Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan cerita praktik baik mengenai upaya layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi permasalahan siswa.
2. Metode yang digunakan adalah Star untuk menjelaskan situasi, tantangan, aksi, dan hasil.
3. Upaya yang dilakukan meliputi bimbingan kelompok, klasikal, dan konseling untuk membantu siswa dalam berbagai masalah.
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
LK 3.1 Best Practices .pdf
1. Wildan Dwi Kurnia, S.Psi
Progam Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling
Universitas Nusa Cendana
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMA Negeri 1 Cicalengka
Lingkup Pendidikan Satuan Pendidikan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tujuan yang ingin dicapai Tercapainya Aspek – aspek perkembangan dalam SKKPD
Teruama pada poin
1. Perkembangan Emosi
2. Kematangan Intelektual
3. Kematangan hubungan dengan Teman Sebaya
4. Dan Wawasan Kesiapan Karir
Penulis Wildan Dwi Kurnia, S.Psi
Tanggal 12 Oktober 2022 – 2 Desember 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk
dibagikan, apa yang menjadi
peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini.
Pasca pandemi covid 19 kemarin berlalu membawa dampak
pada perubahan yang besar terutama dalam aspek
perkembangan siswa di tingkat SMA, kebiasaan siswa saat
pandemi yang cenderung berleha leha, menunda tugas,
menyendiri, tidak bersosial . masih terbawa hingga saat ini. Hal
ini tentu menjadi tugas bersama sebagai pengajar/ guru untuk
mengembalikan karakter siswa yang positif.
Dalam rangka mencapai pembentukan karakter peserta didik
yang positif perlu adanya upaya layanan yang berkelanjutan
dari Guru BK agar Aspek perkembangan yang ada dalam
SKKPD bisa tercapai.
Serangkaian kegiatan layanan dasar dan responsif harus di
susun agar dapat menunjang perkembangan yang di maksud.
Jika di kaitan dengan SKKPD maka penulis menemukan
beberpa permasalahan yang harus segera di tindak lanjuti
antara lain:
1. Berdasarkan hasil Assesment dan di perkuat oleh laporan
dari guru mapel, terjadi banyak sekali penundaan tugas
yang di lakukan oleh peserta didik di tingkat kelas 11.
Permasalahan prokastinasi ini, merupakan kebiasaan yang
sulit di ubah terutama dalam perkembangan jaman yang
membuat peserta didik cenderung mengabaikan hal – hal
yang menurut mereka membosan kan, dan lebih
mengutamakan hiburan seperti bermain media sosial di
ponsel, dan melakukan kegiatan negatif lain nya yang
malah tidak mendukung terhadap perkembangan mereka
dalam aspek belajar.
2. Kemampuan beradaptasi merupakan skill dasar yang harus
dimiliki Peserta didik dalam kehidupan sosial, dalam rangka
mencapai kehidupan yang baik dan harmonis tidak jarang
Peserta didik menemukan kesulitan dalam diri seperti kurang
nya percaya diri, merasa di hina dan dikucilkan. Dalam
2. menghadapi permasalahan seperti itu banyak Peserta didik yang
membutuhkan bantuan dari orang yang lebih tua. Untuk
merubah pola pikir yang ada pada dirinya. Seperti pada
permasalahan kali ini, Peserta didik merasa rendah diri tidak
percaya diri dan tertekan karena ejekan dari teman sekelasnya
membuat dirinya tidak betah berada di kelas dan mau berhenti
sekolah, Peserta didik tersebut wajib mendapatkan konseling
agar dia mampu melihat kenyataan lain dari permasalahan yang
di hadapinya, dan meningkatkan kembali rasa percaya diri nya
untuk dapat berpenampilan seperti yagn dirinya inginkan.
3. Kemampuan sosial merupakan dasar ilmu yang penting untuk
dimiliki oleh setiap siswa, dalam bersosial baik di rumah
maupun di sekolah sangat sering di temukan permasalahan yang
membuat peserta didik kesulitan untuk beradaptasi.
Permasalahan seperti kecanggungan, rendah diri, dan tertekan
kerap muncul pada peserta didik saat ini. Hal ini di sebabkan
oleh lemahnya self-disclosure / kemampuan mengungkapkan diri
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga perlu di adakan
konseling bagi beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan
untuk mengungkapkan diri.
