Dokumen ini membahas beberapa konsep terkait terjemahan, yaitu:
1. Equivalency yang berarti padanan kata yang memiliki arti yang sama dalam bahasa sasaran
2. Ada tiga jenis terjemahan menurut Jakobson: intralingual, interlingual, dan intersemiotik
3. Formal equivalence dan dynamic equivalence yang berfokus pada pesan dan efek yang sama pada penerima pesan
2. Equivalency is a term or a word in the original
language that has a word in the target language which
means exactly the same.
3. Jakobson (1959/2000;114)- dengan
pendekatan sifat makna linguistik dan
padanan kata.
Ada tiga jenis terjemahan
a.Terjemahan intralingual=> penyusunan kata-kata
kembali (rewording), yaitu suatu intrepertasi
tanda-tanda verbal dengan menggunakan tanda-
tanda lain dalam bahasa yang sama.
4. b.Terjemahan interlingual(terjemahan yang
sebenarnya yaitu suatu intrepertasi tanda-tanda
verbal dengan menggunakan bahasa lainnya
c.Terjemahan intersemiotik(transmutasi, yaitu
suatu intrepertasi tanda-tanda verbal dengan
menggunakan sistem tanda nonverbal
5. Isi kunci yang digagas khususnya menyangkut
makna linguistik dan padanan kata.
Pendekatan yang dilakukan masih kental
mengikuti Sausure yaitu signifer (tanda lisan dan
tulisan) dan signified (konsep tanda)
Keduanya membentuk tanda linguistik tetapi tanda itu
tidak dimotivasi (saussure 1916/1983: 67-69.
contoh: cheese> (signifier) yg menunjukkan konsep
makanan yg terbuat dari pati susu yang dipadatkan
(signified)
6. Formal equivalence focuses attention on the
message itself, in the both form and content
One is concerned that the message in the
receptor language should match as closely as
possible the different elements in the source
language.
7. Dynamic equivalence is based on what nNida
call “the principle of equivalent effect “ where
the relationship between receptor message
should be substantially the same as that
which existed the original receptor and the
message (nida 1964:159)
8. Yaitu factor pesan yang apabila sebuah
komunikasi ditekankan pada pesan, maka
dikatakan bahwa bahasa mengandung fungsi
puitik atau fungsi estetis. Fungsi puitik ditandai
oleh antara lain
perulangan, penyimpangan, penonjolan, atau
keambiguan. Bila di tinjau dari segi strukturalis
semua itu menyangkut segi penanda (ekspresi)
dan petanda (isi). Jakobson mengungkapkan
salah satu fungsi dari pesan-pesan tersebut
adalah penggunaan alat-alat literature sebagai
metapora dan metonimi.
9. Denotative equivalence: related to equivalence
of the extra linguistic content of a text
Connotative equivalence is related to the lexical
choice, between near synonim
Text-normative equivalence is related to text
types
Pragmatic equivalence or communicative is
oriente towar the receiver of the text or message
Formal equivalence is related to the form and
aesthetics of the text.
10. On the wall,
there is a shadow
of a branch outside.
It moves and it is dancing.
It writes its story
and the ink
is living light.
11. Makana referensial(denotasi) yaitu yang
berhubungan dengan kata sebagai tanda atau
simbol.
Contoh:chair(polisemi=makna banyak
Furniture,suatu kedudukan,ketua dalama
rapat, mengetuai
Makana konotatif(konotasi) yaitu merupakan
reaksi emosi yang tercipta pada pembaca
dengan sebuah kata
Contoh: father of a child, our father in heaven father
of invention or a country.