SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 82
Baixar para ler offline
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 1
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Hak Cipta © 2015 pada Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi
Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan modul peserta yang dipersiapkan Pemerintah dalam
rangka Pelatihan Asesor Kompetensi. Modul peserta ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Badan Nasional Serifikasi dan Profesi, dan dipergunakan
dalam pelaksanaan pelatihan asesor kompetensi. Modul ini merupakan “dokumen hidup”
yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika
kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.-- Edisi Revisi
Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi, 2015. viii,
….. hlm. : ilus. ; 25 cm.
Untuk Pelatihan Asesor Kompetensi
ISBN ………………………………..
1. Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen I. Judul
II. Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi
XXX.X
Kontributor Naskah : Endang Irwansyah, Nes Yendri, Irwan
Penelaah : Surono, Hendra Pribadi, Inez Mutiara Tedjosumirat
Penyelia : Asrizal Tatang
Penerbitan :
Instruksional Desainer : Nur Uswatun Hasanah
Cetakan Ke-1, 2015
Disusun dengan huruf Arial, 11 Pt
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
2 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis
kompetensi unit kompetensi MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN
untuk tenaga skema sertifikasi asesor yang akan digunakan untuk melatih calon asesor sesuai
dengan modul yang telah ditetapkan. Tenaga-tenaga tersebut diharapkan mempunyai
kompetensi di bidangnya masing-masing.
Penyusunan modul ini dilaksanakan dalam rangka harmonisasi dengan negara-negara mitra
bisnis Indonesia dan dilakukan melalui workshop Master Asesor, uji coba dan validasi oleh Pleno
BNSP. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
modul ini, terutama kepada tim Master Asesor.
Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai apabila ada
masukan untuk penyempurnaannya, yang selalu akan dikaji ulang secara periodik.
Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat dalam
upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi dan dapat turut serta
membangun kompetensi bangsa dengan kompeten.
Jakarta,
Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 3
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
Pendahuluan ............................................................................................................................... 5
Acuan Normatif.................................................................................................................. 6
Definisi ............................................................................................................................. 6
Persyaratan Dasar .......................................................................................................... 10
Mengidentifikasi gambaran umum tentang asesmen kompetensi.................................... 10
STANDAR KOMPETENSI ......................................................................................................... 18
Elemen1 : Menentukan Pendekatan Asesmen ............................................................................21
Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..30
Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..30
Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..31
Elemen 2 : Mempersiapkan Rencana Asesmen ........................................................................ 32
Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..43
Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..43
Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..44
Elemen 3 : Kontekstualisasi ....................................................................................................... 46
Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..57
Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..57
Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..58
Elemen 4 : Mengorganisasikan Asesmen ................................................................................. 59
Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..60
Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..64
Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..65
4 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pra Asesmen ............................................................................................................................ 66
Asesmen Mandiri............................................................................................................. 68
Kisi-kisi Peta Kompetensi .......................................................................................................... 71
Lampiran ................................................................................................................................... 78
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 5
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
PENDAHULUAN
1.1. Umum.
Unit kompetensi ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan
mengorganisasikan proses asesmen dalam penerapan sistem asesmen berbasis
kompetensi. Unit ini juga memperlihatkan cara mengases kompetensi terhadap seorang
peserta sertifikasi dan juga cara memilih dan menetapkan alat/perangkat asesmen yang
dibutuhkan.
Unit ini juga berisikan kompetensi dalam merencanakan proses asesmen serta
pengorganisasiannya sedemikian rupa agar asesmen dapat dilaksanakan dengan efektif.
Aspek kritis pada unit ini adalah pengembangan suatu rencana asesmen yang akan
digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam pelaksanaan asesmen berbasis
kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi acuan pembanding asesmen serta
penetapan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan
dilaksanakan serta pengorganisasian personil, bahan serta sumber daya fisik yang
diperlukan dalam proses asesmen.
Perencanaan asesmen ini berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
tanggungjawab asesor maupun personil terkait lainnya dalam melaksanakan langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan asesmen terhadap peserta.
Kompetensi ini digunakan untuk perencanaan dan pengorganisasian suatu proses
asesmen, termasuk asesmen bagi seorang atau lebih peserta sertifikasi terhadap satu
atau lebih unit standar kompetensi.
Kompetensi ini dapat diaplikasikan pada konteks sebuah strategi asesmen dimana seluruh
dokumen-dokumen kerangka kerja untuk asesmen ditujukan pada suatu level kualifikasi.
Pada konteks ini, rencana asesmen perlu ditambah dengan detail tentang pengaturan
organisasi yang spesifik untuk asesmenpada unit/unit-unit kompetensi.
Asesor juga harus berpartisipasi dalam validasi asesmen.
1.2. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup modul pelatihan ini mencakupi persyaratan dasar penggunaan pedoman ini,
topik pembelajaran dan asesmen.
Unit ini merupakan bagian dari klaster dari skema sertifikasi asesmen kompetensi.
6 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Modul ini merupakan pedoman bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, para pelatih, para
master asesor dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan asesor
kompetensi menuju registrasi asesor BNSP.
ACUAN FORMATIF
a. Pedoman BNSP 301. Pedoman Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Profesi
b. TAAASS401C-2008. Merencanakan dan Mengorganisasikan asesmen. (terlampir).
DEFINISI
1. Sertifikasi kompetensi kerja
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.
2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Standar kompetensi kerja internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi
multinasional dan digunakan secara internasional
4. Standar kompetensi kerja khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi
lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau
organisasi lain yang memerlukan
5. Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
6. Proses sertifikasi
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi
persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan
sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (3.10)
maupun logo atau penanda (mark).
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 7
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
7. Skema sertifikasi
Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan
dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.
8. Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang
harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi.
9. Pemilik skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi (3.7).
Catatan: Organisasi tersebut adalah lembaga sertifikasi profesi itu sendiri, lembaga
pemerintah, atau lainnya.
10. Sertifikat
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa
orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8).
Catatan: Lihat 9.4.7
11. Kompetensi
Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Catatan: untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan kompetensi adalah kompetensi
kerja, dan merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU No.13 Tahun 2003.
12. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 dan
Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012
14. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan
dalam skema sertifikasi (3.7).
8 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
15. Uji kompetensi
Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen (3.14) untuk mengukur kompetensi
peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek,
dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi
Orang yang mempunyai kompetensi (3.11) dan mendapatkan penugasan resmi untuk
melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan
pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
17. Penyelia uji kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan
administrasi atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses
penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.
18. Personil
Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan
kegiatan sertifikasi untuk lembaga tersebut.
19. Pemohon sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6).
20. Peserta sertifikasi
Pemohon sertifikasi (3.19) yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima
mengikuti proses sertifikasi (3.6)
21. Ketidakberpihakan
Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.
Catatan 1: Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik kepentingan tidak terjadi, atau
dapat diselesaikan, agar tidak menyebabkan pengaruh yang merugikan terhadap
kegiatan sertifikasi.
Catatan 2: Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan unsur ketidakberpihakan
adalah: kemandirian, bebas dari benturan kepentingan, bebas dari bias, lack of prejudice,
kenetralan, keadilan, keterbukaan berpikir, even handedness, detachment,
keseimbangan.
22. Keadilan
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta
sertifikasi (3.20) dalam proses sertifikasi (3.6).
23. Validitas
Bukti bahwa asesmen (3.14) telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang
ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 9
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
24. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi (3.15) konsisten untuk uji kompetensi
yang dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (3.16) yang berbeda.
25. Banding
Permintaan oleh pemohon sertifikasi (3.19), peserta sertifikasi (3.20), atau pemegang
sertifikat untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh lembaga
sertifikasi profesi terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan.
26. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding (3.25), oleh individu atau organisasi terhadap
lembaga sertifikasi profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari kegiatan
lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang sertifikat.
27. Pemangku kepentingan
Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang sertifikat
atau lembaga sertifikasi profesi.
Contoh: pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang sertifikat, pimpinan dari
pemegang sertifikat, konsumen, pemerintah.
Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang
berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak.
28. Penilikan atau surveilan
Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang sertifikat untuk
memastikan kepatuhannya terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman,
standar atau skema sertifikasi.
29. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan
kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian
30. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.
31. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup
permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.
32. Sistem sertifikasi adalahkumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses
sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi
termasuk pemeliharaannya.
33. Surveillance adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi personil untuk tetap
menjamin kompetensinya selama memegang sertifikat kompetensi.
10 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
PERSYARATAN DASAR
a. Kelembagaan pelatihan
Kelembagaan pendidikan dan pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan untuk skema
sertifikasi asesmen kompetensi khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan
asesmen seharusnya adalah lembaga pendidikan/pelatihan yang telah diakreditasi oleh
lembaga akreditasi pendidikan dan pelatihan dengan ruang lingkup sesuai dengan unit
kompetensi tersebut.
b. Pelatih
Pelatih dalam pelaksanaan pelatihan untuk skema sertifikasi asesmen kompetensi
khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan asesmen harus pelatih
bersertifikat kompetensi dengan kualifikasi Master Asesor dan/atau pelatih berbasis
kompetensi dengan ruang lingkup skema sertifikasi asesmen kompetensi.
Untuk menggunakan modul ini pelatih harus kompeten dan mengembangkan klaster
kompetensi mengembangkan lingkungan pembelajaran, klaster disain program pelatihan
dan pengembangan penyampaian dan fasilitasi program pelatihan.
c. Peserta
Peserta pelatihan pada skema sertifikasi klaster asesmen kompetensi ini adalah personil
yang telah mempunyai kualifikasi atau kompetensi bidang tertentu yang menjadi ruang
lingkup kompetensi yang akan diases.
MENGIDENTIFIKASI GAMBARAN UMUM TENTANG ASESMEN
KOMPETENSI.
a. Gambaran umum asesmen.
Gambaran umum dalam sistem asesmen dapat digambarkan dibawah ini dimana konsep
asesmen direfleksikan dalam unit-unit kompetensi yang terkait. Dalam panduan ini kita
hanya akan membahas unit kompetensi merencanakan dan mengorganisasikan asesmen
b. Siklus asesmen.
Proses asesmen merupakan siklus yang tidak terputus yang mencakupi: pesiapan,
perencanaan, pelaksanaan, perekaman, pelaporan dan review suatu asesmen. Setiap
tahap proses ini merupakan komponen kritis dalam sistem asesmen secara luas.
Gambar dibawah menunjukkan delapan step dalam siklus asesmen
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 11
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Siklus Asesmen
1.Mengembangkan
Kontek asesmen
2.Mempersiapkan
peserta
3.Merencanakan
pengumpulan bukti
4.Mengumpulkan bukti dan
mengambil keputusan
5. Memberikan
umpan balik
6.Merekam dan
melaporkan temuan
7.Review proses
asesmen
8.Mendukung proses banding
12 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
c. Asesmen berbasis kompetensi
Asesmen berbasis kompetensi adalah proses pengumpulan bukti dan membuat
keputusan apakah seorang Peserta sertifikasi mencapai atau tidak kompetensinya
berdasarkan kriteria dalam persyaratan atau standar asesmen, hal ini karena Peserta
sertifikasi sedang diases berdasarkan kriteria tetap atau acuan (benchmark) yang
ditetapkan, seperti unit kompetensi. Hal ini berbeda dengan asesmen berdasarkan norma
(norm referenced assessment), dimana unjuk kerja Peserta sertifikasi dibandingkan,
diases, dan diranking terhadap unjuk kerja Peserta sertifikasi lainnya. Secara asesmen
berbasis kompetensi dapat digambarkan seperti dibawah ini.
d. Asesmen dalam Sistem sertifikasi kompetensi nasional.
Asesmen kompetensi dapat dilakukan untuk berbagai tujuan seperti dalam pendidikan
berbasis kompetensi, pemastian dan pemeliharaan kompetensi dalam industri, serta
asesmen dalam rangka sertifikasi kompetensi. Pada bahasan ini akan difokuskan pada
asesmen dalam rangka sistem sertifikasi kompetensi nasional, yang mencakupi
sislatkernas, sistem sertifikasi kompetensi, ketelusuran sistem sertifikasi, skema
sertifikasi dan skema generik uji kompetensi.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 13
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
KLASIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 VET
Memastikan dan
Memelihara
Kompetensi
Kerja untuk
Sektor dan atau
profesi tertentu
Memastikan dan
Memelihara
Kompetensi Kerja
terhadap SDM
Lembaga Induknya
dan SDM jejaring
kerja nya
Memastikan dan
Memelihara
Kompetensi
Kerja terhadap
SDM Lembaga
Induknya
Memastikan dan
Memelihara
Kompetensi Kerja
terhadap Peserta
didiknya berbasis
kompetensi dan SDM
mitra Iinduknya
L i s e n s i
S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i
14 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 15
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
SERTIFIKASI DAN KETELUSURAN KESESUAIAN
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
PP, ISO 17024, PEDOMAN BNSP
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PEDOMAN BNSP, ISO 17024
Lisensi 
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65PESERTA UJI KOMPETENSI
SKKNI
Sertifikasi
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65
verifikasi
TEMPAT UJI KOMPETENSI
PEDOMAN BNSP, QMS
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011
Pedoman BNSP 201 : 2014
Asesor Kompetensi
SKKNI ASESMEN
Pedoman BNSP
Kementerian/
Lembaga
Pembinaan
Koordinasi
Harmonization On Conformity Assessment And Its Traceability
ASEAN RECOGNISE
ACCREDITATIONORGANISATION
International Labour Organization
ILO: Guidelines On Competency
StandardAnd Certification
Development
Regional Mutual Recognition Arrangement on Competency
Standardization and Certification
Accreditation Authority
Give accreditation to Vocational Education and training
organisations ISO 17011 + Technical regulations
Personel Certification Bodies
Certify personel
ILO-CBA, ISO 17024 + technical regulations
PERSONEL (have an assurance)
STANDARDS OF COMPETENCE (RMCS)
Vocational Education
and Training Bodies
ILO- CBT+ technical regulations
Accreditation/Certification Authority
Give accreditation to Certtification organisations
ISO 17011 + technical regulations
International Organization
For Standardization (ISO):
Standard For QMS
16 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
JENIS-JENIS SKEMA SERTIFIKASI
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja Nasional
Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi
Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket Kompetensi
(cluster)
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 17
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
18 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Standar Kompetensi: Merencanakan dan MengorganisasikanAsesmen
P.854900.041.01 Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen
Deskripsi Unit
Unit ini memberikan spesifikasi persyaratan kompetensi untuk merencanakan dan
mengorganisasikan proses asesmen, mencakupi RCC & RPL dalam sistem asesmen berbasis
kompetensi.
Keterangan
Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan menyusun proses
asesmen dalam sistem asesmen berbasis kompetensi.
Elemen Kriteria Kinerja
1. Menentukan
pendekatan asesmen
1.1. Peserta sertifikasi diidentifikasi/dikonfirmasi, kemudian tujuan dan
konteks asesmen/RPL ditetapkan/dikonfirmasi kepada orang yang
relevan sesuai dengan persyaratan hukum/organisasi/etika
1.2. Keputusan jalur asesmen dibuat, apakah asesmen dilakukan melalui
RPL, jalur pembelajaran dan asesmen atau pendekatan kombinasi
1.3. Strategi asesmen diakses dan bila perlu digunakan untuk memandu
pengembangan rencana asesmen
1.4. Acuan pembanding asesmen/RPL diidentifikasi/dikonfirmasi dan
diakses
2. Mempersiapkan
rencana asesmen/RPL
2.1. Acuan pembanding asesmen diinterpretasi guna menentukan bukti
dan jenis-jenis bukti yang diperlukan untuk mendemonstrasikan
kompetensi sesuai dengan aturan-aturan bukti
2.2. Apabila standar kompetensi digunakan sebagai acuan pembanding,
semua komponen standar kompetensi dipaparkan untuk
menetapkan dan mendokumentasikan bukti yang akan dikumpulkan
2.3. Setiap dokumen terkait untuk mendukung perencanaan proses
asesmen diperoleh dan diinterpretasikan
2.4. Metode asesmen/RPL dan perangkat asesmen
dipilih/dikonfirmasi berdasarkan bukti yang akan dikumpulkan
untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen
2.5. Bahan dan sumber daya fisik spesifik yang diperlukan dalam
pengumpulan bukti diidentifikasi dan didokumentasi
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 19
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen Kriteria Kinerja
2.6. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses
asesmen diklarifikasi, dimintakan persetujuan dan didokumentasikan
2.7. Jangka waktu dan periode waktu pengumpulan bukti ditentukan dan
semua informasi yang akan dimasukkan ke dalam rencana asesmen
didokumentasikan.
2.8. Rencana asesmen dikonfirmasi dengan personel yang relevan
3. Kontekstualisasi
dan meninjau
rencana asesmen
3.1. Karakteristik peserta sertifikasi dan setiap kelonggaran yang
diperlukan untuk penyesuaian yang wajar dan/atau kebutuhan-
kebutuhan spesifik diidentifikasi/diklarifikasi dengan orang yang
relevan, dan kemudian didokumentasikan
3.2. Bila diperlukan, standar-standar kompetensi dikontekstualisasikan,
untuk mencerminkan lingkungan tempat pelaksanaan asesmen, sesuai
dengan panduan kontekstualisasi
3.3. Metode dan perangkat asesmen yang dipilih diperiksa, bila perlu
disesuaikan guna menjamin penerapan yang berkelanjutan dengan
mempertimbangkan:
 berbagai kontekstualisasi standar kompetensi
 penyesuaian yang beralasan
 kegiatan asesmen terintegrasi
 kapasitas untuk mendukung RPL
3.4. Perangkat asesmen yang disesuaikan ditinjau untuk memastikan
bahwa spesifikasi standar kompetensi masih dapat terpenuhi
3.5. Rencana asesmen diperbaharui, sebagaimana diperlukan, untuk
merefleksikan kebutuhan kontekstualisasi yang sedang berjalan,
perubahan dalam persyaratan sumberdaya organisasi atau perubahan
dalam merespon pelaksanaan asesmen
3.6. Rencana asesmen disimpan dan ditelusuri sesuai dengan kebijakan
dan prosedur sistem asesmen maupun persyaratan
hukum/organisasi/etika
4. Mengorganisasikan
asesmen/RPL
4.1. Persyaratan bahan dan kebutuhan sumber daya fisik yang telah
teridentifikasi diatur sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem
asesmen maupun persyaratan hukum/ organisasi/etika
4.2. Bila diperlukan, dukungan spesialis apapun yang dibutuhkan untuk
asesmen diorganisasikan dan diatur sesuai dengan persyaratan
hukum/organisasi/etika
20 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen Kriteria Kinerja
4.3. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses
asesmen diorganisasikan
4.4. Strategi komunikasi efektif dengan orang yang terlibat dalam proses
asesmen ditetapkan guna mendorong terjadinya arus komunikasi yang
teratur dan didapatkannya umpan balik
4.5. Penyimpanan rekaman asesmen dan pelaporannya dikonfirmasi
PETA UNIT KOMPETENSI
MERENCANAKAN DAN
MENGORGANISASIKAN
ASESMEN
1. Menentukan
pendekatan
asesmen
2. Mempersiapkan
rencana asesmen/RPL
4. Mengorganisasikan
asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi
dan meninjau rencana
asesmen
MERENCANAKAN DAN
MENGORGANISASIKAN
ASESMEN
1. Menentukan
pendekatan
asesmen
2. Mempersiapkan
rencana asesmen/RPL
4. Mengorganisasikan
asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi
dan meninjau
rencana asesmen
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 21
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Elemen 1 : Menentukan pendekatan asesmen
1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks
asesmen
Ketika anda merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengkonfirmasi siapa pemohon sertifikasi/peserta
yang akan diases. Identifikasi terhadap peserta sertifikasi dilakukan tidak sebatas pada
identitasnya saja tetapi juga terhadap potensi yang dikumpulkan oleh peserta sertifikasi
sebagai acuan awal dalam menentukan pendekatan metode asesmen yang akan
dilakukan.
Selanjutnya merupakan hal penting bahwa anda memahami tujuan asesmen dan hal ini
harus dikonfirmasikan kepada semua orang yang terlibat dalam proses. Pada tahap akhir,
anda harus mendiskusikan dan mengkonfirmasikan tujuan asesmen kepada peserta
sertifikasi serta tim asesor yang terlibat didalam proses asesmen. Tujuan asesmen ini
penting karena beberapa alasan. Hal ini akan mempengaruhi pilihan anda terhadap acuan
pembanding (benchmark) asesmen, persiapan rencana asesmen dan cara bagaimana
bukti dikumpulkan. Hal yang lebih penting lagi, tujuan asesmen (dan hasilnya) akan
berdampak kepada setiap peserta sertifikasi yang terlibat didalam proses. Asesmen yang
berhasil dapat mendorong peserta sertifikasi untuk menerima tanggung jawab yang lebih
besar di tempat kerja serta memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi. Ketidak berhasilan
asesmen dapat menyebabkan peserta sertifikasi tidak dapat memenuhi tanggungjawab
mereka saat ini di tempat kerjadan oleh karena itu memerlukan pelatihan lanjut.
Secara sederhana, tujuan suatu asesmen adalah alasan mengapa asesmen itu
dilaksanakan dan banyak alasan lainnya, termasuk :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, anda akan
memerlukan sebuah pendekatan untuk asesmen, dan hal ini mencakup :
1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan
konteks asesmen;
1.2. Membuat keputusan jalur asesmen;
1.3. Mengakses strategi asesmen; dan
1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen.
22 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
pengakuan kompetensi terkini dari peserta sertifikasi;
menentukan pencapaian kompetensi peserta sertifikasi terhadap pembelajaran yang
diikuti;
menentukan progres peserta sertifikasi terhadap pencapaian kompetensi;
menentukan kebutuhan peserta sertifikasi terhadap bahasa, kemampuan baca tulis dan
perhitungan;
mensertifikasi kompetensi peserta sertifikasi melalui penerbitan sertifikat kompetensi;
menetapkan progres peserta sertifikasi terhadap kualifikasi;
menetapkan kebutuhan pelatihan peserta sertifikasi;
mengukur kinerja pekerjaan Peserta sertifikasi;
mengklasifikasi dan mendukung pengembangan karir karyawan; dan
memenuhi persyaratan organisasi dan lingkungan kerja.
Konteks suatu asesmen adalah lingkungan dimana hal itu akan dilakukan, baik yang akan
dilakukan di tempat kerja maupun di suatu lingkungan yang disimulasikan. Sebagaimana
halnya dengan tujuan asesmen, anda memerlukan diskusi dan konfirmasi konteks asesmen
ini dengan setiap orang yang terlibat didalam proses. Konteks yang berbeda akan
mempengaruhi pemilihan metoda asesmen, seperti dalam contoh berikut ini :
Jika asesmen terjadi pada suatu organisasi pelatihan, seorang peserta sertifikasi harus
diobservasi pada lingkungan yang disimulasikan
Jika asesmen terjadi di tempat kerja, mungkin dipersyaratkan untuk melaksanakan
asesmen diluar jam kerja normal, sehingga proses kerja yang ada tidak terganggu
Jika anda bermaksud untuk melaksanakan tanya jawab di tempat kerja, anda perlu untuk
mengatur tempat yang tenang dari proses kerja
Jika anda bermaksud menggunakan laporan dari pihak ketiga, peserta sertifikasi anda
akan membutuhkan akses ke pihak ketiga yang dapat mengevaluasi kinerja mereka
berkaitan dengan acuan pembanding asesmen.
Lingkungan yang disimulasikan.
Asesmen pada lingkungan yang disimulasikan mungkin diperlukan karena :
pekerjaan atau penempatan kerja yang sesuai tidak selalu tersedia untuk peserta
sertifikasi;
beberapa tempat kerja mungkin tidak membolehkan penerapan beberapa unit
kompetensi; atau
pelaksanaan asesmen di tempat kerja mungkin tidak dapat diterima oleh pemilik
perusahaan.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 23
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Agar valid dan reliabel, lingkungan yang disimulasikan harus menyerupai situasi pekerjaan
yang sebenarnya (dalam hal ini mereka harus menampilkan sedekat mungkin apa yang
berlangsung di tempat kerja). Jika anda bermaksud menggunakan suatu lingkungan yang
disimulasikan, anda harus memiliki pengalaman pada praktek di tempat kerja yang relevan
dan terkini serta familier terhadap acuan pembanding asesmen di tempat kerja. Dalam
memutuskan untuk menggunakan pendekatan simulasi, anda harus memastikan adanya
peluang untuk :
mengujikan peralatan secara menyeluruh;
menggunakan peralatan dan perangkat lunak yang berlaku;
merefleksikan tekanan dan batas waktu;
menunjukkan kompleksitas dari pemenuhan multi tugas;
melibatkan prioritas diantara tugas-tugas yang menantang;
sesuai dengan keinginan pengguna (termasuk hal yang sulit);
bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim;
berkomunikasi dengan kelompok lain;
menemukan, mendiskusikan dan menguji pemecahan terhadap masalah;
mengeksplorasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja;
jawaban berorientasi praktis serta pertanyaan-pertanyaan pengetahuan yang aplikatif;
dan
menunjukan level ekspresi tertulis dan verbal yang cukup terhadap persyaratan kerja
Konteks asesmen digunakan juga untuk menggambarkan dan mendokumentasikan
sejumlah faktor lain didalam asesmen proses, termasuk :
pengaturan kerjasama;
pendekatan yang terintegrasi terhadap asesmen (termasuk unit-unit kompetensi terkait);
mekanisme jaminan mutu;
pengalokasian biaya dan honor;
proses enrolmen;
periode waktu selama asesmen akan berlangsung;
banyaknya kesempatan untuk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan bukti untuk mendukung asesmen/rcc;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan aktifitas pembelajaran;
hubungan antara unit-unit kompetensi dan tempat kerja Peserta sertifikasi;
siapa yang secara aktual akan melaksanakan proses asesmen.
24 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Sementara ada hal-hal esensial yang anda konfirmasikan dengan peserta sertifikasi
mengenai tujuan dan konteks asesmen, ada beberapa orang yang dapat anda ajak diskusi
mengenai tujan dan konteks asesmen, termasuk :
staf dari tempat kerja peserta sertifikasi (manager, supervisor, team leader);
staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan);
para pakar teknik dan tenaga ahli
perwakilan karyawan dan pengusaha
anggota asosiasi profesi
Adapun cara untuk mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks
asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari form aplikasi permohonan sertifikasi yang diajukan peserta
yang berisikan data-data peserta, tujuan asesmen serta konteks asesmen termasuk
bukti-bukti yang dikumpulkan.
2. Mengakses dan mempelajari skema sertifikasi terkait
3. Mendiskusikan dan mengklarifikasi tujuan dan konteks asesmen dengan peserta, tim
asesor dan pihak-pihak lain, termasuk :
bagian sertifikasi LSP
komite skema
ketua/personil TUK
staf dari tempat kerja asesi (manager, supervisor, team leader);
staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan);
para pakar teknik dan tenaga ahli
Ketika anda mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, adalah penting bahwa
mereka memenuhi persyaratan legal, organisasional dan etika. Gunakan daftar cek berikut
ini untuk mendukung pendekatan anda.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 25
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
1.2. Menentukan jalur pendekatan asesmen
Ketika merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, perlu disadari bahwa
pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara. Pembelajaran formal merupakan
sebuah program terstruktur untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah,
sementara pembelajaran non formal merupakan program terstruktur tetapi tidak untuk
mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah. Pembelajaran informal adalah
pengembangan keterampilan melalui pengalaman (termasuk pekerjaan terkait, sosial,
keluarga, hobi atau kegiatan lainnya).
Pada asesmen berbasis kompetensi, ada dua pendekatan yang digunakan untuk
mengases peserta sertifikasi :
Jalur pembelajaran dan asesmen
Proses RPL
1. Jalur pembelajaran dan asesmen melibatkan peserta sertifikasi yang diases sebagai
bagian dari pembelajaran formal. Jika anda memutuskan pada pendekatan ini, anda
akan menggunakan dua jenis kegiatan asesmen :
26 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Asesmen dalam proses pembelajaran
Asesmen
Formatif
Dilakukan dalam periode belajar
Asesmen
Sumatif
Untuk tujuan keputusan formal:
Pada dasarnya merupakan
kesimpulan dari seluruh
asesmen formatif
2. RPL adalah proses untuk mengases peserta sertifikasi pada jalur pembelajaran formal,
non formal dan informal untuk menentukan pengembangan terhadap mereka yang telah
mencapai persyaratan acuan pembanding asesmen (tanpa perlu untuk mengikuti
program pembelajaran). Sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan RPL pada
sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan, termasuk :
jalur asesmen;
jalur pengakuan keterampilan; dan
proses pengakuan kompetensi terkini
Setelah mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, anda perlu memutuskan yang
mana asesmen akan dilakukan apakah melalui proses RPL, jalur pembelajaran dan
asesmen atau kombinasi dari keduanya.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 27
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Adapun cara untuk membuat keputusan jalur asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari status peserta, apakah sebagai bagian dari pembelajaran
atau bukan
2. Mengakses dan memverifikasi bukti-bukti yang diajukan peserta terhadap pencapaian
aturan-aturan bukti.
1.3. Tujuan dan Jalur Asesmen
Sementara anda perlu memastikan asesmen yang anda lakukan sesuai dengan strategi
asesmen yang telah terdefinisi dengan jelas, anda tidak perlu untuk mengembangkan
strategi asesmen.
Pengembangan strategi asesmen terdapat pada unit kompetensi berikut ini :
Bagaimanapun, anda perlu untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia untuk
memandu pengembangan rencana asesmen anda.
Sebuah strategi asesmen biasanya mengidentifikasi :
acuan pembanding (benchmark) asesmen;
pengaturan RPL (termasuk panduan kepada peserta sertifikasi bagaimana
mengumpulkan bukti);
metoda dan perangkat asesmen;
pengaturan organisasional untuk asesmen (termasuk sumber daya manusia dan fisik,
peran dan tanggung jawab serta pengaturan kerjasama);
aturan pemaketan kualifikasi (termasuk usulan pemaketan unit-unit kedalam bentuk
kualifikasi);
pengaturan spesifik dari panduan paket pelatihan asesmen; dan
mekanisme jaminan mutu (termasuk validasi) dan strategi manajemen risiko
Adapun cara untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia adalah :
1. Mengakses dan mempelajari perencanaan asesmen yang sudah tersedia (bila ada)
2. Mengakses acuan pembanding yang ditetapkan
3. Mengakses skema sertifikasi
1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen
Setelah memiliki akses terhadap strategi asesmen, anda dapat menggunakannya untuk
mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan acuan pembanding yang akan anda gunakan
untuk mengembangkan rencana asesmen. Acuan pembanding asesmen adalah kriteria
terhadap peserta sertifikasi yang diases (atau pembelajaran sebelumnya yang direkognisi).
28 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pada sektor pendidikan dan pelatihan vokasi, sebagian besar acuan pemanding adalah
unit-unit kompetensi.
Pada lingkungan yang lain, acuan pembanding untuk asesmen dapat mencakupi :
kriteria asesmen dari kurikulum kursus;
kode-kode pelaksanaan/praktis;
pedoman dan parameter kursus;
persyaratan lisensi;
level dan indikator sistem pelaporan nasional;
peraturan, persyaratan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja;
persyaratan organisasional prosedur operasi standar; dan
spesifikasi kinerja dan produk
Setiap unit kompetensi menggambarkan aktifitas kerja yang spesifik, kondisi-kondisi yang
dikerjakan dan bukti yang mungkin dikumpulkan untuk menetapkan apakah kegiatan
dilaksanakan dengan cara yang kompeten. Gunakan tabel berikut ini untuk mengklarifikasi
bagian-bagian yang berbeda dari sebuah unit kompetensi.
Tabel klarifikasi komponen-komponen unit kompetensi
Apa yang anda butuhkan untuk mengetahui Aktifitas kerja Dimana informasi didapatkan?
Apa Aktifitas kerjanya? Judul unit
Apa cakupan Aktifitas kerjanya? Deskripsi unit
Bagaimana unit diterapkan di tempat kerja? Aplikasi unit kompetensi
Ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan
Aktifitas pekerjaan?
Elemen
Level ketrampilan apa yang dibutuhkan? KUK
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk
melaksanakan Aktifitas kerja
Pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan
Kondisi atau persyaratan apa yang dibutuhkan untuk
menjalankan Aktifitasnya
Batasan variabel
Bukti apa yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa
seorang personil kompeten
Aspek kritis
Dimana seharusnya bukti kompetensi di kumpulkan dan
apakah sumberdaya yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan bukti-bukti
Konteks dan sumberdaya spesifik
dari asesmen
Metode asesmen yang seharusnya digunakan? Metode asesmen
Apakah ada peluang untuk integrasi asesmen Informasi panduan penilaian
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 29
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Asesmen terintegrasi
Kompetensi individual jarang dilaksanakan di tempat kerja yang tertutup. Peran kerja yang
khusus selalu melibatkan sejumlah tugas yang berhubungan, dan setiap pendekatan
asesmen harus merefleksikan hal ini. Sering diistilahkan asesmen terintegrasi atau holistik,
asesmen berkelanjutan dari beberapa unit terkait adalah aktifitas yang efektif, efisien dan
otentik, karena :
a) merefleksikan secara lebih dekat aktifitas pekerjaan sebenarnya; dan
b) menghemat waktu, kertas kerja dan mengurangi biaya
Asesmen terintegrasi mengkombinasikan pengetahuan, pengertian, pemecahan masalah,
keterampilan teknik, sikap kerja dan etika kedalam satu aktifitas asesmen. Adalah penting
untuk tidak membebani asesmen dengan terlalu banyak unit, sehingga Peserta sertifikasi
memiliki kesulitan dalam melengkapi bukti dari setiap unitnya (dan anda akan mengalami
kesulitan untuk memutuskan volume bukti). Tidak ada aturan yang tegas dan cepat terkait
dengan asesmen terintegrasi, tapi direkomendasikan untuk tidak lebih dari empat atau lima
unit yang diintegrasikan dalam satu aktifitas asesmen
Asesmen terintegrasi harus direncanakan secara hati-hati, dan pada langkah awal adalah
mengelompokkan unit-unit yang relevan. Informasi ini diidentifikasi dari setiap pedoman
bukti, dimana unit-unit terkait sering direkomendasikan untuk asesmen terintegrasi.
Bagaimanapun, anda tidak dibatasi oleh rekomendasi ini dan dapat mengelompokkan unit-
unit untuk asesmen terintegrasi (mempersiapkan relevansi dan keterkaitan mereka
terhadap tempat kerja dan peran kerja dalampertanyaan).
Adapun cara untuk mengkonfirmasi acuan pembanding asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari daftar unit kompetensi yang diajukan oleh peserta dalam
form aplikasi
2. Mengakses skema sertifikasi dan mengidentifikasi daftar unit kompetensi yang
dipersyaratkan
3. Mengidentifikasi acuan pembanding lain, dapat mencakup standar/spesifikasi produk,
standar kinerja, standar kurikulum/silabus dan lain-lain
4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding dengan pihak terkait yang dapat mencakup
peserta, tim asesor, LSP, TUK, komite skema dan lain-lain
30 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Aktifitas Elemen 1 :
 Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)
 Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek)
Asesmen Elemen 1 :
Lakukan latihan penugasan dengan mengisi form FR-MMA – Bagian 1!
1.1.Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi asesi dan
mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen !
1.2.Jelaskan bagaimana cara membuat keputusan jalur
asesmen !
1.3. Jelaskan bagaimana cara mengakses strategi asesmen !
1.4. Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan acuan
pembanding untuk asesmen !