4. Berdasarkan hasil assesment di temukan bahwa Peserta didik
belum mampu memilih jurusan studi lanjut setelah di SMA di
karenakan pemahaman yang masih rendah terkait studi lanjut.
Permasalahan pemilihan studi lanjut merupakan masalah yang
sering terjadi terutama pada siswa kelas 12 yang akan segera
lulus dari satuan pendidikan SMA. Hal ini penting untuk di
perhatikan karena pemilihan studi lanjut merupakan langkah
awal bagi peserta didik untuk menentukan masa depan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja yang
terlibat,
Tidak adanya jam kusus pelayanan BK di kelas 11 dan 12
Kesenjangan hubungan antara guru BK dengan peserta didik karena
stigma yang ada pada peserta didik tentang BK sebagai polisi sekolah
Minimnya Kunjungan peserta didik ke ruang BK untuk melakukan
bimbingan dan konsultasi
Keterbatasan/ Kurang nya ketersediaan media untuk melakukan
layanan
Kerja sama antara guru dan personil sekolah belum sepenuhnya
berjalan efektif.
Kurangnya personil BK untuk menghadapi 1300 peserta didik
Yang terlibat dalam proses layanan BK ini adalah seluruh personil
Guru BK dan Semua siswa SMA Negeri 1 Cicalengka
Aksi :
Langkah-langkah apa yang
dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa
yang digunakan/ bagaimana
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber daya
atau materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi ini
Guru BK melakukan Assesment Kebutuhan peserta didik per jenjang
sesuai dengan kelas bimbingan nya masing – masing
Melakukan observasi langsung terhadap siswa dan wawancara
kepada siswa serta guru mapel untuk menambah data kebutuhan
peserta didik.
Melakukan identifikasi masalah untuk melihat permasalahan mana
yang harus di prioritaskan
Melakukan eksplorasi terhadap permasalahan degan melakukan
kajian literatur, dan wawancara kepada siswa agar mendapatkan akar
dari penyebab masalah
Setelah akar masalah di dapatkan guru BK mulai melakukan
pencarian Solusi dengan melakukan kajian literatur dan diskusi
dengan guru BK lain
3. Setelah di dapatkan solusi yang paling relevan guru bk mulai
menyusun rencana Aksi layanan, apakah klasikal, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, atau konseling individu.
Kemudian di lanjut menyusun program sesuai kebutuhan yang di
dapat dari pencarian masalah dan alternatif solusi.
Strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut
adalah.
Guru bk mulai lebih sering berkomunikasi dengan peserta didik saat
berada di luar kelas.
Membangun hubungan baik dan berkordinasi dengan pihak2 tekait
seperti wakasek, wali kelas dan guru mapel.
Meningkatkan diri dan pengetahuan dengan mengikuti seminar dan
pelatihan.
Memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin.
Proses dalam setiap layanan yang di berikan adalah sebagai berikut :
Bimbingan Kelompok
1. Tahap Awal
a. Guru BK membuka kegiatan dengan salam dan menyapa
peserta didik dengan semangat
b. Guru BK meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin berdoa
c. Guru BK menjelaskan tujuan dari Bimbingan kelompok
yang dilaksanakan
d. Guru BK menjelaskan asas dan aturan dalam kegiatan
bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan
e. Guru BK menjelaskan teknik yang digunakan dalam
bimbingan kelompok yaitu diskusi kelompok.
f. Guru BK menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing –
masing peserta didik
g. Guru BK memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Tahap Peralihan
a. Guru BK meminta peserta didik mereview kembali tujuan
yang akan dicapai dalam kegiatan kelompok
b. Guru BK menjelaskan kembali secara singkat kegiatan
yang akan di lalui peserta didik
c. Guru BK memastikan peserta didik mau dan mampu
untuk saling percaya dan terbuka kepada yang lain serta
mampu menjaga rahasia
d. Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik dalam
melaksanakan diskusi kelompok
3. Tahap Inti
a. Guru BK memimpin diskusi berkaitan dengan
pemahaman aspek aspek seputar topik self-control.
