2. 139
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Persoalan pengangguran di Indonesia pada dasarnya tidak terlepas dari
seberapa besar peran pendidikan dalam mencetak lulusan yang umumnya lebih
cenderung diarahkan untuk menjadi pencari kerja daripada menciptakan lapangan
kerja. Padahal ketimpangan antara ketersedian lapangan kerja dengan pencari
kerja sangat tidak seimbang.
Oleh karenanya untuk mengatasi persoalan pengangguran perlu ada suatu
kurikulum tambahan mengenai kewirausahaan dalam dunia pendidikan,
khususnya pada pendidikan setingkat sekolah menengah atas, kejuruan maupun
Aliyah karena pada pendidikan tingkat inilah orientasi anak didik sudah pada
dunia kerja. Melalui konsep kurikulum kewirausahaan ini diharapkan anak didik
dapat memiliki bekal keterampilan soft skill dan hard skill berwirausaha dengan
cara memasukkan muatan kewirausahaan baik secara substansi nilai-nilai
kewirausahaan maupun aplikasinya pada setiap proses pembelajaran.
Secara garis besar Modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan ini
membahas tentang empat esensi yang akan menjadi acuan para peserta, yaitu
peluang usaha produk barang/jasa; prosedur pengujian kesesuaian; fungsi produk
barang/jasa; serta kesesuaian hasil produk dengan rancangan.
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar (4 KB) dan seluruhnya
diberi alokasi waktu 32 jam pelajaran (JP), di mana masing masing kegiatan
belajar terdiri atas 8 JP. Empat kegiatan belajar tersebut disusun dengan urutan
sebagai berikut:
1) Kegiatan Belajar 1 : Peluang Usaha Produk Barang/Jasa
3. 140
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
2) Kegiatan Belajar 2 : Prosedur Pengujian Kesesuaian
3) Kegiatan Belajar 3 : Fungsi Produk Barang/Jasa
4) Kegiatan Belajar 4 : Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
Kegiatan belajar dalam modul ini akan dimulai dengan pemahaman
terhadap peserta mengenai peluang usaha. Peluang usaha harus diperkenalkan
kepada peserta, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pembentukan sikap
wirausaha kepada siswa-siswinya. Selain tentang peluang usaha, peserta juga
akan dibekali mengenai perilaku wirausaha dan konsep tentang kegagalan dan
keberhasilan seorang wirausaha.
Kegiatan belajar selanjutnya adalah prosedur pengujian kesesuaian. Pada
kegiatan ini diharapkan peserta akan memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dalam mengenal kelayakan produk barang/jasa dan prosedur
pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa.
Kegiatan belajar berikutnya akan memberikan wawasan kepada peserta
tentang fungsi produk barang/jasa. Diharapkan peserta dapat mengenali dan
menerapkan prinsip-prinsip kemasan produk yang tepat, sehingga dapat
menerapkanya kepada siswa-siswinya.
Sementara itu, bagian akhir modul ini akan mengarahkan peserta untuk
memahami cara menentukan kesesuaian hasil produk dengan rancangan. Melalui
koompetensi ini diharapkan peserta dapat menyusun dan mengevaluasi produk
barang/jasa yang telah dirancangnya.
2. Relevansi
Kewirausahaan memiliki potensi yang besar untuk menjadi sistem yang
dapat menanggulangi pengangguran dan persoalan keterhambatan dalam
pembangunan lainnya. Dengan demikian, menjadi sangat relevan bagi pemerintah
untuk memasukkan Kewirausahaan dalam kurikulum pembelajarannya.
Relevansi antara tuntutan dunia kerja dan urgensi dunia pendidikan untuk
menyiapkan pebelajar yang memiliki komepetsn iekwirausahaan dapat terlihat
4. 141
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
dalam modul ini yangmembahas tentang: 1) pengetahuan mengenai peluang
usaha; 2) dasar-dasar pengelolaan bisnis baik berupa produk maupun jasa; 3)
kemampuan mengetahui strategi bersaing; 4) mengelola modal, baik modal
berbentuk materi maupun nonmateri; 5) menganalisis fungsi produk barang/jasa;
dan 6) menentukan kesesuaian hasil produk dengan rancangan.
Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangat diperlukan, khususnya bagi
siapa saja yang bekerja dalam bisnis maupun yang bergelut di bidang lain yang
membutuhkan sikap wirausaha. Dengan demikian, kehadiran modul ini
memberikan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola produk kreatif dan
kewirausahaan.
3. Petunjuk Belajar
Sebelum mempelajari modul ini peserta PPG Dalam Jabatan harus
memiliki kemampuan awal atau penguasaan tentang berbagai pengetahuan dasar
kewirausahaan secara umum dan telah dapat memahami esensi pembelajaran
kewirausahaan, yang bukan sekedar menciptakan pebisnis-pebisnis baru,
melainkan sebagai upaya menanamkan karakter wirausaha yang
tangguh.Beberapa hal yang harus dikuasai dengan tuntas sebelum mempelajari
modul ini seperti materi prinsip-prinsip kewirausahaan, manajemen sumber daya
manusia, konsep pemasaran, prinsip akuntansi sederhana dan pembukuan.
Adapun langkah-langkah atau petunjuk belajar dari modul ini sebagai berikut:
Peserta:
1. Bacalah setiap materi dalam modul ini dengan cermat dan pahami dengan
baikdaftar pertanyaan pada “cek kemampuan” sebagai pengukur yang harus
dikuasai dalam modul ini.
2. Diskusikan dengan sesama peserta apa yang telah Anda cermati untuk
mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan kompetensi
yang ingin dicapai dalam modul. Bila masih ragu, maka tanyakan kepada
instruktur sampai betul-betul Anda sudah paham .
5. 142
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
3. Bila proses memahami materi Anda menemui kesulitan, diskusikan dengan
teman-teman Anda atau konsultasikan dengan instruktur.
4. Kerjakan tugas-tugas, baik secara individu ataupun kelompok dengan jujur
dan teliti serta bertanggungjawab.
5. Untuk kegiatan praktek diharapkan peserta selalu membacadan memahami
teori yang mendukung materi praktek.
6. Perhatikan tentang alat-alat untuk kegiatan praktek, termasuktentang
keselamatan kerja dalam menggunakan alat-alat praktek.
7. Setelah semua bahan ajar untuk mencapai satu kompetensi telahtuntas
dipelajari, maka ajukan uji kompetensi.
Instruktur:
1. Informasikan tentang bagaimana cara menggunakan modul,cara
pembelajaran, cara penilaian, alat yang digunakan dan waktuyang
dibutuhkan.
2. Berilah bimbingan kepada peserta bila mereka mendapatkankesulitan
3. Monitor dan catat kemajuan peserta dan berikan feedback atas pencapaian
pembelajaran peserta didik.
4. Selama proses pembelajaran tetaplah berada di dalamkelas/tempat belajar
5. Untuk kegiatan praktek, gunakan sarana dan alat-alat yang disesuaikan
dengan modul, dapat dilakukan di kelas, tetapi jauh lebih baik jika
menggunakan laboratorium kantor untuk kegiatan tersebut.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menentukan kesesuaian hasil produk dengan rancangan
2. Pokok-Pokok Materi
Untuk mempelajari dan mendalami tentang kesesuaian hasil produk dengan
rancangan, pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam KB4 ini adalah:
a. Pengertian evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan
6. 143
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b. Tujuan dan kegunaan evaluasi hasil produk dengan rancangan
c. Dimensi kualitas produk
d. Langkah-langkah evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan
e. Monitoring dan Evaluasi Usaha
f. Sertifikasi Produk
3. Uraian Materi
Setelah memahami sikap dan perilaku seorang wirausaha, faktor
keberhasilan dan kegagalan seorang wirausaha, mengidentifikasi dan meraih
peluang usaha produk barang/jasa, telah mengenal dan menentukan tentang
prosedur pengujian kesesuaian, serta telah memahami fungsi produk barang/jasa,
maka pada KB 4 ini kita akan mengetahui secara mendalam dan menyeluruh
mengenai kesesuaian hasil produk dengan rancangan.
a. Pengertian Evaluasi Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
Pada proses pembuatan desain sebuah produk barang/jasa, dibutuhkan
proses secara keseluruhan mulai dari desain produk sampai pada rancangan,
rencana atau gagasan yang terwujud dan mempunyai nilai, hingga evaluasi
terhadap kesesuaian produk dengan rancangannya. Sebuah produk barang/jasa
berasal dari gagasan atau ide manusia dalam upaya untuk memberdayakan diri
melalui hasil ciptaannya dan untuk memberi kebermanfaatan bagi orang lain
melalui produk barang/jasa yang dirancangnya.
