SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
BAB



     3                         Transistor Bipolar


3.1 Pendahuluan
       Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Tele-
phone Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat
menguatkan yaitu yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen transistor
ini dibanding dengan pendahulunya, yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya
yang sangat kecil dan ringan. Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu
transistor dapat dibuat dalam satu keping silikon. Disamping itu komponen semikon-
duktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta serta efesiensi yang tinggi.
       Pada bab ini akan dibahas struktur transistor bipolar dan karakteristiknya.
Pemberian bias yang benar akan dapat menentukan daerah kerja transistor. Beberapa
macam konfigurasi transistor juga dikenalkan, sebelum nanti pada bab berikutnya
akan sampai pada analisis yang lebih mendetail.

3.2 Konstruksi Transistor Bipolar
       Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan
type p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah ba-
han tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP). Sehingga transistor
mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut. Struktur
dan simbol transistor bipolar dapar dilihat pada gambar 3.1.
       Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan
Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping
sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang. Sedangkan
basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu diingat bahwa
semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil konduktivitasnya.
Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan n; dan hole un-
tuk bahan p) adalah sedikit.
Bab 3: Transistor Bipolar                                                           55

                                                                            C
Emitor                                          Kolektor
 (E)                                              (C)            B
                 n         p      n

                                                                            E

                        Basis
                         (B)


                                                                                C
Emitor                                          Kolektor
 (E)                                              (C)             B
                 p         n      p

                                                                             E

                        Basis
                         (B)



                     Gambar 3.1 Struktur dan simbol transistor bipolar


       Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah
tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar emitor
dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga ukuran basis yang sangat sempit
ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor.
       Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada gambar 3.1. Pada kaki emitor ter-
dapat tanda panah yang nanti bisa diketahui bahwa itu merupakan arah arus konven-
sional. Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar sedangkan pada transistor
pnp tanda panahnya menuju kedalam.

3.3 Kerja Transitor
       Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka
semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagai mana terjadi pada
persambungan dioda, maka pada persambungan emiter dan basis (JE) serta pada per-
sambungan basis dan kolektor (JC) terdapat daerah pengosongan. Tegangan pengha-
lang (barrier potensial) pada masing-masing persambungan dapat dilihat pada gambar




Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
Bab 3: Transistor Bipolar                                                           56


3.2. Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP (bila NPN
maka semua polaritasnya adalah sebaliknya).


                       daerah
                     pengosongan


 E                                                      C
                 p        n      p




                          B

            potensial,V


        P                  N               P
     (emitor)         Vo (basis)          (kolektor)



              Gambar 3.2. Diagram potensial pada transistor tanpa bias



       Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan potensial antara
kaki emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Oleh karena
potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe P
dan N, maka arus rekombinasi hole-elektron tidak akan mengalir. Sehingga pada saat
transistor tidak diberi tegangan bias, maka arus tidak akan mengalir.
       Selanjutnya apabila antara terminal emitor dan basis diberi tegangan bias
maju (emitor positip dan basis negatip) serta antara terminal basis dan kolektor diberi
bias mundur (basis positip dan kolektor negatip), maka transistor disebut mendapat
bias aktif (lihat gambar 3.3). Pada bab selanjutnya juga akan dibahas pemberian
tegangan bias selain bias aktif seperti misalnya bias mati (cut-off) dan saturasi
(jenuh).
       Setelah transistor diberi tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan pada
persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias maju.




Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
Bab 3: Transistor Bipolar                                                           57


Sedangkan daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin
melebar karena mendapat bias mundur.
        Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda sama
sekali bila dibanding dengan dua dioda yang disusun berbalikan,         meskipun se-
benarnya struktur transistor adalah mirip seperti dua dioda yang disusun berbalikan,
yakni dioda emitor-basis (P-N) dan dioda basis-kolektor (N-P).


                             daerah
                           pengosongan


    E                                                       C
                       p       n         p


                                   B


            VEB                                VCB



                 Gambar 3.3. Transistor dengan tegangan bias aktif


        Bila mengikuti prinsip kerja dua dioda yang berbalikan, maka dioda emitor-
basis yang mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor ke basis dengan
cukup besar. Sedangkan dioda basis-kolektor yang mendapat bias mundur praktis ti-
dak mengalirkan arus. Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir
arus yang besar dan terminal kolektor tidak mengalirkan arus.
        Namun yang terjadi pada transistor tidaklah demikian. Hal ini disebabkan
karena dua hal, yaitu: ukuran fisik basis yang sangat sempit (kecil) dan tingkat doping
basis yang sangat rendah. Oleh karena itu konduktivitas basis sangat rendah atau
dengan kata lain jumlah pembawa mayoritasnya (dalam hal ini adalah elektron) san-
gatlah sedikit dibanding dengan pembawa mayoritas emitor (dalam hal ini adalah
hole). Sehingga jumlah hole yang berdifusi ke basis sangat sedikit dan sebagian be-
sar tertarik ke kolektor dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatip yang
relatif besar.




Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
Bab 3: Transistor Bipolar                                                            58


       Prinsip kerja transistor ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat diagram poten-
sial pada gambar 3.4.
            potensial,V



      VEB            Vo                   Vo




                                         VCB




          P                N            P
      (emitor)          (basis)       (kolektor)

        Gambar 3.4 Diagram potensial pada transistor dengan bias aktif

       Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor-basis (VEB) akan
mengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas pada
emitor akan mudah untuk berekombinasi ke basis. Namun karena konduktivitas basis
yang rendah dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa muatan akan tertarik
ke kolektor. Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda potensial pada basis-
kolektor yang semakin tinggi sebagai akibat penerapan bias mundur VCB.
       Dengan demikian arus dari emitor (IE) sebagian kecil dilewatkan ke basis
(IB) dan sebagian besar lainnya diteruskan kolektor (IC). Sesuai dengan hukum
Kirchhoff maka diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu:


                 IE = IC + IB                ...................(3.1)




Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE, maka dalam prak-
tek umumnya dibuat IE ≅ IC.
       Disamping ketiga macam arus tersebut yang pada dasarnya adalah disebabkan
karena aliran pembawa mayoritas, di dalam transistor sebenarnya masih terdapat
aliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni yang disebabkan oleh pembawa minor-




Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
Bab 3: Transistor Bipolar                                                          59


itas. Arus ini sering disebut dengan arus bocor atau ICBO (arus kolektor-basis dengan

emitor terbuka). Namun dalam berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan.
       Seperti halnya pada dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi bias
mundur mengalir arus bocor Is karena pembawa minoritas. Demikian juga dalam
trannsistor dimana persambungan kolektor-basis yang diberi bias mundur VCB akan

mengalir arus bocor (ICBO). Arus bocor ini sangat peka terhadap temperatur, yakni
                                                       O
akan naik dua kali untuk setiap kenaikan temperatur 10 C.

       Diagram aliran arus IE, IB, IC dan ICBO dalam transistor dapat dilihat pada

gambar 3.5. Dari gambar tersebut terlihat bahwa arus kolektor merupakan penjumla-
han dari arus pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC = ICmayoritas

+ ICBOminoritas.
                               Pembawa
                               mayoritas


                      p        n            p

       E                                                   C

                                         ICBO

                                   B


             VEB                                VCB
                              Pembawa
                              minoritas

              Gambar 3.5. Diagram aliran arus dalam transistor


3.4 Konfigurasi Transistor
       Secara umum terdapat tiga macam variasi rangkaian transistor yang dikenal
dengan istilah konfigurasi, yaitu konfigurasi basis bersama (common-base configura-
tion), konfigurasi emitor bersama (common-emitter configuration), dan konfigurasi
kolektor bersama (common-collector configuration). Istilah bersama dalam masing-
masing konfigurasi menunjuk pada terminal yang dipakai bersama untuk input (ma-




Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTORKARAKTERISTIK TRANSISTOR
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
eldas
eldaseldas
eldas
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
8. Rangkaian Pra-Tegangan Transistor
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Karakteristik Transistor
Karakteristik TransistorKarakteristik Transistor
Karakteristik Transistor
 
Susanto karakteristik transistor_revisi
Susanto karakteristik transistor_revisiSusanto karakteristik transistor_revisi
Susanto karakteristik transistor_revisi
 
Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )Transistor ( Versi sumber lain )
Transistor ( Versi sumber lain )
 
Nashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmbNashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmb
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Makalah eldas 2
Makalah eldas 2Makalah eldas 2
Makalah eldas 2
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Persentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeniPersentasion kel 4 ani nuraeni
Persentasion kel 4 ani nuraeni
 
2 op amp
2 op amp2 op amp
2 op amp
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Transistor pnp iqbal
Transistor pnp iqbalTransistor pnp iqbal
Transistor pnp iqbal
 

Semelhante a Elektronika analog 1_ch3_kerja

Semelhante a Elektronika analog 1_ch3_kerja (20)

Transistor PNP
Transistor PNPTransistor PNP
Transistor PNP
 
Tugas transistor
Tugas transistorTugas transistor
Tugas transistor
 
Materi Kuliah-Transistor.ppt
Materi Kuliah-Transistor.pptMateri Kuliah-Transistor.ppt
Materi Kuliah-Transistor.ppt
 