2.1. Lakukan identifikasi dan konfirmasi mengenai tujuan dan
konteks asesmen
2.2. Tentukan keputusan jalur asesmen yang akan dipilih
2.3. Lakukan akses terhadap strategi asesmen yang ada
2.4. Konfirmasikan acuan pembanding asesmen
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 31
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
FR.MMA
Judul Skema Sertifikasi : Tanggal :
No. Skema Sertifikasi : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*)
*) coret yang tidak sesuai
LSP :
Tim/Nama Asesor :
1. Menentukan pendekatan asesmen
1.1.
Nama Peserta
sertifikasi (kelompok
homogen)
:
Tujuan asesmen : Sertifikasi
RCC RPL
Pencapaian Proses
pembelajaran
Lainnya:
…………………
Konteks asesmen :
TUK simulasi/tempat kerja* dengan karakteristik produk/sistem/tempat
kerja*
1.2. Pendekatan/Jalur
asesmen
: Mengikuti proses
kerja ditempat kerja
Proses pembelajaran
(Sumatif dan formatif)
Hasil akhir proses
pelatihan.
1.3
Strategi asesmen : Mengikuti*:
Benchmark asesmen (unit kompetensi)
RPL arrangements
Metode dan alat asesmen,
Pengorganisasian asesmen,
Aturan paket kualifikasi,
Persyaratan khusus,
Mekanisme jaminan mutu
1.4
Acuan pembanding/
benchmark
: Standar kompetensi/standar produk/standar sistem/regulasi teknis/SOP: (tuliskan)
32 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
ELEMEN 2 :
Mempersiapkan rencana asesmen
2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding asesmen
Ketika mempersiapkan rencana asesmen, anda akan memerlukan acuan pembanding
asesmen didepan anda. Setelah membacanya secara keseluruhan, anda harus
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menetapkan pendekatan asesmen, sekarang anda perlu mempersiapkan
sebuah rencana asesmen, dan hal ini akan mencakup:
2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding (benchmark) asesmen;
2.2. Memaparkan semua komponen standar kompetensi;
2.3. Menginterpretasikan dokumen terkait;
2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen;
2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik;
2.6. Mendokumentasikan rencana asesmen
2.7. Mengkonfirmasikan rencana asemen; dan
2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen
Merencanakan dan
Mengorganisasikan
Asesmen
1. Menentukan
pendekatanases
men
2. Mempersiapkan
rencana
asesmen/RPL
4.
Mengorganisasikan
asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi
dan meninjau
rencana asesmen
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 33
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
memutuskan bukti yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap setiap
pembanding.
Dalam asesmen berbasis kompetensi, bukti adalah informasi, material dan produk yang
mendukung klaim peserta sertifikasi untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan
pembanding asesmen. Sementara ada tiga jenis utama bukti, terdapat banyak metoda
pengumpulan bukti (metoda asesmen), dan setiap kombinasinya dapat digunakan. Asesor
dan Peserta sertifikasi akan mengumpulkan bukti dari rentang sumber daya, dan hal ini
seharusnya selalu berkaitan dengan pekerjaan Peserta sertifikasi pada saat ini maupun
pekerjaan mendatang.
Gunakan tabel berikut ini untuk membedakan tiga jenis bukti utama dan metoda-metoda
yang digunakan untuk mengumpulkan bukti.
TABEL TIPE BUKTI DAN METODE PENGUMPULAN BUKTI
Jenis Bukti Metoda Pengumpulan Bukti (Asesmen)
Bukti Langsung
observasi aktifitas kerja dalam kondisi sebenarnya/kondisi kerja yang
disimulasikan
mengkaji hasil produksi dan proyek-proyek di tempat kerja
Bukti Tidak
Langsung
mengkaji laporan pihak ketiga dari sejumlah sumber, termasuk :
- pencapaian otentik sebelumnya
- buku catatan kompetensi
- diskusi dengan pengusaha, supervisor dan teman sekerja
- bukti pelatihan
- asesmen kinerja
- surat referensi
- laporan dari pengusaha, dan/atau supervisor
- testimoni-testimoni
- laporan-laporan kerja
Bukti Tambahan
mengkaji jawaban-jawaban pertanyaan lisan, tertulis pertanyaan yang diatur
komputer, termasuk :
- pertanyaan tertutup/terbuka
- respon pertanyaan-pertanyaan tepilih (ketika Asesi memilih jawaban)
- respon pertanyaan-pertanyaan terstruktur (ketika Asesi melengkapi
jawaban)
34 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
- pertanyaan-pertanyaan wawancara
- presentasi lisan
- asesmen mandiri
- ujian-ujian tertulis
mengkaji dokumentasi detail pencapaian saat ini dan sebelumnya,
termasuk:
- bukti portofolio
- deskripsi kerja
- jurnal/log book (buku catatan harian)
- dokumentasi pengakuan kompetensi terkini
- dokumentasi pembelajaran sebelumnya
- catatan-catatan pelatihan
- histori kerja (contoh : CV)
- catatan-catatan pekerjaan (job sheets)
mengkaji foto-foto, video, dan catatan audio visual
mengkaji proyek, penugasan, presentasi dan lembar kerja
mengkaji latihan-latihan simulasi, studi kasus dan permainan peran
Bukti yang anda identifikasi tersebut harus memenuhi aturan-aturan bukti. Aturan-aturan
bukti memberikan pedoman pada pengumpulan bukti untuk memastikan bahwa bukti-bukti
adalah valid, asli, terkini dan memadai.
 Valid
Semua bukti yang terkumpul memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan pembanding
(benchmark).
 Asli (Authentic)
Bukti yang dikumpulkan adalah milik peserta sertifikasi.
 Terkini (Current)
Bukti yang terkumpul terkini.
 Memadai (Sufficient)
Semua bukti dinyatakan cukup memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan
pembanding (benchmark).
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 35
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Adapun cara untuk menginterpretasikan acuan pembanding asesmen adalah :
1. Menyiapkan acuan pembanding yang sudah ditetapkan, mencakup : unit-unit
kompetensi, SOP/prosedur kerja terkait, spesifikasi produk, standar kinerja dan lain-lain
2. Mendeskripsikan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk setiap KUK
3. Mengkaitkan bukti-bukti yang sudah disiapkan peserta dengan setiap KUK/Elemen
2.2. Memaparkan semua komponen unit kompetensi
Asesmen yang anda rencanakan dan organisasikan harus diarahkan kepada acuan
pembanding asesmen. Jika anda mengidentifikasi unit-unit kompetensi sebagai acuan
pembanding, pendekatan asesmen anda harus merefleksikan seluruh bagian dari unit,
termasuk :
Deskripsi unit
Elemen-elemen
Kriteria unjuk kerja
Batasan variabel, mencakup :
- Konteks variable
- Peralatan dan perlengkapan
- Peraturan yang diperlukan
- Norma dan standar
Panduan penilaian, mencakup :
- Konteks penilaian
- Persyaratan kompetensi
- Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
- sikap kerja yang diperlukan
- Aspek kritis
Dimensi kompetensi
Unit kompetensi tidak satu dimensi tapi ada empat dimensi. Mereka diarahkan lebih
kepada tugas-tugas kerja individu, karena mereka menggambarkan aplikasi pengetahuan
dan keterampilan yang relevan untuk berpartisipasi secara efektif di tempat kerja, dan ini
termasuk kemampuan untuk mentransfer dan mengaplikasikan kepada situasi yang baru.
Untuk memastikan asesmen anda memenuhi dimensi kompetensi, anda perlu memastikan
setiap Peserta sertifikasi dapat :
36 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
melaksanakan tugas-tugas individu (task skill)
mengatur sejumlah tugas yang berbeda didalam satu pekerjaan (task management skill)
merespon ketidakteraturan dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin (contingency
management skill)
memenuhi tanggungjawab dan harapan-harapan dari lingkungan kerja (job/role
environment skill), termasuk bekerja dengan orang lain.
Adapun cara untuk membaca suatu unit kompetensi adalah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 37
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Langkah yang terakhir sangat penting, karena keterkaitan didalam unit menentukan cara
bagaimana seharusnya diases. Ketika membaca sebuah unit, pastikan anda mencari :
bagaimana kriteria unjuk kerja dikembangkan didalam batasan variabel (melalui kata
yang ditulis miring/italic)
bagaimana aspek-aspek kritis untuk asesmen merangkum informasi yang dapat diases
(dan membantu anda untuk memvisualisasikan unit secara keseluruhan)
apakah pengetahuan yang disyaratkan dapat ditunjukkan melalui kriteria unjuk kerja
bagaimana keterampilan yang dipersyaratkan merefleksikan dan sesuai dengan
keterampilan employability
bagaimana konteks asesmen, sumber daya spesifik dan metoda asesmen membantu
cara anda merencanakan kegiatan pengumpulan bukti
bagaimana petunjuk informasi asesmen mengidentifikasi unit relevan lainnya yang
mungkin diases pada saat bersamaan
2.3. Menginterpretasi dokumen yang terkait rencana asesmen
Kegiatan ini diawali dengan mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen yang
terkait dengan rencana asesmen untuk kemudian diinterpretasikan sesuai dengan dengan
kebutuhan. Dokumen yang terkait dengan dapat meliputi :
Informasi yang dikemukakan di dalam standar kompetensi tentang sumber daya yang
dibutuhkan untuk asesmen, konteks asesmen, dan metode asesmen yang tepat
kegiatan asesmen sebagaimana diidentifikasi oleh modul terakreditasi/diturunkan dari
standar kompetensi yang relevan
persyaratan yang dijabarkan dalam Panduan Asesmen pada Paket Pelatihan yang
relevan
kegiatan asesmen sebagaimana dikemukakan pada bahan pendukung yang berkaitan
dengan standar kompetensi yang relevan
berbagai persyaratan K3, perundangan, kode etik, standar dan panduan
indikator dan level kompetensi pada SKKNI
persyaratan kinerja untuk praktek demonstrasi kerja
spesifikasi produk
Adapun cara menginterpretasi dokumen tekait adalah :
1. Mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen terkait yang dibutuhkan.
2. Menginterpretasikan dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan kebutuhan
38 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen
Setelah menetapkan bukti dan jenis-jenis bukti yang dipersyaratkan untuk
mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan pembanding, anda perlu memilih metoda
dan perangkat yang sesuai.. Anda juga perlu untuk mengkonfirmasikan bahwa perangkat
dan metode asesmen memenuhi strategi asesmen.
Metode-metode merupakan teknik-teknik khusus yang digunakan untuk mengumpulkan
bukti, sedangkan perangkat asesmen adalah instrumen dan prosedur yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti.
Metode-metode asesmen mencakup :
melaksanakan aktifitas kerja sebenarnya (mengobservasi Peserta sertifikasi di tempat
kerja mereka);
melaksanakan aktifitas terstruktur (memfasilitasi simulasi atau bermain peran);
mendengarkan/membaca apa pendapat orang lain tentang Peserta sertifikasi (laporan
pihak ketiga);
bertanya kepada Peserta sertifikasi (memfasilitasi pertanyaan lisan dan tertulis)
mengkaji bukti-bukti historis sehubungan pembelajaran Peserta sertifikasi sebelumnya;
dan
mengkaji item-item yang diproduksi Peserta sertifikasi (produk, proyek, portofolio)
Perangkat asesmen mencakup :
profil-profil ukuran kinerja yang dapat diterima;
template dan proformas
pertanyaan dan aktifitas yang spesifik
daftar cek bukti dan observasi
daftar cek evaluasi dan contoh pekerjaan;
materi asesmen mandiri
Terdapat beberapa cara untuk mengases kompetensi Peserta sertifikasi terhadap acuan
pembanding, dan metoda asesmen yang anda pilih terganung beberapa faktor, termasuk:
jumlah waktu dan sumber yang tersedia;
karakter dan kebutuhan Peserta sertifikasi;
persyaratan bukti dari acuan pembanding;
peluang untuk mengintegrasikan asesmen; dan
resiko-resiko dan persyaratan yang berhubungan dengan konteks asesmen yang
berbeda (termasuk persyaratan lisensi dan implikasi legal mengases kompetensi).
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 39
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Dengan memilih perangkat dan metoda-metoda yang efektif, asesmen yang akananda
lakukan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti. Prinsip-prinsip
asesmen yang mencakup valid, reliabel, fleksibel, dan adil harus diterapkan dalam usaha
menjamin mutu dari hasil asesmen.
Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai asesmen yang efektif
dalam sistem sertifikasi kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi.
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan, mendukung peserta.
 Valid
Seluruh aktifitas asesmen mengacu kepada acuan pembanding (benchmark) yang
digunakan.
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang diperlukan untuk
dinilai
 Reliabel
Instruksi yang diberikan kepada peserta sertifikasi memastikan penerapan yang
konsisten pada aktifitas asesmen dan jika digunakan oleh asesor yang berbeda, dalam
situasi yang berbeda dan peserta sertifikasi yang berbeda, hasilnya tetap konsisten.
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya dinterpretasikan secara
konsisten dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang
 Fleksibel
Seluruh Aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan peserta sertifikasi dan organisasi.
Asesmen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks.
Suatu asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya
atau gagal memberi kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk
diases.
 Adil
Aktifitas-aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik peserta sertifikasi
serta bebas dari bias dan memberikan kesempatan bagi peserta sertifikasi yang
memiliki kebutuhan khusus.
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari
penyimpangan, mendukung peserta.
Adapun cara untuk mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen adalah :
40 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
1. Memilih dan menetapkan metode asesmen sesuai dengan bukti dan jenis bukti yang
telah ditetapkan
2. Menetapkan perangkat asesmen bedasarkan pilihan metode asesmen
3. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen dengan pihak terkait
2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik
Bahan dan sumber daya fisik pada proses asesmen dibutuhkan untuk mendukung
kelancaran dan keberhasilan asesor dalam melaksanakan asesmen. Oleh karena itu
penting untuk mencantumkan bahan dan sumber daya tersebut pada rencana asesmen
untuk menjadi acuan bagi asesor, TUK dan pihak terkait lainnya.
Setiap batasan variabel pada unit kompetensi berisi peralatan dan perlengkapan yang
mengidentifikasi sumber spesifik yang dipersyaratkan untuk asesmen. Tetapkan sebuah
unit yang anda gunakan sebagai acuan pembanding dalam proses asesmen dan anda bisa
mengakses sumber-sumber yang dipersyaratkan yang terdapat pada Pedoman Bukti.
Bahan dan sumber daya asesmen, dapat meliputi :
 persyaratan dokumen asesor dan peserta sertifikasi, termasuk standar kompetensi dan
perangkat asesmen
 mesin dan peralatan
 teknologi
 alat pelindung diri (APD)
 tempat asesmen
 teknologi yang adaptif
 penyesuaian fisik lingkungan asesmen
Adapun cara mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik asesmen adalah :
1. Mengakses dan mempelajari unit kompetensi pada bagian batasan variabel mengenai
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
2. Mengkonfirmasikan bahan dan sumber daya fisik dengan pihak TUK untuk kebutuhan
kontekstualisasi
2.6. Mengklarifikasi peran dan tanggung jawab orang yang terlibat
Dalam pelaksanaannya proses asesmen melibatkan beberapa pihak, dan yang harus
tercakup didalamnya adalah asesor dan peserta/peserta sertifikasi. Sedangkan pihak
lainnya yang terlibat dapat mencakup :
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 41
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
bagian sertifikasi LSP
personil TUK
lead asesor kompetensi
manager/supervisor
teknisi/tenaga ahli
koordinator pelatihan
Klarifikasi dengan pihak-pihak yang terlibat mengenai peran dan tanggung jawabnya
masing-masing harus dilakukan untuk memastikan bahwa mereka memahami, mendukung
serta memberikan persetujuan terhadap perencanaan yang sudah disiapkan.
Adapun cara untuk mengklarifikasi pihak-pihak yang terlibat adalah :
1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam asesmen
2. Menjelaskan dan mendiskusikan peran dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
proses asesmen
2.7. Menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana asesmen
Langkah berikutnya adalah menentukan waktu pelaksanaan asesmen. Ada dua hal yang
perlu ditentukan mengenai waktu pelaksanaan ini, yaitu kapan akan dilaksanakan (periode
waktu/hari dan tanggal) serta berapa lama pelaksanaannya (jangka waktu). Hal ini penting
untuk ditetapkan dan diinformasikan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung seperti
asesor dan peserta sertifikasi maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk bisa menjadwalkan
kegiatan asesmen ini pada agenda masing-masing sesuai dengan peluangt waktu yang
dimiliki.
Setelah mengkonfirmasikan perangkat dan metoda asesmen yang sesuai dan efektif,
sekarang anda siap untuk mendokumentasikan rencana asesmen. Rencana asesmen
biasanya dikembangkan sehubungan dengan setiap orang yang terlibat dalam proses
asesmen, seperti mereka mengidentifikasi langkah-langkah kunci dan tindakan-tindakan
yang perlu diambil.
Rencana asesmen anda akan memastikan setiap orang mengetahui apa yang akan terjadi
selama asesmen. Sebagai dokumen perencanaan yang lengkap, rencana asesmen
seharusnya mencakup :
tujuan asesmen;
konteks asesmen;
42 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
acuan pembanding asesmen;
seluruh informasi dan dokumentasi asesmen yang relevan;
daftar personal yang terlibat dalam proses asesmen;
perangkat dan metoda asesmen yang dinominasikan;
setiap kemungkinan untuk mengintegrasikan unit-unit kompetensi yang terkait dalam
proses asesmen;
persyaratan-persyaratan laporan K3;
setiap bahaya-bahaya K3 yang teridentifikasi;
setiap sumber-sumber fisik dan materi yang dipersyaratkan;
setiap kebutuhan khusus asesmen;
pengaturan organisasi untuk asesmen
sebuah outline tahapan asesmen, jangka waktu dan target tanggal; dan
prosedur asesmen mandiri Peserta sertifikasi.
Adapun cara untuk menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana
asesmen adalah :
1. Merencanakan jadwal asesmen yang mencakup hari, tanggal, waktu dan durasi asesmen
2. Mengkonfirmasikan jadwal asesmen dengan pihak-pihak yang terlibat
3. Mendokumentasikan rencana asesmen dengan pengisian bagian 2 pada form
perencanaan dan pengorganisasian asesmen
2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen
Setelah semua informasi dalam rencana asesmen didokumentasikan maka langkah
selanjutnya adalah mengkonfirmasikan rencana asesmen tersebut dengan personil yang
relevan.
Personil yang harus dikonfirmasikan terkait dengan rencana asesmen adalah :
 manager/kepala bagian sertifikasi LSP
 lead asesor kompetensi
 tim asesor
 kepala/koordinator TUK
 manager/supervisor perusahaan (TUK Mandiri)
Adapun cara mengkonfirmasikan rencana asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi personil relevan yang akan dimintakan konfirmasinya
2. Menjelaskan dan mendiskusikan rencana asesmen dengan personil relevan yang sudah
ditentukan
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 43
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Aktifitas Elemen 2 :
 Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)
 Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek)
1.1 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan acuan
pembanding (benchmark) asesmen;
1.2 Jelaskan bagaimana cara memaparkan semua komponen
standar kompetensi;
1.3 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan dokumen
terkait;
1.4 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan metoda dan
perangkat asesmen;
1.5 Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi bahan dan
sumber daya fisik;
1.6 Jelaskan bagaimana cara mengklarifikasi peran dan
tanggungjawab orang yang terlibat
1.7 Jelaskan bagaimana cara menentukan waktu dan
mendokumentasikan rencana asesmen;
1.8 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan rencana
asemen.
1.1 Lakukan interpretasi acuan pembanding (benchmark)
asesmen;
1.2 lakukan pemaparan semua komponen standar
kompetensi;
1.3 lakukan interpretasi dokumen terkait;
1.4 Lakukan konfirmasi metoda dan perangkat asesmen;
terkait ?
44 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
………………………
 Aktifitas 5
………………………
2. Mempersiapkan Rencana Asesmen(pada bagian ini kalau lebih dari 2 unit sisipkan sesuai dengan jumlah unit
kompetensi)
Kode Unit :
Judul Unit :
ELEMEN :
Kriteria Unjuk Kerja
Bukti-bukti Jenis
Bukti
(L,TL,T)
Metode dan Perangkat Asesmen
Ceklis (CL), CLP : Verifikasi Portofolio, VPK: Verifikasi
Pihak Ketiga, DPL: Daftar Pertanyaan Lisan, DPT: Daftar
Pertanyaan Tertulis, SK : Studi Kasus, PW: Pertanyaan
Wawancara)
Observasi
Demonstrasi
Verifikasi
PortoFolio
Verifikasi
PihakKetiga
TesLisan
TesTertulis
Wawancara
Studi
Kasus
Lainnya………..
CL CL
PL
PT
Catatan : *) L = Buklti langsung, TL = Bukti tidak langsung, T = Bukti tambahan
1.5 Lakukan identifikasi bahan dan sumber daya fisik;
1.6 Lakukan klarifikasi peran dan tanggungjawab terhadap
orang yang terlibat
1.7 Lakukan penentuan waktu dan pendokumentasian
rencana asesmen;
1.8 Konfirmasikan rencana asemen.
Lakukan latihan penugasan dengan mengisi formulir
FR-MMA Bagian 2
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 45
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Pemenuhan terhadap seluruh bagian
unit standar kompetensi :
(bila tersedia)
Batasan Variabel Panduan Asesmen
Ya Ya
Peran dan tanggung jawab Tim/Personil terkait: *) Khusus persetujuan Peserta sertifikasi dapat dilakukan pada saat
Konsultasi Pra Uji dan ditanda tangani pada formulir khusus persetujuan rencana asesmen.
Nama Jabatan/pekerjaan Peran dan tanggung jawab dalam
asesmen
Paraf/tanggal
Sumber Daya Fisik/
Material
Demonstrasi :
Tes Lisan :
Metode lain yang dipilih :
Jangka dan periode
waktu asesmen
Tanggal Asesmen :
Durasi per metode :
1. Observasi Demonstrasi : ...... menit (Pk ..... s/d Pk ..........)
2. Tes Lisan : ................... menit (Pk..... s/d Pk ..... )
3. Metode lain yang dipilih
Lokasi asesmen
Merencanakan dan
Mengorganisasikan
Asesmen
1. Menentukan
pendekatanases
men
2. Mempersiapkan
rencana
asesmen/RPL
4.
Mengorganisasikan
asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi
dan meninjau
rencana asesmen
46 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
ELEMEN3 :
Kontekstualisasi dan pengkajian rencana asesmen
Kewajiban asesor dalam hal “contextualise” ini dikemukan dalam KUK 3.2 untuk kemudian
hasilnya diaplikasikan sebagaimana dikemukakan KUK 3.3 dan KUK 3.5. Pada bagian ini akan
dijelaskan bagaimana sesorang asesor melakukan kontekstualisasi pada perencanaan
asesmen.
3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Peserta
sertifikasi
Setelah mempersiapkan rencana asesmen, anda perlu untuk mempertimbangkan
karakteristik peserta sertifikasi. Jika anda bekerja pada organisasi yang besar, anda
seharusnya mendiskusikan kebutuhan peserta sertifikasi dengan lead assessor atau ketua
bidang/manager sertifikasi anda. Jika anda bekerja pada organisasi yang lebih kecil, anda
dapat melaksanakannya sendirian. Setelah mengidentifikasi kebutuhan spesifik setiap
peserta sertifikasi, anda boleh melakukan penyesuaian yang beralasan terhadap perangkat
dan metoda asesmen.
Pada topik pembelajaran sebelumnya, disampaikan bahwa asesmen harus fleksibel dan
adil. Salah satu cara terbaik untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen adalah
menggunakan metoda dan perangkat yang sesuai dengan karakteristik peserta sertifikasi
anda, termasuk:
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempersiapkan rencana asesmen, sekarang anda perlu
mengkontekstualisasi dan mengkajinya, hal ini mencakup :
3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik
Peserta sertifikasi;
3.2. Mengkontekstualkan acuan pembanding asesmen;
3.3. Mengkaji metode dan perangkat asesmen;
3.4. Mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan;
3.5. Meng-update/memperbaharui rencana asesmen; dan
3.6. Menyimpan dan menelusuri rencana asesmen.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 47
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
tingkat pengalaman kerja mereka;
tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya;
tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung mereka;
setiap ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen mereka;
setiap perbedaan pada kemajuan belajar mereka;
kepercayaan dan spiritual mereka;
latarbelakang budaya, imej dan persepsi mereka; dan
usia dan jenis kelamin mereka.
Anda dapat secara beralasan menyesuaikan metoda dan perangkat asesmen dalam
merespon karakteristik Peserta sertifikasi anda, dan penyesuaian meliputi:
melakukan perhitungan terhadap persyaratan bahasa, baca tulis dan berhitung mereka;
menyediakan dukungan pelayanan pribadi (pembaca, penterjemah);
menggunakan teknologi adaptif atau peralatan khusus;
menjadwalkan sesi asesmen yang fleksibel untuk kelonggaran karena kelelahan atau
kesehatan;
menyediakan material asesmen dalam berbagai format;
membuat penyesuaian terhadap lingkungan fisik atau tempat;
mempertimbangkan usia, jenis kelamin, budaya, tradisi dan kepercayaan;
mengatur anggota dari komunitas mereka untuk hadir dalam asesmen; dan
memperbaiki metoda dan perangkat asesmen yang diusulkan.
Gunakan template berikut ini untuk mengidentifikasi karakteristik peserta sertifikasi anda
dan menentukan penyesuaianyang beralasan yang boleh dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mereka.Sementara metoda dan perangkat asesmen mungkin secara beralasan
disesuaikan, mereka harus terus memelihara integritas acuan pembanding asesmen dan
memenuhi penerapan yang seimbang dari prinsip-prinsip asesmen dan aturan bukti.
48 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Tabel karakteristik dan penyesuaian yang beralasan.
Karakteristik Peserta sertifikasi dan Penyesuaian yang Beralasan
karakteristik Isu Potensial Rentang kemungkinan metoda dan perangkat
Rendahnya
kemampuan baca
tulis atau
berhitung
Menulis,
Membaca,
Perhitungan
Keyakinan
Asesmen verbal menggunakan pertanyaan-
pertanyaan pra penetapan (hal ini dapat dicatat atau
seseorang yang lain dapat menjadi juru tulis)
Presentasi dan demonstrasi dapat digunakan
daripada tulisan
Gunakan diagram-diagram dan bentuk-bentuk visual
ketika melakukan pertanyaan, atau bagi Peserta
sertifikasi untuk menjelaskan jawaban-jawaban
Orang-orang yang
bahasa utamanya
bukan bahasa
Inggris
Menulis,
Membaca,
Berbicara
Keyakinan
Budaya dan
perbedaan agama
Demonstrasi
Penggunaan diagram
Hasil produksi
Mengorganisasikan waktu asesmen yang sesuai
dengan Peserta sertifikasi untuk beribadah atau
jadwal ulang terhadap kegiatan-kegiatan khusus
keagamaan
Peserta sertifikasi
dengan kecacatan
Berbicara
Membaca
Menulis
Pergerakan
Pendengaran
Daftar cek observasi menggunakan teknologi adaptif
seperti halnya Braile untuk orang yang tidak dapat
melihat.
Memberikan pertanyaan dan mendapatkan bantuan
dari penterjemah untuk orang yang mengalami
gangguan pendengaran
Menggunakan penterjemah, pembaca, attendant
career atau scribe untuk menuliskan jawaban-
jawaban
Observasi terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan
pada peralatan atau lingkungan yang telah
disesuaikan
Peserta sertifikasi
dengan usia lanjut
Perbedaan usia
dengan asesor
Keyakinan
Keterbatasan
teknologi
Gunakan studi kasus daripada permainan peran
dimana beberapa Peserta sertifikasi merasa tidak
nyaman
Memastikan ukuran huruf tidak terlalu kecil pada
petunjuk-petunjuk untuk Peserta sertifikasi
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 49
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
kesehatan Kelelahan
Lemahnya
konsentrasi
Efek-efek medis
Tugas-tugas asesmen yang lebih pendek
diperbolehkan
Instruksi-instruksi spesifik pada proyek yang dapat
dilakukan pada berbagai tingkatan
Memperbolehkan periode waktu yang lebih panjang
untuk menyelesaikan tugas
Menggunakan juru tulis atau perekam audio
Jenis kelamin Budaya kerja untuk
wanita yang bekerja
pada perdagangan
non tradisional
Perbedaan jenis
kelamin asesor
Menggunakan asesor yang berjenis kelamin sama
(jika sesuai)
Memastikan perangkat asesmen agar tidak spesifik
pada jenis kelamin tertentu pada isinya
Peserta sertifikasi
dengan tingkat
pendidikan
rendah
Membaca
Menulis
Berhitung
Keterbatasan
keterampilan belajar
keyakinan
Periksa jika bahasa, membaca atau berhitung
mungkin berdampak kepada asesmen
Demonstrasi dan pertanyaan lisan, mungkin
merekam jawaban-jawaban atau menggunakan juru
tulis
Membacakan setiap informasi tertulis kepada
Peserta sertifikasi atau menggunakan gambar-
gambar untuk instruksi Gunakan tugas-tugas
asesmen singkat
Peserta sertifikasi
yang saat ini
dikembalikan
menjadi tenaga
kerja
keyakinan Memastikan Peserta sertifikasi memahami prosedur
di tempat kerja, termasuk K3
Jika mendemonstrasikan ditempat kerja, tentukan
waktu ketika tidak terlalu banyak orang disekitarnya
Tanggungjawab
keluarga
Persyaratan
menjaga untuk
anggota keluarga
Memastikan waktu dan tempat asesmen tidak
bentrok dengan tanggungjawab menjaga
Adapun cara untuk mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan
spesifik peserta adalah :
1. Mengidentifikasi kebutuhan khusus peserta pada saat pendaftaran atau pada aktifitas
konsultasi pra asesmen.
2. Melakukan penyesuaian yang beralasan terhadap metode dan perangkat asesmen
sesuai dengan kebutuhan peserta (bisa mengacu ke tabel karakteristik).
50 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
3. Memastikan penyesuaian yang dilakukan tetap memelihara integritas acuan
pembanding dan memenuhi prinsip-prinsip asesmen dan aturan bukti.
3.2. Kontekstualisasi acuan pembanding asesmen
Anda mungkin menemukan situasi dimana unit-unit kompetensi yang anda identifikasi
sebagai acuan pembanding tidak secara penuh mencerminkan lingkungan kerja asesmen
yang sudah anda rencanakan. Dengan merubah kalimat pada beberapa bagian unit, anda
dapat secara lebih baik merefleksikan lingkungan kerja untuk asesmen. Hal ini dikenal
sebagai kontekstualisasi suatu unit kompetensi, dan hal ini harus dikerjakan sejalan
pedoman kontekstualisasi yang diatur oleh departemen terkait.
Pedoman kontekstualisasi dapat anda temukan pada training paket yang anda gunakan.
Kontekstualisasi dapat hanya melibatkan penyediaan Informasi tambahan pada batasan
variabel dan panduan penilaian, dan perubahan ini harus tidak mengurangi keluasan unit,
mengurangi portabilitas atau membatasi penggunaannya.
Pedoman kontekstualisasi
Unit-unit dapat dikontekstualisasi untuk mengakomodasi persyaratan spesifik industri.
Sementara hasil-hasil yang dimaksudkan dari unit dipelihara, penyesuaian dan modifikasi
dapat dibuat dengan menambahkan detail pada unit untuk memenuhi konteks spesifik
pekerjaan pada industri. Kontekstualisasi harus dibuat hanya ketika dibutuhkan, dan
seharusnya menyediakan informasi tambahan yang relevan untuk :
batasan variabel (sepanjang perubahan tidak mengurangi keluasan aplikasi kompetensi
atau mengurangi portabilitasnya), yang mencakup konteks variabel, peralatan dan
perlengkapan, peraturan serta norma dan standar dan/atau
panduan penilaian, terdiri dari aspek-aspek kritis asesmen atau sumber-sumber spesifik
asesmen.
Batasan variabel pada standar ini mengemukakan bahwa kontekstualisasi berarti:
Mengubah susunan kata beberapa bagian komponen suatu standar kompetensi untuk
merefleksikan lingkungan operasional asesmen yang ada.
Untuk memahami maksud kata-kata di atas, kita perlu memahami bahwa konteks asesmen/
RPL diantaranya:
Bagian dari proses pendaftaran
Lingkungan dimana proses asesmen/RPL dilakukan, termasuk bekerja secara langsung/
simulasi.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 51
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Kesempatan unutk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi
Hubungan antara standar komptensi dan bukti untuk mendukung rekognisi pembelajaran
lampau.
Seseorang yang melaksanakan asesmen/RPL
Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar
Pengaturan hubungan kerjasama
Periode waktu selama pelaksanaan asesmen
Pembagian pembiyaan, bila ada
Mekanisme penjaminan mutu
Gambaran konteks di atas memberikan kesempatan bagi para asesor untuk
mengembangkan perencanaan asesmen yang lebih relevan kepada peserta sertifikasi.
Yang perlu di ingat adalah selalu mengikuti skema sertifikasi.
Adapun cara untuk mengkontekstualisasikan acuan pembanding adalah :
1. Mengidentifikasi kondisi tempat kerja terkini yang mencakup regulasi, perkembangan
sistem dan teknologi (termasuk peralatan dan perlengkapan) serta standar yang belum
tercakup pada unit kompetensi.
2. Menetapkan penyesuaian yang diperlukan pada unit, khususnya pada bagian batasan
variabel dan panduan penilaian.
Contoh aplikasi:
KODE UNIT : IMG.PA02.001.01
JUDUL UNIT
DESKRIPSI UNIT
:
:
Mempersiapkan Operasi Kran Mobil s/d 25 Ton
Unit ini kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton
BATASAN VARIABEL
1. Unit ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengidentifikasi hasil
pemeriksaan rutin yang digunakan untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton.
2. Perlengkapan untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton, mencakup :
52 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
2.1 Tool set, Alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu safety, kacamata, pakaian
kerja)
2.2 SOP dan manual operasi.
3. Tugas untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton, meliputi :
3.1. Melakukan pemeriksaan rutin sebelum mengoperasi Kran Mobil.
3.2. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan rutin Kran Mobil.
4. Peraturan untuk melaksanakan unit ini meliputi :
4.1. Undang-Undang tentang K3.
4.2. Kebijakan dan tata tertib perusahaan tentang K3.
Langkah-langkah Kontekstualisasi Batasan Variabel :
Kontekstualisasi untuk :
4. Peraturan untuk melaksanakan unit ini meliputi :
4.1. Undang-Undang tentang K3.
bukanlah mengcopy paste tetapi dengan menuliskan (sebagai contoh, khusus untuk point
4.1 saja):
Dalam rangka pelakasanaan asesmen digunakan Undang-undang tentang K3:
Daftar Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)
Undang Undang No 23 Tahun 1948 tentang Pengawasan Perburuhan
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 03 Tahun 1992 : Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Apa yang kita lakukan di atas termasuk dalam kegiatan : menyesuaikan perencanaan
asesmen dengan mempertimbangkan batasan variabel yang merefleksikan lingkungan
operasional dimana asesmen tersebut akan dilaksanakan. Pastikan kepada peserta
sertifikasi dan pihak-pihak yang terlibat bahwa kontekstualisasi yang asesor lakukan sudah
sesuai dengan pekerjaan peserta sertifikasi.
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 53
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
KONTEKSTUALISASI
3.3. Pengkajian perangkat dan metode asesmen
Setelah membuat kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik peserta sertifikasi dan
menyeseuaikan acuan pembanding asesmen untuk merefleksikan lingkungan kerja dimana
asesmen akan dilakukan, sekarang anda perlu untuk menyesuaikan metoda dan perangkat
asesmen untuk memastikan bahwa perangkat dan metode:
mencakup unit-unit yang dikontekstualisasi
membolehkan penyesuaian beralasan yang diidentifikasi untuk Peserta sertifikasi
menggabungkan aktifitas asesmen terintegrasi; dan
memiliki kapasitas untuk mendukung proses RCC.
Daftar cek berikut ini menyediakan beberapa pertanyaan yang dapat anda gunakan untuk
melihat apakah metoda dan perangkat asesmen yang anda sesuaikan memenuhi prinsip-
prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti.
Batasan Variabel
Lingkungan Kerja
Skema Sertifikasi
Asesmen/ Rekognisi
Pembelajaran lampau
54 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
3.3. Memeriksa metoda dan perangkat asesmen yang dipilih (sesuai/tidak sesuai) dengan skema
sertifikasi
Bila diperlukan penyesuaian Metode dan perangkat
asesmen dipertimbangkan terhadap :
Catatan
(Tuliskan bila ada penyesuaian)
Berbagai kontekstualisasi Standar Kompetensi
Penyesuaian yang beralasan
Kegiatan asesmen terintegrasi
Kapasitas untuk mendukung RPL
Adapun cara untuk mengkaji metode dan perangkat asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi penyesuaian/kelonggaran yang dilakukan terhadap peserta yang
memiliki kebutuhan spesifik
2. Mengidentifikasi penyesuaian unit-unit kompetensi khususnya pada batasan variabel
dan panduan penilaian terhadap lingkungan kerja asesmen
3. Melakukan penyesuaian terhadap metode dan perangkat asesmen berdasarkan hasil
kontekstualisasi peserta dan unit kompetensi
3.4. Mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan
Penyesuaian yang dilakukan terhadap perangkat asesmen harus tetap mengacu dan
memenuhi spesifikasi standar kompetensi yang menjadi acuan pembanding asesmen. Hal
ini sesuai dengan penerapan aturan bukti dan prinsip asesmen yang terkait dengan
validitas, dimana keutuhan dari unit kompetensi tetap harus dipertahankan dan dipastikan
untuk mendapatkan hasil pengumpulan bukti yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Spesifikasi standar kompetensi mencakup semua bagian dari format standard kompetensi
yang berlaku, baik itu SKKNI, Standar Internasional maupun Standar Khusus.
3.4. Meninjau Perangkat asesmen yang disesuaikan
terhadap spesifikasi standar kompetensi (Ya/Tidak)
Catatan
(Tuliskan bila ada)
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 55
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Adapun cara untuk mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan adalah sebagai berikut
:
1. Mengkaji perangkat asesmen yang telah dilakukan penyesuaian
2. Memastikan bahwa spesifikasi standar kompetensi masih terpenuhi sesuai dengan
penerapan validitas pada prinsip asesmen dan aturan bukti
3.5. Memperbaharui rencana asesmen
Setelah mengkaji rencana asesmen anda, sekarang anda perlu untuk meng-update-nya
untuk memastikan hal itu merefleksikan setiap kebutuhan kontekstualisasi yang ada,
setiap perubahan persyaratan organisasi dan setiap perubahan dalam merespon
pelaksanaan asesmen. Anda juga perlu untuk menyimpan rencana asesmen anda sesuai
dengan kebijakan dan prosedur LSP anda, yang meliputi :
akses dan proses penyesuaian beralasan;
pengaturan kerjasama;
persyaratan kerahasiaan dan pribadi;
persyaratan legal (termasuk anti diskriminasi);
keterkaitan dengan sistem dan proses sumber daya manusia/hubungan industri;
keterkaitan dengan keseluruhan sistem manajemen mutu;
pengaturan saling pengakuan;
kode-kode praktek industri yang relevan;
laporan, rekaman dan sistem pembukaan kembali untuk asesmen (RCC); dan
proses validasi, evaluasi dan audit internal.
Adapun cara untuk memperbaharui perencanaan asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi metode dan perangkat asesmen yang telah disesuaikan berdasarkan
kebutuhan spesifik peserta dan kontekstualisasi unit standar kompetensi.
2. Memasukkan hasil penyesuaian metode dan perangkat asesmen kedalam
perencanaan asesmen.
Gunakan tabel berikut ini untuk mendokumentasikan bidang-bidang dimana anda dapat
meningkatkan proses perencanaan asesmen. Hal ini akan memastikan anda mengadopsi
pendekatan peningkatan berkelanjutan untuk aktifitas asesmen dimasa mendatang.
56 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
REKAMAN UPDATE RENCANA ASESMEN
3.6. Menyimpan dan menelusuri rencana asesmen
Rencana asesmen yang sudah didokumentasikan haruslah disimpan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang berlaku di LSP, TUK maupun tempat relevan
lainnya serta dapat ditelusuri dan diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka penggunaan maupun kaji ulang rencana asesmen dalam rangka perbaikan atau
penyesuaian.
Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang dimaksud dapat meliputi :
seleksi peserta sertifikasi
alasan dan tujuan asesmen berbasis kompetensi
rekaman asesmen/manajemen data/manajemen informasi
pengakuan kompetensi terkini/pengakuan terhadap pembelajaran sebelumnya
kebutuhan asesor, kualifikasi, pemeliharaan keterkinian kompetensi
prosedur pelaporan asesmen
banding asesmen
keluhan / pengaduan-pengaduan peserta sertifikasi
validasi
evaluasi / internal audit
biaya-biaya / penggunaan jasa pihak ketiga
akses dan kesetaraan/penyesuaian yang beralasan
pengaturan kemitraan
kaitan dengan sumber daya manusia atau sistem hubungan industrial
kaitan dengan sistim manajemen mutu secara keseluruhan
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 57
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Adapun cara untuk menyimpan dan menelusuri rencana asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi rencana asesmen yang telah diperbaharui/di-update
2. Mendokumentasikan hasil pembaharuan rencana asesmen sesuai dengan prosedur
yang berlaku di LSP.
Aktifitas Elemen 3 :
 Aktifitas 1 (Menjawab Pertanyaan)

 Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek)
1.1 Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi/
1.2 mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik
Asesi !
1.3 Jelaskan bagaimana cara mengkontekstualisasi acuan
pembanding asesmen !
1.4 Jelaskan bagaimana cara meninjau perangkat asesmen
yang disesuaikan !
1.5 Jelaskan bagaimana cara meng-update/memperbaharui
rencana asesmen !
1.6 Jelaskan bagaimana cara menyimpan dan menelusuri
rencana asesmen !
2.1. Lakukan identifikasi/klarifikasi kelonggaran terhadap
kebutuhan spesifik Asesi !
2.2. Lakukan kontekstualisasi acuan pembanding asesmen !
2.3. Lakukan pemeriksaan metoda dan perangkat asesmen !
58 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
 Aktifitas 5
………………………
 Aktifitas 3
3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen :
3.1. Karakteristik peserta sertifikasi: Penyesuaian kebutuhan spesifik peserta sertifikasi:
3.2. Kontekstualisasi
standar kompetensi
terhadap tempat kerja :
(untuk mengakomodasi
persyaratan spesifik
tempat kerja, pada
batasan variabel dan
pedoman bukti)
Pada batasan variabel :
Diisi dengan penyesuaian yang diperlukan terhadap isi batasan variabel, diantaranya:
1. Kontek variabel
2. Peralatan dan Perlengkapan
3. Peraturan yang diperlukan
4. Norma dan Standar
Apabila tidak ada kontekstualisasi maka diisi "sesuai dengan standar kompetensi"
Pada panduan penilaian :
Diisi dengan penyesuaian yang diperlukan terhadap isi batasan variabel, diantaranya:
1. Konteks Penilaian
2. Persyaratan kompetensi
3. Pengetahuan dan Ketrampilan
4. Sikap Kerja
5. Aspek Kritis
Apabila tidak ada kontekstualisasi maka diisi "sesuai dengan standar kompetensi"
3.3. Memeriksa metoda dan perangkat asesmen yang dipilih (sesuai/tidak sesuai) dengan skema sertifikasi
2.3.Lakukan peninjauan perangkat asesmen yang disesuaikan !
2.4.Lakukan update/perbaharui rencana asesmen !
2.5.Lakukan penyimpanan dan penelusuran rencana asesmen !
Lakukan penugasan/praktek dengan mengisi formulir FR-
MMA bagian 3
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 59
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Bila diperlukan penyesuaian Metode dan perangkat asesmen
dipertimbangkan terhadap :
Catatan
(Tuliskan bila ada penyesuaian)
Berbagai kontekstualisasi Standar Kompetensi
Penyesuaian yang beralasan
Kegiatan asesmen terintegrasi
Kapasitas untuk mendukung RPL
3.4. Meninjau Perangkat asesmen yang disesuaikan terhadap
spesifikasi standar kompetensi (Ya/Tidak)
Catatan
(Tuliskan bila ada penyesuaian)
ELEMEN 4
Mengorganisasikan asesmen
Merencanakan dan
Mengorganisasikan
Asesmen
1. Menentuka
n pendekatan
asesmen
2. Mempersiapkan
rencana
asesmen/RPL
4.
Mengorganisasikan
asesmen/RPL
3. Kontekstualisasi
dan meninjau
rencana asesmen
60 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
4.1. Mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik
Informasi mengenai kebutuhan bahan dan sumber daya fisik sudah ditetapkan pada
perencanaan asesmen seperti yang tercantum pada form FR.POA.01. Pihak-pihak yang
terlibat, seperti asesor, personil TUK, manager/supervisor dan pihak lainnya diharapkan
dapat menyiapkan dan mengatur ketersediaan bahan dan sumber daya fisik tersebut
sebelum asesmen dilaksanakan dalam rangka mendukung kelancaran dan keberhasilan
proses asesmen.
Berdasarkan konteks asesmen, mungkin anda perlu mendapatkan bahan dan sumber daya
tertentu untuk proses asesmen, dan hal ini dapat mempengaruhi jadwal waktu yang
dibutuhkan untuk mengumpulkan bukti. Anda perlu mempertimbangkan hal-hal seperti
transportasi, akses terhadap teknologi, ketersediaan peralatan, penyesuaian fisik terhadap
lingkungan dan sumber-sumber asesmen.
Bahan-bahan dan sumber daya yang anda atur untuk asesmen harus sesuai dengan
seluruh persyaratan K3 dan tidak meningkatkan biaya asesmen.
Adapun cara untuk mengatur bahan dan sumber daya fisik adalah :
1. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk proses asesmen
seperti yang tercantum pada form POA.01 bagian 2.
2. Mengatur penggunaan bahan dan sumber daya fisik berdasarkan metode asesmen
yang digunakan
3. Memastikan bahan dan sumber daya fisik tersedia dan dalam kondisi siap untuk
digunakan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengkontekstualisasi dan mengkaji rencana asesmen, sekarang anda
perlu untuk mengorganisasikan pengaturan asesmen, dan hal ini akan mencakup :
4.1. Mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik;
4.2. Mengatur dukungan tenaga ahli;
4.3. Mengorganisasikan peran dan tanggungjawab orang yang terlibat
4.4. Menetapkan strategi komunikasi yang efektif;
4.5. Mengkonfirmasikan penyimpanan rekaman dan laporan asesmen
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 61
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
PENGATURAN BAHAN DAN SUMBERDAYA FISIK
No. BAHAN DAN SUMBERDAYA FISIK STATUS KET.
1.
2.
3.
4.
5.
4.2. Mengatur dukungan tenaga ahli/spesialis
Setelah mengatur bahan-bahan dan sumber daya fisik yang digutuhkan, anda juga perlu
untuk mengorganisasikan dan mengatur dukungan spesialis yang dibutuhkan dalam proses
asesmen, termasuk:
masukan dari lead assessor dan tim asesmen;
masukan dari pengembang kebijakan dan para ahli keselamatan;
masukan dari otoritas regulasi;
bantuan dari pihak ketiga;
dukungan untuk mengendalikan atau mengisolasi peserta sertifikasi dan asesor; dan
pengembangan aktifitas asesmen online.
Ketika pengaturan untuk proses RPL identik terhadap jalur belajar dan asesmen tersebut,
ada beberapa perbedaan yang penting. Jika anda telah menetapkan bahwa proses RPL
lebih cocok untuk Peserta sertifikasi tertentu, anda perlu untuk :
menjelaskan dan mengklarifikasi proses RPL;
mengidentifikasi dan menginterpretasi acuan pembanding asesmen;
menjelaskan tipe bukti yang dipersyaratkan oleh acuan pembanding;
menyediakan peluang up-front dan asesmen mandiri terhadap acuan pembanding;
Adapun cara untuk mengatur dukungan spesialis adalah :
1. Mengidentifikasi kemungkinan adanya kebutuhan tenaga ahli/spesialis dalam proses
asesmen
62 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
2. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan tenaga ahli terkait mengenai bentuk dan
pengaturan dukungan yang diperlukan.
4.3. Mengorganisasikan peran dan tanggungjawab personil
Peran dan tanggung jawab personil telah ditentukan, diklarifikasi dan disetujui oleh seluruh
personil yang terlibat seperti yang telah dilakukan pada elemen 2 unit ini. Untuk selanjutnya
adalah mengorganisasikan mereka untuk bekerja sesuai dengan peran dan
tanggungjawabnya masing-masing mulai dari proses persiapan, pelaksanaan dan setelah
selesai pelaksanaan asesmen. Pengorganisasian tersebut dapat mencakup pengaturan
kegiatan lead asesor/asesor, peserta sertifikasi, pihak TUK, pihak
industri/perusahaan/organisasi serta pihak relevan lainnya. Pengaturan terhadap personil
terkait sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya tersebut adalah agar terjadi
kerjasama dan koordinasi yang optimal selama proses asesmen berlangsung.
Adapun cara untuk mengorganisasikan personil adalah :
1. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab setiap personil yang terlibat dalam proses
asesmen
2. Mengatur penerapan peran dan tanggung jawab setiap personil
3. Menjelaskan dan mendiskusikan pengaturan peran tanggung jawab tehadap setiap
personil
Form berikut ini dapat membantu pengorganisasian personil yang terlibat dalam proses
asesmen :
Nama personil/pihak Ringkasan peran dan
tanggung jawab
Pengaturan Hasil
4.4. Menetapkan strategi komunikasi efektif
Dalam mengorganisasikan seluruh personil yang terlibat diperlukan suatu koordinasi
diantara mereka dengan menerapkan strategi komunikasi yang efektif. Hal ini diperlukan
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 63
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
untuk mendorong terjadinya arus komunikasi yang teratur dan didapatkannya umpan balik
dari setiap pihak untuk mengoptimalkan proses dan hasil asesmen.
Strategi komunikasi yang efektif dapat mencakup :
 wawancara, baik secara berhadapan ataupun melalui telepon
 email, memo, korespondensi
 rapat koordinasi
 video conferencing/koordinasi berbasis elektronik
 diskusi
 fokus grup
Adapun cara untuk menetapkan strategi komunikasi yang efektif adalah :
1. Mengidentifikasi berbagai strategi komunikasi yang dapat diterapkan dalam proses
asesmen (sebelum, selama dan setelah proses asesmen)
2. Menggunakan strategi komunikasi yang tepat untuk berkomunikasi dengan setiap
personil yang terlibat
3. Mengatur strategi komunikasi yang tepat antar personil yang terlibat
Form berikut ini dapat digunakan untuk menentukan dan menerapkan strategi komunikasi yang
efektif :
Nama personil/pihak Jenis komunikasi yang
digunakan
Hasil
4.5. Mengkonfirmasi penyimpanan rekaman dan laporan asesmen
Rekaman asesmen serta laporan asesmen merupakan dokumen yang penting dalam
sistem asesmen dan sertifikasi kompetensi, terutama sebagai acuan dalam pengambilan
keputusan sertifikasi oleh LSP serta ketelurusan terhadap setiap kegiatan asesmen yang
tellah dilaksanakan. Rekaman asesmen juga merupakan hal yang konfidensial, dimana
hanya pihak-pihak tertentu yang dapat mengaksesnya sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
64 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Dengan demikian mengkonfirmasikan bahwa rekaman dan laporan asesmen telah
ditangani dan disimpan dengan baik dan aman harus dipastikan telah dilakukan oleh
petugas yang ditunjuk oleh pihak LSP.
Adapun cara untuk mengkonfirmasi penyimpanan rekaman dan laporan asesmen adalah :
1. Mengidentifikasi setiap rekaman dan laporan asesmen yang perlu disimpan/
didokumentasikan oleh LSP.
2. Mengkonfirmasikan dengan pihak terkait di LSP bahwa rekaman dan laporan asesmen
telah disimpan/didokumentasikan di LSP sesuai dengan prosedur yang berlaku
Aktifitas Elemen 4 :
 Aktifitas 1 (Menjawab Pertanyaan)
 Aktifitas 2 (Latihan Penugasan/Praktek)
1.1 Jelaskan bagaimana cara mengatur persyaratan bahan dan
sumberdaya fisik !
1.2 Jelaskan bagaimana cara mengatur dukungan tenaga ahli !
1.3 Jelaskan bagaimana cara mengorganisasikan peran dan
tanggungjawab orang yang terlibat !
1.4 Jelaskan bagaimana cara menetapkan strategi komunikasi
yang efektif !
1.5 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan
penyimpanan rekaman dan laporan asesmen !
2.1 Jelaskan bagaimana cara mengatur persyaratan bahan dan
sumberdaya fisik !
2.2 Jelaskan bagaimana cara mengatur dukungan tenaga ahli !
2.3 Jelaskan bagaimana cara mengorganisasikan peran dan
tanggungjawab orang yang terlibat !
2.4 Jelaskan bagaimana cara menetapkan strategi komunikasi
yang efektif !
2.5 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan
penyimpanan rekaman dan laporan asesmen !
M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 65
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
 Aktifitas 3
 Aktifitas 5
………………………
4. Mengorganisasikan asesmen :
4.1. Pengaturan sumber
daya asesmen
Sumber daya Asesmen : Diuraikan pengaturan sumber daya yang dibutuhkan dalam
proses asesmen
4.2. Pengaturan dukungan
spesialis
4.3. Pengorganisasian
personil yang terlibat
Personil :
•
•
•
•
4.4. Strategi Komunikasi dengan Personil terkait (pilih yang sesuai)
Wawancara, baik secara berhadapan maupun melalui telepon
Email, memo, korespondensi
Rapat
Video Conference/Pembelajaran Berbasis Elektronik
Fokus Group
4.5. Penyimpanan
Rekaman Asesmen
dan Pelaporan
Mengacu pada SOP tentang penyimpanan di LSP, misalnya : seluruh rekaman asesmen
diserahkan kepada Bagian Sertifikasi pada LSP
Lakukan penugasan/praktek dengan mengisisi form MMA
Bagian 4
66 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N
PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
Konfirmasi rencana asesmen dengan pihak yang relevan :
Nama Jabatan Paraf/Tanggal
Manager Sertifikasi/Direktur LSP
Pejabat dari peserta sertifikasi (Lemdiklat,
Perusahaan/Instansi)
PRA-ASESMEN
Pra-Asesmen adalah proses rutin dalam mengases pengetahuan dan keterampilan Peserta
sertifikasi terhadap acuan pembanding sebelumnya untuk masuk kedalam jalur belajar dan
asesmen atau proses RPL. Ini merupakan langkah yang penting dalam mengorganisasikan
sebuah proses asesmen, hal ini untuk memastikan sumber-sumber anda dan kontribusi finansial
dari Peserta sertifikasi secara efektif dan efisien. Anda dapat menggunakan asesmen up-front
untuk :
merencanakan asesmen untuk Peserta sertifikasi individual maupun grup;
memastikan Peserta sertifikasi mencari keuntungan dengan mengikuti proses RPL formal;
mengumpulkan bukti untuk mendukung klaim Peserta sertifikasi untuk RPL;
menetapkan apakah Peserta sertifikasi memerlukan dukungan kebutuhan khusus;
memastikanPeserta sertifikasi menerima pelayanan asesmen dan dukungan yang
memenuhi kebutuhan mereka.
Asesmen up-front adalah sebuah langkah sebelum proses RPL formal. Ini adalah dimana anda
mengumpulkan informasi mengenai pembelajaran formal, non-formal dan informal sebelumnya
dari Peserta sertifikasi, dan mendorong mereka untuk mencari pengakuan melalui RPL.
Sebagai hasilnya anda dapat menggunakan asesmen up-front sebagai langkah awal untuk
mengumpulkan bukti kedepan, dan tabel berikut ini secara garis besar menunjukkan beberapa
tipe bukti yang tidak tercakup.
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015
01 modul-mma-2015