Dalam menyusun sebuah desain produk barang/jasa dibutuhkan proses
kreasi yang menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga memilih nilai
kebermanfaatan, dan memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Sebuah produk
barang/jasa lahir dari sebuah gagasan konseptual yang melingkupi keseluruhan
fungsi produk barang/jasa yang digagas. Dalam mengubah ide menjadi
kenyataan, maka spesifikasi dari produk itu sendiri harus disiapkan. Persiapan
spesifikasi produk tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan beragam
kendala, seperti misalnya proses produksi, harapan konsumen, peluang pasar,
strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Pada tahap desain produk sampai
7. 144
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
keputusan akhir dalam produk tersebut, setiap aspek produknya harus dianalis.
Keputusan tersebut bisa berupa aspek apa saja yang berhubungan dengan suatu
produk. Misalnya dalam hal dimensi dan toleransi, jenis bahan untuk setiap
komponennya, dan lain sebagainya.
Melakukan evaluasi usaha merupakan proses yang berlangsung terus
menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring
setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat
analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan.
Evaluasi dan monitoring bagi seorang pengusaha/enterpreneur sekaligus menjadi
sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses ini bisa jadi ditemukan
hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan
rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah
dicapai pada akhir masa produksi. Evaluasi usaha merupakan suatu usaha untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek
tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang
diharapkan.
Mengevaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan perlu dilakukan.
Hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah kroscek antara rencana yang dibuat
dengan hasil yang didapatkan. Cara evaluasi ini dapat dilakukan secara manual,
untuk mempermudah maka kita hanya melakukan sampling saja terhadap produk
yang sudah selesai dibuat. Dengan adanya evaluasi tersebut seorang wirausaha
dapat memutuskan apakah rencana yang sudah dibuat berjalan sesuai dengan
rencana atau tidak. Apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
rancangan maka perlu diambil langkah lebih lanjut untuk mengatasinya. Kualitas
produk barang/jasa menjadi faktor penentu kepuasan pelanggan kita. Dengan
adanya evaluasi pada produk yang dibuat, seorang wirausahawan dapat terhindar
dari keluhan pelanggan atau kerugian usaha.
8. 145
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Menurut Yola dan Duwi (2013) tingkat kesesuaian merupakan hasil
perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan dengan skor kepentingan, sehingga
dapat digunakan untuk menentukan skala prioritas. Menurut Sukardi dan Cholidis
(2006), jika nilai dari tingkat kesesuaian mendekati 100% dan berada di atas rata-
rata maka dapat dikatakan tingkat kesesuaian sudah baik.
Menurut Kotler dan Keller (2010: 138), definisi kualitas adalah totalitas
fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang dinilai kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan konsumen, baik yang dinyatakan atau secara tersirat.
Menurut Mowen dan Minor (2008: 421), definisi kualitas produk adalah evaluasi
secara keseluruhan dari pelanggan tentang keunggulan kinerja suatu barang atau
jasa.
Pendapat Mowen dan Minor juga didukung oleh Hunt (dalam Nasution,
2008, 15), mendefinisikan kualitas atau mutu produk sebagai berikut : Kualitas
produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk merupakan penilaian konsumen tentang kemampuan produk tersebut
dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen itu
sendiri. Jadi definisi kualitas produk tergantung pada persepsi atau pandangan
setiap konsumen terhadap produk. Oleh karena itu, pengertian kualitas produk
bisa saja berlainan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain.
b. Tujuan dan Kegunaan Evaluasi Kesesuaian Hasil Produk dengan
Rancangan
Tujuan evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan atau kelayakan
usaha merupakan suatu upaya untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
pelaksanaan proyek atau pembuatan produk barang/jasa, apakah proyek atau
pembuatan produk barang/jasa tersebut berjalan sesuai rencana dan memberikan
hasil seperti yang diharapkan.
Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi usaha, yaitu:
9. 146
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang
dimilikinya.
2) Memperkecil resiko kegagalan investasi, dan
3) Bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
Menurut Anggraini dkk (2015: 74-81) pelanggan akan merasa puas
apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapannya terlampaui.
Tingkat kepuasan pelanggan tersebut dapat diukur dengan suatu metode yang
dinamakan Customer Satisfaction Index (CSI).
Menurut Umar (2003), terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi
kelayakan usaha, yaitu:
1) Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang
dimilikinya.
2) Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang
keberhasilan investasi yang bersangkutan.
c. Dimensi Kualitas Produk
Dalam evaluasi kesesuaian hasil produk barang/jasa maka terdapat
beberapa dimensi produk barang/jasa yang dapat dipertimbangkan dalam
melakukan evaluasi. Kedelapan Dimensi Kualitas tersebut menurut Garvin
(1997) adalah sebagai berikut:
a. Kinerja (Performance)
Kinerja atau performance
merupakan dimensi kualitas
yang berkaitan dengan
karakteristik utama suatu
produk. Contohnya sebuah
komputer, kinerja utama
yang kita kehendaki adalah
kualitas kecepatan akses,
Gambar 4.1. Dimensi Kualitas
Sumber:
https://ilmumanajemenindustri.com/
delapan-dimensi-kualitas-produk/
10. 147
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
gambar yang dapat kita lihat di layar, dan kualitas performa yang dapat
dinikmati saat bekerja atau menginput data, dan fungsi-fungsi lainnya.
b. Fitur (Features)
Fitur atau Features merupakan karakteristik pendukung atau pelengkap
dari karakteristik utama suatu produk. Misalnya pada produk kendaraan
beroda empat (mobil), fitur-fitur pendukung yang diharapkan oleh
konsumen adalah seperti DVD/CD Player, sensor atau kamera mundur
serta Remote Control Mobil.
c. Kehandalan (Reliability)
Reliability atau Kehandalan adalah Dimensi Kualitas yang berhubungan
dengan kemungkinan sebuah produk dapat bekerja secara memuaskan
pada waktu dan kondisi tertentu.
d. Kesesuaian (Conformance)
Kesesuaian (conformance) adalah kesesuaian kinerja dan kualitas produk
dengan standar yang diinginkan. Pada dasarnya, setiap produk memiliki
standar ataupun spesifikasi yang telah ditentukan.
e. Ketahanan (Durability)
Ketahanan (durability) ini berkaitan dengan ketahanan suatu produk
hingga harus diganti. Durability ini biasanya diukur dengan umur atau
waktu daya tahan suatu produk.
f. Kemudahan Layanan (Serviceability)
Kemudahan layanan (serviceability) adalah kemudahan layanan atau
perbaikan jika dibutuhkan. Hal ini sering dikaitkan dengan layanan purna
jual yang disediakan oleh produsen seperti ketersediaan suku cadang dan
kemudahan perbaikan jika terjadi kerusakan serta adanya pusat pelayanan
perbaikan (Service Center) yang mudah dicapai oleh konsumen.
11. 148
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
g. Estetika/keindahan (Aesthetics)
Aesthetics adalah dimensi kualitas yang berkaitan dengan tampilan, bunyi,
rasa maupun bau suatu produk. Contohnya bentuk tampilan sebuah Ponsel
yang ingin dibeli serta suara merdu musik yang dihasilkan oleh Ponsel
tersebut.
h. Kesan Kualitas (Perceived Quality)
Perceived Quality adalah Kesan Kualitas suatu produk yang dirasakan
oleh konsumen. Dimensi Kualitas ini berkaitan dengan persepsi Konsumen
terhadap kualitas sebuah produk ataupun merek. Seperti Ponsel iPhone,
Mobil Toyota, Kamera Canon, Printer Epson dan Jam Tangan Rolex yang
menurut Kebanyakan konsumen merupakan produk yang berkualitas.