b. Guru BK meminta peserta didik menyampaikan
pemahamannya berkaitan dengan topik diskusi
c. Guru BK meminta peserta didik menganalisis keterkaitan
antara pengertian, aspek-aspek dan pentingnya Self-
control dengan diskusi kelompok
d. Guru BK meminta peserta didik menyampaikan hasil
analisis nya dan ditanggapi oleh anggota yang lain
4. e. Guru BK meminta peserta didik mengemukakan faktor
apa saja yang menyebabkan lemahnya self-control
f. Guru BK meminta peserta didik menunjukan perilaku self-
control yang baik
g. Guru BK memberi penguatan atas setiap jawaban peserta
didik
h. Guru BK meminta peserta didik menyimpulkan cara
mengembangkan kontrol diri agar dapat mengatur
perilakunya kearah yang lebih positif
i. Guru BK meminta peserta didik untuk mengisi LKPD
terkait self-control
4. Tahap Penutup
a. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
terkait dengan topik yang sudah didiskusikan
b. Guru BK meminta peserta didik untuk melakukan
refleksi kegiatan bimbingan keompok
c. Guru BK memberikan penguatan dari kesimpulan –
kesimpulan yang Sudah disampaikan oleh peserta didik
d. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan mengucapkan
terimakasih, berdoa dan salam
Bimbingan klasikal
1. Tahap Awal
a. Guru BK membuka dengan salam, dan mengajak Berdoa
b. Guru BK Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya)
c. Guru BK menjelaskan metode yang digunakan dalam
bimbingan klasikal yaitu Permainan dengan kartu karir.
d. Guru BK menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing –
masing peserta didik
e. Guru BK memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Tahap Inti
A. Apersepsi : Guru BK memberikan informasi pembuka
mengenai studi lanjut, mengajak Peserta didik untuk
melakukan Brainstorming/curah pendapat mengenai Pilihan
Karir Peserta didik, Meminta Peserta didik mengungkapkan
minat studi lanjut, pilihan kampus dan jalur masuk yang
mereka ketahui.
B. Penerapan Metode Permainan dengan Kartu Karir
a. Guru BK mengarahkan Peserta didik untuk melakukan tes
kesesuaian karir secara online yang telah di sediakan olehn
guru BK
b. Guru BK mengarahkan peserta didik untuk membuat
kelompok sesuai dengan hasil tes yang di dapat
c. Guru BK membagikan set kartu karir kepada kelompok
sesuai dengan hasil tes
5. d. Peserta didik di beri waktu berdiskusi untuk menganalisis
dan menyusun strategi dalam memilih dan menentukan 1
jenis kartu profesi terkait hal – hal yang berhubungan
dengan profesi tersebut dan menetukan bagaimana cara
peserta didik bisa mencapai karir tersebut
e. Persiapan memulai permainan, Guru BK menjelaskan
bentuk permainan
f. Masing – masing kelompok memilih 1 orang perwakilan
untuk maju kedepan sebagai peraga
g. Kelompok lain di luar kelompok peraga bertugas untuk
menebak kartu profesi yang di pegang oleh peraga
h. Selesai permainan guru BK memimpin diskusi dan
memberikan feedback, penguatan serta motivasi.
i. Guru BK meminta peserta didik menyimpulkan cara
menentukan karir yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
3. Tahap Penutupan
a. Peserta didik mengisi LKPD
b. Guru BK menyimpulkan kegiatan bersama peserta didik
c. Peserta didik merefleksi kegiatan
d. Guru BK menutup pelajaran , Memotivasi peserta didik dan
mengucapkan salam
Konseling Kelompok
1. Tahap Pembetukan Kelompok
a. Guru BK mengidentifikasi peserta didik yang
membutuhkan konseling kelompok
b. Guru BK membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang
peserta didik yang memiliki masalah sama yaitu tidak
mampu mengungkapkan perasaan
c. Guru BK dan peserta didik membuat kesepakatan hari,
tanggal, dan waktu pelaksanaan konseling kelompok
2. Tahap Awal
a. Guru BK memberikan salam/sapaan kepada peserta didik,
kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali
kegiatan dengan berdo’a.
b. Guru BK mengucapkan rasa terima kasih pada peserta
didik telah bersedia hadir dalam kegiatan konseling
kelompok
c. Guru BK menjelaskan asas-asas, tata cara, peraturan dan
tahapan dalam konseling kelompok.
d. Guru BK meminta peserta didik untuk saling
memperkenalkan dan mengungkapkan diri secara
berurutan
3. Tahap Peralihan
6. a. Guru BK memastikan anggota kelompok saling
menguatkan dan terbebas dari perasaan atau sikap ragu,
malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap
selanjutnya.