Transistor pnp
Transistor pnpTransistor pnp
Transistor pnp
 
Transistor PNP
Transistor PNPTransistor PNP
Transistor PNP
 
TUGAS TRANSISTOR PNP DAN NPN (ppt)
TUGAS TRANSISTOR PNP DAN NPN (ppt)TUGAS TRANSISTOR PNP DAN NPN (ppt)
TUGAS TRANSISTOR PNP DAN NPN (ppt)
 
Pnp transistor
Pnp transistorPnp transistor
Pnp transistor
 
Tugas transistor nama_absen_kelas
Tugas transistor nama_absen_kelasTugas transistor nama_absen_kelas
Tugas transistor nama_absen_kelas
 
7. Transistor Bipolar
7. Transistor Bipolar7. Transistor Bipolar
7. Transistor Bipolar
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
 
Transistor PNP
Transistor PNPTransistor PNP
Transistor PNP
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Transistor pnp
Transistor pnpTransistor pnp
Transistor pnp
 
Nashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmbNashrul chanief.tmb
Nashrul chanief.tmb
 
Syarat dari trassistor npn dan pnp konduk. mikrokontroler
Syarat dari trassistor npn dan pnp konduk. mikrokontrolerSyarat dari trassistor npn dan pnp konduk. mikrokontroler
Syarat dari trassistor npn dan pnp konduk. mikrokontroler
 
Elektronika & rangkaian listrik
Elektronika & rangkaian listrikElektronika & rangkaian listrik
Elektronika & rangkaian listrik
 
Transistor pnp yusuf
Transistor pnp yusufTransistor pnp yusuf
Transistor pnp yusuf
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lisma
 
Ppt modul 3
Ppt modul 3Ppt modul 3
Ppt modul 3
 

Mais de Ygrex Thebygdanns

2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015Ygrex Thebygdanns
 
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015Ygrex Thebygdanns
 
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015Ygrex Thebygdanns
 
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-20152063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015Ygrex Thebygdanns
 
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-20152063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015Ygrex Thebygdanns
 
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014Ygrex Thebygdanns
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahYgrex Thebygdanns
 
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb v
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb vBuku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb v
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb vYgrex Thebygdanns
 
Format surat lolos butuh dari pengurus pusat
Format surat lolos butuh dari pengurus pusatFormat surat lolos butuh dari pengurus pusat
Format surat lolos butuh dari pengurus pusatYgrex Thebygdanns
 
Cara mempercepat koneksi internet tanpa software
Cara mempercepat koneksi internet tanpa softwareCara mempercepat koneksi internet tanpa software
Cara mempercepat koneksi internet tanpa softwareYgrex Thebygdanns
 
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10Ygrex Thebygdanns
 
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematika
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematikaSoal dan jawaban tugas teknologi dasar telematika
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematikaYgrex Thebygdanns
 

Mais de Ygrex Thebygdanns (20)

Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
 
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p3-in v-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
 
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-20152063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
2063 p2-spk-teknik komputer dan jaringan 2014-2015
 
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-20152063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-p psp-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
 
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-20152063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
2063 p1-in v-teknik-komputer_jaringan 2014-2015
 
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014
Soal uts smp 9 terpadu lampang tahun ajaran 2013 2014
 
Naskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerahNaskah perjanjian hibah daerah
Naskah perjanjian hibah daerah
 
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb v
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb vBuku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb v
Buku pedoman pkl smmk terpadu lampang 2 colom wb v
 
Format surat lolos butuh dari pengurus pusat
Format surat lolos butuh dari pengurus pusatFormat surat lolos butuh dari pengurus pusat
Format surat lolos butuh dari pengurus pusat
 
Cara mempercepat koneksi internet tanpa software
Cara mempercepat koneksi internet tanpa softwareCara mempercepat koneksi internet tanpa software
Cara mempercepat koneksi internet tanpa software
 
Bab 1 dasar siskom
Bab 1 dasar siskomBab 1 dasar siskom
Bab 1 dasar siskom
 
Tugas dasar telematika
Tugas dasar telematikaTugas dasar telematika
Tugas dasar telematika
 
Pengertian kartu nama
Pengertian kartu namaPengertian kartu nama
Pengertian kartu nama
 
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10
Soal uts ganjil simulasi digital kelas 10
 
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematika
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematikaSoal dan jawaban tugas teknologi dasar telematika
Soal dan jawaban tugas teknologi dasar telematika
 
Tugas dasar telematika
Tugas dasar telematikaTugas dasar telematika
Tugas dasar telematika
 