Evaluasi terhadap perkembangan usaha dapat dilakukan dalam beberapa
kondisi yaitu:
a. Secara rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya
yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi
kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk
evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha,
SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena
dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa
lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat
dimanfaatkan.
b. Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi
masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti
ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha.
Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan
tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah
tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan
12. 149
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini
pun bisa dikurangi.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dievaluasi:
1) Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?
Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju
mundurnya usaha Anda dan mengukur kinerja usaha Anda melalui
evaluasi keuangan.
2) Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?
Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda.
Karena itu Anda tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi
pasar. Suatu saat akan terjadi perubahan yang menuntut Anda peka dan
mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau perubahan pasar,
untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar.
3) Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?
Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator
kegiatan usaha yang sehat atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya
pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan
komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat.
4) Bagaimana kemajuan usaha Anda?
Tinjau kembali usaha anda secara berkala (paling sedikit 6 bulan)
5) Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda?
Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian
keuntungan dan pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana
pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target?
6) Bagaimana kepemimpinan Anda?
Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi
serta energi yang pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka
usaha? Lakukan Evaluasi Usaha sebelum Usaha berada dalam titik yang
mengkhawatirkan, sedini mungkin evaluasi dapat dilakukan maka ini
merupakan tindakan mencegah dari kegagalan usaha.
13. 150
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
d. Langkah-Langkah Evaluasi Kesesuaian Hasil Produk dengan
Rancangan
Dalam melakukan evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan,
maka terdapat beberapa tahap Evaluasi Kelayakan Usaha menurut Chumaidiyah
(2004), yaitu:
a. Analisa Aspek Pasar
Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis
yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh
proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui
berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari
produk yang bersangkutan.
1) Penentuan Pasar
Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari
suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang
harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu:
a) Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang
mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
b) Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai
minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
c) Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan
juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita.
2) Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama,
yaitu:
a) Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu
metoda rata dan metoda eksponensial smoothing.
14. 151
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
b) Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode
yang digunakan yaitumetode eksploratori dan metode normatif.
Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal pada saat ini dan
masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif bermula
darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan
kondisi saat ini.
c) Peramalan Tanpa Data Statistik
(1) Peramalan analisis menurut sektor pemakai
(2) Memperhatikan faktor-faktor politik
(3) Evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah: 2004)
b. Analisa Aspek Teknis
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang
paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang
dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain:
1) Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai
dengan keinginan pasar atau konsumen.
2) Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk
mencapai skala produks yang ekonomis.
3) Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh
kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan
penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan
pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas
akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya.
4) Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah
dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang
dibutuhkan.
5) Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan
oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi
tersebut telah dapat disetarakan dengan baik.
15. 152
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk
kebutuhan teknis pada Saboten Shokudo dipengaruhi oleh variasi produk
yang ditawarkan, pelayanan pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan
kemudahan akses. (Chumaidiyah: 2004)
c. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik
finansial dari suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari
data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa
depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih
alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak
pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang
digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas
(cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi sebagai akibat
pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu beberapa
tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa investasi yang ada, harus
memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan
proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa
manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai
dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk
menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara
fisik maupun fungsinya. (Chumaidiyah: 2004)
Usaha melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang
berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari
kegiatan monitoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil
monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang
sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus
menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. Dalam proses ini bisa jadi
ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
16. 153
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha
menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu
yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan
selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan
dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan,
bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa
mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin
ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain.
Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut
ke belakang? Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah
cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kunci
untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah
dilaksanakan.
Berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini :
1) Para wirausahawan sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta
bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya
2) Perubahan yang berjalan dengan cepat
3) Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
4) Timbulnya berbagai hal di luar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya
e. Monitoring Dan Evaluasi Usaha
Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan
diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini
cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya
adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing).
Berikut ini beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis:
1) Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa
jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada
17. 154
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan
bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam
masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi
keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan
gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya.
2) Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha?
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan
atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah
mengetahui posisi keuangan, selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan
usaha. Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya
adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha
dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang
waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun
sekali setelah usaha berjalan).
3) Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan
sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah
perhatian pada penjualan yang menurun. Di mana kira-kira letak
kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk
mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda
kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda
telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu.
Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan
usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode
kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan
berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami
kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini
mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki
usaha Anda.
18. 155
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
4) Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk mencapai
merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah
menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan
sebagai bahan berpuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan
strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya
dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba
pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin
mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami
kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira
tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda
melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan
ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?
Ketika memulai sebuah usaha baru, seorang entrepreneur sebaiknya
melakukan Penetapan Kelayakan Usaha Baru. Banyak dana telah dikeluarkan
dalam memulai usaha baru. Banyak pula usaha baru yang mengalami
kebangkrutan dalam satu atau dua tahun, dan hanya sedikit saja yang berhasil
bertahan dalam usahanya. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha
baru adalah kendali wiraswastawan. Alasan utama kegagalan usaha baru adalah:
a. Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga
kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk, pangsa
pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang
memadai.
b. Kinerja produk yang salah. Sering sekali produk baru tidak berfungsi
seperti yang disebutkan, disebabkan oleh terlalu cepatnya pengembangan
produksi dan uji coba produk, atau kendali mutu yang tidak memadai.
c. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif. Hasil yang buruk
sering menunjukkan usaha promosi yang salah arah dan tidak memadai
dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam
penjualan, pelayanan atau kedekatan dengan pasar.
19. 156
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
d. Tidak disadarinya tekanan persaingan. Usaha baru sering gagal karena
wiraswastawan tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan
pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan diskon khusus kepada
kepada para pengecer.
e. Keusangan produk yang terlalu cepat. Daur hidup dari produk baru
cendrung menjadi semakin pendek, pada banyak industri kemajuan
teknologi begitu cepat sehingga produk baru cepat menjadi usang sesudah
ia diluncurkan.
f. Waktu memulai usaha baru tidak tepat. Pemilihan waktu yang salah untuk
meluncurkan usaha baru sering menyebabkan kegagalan komersial.
Produk baru mungkin diperkenalkan sebelum adanya keinginan riil pasar
dan teknologi baru atau produk tersebut mungkin terlambat diperkenalkan
di pasar, ketika minat konsumen mulai menurun.
g. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak
diprediksi, investasi yang berlebihan pada aset tetap dan kesulitan
keuangan yang berkait. Masalah finansial tersebut merupakan salah satu
penyebab kegagalan usaha baru.
Dalam evaluasi kelayakan produk barang/jasa, dilakukan analisa
kelayakan teknis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisa
kelayakan teknis ini, yaitu:
a. Identifikasi Spesifikasi Teknis Penting Evaluasi gagasan usaha baru
hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan teknis yang kritis
terhadap pasar dan karenanya perlu untuk memenuhi harapan dari
pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting adalah:
1) Desain fungsional dari produk dan daya tarik penampilanya.
2) Fleksibelitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk
untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan
persaingan.
3) Daya tahan bahan baku produk.
20. 157
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
4) Bisa diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan pada kondisi
operasi normal.
5) Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasi
normal.
6) Daya guna yang bisa diterima.
7) Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah.
8) Standarisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu.
9) Kemudahan untuk diproduksi dan diproses.
10) Kemudahan untuk ditangani.
b. Pengembangan dan Uji Coba Produk.
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternatif dan fabrikasi model dan
prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian hasil negatif
dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyasuaian yang perlu.
c. Penilaian Peluang–peluang Pasar. Para wiraswastawan selalu
membutuhkan informasi dan pengetahuantentang pasar mereka. Tujuan
dari pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan. Riset pasar
adalah pengumpulan pencatatan dan analisa secara sistematis atas
informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan jasa.
