Tata cara pelaksanaan shalat Jum'at dan dua khutbah. Dokumen ini menjelaskan tentang pengertian shalat Jum'at, syarat-syarat sahnya, rukun-rukun khutbah Jum'at, dan sunnah-sunnah yang dilakukan sebelum shalat Jum'at seperti mandi, memakai pakaian bersih, dan berangkat awal ke masjid.
1. KELOMPOK 1
KELAS : VII1
TUGAS : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SALAT JUM’AT
SMPN 2 RAHA
DI SUSUN OLEH :
2. TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT DAN DUA KHUTBAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hari Jum’at adalah salah satu hari raya orang-orang Islam dan salah satu hari mulia
yang telah dikhususkan oleh Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad. Pada hari jum’at ada
ibadah wajib yang dilaksanakan khusus untuk laki-laki, yaitu sholat jum’at yang dilaksanakan
pada waktu tergelincirnya matahari (waktu sholat dzuhur).
Hari jum’at juga adalah hari yang istimewa, karena ada amalan-amalan tertentu yang
apabila dilakukan pada hari biasa tidak dihitung sebagai ibadah, seperti mandi sebelum sholat
jum’at atau banyak yang menyebut sebagai mandi jum’at dan banyak amalan-amalan sunnah
yang lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur
pada hari Jum’at. Shalat Jum’at hukumnya Fardlu Ain bagi setiap muslim laki-laki, mukallaf,
merdeka, sehat, berada di suatu kampong atau negeri dan tidak dalam keadaan udzur,
misalnya sakit, hujan atau menjadi musafir. Bagi kaum muslimin yang tidak udzur yang
meninggalkan shalat Jum’at, maka ia disebut orang munafiq. Dalam sebuah hadits
diterangkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan shlat Jum’at
hingga 3x berturut-turut tanpa udzur maka ia termasuk golongan orang-orang munafiq”.
(HR.Ath-Thabrani).
َيِودُن اَذِإ واُنَمَآ َينِذَّلا اَهُّيَأ اَيِ َّاَلل ِْركِذ ىَلِإ ا ْوَعْساَف ِةَعُمُجْلا ِم ْوَي ْنِم ِة ََلَّصلِل
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah ...” (QS. Al Jumu’ah: 9)
ِلْسُم ُِلك ىَلَع ٌب ِاج َو ٌّقَح ُةَعُمُجْلاٌيض ِرَم ْوَأ ٌّىِبَص ْوَأ ٌةَأ َرْام ِوَأ ٌوكُلْمَم ٌدْبَع ًةَعَبْرَأ َّالِإ ٍةَعاَمَج ىِف ٍم
3. “Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak
diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR
Abu Daud)
Ketahuilah bahwa sesungguhnya hari jum’at adalah salahsatu hari raya hari raya orang-
orang Islam dan salahsatu hari mulia yang telah dikhususkan oleh Allah untuk umat Nabi
Muhammad SAW. di dalamnya terdapat saat-saat ijabah yang dirahasiakan. Jika seorang
muslim meminta kepada Allah tepat pada saat-saat tersebut, maka Allah mengabulkan
hajatnya. Oleh karena itu, bersiap-siaplah untuk memulaiakan hari jum’at sejak hari
kamisnya. Dengan cara membersihkan pakaian (yang akan dipakai pada hari jum’at) dan
memperbanyak istigfar serta tasbih di hari kamis sore, karena sesungguhnya waktu tersebut
keutamaannya sama dengan keutamaan hari jum’at.
B. Syarat-syarat Sahnya Shalat Jum’at :
1. Dikerjakan dengan berjama’ah
Rasulullah SAW mengerjakan sholat jum’ah dimadinah dengan empat puluh sahabat.
