
sebagai sendi negara, karena tetap
merupakan daerah otonom yg
terbawa diperkuat dan
disempurnakan serta didinamisir
negara dapat mengalami
kemajuan.
Sifat-sifat hukum Adat
 Sifat-sifat Huku, Adat:
 Religio-magis
 Komunal
 Kontan
 Konkrit/visual
Batas-batas berlakunya hukum Adat
 Suatu daerah yang garis-garis besar corak dan sifat hukum adatnya
seragam disebut dengan lingkaran hukum adat (rechtskring). Tiap-
tiap lingkaran hukum adat itu terbagi lagi dalam kubukan-kubukan
hukum (rechtsgouw).
 Lingkaran dan kubukan hukum adat tsb adalah:
1. Aceh (Aceh besar, Pantai barat aceh, Singket, Simeulue)
2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak: A. Tanah Gayo )Gayo lucus), B. Tanah
Alas, C. Tanah Batak (Tapanuli). 1) Tapanuli Utara: a) Batak Pak-pak
(Barus) b) Batak Karo c) Batak Simelungun d) Batak Toba (Samosir,
Balige, Lagubati, Lumban Julu). 2) Tapanuli Selatan: a)
Padanglawas (Tano Sepanjang) b) Angkola c) Mandailing
(Sayirmatinggi)
2.a. Nias (Nias Selatan)
3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanahdatar, Lima puluh kota, Tanah Kampar,
Korinci)
3.a. Mentawai (Orang-orang Pagai).
4.Sumatera Selatan: a. Bengkulu (Rejang). B. Lampung (Abung, Peminggir, Pubian,
Rebang, Gedongtataan, Tulangbawang) c. Palembang (Anak- Lakitan, Jelma Daya, Kuba,
Pasemah, Semendo) d. Jambi (Penduduk daerah Batin dan Penghulu).
4.a. Enggano
5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Inderagiri, Sumatera Timur, Orang-orang Banjar)
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan (Dayak, Kalimantan Barat, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam
Hulu, Pasir, Dayak Kenya, Dayak Klementen, Dayak Landak dan Dayak Tayan, Dayak
Lawangan, Lepo-Alim, Lepo-Timai, Long-Glatt, Dayak Maayan-Patai, Dayak Maanyan Suiting,
Dayak Ngayu, Dayak Ot-Danum, Dayak Penyabung-Punan)
8. Minahasa (Menado)
9. Gorontalo (Bolaan Mangondow, Boalemo)
10. Daerah Toraja (Sulawesi Tengah, Toraja, Toraja Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili,
Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai).
11. Sulawesi Se;atan (Orang-orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Poure, Manadar, Makassar,
Selayar, Muna).
12. Kepulauan Ternate (Ternate, Halmahera, Tobelo, Kepulauan Sula, Tidore).
13. Maluku-Ambon (Ambon, Hitu, Banda, Kepulauan Uliasar, Saparua, Buru, Seram,
Kepulauan Kei, Kepulauan Ara, Kaisar)
14. Irian
15. Kepulauan Timor (Kelompok Timor, Timor, Timor Tengah, Mollo, Sumba, Sumba Tengah,
Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Roti, Savu, Bima).
16. Bali dan Lombok (Bali, TugananPagringsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Jembrana,
Lombok, Sumbawa).
17. Bagian Tengah Jawa dan Jawa Timur termasuk Madura (Jawa bagian Tengah,
Kedu, Purwerejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura)
18. Daerah Kerajaan (Solo dan Yogyakarta)
19. Jawa Barat (Prahiangan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten)
Pendekatan lain yang mungkin digunakan untuk menalaah wilyah
hukum adat adalah “Pendekatan Suku Bangsa”. (Selo Soemardjan)
 Menuurt Geerts ada 300 suku bangsa di
Indonesia. Semen tara pendapat lain mengatakan
ada 366 lebih Rinciannya sbb:
1. Sumatera 49
2. Jawa 7
3. Kalimantan 73
4. Sulawesi 117
5. Nusa Tenggara 30
6. Maluku-Ambon 41
7. Irian Jaya 49
HUKUM PERORANGAN
• Hukum perorangan dalam hukum adat meliputi manusia
subyek hukum dan badan-badan hukum sebagai subyek
hukum.
• Manusia sebagai subyek hukum dalam hukum adat
mengandung pengertian bahwa setiap manusia baik laki-
laki maupun perempuan memiliki kedudukan yg sama
sbg subyek hukum karena setiap manusia dlm hukum
adat adalah pendukung atau pembawa hak dan
kewajiban. Namun subyek hukum dalam hukum
perorangan tdk semuanya mampu melakukan perbuatan
hukum. Yang dianggap telah mampu hanya mereka yg
telah dewasa.
LANJUTAN
 Dlm hukum adat tdk ada kriteria yg pasti ttg siapa yg dpt disebutkan telah
dewasa karena dlm setiap daerah memiki kriteria yg berbeda .Namun pada
umumnya disebutkn telah dewasa setelah menikah dan telah lepas dari
wewenang serta tanggung jawab orang tuanya. Menurut Soepomo
seseorang disebut telah dewasa apabila ia telah kuwat gawe (dapat/mampu
bekerja) dan cakap mengurus harta bendanya lain keperluannya sendiri.
Dengan demikian penentuan dewasa tdk hanya dilihat dari segi usia saja.
Badan hukum sebagai subyek hukum adalah persekutuan (desa, nagari,
famili, marga, dll), perkumpulan-perkumpulan yg meiliki organisasi yg tegas
dan rapi, seperti mapalus (Minahasa), jula-jula (Minangkabau), mahaka
(Selayar), subak (Bali), wakap dan akhir-akhir ini yayasan-yayasan). (Lihat
Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-asas hukum adat, hlm. 103-
107 dan C. Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, hlm.
33-34).