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-temanna #LABEDDU
 
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-temanna #LABEDDU
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-temanna #LABEDDU
 
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatan
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatanDasar 2021 10 standar kompetensi jabatan
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatanAgung Dewantoro
 
laporan latihan industri
laporan latihan industrilaporan latihan industri
laporan latihan industriPKB -> USIM
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiandirmt71
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmFORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmGunawan Wicaksono
 
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060DaniFauzun
 
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--temanna #LABEDDU
 
Fyp REPORT
Fyp REPORTFyp REPORT
Fyp REPORTAam Crew
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...Gunawan Wicaksono
 
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSA
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSANoviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSA
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSAnovi yudin
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMFORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMGunawan Wicaksono
 
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMForum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMGunawan Wicaksono
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapRaden Arum Setia Priadi
 
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 

Mais procurados (20)

Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
 
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
Agenda iii pkp-modul manajemen mutu-
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
 
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatan
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatanDasar 2021 10 standar kompetensi jabatan
Dasar 2021 10 standar kompetensi jabatan
 
Metode Penulisan Modul
Metode Penulisan ModulMetode Penulisan Modul
Metode Penulisan Modul
 
Arah kebijakan pembinaan wi
Arah kebijakan pembinaan wiArah kebijakan pembinaan wi
Arah kebijakan pembinaan wi
 
laporan latihan industri
laporan latihan industrilaporan latihan industri
laporan latihan industri
 
Bab i, ii, iii
Bab i, ii, iiiBab i, ii, iii
Bab i, ii, iii
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdmFORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-manajer_pengelolaan_sdm
 
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
 
Manajemen Risiko level-1
Manajemen Risiko level-1Manajemen Risiko level-1
Manajemen Risiko level-1
 
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
 
Fyp REPORT
Fyp REPORTFyp REPORT
Fyp REPORT
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
FORUM SDM BALI - LSP MSDM INDONESIA - skema sertifikasi-supervisor_pengelolaa...
 