(riwayat Imam Baehaqi, dari kitab Qalyubi wa ‘Umairah)
2. Tempat shalat Jum’at sudah tertentu
3. Dilakukan waktu Dzuhur
Diriwayatkan dari Sahl Radiyallahu ‘anhu, dia telah berkata: “kami tidak pernah tidur atau
makan pada waktu siang kecuali sesudah melakukan sholat Jum’ah”
4. Sebelum shalat Jum’at didahului dua khutbah
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia telah berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berkhutbah pada hari jum’ah dengan berdiri, kemudian
beliau duduk, lalu berdiri lagi.“ Dia berkata: “sebagaumana dilakukan sekarang ini”
C. Rukun Khutbah Jum’at :
1. Membaca “Alhamdulillah” dalam khutbah itu
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ia berkata: bahwasanya;
Apabila Rasulullah saw menyampaikan khutbah pada hari Jum’at beliau memuji Allah,
suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang
memberikan komando kepada bala tentaranya. Beliau bersabda: Hendaklah kalian selalu
waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua
jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah). Kemudian beliau melanjutkan bersabda: Amma
ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah
4. petunjuk Muhammad saw. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan
setiap bid’ah adalah sesat. Kemudian beliau bersabda: Aku lebih utama bagi setiap muslim
daripada dirinya sendiri. Karena itu, siapa yang meninggalkan harta, maka harta itu adalah
miliki keluarganya. Sedangkan siapa yang mati dengan meninggalkan hutang atau keluarga
yang terlantar, maka hal itu adalah tanggungjawabku. (HR Muslim)
2. Membaca shalawat Nabi Muhammad saw dalam dua khutbah
3. Berwasiat dengan “Taqwa” kepada Allah dalam dua khutbah
4. Membaca ayat Al-Qur’an dalam satu khutbah
Di khutbah pertama dan kedua sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin Samrah
ra, ia berkata: “sesungguhnya Rasulallah saw duduk di antara dua khubah jum’at, membaca
Al-Qur’an dan menasihati manusia” (HR Muslim)
5. Memohon maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mu’minin pada khutbah yang kedua.
D. Syarat-syarat Khutbah Jum’at :
1. Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah tergelincir matahari,
2. Sewaktu khutbah hendaknya berdiri jika kuasa,
3. Khatib hendaknya duduk diantara dua khutbah, sekurang-kurangnya berhenti sebentar,
4. Hendaklah dengan suara yang keras kira-kira terdengar oleh bilangan yang sah Jum’at
dengan mereka, karena yang dimaksud mengadakan khutbah itu, ialah sebagai nasihat dan
pelajaran buat mereka,
5. Hendaklah berturut-turut (tertib),
6. Khatib hendaklah suci dari hadats dan najis,
7. Khatib hendaknya menutup auratnya.
E. Sunnah-sunnah Jum’at :
Bagi orang yang akan mengikuti shalat Jum’at, disunnahkan untuk mengerjakan :
1. Mandi dan membersihkan tubuh
Mandi pada hari Jumat wajib hukumnya bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits
Abu Sa’id Al Khudri, di mana Rasulullah bersabda:
َعِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِ َّاَلل َلوُسَر َّنَأ :اَمُهْنَع ُ َّاَلل َي ِضَر َرَمُع ِنْب ِ َّاَلل ِدْبَع ْن
َلاَق َمَّلَسَو« :َءاَج اَذِإْلِسَتْغَيْلَف ،َةَعُمُجال ُمُكُدَحَأ»
5. Dari Abdullah bin Umar r.a bahwa rasulullah saw bersabda : Apabila seseorang
diantara kalian menghadiri sholat jum’at, hendaklah dia mandi. HR Bukhori.
Waktunya adalah sebelum berangkat sholat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini
seperti halnya mandi janabah biasa. Rasulullah bersabda yang artinya, “Barang
siapa mandi Jumat seperti mandi janabah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memakai pakaian yang bersih/putih
3. Memakai wangi-wangian
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa mandi pada hari
Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian
berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang
ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka
akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
4. Memotong kuku dan mencukur kumis
5. Memperbanyak membaca ayat Al-Qur’an, do’a dan dzikir
6. Tenang waktu khatib membaca khutbah
7. Bersegera pergi ke masjid
Rasulullah bersabda :
ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِ َّاَلل َلوُسَر َّنَأ :ُهْنَع ُ َّاَلل َي ِضَر َةَرْيَرُه يِبَأ َْنع:َلاَق َمَّلَسَو
«ْنَمَو ،ًةَنَدَب َبَّرَق اَمَّنَأَكَف ،َحاَر َّمُث ِةَباَنَجال َلْسُغ ِةَعُمُجال َم ْوَي َلَسَتْغا ِنَم
،ِةَثِلاَّثال ِةَعاَّسال يِف َحاَر ْنَمَو ،ًةَرَقَب َبَّرَق اَمَّنَأَكَف ،ِةَيِناَّثال ِةَعاَّسال يِف َحاَر
ًشْبَك َبَّرَق اَمَّنَأَكَفَبَّرَق اَمَّنَأَكَف ،ِةَعِباَّالر ِةَعاَّسال يِف َحاَر ْنَمَو ،َنَرْقَأ ا
َجَرَخ اَذِإَف ،ًَةضْيَب َبَّرَق اَمَّنَأَكَف ،ِةَسِامَخال ِةَعاَّسال يِف َحاَر ْنَمَو ،ًةَجاَجَد
َرْكِذال َونُعِمَتْسَي َُةكِئََلَمال ِتََرضَح ُماَمِاإل»
Artinya : “Barang siapa berangkat ke masjid (Shalat Jum’at) di waktu pertama, maka seperti
berqurban onta, barang siapa berangkat di waktu kedua makka seperti berqurban sapi, barang
siapa yang berangkat di waktu ketiga, maka seperti berqurban kambing, barang siapa yang
berangkat di waktu keempat, maka seperti berqurban (bersedekah) ayam, dan barang siapa
yang berangkat di waktu kelima, maka seperti berqurban (bersedekah) telor”.
