SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
ANATOMI
Ginjal
- Organ Retroperitoneal
- Setentang T 12 – L 3
- Ukuran :
P/L/T 10 cm x 5 cm x 3cm
Cortex
Medulla
Calyx
1
Ureter berukura kurang lebih 3 mm
Terdapat 3 lokasi penyempitan yang sering
menyebabkan penyumbatan yaitu:
1. Pelvic Ureteric Junction
2. Pelvic Brim
3. Uretero Vesical Junction
Flank Pain
Inervasi saraf dari T11 –
L2
2
3
4
Batu atau kalkuli yang terbentuk di ginjal
dan dapat bergerak ke saluran kemih
seperti ureter dan buli.
DEFINISI
Etiologi
◎ DEFINITIF
◉ Anatomi
◉ Fungsional
◉ Metabolik
◉ Infeksi
◎ IDIOPATIK
5
Penyebab defintif
• Hiperkalsemia
• Hiperoksalurik
• Hiperurikosuria
•
Hipomagnesuria
• Hipositraturia
Infeksi Anatomi
• Proteus
mirabillis
• Uteropelvic Junction
Obstruction
• Horshoe Kidney
• Caliceal diverticula
Metabolik
6
Proses pembentukan
Batu
1. Nucleation
2. Growth
3. Aggregation
4. Retention
7
Klasifikasi Defenition
Non Calcium Stones Infection stones:
• Magnesium
ammonium
phosphate
• Carbonate apatite
• Ammonium uratea
Uric acid
Ammonium uratea
Sodium uratea
Cystine
Calcium Stones
Klasifikasi
8
PATOFISIOLOGI
Stasis atau hambatan urine pada sistem kalises
ginjal atau vesica urinari akan menyebabkan kristal-
kristal tidak terlarut didalam urine --> terbentuknya
inti batu (nukleasi) beragregasi dengan bahan bahan
lain menjadi kristal yg lebih besar (belum mampu
untuk menyumbat saluran kemih) menempel pada
epitel saluran kemih --> menunggu bahan-bahan lain
diendapkan untuk membentuk batu yang lebih besar
--> tersumbatnya aliran urine.
9
KLINIS
01• Dapat asimptomatik
• Nyeri dalam dan terus-menerus di area
kastovertebral.
• Hematuri dan piuria
• Nyeri berasal dari area renal menyebar secara
anterior dan pada wanita nyeri bawah mendekati
kandung kemih sedangkan pada pria mendekati
testis.
• Mual dan muntah.
• Diare.
Batu di Ginjal
10
02 • Nyeri pinggang dan nyeri kolik.
• disuria atau rasa tidak nyaman berkemih.
• Hematuri akibat aksi abrasi batu.
• Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diametr
batu 0,5-1 cm.
Batu di Ureter
03 • Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
• Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher
kandung kemih akan terjadi retensi urine.
Batu di vesica urinaria
11
12
Diagnosis
● Anamnesis
● Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan Penunjang
○ Pemeriksaan Urine, Pemeriksaan Mikrobiologi
○ Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap, Fungsi ginjal, Kadar asam u
○ Foto Polos Abdomen / IVP / USG
○ Computed Tomography (CT-Scan) / MRI
Anamnesis
● Tentang nyeri : durasi, karakteristik, dan lokasi
● Riwayat batu pada saluran kemih, termasuk komposisi pembentuk batu
saluran kemih dan komplikasinya
● Riwayat infeksi saluran kemih
● Riwayat gangguan ginjal
● Riwayat batu saluran kemih di keluarga
● Riwayat transplantasi ginjal
● Diet:
Diet tinggi garam dan konsumsi protein
Diet tinggi kalsium
● Konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D