Riset pasar dapat membantu:
a. Menemukan pasar yang menguntungkan.
b. Memilih produk yang dapat dijual.
c. Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen.
d. Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik.
e. Merencanakan sasaran yang realistik
Dalam evaluasi kesesuaian hasil produk barang/jasa, salah satu hal yang
penting untuk dievaluasi adalah evaluasi terhadap kelayakan finansial. Analisis
kelayakan finansial dari usaha baru memerlukan pemilihan alternatif untuk
21. 158
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
diterapkan. Pendekatan analitis bagi masalah ini dipusatkan pada empat langkah
dasar:
a. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana-dana yangdibutuhkan
untuk operasioanal.
b. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia serta biaya-biayanya,yaitu
berupa pencarian sumber dana dan biaya modal.
c. Penentuan aliran kas dimasa depan yang bisa diharapkan dari operasi
dengan cara analisis aliran kas pada selang waktu yang relatif singkat,
biasanya bulanan.
d. Penentuan pengambilan yang diharapkan melalui analisa pengembalian
dari investasi.
Selain evaluasi finansial, juga penting untuk menilai kemampuan
organisasi, yang meliputi:
a. Penentuan Kebutuhan Personalia dan Perancangan Stuktur Organisasi
Awal Menentukan Kebutuhan Personalia melalui:
1) Analisa beban kerja yang diantisipasi dan berbagai aktivitas yang perlu
2) Mengelompokan aktivitas tersebut ke dalam seperangkat tugas yang
bisa ditangani individu secara efektif
b. Berbagi tugas dikategorisasikan untuk membentuk dasar dari struktur
organisasi.
Perlu diperharikan juga aspek–aspek perancangan organisasional
seperti: 1) rentang pengendalian manajemen yang bisa diterima dan
pemilahan fungsi lini dan staf; 2) Perbandingan kebutuhan; dan 3)
Ketersediaan Personalia. Perbandingan personalia yang dibutuhkan dan
orang-orang kualified yang tersedia bagi usaha baru menentukan
kebutuhan staf. Pertanyaan yang harus dijawab adalah “Seberapa sulitkah
menyewa atau menarik orang-orang dengan ketrampilan yang dibutuhkan
pada kondisi organisasi yang baru ada? Untuk menjawab pertanyaan ini
harus dievaluasi kebutuhan usaha baru untuk menyewa tenaga lain dari
22. 159
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
luar. Evaluasi ini hendaknya memperhitungkan bahwa kebutuhan
personalia mungkin berubah ketika usaha baru telah tumbuh dan mencapai
tingkat kedewasaanya.
Setiap bisnis usaha umumnya cendrung menghadapi dua jenis
tekanan persaingan:
1) Persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik denganproduk
perusahaan itu pada dasarnya sama.
2) Tekanan tidak langsung dari barang substitusi. Pendekatan pragmatis
untuk menganalisa tekanan persaingan dipusatkan pada tiga tugas :
(a) Identifikasi persaingan pasar potensial.
(b) Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing
dan dampak potensialnya terhadap operasi usaha yang
direncanakan.
c. Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yang direncanakan
dan pengembangan strategi yang disarankan pada penekanan pada
keuntungan tersebut.
Analisa ini mengungkapkan apakah usaha baru yang direncanakan memberi
keuntungan persaingan yang memadai pada produknya sehingga mampu
menghadapi tekanan persaingan dari pesaing langsung maupun tidak langsung.
Agar evaluasi kesesuaian produk barang/jasa dapat lebih terarah, dibawah
ini dipaparkan langkah-langkah untuk mengelola usaha secara sehat, yaitu:
a. Penetapan strategi dan arah usaha Anda. Kemampuan membuat perkiraan
dan perencanaan usaha dengan arah yang benar Kemampuan menilai
situasi dan lingkungan usaha Anda yang sekarang.
b. Mencari dan memperkerjakan tim/karyawan Anda dengan perencanaan
SDM yang terencana. Mampu meninjau ulang kembali pendistribusian
pembagian kerja dan arus kerja yang benar
c. Mendelegasikan tugas dan kewajiban mengelola usaha:
23. 160
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kualitas
produk barang/jasa adalah melalui strategi benchmarking. Metode ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan dalam upaya mencari
peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya, dan mengoptimalkan potensi diri
secara penuh guna meningkatkan kinerja bisnis disebut dengan Benchmarking.
Strategi ini bertujuan untuk mengukur dan memperbaiki kualitas di tempat usaha.
Manfaat benchmarking adalah untuk meningkatkan kualitas secara
berkesinambungan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan
kecepatan proses produksi dan pelayanan kepada pelanggan. Dalam prakteknya,
pengukuran benchmarking bermanfaat untuk pengukuran dan pemahaman
terhadap kinerja diri dan kinerja orang lain (karyawan). Sedangkan, pelaksanaan
benchmarking bermanfaat untuk membuat usaha yang dijalankan menjadi lebih
baik di masa mendatang (berdampak perubahan, membuka peluang bagi
peningkatan kualitas yang diharapkan, dan memberi nilai tambah pada setiap
kegiatan usaha). Di lain sisi, dirasakan perlu ‘introspeksi’ untuk meningkatkan
kualitas pribadi, yaitu melalui self learning tanpa bantuan orang lain, serta
pengamatan dan mendengarkan hal-hal yang positif dari cara kerja orang lain.
Sebelum melakukan benchmarking, terlebih dahulu evaluasi usaha Anda
apakah sudah memiliki:
a. SDM yang bekerja secara Teamwork?
b. SDM yang kuat/handal?
c. SDM dan fasilitas yang dibutuhkan?
d. SDM yang tepat?
e. Ketrampilan bagi peningkatan kinerja tim/karyawan?
f. Pemimpin yang berkemampuan meningkatkan kualitas dengan biaya
minim?
g. Pemimpin yang berpengaruh terhadap tim/karyawan?
h. Manajemen yang berkemampuan melakukan perubahan?
i. Business plan yang bertujuan short and long term?
24. 161
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam lingkungan kompetitif
yang baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha, yaitu :
1) Strategic flexibility
Usaha Anda harus proaktif atau memiliki respon yang cepat dalam
menghadapi persaingan Usaha yang tajam dan berubah-ubah sehingga
mampu menjawab tantangan yang kompetitif. fleksibilitas yang strategis dari
usaha Anda menjadi hal yang wajib untuk menjawab hadirnya ketidakpastian
dan dinamika yang tinggi.
2) Strategic leadership
Tindakan ini memberikan tujuan, arti, dan arahan usaha Anda. Poin ini
berpengaruh sangat besar kepada strategic flexibility.
3) The Entrepreneurial Competitive Advantages
Usaha Anda dapat membangun competitive advantage dengan menciptakan
kompetensi dasar yang tidak dapat ditiru, jarang ada, dan tidak ada
substitusinya. Hal ini haruslah berjalan secara dinamis dengan
memperhatikan beberapa peluang baru, produk baru, dan pelayanan yang
membuat usaha Anda dapat berkompetisi secara efektif (tidak statis)
4) Human Capital
Salah satu unsur penting kompetensi dasar dapat difokuskan kepada human
capital. Pengetahuan yang diperoleh oleh tim/karyawan Anda merupakan
investasi penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
5) Entrepreneurial Cooperation and Globalization
Bermain dalam pasar global dan menggunakan strategi bersaing adalah dua
kegiatan yang berpengaruh kepada fleksibilitas stratejik melalui penciptaan
dan implementasi strategi yangberwawasan entrepreneurship. Salah satu
strategi untuk memasuki pasar global adalah mengadakan strategic alliance
(kerjasama yang stratejik). Masing-masing partner bekerjasama
mengalokasikan modalnya dan bekerjasama saling membutuhkan agar dapat
bersaing di pasar global.