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSA
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSANoviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSA
Noviyudin MAKALAH MSDM strategik STIE BINA BANGSA
 
PPT EP kelompok 12
PPT EP kelompok 12PPT EP kelompok 12
PPT EP kelompok 12
 
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDMFORUM SDM BALI - LSP MSDM   APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
FORUM SDM BALI - LSP MSDM APL-02 Asesmen Mandiri - SUPERVISOR SDM
 
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDMForum SDM BALI - LSP MSDM   APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
Forum SDM BALI - LSP MSDM APLl-02 Asesmen Mandiri - MANAGER SDM
 
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkapPanduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
Panduan kerja-praktek-teknik-mesin-universitas-lampung-lengkap
 
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 

Semelhante a 01 modul-mma-2015

01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdfssusera21c35
 
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924UFDK
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdfIRWANHERYK
 
Modul Askom juli rev akhir juli 2020
Modul Askom juli rev akhir juli 2020Modul Askom juli rev akhir juli 2020
Modul Askom juli rev akhir juli 2020UFDK
 
Modul Askom rcc
Modul Askom rccModul Askom rcc
Modul Askom rccUFDK
 
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaian
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaianOto.sm01.017.01 merencanakan penilaian
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaianrifa tika
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfarwanengineering
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfyuliyuliani25
 
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaStandar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaNoersal Samad
 
Modul Monitoring dan Evaluasi
Modul Monitoring dan EvaluasiModul Monitoring dan Evaluasi
Modul Monitoring dan EvaluasiMAHMUN SYARIF
 
MANAJEMEN PELATIHAN.pdf
MANAJEMEN PELATIHAN.pdfMANAJEMEN PELATIHAN.pdf
MANAJEMEN PELATIHAN.pdfDiniNurazijah1
 
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umumModul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umumDhiangga Jauhary
 
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-4126261
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanserabutan
 
Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPKacung Abdullah
 
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringanFathurrahman Abakar
 

Semelhante a 01 modul-mma-2015 (20)

01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
01. MODUL P.040-2015-Rev02.pdf
 
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
BNSP Modul Pelatihan Asesor Kompetensi f 18 mar 0924
 
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
01. Kebijakan Sistem Sertifikasi Nasional NEW (1).pdf
 
Modul Askom juli rev akhir juli 2020
Modul Askom juli rev akhir juli 2020Modul Askom juli rev akhir juli 2020
Modul Askom juli rev akhir juli 2020
 
Modul Askom rcc
Modul Askom rccModul Askom rcc
Modul Askom rcc
 
Modul Askom .pdf
Modul Askom .pdfModul Askom .pdf
Modul Askom .pdf
 
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaian
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaianOto.sm01.017.01 merencanakan penilaian
Oto.sm01.017.01 merencanakan penilaian
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
 
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdfSKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
SKKNI 2015-108 Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung.pdf
 
Okpr10 020 b
Okpr10 020 bOkpr10 020 b
Okpr10 020 b
 
SKKNI 2015-109.pdf
SKKNI 2015-109.pdfSKKNI 2015-109.pdf
SKKNI 2015-109.pdf
 
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesiaStandar kompetensi kerja nasional indonesia
Standar kompetensi kerja nasional indonesia
 
Modul Monitoring dan Evaluasi
Modul Monitoring dan EvaluasiModul Monitoring dan Evaluasi
Modul Monitoring dan Evaluasi
 
MANAJEMEN PELATIHAN.pdf
MANAJEMEN PELATIHAN.pdfMANAJEMEN PELATIHAN.pdf
MANAJEMEN PELATIHAN.pdf
 
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umumModul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
 
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41
365105692 panduan-erapor-smk-v3-0-5-11-2017-11-41
 
Skkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatanSkkni 2007 keoerawatan
Skkni 2007 keoerawatan
 
MRP Bugis Makasar.pdf
MRP Bugis Makasar.pdfMRP Bugis Makasar.pdf
MRP Bugis Makasar.pdf
 
Presentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSPPresentasi Pembentukan LSP
Presentasi Pembentukan LSP
 
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan16 kkni ii teknik kendaraan ringan
16 kkni ii teknik kendaraan ringan
 

Mais de Wahyu Haryadi

Permendikbud 73-tahun-2013
Permendikbud 73-tahun-2013Permendikbud 73-tahun-2013
Permendikbud 73-tahun-2013Wahyu Haryadi
 
Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018Wahyu Haryadi
 
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_peruma
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_perumaContoh proposal bisnis_plan_untuk_peruma
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_perumaWahyu Haryadi
 

Mais de Wahyu Haryadi (8)

Skkni 2016 039
Skkni 2016 039Skkni 2016 039
Skkni 2016 039
 
Skkni 2016 038
Skkni 2016 038Skkni 2016 038
Skkni 2016 038
 
Skkni 2016 105
Skkni 2016 105Skkni 2016 105
Skkni 2016 105
 
Permendikbud 73-tahun-2013
Permendikbud 73-tahun-2013Permendikbud 73-tahun-2013
Permendikbud 73-tahun-2013
 
Skkni 2017 232 octg
Skkni 2017 232 octgSkkni 2017 232 octg
Skkni 2017 232 octg
 
Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018
 
Excell dan access
Excell dan accessExcell dan access
Excell dan access
 
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_peruma
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_perumaContoh proposal bisnis_plan_untuk_peruma
Contoh proposal bisnis_plan_untuk_peruma
 