b. Guru BK meminta peserta didik agar bisa menghadapkan
diri pada situasi, dimana dan kapan harus berperan sebagai
dirinya sendiri dan kapan sebagai orang lain.
c. Guru BK menanyangkan video contoh pelaksanaan teknik
kursi kosong agar peserta didik lebih mudah memahami
pelaksanaan teknik dalam konseling kelompok.
d. Guru BK menanyakan tentang kesiapan peserta didik
untuk kegiatan lebih lanjut
4. Tahap Inti
a. Guru BK mengemukakan topik tentang keterbukaan diri
dan implementasi teknik kursi kosong (empty chair)
b. Guru BK meminta salah satu peserta didik memerankan 2
tokoh, sebagai diriya sendiri dan orang lain
c. Guru BK meminta peserta didik membayangkan peristiwa
dimana peserta didik merasa di kucilkan
d. Guru BK meminta peserta didik untuk membayangkan
peristiwa tersebut untuk di hadiran kembali dalam sesi
konseling
e. Guru BK meminta peserta didik menunjukan secara detail
perkataan dan gestur yang di sampaikan pada dirinya saat
itu
f. Guru BK mengklarifikasi apa yang di sampaikan peserta
didik saat menjadi orang lain
g. Guru BK meminta peserta didik untuk berpindah posisi
sebagai dirinya sendiri dan seketika itu meminta peserta
didik untuk menjawab perkataan ketika peristiwa terjadi
h. Guru BK mengklarifikasi apa yang di samapaikan peserta
didik saat menjadi dirinya sendiri, dan seterusnya.
i. Guru BK meminta peserta didik untuk berpindah posisi
menjadi orang lain untuk menjawab dan memberikan
alasan yang sebenarnya
j. Guru BK meminta peserta didik berpindah posisi menjadi
dirinya lagi dan merefleksi alasan yang di berikan.
k. Guru BK meminta peserta didik lain bertugas sebagai
observer
l. Peserta didik lain mencatat poin – poin penting
permasalahan yang dihadapi, dan solusi yang mungkin di
lakukan
m. Peserta didik memberikan pendapat sesuai dengan apa
yang mereka rasakan saat sesi konseling berlangsung.
7. n. Saat proses berakhir guru BK meminta peserta didik untuk
melakukan Identifikasi perasaan yang di alaminya
5. Tahap Pengakhiran
a. Melakukan evaluasi keefektifan, dan tingkat keberhasilan
dalam menyelesaikan masalah peserta didik.
b. Guru BK meminta peserta didik melakukan refleksi
kegiatan konseling kelompok
c. Guru BK meminta peserta didik mengisi lembar kepuasan
konseling
d. Guru BK memberikan umpan balik simpulan, memberikan
penguatan (reinforcement).
e. Guru BK membahas kegiatan lanjutan jika mungkin
diperlukan kembali melakukan konseling lanjutan.
f. Guru BK menjelaskan bahwa kegiatan konseling akan
segera diakhiri, memimpin doa dan menutup dengan
salam.
konseling Individual
1. Tahap Awal
a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan Konseli
(rapport). Kunci keberhasilan membangun hubungan
terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan
konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan; dan kegiatan.
b. Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan
konseling sudah terjalin dengan baik dan Konseli telah
melibatkan diri, maka guru BK harus dapat membantu
memperjelas masalah klien.
c. Membuat penaksiran dan perjajagan. Guru BK berusaha
menjajagi atau menaksir kemungkinan masalah dan
merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu
dengan membangkitkan semua potensi klien, dan
menentukan berbagai alternatif yang sesuai, untuk
mengantisipasi masalah yang dihadapi klien.
d. Menegosiasikan kontrak. Membangun perjanjian antara
guru BK dengan Konseli, (1) berapa lama waktu pertemuan
yang diinginkan oleh Konseli dan guru BK tidak
berkebaratan; (2) berbagi tugas antara guru BK dan Konseli;
dan (3) kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya
peran dan tanggung jawab bersama antara guru BK dan
konseli dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.
2. Tahap Peralihan
a. Guru BK membangun komunikasi netral dan belum
menyinggung permasalahan konseli, seperti mengucapkan
salam, menanyakan kondisi konseli, serta hal lain yang
merupakan dialog santai.
b. Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah peserta didik
lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan agar
8. peserta didik mempunyai perspektif dan alternatif baru
terhadap masalah yang sedang dialaminya.
c. Guru BK melakukan reassessment (penilaian kembali),
bersama-sama peserta didik meninjau kembali
permasalahan yang dihadapi peserta didik.
d. Guru BK memotivasi konseli agar mampu mengungkapkan
dan membuka dirinya dalam sesi konseling yang akan
dilalui.