Pembahasan soal paket 1
Pembahasan soal paket 1Pembahasan soal paket 1
Pembahasan soal paket 1
 
Pembahasan soal paket 3
Pembahasan soal paket 3Pembahasan soal paket 3
Pembahasan soal paket 3
 
Pembahasan soal paket 2
Pembahasan soal paket 2Pembahasan soal paket 2
Pembahasan soal paket 2
 

Último

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 

Último (20)

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Elektronika analog 1_ch3_kerja

  • 1. BAB 3 Transistor Bipolar 3.1 Pendahuluan Walter H. Brattain dan John Bardeen pada akhir Desember 1947 di Bell Tele- phone Laboratories berhasil menciptakan suatu komponen yang mempunyai sifat menguatkan yaitu yang disebut dengan Transistor. Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan pendahulunya, yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan. Bahkan dengan teknologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu keping silikon. Disamping itu komponen semikon- duktor ini membutuhkan sumber daya yang kecil serta serta efesiensi yang tinggi. Pada bab ini akan dibahas struktur transistor bipolar dan karakteristiknya. Pemberian bias yang benar akan dapat menentukan daerah kerja transistor. Beberapa macam konfigurasi transistor juga dikenalkan, sebelum nanti pada bab berikutnya akan sampai pada analisis yang lebih mendetail. 3.2 Konstruksi Transistor Bipolar Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah bahan type p dan diapit oleh dua bahan tipe n (transistor NPN) atau terdiri atas sebuah ba- han tipe n dan diapit oleh dua bahan tipe p (transistor PNP). Sehingga transistor mempunyai tiga terminal yang berasal dari masing-masing bahan tersebut. Struktur dan simbol transistor bipolar dapar dilihat pada gambar 3.1. Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B) dan Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan dengan dengan doping yang sangat rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan, maka semakin kecil konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa mayoritasnya (elektron untuk bahan n; dan hole un- tuk bahan p) adalah sedikit.
  • 2. Bab 3: Transistor Bipolar 55 C Emitor Kolektor (E) (C) B n p n E Basis (B) C Emitor Kolektor (E) (C) B p n p E Basis (B) Gambar 3.1 Struktur dan simbol transistor bipolar Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis sangatlah tipis dibanding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1 : 150. Sehingga ukuran basis yang sangat sempit ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor. Simbol transitor bipolar ditunjukkan pada gambar 3.1. Pada kaki emitor ter- dapat tanda panah yang nanti bisa diketahui bahwa itu merupakan arah arus konven- sional. Pada transistor npn tanda panahnya menuju keluar sedangkan pada transistor pnp tanda panahnya menuju kedalam. 3.3 Kerja Transitor Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias dari luar, maka semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir. Sebagai mana terjadi pada persambungan dioda, maka pada persambungan emiter dan basis (JE) serta pada per- sambungan basis dan kolektor (JC) terdapat daerah pengosongan. Tegangan pengha- lang (barrier potensial) pada masing-masing persambungan dapat dilihat pada gambar Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
  • 3. Bab 3: Transistor Bipolar 56 3.2. Penjelasan kerja berikut ini didasarkan pada transistor jenis PNP (bila NPN maka semua polaritasnya adalah sebaliknya). daerah pengosongan E C p n p B potensial,V P N P (emitor) Vo (basis) (kolektor) Gambar 3.2. Diagram potensial pada transistor tanpa bias Pada diagram potensial terlihat bahwa terdapat perbedaan potensial antara kaki emitor dan basis sebesar Vo, juga antara kaki basis dan kolektor. Oleh karena potensial ini berlawanan dengan muatan pembawa pada masing-masing bahan tipe P dan N, maka arus rekombinasi hole-elektron tidak akan mengalir. Sehingga pada saat transistor tidak diberi tegangan bias, maka arus tidak akan mengalir. Selanjutnya apabila antara terminal emitor dan basis diberi tegangan bias maju (emitor positip dan basis negatip) serta antara terminal basis dan kolektor diberi bias mundur (basis positip dan kolektor negatip), maka transistor disebut mendapat bias aktif (lihat gambar 3.3). Pada bab selanjutnya juga akan dibahas pemberian tegangan bias selain bias aktif seperti misalnya bias mati (cut-off) dan saturasi (jenuh). Setelah transistor diberi tegangan bias aktif, maka daerah pengosongan pada persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias maju. Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