Último

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 

Último (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

01 modul-mma-2015

  • 1. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 1 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Hak Cipta © 2015 pada Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi Dilindungi Undang-Undang Disklaimer: Buku ini merupakan modul peserta yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka Pelatihan Asesor Kompetensi. Modul peserta ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Badan Nasional Serifikasi dan Profesi, dan dipergunakan dalam pelaksanaan pelatihan asesor kompetensi. Modul ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Badan Nasional Sertifikasi Profesi Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen Badan Nasional Sertifikasi Profesi.-- Edisi Revisi Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi, 2015. viii, ….. hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk Pelatihan Asesor Kompetensi ISBN ……………………………….. 1. Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen I. Judul II. Badan Nasional Sertifikasi dan Profesi XXX.X Kontributor Naskah : Endang Irwansyah, Nes Yendri, Irwan Penelaah : Surono, Hendra Pribadi, Inez Mutiara Tedjosumirat Penyelia : Asrizal Tatang Penerbitan : Instruksional Desainer : Nur Uswatun Hasanah Cetakan Ke-1, 2015 Disusun dengan huruf Arial, 11 Pt MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
  • 2. 2 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya modul pelatihan berbasis kompetensi unit kompetensi MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN untuk tenaga skema sertifikasi asesor yang akan digunakan untuk melatih calon asesor sesuai dengan modul yang telah ditetapkan. Tenaga-tenaga tersebut diharapkan mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing. Penyusunan modul ini dilaksanakan dalam rangka harmonisasi dengan negara-negara mitra bisnis Indonesia dan dilakukan melalui workshop Master Asesor, uji coba dan validasi oleh Pleno BNSP. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini, terutama kepada tim Master Asesor. Kami menyadari bahwa modul ini masih belum sempurna. Kami sangat menghargai apabila ada masukan untuk penyempurnaannya, yang selalu akan dikaji ulang secara periodik. Akhir kata, diharapkan modul ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kredibilitas asesor kompetensi dan dapat turut serta membangun kompetensi bangsa dengan kompeten. Jakarta, Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
  • 3. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 3 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3 Pendahuluan ............................................................................................................................... 5 Acuan Normatif.................................................................................................................. 6 Definisi ............................................................................................................................. 6 Persyaratan Dasar .......................................................................................................... 10 Mengidentifikasi gambaran umum tentang asesmen kompetensi.................................... 10 STANDAR KOMPETENSI ......................................................................................................... 18 Elemen1 : Menentukan Pendekatan Asesmen ............................................................................21 Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..30 Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..30 Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..31 Elemen 2 : Mempersiapkan Rencana Asesmen ........................................................................ 32 Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..43 Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..43 Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..44 Elemen 3 : Kontekstualisasi ....................................................................................................... 46 Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..57 Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..57 Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..58 Elemen 4 : Mengorganisasikan Asesmen ................................................................................. 59 Aktifitas 1 ………………………………………………………………………………………………..60 Aktifitas 2 ………………………………………………………………………………………………..64 Aktifitas 3 ………………………………………………………………………………………………..65
  • 4. 4 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Pra Asesmen ............................................................................................................................ 66 Asesmen Mandiri............................................................................................................. 68 Kisi-kisi Peta Kompetensi .......................................................................................................... 71 Lampiran ................................................................................................................................... 78
  • 5. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 5 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI PENDAHULUAN 1.1. Umum. Unit kompetensi ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan mengorganisasikan proses asesmen dalam penerapan sistem asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga memperlihatkan cara mengases kompetensi terhadap seorang peserta sertifikasi dan juga cara memilih dan menetapkan alat/perangkat asesmen yang dibutuhkan. Unit ini juga berisikan kompetensi dalam merencanakan proses asesmen serta pengorganisasiannya sedemikian rupa agar asesmen dapat dilaksanakan dengan efektif. Aspek kritis pada unit ini adalah pengembangan suatu rencana asesmen yang akan digunakan sebagai panduan oleh asesor dalam pelaksanaan asesmen berbasis kompetensi. Unit ini juga mencakup kontekstualisasi acuan pembanding asesmen serta penetapan perangkat asesmen yang sesuai dengan lingkungan dimana asesmen akan dilaksanakan serta pengorganisasian personil, bahan serta sumber daya fisik yang diperlukan dalam proses asesmen. Perencanaan asesmen ini berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tanggungjawab asesor maupun personil terkait lainnya dalam melaksanakan langkah- langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan asesmen terhadap peserta. Kompetensi ini digunakan untuk perencanaan dan pengorganisasian suatu proses asesmen, termasuk asesmen bagi seorang atau lebih peserta sertifikasi terhadap satu atau lebih unit standar kompetensi. Kompetensi ini dapat diaplikasikan pada konteks sebuah strategi asesmen dimana seluruh dokumen-dokumen kerangka kerja untuk asesmen ditujukan pada suatu level kualifikasi. Pada konteks ini, rencana asesmen perlu ditambah dengan detail tentang pengaturan organisasi yang spesifik untuk asesmenpada unit/unit-unit kompetensi. Asesor juga harus berpartisipasi dalam validasi asesmen. 1.2. Ruang Lingkup. Ruang lingkup modul pelatihan ini mencakupi persyaratan dasar penggunaan pedoman ini, topik pembelajaran dan asesmen. Unit ini merupakan bagian dari klaster dari skema sertifikasi asesmen kompetensi.
  • 6. 6 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Modul ini merupakan pedoman bagi lembaga pendidikan dan pelatihan, para pelatih, para master asesor dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pelatihan asesor kompetensi menuju registrasi asesor BNSP. ACUAN FORMATIF a. Pedoman BNSP 301. Pedoman Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Profesi b. TAAASS401C-2008. Merencanakan dan Mengorganisasikan asesmen. (terlampir). DEFINISI 1. Sertifikasi kompetensi kerja Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus. 2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Standar kompetensi kerja internasional Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional 4. Standar kompetensi kerja khusus Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan 5. Profesi Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012 6. Proses sertifikasi Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8), yang mencakup pendaftaran, penilaian, keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (3.10) maupun logo atau penanda (mark).
  • 7. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 7 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 7. Skema sertifikasi Paket kompetensi (3.11) dan persyaratan spesifik (lihat 8.3 dan 8.4) yang berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang. 8. Persyaratan Sertifikasi Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi. 9. Pemilik skema Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi (3.7). Catatan: Organisasi tersebut adalah lembaga sertifikasi profesi itu sendiri, lembaga pemerintah, atau lainnya. 10. Sertifikat Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi (3.8). Catatan: Lihat 9.4.7 11. Kompetensi Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Catatan: untuk Pedoman ini yang dimaksudkan dengan kompetensi adalah kompetensi kerja, dan merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam UU No.13 Tahun 2003. 12. Kualifikasi Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012 13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden RI No.8 Tahun 2012 14. Asesmen Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
  • 8. 8 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 15. Uji kompetensi Tatacara yang merupakan bagian dari asesmen (3.14) untuk mengukur kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7). 16. Penguji kompetensi atau asesor kompetensi Orang yang mempunyai kompetensi (3.11) dan mendapatkan penugasan resmi untuk melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional. 17. Penyelia uji kompetensi Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan administrasi atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan proses penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi. 18. Personil Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan kegiatan sertifikasi untuk lembaga tersebut. 19. Pemohon sertifikasi Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6). 20. Peserta sertifikasi Pemohon sertifikasi (3.19) yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima mengikuti proses sertifikasi (3.6) 21. Ketidakberpihakan Perwujudan atau bentuk dari objektivitas. Catatan 1: Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik kepentingan tidak terjadi, atau dapat diselesaikan, agar tidak menyebabkan pengaruh yang merugikan terhadap kegiatan sertifikasi. Catatan 2: Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan unsur ketidakberpihakan adalah: kemandirian, bebas dari benturan kepentingan, bebas dari bias, lack of prejudice, kenetralan, keadilan, keterbukaan berpikir, even handedness, detachment, keseimbangan. 22. Keadilan Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta sertifikasi (3.20) dalam proses sertifikasi (3.6). 23. Validitas Bukti bahwa asesmen (3.14) telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam skema sertifikasi (3.7).
  • 9. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 9 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 24. Keandalan Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi (3.15) konsisten untuk uji kompetensi yang dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor kompetensi (3.16) yang berbeda. 25. Banding Permintaan oleh pemohon sertifikasi (3.19), peserta sertifikasi (3.20), atau pemegang sertifikat untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh lembaga sertifikasi profesi terkait dengan status sertifikasi yang mereka harapkan. 26. Keluhan Pernyataan ketidakpuasan, selain banding (3.25), oleh individu atau organisasi terhadap lembaga sertifikasi profesi berkaitan dengan hal-hal yang diharapkan dari kegiatan lembaga sertifikasi profesi, atau pemegang sertifikat. 27. Pemangku kepentingan Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang sertifikat atau lembaga sertifikasi profesi. Contoh: pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang sertifikat, pimpinan dari pemegang sertifikat, konsumen, pemerintah. Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak. 28. Penilikan atau surveilan Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang sertifikat untuk memastikan kepatuhannya terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman, standar atau skema sertifikasi. 29. Asesor kompetensi adalah seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai ujian 30. Peserta asesmen kompetensi adalah pemohon yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi. 31. Proses sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang. 32. Sistem sertifikasi adalahkumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat kompetensi termasuk pemeliharaannya. 33. Surveillance adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi personil untuk tetap menjamin kompetensinya selama memegang sertifikat kompetensi.
  • 10. 10 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI PERSYARATAN DASAR a. Kelembagaan pelatihan Kelembagaan pendidikan dan pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan untuk skema sertifikasi asesmen kompetensi khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan asesmen seharusnya adalah lembaga pendidikan/pelatihan yang telah diakreditasi oleh lembaga akreditasi pendidikan dan pelatihan dengan ruang lingkup sesuai dengan unit kompetensi tersebut. b. Pelatih Pelatih dalam pelaksanaan pelatihan untuk skema sertifikasi asesmen kompetensi khususnya unit merencanakan dan mengorganisasikan asesmen harus pelatih bersertifikat kompetensi dengan kualifikasi Master Asesor dan/atau pelatih berbasis kompetensi dengan ruang lingkup skema sertifikasi asesmen kompetensi. Untuk menggunakan modul ini pelatih harus kompeten dan mengembangkan klaster kompetensi mengembangkan lingkungan pembelajaran, klaster disain program pelatihan dan pengembangan penyampaian dan fasilitasi program pelatihan. c. Peserta Peserta pelatihan pada skema sertifikasi klaster asesmen kompetensi ini adalah personil yang telah mempunyai kualifikasi atau kompetensi bidang tertentu yang menjadi ruang lingkup kompetensi yang akan diases. MENGIDENTIFIKASI GAMBARAN UMUM TENTANG ASESMEN KOMPETENSI. a. Gambaran umum asesmen. Gambaran umum dalam sistem asesmen dapat digambarkan dibawah ini dimana konsep asesmen direfleksikan dalam unit-unit kompetensi yang terkait. Dalam panduan ini kita hanya akan membahas unit kompetensi merencanakan dan mengorganisasikan asesmen b. Siklus asesmen. Proses asesmen merupakan siklus yang tidak terputus yang mencakupi: pesiapan, perencanaan, pelaksanaan, perekaman, pelaporan dan review suatu asesmen. Setiap tahap proses ini merupakan komponen kritis dalam sistem asesmen secara luas. Gambar dibawah menunjukkan delapan step dalam siklus asesmen
  • 11. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 11 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Siklus Asesmen 1.Mengembangkan Kontek asesmen 2.Mempersiapkan peserta 3.Merencanakan pengumpulan bukti 4.Mengumpulkan bukti dan mengambil keputusan 5. Memberikan umpan balik 6.Merekam dan melaporkan temuan 7.Review proses asesmen 8.Mendukung proses banding
  • 12. 12 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI c. Asesmen berbasis kompetensi Asesmen berbasis kompetensi adalah proses pengumpulan bukti dan membuat keputusan apakah seorang Peserta sertifikasi mencapai atau tidak kompetensinya berdasarkan kriteria dalam persyaratan atau standar asesmen, hal ini karena Peserta sertifikasi sedang diases berdasarkan kriteria tetap atau acuan (benchmark) yang ditetapkan, seperti unit kompetensi. Hal ini berbeda dengan asesmen berdasarkan norma (norm referenced assessment), dimana unjuk kerja Peserta sertifikasi dibandingkan, diases, dan diranking terhadap unjuk kerja Peserta sertifikasi lainnya. Secara asesmen berbasis kompetensi dapat digambarkan seperti dibawah ini. d. Asesmen dalam Sistem sertifikasi kompetensi nasional. Asesmen kompetensi dapat dilakukan untuk berbagai tujuan seperti dalam pendidikan berbasis kompetensi, pemastian dan pemeliharaan kompetensi dalam industri, serta asesmen dalam rangka sertifikasi kompetensi. Pada bahasan ini akan difokuskan pada asesmen dalam rangka sistem sertifikasi kompetensi nasional, yang mencakupi sislatkernas, sistem sertifikasi kompetensi, ketelusuran sistem sertifikasi, skema sertifikasi dan skema generik uji kompetensi.
  • 13. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 13 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI KLASIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 VET Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja untuk Sektor dan atau profesi tertentu Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja terhadap SDM Lembaga Induknya dan SDM jejaring kerja nya Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja terhadap SDM Lembaga Induknya Memastikan dan Memelihara Kompetensi Kerja terhadap Peserta didiknya berbasis kompetensi dan SDM mitra Iinduknya L i s e n s i S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i
  • 14. 14 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
  • 15. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 15 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI SERTIFIKASI DAN KETELUSURAN KESESUAIAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PP, ISO 17024, PEDOMAN BNSP LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEDOMAN BNSP, ISO 17024 Lisensi  LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65PESERTA UJI KOMPETENSI SKKNI Sertifikasi LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROTAP BNSP …., ISO GUIDE 65 verifikasi TEMPAT UJI KOMPETENSI PEDOMAN BNSP, QMS Asesor Lisensi ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011 Pedoman BNSP 201 : 2014 Asesor Kompetensi SKKNI ASESMEN Pedoman BNSP Kementerian/ Lembaga Pembinaan Koordinasi Harmonization On Conformity Assessment And Its Traceability ASEAN RECOGNISE ACCREDITATIONORGANISATION International Labour Organization ILO: Guidelines On Competency StandardAnd Certification Development Regional Mutual Recognition Arrangement on Competency Standardization and Certification Accreditation Authority Give accreditation to Vocational Education and training organisations ISO 17011 + Technical regulations Personel Certification Bodies Certify personel ILO-CBA, ISO 17024 + technical regulations PERSONEL (have an assurance) STANDARDS OF COMPETENCE (RMCS) Vocational Education and Training Bodies ILO- CBT+ technical regulations Accreditation/Certification Authority Give accreditation to Certtification organisations ISO 17011 + technical regulations International Organization For Standardization (ISO): Standard For QMS
  • 16. 16 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI JENIS-JENIS SKEMA SERTIFIKASI Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional Skema Sertifikasi berdasar Paket Kompetensi (cluster)
  • 17. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 17 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI
  • 18. 18 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Standar Kompetensi: Merencanakan dan MengorganisasikanAsesmen P.854900.041.01 Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen Deskripsi Unit Unit ini memberikan spesifikasi persyaratan kompetensi untuk merencanakan dan mengorganisasikan proses asesmen, mencakupi RCC & RPL dalam sistem asesmen berbasis kompetensi. Keterangan Unit ini menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk merencanakan dan menyusun proses asesmen dalam sistem asesmen berbasis kompetensi. Elemen Kriteria Kinerja 1. Menentukan pendekatan asesmen 1.1. Peserta sertifikasi diidentifikasi/dikonfirmasi, kemudian tujuan dan konteks asesmen/RPL ditetapkan/dikonfirmasi kepada orang yang relevan sesuai dengan persyaratan hukum/organisasi/etika 1.2. Keputusan jalur asesmen dibuat, apakah asesmen dilakukan melalui RPL, jalur pembelajaran dan asesmen atau pendekatan kombinasi 1.3. Strategi asesmen diakses dan bila perlu digunakan untuk memandu pengembangan rencana asesmen 1.4. Acuan pembanding asesmen/RPL diidentifikasi/dikonfirmasi dan diakses 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 2.1. Acuan pembanding asesmen diinterpretasi guna menentukan bukti dan jenis-jenis bukti yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi sesuai dengan aturan-aturan bukti 2.2. Apabila standar kompetensi digunakan sebagai acuan pembanding, semua komponen standar kompetensi dipaparkan untuk menetapkan dan mendokumentasikan bukti yang akan dikumpulkan 2.3. Setiap dokumen terkait untuk mendukung perencanaan proses asesmen diperoleh dan diinterpretasikan 2.4. Metode asesmen/RPL dan perangkat asesmen dipilih/dikonfirmasi berdasarkan bukti yang akan dikumpulkan untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen 2.5. Bahan dan sumber daya fisik spesifik yang diperlukan dalam pengumpulan bukti diidentifikasi dan didokumentasi
  • 19. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 19 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Elemen Kriteria Kinerja 2.6. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses asesmen diklarifikasi, dimintakan persetujuan dan didokumentasikan 2.7. Jangka waktu dan periode waktu pengumpulan bukti ditentukan dan semua informasi yang akan dimasukkan ke dalam rencana asesmen didokumentasikan. 2.8. Rencana asesmen dikonfirmasi dengan personel yang relevan 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen 3.1. Karakteristik peserta sertifikasi dan setiap kelonggaran yang diperlukan untuk penyesuaian yang wajar dan/atau kebutuhan- kebutuhan spesifik diidentifikasi/diklarifikasi dengan orang yang relevan, dan kemudian didokumentasikan 3.2. Bila diperlukan, standar-standar kompetensi dikontekstualisasikan, untuk mencerminkan lingkungan tempat pelaksanaan asesmen, sesuai dengan panduan kontekstualisasi 3.3. Metode dan perangkat asesmen yang dipilih diperiksa, bila perlu disesuaikan guna menjamin penerapan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan:  berbagai kontekstualisasi standar kompetensi  penyesuaian yang beralasan  kegiatan asesmen terintegrasi  kapasitas untuk mendukung RPL 3.4. Perangkat asesmen yang disesuaikan ditinjau untuk memastikan bahwa spesifikasi standar kompetensi masih dapat terpenuhi 3.5. Rencana asesmen diperbaharui, sebagaimana diperlukan, untuk merefleksikan kebutuhan kontekstualisasi yang sedang berjalan, perubahan dalam persyaratan sumberdaya organisasi atau perubahan dalam merespon pelaksanaan asesmen 3.6. Rencana asesmen disimpan dan ditelusuri sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen maupun persyaratan hukum/organisasi/etika 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 4.1. Persyaratan bahan dan kebutuhan sumber daya fisik yang telah teridentifikasi diatur sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen maupun persyaratan hukum/ organisasi/etika 4.2. Bila diperlukan, dukungan spesialis apapun yang dibutuhkan untuk asesmen diorganisasikan dan diatur sesuai dengan persyaratan hukum/organisasi/etika
  • 20. 20 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Elemen Kriteria Kinerja 4.3. Peran dan tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam proses asesmen diorganisasikan 4.4. Strategi komunikasi efektif dengan orang yang terlibat dalam proses asesmen ditetapkan guna mendorong terjadinya arus komunikasi yang teratur dan didapatkannya umpan balik 4.5. Penyimpanan rekaman asesmen dan pelaporannya dikonfirmasi PETA UNIT KOMPETENSI MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN 1. Menentukan pendekatan asesmen 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen MERENCANAKAN DAN MENGORGANISASIKAN ASESMEN 1. Menentukan pendekatan asesmen 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen
  • 21. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 21 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Elemen 1 : Menentukan pendekatan asesmen 1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen Ketika anda merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengkonfirmasi siapa pemohon sertifikasi/peserta yang akan diases. Identifikasi terhadap peserta sertifikasi dilakukan tidak sebatas pada identitasnya saja tetapi juga terhadap potensi yang dikumpulkan oleh peserta sertifikasi sebagai acuan awal dalam menentukan pendekatan metode asesmen yang akan dilakukan. Selanjutnya merupakan hal penting bahwa anda memahami tujuan asesmen dan hal ini harus dikonfirmasikan kepada semua orang yang terlibat dalam proses. Pada tahap akhir, anda harus mendiskusikan dan mengkonfirmasikan tujuan asesmen kepada peserta sertifikasi serta tim asesor yang terlibat didalam proses asesmen. Tujuan asesmen ini penting karena beberapa alasan. Hal ini akan mempengaruhi pilihan anda terhadap acuan pembanding (benchmark) asesmen, persiapan rencana asesmen dan cara bagaimana bukti dikumpulkan. Hal yang lebih penting lagi, tujuan asesmen (dan hasilnya) akan berdampak kepada setiap peserta sertifikasi yang terlibat didalam proses. Asesmen yang berhasil dapat mendorong peserta sertifikasi untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di tempat kerja serta memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi. Ketidak berhasilan asesmen dapat menyebabkan peserta sertifikasi tidak dapat memenuhi tanggungjawab mereka saat ini di tempat kerjadan oleh karena itu memerlukan pelatihan lanjut. Secara sederhana, tujuan suatu asesmen adalah alasan mengapa asesmen itu dilaksanakan dan banyak alasan lainnya, termasuk : TUJUAN PEMBELAJARAN Sebagai bagian dari kegiatan perencanaan dan pengorganisasian, anda akan memerlukan sebuah pendekatan untuk asesmen, dan hal ini mencakup : 1.1. Mengidentifikasi peserta sertifikasi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen; 1.2. Membuat keputusan jalur asesmen; 1.3. Mengakses strategi asesmen; dan 1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen.
  • 22. 22 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI pengakuan kompetensi terkini dari peserta sertifikasi; menentukan pencapaian kompetensi peserta sertifikasi terhadap pembelajaran yang diikuti; menentukan progres peserta sertifikasi terhadap pencapaian kompetensi; menentukan kebutuhan peserta sertifikasi terhadap bahasa, kemampuan baca tulis dan perhitungan; mensertifikasi kompetensi peserta sertifikasi melalui penerbitan sertifikat kompetensi; menetapkan progres peserta sertifikasi terhadap kualifikasi; menetapkan kebutuhan pelatihan peserta sertifikasi; mengukur kinerja pekerjaan Peserta sertifikasi; mengklasifikasi dan mendukung pengembangan karir karyawan; dan memenuhi persyaratan organisasi dan lingkungan kerja. Konteks suatu asesmen adalah lingkungan dimana hal itu akan dilakukan, baik yang akan dilakukan di tempat kerja maupun di suatu lingkungan yang disimulasikan. Sebagaimana halnya dengan tujuan asesmen, anda memerlukan diskusi dan konfirmasi konteks asesmen ini dengan setiap orang yang terlibat didalam proses. Konteks yang berbeda akan mempengaruhi pemilihan metoda asesmen, seperti dalam contoh berikut ini : Jika asesmen terjadi pada suatu organisasi pelatihan, seorang peserta sertifikasi harus diobservasi pada lingkungan yang disimulasikan Jika asesmen terjadi di tempat kerja, mungkin dipersyaratkan untuk melaksanakan asesmen diluar jam kerja normal, sehingga proses kerja yang ada tidak terganggu Jika anda bermaksud untuk melaksanakan tanya jawab di tempat kerja, anda perlu untuk mengatur tempat yang tenang dari proses kerja Jika anda bermaksud menggunakan laporan dari pihak ketiga, peserta sertifikasi anda akan membutuhkan akses ke pihak ketiga yang dapat mengevaluasi kinerja mereka berkaitan dengan acuan pembanding asesmen. Lingkungan yang disimulasikan. Asesmen pada lingkungan yang disimulasikan mungkin diperlukan karena : pekerjaan atau penempatan kerja yang sesuai tidak selalu tersedia untuk peserta sertifikasi; beberapa tempat kerja mungkin tidak membolehkan penerapan beberapa unit kompetensi; atau pelaksanaan asesmen di tempat kerja mungkin tidak dapat diterima oleh pemilik perusahaan.
  • 23. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 23 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Agar valid dan reliabel, lingkungan yang disimulasikan harus menyerupai situasi pekerjaan yang sebenarnya (dalam hal ini mereka harus menampilkan sedekat mungkin apa yang berlangsung di tempat kerja). Jika anda bermaksud menggunakan suatu lingkungan yang disimulasikan, anda harus memiliki pengalaman pada praktek di tempat kerja yang relevan dan terkini serta familier terhadap acuan pembanding asesmen di tempat kerja. Dalam memutuskan untuk menggunakan pendekatan simulasi, anda harus memastikan adanya peluang untuk : mengujikan peralatan secara menyeluruh; menggunakan peralatan dan perangkat lunak yang berlaku; merefleksikan tekanan dan batas waktu; menunjukkan kompleksitas dari pemenuhan multi tugas; melibatkan prioritas diantara tugas-tugas yang menantang; sesuai dengan keinginan pengguna (termasuk hal yang sulit); bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim; berkomunikasi dengan kelompok lain; menemukan, mendiskusikan dan menguji pemecahan terhadap masalah; mengeksplorasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja; jawaban berorientasi praktis serta pertanyaan-pertanyaan pengetahuan yang aplikatif; dan menunjukan level ekspresi tertulis dan verbal yang cukup terhadap persyaratan kerja Konteks asesmen digunakan juga untuk menggambarkan dan mendokumentasikan sejumlah faktor lain didalam asesmen proses, termasuk : pengaturan kerjasama; pendekatan yang terintegrasi terhadap asesmen (termasuk unit-unit kompetensi terkait); mekanisme jaminan mutu; pengalokasian biaya dan honor; proses enrolmen; periode waktu selama asesmen akan berlangsung; banyaknya kesempatan untuk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi; hubungan antara unit-unit kompetensi dan bukti untuk mendukung asesmen/rcc; hubungan antara unit-unit kompetensi dan aktifitas pembelajaran; hubungan antara unit-unit kompetensi dan tempat kerja Peserta sertifikasi; siapa yang secara aktual akan melaksanakan proses asesmen.