3. Tahap Inti
a. Tahap penghayatan masalah dilakukan dalam posisi yang
nyaman dan mata terpejam.
b. Dalam posisi mata terpejam ini diupayakan konseli merasa
rileks dan menghayati segala hal yang telah terjadi
sekaligus menjadi beban pikirannya.
c. Konseli diupayakan bisa meluapkan segala emosi yang
nantinya bisa sebagai bukti assessment bagi guru BK.
d. Meminta Konseli mendeskripsikan apa yang sedang
dirasakannya saat mata terpejam.
e. Setelah melakukan penghayatan masalah, Konseli diminta
untuk menceritakan hal–hal yang sebenarnya mengganggu
dirinya dan mengakibatkannya menjadi sebuah masalah.
f. Setelah Konseli bisa merasakan dan menceritakan
masalahnya secara terbuka, ia diminta untuk memberikan
level pada masalahnya sesuai penghayatan masalah
tersebut. Dalam hal ini, guru BK juga harus teliti dan
memahami mimik wajah konseli dengan pengucapan level
masalah, agar didapatkan informasi yang jelas dan nyata
tentang level yang diberikan dengan penyebab masalah
yang diceritakan konseli. Kejelasan informasi itu akan
memudahkan proses konseling selanjutnya.
g. Guru BK melakukan dialog dalam rangka memberikan
penyadaran dan penalaran logis untuk mengantisipasi
konseli berbicara yang tidak senyatanya atau di luar
kendalinya hingga menyulitkan dirinya
h. Setelah melewati beberapa tahap di atas, saatnya guru BK
untuk menanyakan kembali level masalah Konseli.
Penyampaian level atau tingkat masalah ini merupakan
suatu keharusan bagi Konseli sebagai bukti masalah
Konseli benar–benar terpecahkan atau belum.
i. Guru BK berasama sama dengan Konseli merumuskan hal
– hal apa saja yang mampu membuat Konseli menjadi lebih
baik atau keluar dari permasalahan.
4. Tahap Pengakhiran
a. Melakukan evaluasi keefektifan tingkat keberhasilan dalam
mengungkapkan masalah peserta didik.
b. Guru BK meminta konseli melakukan refleksi kegiatan
konseling kelompok
c. Guru BK meminta konseli mengisi lembar kepuasan
konseling
9. d. Guru BK memberikan umpan balik simpulan, memberikan
penguatan (reinforcement).
e. Guru BK membahas kegiatan lanjutan jika mungkin
diperlukan kembali melakukan konseling lanjutan.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi
dari Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya
efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan
strategi yang dilakukan, Apa
yang menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi
yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari keseluruhan
proses tersebut
Refleksi Hasil dan dampak dari Bimbingan Kelompok
Perlu observasi lebih panjang terkait hasil yang di dapat setelah
bimbingan kelompok karena permasalahan yang di dapatkan itu
brvariatif, dan juga berhubungan dengan berbagai mapel.
Bimbingan di rasa efektif karena meskipun diskusi tidak
terbangun, namun guru bk mampu menemukan hal – hal yang
menjadi permasalahan / latar belakang kenapa prokastinasi bisa
terjadi pada siswa kelas 11 di sma negeri 1 cicalengka.
Hasil wawancara terhadap guru BK yang melakukan Evalusai
proses di ungkapkan bahwa. Layanan dilakukan bisa dikatakan
efektif, karena terlihat dari peserta bimbingan yang mulai paham
terkait dengan prokastinasi, dampak prokastinasi sampai hal-hal
merugikan yang terjadi jika melakukan prokastinasi, selain itu
yang tak kalah penting keberhasilan layanan dapat dilihat juga
dari peserta didik yang menyadari bahwa masalah yang
dialaminya tidak hanya dialami oleh dirinya sendiri. Akan tetapi
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dari pemberian
layanan diantaranya fokus pembahasan beberapa kali melebar
atau terlalu luas kemudian tidak lagi terfokus pada prokastinasi
sehingga, keterampilan untuk mereduksi prokastinasi tidak
banyak dibahas.