  • 4. Bab 3: Transistor Bipolar 57 Sedangkan daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor menjadi semakin melebar karena mendapat bias mundur. Pemberian tegangan bias seperti ini menjadikan kerja transistor berbeda sama sekali bila dibanding dengan dua dioda yang disusun berbalikan, meskipun se- benarnya struktur transistor adalah mirip seperti dua dioda yang disusun berbalikan, yakni dioda emitor-basis (P-N) dan dioda basis-kolektor (N-P). daerah pengosongan E C p n p B VEB VCB Gambar 3.3. Transistor dengan tegangan bias aktif Bila mengikuti prinsip kerja dua dioda yang berbalikan, maka dioda emitor- basis yang mendapat bias maju akan mengalirkan arus dari emitor ke basis dengan cukup besar. Sedangkan dioda basis-kolektor yang mendapat bias mundur praktis ti- dak mengalirkan arus. Dengan demikian terminal emitor dan basis akan mengalir arus yang besar dan terminal kolektor tidak mengalirkan arus. Namun yang terjadi pada transistor tidaklah demikian. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu: ukuran fisik basis yang sangat sempit (kecil) dan tingkat doping basis yang sangat rendah. Oleh karena itu konduktivitas basis sangat rendah atau dengan kata lain jumlah pembawa mayoritasnya (dalam hal ini adalah elektron) san- gatlah sedikit dibanding dengan pembawa mayoritas emitor (dalam hal ini adalah hole). Sehingga jumlah hole yang berdifusi ke basis sangat sedikit dan sebagian be- sar tertarik ke kolektor dimana pada kaki kolektor ini terdapat tegangan negatip yang relatif besar. Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
  • 5. Bab 3: Transistor Bipolar 58 Prinsip kerja transistor ini akan lebih jelas lagi apabila dilihat diagram poten- sial pada gambar 3.4. potensial,V VEB Vo Vo VCB P N P (emitor) (basis) (kolektor) Gambar 3.4 Diagram potensial pada transistor dengan bias aktif Tegangan bias maju yang diberikan pada dioda emitor-basis (VEB) akan mengurangi potensial penghalang Vo, sehingga pembawa muatan mayoritas pada emitor akan mudah untuk berekombinasi ke basis. Namun karena konduktivitas basis yang rendah dan tipisnya basis, maka sebagian besar pembawa muatan akan tertarik ke kolektor. Disamping itu juga dikuatkan oleh adanya beda potensial pada basis- kolektor yang semakin tinggi sebagai akibat penerapan bias mundur VCB. Dengan demikian arus dari emitor (IE) sebagian kecil dilewatkan ke basis (IB) dan sebagian besar lainnya diteruskan kolektor (IC). Sesuai dengan hukum Kirchhoff maka diperoleh persamaan yang sangat penting yaitu: IE = IC + IB ...................(3.1) Karena besarnya arus IC kira-kira 0,90 sampai 0,998 dari arus IE, maka dalam prak- tek umumnya dibuat IE ≅ IC. Disamping ketiga macam arus tersebut yang pada dasarnya adalah disebabkan karena aliran pembawa mayoritas, di dalam transistor sebenarnya masih terdapat aliran arus lagi yang relatif sangat kecil yakni yang disebabkan oleh pembawa minor- Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I
  • 6. Bab 3: Transistor Bipolar 59 itas. Arus ini sering disebut dengan arus bocor atau ICBO (arus kolektor-basis dengan emitor terbuka). Namun dalam berbagai analisa praktis arus ini sering diabaikan. Seperti halnya pada dioda, bahwa dalam persambungan PN yang diberi bias mundur mengalir arus bocor Is karena pembawa minoritas. Demikian juga dalam trannsistor dimana persambungan kolektor-basis yang diberi bias mundur VCB akan mengalir arus bocor (ICBO). Arus bocor ini sangat peka terhadap temperatur, yakni O akan naik dua kali untuk setiap kenaikan temperatur 10 C. Diagram aliran arus IE, IB, IC dan ICBO dalam transistor dapat dilihat pada gambar 3.5. Dari gambar tersebut terlihat bahwa arus kolektor merupakan penjumla- han dari arus pembawa mayoritas dan arus pembawa minoritas, yaitu IC = ICmayoritas + ICBOminoritas. Pembawa mayoritas p n p E C ICBO B VEB VCB Pembawa minoritas Gambar 3.5. Diagram aliran arus dalam transistor 3.4 Konfigurasi Transistor Secara umum terdapat tiga macam variasi rangkaian transistor yang dikenal dengan istilah konfigurasi, yaitu konfigurasi basis bersama (common-base configura- tion), konfigurasi emitor bersama (common-emitter configuration), dan konfigurasi kolektor bersama (common-collector configuration). Istilah bersama dalam masing- masing konfigurasi menunjuk pada terminal yang dipakai bersama untuk input (ma- Herman D. Surjono, (2001), Elektronika Analog I