  • 24. 24 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Sementara ada hal-hal esensial yang anda konfirmasikan dengan peserta sertifikasi mengenai tujuan dan konteks asesmen, ada beberapa orang yang dapat anda ajak diskusi mengenai tujan dan konteks asesmen, termasuk : staf dari tempat kerja peserta sertifikasi (manager, supervisor, team leader); staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan); para pakar teknik dan tenaga ahli perwakilan karyawan dan pengusaha anggota asosiasi profesi Adapun cara untuk mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari form aplikasi permohonan sertifikasi yang diajukan peserta yang berisikan data-data peserta, tujuan asesmen serta konteks asesmen termasuk bukti-bukti yang dikumpulkan. 2. Mengakses dan mempelajari skema sertifikasi terkait 3. Mendiskusikan dan mengklarifikasi tujuan dan konteks asesmen dengan peserta, tim asesor dan pihak-pihak lain, termasuk : bagian sertifikasi LSP komite skema ketua/personil TUK staf dari tempat kerja asesi (manager, supervisor, team leader); staf dari tempat pelatihan (pelatih, koordinator pelatihan); para pakar teknik dan tenaga ahli Ketika anda mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, adalah penting bahwa mereka memenuhi persyaratan legal, organisasional dan etika. Gunakan daftar cek berikut ini untuk mendukung pendekatan anda.
  • 25. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 25 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 1.2. Menentukan jalur pendekatan asesmen Ketika merencanakan dan mengorganisasikan asesmen, perlu disadari bahwa pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai cara. Pembelajaran formal merupakan sebuah program terstruktur untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah, sementara pembelajaran non formal merupakan program terstruktur tetapi tidak untuk mencapai suatu kualifikasi atau penghargaan/ijazah. Pembelajaran informal adalah pengembangan keterampilan melalui pengalaman (termasuk pekerjaan terkait, sosial, keluarga, hobi atau kegiatan lainnya). Pada asesmen berbasis kompetensi, ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengases peserta sertifikasi : Jalur pembelajaran dan asesmen Proses RPL 1. Jalur pembelajaran dan asesmen melibatkan peserta sertifikasi yang diases sebagai bagian dari pembelajaran formal. Jika anda memutuskan pada pendekatan ini, anda akan menggunakan dua jenis kegiatan asesmen :
  • 26. 26 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Asesmen dalam proses pembelajaran Asesmen Formatif Dilakukan dalam periode belajar Asesmen Sumatif Untuk tujuan keputusan formal: Pada dasarnya merupakan kesimpulan dari seluruh asesmen formatif 2. RPL adalah proses untuk mengases peserta sertifikasi pada jalur pembelajaran formal, non formal dan informal untuk menentukan pengembangan terhadap mereka yang telah mencapai persyaratan acuan pembanding asesmen (tanpa perlu untuk mengikuti program pembelajaran). Sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan RPL pada sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan, termasuk : jalur asesmen; jalur pengakuan keterampilan; dan proses pengakuan kompetensi terkini Setelah mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen, anda perlu memutuskan yang mana asesmen akan dilakukan apakah melalui proses RPL, jalur pembelajaran dan asesmen atau kombinasi dari keduanya.
  • 27. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 27 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk membuat keputusan jalur asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari status peserta, apakah sebagai bagian dari pembelajaran atau bukan 2. Mengakses dan memverifikasi bukti-bukti yang diajukan peserta terhadap pencapaian aturan-aturan bukti. 1.3. Tujuan dan Jalur Asesmen Sementara anda perlu memastikan asesmen yang anda lakukan sesuai dengan strategi asesmen yang telah terdefinisi dengan jelas, anda tidak perlu untuk mengembangkan strategi asesmen. Pengembangan strategi asesmen terdapat pada unit kompetensi berikut ini : Bagaimanapun, anda perlu untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia untuk memandu pengembangan rencana asesmen anda. Sebuah strategi asesmen biasanya mengidentifikasi : acuan pembanding (benchmark) asesmen; pengaturan RPL (termasuk panduan kepada peserta sertifikasi bagaimana mengumpulkan bukti); metoda dan perangkat asesmen; pengaturan organisasional untuk asesmen (termasuk sumber daya manusia dan fisik, peran dan tanggung jawab serta pengaturan kerjasama); aturan pemaketan kualifikasi (termasuk usulan pemaketan unit-unit kedalam bentuk kualifikasi); pengaturan spesifik dari panduan paket pelatihan asesmen; dan mekanisme jaminan mutu (termasuk validasi) dan strategi manajemen risiko Adapun cara untuk mengakses strategi asesmen yang tersedia adalah : 1. Mengakses dan mempelajari perencanaan asesmen yang sudah tersedia (bila ada) 2. Mengakses acuan pembanding yang ditetapkan 3. Mengakses skema sertifikasi 1.4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen Setelah memiliki akses terhadap strategi asesmen, anda dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan acuan pembanding yang akan anda gunakan untuk mengembangkan rencana asesmen. Acuan pembanding asesmen adalah kriteria terhadap peserta sertifikasi yang diases (atau pembelajaran sebelumnya yang direkognisi).
  • 28. 28 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Pada sektor pendidikan dan pelatihan vokasi, sebagian besar acuan pemanding adalah unit-unit kompetensi. Pada lingkungan yang lain, acuan pembanding untuk asesmen dapat mencakupi : kriteria asesmen dari kurikulum kursus; kode-kode pelaksanaan/praktis; pedoman dan parameter kursus; persyaratan lisensi; level dan indikator sistem pelaporan nasional; peraturan, persyaratan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja; persyaratan organisasional prosedur operasi standar; dan spesifikasi kinerja dan produk Setiap unit kompetensi menggambarkan aktifitas kerja yang spesifik, kondisi-kondisi yang dikerjakan dan bukti yang mungkin dikumpulkan untuk menetapkan apakah kegiatan dilaksanakan dengan cara yang kompeten. Gunakan tabel berikut ini untuk mengklarifikasi bagian-bagian yang berbeda dari sebuah unit kompetensi. Tabel klarifikasi komponen-komponen unit kompetensi Apa yang anda butuhkan untuk mengetahui Aktifitas kerja Dimana informasi didapatkan? Apa Aktifitas kerjanya? Judul unit Apa cakupan Aktifitas kerjanya? Deskripsi unit Bagaimana unit diterapkan di tempat kerja? Aplikasi unit kompetensi Ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan Aktifitas pekerjaan? Elemen Level ketrampilan apa yang dibutuhkan? KUK Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan Aktifitas kerja Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan Kondisi atau persyaratan apa yang dibutuhkan untuk menjalankan Aktifitasnya Batasan variabel Bukti apa yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa seorang personil kompeten Aspek kritis Dimana seharusnya bukti kompetensi di kumpulkan dan apakah sumberdaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan bukti-bukti Konteks dan sumberdaya spesifik dari asesmen Metode asesmen yang seharusnya digunakan? Metode asesmen Apakah ada peluang untuk integrasi asesmen Informasi panduan penilaian
  • 29. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 29 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Asesmen terintegrasi Kompetensi individual jarang dilaksanakan di tempat kerja yang tertutup. Peran kerja yang khusus selalu melibatkan sejumlah tugas yang berhubungan, dan setiap pendekatan asesmen harus merefleksikan hal ini. Sering diistilahkan asesmen terintegrasi atau holistik, asesmen berkelanjutan dari beberapa unit terkait adalah aktifitas yang efektif, efisien dan otentik, karena : a) merefleksikan secara lebih dekat aktifitas pekerjaan sebenarnya; dan b) menghemat waktu, kertas kerja dan mengurangi biaya Asesmen terintegrasi mengkombinasikan pengetahuan, pengertian, pemecahan masalah, keterampilan teknik, sikap kerja dan etika kedalam satu aktifitas asesmen. Adalah penting untuk tidak membebani asesmen dengan terlalu banyak unit, sehingga Peserta sertifikasi memiliki kesulitan dalam melengkapi bukti dari setiap unitnya (dan anda akan mengalami kesulitan untuk memutuskan volume bukti). Tidak ada aturan yang tegas dan cepat terkait dengan asesmen terintegrasi, tapi direkomendasikan untuk tidak lebih dari empat atau lima unit yang diintegrasikan dalam satu aktifitas asesmen Asesmen terintegrasi harus direncanakan secara hati-hati, dan pada langkah awal adalah mengelompokkan unit-unit yang relevan. Informasi ini diidentifikasi dari setiap pedoman bukti, dimana unit-unit terkait sering direkomendasikan untuk asesmen terintegrasi. Bagaimanapun, anda tidak dibatasi oleh rekomendasi ini dan dapat mengelompokkan unit- unit untuk asesmen terintegrasi (mempersiapkan relevansi dan keterkaitan mereka terhadap tempat kerja dan peran kerja dalampertanyaan). Adapun cara untuk mengkonfirmasi acuan pembanding asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari daftar unit kompetensi yang diajukan oleh peserta dalam form aplikasi 2. Mengakses skema sertifikasi dan mengidentifikasi daftar unit kompetensi yang dipersyaratkan 3. Mengidentifikasi acuan pembanding lain, dapat mencakup standar/spesifikasi produk, standar kinerja, standar kurikulum/silabus dan lain-lain 4. Mengkonfirmasikan acuan pembanding dengan pihak terkait yang dapat mencakup peserta, tim asesor, LSP, TUK, komite skema dan lain-lain
  • 30. 30 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Aktifitas Elemen 1 :  Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)  Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek) Asesmen Elemen 1 : Lakukan latihan penugasan dengan mengisi form FR-MMA – Bagian 1! 1.1.Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi asesi dan mengkonfirmasikan tujuan dan konteks asesmen ! 1.2.Jelaskan bagaimana cara membuat keputusan jalur asesmen ! 1.3. Jelaskan bagaimana cara mengakses strategi asesmen ! 1.4. Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan acuan pembanding untuk asesmen ! 2.1. Lakukan identifikasi dan konfirmasi mengenai tujuan dan konteks asesmen 2.2. Tentukan keputusan jalur asesmen yang akan dipilih 2.3. Lakukan akses terhadap strategi asesmen yang ada 2.4. Konfirmasikan acuan pembanding asesmen
  • 31. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 31 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI FR.MMA Judul Skema Sertifikasi : Tanggal : No. Skema Sertifikasi : TUK : Sewaktu/Tempat Kerja/Mandiri*) *) coret yang tidak sesuai LSP : Tim/Nama Asesor : 1. Menentukan pendekatan asesmen 1.1. Nama Peserta sertifikasi (kelompok homogen) : Tujuan asesmen : Sertifikasi RCC RPL Pencapaian Proses pembelajaran Lainnya: ………………… Konteks asesmen : TUK simulasi/tempat kerja* dengan karakteristik produk/sistem/tempat kerja* 1.2. Pendekatan/Jalur asesmen : Mengikuti proses kerja ditempat kerja Proses pembelajaran (Sumatif dan formatif) Hasil akhir proses pelatihan. 1.3 Strategi asesmen : Mengikuti*: Benchmark asesmen (unit kompetensi) RPL arrangements Metode dan alat asesmen, Pengorganisasian asesmen, Aturan paket kualifikasi, Persyaratan khusus, Mekanisme jaminan mutu 1.4 Acuan pembanding/ benchmark : Standar kompetensi/standar produk/standar sistem/regulasi teknis/SOP: (tuliskan)
  • 32. 32 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI ELEMEN 2 : Mempersiapkan rencana asesmen 2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding asesmen Ketika mempersiapkan rencana asesmen, anda akan memerlukan acuan pembanding asesmen didepan anda. Setelah membacanya secara keseluruhan, anda harus TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menetapkan pendekatan asesmen, sekarang anda perlu mempersiapkan sebuah rencana asesmen, dan hal ini akan mencakup: 2.1. Menginterpretasikan acuan pembanding (benchmark) asesmen; 2.2. Memaparkan semua komponen standar kompetensi; 2.3. Menginterpretasikan dokumen terkait; 2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen; 2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik; 2.6. Mendokumentasikan rencana asesmen 2.7. Mengkonfirmasikan rencana asemen; dan 2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen 1. Menentukan pendekatanases men 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen
  • 33. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 33 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI memutuskan bukti yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap setiap pembanding. Dalam asesmen berbasis kompetensi, bukti adalah informasi, material dan produk yang mendukung klaim peserta sertifikasi untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan pembanding asesmen. Sementara ada tiga jenis utama bukti, terdapat banyak metoda pengumpulan bukti (metoda asesmen), dan setiap kombinasinya dapat digunakan. Asesor dan Peserta sertifikasi akan mengumpulkan bukti dari rentang sumber daya, dan hal ini seharusnya selalu berkaitan dengan pekerjaan Peserta sertifikasi pada saat ini maupun pekerjaan mendatang. Gunakan tabel berikut ini untuk membedakan tiga jenis bukti utama dan metoda-metoda yang digunakan untuk mengumpulkan bukti. TABEL TIPE BUKTI DAN METODE PENGUMPULAN BUKTI Jenis Bukti Metoda Pengumpulan Bukti (Asesmen) Bukti Langsung observasi aktifitas kerja dalam kondisi sebenarnya/kondisi kerja yang disimulasikan mengkaji hasil produksi dan proyek-proyek di tempat kerja Bukti Tidak Langsung mengkaji laporan pihak ketiga dari sejumlah sumber, termasuk : - pencapaian otentik sebelumnya - buku catatan kompetensi - diskusi dengan pengusaha, supervisor dan teman sekerja - bukti pelatihan - asesmen kinerja - surat referensi - laporan dari pengusaha, dan/atau supervisor - testimoni-testimoni - laporan-laporan kerja Bukti Tambahan mengkaji jawaban-jawaban pertanyaan lisan, tertulis pertanyaan yang diatur komputer, termasuk : - pertanyaan tertutup/terbuka - respon pertanyaan-pertanyaan tepilih (ketika Asesi memilih jawaban) - respon pertanyaan-pertanyaan terstruktur (ketika Asesi melengkapi jawaban)
  • 34. 34 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI - pertanyaan-pertanyaan wawancara - presentasi lisan - asesmen mandiri - ujian-ujian tertulis mengkaji dokumentasi detail pencapaian saat ini dan sebelumnya, termasuk: - bukti portofolio - deskripsi kerja - jurnal/log book (buku catatan harian) - dokumentasi pengakuan kompetensi terkini - dokumentasi pembelajaran sebelumnya - catatan-catatan pelatihan - histori kerja (contoh : CV) - catatan-catatan pekerjaan (job sheets) mengkaji foto-foto, video, dan catatan audio visual mengkaji proyek, penugasan, presentasi dan lembar kerja mengkaji latihan-latihan simulasi, studi kasus dan permainan peran Bukti yang anda identifikasi tersebut harus memenuhi aturan-aturan bukti. Aturan-aturan bukti memberikan pedoman pada pengumpulan bukti untuk memastikan bahwa bukti-bukti adalah valid, asli, terkini dan memadai.  Valid Semua bukti yang terkumpul memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan pembanding (benchmark).  Asli (Authentic) Bukti yang dikumpulkan adalah milik peserta sertifikasi.  Terkini (Current) Bukti yang terkumpul terkini.  Memadai (Sufficient) Semua bukti dinyatakan cukup memenuhi kriteria yang terdapat pada acuan pembanding (benchmark).
  • 35. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 35 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk menginterpretasikan acuan pembanding asesmen adalah : 1. Menyiapkan acuan pembanding yang sudah ditetapkan, mencakup : unit-unit kompetensi, SOP/prosedur kerja terkait, spesifikasi produk, standar kinerja dan lain-lain 2. Mendeskripsikan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk setiap KUK 3. Mengkaitkan bukti-bukti yang sudah disiapkan peserta dengan setiap KUK/Elemen 2.2. Memaparkan semua komponen unit kompetensi Asesmen yang anda rencanakan dan organisasikan harus diarahkan kepada acuan pembanding asesmen. Jika anda mengidentifikasi unit-unit kompetensi sebagai acuan pembanding, pendekatan asesmen anda harus merefleksikan seluruh bagian dari unit, termasuk : Deskripsi unit Elemen-elemen Kriteria unjuk kerja Batasan variabel, mencakup : - Konteks variable - Peralatan dan perlengkapan - Peraturan yang diperlukan - Norma dan standar Panduan penilaian, mencakup : - Konteks penilaian - Persyaratan kompetensi - Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan - sikap kerja yang diperlukan - Aspek kritis Dimensi kompetensi Unit kompetensi tidak satu dimensi tapi ada empat dimensi. Mereka diarahkan lebih kepada tugas-tugas kerja individu, karena mereka menggambarkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk berpartisipasi secara efektif di tempat kerja, dan ini termasuk kemampuan untuk mentransfer dan mengaplikasikan kepada situasi yang baru. Untuk memastikan asesmen anda memenuhi dimensi kompetensi, anda perlu memastikan setiap Peserta sertifikasi dapat :
  • 36. 36 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI melaksanakan tugas-tugas individu (task skill) mengatur sejumlah tugas yang berbeda didalam satu pekerjaan (task management skill) merespon ketidakteraturan dan masalah-masalah dalam pekerjaan rutin (contingency management skill) memenuhi tanggungjawab dan harapan-harapan dari lingkungan kerja (job/role environment skill), termasuk bekerja dengan orang lain. Adapun cara untuk membaca suatu unit kompetensi adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 37. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 37 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Langkah yang terakhir sangat penting, karena keterkaitan didalam unit menentukan cara bagaimana seharusnya diases. Ketika membaca sebuah unit, pastikan anda mencari : bagaimana kriteria unjuk kerja dikembangkan didalam batasan variabel (melalui kata yang ditulis miring/italic) bagaimana aspek-aspek kritis untuk asesmen merangkum informasi yang dapat diases (dan membantu anda untuk memvisualisasikan unit secara keseluruhan) apakah pengetahuan yang disyaratkan dapat ditunjukkan melalui kriteria unjuk kerja bagaimana keterampilan yang dipersyaratkan merefleksikan dan sesuai dengan keterampilan employability bagaimana konteks asesmen, sumber daya spesifik dan metoda asesmen membantu cara anda merencanakan kegiatan pengumpulan bukti bagaimana petunjuk informasi asesmen mengidentifikasi unit relevan lainnya yang mungkin diases pada saat bersamaan 2.3. Menginterpretasi dokumen yang terkait rencana asesmen Kegiatan ini diawali dengan mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen yang terkait dengan rencana asesmen untuk kemudian diinterpretasikan sesuai dengan dengan kebutuhan. Dokumen yang terkait dengan dapat meliputi : Informasi yang dikemukakan di dalam standar kompetensi tentang sumber daya yang dibutuhkan untuk asesmen, konteks asesmen, dan metode asesmen yang tepat kegiatan asesmen sebagaimana diidentifikasi oleh modul terakreditasi/diturunkan dari standar kompetensi yang relevan persyaratan yang dijabarkan dalam Panduan Asesmen pada Paket Pelatihan yang relevan kegiatan asesmen sebagaimana dikemukakan pada bahan pendukung yang berkaitan dengan standar kompetensi yang relevan berbagai persyaratan K3, perundangan, kode etik, standar dan panduan indikator dan level kompetensi pada SKKNI persyaratan kinerja untuk praktek demonstrasi kerja spesifikasi produk Adapun cara menginterpretasi dokumen tekait adalah : 1. Mengidentifikasi dan memperoleh dokumen-dokumen terkait yang dibutuhkan. 2. Menginterpretasikan dokumen-dokumen tersebut sesuai dengan kebutuhan
  • 38. 38 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 2.4. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen Setelah menetapkan bukti dan jenis-jenis bukti yang dipersyaratkan untuk mendemonstrasikan kompetensi terhadap acuan pembanding, anda perlu memilih metoda dan perangkat yang sesuai.. Anda juga perlu untuk mengkonfirmasikan bahwa perangkat dan metode asesmen memenuhi strategi asesmen. Metode-metode merupakan teknik-teknik khusus yang digunakan untuk mengumpulkan bukti, sedangkan perangkat asesmen adalah instrumen dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti. Metode-metode asesmen mencakup : melaksanakan aktifitas kerja sebenarnya (mengobservasi Peserta sertifikasi di tempat kerja mereka); melaksanakan aktifitas terstruktur (memfasilitasi simulasi atau bermain peran); mendengarkan/membaca apa pendapat orang lain tentang Peserta sertifikasi (laporan pihak ketiga); bertanya kepada Peserta sertifikasi (memfasilitasi pertanyaan lisan dan tertulis) mengkaji bukti-bukti historis sehubungan pembelajaran Peserta sertifikasi sebelumnya; dan mengkaji item-item yang diproduksi Peserta sertifikasi (produk, proyek, portofolio) Perangkat asesmen mencakup : profil-profil ukuran kinerja yang dapat diterima; template dan proformas pertanyaan dan aktifitas yang spesifik daftar cek bukti dan observasi daftar cek evaluasi dan contoh pekerjaan; materi asesmen mandiri Terdapat beberapa cara untuk mengases kompetensi Peserta sertifikasi terhadap acuan pembanding, dan metoda asesmen yang anda pilih terganung beberapa faktor, termasuk: jumlah waktu dan sumber yang tersedia; karakter dan kebutuhan Peserta sertifikasi; persyaratan bukti dari acuan pembanding; peluang untuk mengintegrasikan asesmen; dan resiko-resiko dan persyaratan yang berhubungan dengan konteks asesmen yang berbeda (termasuk persyaratan lisensi dan implikasi legal mengases kompetensi).
  • 39. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 39 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Dengan memilih perangkat dan metoda-metoda yang efektif, asesmen yang akananda lakukan akan memenuhi prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti. Prinsip-prinsip asesmen yang mencakup valid, reliabel, fleksibel, dan adil harus diterapkan dalam usaha menjamin mutu dari hasil asesmen. Empat prinsip asesmen tersebut sangat penting untuk mencapai asesmen yang efektif dalam sistem sertifikasi kompetensi serta pelatihan berbasis kompetensi. Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari penyimpangan, mendukung peserta.  Valid Seluruh aktifitas asesmen mengacu kepada acuan pembanding (benchmark) yang digunakan. Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang diperlukan untuk dinilai  Reliabel Instruksi yang diberikan kepada peserta sertifikasi memastikan penerapan yang konsisten pada aktifitas asesmen dan jika digunakan oleh asesor yang berbeda, dalam situasi yang berbeda dan peserta sertifikasi yang berbeda, hasilnya tetap konsisten. Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya dinterpretasikan secara konsisten dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang  Fleksibel Seluruh Aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan peserta sertifikasi dan organisasi. Asesmen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan serangkaian konteks. Suatu asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal itu menolak hasil belajar sebelumnya atau gagal memberi kesempatan seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.  Adil Aktifitas-aktifitas asesmen memenuhi kebutuhan dan karakteristik peserta sertifikasi serta bebas dari bias dan memberikan kesempatan bagi peserta sertifikasi yang memiliki kebutuhan khusus. Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu, terbuka, bebas dari penyimpangan, mendukung peserta. Adapun cara untuk mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen adalah :
  • 40. 40 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 1. Memilih dan menetapkan metode asesmen sesuai dengan bukti dan jenis bukti yang telah ditetapkan 2. Menetapkan perangkat asesmen bedasarkan pilihan metode asesmen 3. Mengkonfirmasikan metode dan perangkat asesmen dengan pihak terkait 2.5. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik Bahan dan sumber daya fisik pada proses asesmen dibutuhkan untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan asesor dalam melaksanakan asesmen. Oleh karena itu penting untuk mencantumkan bahan dan sumber daya tersebut pada rencana asesmen untuk menjadi acuan bagi asesor, TUK dan pihak terkait lainnya. Setiap batasan variabel pada unit kompetensi berisi peralatan dan perlengkapan yang mengidentifikasi sumber spesifik yang dipersyaratkan untuk asesmen. Tetapkan sebuah unit yang anda gunakan sebagai acuan pembanding dalam proses asesmen dan anda bisa mengakses sumber-sumber yang dipersyaratkan yang terdapat pada Pedoman Bukti. Bahan dan sumber daya asesmen, dapat meliputi :  persyaratan dokumen asesor dan peserta sertifikasi, termasuk standar kompetensi dan perangkat asesmen  mesin dan peralatan  teknologi  alat pelindung diri (APD)  tempat asesmen  teknologi yang adaptif  penyesuaian fisik lingkungan asesmen Adapun cara mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik asesmen adalah : 1. Mengakses dan mempelajari unit kompetensi pada bagian batasan variabel mengenai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan 2. Mengkonfirmasikan bahan dan sumber daya fisik dengan pihak TUK untuk kebutuhan kontekstualisasi 2.6. Mengklarifikasi peran dan tanggung jawab orang yang terlibat Dalam pelaksanaannya proses asesmen melibatkan beberapa pihak, dan yang harus tercakup didalamnya adalah asesor dan peserta/peserta sertifikasi. Sedangkan pihak lainnya yang terlibat dapat mencakup :
  • 41. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 41 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI bagian sertifikasi LSP personil TUK lead asesor kompetensi manager/supervisor teknisi/tenaga ahli koordinator pelatihan Klarifikasi dengan pihak-pihak yang terlibat mengenai peran dan tanggung jawabnya masing-masing harus dilakukan untuk memastikan bahwa mereka memahami, mendukung serta memberikan persetujuan terhadap perencanaan yang sudah disiapkan. Adapun cara untuk mengklarifikasi pihak-pihak yang terlibat adalah : 1. Mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam asesmen 2. Menjelaskan dan mendiskusikan peran dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam proses asesmen 2.7. Menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana asesmen Langkah berikutnya adalah menentukan waktu pelaksanaan asesmen. Ada dua hal yang perlu ditentukan mengenai waktu pelaksanaan ini, yaitu kapan akan dilaksanakan (periode waktu/hari dan tanggal) serta berapa lama pelaksanaannya (jangka waktu). Hal ini penting untuk ditetapkan dan diinformasikan kepada pihak-pihak yang terlibat langsung seperti asesor dan peserta sertifikasi maupun pihak-pihak terkait lainnya untuk bisa menjadwalkan kegiatan asesmen ini pada agenda masing-masing sesuai dengan peluangt waktu yang dimiliki. Setelah mengkonfirmasikan perangkat dan metoda asesmen yang sesuai dan efektif, sekarang anda siap untuk mendokumentasikan rencana asesmen. Rencana asesmen biasanya dikembangkan sehubungan dengan setiap orang yang terlibat dalam proses asesmen, seperti mereka mengidentifikasi langkah-langkah kunci dan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Rencana asesmen anda akan memastikan setiap orang mengetahui apa yang akan terjadi selama asesmen. Sebagai dokumen perencanaan yang lengkap, rencana asesmen seharusnya mencakup : tujuan asesmen; konteks asesmen;
  • 42. 42 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI acuan pembanding asesmen; seluruh informasi dan dokumentasi asesmen yang relevan; daftar personal yang terlibat dalam proses asesmen; perangkat dan metoda asesmen yang dinominasikan; setiap kemungkinan untuk mengintegrasikan unit-unit kompetensi yang terkait dalam proses asesmen; persyaratan-persyaratan laporan K3; setiap bahaya-bahaya K3 yang teridentifikasi; setiap sumber-sumber fisik dan materi yang dipersyaratkan; setiap kebutuhan khusus asesmen; pengaturan organisasi untuk asesmen sebuah outline tahapan asesmen, jangka waktu dan target tanggal; dan prosedur asesmen mandiri Peserta sertifikasi. Adapun cara untuk menentukan waktu asesmen dan mendokumentasikan rencana asesmen adalah : 1. Merencanakan jadwal asesmen yang mencakup hari, tanggal, waktu dan durasi asesmen 2. Mengkonfirmasikan jadwal asesmen dengan pihak-pihak yang terlibat 3. Mendokumentasikan rencana asesmen dengan pengisian bagian 2 pada form perencanaan dan pengorganisasian asesmen 2.8. Mengkonfirmasikan rencana asesmen Setelah semua informasi dalam rencana asesmen didokumentasikan maka langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasikan rencana asesmen tersebut dengan personil yang relevan. Personil yang harus dikonfirmasikan terkait dengan rencana asesmen adalah :  manager/kepala bagian sertifikasi LSP  lead asesor kompetensi  tim asesor  kepala/koordinator TUK  manager/supervisor perusahaan (TUK Mandiri) Adapun cara mengkonfirmasikan rencana asesmen adalah : 1. Mengidentifikasi personil relevan yang akan dimintakan konfirmasinya 2. Menjelaskan dan mendiskusikan rencana asesmen dengan personil relevan yang sudah ditentukan
  • 43. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 43 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Aktifitas Elemen 2 :  Aktifitas 1 (Menjawab pertanyaan)  Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek) 1.1 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan acuan pembanding (benchmark) asesmen; 1.2 Jelaskan bagaimana cara memaparkan semua komponen standar kompetensi; 1.3 Jelaskan bagaimana cara menginterpretasikan dokumen terkait; 1.4 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan metoda dan perangkat asesmen; 1.5 Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik; 1.6 Jelaskan bagaimana cara mengklarifikasi peran dan tanggungjawab orang yang terlibat 1.7 Jelaskan bagaimana cara menentukan waktu dan mendokumentasikan rencana asesmen; 1.8 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan rencana asemen. 1.1 Lakukan interpretasi acuan pembanding (benchmark) asesmen; 1.2 lakukan pemaparan semua komponen standar kompetensi; 1.3 lakukan interpretasi dokumen terkait; 1.4 Lakukan konfirmasi metoda dan perangkat asesmen; terkait ?