● Aktivitas fisik, karena dengan peningkatan aktivitas fisik, terjadi
pengeluaran cairan ekstra-renal (keringat) sehingga terjadi penurunan
volume urin
13
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
● Keadaan umum dan sikap pasien
2. Palpasi
● Bimanual palpation pada ginjal
● DRE : Untuk menyingkirkan keadaan patologik lain
3. Perkusi
● Nyeri ketok CVA
14
Urinalisis dan Kultur Urine
● Eritrosis umum ditemukan pada urine, Leukosit mungkin
ditemukan
● pH : < 5.5 + radioluscent stone —> uric acid stone
> 5.5 + metabolic acidosis, hypokalemia & hyperchloremia —
> RA
> 6.0 —> struvit
● Crystals :
- Ca oxalate —> dumbbell/hourglass/bipyramidal
- Ca phosphate —> needle-shaped/amorphous
- uric acid —> amprphous/rosettes
- struvite —> coffin lid
- cystine —> benzene ring/hexagonal
15
Pemeriksaan Laboratorium
● Pemeriksaan Darah Lengkap dan Elektrolit
○ Natrium
○ Kalium
○ Klorida
○ Kalsium
● Kadar Asam Urat
16
Imaging
● Foto Polos Abdomen
○ dapat
memperlihatkan
gambaran opak
pada batu
radioopak
○ Batu asam urat
dan sistin tidak
tampak pada foto
17
Imaging
● Intravenous
Pyelography (IVP)
○ dapat
memberikan
informasi
anatomis dan
fungsional
○ kini mulai jarang
digunakan jika
memungkinkan
dilakukan CT-
Scan
18
Imaging
● USG Ginjal
○ Dapat dilakukan dengan kontraindikasi radiasi seperti
pada anak-anak dan ibu hamil, juga bisa sebagai
alternatif IVP bagi pasien yang alergi kontras
○ Dapat melihat adanya hidronefrosis
○ Kekurangan :
■ Sangat bergantung dari keahlian operator dan
sikap tubuh pasien
■ Visualisasinya kurang baik pada batu ginjal dan
ureter yang berukuran kecil
19
20
Imaging
● CT-Scan Non Kontras
○ Memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
terhadap batu
○ Mampu menunjukkan posisi batu dan besar batu
dan menyingkirkan DD seeperti appendicitis dan
pankreatitis
21
DIAGNOSA BANDING
● Infeksi Saluran
Kemih
● Gastroenteritis
● Pankreatitis Akut
● Appendisitis Akut
● Torsio testis
● Kehamilan ektopik
22
Tatalaksana
Terapi konservatif
Ukuran batu ≤ 4 mm
Tidak memiliki komplikasi (infeksi, nyeri refrakter,
penurunan fungsi ginjal, kelainan anatomi saluran
ureter)
• Terapi Famakologi (Medical expulsive therapy/MET)
 Ukuran batu ≥ 5 mm
 Letak distal
 Bila tidak termasuk indikasi pengangkatan batu secara aktif
• MET: Alpha adrenergic blocker/calcium channel blocker dengan atau tanpa
kortikosteroid
• Terapi dapat diberikan hingga 4 minggu dan difollow up secara berkala
• Terapi ditunda bila terdapat tanda-tanda komplikasi (infeksi, gangguan fungsi
ginjal, nyeri refrakter)
23
◎ Kemungkinan kecil batu keluar secara spontan
◎ Nyeri menetap walaupun sudah diberikan
analgesic adekuat
◎ Obstruksi persisten
◎ Insufisiensi ginjal (gagal ginjal, obstruksi
bilateral, atau solitary kidney)
◎ Kelainan anatomi ureter
Indikasi pengangkatan batu ureter secara aktif
24
Pembedahan
ESWL
Operasi Terbuka
Laparoskopi
Percutaneus
Nephrolitotomy (PNL)
Ureteroskopi
25
THANK YOU
26

