2. Ureter berukura kurang lebih 3 mm
Terdapat 3 lokasi penyempitan yang sering
menyebabkan penyumbatan yaitu:
1. Pelvic Ureteric Junction
2. Pelvic Brim
3. Uretero Vesical Junction
Flank Pain
Inervasi saraf dari T11 –
L2
2
9. PATOFISIOLOGI
Stasis atau hambatan urine pada sistem kalises
ginjal atau vesica urinari akan menyebabkan kristal-
kristal tidak terlarut didalam urine --> terbentuknya
inti batu (nukleasi) beragregasi dengan bahan bahan
lain menjadi kristal yg lebih besar (belum mampu
untuk menyumbat saluran kemih) menempel pada
epitel saluran kemih --> menunggu bahan-bahan lain
diendapkan untuk membentuk batu yang lebih besar
--> tersumbatnya aliran urine.
9
10. KLINIS
01• Dapat asimptomatik
• Nyeri dalam dan terus-menerus di area
kastovertebral.
• Hematuri dan piuria
• Nyeri berasal dari area renal menyebar secara
anterior dan pada wanita nyeri bawah mendekati
kandung kemih sedangkan pada pria mendekati
testis.
• Mual dan muntah.
• Diare.
Batu di Ginjal
10
11. 02 • Nyeri pinggang dan nyeri kolik.
• disuria atau rasa tidak nyaman berkemih.
• Hematuri akibat aksi abrasi batu.
• Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diametr
batu 0,5-1 cm.
Batu di Ureter
03 • Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
• Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher
kandung kemih akan terjadi retensi urine.
Batu di vesica urinaria
11
12. 12
Diagnosis
● Anamnesis
● Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan Penunjang
○ Pemeriksaan Urine, Pemeriksaan Mikrobiologi
○ Pemeriksaan Laboratorium : Darah Lengkap, Fungsi ginjal, Kadar asam u
○ Foto Polos Abdomen / IVP / USG
○ Computed Tomography (CT-Scan) / MRI
13. Anamnesis
● Tentang nyeri : durasi, karakteristik, dan lokasi
● Riwayat batu pada saluran kemih, termasuk komposisi pembentuk batu
saluran kemih dan komplikasinya
● Riwayat infeksi saluran kemih
● Riwayat gangguan ginjal
● Riwayat batu saluran kemih di keluarga
● Riwayat transplantasi ginjal
● Diet:
Diet tinggi garam dan konsumsi protein
Diet tinggi kalsium
● Konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D
● Aktivitas fisik, karena dengan peningkatan aktivitas fisik, terjadi
pengeluaran cairan ekstra-renal (keringat) sehingga terjadi penurunan
volume urin
13
14. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
● Keadaan umum dan sikap pasien
2. Palpasi
● Bimanual palpation pada ginjal
● DRE : Untuk menyingkirkan keadaan patologik lain
3. Perkusi
● Nyeri ketok CVA
14
15. Urinalisis dan Kultur Urine
● Eritrosis umum ditemukan pada urine, Leukosit mungkin
ditemukan
● pH : < 5.5 + radioluscent stone —> uric acid stone
> 5.5 + metabolic acidosis, hypokalemia & hyperchloremia —
> RA
> 6.0 —> struvit
● Crystals :
- Ca oxalate —> dumbbell/hourglass/bipyramidal
- Ca phosphate —> needle-shaped/amorphous
- uric acid —> amprphous/rosettes
- struvite —> coffin lid
- cystine —> benzene ring/hexagonal
15
19. Imaging
● USG Ginjal
○ Dapat dilakukan dengan kontraindikasi radiasi seperti
pada anak-anak dan ibu hamil, juga bisa sebagai
alternatif IVP bagi pasien yang alergi kontras
○ Dapat melihat adanya hidronefrosis
○ Kekurangan :
■ Sangat bergantung dari keahlian operator dan
sikap tubuh pasien
■ Visualisasinya kurang baik pada batu ginjal dan
ureter yang berukuran kecil
19
21. Imaging
● CT-Scan Non Kontras
○ Memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
terhadap batu
○ Mampu menunjukkan posisi batu dan besar batu
dan menyingkirkan DD seeperti appendicitis dan
pankreatitis
21
23. Tatalaksana
Terapi konservatif
Ukuran batu ≤ 4 mm
Tidak memiliki komplikasi (infeksi, nyeri refrakter,
penurunan fungsi ginjal, kelainan anatomi saluran
ureter)
• Terapi Famakologi (Medical expulsive therapy/MET)
Ukuran batu ≥ 5 mm
Letak distal
Bila tidak termasuk indikasi pengangkatan batu secara aktif
• MET: Alpha adrenergic blocker/calcium channel blocker dengan atau tanpa
kortikosteroid
• Terapi dapat diberikan hingga 4 minggu dan difollow up secara berkala
• Terapi ditunda bila terdapat tanda-tanda komplikasi (infeksi, gangguan fungsi
ginjal, nyeri refrakter)
23
24. ◎ Kemungkinan kecil batu keluar secara spontan
◎ Nyeri menetap walaupun sudah diberikan
analgesic adekuat
◎ Obstruksi persisten
◎ Insufisiensi ginjal (gagal ginjal, obstruksi
bilateral, atau solitary kidney)
◎ Kelainan anatomi ureter
Indikasi pengangkatan batu ureter secara aktif
24