25. 162
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
6) Entrepreneurial Cultur
Anda perlu menciptakan budaya pembelajaran agar dapat mempertahankan
kemampuan bersaing dalam lingkungan kompetisi yang baru. Kebutuhan
untuk berinovasi secara terus menerus, penyebaran teknologi yang pesat, dan
desakan agar merespon dengan cepat lingkungan yang berubah menjadikan
pembalajaran hal yang penting untuk dilakukan.
f. Sertifikasi Produk
Sertifikasi produk adalah kegiatan penilaian kesesuaian yang dibangun
untuk memberikan kepercayaan konsumen, regulator, industri dan pihak lain yang
berkepentingan bahwa produk memenuhi persyaratan yang ditetapkan, termasuk
misalnya kinerja, keamanan, interoperabilitas, dan berkelanjutan produk [di
wilayah Indonesia, kesesuaian terhadap SNI].
Tujuan fundamental sertifikasi produk adalah:
1) Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pengguna dan secara umum
semua pihak yang berkepentingan atas jaminan pemenuhan persyaratan
yang ditentukan;
2) Untuk digunakan oleh pemasok guna memperagakan kepada pasar bahwa
produk pemasok telah memenuhi persyaratan oleh lembaga pihak ketiga
yang imparsial.
Proses sertifikasi produk adalah proses menilai apakah suatu produk
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam standar. Untuk itu yang
harus dilakukan adalah : pastikan jenis produk yang ingin disertifikasi. Perlu
diingat bahwa objek utama sertifikasi produk adalah produknya bukan
perusahaan atau lembaga yang memproduksinya. Hal ini berbeda dengan
sertifikasi sistem manajemen yang menjadikan perusahaan objek sertifikasinya.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengecek produk yang ingin
disertifikasi sesuai dengan Standarnya, dalam hal ini apakah SNI nya sudah
ditetapkan. Jika SNI nya belum ada, maka produk tidak dapat disertifikasi.
26. 163
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Setelah memastikan SNI nya, cek apakah ada Lembaga Sertifikasi Produk yang
sudah terakreditasi oleh KAN untuk SNI tersebut. Jika tidak ada LSPro yang
terakreditasi berarti produk anda belum dapat disertifikasi, namun anda bisa
meminta LSPro untuk menambah ruang lingkup akreditasinya kepada KAN
sehingga produk anda bisa disertifikasi. Khusus untuk SNI yang sudah
diwajibkan, beberapa kementerian mengatur tentang penunjukan sementara
LSPro yang belum diakreditasi untuk melakukan sertifikasi, namun
dipersyaratkan dalam jangka waktu tertentu harus sudah terakreditasi.
Berikut ini Contoh Persyaratan Pendaftaran SPPT SNI Ke LSPro :
Tabel 4.1. Dokumen Pendaftaran SNI
Dokumen Administrasi
1) Fotocopy Akte Notaris Perusahaan
2) Fotocopy SIUP, TDP
3) Fotocopy NPWP
4) Surat Pendaftaran Merek dari Dirjen HAKI / Sertifikat merek
5) Surat Pelimpahan Merek atau kerjasama antara pemilik merek dengan
pengguna merek (Hanya bila merek bukan milik sendiri)
6) Bagan Organisasi yang disahkan Pimpinan
7) Surat Penunjukkan Wakil Manajemen dan Biodatanya
8) Surat Permohonan SPPT SNI
9) Angka Penegenal Importir (API) (bila bukan produsen)
10) Fotocopy Sertifikat Sistem Manajemen Mutu atau manajemen lainnya
Dokumen Teknis
1) Pedoman Mutu yang telah disahkan
2) Diagram Alir Proses Produksi
3) Daftar Peralatan Utama Produksi
4) Daftar Bahan Baku Utama dan Pendukung Produksi
5) Daftar Peralatan Inspeksi dan Pengujian
6) Salinan Dokumen Panduan Mutu dan Prosedur Mutu
Catatan: Persyaratan di atas umumnya untuk produk dengan Skema
Sertifikasi Tipe 5
Skema Sertifikasi Produk
Kegiatan sertifikasi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro).
Perusahaan yang ingin produknya disertifikasi mengajukan aplikasi ke LSPro dan
mengikuti proses sertifikasi yang ada di LSPro. Dalam melakukan proses
sertifikasi tersebut, Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) haruslah mengoperasikan
27. 164
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
skema sertifikasi tertentu , dalam SNI ISO/IEC 17067:2013 dikatakan bahwa
skema sertifikasi ialah ‘Aturan, prosedur dan manajemen untuk melakukan
sertifikasi terhadap produk–produk tertentu’.
Skema berisi tata cara/persyaratan-persyaratan dan mekanisme apa saja
yang diperlukan dan dilakukan dalam pelaksanaan sertifikasi produk tertentu.
Dari mulai proses seleksi, determinasi, review, keputusan dan atestesi. Jadi dalam
melakukan sertifikasi, LSPro haruslah memastikan bahwa kegiatan sertifikasi
yang dilakukannya sesuai dengan skema yang dioperasikannya.
Pada prinsipnya skema sertifikasi produk sangatlah bergantung dari jenis ,
karakteristik serta proses produksi produk tersebut. Dalam SNI ISO/IEC
17067:2013 – Penilaian kesesuaian – Fundamental sertifikasi produk dan panduan
skema sertifikasi produk. Disebutkan contoh-contoh skema sertifikasi dari mulai
tipe 1a,1b,2,3,4,5,6 dan tipe n. Dari sekian banyak contoh tipe sertifikasi tersebut,
yang banyak digunakan oleh regulator maupun lembaga sertifikasi adalah
skema sertifikasi tipe 5 dan tipe 1b.
Gambar 4.2. Skema Sertifikasi SNI
Sumber: https://infosertifikasi.wordpress.com/2015/12/02/skema-
sertifikasi-produk/
28. 165
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Skema sertifikasi tipe 5
Skema sertifikasi tipe 5 ini merupakan skema untuk sertifikasi produk
yang menggabungkan (jika diperlukan) antara assessmen proses produksi,
audit sistem manajemen yang relevan, pengujian serta survailen berupa
pengujian di pabrik ataupun di pasar, audit sistem manajemen dan assessmen
proses produksi. Sertifikat untuk tipe 5 ini biasanya berlaku untuk 2-4 tahun,
dengan survailen dilakukan setiap tahun.
Skema sertifikasi tipe 1b
Skema sertifikasi tipe 1b merupakan skema untuk sertifikasi produk yang
hanya menilai kesesuaian produk per batch produksi/atau per-shipment
pengiriman, sehingga tidak diperlukan adanya audit sistem manajemen, dan
assessmen proses produksi, namun dengan pengujian atau inspeksi setiap
batch pengiriman dengan sampling yang sesuai mewakili produk yang akan
disertifikasi. Sertifikat hanya berlaku untuk produk dalam batch yang sama,
Gambar 4.3. Skema Sertifikasi Tipe 5
Sumber: https://infosertifikasi.wordpress.com/2015/12/02/skema-
sertifikasi-produk/
29. 166
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
sedangkan untuk produk lain yang berbeda batch harus dilakukan sertifikasi
kembali. Tidak ada mekanisme survailen dalam skema sertifikasi tipe ini.
Sertifikasi berdasarkan SNI
Standar Nasional Indonesia (SNI), merupakan Standar yang ditetapkan
oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, Standar
ini dirumuskan komite–komite teknis yang terdiri dari multi stake holder baik itu
pemerintah, akademisi, kalangan industri serta para ahli yang kompeten di
bidangnya masing–masing. Setiap komite teknis didukung oleh sekretariat komite
teknis yang tersebar di hampir seluruh Kementerian dan Lembaga Pemerintah.