6. Disebutkan pula di dalam sebuah riwayat, ”Sesungguhnya manusia di dalam melihat
Allah SWT saat di surga, kedekatan mereka dengan-Nya akan sesuai dengan bergegasnya
mereka untuk shalat Jum’at.”
F. Niat Shalat Jum’at
Niat shalat Jum'at bagi makmum:
عاليَت ِهللِ اًومُمأَم ِةَلْبقِلا َلِبْقَتْسُم ًءَادَنأْيَتَعْك َرِةعَمْجُلاَض ْرَف يِلَصأَ
Niat sholat Jum'at bagi Imam:
َعاليَت ِهللِ اًامَإم ِةَلْبقِلا َلِبْقَتْسُم ًءَادَأ نْيَتَعْك َر ِةعَمْجُلا َضْرَف يِلَصُأ
“Ushalli fardlal jum’ati rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an (ma’muman/imaman) lillahi
ta’ala”.
Keterangan: Bagi orang yang terlambat datang di masjid, sedangkan khatib sedang
berkhutbah, hendaklah mempercepat shalat sunnahnya (tahiyatul masjid) dua rakaat, lalu
duduk terus mendengarkan khutbah.
G. Tata Cara Shalat Jum’at
Adapun tata cara pelaksanaan salat Jum’at, yaitu :
1. (Pada beberapa masjid) mengumandangkan Adzan Dzuhur sebagai adzan pertama,
2. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian
memberi salam dan duduk.
3. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur. Pada beberapa
masjid adzan ini adalah adzan kedua.
4. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan
hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW.
Kemudian memberikan nasihat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara
yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong
mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan
mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu
wa Ta'ala.
5. Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah
7. 6. Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian
kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan
khutbah pertama sampai selesai
7. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk
melaksanakan salat. Kemudian memimpin salat berjama'ah dua rakaat dengan mengeraskan
bacaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Shalat Jum’at adalah shalat fardlu dua rakaat yang dikerjakan diwaktu shalat dzuhur pada hari
Jum’at.
Syarat-syarat sahnya Shalat Jum’at: 1)Dikerjakan dengan berjama’ah, 2)Tempat shalat Jum’at
sudah tertentu, 3)Dilakukan waktu Dzuhur, 4)Sebelum shalat Jum’at didahului dua khutbah.
Rukun Khutbah Jum’at: 1)Membaca “Alhamdulillah” dalam khutbah itu, 2)Membaca shalawat
Nabi Muhammad saw dalam dua khutbah, 3)Berwasiat dengan “Taqwa” kepada Allah dalam
dua khutbah, 4)Membaca ayat Al-Qur’an dalam satu khutbah, 5)Memohon maghfiroh
(ampunan) bagi sekalian mu’minin pada khutbah yang kedua.
Syarat-syarat Khutbah Jum’at: 1)Hendaklah kedua khutbah itu dimulai sesudah tergelincir
matahari, 2)Sewaktu khutbah hendaknya berdiri jika kuasa, 3)Khatib hendaknya duduk
diantara dua khutbah, 4)Hendaklah dengan suara yang keras, 5)Hendaklah berturut-turut
(tertib), 6)Khatib hendaklah suci dari hadats dan najis, 7)Khatib hendaknya menutup
auratnya.