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Frans Dione
 
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...TV Desa
 
Konsep dasar korupsi
Konsep dasar korupsiKonsep dasar korupsi
Konsep dasar korupsiSarkaAde1
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (ad
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (adAngaran dasar dan anggaran rumah tangga (ad
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (adyuniarkowahyu
 
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan PengawasannyaPeran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan PengawasannyaDadang Solihin
 
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Andy Susanto
 
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...MiftahMario
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desaProbo Asmara
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1Dadang DjokoKaryanto
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxAnastasiaMarjorie1
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaZulfikri Armada
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Yudhi Aldriand
 
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)Muhammad Raihan Imamnawi
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...TV Desa
 
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdAlma'Arif Pangulu
 

Mais procurados (20)

Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
Pengelolaan hasil usaha, kepailitan dan kerjasama bumdes
 
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
Kebijakan Pengelolaan Aset Desa Berdasarkan Permendagri 1 Tahun 2016 | MALMIN...
 
Rpjmdes
RpjmdesRpjmdes
Rpjmdes
 
Konsep dasar korupsi
Konsep dasar korupsiKonsep dasar korupsi
Konsep dasar korupsi
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (ad
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (adAngaran dasar dan anggaran rumah tangga (ad
Angaran dasar dan anggaran rumah tangga (ad
 
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan PengawasannyaPeran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
Peran DPRD dalam Pembuatan Perda dan Pengawasannya
 
Kemitraan PEMDES dengan BPD
Kemitraan PEMDES dengan BPD  Kemitraan PEMDES dengan BPD
Kemitraan PEMDES dengan BPD
 
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...
 