Pada prinsipnya penerapan/sertifikasi SNI adalah sukarela, para pihak
yang ingin menerapkan SNI dipersilahkan menjadikan SNI sebagai rujukan
dalam kegiatan atau proses yang dilakukannya. Namun untuk membuktikan dan
mendapatkan pengakuan formal bahwa benar suatu perusahaan/organisasi telah
menerapkan SNI atau standar tertentu, perlu proses penilaian kesesuaian yang
Gambar 4.4. Skema Sertifikasi Tipe 1b
Sumber: https://infosertifikasi.wordpress.com/2015/12/02/skema-
sertifikasi-produk/
30. 167
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
dilakukan pihak ketiga. Proses penilaian oleh pihak ketiga inilah yang disebut
sebagai Sertifikasi, dan lembaga yang melakukan kegiatan penilaian disebut
sebagai lembaga sertifikasi. Secara umum ada tiga (3) klasifikasi kegiatan
sertifikasi berdasarkan SNI yang dapat dilakukan:
1) Sertifikasi Sistem Manajemen, yaitu sertifikasi terhadap sistem
manajemen perusahaan misalnya berdasarkan SNI ISO (9001, 14001,
22000, HACCP, dan lain-lain)
2) Sertifikasi Produk, yaitu sertifikasi terhadap produk yang dihasilkan
perusahaan berdasarkan SNI produk tertentu misalnya SNI 1811:2007
untuk Helm, SNI 3554:2015 untuk Air minum dalam kemasan, SNI
2054:2014 untuk baja tulangan beton, dan produk – produk lainnya
3) Sertifikasi Personnel, yaitu sertifikasi terhadap kompetensi personel
misalnya Auditor, PPC, Tenaga Migas, Tenaga Kelistrikan, dan lain-lain
Jadi Sertifikasi SNI adalah proses penilaian keseseuaian terhadap produk/sistem
manajemen/kompetensi suatu perusahaan/personel berdasarkan persyaratan dalam
SNI dalam rangka memperoleh pengakuan formal.
SNI atau Standar Nasional Indonesia adalah standar yang ditetapkan oleh
Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pada dasarnya penerapan SNI adalah sukarela, sebagai
ilustrasi saat ini ada sekitar 6000 lebih SNI yang sudah ditetapkan, meliputi
berbagai macam hal dari metode pengujian, standar produk, standar sistem
pengujian, dan lain-lain.
Khusus untuk standar produk, tidak semua produk yang beredar sudah ada
SNI nya. dan kalaupun sudah ada SNI nya belum tentu ada lembaga sertifikasi
yang kompeten (dibuktikan melalui akreditasi KAN) untuk melakukan sertifikasi
untuk SNI tersebut karena dibutuhkan SDM yang kompeten dan Laboratorium
yang mampu melakukan pengujian untuk semua parameter yang ada dalam SNI.
Sehingga secara teknis tidak memungkinkan jika semua produk harus ber SNI.
31. 168
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Walaupun penerapan SNI pada prinsipnya sukarela, namun untuk
keperluan melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan
ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah dapat
memberlakukan SNI tertentu secara wajib untuk produk yang dijual di dalam
negeri baik yang diproduksi di dalam negeri maupun produk import. Penetapan
SNI wajib ini bukan dilakukan oleh BSN, melainkan oleh kementerian teknis
seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian ESDM dan lain-lain melalui keputusan Menteri
terkait.
Apabila SNI untuk jenis produk tertentu telah diwajibkan, produk dengan
jenis sama yang tidak bertanda SNI tidak boleh diedarkan atau diperdagangkan di
wilayah RI (inilah yang seharusnya terkena razia terkait SNI). Sedangkan produk
yang tidak wajib, tidak ada masalah apabila belum disertifikasi berdasarkan SNI.
Tanda SNI pada produk yang belum wajib SNI berfungsi sebagai tanda bahwa
produk tersebut memiliki keunggulan (value added) karena telah disertifikasi.
Namun yang perlu jadi perhatian, walaupun baru sekitar 100 produk yang
wajib SNI, ada peraturan-peraturan lain yang tidak terkait dengan standar / SNI
yang juga mengatur mengenai peredaran produk misalnya, peraturan tentang label
dari kementerian perdagangan yaitu melalui Permendag nomor 67/M-
DAG/11/2013 (lihat peraturan) tentang kewajiban pencantuman label dalam
bahasa Indonesia yang mewajibkan produk – produk yang beredar di Indonesia
(yang tercantum dalam lampiran peraturan tersebut) memiliki label dalam bahasa
Indonesia, serta peraturan-peraturan lainnya.
Jadi jika Anda produsen/importir yang produknya dalam daftar wajib SNI,
pastikan bahwa produk anda sudah tersertifikasi SNI, Jika anda pedagang dengan
produk yang berada di daftar produk wajib SNI maka pastikan kepada distributor
anda bahwa produk tersebut sudah tersertifikasi dan minta buktinya karena suatu
saat bisa jadi akan ada pengawasan dari otoritas yang berwenang terkait produk
tersebut. Jika anda pengguna dan ingin membeli produk yang ada dalam daftar
wajib SNI pastikan bahwa anda membeli yang sudah ‘ber SNI’, kalau perlu
32. 169
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
laporkan jika ada yang belum ‘ber SNI’, karena produk yang wajib SNI namun
tidak memiliki SNI adalah barang yang tidak legal dan berpotensi
membahayakan.
4. Forum Diskusi
Materi tentang Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan telah Anda baca,
saatnya mendiskusikan tentang kasus di bawah ini:
Ibu Nurlaeli telah memiliki sebuah produk dalam bentuk kemasan makanan,
yang telah berproduksi sejak tahun 2017 dan telah memiliki banyak
konsumen. Di tahun 2019 ini, ibu Nurlaeli berencana untuk memperluas
pasar produksinya ke tingkat nasional, sehingga standar produksinya harus
bersertifikasi.
Menurut Anda, langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh ibu Nurlaeli
agar produknya dapat memenuhi standar nasional yang baik?
C. PENUTUP
1. Rangkuman
a. Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah
membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan
dimulai dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi
b. Tujuan evaluasi kesesuaian hasil produk dengan rancangan atau kelayakan
usaha merupakan suatu upaya untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan pelaksanaan proyek atau pembuatan produk barang/jasa,
apakah proyek atau pembuatan produk barang/jasa tersebut berjalan
sesuai rencana dan memberikan hasil seperti yang diharapkan.
c. Terdapat 8 dimensi kualitas produk menurut David Garvin
33. 170
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
d. Terdapat beberapa tahap atau langkah dalam evaluasi kesesuaian hasil
produk dengan rancangan, antara lain: tahap analisa aspek pasar; analisa
aspek teknis; dan analisa aspek finansial
e. Monitoring dan evaluasi usaha dilakukan dalam hal" posisi keseluruhan
usaha; kemajuan atau kemunduran usaha; langkah perbaikan atau
pengembangan; target usaha selanjutnya;
f. Sertifikasi produk adalah kegiatan penilaian kesesuaian yang dibangun
untuk memberikan kepercayaan konsumen, regulator, industri dan pihak
lain yang berkepentingan bahwa produk memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, termasuk misalnya kinerja, keamanan, interoperabilitas, dan
berkelanjutan produk [di wilayah Indonesia, kesesuaian terhadap SNI].
2. Tes Formatif
1. Persiapan spesifikasi produk tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan beragam kendala, kecuali…
a. proses produksi,
b. harapan konsumen,
c. peluang pasar,
d. strategi pemasaran,
e. Desain Produksi..
2. Perhatikan Pernyataan berikut ini :
1) Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja
suatu usaha bisnis.
2) Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan
rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa
yang telah dicapai pada akhir masa produksi.
3) Evaluasi usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut
34. 171
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang
diharapkan
4) Evaluasi usaha untuk mengukur sejauh mana keberhasilan usaha yang
dijalankan
Berdasarkan pernyataan di atas yang termasuk pengertian Evaluasi Usaha
adalah…
a. 1,2 dan 3
b. 1,2 dan 4
c. 1, 3 dan 4
d. 2, 3 dan 4
e. 3 dan 4
3. Indikator yang meliputi ; 1) memandu pemilik dana untuk
mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya 2) memperkecil
resiko kegagalan investasi, 3) bisa memperbesar peluang keberhasilan
investasi yang bersangkutan adalah …
a. Defenisi dari Evaluasi Usaha
b. Ciri- ciri Evaluasi Usaha
c. Tujuan dari Evaluasi Usaha
d. Kegunaan dari Evaluasi Usaha
e. Manfaat dari Evaluasi Usaha
4. Tingkat kepuasan pelanggan dapat diukur dengan suatu metode yang
dinamakan…
a. Customer Satisfaction Index (CSI)
b. Index Satisfication Costumer ( ISC )
c. Satisfication Costumer Index ( SCI )
d. Costumer Index Satisfication ( CIS )
e. Satisfication Index Costumer ( SCI )
35. 172
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
5. Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu: 1)
Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang
dimilikinya. 2) Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa
memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan.