Sunnah-sunnah Jum’at: 1)Mandi dan membersihkan tubuh, 2)Memakai pakaian yang
bersih/putih, 3)Memakai wangi-wangian, 4)Memotong kuku dan mencukur kumis,
5)Memperbanyak membaca ayat Al-Qur’an, do’a dan dzikir, 6)Tenang waktu khatib
membaca khutbah, 7)Bersegera pergi ke masjid.
Tata cara shalat jum’at: 1)Mengumandangkan Adzan Dzuhur, 2)khatib memberi salam dan
duduk, 3)Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur, 4)Khutbah
pertama, 5)Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah, 6)Khutbah kedua, 7)Khatib
kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk
melaksanakan salat.
8. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah, Dzat yang menegakkan langit, membentangkan bumi,
dan mengurusi mahluk, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelaikan pembuatan makalah yang berjudul “TATA CARA
PELAKSANAAN SHALAT JUM’AT DAN DUA KHUTBAH” yang Insya Allah
dapat diselesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Hamba Allah dan utusan-Nya yang tercinta, sosok yang paling utama diantara seluruh
mahluk. Beliau dimuliakan dengan Al-Qur’an yang merupakan mukjizat serta sunnah
yang telah membimbing bagi umat manusia sampai akhir zaman.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembutan makalah ini banyak kesalahan
dan masih jauh dengan kata sempurna. Untuk itu penyususun mengharapakan
masukan, kritik dan saranya supaya dalam pembutan makalah akan jauh lebih baik
dan dekat dengan kata sempurna.
9. DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
BAB II Pembahasan............................................................................................ 1
A. pengertian sholat jum’at...............................................................................1
B. Syarat-syarat sahnya sholat jum’at.............................................................2
C. Rukun khutbah jum’at...................................................................................2
D. Syarat-syarat khutbah jum’at.......................................................................3
E. Sunnah-sunnah jum’at..................................................................................3
F. Niat shola jum’at...........................................................................................5
G. Tata cara sholat jum’at..................................................................................5
BAB III Penutup.................................................................................................. 6
Kesimpulan................................................................................................. 6
10. Cerama yang akan dibawakan oleh kelompok 1
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Yang kami hormati ibu guru,dan teman-teman yang saya banggakan
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan karunianya kita bisa
berkumpul disini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad saw, karena beliau menyiarkan agama yang haq, yakni agama islam, agama yang
diridhoi oleh Allah swt.Semoga kita sekalian termasuk kedalam umatnya yang diberkahi. Amin
ya rabbal alamin
Hadirin yang saya muliakan
Khutbah yang akan kami sampaikan ini berjudul syirik. Jika kita menginginkan berjumpa
dengan Allah kelak di hari kiamat dan Allah merahmatinya, maka kita harus beramal shaleh
dan tidak boleh menyekutukan kepada-Nya dengan sesuatu apapun.
Hadirin yang saya muliakan
Orang yang menyekutukan Allah diharamkan masuk surga dan tempanya yang layak adalah
di neraka. Sebagaimana firman Allah berikut ini:
ِهْيَلَع َُّاَّلل َمَّرَح ْدَقَف َِّاَّللِب ْكِرْشُي ْنَمَُّهنِإ
َُّارالن ُاهَوْأَمَو َةَّنَْْلا
Artinya:
"Sesungguhnya orang yang menyekutukan Allah, maka sungguh Allah telah mengharamkannya atas
dia masuk syurga dan tempatnya (yang layak) itu neraka"
Ayat tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa Allah telah mengharamkan orang
yang menyekutukan-Nya masuk syurga dan sebagai balasannya yang layak bagi dia adalah
nekara.
Hadirin yang dimuliakan Allah!
Kita diingatkan oleh Rasulullah saw. supaya menjauhi syirik yang kecil, apalagi syirik yang
besar. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. dibawah ini:
"Takutlah kalian pada syirik yang kecil. Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah! Apakah
Syirik yang kecil itu?. Beliau menjawab: "yaitu riya' (pamer). Allah berfirman kelak dihari
pembalasan amal-amalnya hamba-hamba (Allah) : "Kalian pergilah kepada orang-orang
yang kalian pameri dengan amal-amal kalian di dunia, maka lihat barangkali kalian
menjumpai pembalasan pada orang yang kalian pameri itu"
(HR. Ahmat dengan isnad yang bagus dari Ibnu 'Abbas)
Hadirin yang berbahagia!
Demikianlah khutbah jum'at yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan disertai hidayah dan
ridho Allah serta bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi kita semua umumnya. Amin