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a BSK- B1.pptx

Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indriAskep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Indri Permanasari
 
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdfInvestigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
Adra10
 

Semelhante a BSK- B1.pptx (20)

Urolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnexUrolithiasis s unnex
Urolithiasis s unnex
 
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptxBATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Danger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptxDanger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptx
 
Batu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TOBatu vesica urinaria + TO
Batu vesica urinaria + TO
 
BPH.pdf
BPH.pdfBPH.pdf
BPH.pdf
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
 
Husna 1
Husna 1Husna 1
Husna 1
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indriAskep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indri
 
Urolithiasis
UrolithiasisUrolithiasis
Urolithiasis
 
Askep urolithiasis
Askep urolithiasisAskep urolithiasis
Askep urolithiasis
 
Koledokolitiasis
KoledokolitiasisKoledokolitiasis
Koledokolitiasis
 
Penyakit batu empedu
Penyakit batu empeduPenyakit batu empedu
Penyakit batu empedu
 
Diagnosis fungsi ginjal
Diagnosis fungsi ginjalDiagnosis fungsi ginjal
Diagnosis fungsi ginjal
 
X-Ray Abdomen Lena.pdf
X-Ray Abdomen Lena.pdfX-Ray Abdomen Lena.pdf
X-Ray Abdomen Lena.pdf
 
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia Askep Benigna Prostat Hiperplasia
Askep Benigna Prostat Hiperplasia
 
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdfInvestigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
Investigasi Klinis_Gagal Ginjal Kronis_DIM.pdf
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasisAskep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
 
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.pptGADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
GADAR dan KEKRITISAN KEMIH.ppt
 