Pernyataan tersebut merupakan kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha
menurut …
a. Anggraini dkk (2015: 74-81)
b. Umar (2003)
c. Yola dan Duwi (2013)
d. Kotler dan Keller (2010: 138)
e. Mowen dan Minor (2008: 421)
6. Sebuah komputer, kinerja utama yang kita kehendaki adalah kualitas
kecepatan akses, gambar yang dapat kita lihat di layar, dan kualitas
performa yang dapat dinikmati saat bekerja atau menginput data, dan
fungsi-fungsi lainnya, merupakan contoh dimensi kualitas produk dari
segi…
a. Fitur
b. Kehandalan
c. Kesesuaian
d. Ketahanan
e. Kinerja
7. Pada produk kendaraan beroda empat (mobil), fitur-fitur pendukung yang
diharapkan oleh konsumen adalah seperti DVD/CD Player, sensor atau
kamera mundur serta Remote Control Mobil, merupakan contoh dimensi
kualitas produk dari segi…
a. Fitur
b. Kehandalan
c. Kesesuaian
d. Ketahanan
36. 173
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
e. Kinerja
8. Hal yang sering dikaitkan dengan layanan purna jual yang disediakan oleh
produsen seperti ketersediaan suku cadang dan kemudahan perbaikan jika
terjadi kerusakan serta adanya pusat pelayanan perbaikan (Service Center)
yang mudah dicapai oleh konsumen merupakan dimensi kualitas produk
dari segi…
a. Estetika/ Keindahan ( Aesthetics )
b. Kemudahan Layanan ( Serviceability )
c. Kesan Kualitas ( Perceived Quality )
d. Pelayanan Perbaikan ( Service Center )
e. Kualitas Produk( Quality Produk )
9. Dalam evaluasi kesesuaian hasil produk barang/jasa maka terdapat
beberapa dimensi produk barang/jasa yang dapat dipertimbangkan dalam
melakukan evaluasi. Kedelapan Dimensi Kualitas tersebut menurut
Garvin (1997) adalah…
a. Pelayanan Perbaikan, Kehandalan, Kesesuaian, Ketahanan, Kinerja,
Estetika, Kemudahan Layanan, Kesan Kualitas
b. Kehandalan, Kesesuaian, Ketahanan, Kinerja, Estetika, Kemudahan
Layanan, Kesan Kualitas
c. Pelayanan Perbaikan, Kehandalan, Kesesuaian, Ketahanan, Kinerja,
Estetika, Kemudahan Layanan, Kualitas Produk
d. Fitur, Kehandalan, Kesesuaian, Ketahanan, Kinerja, Estetika,
Kemudahan Layanan, Kesan Kualitas
e. Fitur, Kehandalan, Kesesuaian, Ketahanan, Kinerja, Estetika,
Kemudahan Layanan, Kualitas Produk
10. Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan.
Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan
menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan
37. 174
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup
laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya.
Pernyataan diatas merupakan Evaluasi terhadap perkembangan usaha yang
dilakukan dalam kondisi
a. Evaluasi Bulanan
b. Evaluasi Triwulan
c. Evaluasi Tahunan
d. Evaluasi Secara Rutin/ Berkala
e. Evaluasi secara Insidental
3. Daftar Pustaka
Anggraini, Lulu Dian, dkk. 2015. “Analisis Persepsi Konsumen
Menggunakan Metode Importance Performance Analysis and
Cusomer Satisfaction Index.” Jurnal Industri Volume 4 Nomor 2.
Universitas Brawijaya.
Chumaidi. 2004. Teknologi Budidaya Pakan Alami. Dalam: Makalah Dalam
Simposium Pengembangan Perikanan Budidaya Mendukung
Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan, Bogor.
Garvin, David A., 1997. Delapan Dimensi Tentang Kualitas, Terjemahan
Hendra Teguh, SE, AK, Harvard Business Review.
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/05-Skema_Sertifikasi_SNI-BSN.pdf
https://nurulhaj19.wordpress.com/2011/03/08/evaluasi-usaha/
https://ilmumanajemenindustri.com/delapan-dimensi-kualitas-produk/
Kotler, Philip. 2010. Manajemen Pemasaran. Edisi tiga belas Bahasa
Indonesia.Jilid 1 dan 2.Jakarta : Erlangga.
Mowen, John C; Michael Minor. 2008. Consumer Behavior 6ed. New Jersey:
Prentice-Hall,Inc.
Nasution, Arman Hakim. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukardi dan Cholidis, C. 2006. “Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan
Terhadap Produk Corned Pronas Produksi PT CIP”, Denpasar, Bali.
Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 18 (2) : 106-117.
38. 175
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
Umar, Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT.
Gramedia Pustaka utama dan Jakarta Business Research Centre.
Jakarta.
Yola, M dan Budianto, D. 2013. “Analisis Kepuasaan Konsumen Terhadap
Kualitas Pelayanan Dan Harga Produk Pada Supermarket Dengan
Menggunakan Metode Importance Performance Analysis (IPA)”.
Jurnal Optimasi Sistem Industri. 12 (12) : 301-309.
39. 176
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
TUGAS AKHIR
Ahmadi, baru saja menyelesaikan studinya di S1 Prodi Administrasi Bisnis. Dia
memiliki jiwa yang tidak mudah putus asa, disiplin, dan senantiasa termotivasi
untuk berkembang. Di sekitar wilayah tempat tinggalnya, dia mudah untuk
mendapatkan singkong dan pisang. Dia terpikir untuk membuat sebuah produk
olahan dari kedua bahan tersebut.
Berdasarkan kondisi Ahmadi di atas, buatlah sebuah perencanaan bisnis untuk
produk dengan memanfaatkan kedua jenis bahan baku tersebut. Desain produk
seperti apa yang punya potensi untuk dikembangkan oleh Ahmadi, langkah-
langkah apa yang harus dilakukan oleh Ahmadi agar produknya dapat diterima
oleh pasar dan dapat berlanjut sebagai produk berskala lebih besar?
TES SUMATIF
1. Dalam dimensi prototype, pertanyaan yang tepat untuk penggambaran adalah
....
a. Model gambar apakah yang akan dibuat ?
b. Dimana letak gambar akan ditempatkan ?
c. Bagaimana model dapat dilukiskan atau digambarkan ?
d. Berapa biaya yang diperlukan dalam menggambar ?
e. Apakah tujuan dari gambar tersebur
2. Penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum yang
melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen, adalah Tahapan
prototype dalam kegiatan …..
a. Pendefenisian produk
b. Working Model.
40. 177
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
c. Prototipe rekayasa
d. Prototipe produksi
e. Qualifield production item
3. Jika produk sangat ringan seperti kerupuk maka sebaiknya kemasan dibuat
dalam ……
a. Relative tebal
b. Relative besar
c. Relative kecil
d. Relative sedang
e. Relative tipis
4. Perhatiakn item berikut ini
1. Produk yang unggul dan unik
2. Produk yang berorientasi pasar
3. Produk berorientasi internasional
4. Melaksanakan tahap pra pengembangan
5. Produk yang mahal
6. Produk yang mampu bertahan la,a
Yang termasuk kajian terhadap produk sukses untuk pengembangan produk
baru, yaitu :
a. 1,2,3,4,
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,6
d. 1,3,5,6
e. 1,2,4,6
41. 178
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
5. Berikut ini adalah pengujian produk meliputi :
1. Evaluasi prototype
2. Lalu memberikan tester kepada pasar
3. Evaluasi tester dan pasar
4. Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi
5. Membuat prototype produk terlebih dahulu
6. Produksi massal
7. Evaluasi produksi massal
Tahapan yang benar dalam pengujian produk sebelum kita menawarkan di
pasaran secara umum adalah ...
a. 1,2,3,4,5,6,7
b. 2,1,4,6,7,3,5
c. 5,1,2,3,4,6,7
d. 6,1,2,3,4,5,7
e. 3,1,6,2,4,7,5
6. Peluang bisnis yang didapatkan apabila kita punya keterampilan jurusan
matematika adalah.