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...
Permendes No13 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Operasional Atas Fokus Penggunaan ...
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptxPPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
PPT UAS ASPEK HUKUM - KELOMPOK 3 (1).pptx
 
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang DesaPenjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
Penjelesan Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
 
Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)
Hukum Administrasi Negara (analisis) (pertambangan)
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
 
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 

Semelhante a MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt

Natal kristiono mata kuliah hukum adat masyarakat hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  masyarakat hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  masyarakat hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat masyarakat hukum adatnatal kristiono
 
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptx
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptxDimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptx
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptxIngeMoureeninta
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaFerri Lee
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxNonfiTan
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxDaniel Saroengoe
 
Pres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialPres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialMY WORLD
 
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budaya
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif BudayaKajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budaya
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budayadkarhita
 
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptx
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptxP6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptx
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptxNadyaPratiwi19
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatnatal kristiono
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancipbrutaldeath
 
Suku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smSuku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smbrutaldeath
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancipbrutaldeath
 

Semelhante a MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt (20)

Natal kristiono mata kuliah hukum adat masyarakat hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  masyarakat hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  masyarakat hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat masyarakat hukum adat
 
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptx
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptxDimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptx
Dimas Titan Nugroho - 201010200754 - Masyarakat Hukum Adat.pptx
 
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di IndonesiaTata susunan masyarakat adat di Indonesia
Tata susunan masyarakat adat di Indonesia
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
 
Pres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosialPres.sosio diferensiasi sosial
Pres.sosio diferensiasi sosial
 
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budaya
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif BudayaKajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budaya
Kajian Pola Ruang Desa Trad Prespektif Budaya
 
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptx
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptxP6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptx
P6 - 7 - Pengertian masyarakat hukum adat dan sifat hukum adat.pptx
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat kekeluargaan dan delik adat
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Suku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_smSuku bugis_elang_sm
Suku bugis_elang_sm
 
Suku bugis
Suku bugisSuku bugis
Suku bugis
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
Elang bugis smancip
Elang bugis smancipElang bugis smancip
Elang bugis smancip
 
HAM PB 3.ppt
HAM PB 3.pptHAM PB 3.ppt
HAM PB 3.ppt
 
Adat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantaraAdat dan budaya nusantara
Adat dan budaya nusantara
 

Último

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 

Último (10)

pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 

MASYARAKAT-HUKUM ADAT.ppt

  • 1. Mayarakat Hukum Adat • Pengertiannya: Kesatuan2 yang mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki pengurus sendiri dan kekayaan sendiri, baik kekayaan materiil maupun kekayaan yang immateriil (Soerojo Wignjodipoero). • 1) Kesatuan manusia yang teratur dan kekal,2) menetap di suatu daerah tertentu, 3) mempunyai penguasa2, dan 4) mempunyai kekayaan yang berwujud maupun tidak berwujud Contoh: Famili di Minangkabau, desa di Jawa.
  • 2. Dasar dan Susunan (Bentuk) Masyarakat Hukum Adat • Geneologis (berdasar pertalian suatu keturunan): Persekutuan hukum berdasar atas pertalian suatu keturunan.Ada 3 macam dasar pertalian keturunan: Patrilinial, orang2 Batak, Nias, orang-orang Sumba. Matrilinial, misal Famili di Minangkabau, dan Parental, orang2 Jawa, Sunda, Aceh, Bali, Kalimantan. • Teritorial (berdasar lingkungan daerah): Orang2 yg bersama-sama bertempat tinggal di suatu desa (di Jawa dan Bali) atau di suatu marga (Palembang) merupakan suatu golongan yg mempunyai tata susunan ke dalam dan bertindak sebagai suatu kesatuan terhadap dunia luar.
  • 3. • Masyarakat hukum adat teritorial ada 3: • Persekutuan desa (Rumah tangga desa): masyarakat hukum adat yg wilayahnya merupakan suatu desa yg berdiri sendiri, dalam arti berperintahan sendiri, berwilayah sendiri, misalnya di Jawa, Bali, Sumba, dsb. • Persekutuan daerah (Rumah tangga persekutuan desa): masyarakat hukum adat yg wilayahnya meliputi beberapa wulayah desa yang bersekutu di bawah satu pemerintahan desa yang ruang lingkup kekuasaannya bersifat menyeluruh pada seluruh wilayah persekutuan desa yang bersangkutan, misalnya di Batak, Palembang, Lampung, dsb. • Perserikatan desa (Perserikatan Rumah tangga desa): masyarakat hukum adat yg wilayahnya meliputi beberapa rumah tangga desa yang para warganya sudah saling bekerja sama dan bertukar bantu serta bergotong royong dalam memenuhi kepentingan mereka bersama, misal dalam hal penjagaan keamanan, Pemeliharaan sistem irigasi, Contohnya: Tapanuli
  • 4. Perubahan-perubahan dalam susunan Desa • Pada zaman pra kolonial: Tata susunan serta suasana masyarakat desa pada zaman yg lampau berdsarkan kpd adat istiadat mengalami perubahankrn pengaruh tata administrasi kerajaan di berbagai daerah di Indonesia. Para kerajaan meliputi seluruh lingkungan desa di dalam kerajaan masing2. Raja bersemayam di istana di ibu kota negara; sekitar raja adalah famili raja (putro dan sentono dalem dan para pegawai kerajaan yg tertinggi. • Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda: Tata administrasi kerajaan2 di berbagai kepulauan Indonesia lambat laun diganti dg tata administrasi kolonial Belanda yg pengaruhnya adalah: • Yang merusak, misalnya di kota2 besar spt Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, dsb. Persekutuan desa sbg persekutuan hukum menjadi lenyap. • Di luar kota besar pengaruh yg menekankan penduduk desa utk mempererat kehidupannya dalam dlm persekutuan hukum sangat terasa, sebab pemerintah Belanda menganggap dirinya sbg pengganti raja dan meajibkan desa2 bayar pajak.
  • 5. Pada zaman Republik Indonesia: Masalah tata administrasi pemerintahan, khususnya ttg pemerinatahan daerah, desa, marga, nagari dsb. Tetap dianggap sebagai sendi negara, karena tetap merupakan daerah otonom yg terbawa diperkuat dan disempurnakan serta didinamisir negara dapat mengalami kemajuan.
  • 6. Sifat-sifat hukum Adat  Sifat-sifat Huku, Adat:  Religio-magis  Komunal  Kontan  Konkrit/visual
  • 7. Batas-batas berlakunya hukum Adat  Suatu daerah yang garis-garis besar corak dan sifat hukum adatnya seragam disebut dengan lingkaran hukum adat (rechtskring). Tiap- tiap lingkaran hukum adat itu terbagi lagi dalam kubukan-kubukan hukum (rechtsgouw).  Lingkaran dan kubukan hukum adat tsb adalah: 1. Aceh (Aceh besar, Pantai barat aceh, Singket, Simeulue) 2. Tanah Gayo, Alas, dan Batak: A. Tanah Gayo )Gayo lucus), B. Tanah Alas, C. Tanah Batak (Tapanuli). 1) Tapanuli Utara: a) Batak Pak-pak (Barus) b) Batak Karo c) Batak Simelungun d) Batak Toba (Samosir, Balige, Lagubati, Lumban Julu). 2) Tapanuli Selatan: a) Padanglawas (Tano Sepanjang) b) Angkola c) Mandailing (Sayirmatinggi) 2.a. Nias (Nias Selatan)