Refleksi Hasil dan dampak dari Bimbingan Klasikal
Berdasarkan hasil wawancara Dampak yang terlihat pada
peserta didik, terlihat cukup signifikan dari sebelum diberikan
layanan terkait minat studi lanjut setelah lulus SMA
menggunakan media kartu karir. Peserta menjadi lebih terbuka
menerima informasi dan wawasan terkait berbagai macam jenis
profesi karir ke depannya. Hasil yang dirasakan pun cukup
terlihat, dengan kefektifan yang terjadi di dalam kelas, peserta
didik lebih fokus memperhatikan dan mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan layanan yang diberikan, karena media yang
digunakan dapat menarik perhatian anak.
Faktor keberhasilan pun didapatkan, karena menggunakan
strategi yang menarik, termasuk juga jam pelajaran BK sangat
disukai oleh peserta didik dikelas tersebut.
Pembelajaran yang didapatkan, tentunya selain menambah
informasi dan wawasan terkait rencana karir, peserta didik juga
bisa mulai menyusun rencana karir mereka secara perlahan
dengan didampingi oleh guru BK melalui layanan bimbingan
baik secara berkelompok ataupun individu.
Refleksi Hasil dan dampak dari Konseling Kelompok
Perlu wawancara dan observasi lebih jauh terkait kemampuan self-
disclosure yang di miliki peserta didik setelah di berikan layanan
konseling.
Konseling kelompok ini di katakan efektif karena meskipun peserta
didik merasa takut dan percuma, mereka tetap mau untuk mencoba
10. mengungkapkan apa yg dia pendam ketika menghadapi suatu
permasalahan.
Peserta didik juga terbuka dan mau untuk berbagi pendapat ketika
dalam proses layananan konseling.
Meskipun untuk praktek nyata nya di perlukan keberanian besar.
Namun peserta didik setidaknya merasakan bagaimana ketika mereka
mengungkapkan isi hati dan pikiran mereka saat tertekan.
Hasil wawancara terhadap guru BK yang melaukan observasi.
Layanan ini di anggap efektif karena peserta didik mulai berani
untuk berpendapat ketika menghadapi konflik. Tetapi perlu
untuk di lakukan wawancara dan bimbingan berkelanjutan
untuk memastikan bahwa arah pengungkapan siswa lebih positif
dan tidak membuat konflik yang ada menjadi lebih rumit.
Konseling kelompok semacam ini perlu lebih sering di lakukan
mengingat banyaknya peserta didik yang mengalami
permasalahan yang sama hingga membuat mereka tidak nyaman
dan cenderung berperilaku negatif.
Refleksi Hasil dan dampak dari Konseling Individual
Konseling individu ini di anggap berhasil setelah melihat perilaku
peserta didik pada pertemuan pertama dan ke dua. Dimana pada
pertemuan pertama peserta didik terlihat, ragu, dan malu saat bercerita
mengenai permasalahan nya, peserta didik juga cenderung tidak
banyak berbicara, karna merasa takut dirinya tidak mendapatkan apa
yg diharpak dari mengikuti konseling individu ini. Saat mulai bercertia
juga peserta didik menempatkan dirinya pada skala tinggi
permasalahan dimana dia merasa dirinya itu berada pada posisi sangat
terancam dengan memilih skala 8 pada saat di berikan pertanyaan
mengenai perasaan yang dirasakan nya.
Namun perlahan dengan diskusi yang terarah dia mampu untuk
menyadari bahwa permasalahan yang dihadapi tidak semenakutkan
yang dia kira.
Sedangkan pada pertemuan ke dua peserta didik terlihat lebih santai
dan lebih relax dalam mengikuti konseling individual, seakan beban
yang dia rasa sebelumnya telah sepenuhnya hilang, peserta didik juga
mau untuk bercerita lebih banyak mengenai hal hal yang dia sukai dan
sering dia lakuakan. Hal ini tentu seuatu progres yang baik bagi dirinya
dalam aspek pengembangan diri. Dia mulai percaya dan mau
menerapkan segala kemungkinan yang tejadi dalam lingkungan sosial
berpikir lebih rasional dan mau menerima kritikan serta saran dari
lingkungan.
Sehingga pada titik ini konseling individu dinyatakan sukses dengan
alasan bahwa peserta didik sudah kembali memiliki kepercayaan diri
dan mau tetap bersekolah, peserta didik juga mampu menghadapi
permasalahan lain yang mungkin akan muncul di kemudian hari.