a. Membuka kursus privat
b. Membuka usaha perdagangan
c. Membuka les
d. Membuka layanan konsultasi
e. Membuka took buku
7. Kenyataan menunjukkan bahwa, bila seorang terpengaruh oleh sebuah ide,
maka mereka cenderung meremehkan kesulitan untuk…
a. Mengikuti ide tersebut
b. Mengembangkan penerimaan pasar pada ide tersebut
c. Memulai ide tersebut
42. 179
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
d. Membuat apa yang dipikirkan
e. Meneruskan kepada orang lain
8. Berikut adalah beberapa persyaratan mendasar akan muncul untuk
menentukan apakah sebuah ide bisnis baru adalah kesempatan investasi
yang baik, kecuali..
a. Harus terdapat kebutuhan pasar yang ditentukan dengan jelas bagi
barang/jasa dan harus memiliki waktu yang tepat
b. Bisnis yang diinginkan harus dapat mencapai keuntungan betahan
yang kompetitif
c. Ekonomi dari suatu usaha perlu untuk dihargai dan bahkan dimaafkan,
memperbolehkan bagi keuntungan yang berarti dan menumbuhkan
potens
d. Harus ada kecocokan yang cukup baik antara wirausaha dan
kesempatan
e. Keputusan Yang Harus Dilakukan secepat mungkin
9. Perhatikan pernyataan berikut
1. sumberdaya financial
2. sumber daya fisik
3. sumberdaya manusia
4. sumberdaya teknologi
5. sumberdaya reputasi
6. sumber daya produksi
7. sumberdaya alam
8. sumber daya ekonomi
Yang merupakan sumberdaya bagi perusahaan adalah …
a. 1,2,3,4,5,6,
b. 1,2,3,4,5,7
c. 2,3,4,5,6,7
d. 2,3,4,5,7,8
43. 180
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
e. 3,4,5,6,7,8
10. Untuk mengidentifikasi peluang usaha harus memiliki berapa tahap agar
menangkap peluang usaha tidak keliru dan tidak mengalami kegagalan,
kecuali …
a. Memiliki ide awal
b. Persiapan modal awal
c. Identifikasi dan evaluasi kesempatan investasi
d. Keputusan yang dilakukan
e. Memulai usaha dalam dunia usaha.
11. Salah satu solusi konstruktif yang harus dilakukan dalam personal SWOT
analysis adalah..
a. Membuat daftar penilaian pribadi dari empat posisi tersebut, serta
mendampinginya dengan pertanyaan dan jawaban yang realistis
b. dapat memilih usaha yangs sesuai dengan dirinya
c. menghindari kegagalan usaha yang akan terjadi
d. sudah meiliki kerangka (framework) antisipasi jika suatu saat
mengalami masalah atau kendala
e. Berpikir formal logic (logika ilmiah) dalam mengambil keputusan
12. Berikut Pernyataan yang benar menurut Peter Drucker, pakar manajemen
asal Amerika adalah …
a. Orang yang efisien bukanlah orang yang pikirannya fokus pada
masalah, tetapi orang yang pikirannya fokus pada peluang.
b. Orang yang efektif bukan orang yang pikirannya fokus pada masalah,
tetapi orang yang pikirannya fokus pada peluang.
c. Orang yang efektif bukan orang yang pikirannya fokus pada peluang,
tetapi orang yang pikirannya fokus pada masalah.
d. Orang yang efisien bukanlah orang yang pikirannya fokus pada
peluang, tetapi orang yang pikirannya fokus pada masalah
44. 181
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
e. Orang yang efektif bukan orang yang pikirannya fokus pada masalah,
tetapi orang yang pikirannya fokus pada tujuan.
13. Berikut contoh peluang uasaha yang datang karena masalah adalah ….
a. Karena kejahatan muncullah ide untuk membuat private security
(bisnis SATPAM)
b. Dalam suatu perjalanan ke luar negeri, seorang melihat took buku
yang luas, nyaman, dapat membaca di tempat manapun sekalipun
tidak beli
c. Ketika makan ia melihat ibu pemilik warung membungkus nasi
dengan daun dan Koran, maka dia mencoba menawarkan kertas Koran
untuk menjadi pemasok Koran di warung
d. Ia melihat cuci mobil hanya buka pada siang hari, kemudian dia buka
sampai malam hari, dan ternyata banyak yang mencuci mobilnya
e. Semua benar
14. Berikut peluang usaha yang cocok untuk dengan “mencuri waktu” adalah
a. Membuka usaha ketika ada yang menarik
b. Membuka usaha ketika orang lain buka
c. Membuka usaha ketika orang lain tutup.
d. Membuka usaha yang belum dirintis orang lain
e. Membuka usaha ketika banyak orang
15. Berikut Untuk menangkap peluang usaha harus melwati tahap berikut ..
a. Lihat data di Lapangan, cara menemukan peluang, dan mencuri waktu
b. Lihat data di Lapangan, cara menemukan peluang dan manfaatkan
peluang
c. Lihat data di Lapangan, cara menemukan peluang dan buat kepusan
d. Lihat data di Lapangan, cara menemukan peluang dan cari rekan
bisnis
e. Lihat data di Lapangan, cara menemukan peluang dan mulai segera
45. 182
Kegiatan Belajar 4
Kesesuaian Hasil Produk dengan Rancangan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
16. Uji coba produk atau jasa untuk menemukan apakah ia memenuhi
spesifikasi kinerja kemudian setelah produk dianalisis secara teknis perlu
dilakukan uji coba produk dalam rangka……..
a. Untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa tersebut dapat
memenuhi permintaan produsen
b. Untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa tersebut dapat
mencapai target
c. Untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa tersebut dapat
memenuhi permintaan konsumen
d. Untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa samapi ketangan
konsumen
e. Untuk memperoleh jaminan bahwa produk atau jasa tersebut mampu
memenuhi permintaan dasar konsumen
17. Berikut adalah Pengembangan dan uji coba produk, kecuali ….
a. Studi rekayasa
b. Uji laboratorium
c. Evaluasi bahan baku alternative
d. Fabrikasi model
e. Uji pengemasan
18. Terdapat alat yang digunakan untuk menganalisis kelayakan produk atau
jasa yaitu dengan penelitian primer dan sekunder. Yang tergolong
informasi primer adalah …
a. informasi yang dikumpulkan para wirausahawan secara langsung dan
untuk dianalisis lebih lanjut
b. Informasi yang telah dikumpulkan pihak lain dan yang tersedia untuk
digunakan, sering kali dengan membayar biaya yang sangat wajar atau
bahkan tanpa biaya
46. 183
Modul 6
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
PPG Dalam Jabatan
Bidang Studi Manajemen Perkantoran
c. Informasi yang telah dikumpulkan dari majalah atau artikel-artikel,
dan data local untuk dianalisis lebih lanjut
d. Informasi yang telah dikumpulkan dari media online untuk dianalisis
lebih lanjut
e. Informasi yang telah dikumpulkan dari pihak kedua untuk dianalisis
lebih lanjut
19. Perhatikan langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengestimasi
potensi pasar .
1) Pemakai akhir tertentu dari produk atau jasa
2) Identifikasi segmen pasar pokok
3) Menemukan atau memperkirakan volume pembelian potensial dalam
tiap-tiap segmen pasar dan volume total dari semua segmen
Yang menunjukkan tahapan yang benar untuk mengidentifikasi dan
mengestimasi potensi pasar adalah …
a. 1,2,3
b. 3,2,1
c. 1,3,2
d. 3,1,2
e. 2,3,1
20. Cara dari pengujian ini adalah dengan cara survei dan wawancara terhada[
para pelanggan produk kreatif bangunan. Dari hasil survey ini akan
diketahui kepuasaan pelanggan dari produk kreatif yang dibuat.
Pernyataan ini merupakan fungsi dari …
a. Pengujian Teknis
b. Pengujian Pasar
c. Pengujian Preferensi dan Kepuasan
d. Pengujian praktis
e. Pengujian lapangan