  • 8. 3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanahdatar, Lima puluh kota, Tanah Kampar, Korinci) 3.a. Mentawai (Orang-orang Pagai). 4.Sumatera Selatan: a. Bengkulu (Rejang). B. Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan, Tulangbawang) c. Palembang (Anak- Lakitan, Jelma Daya, Kuba, Pasemah, Semendo) d. Jambi (Penduduk daerah Batin dan Penghulu). 4.a. Enggano 5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Inderagiri, Sumatera Timur, Orang-orang Banjar) 6. Bangka dan Belitung 7. Kalimantan (Dayak, Kalimantan Barat, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasir, Dayak Kenya, Dayak Klementen, Dayak Landak dan Dayak Tayan, Dayak Lawangan, Lepo-Alim, Lepo-Timai, Long-Glatt, Dayak Maayan-Patai, Dayak Maanyan Suiting, Dayak Ngayu, Dayak Ot-Danum, Dayak Penyabung-Punan) 8. Minahasa (Menado) 9. Gorontalo (Bolaan Mangondow, Boalemo) 10. Daerah Toraja (Sulawesi Tengah, Toraja, Toraja Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai). 11. Sulawesi Se;atan (Orang-orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Poure, Manadar, Makassar, Selayar, Muna). 12. Kepulauan Ternate (Ternate, Halmahera, Tobelo, Kepulauan Sula, Tidore). 13. Maluku-Ambon (Ambon, Hitu, Banda, Kepulauan Uliasar, Saparua, Buru, Seram, Kepulauan Kei, Kepulauan Ara, Kaisar) 14. Irian 15. Kepulauan Timor (Kelompok Timor, Timor, Timor Tengah, Mollo, Sumba, Sumba Tengah, Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Roti, Savu, Bima). 16. Bali dan Lombok (Bali, TugananPagringsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Jembrana, Lombok, Sumbawa). 17. Bagian Tengah Jawa dan Jawa Timur termasuk Madura (Jawa bagian Tengah, Kedu, Purwerejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura) 18. Daerah Kerajaan (Solo dan Yogyakarta) 19. Jawa Barat (Prahiangan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten)
  • 9. Pendekatan lain yang mungkin digunakan untuk menalaah wilyah hukum adat adalah “Pendekatan Suku Bangsa”. (Selo Soemardjan)  Menuurt Geerts ada 300 suku bangsa di Indonesia. Semen tara pendapat lain mengatakan ada 366 lebih Rinciannya sbb: 1. Sumatera 49 2. Jawa 7 3. Kalimantan 73 4. Sulawesi 117 5. Nusa Tenggara 30 6. Maluku-Ambon 41 7. Irian Jaya 49
  • 10. HUKUM PERORANGAN • Hukum perorangan dalam hukum adat meliputi manusia subyek hukum dan badan-badan hukum sebagai subyek hukum. • Manusia sebagai subyek hukum dalam hukum adat mengandung pengertian bahwa setiap manusia baik laki- laki maupun perempuan memiliki kedudukan yg sama sbg subyek hukum karena setiap manusia dlm hukum adat adalah pendukung atau pembawa hak dan kewajiban. Namun subyek hukum dalam hukum perorangan tdk semuanya mampu melakukan perbuatan hukum. Yang dianggap telah mampu hanya mereka yg telah dewasa.
  • 11. LANJUTAN  Dlm hukum adat tdk ada kriteria yg pasti ttg siapa yg dpt disebutkan telah dewasa karena dlm setiap daerah memiki kriteria yg berbeda .Namun pada umumnya disebutkn telah dewasa setelah menikah dan telah lepas dari wewenang serta tanggung jawab orang tuanya. Menurut Soepomo seseorang disebut telah dewasa apabila ia telah kuwat gawe (dapat/mampu bekerja) dan cakap mengurus harta bendanya lain keperluannya sendiri. Dengan demikian penentuan dewasa tdk hanya dilihat dari segi usia saja. Badan hukum sebagai subyek hukum adalah persekutuan (desa, nagari, famili, marga, dll), perkumpulan-perkumpulan yg meiliki organisasi yg tegas dan rapi, seperti mapalus (Minahasa), jula-jula (Minangkabau), mahaka (Selayar), subak (Bali), wakap dan akhir-akhir ini yayasan-yayasan). (Lihat Soerojo Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-asas hukum adat, hlm. 103- 107 dan C. Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, hlm. 33-34).