1. POTENSI
1. Sawah Irigasi
Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi.
2. Sawah Irigasi Teknis
Sawah yang memperoleh pengairan dimana saluran pemberi terpisah dari saluran
pembuang agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur
dengan mudah. Jaringan seperti ini biasanya terdiri dari saluran induk, sekunder dan
tersier. Saluran induk, sekunder serta bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara
oleh Pemerintah.
3. Sawah Irigasi Setengah Teknis
Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan
penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan
selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah.
4. Sawah Irigasi Sederhana
Sawah yang memperoleh pengairan dimana cara pembagian dan pembuangan airnya
belum teratur,walaupun pemerintah sudah ikut membangun sebagian dari jaringan
tersebut (misalnya biaya membuaT bendungannya).
5. Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan.
6. Sawah Sistim Surjan
Sawah sistim surjan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi atau
air reklamasi rawa pasang surut dan bukan pasang surut (lebak) dengan sistim tanam
padi dan palawija / hortikultura yang ditanam pada tabukan dan guludan.
7. Sawah Pasang Surut
Sawah yang pengairannya tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut.
8. Sawah Reklamasi Rawa Pasang Surut
Sawah reklamasi rawa pasang surut adalah sawah yang sumber air utamanya berasal
dari reklamasi rawa pasang surut.
2. 9. Sawah Reklamasi Rawa Bukan Pasang Surut (Lebak)
Sawah reklamasi rawa bukan pasang surut (Lebak) adalah sawah yang sumber air
utamanya berasal dari reklamasi rawa bukan pasang surut (lebak).
10. Sawah Lainnya
Seperti lahan sawah lebak, polder, dan rawa-rawa yang ditanami padi atau rembesan
dan lain-lain.
11. Tegal/kebun/ladang/huma
Lahan kering yang ditanami tanaman musiman seperti padi ladang,
palawija/hortikultura dan letaknnya terpisah dengan halaman sekitar rumah.
12. Perkebunan rakyat (tidak berbadan hukum).
Perkebunan rakyat adalah perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola oleh
rakyat/pekebun yang dikelompokkan dalam usaha kecil tanaman perkebunan rakyat
dan usaha rumah tangga perkebunan rakyat.
13. Tanah bengkok adalah lahan garapan milik desa. Tanah bengkok tidak dapat
diperjualbelikan tanpa persetujuan seluruh warga desa namun boleh disewakan oleh
mereka yang diberi hak mengelolanya.
14. Tanah titi sara adalah tanah kas desa. Tanah pertanian desa yang secara berkala
biasanya disewakan, sehingga hasilnya merupakan pandapatan kekayaan desa tersebut.
Yang biasanyan untuk kas desa sebgai sumber dana pembangunan desa dan rutin desa.
15. Tanah ”titisara” merupakan tanah milik desa yang biasanya disewakan dengan
mekanisme lelang kepada siapapun yang ingin menggarapnya hasilnya dipergunakan
sebagai anggaran rutin atau pemeliharaan desa seperti perbaikan jembatan,jalan,kantor
desa,pasar desa,saluran air dan lain-lain bagi kepentingan desa. Tanah
”titisara” merupakan bagian tak terpisahkan dari tanah Kas Desa sebagai salah satu
sumber pendapatan desa sangat perlu dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan
pengadaan penyelenggaraan pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan desa.
16. Hutan lindung (protection forest) adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi
ekologisnya --terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah-- tetap dapat berjalan
dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Undang-undang RI no 41/1999
tentang Kehutanan menyebutkan[1]
: „Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut,
dan memelihara kesuburan tanah.“
3. 17. Hutan Hujan Tropika, adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan curah hujan
sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini
keanekaragaman tumbuh-tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di
Indonesia lebih kurang 66 juta hektar Hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru
dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
18. Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh didaerah yang
mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang.
Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya.
Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan
bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Terbentuknya
1. Hutan alam, yaitu suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon alami yang secara
keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya.
Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang terbentuk tanpa campur tangan
manusia.
2. Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk karena campur tangan
manusia.
Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Statusnya
1. Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.
2. Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah. Hak atas
tanah, misalnya hak milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak guna bangunan (HGB).
3. Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat.
Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Jenis Tanamannya
1. Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari 75 % ditutupi oleh satu
jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya: hutan jati, hutan bambu, dan hutan pinus.
4. 2. Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas bermacam-macam jenis
tumbuhan.
Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya
1. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
sistem penyangga kehidupan.
2. Hutan Konservasi.
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Hutan konservasi terdiri atas :
a. Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa
dan ekosistemnya serta berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa dan
Taman Buru.
b. Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
didarat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan pelestarian alam terdiri atas taman nasional, taman hutan raya
(TAHURA) dan taman wisata alam.
3. Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan
untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya serta pembangunan, industri,
5. dan ekspor pada khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan produksi
terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi yang dapat dikonversikan
(HPK).
Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan di dalam proses
produksi. Barang tidak tahan lama adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan umur
penggunaan kurang dari satu tahun. Dalam praktek sering timbul masalah di dalam
membedakan biaya antara di satu pihak, dengan balas jasa pegawai, pengeluaran konsumsi
rumah tangga atau pembentukan modal tetap brutto di lain pihak. Sebagai contoh, suatu
perusahaan sering mencatat barang dan jasa yang diberikan kepada pegawai, sebagai biaya
antara. Seharusnya, pengeluaran ini dimasukkan di dalam balas jasa pegawai.
6. DDK
Hidran umum (HU) adalah bak penampung yang dilengkapi dengan kran yang digunakan
untuk pengambilan air. HU diletakkan di area pelayanan yang dianggap padat penduduknya.
Jermal adalah alat penangkap ikan di laut. Alat ini berbentuk pagar dari pancang kayu dan
diberi pintu semacam bubu dan dibelakangnya diberi jala untuk dapat diangkat setelah
mendapatkan ikan. Alat ini dipasang sekitar 3 hingga 6 mil dari tepi pantai. Jermal biasa
digunakan di Sumatera bagian utara.
Embung adalah salah satu bangunan konservasi air yang berfungsi sebagai penampungan air
yang dapat dimanfaatkan manusia, ternak dan ladang terutama pada musim kemarau
untukkelompok pemukiman (desa) yang dihuni sekitar 20 – 350 kepala keluarga.
Pukat adalah jenis jaring penangkap ikan berbentuk kerucut
Untuk mengatasi ke- kurangan air, masyarakat membuat embung atau kolam galian yang
menurut istilah setempat dikenal sebagai “jebakan air”.
Jalan Makadam adalah Jalan yang di bentuk dari batu atau krikil yang di padatkan
Jalan sirtu (pasir batu) adalah Jalan yg terdiri dari pasir dan batu
Perangkat desa adalah pegawai yang berhubungan langsung terlibat di kantor desa, seperti
SEKDES, KAUR dll.
Aparat Desa adalah semua yang ada keterkaitannya dengan desa baik perangkat maupun
diluar desa seperti Linmas, RT, RW, Babinsa, babinkantibmas dll.
Tingkat Perkembangan
7. Keluarga Pra Sejahtera Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari
5 kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan
pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.
Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal yaitu :
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.
3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah
dan bepergian.
4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa kesarana/petugas kesehatan.
Keluarga Sejahtera tahap II Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi
kriteria keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6 sampai 14 yaitu :
1. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
2. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk
pauk.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per
tahun.
4. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.
5. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
6. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai : Penghasilan tetap
7. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.
8. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
9. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai
kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
8. Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula
memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :
1. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
2. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga untuk
tabungan keluarga.
3. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan
untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.
6. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
7. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi
daerah setempat.
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan
dapat pula memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu:
1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
2. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.