Último

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 

Último (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 

BSK- B1.pptx

  • 1. ANATOMI Ginjal - Organ Retroperitoneal - Setentang T 12 – L 3 - Ukuran : P/L/T 10 cm x 5 cm x 3cm Cortex Medulla Calyx 1
  • 2. Ureter berukura kurang lebih 3 mm Terdapat 3 lokasi penyempitan yang sering menyebabkan penyumbatan yaitu: 1. Pelvic Ureteric Junction 2. Pelvic Brim 3. Uretero Vesical Junction Flank Pain Inervasi saraf dari T11 – L2 2
  • 3. 3
  • 4. 4 Batu atau kalkuli yang terbentuk di ginjal dan dapat bergerak ke saluran kemih seperti ureter dan buli. DEFINISI
  • 5. Etiologi ◎ DEFINITIF ◉ Anatomi ◉ Fungsional ◉ Metabolik ◉ Infeksi ◎ IDIOPATIK 5
  • 6. Penyebab defintif • Hiperkalsemia • Hiperoksalurik • Hiperurikosuria • Hipomagnesuria • Hipositraturia Infeksi Anatomi • Proteus mirabillis • Uteropelvic Junction Obstruction • Horshoe Kidney • Caliceal diverticula Metabolik 6
  • 7. Proses pembentukan Batu 1. Nucleation 2. Growth 3. Aggregation 4. Retention 7
  • 8. Klasifikasi Defenition Non Calcium Stones Infection stones: • Magnesium ammonium phosphate • Carbonate apatite • Ammonium uratea Uric acid Ammonium uratea Sodium uratea Cystine Calcium Stones Klasifikasi 8
  • 9. PATOFISIOLOGI Stasis atau hambatan urine pada sistem kalises ginjal atau vesica urinari akan menyebabkan kristal- kristal tidak terlarut didalam urine --> terbentuknya inti batu (nukleasi) beragregasi dengan bahan bahan lain menjadi kristal yg lebih besar (belum mampu untuk menyumbat saluran kemih) menempel pada epitel saluran kemih --> menunggu bahan-bahan lain diendapkan untuk membentuk batu yang lebih besar --> tersumbatnya aliran urine. 9
  • 10. KLINIS 01• Dapat asimptomatik • Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral. • Hematuri dan piuria • Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri bawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. • Mual dan muntah. • Diare. Batu di Ginjal 10
  • 11. 02 • Nyeri pinggang dan nyeri kolik. • disuria atau rasa tidak nyaman berkemih. • Hematuri akibat aksi abrasi batu. • Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diametr batu 0,5-1 cm. Batu di Ureter 03 • Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri. • Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urine. Batu di vesica urinaria 11
  • 12. 12 Diagnosis ● Anamnesis ● Pemeriksaan Fisik ● Pemeriksaan Penunjang ○ Pemeriksaan Urine, Pemeriksaan Mikrobiologi ○ Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap, Fungsi ginjal, Kadar asam u ○ Foto Polos Abdomen / IVP / USG ○ Computed Tomography (CT-Scan) / MRI
  • 13. Anamnesis ● Tentang nyeri : durasi, karakteristik, dan lokasi ● Riwayat batu pada saluran kemih, termasuk komposisi pembentuk batu saluran kemih dan komplikasinya ● Riwayat infeksi saluran kemih ● Riwayat gangguan ginjal ● Riwayat batu saluran kemih di keluarga ● Riwayat transplantasi ginjal ● Diet: Diet tinggi garam dan konsumsi protein Diet tinggi kalsium ● Konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D ● Aktivitas fisik, karena dengan peningkatan aktivitas fisik, terjadi pengeluaran cairan ekstra-renal (keringat) sehingga terjadi penurunan volume urin 13
  • 14. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi ● Keadaan umum dan sikap pasien 2. Palpasi ● Bimanual palpation pada ginjal ● DRE : Untuk menyingkirkan keadaan patologik lain 3. Perkusi ● Nyeri ketok CVA 14
  • 15. Urinalisis dan Kultur Urine ● Eritrosis umum ditemukan pada urine, Leukosit mungkin ditemukan ● pH : < 5.5 + radioluscent stone —> uric acid stone > 5.5 + metabolic acidosis, hypokalemia & hyperchloremia — > RA > 6.0 —> struvit ● Crystals : - Ca oxalate —> dumbbell/hourglass/bipyramidal - Ca phosphate —> needle-shaped/amorphous - uric acid —> amprphous/rosettes - struvite —> coffin lid - cystine —> benzene ring/hexagonal 15
  • 16. Pemeriksaan Laboratorium ● Pemeriksaan Darah Lengkap dan Elektrolit ○ Natrium ○ Kalium ○ Klorida ○ Kalsium ● Kadar Asam Urat 16
  • 17. Imaging ● Foto Polos Abdomen ○ dapat memperlihatkan gambaran opak pada batu radioopak ○ Batu asam urat dan sistin tidak tampak pada foto 17
  • 18. Imaging ● Intravenous Pyelography (IVP) ○ dapat memberikan informasi anatomis dan fungsional ○ kini mulai jarang digunakan jika memungkinkan dilakukan CT- Scan 18
  • 19. Imaging ● USG Ginjal ○ Dapat dilakukan dengan kontraindikasi radiasi seperti pada anak-anak dan ibu hamil, juga bisa sebagai alternatif IVP bagi pasien yang alergi kontras ○ Dapat melihat adanya hidronefrosis ○ Kekurangan : ■ Sangat bergantung dari keahlian operator dan sikap tubuh pasien ■ Visualisasinya kurang baik pada batu ginjal dan ureter yang berukuran kecil 19
  • 20. 20
  • 21. Imaging ● CT-Scan Non Kontras ○ Memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi terhadap batu ○ Mampu menunjukkan posisi batu dan besar batu dan menyingkirkan DD seeperti appendicitis dan pankreatitis 21
  • 22. DIAGNOSA BANDING ● Infeksi Saluran Kemih ● Gastroenteritis ● Pankreatitis Akut ● Appendisitis Akut ● Torsio testis ● Kehamilan ektopik 22
  • 23. Tatalaksana Terapi konservatif Ukuran batu ≤ 4 mm Tidak memiliki komplikasi (infeksi, nyeri refrakter, penurunan fungsi ginjal, kelainan anatomi saluran ureter) • Terapi Famakologi (Medical expulsive therapy/MET)  Ukuran batu ≥ 5 mm  Letak distal  Bila tidak termasuk indikasi pengangkatan batu secara aktif • MET: Alpha adrenergic blocker/calcium channel blocker dengan atau tanpa kortikosteroid • Terapi dapat diberikan hingga 4 minggu dan difollow up secara berkala • Terapi ditunda bila terdapat tanda-tanda komplikasi (infeksi, gangguan fungsi ginjal, nyeri refrakter) 23
  • 24. ◎ Kemungkinan kecil batu keluar secara spontan ◎ Nyeri menetap walaupun sudah diberikan analgesic adekuat ◎ Obstruksi persisten ◎ Insufisiensi ginjal (gagal ginjal, obstruksi bilateral, atau solitary kidney) ◎ Kelainan anatomi ureter Indikasi pengangkatan batu ureter secara aktif 24