  • 44. 44 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI ………………………  Aktifitas 5 ……………………… 2. Mempersiapkan Rencana Asesmen(pada bagian ini kalau lebih dari 2 unit sisipkan sesuai dengan jumlah unit kompetensi) Kode Unit : Judul Unit : ELEMEN : Kriteria Unjuk Kerja Bukti-bukti Jenis Bukti (L,TL,T) Metode dan Perangkat Asesmen Ceklis (CL), CLP : Verifikasi Portofolio, VPK: Verifikasi Pihak Ketiga, DPL: Daftar Pertanyaan Lisan, DPT: Daftar Pertanyaan Tertulis, SK : Studi Kasus, PW: Pertanyaan Wawancara) Observasi Demonstrasi Verifikasi PortoFolio Verifikasi PihakKetiga TesLisan TesTertulis Wawancara Studi Kasus Lainnya……….. CL CL PL PT Catatan : *) L = Buklti langsung, TL = Bukti tidak langsung, T = Bukti tambahan 1.5 Lakukan identifikasi bahan dan sumber daya fisik; 1.6 Lakukan klarifikasi peran dan tanggungjawab terhadap orang yang terlibat 1.7 Lakukan penentuan waktu dan pendokumentasian rencana asesmen; 1.8 Konfirmasikan rencana asemen. Lakukan latihan penugasan dengan mengisi formulir FR-MMA Bagian 2
  • 45. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 45 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Pemenuhan terhadap seluruh bagian unit standar kompetensi : (bila tersedia) Batasan Variabel Panduan Asesmen Ya Ya Peran dan tanggung jawab Tim/Personil terkait: *) Khusus persetujuan Peserta sertifikasi dapat dilakukan pada saat Konsultasi Pra Uji dan ditanda tangani pada formulir khusus persetujuan rencana asesmen. Nama Jabatan/pekerjaan Peran dan tanggung jawab dalam asesmen Paraf/tanggal Sumber Daya Fisik/ Material Demonstrasi : Tes Lisan : Metode lain yang dipilih : Jangka dan periode waktu asesmen Tanggal Asesmen : Durasi per metode : 1. Observasi Demonstrasi : ...... menit (Pk ..... s/d Pk ..........) 2. Tes Lisan : ................... menit (Pk..... s/d Pk ..... ) 3. Metode lain yang dipilih Lokasi asesmen Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen 1. Menentukan pendekatanases men 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen
  • 46. 46 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI ELEMEN3 : Kontekstualisasi dan pengkajian rencana asesmen Kewajiban asesor dalam hal “contextualise” ini dikemukan dalam KUK 3.2 untuk kemudian hasilnya diaplikasikan sebagaimana dikemukakan KUK 3.3 dan KUK 3.5. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana sesorang asesor melakukan kontekstualisasi pada perencanaan asesmen. 3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Peserta sertifikasi Setelah mempersiapkan rencana asesmen, anda perlu untuk mempertimbangkan karakteristik peserta sertifikasi. Jika anda bekerja pada organisasi yang besar, anda seharusnya mendiskusikan kebutuhan peserta sertifikasi dengan lead assessor atau ketua bidang/manager sertifikasi anda. Jika anda bekerja pada organisasi yang lebih kecil, anda dapat melaksanakannya sendirian. Setelah mengidentifikasi kebutuhan spesifik setiap peserta sertifikasi, anda boleh melakukan penyesuaian yang beralasan terhadap perangkat dan metoda asesmen. Pada topik pembelajaran sebelumnya, disampaikan bahwa asesmen harus fleksibel dan adil. Salah satu cara terbaik untuk memenuhi prinsip-prinsip asesmen adalah menggunakan metoda dan perangkat yang sesuai dengan karakteristik peserta sertifikasi anda, termasuk: TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempersiapkan rencana asesmen, sekarang anda perlu mengkontekstualisasi dan mengkajinya, hal ini mencakup : 3.1. Mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Peserta sertifikasi; 3.2. Mengkontekstualkan acuan pembanding asesmen; 3.3. Mengkaji metode dan perangkat asesmen; 3.4. Mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan; 3.5. Meng-update/memperbaharui rencana asesmen; dan 3.6. Menyimpan dan menelusuri rencana asesmen.
  • 47. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 47 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI tingkat pengalaman kerja mereka; tingkat dan pengalaman asesmen sebelumnya; tingkat kemampuan berbahasa, baca tulis dan hitung mereka; setiap ketidakmampuan fisik yang berdampak terhadap asesmen mereka; setiap ketidakmampuan intelektual yang berdampak terhadap asesmen mereka; setiap kondisi medis yang berdampak terhadap asesmen mereka; setiap perbedaan pada kemajuan belajar mereka; kepercayaan dan spiritual mereka; latarbelakang budaya, imej dan persepsi mereka; dan usia dan jenis kelamin mereka. Anda dapat secara beralasan menyesuaikan metoda dan perangkat asesmen dalam merespon karakteristik Peserta sertifikasi anda, dan penyesuaian meliputi: melakukan perhitungan terhadap persyaratan bahasa, baca tulis dan berhitung mereka; menyediakan dukungan pelayanan pribadi (pembaca, penterjemah); menggunakan teknologi adaptif atau peralatan khusus; menjadwalkan sesi asesmen yang fleksibel untuk kelonggaran karena kelelahan atau kesehatan; menyediakan material asesmen dalam berbagai format; membuat penyesuaian terhadap lingkungan fisik atau tempat; mempertimbangkan usia, jenis kelamin, budaya, tradisi dan kepercayaan; mengatur anggota dari komunitas mereka untuk hadir dalam asesmen; dan memperbaiki metoda dan perangkat asesmen yang diusulkan. Gunakan template berikut ini untuk mengidentifikasi karakteristik peserta sertifikasi anda dan menentukan penyesuaianyang beralasan yang boleh dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka.Sementara metoda dan perangkat asesmen mungkin secara beralasan disesuaikan, mereka harus terus memelihara integritas acuan pembanding asesmen dan memenuhi penerapan yang seimbang dari prinsip-prinsip asesmen dan aturan bukti.
  • 48. 48 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Tabel karakteristik dan penyesuaian yang beralasan. Karakteristik Peserta sertifikasi dan Penyesuaian yang Beralasan karakteristik Isu Potensial Rentang kemungkinan metoda dan perangkat Rendahnya kemampuan baca tulis atau berhitung Menulis, Membaca, Perhitungan Keyakinan Asesmen verbal menggunakan pertanyaan- pertanyaan pra penetapan (hal ini dapat dicatat atau seseorang yang lain dapat menjadi juru tulis) Presentasi dan demonstrasi dapat digunakan daripada tulisan Gunakan diagram-diagram dan bentuk-bentuk visual ketika melakukan pertanyaan, atau bagi Peserta sertifikasi untuk menjelaskan jawaban-jawaban Orang-orang yang bahasa utamanya bukan bahasa Inggris Menulis, Membaca, Berbicara Keyakinan Budaya dan perbedaan agama Demonstrasi Penggunaan diagram Hasil produksi Mengorganisasikan waktu asesmen yang sesuai dengan Peserta sertifikasi untuk beribadah atau jadwal ulang terhadap kegiatan-kegiatan khusus keagamaan Peserta sertifikasi dengan kecacatan Berbicara Membaca Menulis Pergerakan Pendengaran Daftar cek observasi menggunakan teknologi adaptif seperti halnya Braile untuk orang yang tidak dapat melihat. Memberikan pertanyaan dan mendapatkan bantuan dari penterjemah untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran Menggunakan penterjemah, pembaca, attendant career atau scribe untuk menuliskan jawaban- jawaban Observasi terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan pada peralatan atau lingkungan yang telah disesuaikan Peserta sertifikasi dengan usia lanjut Perbedaan usia dengan asesor Keyakinan Keterbatasan teknologi Gunakan studi kasus daripada permainan peran dimana beberapa Peserta sertifikasi merasa tidak nyaman Memastikan ukuran huruf tidak terlalu kecil pada petunjuk-petunjuk untuk Peserta sertifikasi
  • 49. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 49 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI kesehatan Kelelahan Lemahnya konsentrasi Efek-efek medis Tugas-tugas asesmen yang lebih pendek diperbolehkan Instruksi-instruksi spesifik pada proyek yang dapat dilakukan pada berbagai tingkatan Memperbolehkan periode waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan tugas Menggunakan juru tulis atau perekam audio Jenis kelamin Budaya kerja untuk wanita yang bekerja pada perdagangan non tradisional Perbedaan jenis kelamin asesor Menggunakan asesor yang berjenis kelamin sama (jika sesuai) Memastikan perangkat asesmen agar tidak spesifik pada jenis kelamin tertentu pada isinya Peserta sertifikasi dengan tingkat pendidikan rendah Membaca Menulis Berhitung Keterbatasan keterampilan belajar keyakinan Periksa jika bahasa, membaca atau berhitung mungkin berdampak kepada asesmen Demonstrasi dan pertanyaan lisan, mungkin merekam jawaban-jawaban atau menggunakan juru tulis Membacakan setiap informasi tertulis kepada Peserta sertifikasi atau menggunakan gambar- gambar untuk instruksi Gunakan tugas-tugas asesmen singkat Peserta sertifikasi yang saat ini dikembalikan menjadi tenaga kerja keyakinan Memastikan Peserta sertifikasi memahami prosedur di tempat kerja, termasuk K3 Jika mendemonstrasikan ditempat kerja, tentukan waktu ketika tidak terlalu banyak orang disekitarnya Tanggungjawab keluarga Persyaratan menjaga untuk anggota keluarga Memastikan waktu dan tempat asesmen tidak bentrok dengan tanggungjawab menjaga Adapun cara untuk mengidentifikasi/mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik peserta adalah : 1. Mengidentifikasi kebutuhan khusus peserta pada saat pendaftaran atau pada aktifitas konsultasi pra asesmen. 2. Melakukan penyesuaian yang beralasan terhadap metode dan perangkat asesmen sesuai dengan kebutuhan peserta (bisa mengacu ke tabel karakteristik).
  • 50. 50 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 3. Memastikan penyesuaian yang dilakukan tetap memelihara integritas acuan pembanding dan memenuhi prinsip-prinsip asesmen dan aturan bukti. 3.2. Kontekstualisasi acuan pembanding asesmen Anda mungkin menemukan situasi dimana unit-unit kompetensi yang anda identifikasi sebagai acuan pembanding tidak secara penuh mencerminkan lingkungan kerja asesmen yang sudah anda rencanakan. Dengan merubah kalimat pada beberapa bagian unit, anda dapat secara lebih baik merefleksikan lingkungan kerja untuk asesmen. Hal ini dikenal sebagai kontekstualisasi suatu unit kompetensi, dan hal ini harus dikerjakan sejalan pedoman kontekstualisasi yang diatur oleh departemen terkait. Pedoman kontekstualisasi dapat anda temukan pada training paket yang anda gunakan. Kontekstualisasi dapat hanya melibatkan penyediaan Informasi tambahan pada batasan variabel dan panduan penilaian, dan perubahan ini harus tidak mengurangi keluasan unit, mengurangi portabilitas atau membatasi penggunaannya. Pedoman kontekstualisasi Unit-unit dapat dikontekstualisasi untuk mengakomodasi persyaratan spesifik industri. Sementara hasil-hasil yang dimaksudkan dari unit dipelihara, penyesuaian dan modifikasi dapat dibuat dengan menambahkan detail pada unit untuk memenuhi konteks spesifik pekerjaan pada industri. Kontekstualisasi harus dibuat hanya ketika dibutuhkan, dan seharusnya menyediakan informasi tambahan yang relevan untuk : batasan variabel (sepanjang perubahan tidak mengurangi keluasan aplikasi kompetensi atau mengurangi portabilitasnya), yang mencakup konteks variabel, peralatan dan perlengkapan, peraturan serta norma dan standar dan/atau panduan penilaian, terdiri dari aspek-aspek kritis asesmen atau sumber-sumber spesifik asesmen. Batasan variabel pada standar ini mengemukakan bahwa kontekstualisasi berarti: Mengubah susunan kata beberapa bagian komponen suatu standar kompetensi untuk merefleksikan lingkungan operasional asesmen yang ada. Untuk memahami maksud kata-kata di atas, kita perlu memahami bahwa konteks asesmen/ RPL diantaranya: Bagian dari proses pendaftaran Lingkungan dimana proses asesmen/RPL dilakukan, termasuk bekerja secara langsung/ simulasi.
  • 51. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 51 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Kesempatan unutk mengumpulkan bukti pada sejumlah situasi Hubungan antara standar komptensi dan bukti untuk mendukung rekognisi pembelajaran lampau. Seseorang yang melaksanakan asesmen/RPL Hubungan antara standar kompetensi dan kegiatan belajar Pengaturan hubungan kerjasama Periode waktu selama pelaksanaan asesmen Pembagian pembiyaan, bila ada Mekanisme penjaminan mutu Gambaran konteks di atas memberikan kesempatan bagi para asesor untuk mengembangkan perencanaan asesmen yang lebih relevan kepada peserta sertifikasi. Yang perlu di ingat adalah selalu mengikuti skema sertifikasi. Adapun cara untuk mengkontekstualisasikan acuan pembanding adalah : 1. Mengidentifikasi kondisi tempat kerja terkini yang mencakup regulasi, perkembangan sistem dan teknologi (termasuk peralatan dan perlengkapan) serta standar yang belum tercakup pada unit kompetensi. 2. Menetapkan penyesuaian yang diperlukan pada unit, khususnya pada bagian batasan variabel dan panduan penilaian. Contoh aplikasi: KODE UNIT : IMG.PA02.001.01 JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : : Mempersiapkan Operasi Kran Mobil s/d 25 Ton Unit ini kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton BATASAN VARIABEL 1. Unit ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengidentifikasi hasil pemeriksaan rutin yang digunakan untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton. 2. Perlengkapan untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton, mencakup :
  • 52. 52 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 2.1 Tool set, Alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu safety, kacamata, pakaian kerja) 2.2 SOP dan manual operasi. 3. Tugas untuk mempersiapkan operasi kran mobil s/d 25 ton, meliputi : 3.1. Melakukan pemeriksaan rutin sebelum mengoperasi Kran Mobil. 3.2. Mengidentifikasi hasil pemeriksaan rutin Kran Mobil. 4. Peraturan untuk melaksanakan unit ini meliputi : 4.1. Undang-Undang tentang K3. 4.2. Kebijakan dan tata tertib perusahaan tentang K3. Langkah-langkah Kontekstualisasi Batasan Variabel : Kontekstualisasi untuk : 4. Peraturan untuk melaksanakan unit ini meliputi : 4.1. Undang-Undang tentang K3. bukanlah mengcopy paste tetapi dengan menuliskan (sebagai contoh, khusus untuk point 4.1 saja): Dalam rangka pelakasanaan asesmen digunakan Undang-undang tentang K3: Daftar Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Undang-undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie) Undang Undang No 23 Tahun 1948 tentang Pengawasan Perburuhan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Undang-Undang No. 03 Tahun 1992 : Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Apa yang kita lakukan di atas termasuk dalam kegiatan : menyesuaikan perencanaan asesmen dengan mempertimbangkan batasan variabel yang merefleksikan lingkungan operasional dimana asesmen tersebut akan dilaksanakan. Pastikan kepada peserta sertifikasi dan pihak-pihak yang terlibat bahwa kontekstualisasi yang asesor lakukan sudah sesuai dengan pekerjaan peserta sertifikasi.
  • 53. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 53 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI KONTEKSTUALISASI 3.3. Pengkajian perangkat dan metode asesmen Setelah membuat kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik peserta sertifikasi dan menyeseuaikan acuan pembanding asesmen untuk merefleksikan lingkungan kerja dimana asesmen akan dilakukan, sekarang anda perlu untuk menyesuaikan metoda dan perangkat asesmen untuk memastikan bahwa perangkat dan metode: mencakup unit-unit yang dikontekstualisasi membolehkan penyesuaian beralasan yang diidentifikasi untuk Peserta sertifikasi menggabungkan aktifitas asesmen terintegrasi; dan memiliki kapasitas untuk mendukung proses RCC. Daftar cek berikut ini menyediakan beberapa pertanyaan yang dapat anda gunakan untuk melihat apakah metoda dan perangkat asesmen yang anda sesuaikan memenuhi prinsip- prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti. Batasan Variabel Lingkungan Kerja Skema Sertifikasi Asesmen/ Rekognisi Pembelajaran lampau
  • 54. 54 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 3.3. Memeriksa metoda dan perangkat asesmen yang dipilih (sesuai/tidak sesuai) dengan skema sertifikasi Bila diperlukan penyesuaian Metode dan perangkat asesmen dipertimbangkan terhadap : Catatan (Tuliskan bila ada penyesuaian) Berbagai kontekstualisasi Standar Kompetensi Penyesuaian yang beralasan Kegiatan asesmen terintegrasi Kapasitas untuk mendukung RPL Adapun cara untuk mengkaji metode dan perangkat asesmen adalah : 1. Mengidentifikasi penyesuaian/kelonggaran yang dilakukan terhadap peserta yang memiliki kebutuhan spesifik 2. Mengidentifikasi penyesuaian unit-unit kompetensi khususnya pada batasan variabel dan panduan penilaian terhadap lingkungan kerja asesmen 3. Melakukan penyesuaian terhadap metode dan perangkat asesmen berdasarkan hasil kontekstualisasi peserta dan unit kompetensi 3.4. Mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan Penyesuaian yang dilakukan terhadap perangkat asesmen harus tetap mengacu dan memenuhi spesifikasi standar kompetensi yang menjadi acuan pembanding asesmen. Hal ini sesuai dengan penerapan aturan bukti dan prinsip asesmen yang terkait dengan validitas, dimana keutuhan dari unit kompetensi tetap harus dipertahankan dan dipastikan untuk mendapatkan hasil pengumpulan bukti yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Spesifikasi standar kompetensi mencakup semua bagian dari format standard kompetensi yang berlaku, baik itu SKKNI, Standar Internasional maupun Standar Khusus. 3.4. Meninjau Perangkat asesmen yang disesuaikan terhadap spesifikasi standar kompetensi (Ya/Tidak) Catatan (Tuliskan bila ada)
  • 55. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 55 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk mengkaji perangkat asesmen yang disesuaikan adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji perangkat asesmen yang telah dilakukan penyesuaian 2. Memastikan bahwa spesifikasi standar kompetensi masih terpenuhi sesuai dengan penerapan validitas pada prinsip asesmen dan aturan bukti 3.5. Memperbaharui rencana asesmen Setelah mengkaji rencana asesmen anda, sekarang anda perlu untuk meng-update-nya untuk memastikan hal itu merefleksikan setiap kebutuhan kontekstualisasi yang ada, setiap perubahan persyaratan organisasi dan setiap perubahan dalam merespon pelaksanaan asesmen. Anda juga perlu untuk menyimpan rencana asesmen anda sesuai dengan kebijakan dan prosedur LSP anda, yang meliputi : akses dan proses penyesuaian beralasan; pengaturan kerjasama; persyaratan kerahasiaan dan pribadi; persyaratan legal (termasuk anti diskriminasi); keterkaitan dengan sistem dan proses sumber daya manusia/hubungan industri; keterkaitan dengan keseluruhan sistem manajemen mutu; pengaturan saling pengakuan; kode-kode praktek industri yang relevan; laporan, rekaman dan sistem pembukaan kembali untuk asesmen (RCC); dan proses validasi, evaluasi dan audit internal. Adapun cara untuk memperbaharui perencanaan asesmen adalah : 1. Mengidentifikasi metode dan perangkat asesmen yang telah disesuaikan berdasarkan kebutuhan spesifik peserta dan kontekstualisasi unit standar kompetensi. 2. Memasukkan hasil penyesuaian metode dan perangkat asesmen kedalam perencanaan asesmen. Gunakan tabel berikut ini untuk mendokumentasikan bidang-bidang dimana anda dapat meningkatkan proses perencanaan asesmen. Hal ini akan memastikan anda mengadopsi pendekatan peningkatan berkelanjutan untuk aktifitas asesmen dimasa mendatang.
  • 56. 56 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI REKAMAN UPDATE RENCANA ASESMEN 3.6. Menyimpan dan menelusuri rencana asesmen Rencana asesmen yang sudah didokumentasikan haruslah disimpan sesuai dengan kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang berlaku di LSP, TUK maupun tempat relevan lainnya serta dapat ditelusuri dan diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka penggunaan maupun kaji ulang rencana asesmen dalam rangka perbaikan atau penyesuaian. Kebijakan dan prosedur sistem asesmen yang dimaksud dapat meliputi : seleksi peserta sertifikasi alasan dan tujuan asesmen berbasis kompetensi rekaman asesmen/manajemen data/manajemen informasi pengakuan kompetensi terkini/pengakuan terhadap pembelajaran sebelumnya kebutuhan asesor, kualifikasi, pemeliharaan keterkinian kompetensi prosedur pelaporan asesmen banding asesmen keluhan / pengaduan-pengaduan peserta sertifikasi validasi evaluasi / internal audit biaya-biaya / penggunaan jasa pihak ketiga akses dan kesetaraan/penyesuaian yang beralasan pengaturan kemitraan kaitan dengan sumber daya manusia atau sistem hubungan industrial kaitan dengan sistim manajemen mutu secara keseluruhan
  • 57. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 57 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Adapun cara untuk menyimpan dan menelusuri rencana asesmen adalah : 1. Mengidentifikasi rencana asesmen yang telah diperbaharui/di-update 2. Mendokumentasikan hasil pembaharuan rencana asesmen sesuai dengan prosedur yang berlaku di LSP. Aktifitas Elemen 3 :  Aktifitas 1 (Menjawab Pertanyaan)   Aktifitas 2 (Penugasan/Praktek) 1.1 Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi/ 1.2 mengklarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Asesi ! 1.3 Jelaskan bagaimana cara mengkontekstualisasi acuan pembanding asesmen ! 1.4 Jelaskan bagaimana cara meninjau perangkat asesmen yang disesuaikan ! 1.5 Jelaskan bagaimana cara meng-update/memperbaharui rencana asesmen ! 1.6 Jelaskan bagaimana cara menyimpan dan menelusuri rencana asesmen ! 2.1. Lakukan identifikasi/klarifikasi kelonggaran terhadap kebutuhan spesifik Asesi ! 2.2. Lakukan kontekstualisasi acuan pembanding asesmen ! 2.3. Lakukan pemeriksaan metoda dan perangkat asesmen !
  • 58. 58 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI  Aktifitas 5 ………………………  Aktifitas 3 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen : 3.1. Karakteristik peserta sertifikasi: Penyesuaian kebutuhan spesifik peserta sertifikasi: 3.2. Kontekstualisasi standar kompetensi terhadap tempat kerja : (untuk mengakomodasi persyaratan spesifik tempat kerja, pada batasan variabel dan pedoman bukti) Pada batasan variabel : Diisi dengan penyesuaian yang diperlukan terhadap isi batasan variabel, diantaranya: 1. Kontek variabel 2. Peralatan dan Perlengkapan 3. Peraturan yang diperlukan 4. Norma dan Standar Apabila tidak ada kontekstualisasi maka diisi "sesuai dengan standar kompetensi" Pada panduan penilaian : Diisi dengan penyesuaian yang diperlukan terhadap isi batasan variabel, diantaranya: 1. Konteks Penilaian 2. Persyaratan kompetensi 3. Pengetahuan dan Ketrampilan 4. Sikap Kerja 5. Aspek Kritis Apabila tidak ada kontekstualisasi maka diisi "sesuai dengan standar kompetensi" 3.3. Memeriksa metoda dan perangkat asesmen yang dipilih (sesuai/tidak sesuai) dengan skema sertifikasi 2.3.Lakukan peninjauan perangkat asesmen yang disesuaikan ! 2.4.Lakukan update/perbaharui rencana asesmen ! 2.5.Lakukan penyimpanan dan penelusuran rencana asesmen ! Lakukan penugasan/praktek dengan mengisi formulir FR- MMA bagian 3
  • 59. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 59 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Bila diperlukan penyesuaian Metode dan perangkat asesmen dipertimbangkan terhadap : Catatan (Tuliskan bila ada penyesuaian) Berbagai kontekstualisasi Standar Kompetensi Penyesuaian yang beralasan Kegiatan asesmen terintegrasi Kapasitas untuk mendukung RPL 3.4. Meninjau Perangkat asesmen yang disesuaikan terhadap spesifikasi standar kompetensi (Ya/Tidak) Catatan (Tuliskan bila ada penyesuaian) ELEMEN 4 Mengorganisasikan asesmen Merencanakan dan Mengorganisasikan Asesmen 1. Menentuka n pendekatan asesmen 2. Mempersiapkan rencana asesmen/RPL 4. Mengorganisasikan asesmen/RPL 3. Kontekstualisasi dan meninjau rencana asesmen
  • 60. 60 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 4.1. Mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik Informasi mengenai kebutuhan bahan dan sumber daya fisik sudah ditetapkan pada perencanaan asesmen seperti yang tercantum pada form FR.POA.01. Pihak-pihak yang terlibat, seperti asesor, personil TUK, manager/supervisor dan pihak lainnya diharapkan dapat menyiapkan dan mengatur ketersediaan bahan dan sumber daya fisik tersebut sebelum asesmen dilaksanakan dalam rangka mendukung kelancaran dan keberhasilan proses asesmen. Berdasarkan konteks asesmen, mungkin anda perlu mendapatkan bahan dan sumber daya tertentu untuk proses asesmen, dan hal ini dapat mempengaruhi jadwal waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan bukti. Anda perlu mempertimbangkan hal-hal seperti transportasi, akses terhadap teknologi, ketersediaan peralatan, penyesuaian fisik terhadap lingkungan dan sumber-sumber asesmen. Bahan-bahan dan sumber daya yang anda atur untuk asesmen harus sesuai dengan seluruh persyaratan K3 dan tidak meningkatkan biaya asesmen. Adapun cara untuk mengatur bahan dan sumber daya fisik adalah : 1. Mengidentifikasi bahan dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk proses asesmen seperti yang tercantum pada form POA.01 bagian 2. 2. Mengatur penggunaan bahan dan sumber daya fisik berdasarkan metode asesmen yang digunakan 3. Memastikan bahan dan sumber daya fisik tersedia dan dalam kondisi siap untuk digunakan TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengkontekstualisasi dan mengkaji rencana asesmen, sekarang anda perlu untuk mengorganisasikan pengaturan asesmen, dan hal ini akan mencakup : 4.1. Mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik; 4.2. Mengatur dukungan tenaga ahli; 4.3. Mengorganisasikan peran dan tanggungjawab orang yang terlibat 4.4. Menetapkan strategi komunikasi yang efektif; 4.5. Mengkonfirmasikan penyimpanan rekaman dan laporan asesmen
  • 61. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 61 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI PENGATURAN BAHAN DAN SUMBERDAYA FISIK No. BAHAN DAN SUMBERDAYA FISIK STATUS KET. 1. 2. 3. 4. 5. 4.2. Mengatur dukungan tenaga ahli/spesialis Setelah mengatur bahan-bahan dan sumber daya fisik yang digutuhkan, anda juga perlu untuk mengorganisasikan dan mengatur dukungan spesialis yang dibutuhkan dalam proses asesmen, termasuk: masukan dari lead assessor dan tim asesmen; masukan dari pengembang kebijakan dan para ahli keselamatan; masukan dari otoritas regulasi; bantuan dari pihak ketiga; dukungan untuk mengendalikan atau mengisolasi peserta sertifikasi dan asesor; dan pengembangan aktifitas asesmen online. Ketika pengaturan untuk proses RPL identik terhadap jalur belajar dan asesmen tersebut, ada beberapa perbedaan yang penting. Jika anda telah menetapkan bahwa proses RPL lebih cocok untuk Peserta sertifikasi tertentu, anda perlu untuk : menjelaskan dan mengklarifikasi proses RPL; mengidentifikasi dan menginterpretasi acuan pembanding asesmen; menjelaskan tipe bukti yang dipersyaratkan oleh acuan pembanding; menyediakan peluang up-front dan asesmen mandiri terhadap acuan pembanding; Adapun cara untuk mengatur dukungan spesialis adalah : 1. Mengidentifikasi kemungkinan adanya kebutuhan tenaga ahli/spesialis dalam proses asesmen
  • 62. 62 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI 2. Menjelaskan dan mendiskusikan dengan tenaga ahli terkait mengenai bentuk dan pengaturan dukungan yang diperlukan. 4.3. Mengorganisasikan peran dan tanggungjawab personil Peran dan tanggung jawab personil telah ditentukan, diklarifikasi dan disetujui oleh seluruh personil yang terlibat seperti yang telah dilakukan pada elemen 2 unit ini. Untuk selanjutnya adalah mengorganisasikan mereka untuk bekerja sesuai dengan peran dan tanggungjawabnya masing-masing mulai dari proses persiapan, pelaksanaan dan setelah selesai pelaksanaan asesmen. Pengorganisasian tersebut dapat mencakup pengaturan kegiatan lead asesor/asesor, peserta sertifikasi, pihak TUK, pihak industri/perusahaan/organisasi serta pihak relevan lainnya. Pengaturan terhadap personil terkait sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya tersebut adalah agar terjadi kerjasama dan koordinasi yang optimal selama proses asesmen berlangsung. Adapun cara untuk mengorganisasikan personil adalah : 1. Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab setiap personil yang terlibat dalam proses asesmen 2. Mengatur penerapan peran dan tanggung jawab setiap personil 3. Menjelaskan dan mendiskusikan pengaturan peran tanggung jawab tehadap setiap personil Form berikut ini dapat membantu pengorganisasian personil yang terlibat dalam proses asesmen : Nama personil/pihak Ringkasan peran dan tanggung jawab Pengaturan Hasil 4.4. Menetapkan strategi komunikasi efektif Dalam mengorganisasikan seluruh personil yang terlibat diperlukan suatu koordinasi diantara mereka dengan menerapkan strategi komunikasi yang efektif. Hal ini diperlukan
  • 63. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 63 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI untuk mendorong terjadinya arus komunikasi yang teratur dan didapatkannya umpan balik dari setiap pihak untuk mengoptimalkan proses dan hasil asesmen. Strategi komunikasi yang efektif dapat mencakup :  wawancara, baik secara berhadapan ataupun melalui telepon  email, memo, korespondensi  rapat koordinasi  video conferencing/koordinasi berbasis elektronik  diskusi  fokus grup Adapun cara untuk menetapkan strategi komunikasi yang efektif adalah : 1. Mengidentifikasi berbagai strategi komunikasi yang dapat diterapkan dalam proses asesmen (sebelum, selama dan setelah proses asesmen) 2. Menggunakan strategi komunikasi yang tepat untuk berkomunikasi dengan setiap personil yang terlibat 3. Mengatur strategi komunikasi yang tepat antar personil yang terlibat Form berikut ini dapat digunakan untuk menentukan dan menerapkan strategi komunikasi yang efektif : Nama personil/pihak Jenis komunikasi yang digunakan Hasil 4.5. Mengkonfirmasi penyimpanan rekaman dan laporan asesmen Rekaman asesmen serta laporan asesmen merupakan dokumen yang penting dalam sistem asesmen dan sertifikasi kompetensi, terutama sebagai acuan dalam pengambilan keputusan sertifikasi oleh LSP serta ketelurusan terhadap setiap kegiatan asesmen yang tellah dilaksanakan. Rekaman asesmen juga merupakan hal yang konfidensial, dimana hanya pihak-pihak tertentu yang dapat mengaksesnya sesuai dengan prosedur yang berlaku.
  • 64. 64 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Dengan demikian mengkonfirmasikan bahwa rekaman dan laporan asesmen telah ditangani dan disimpan dengan baik dan aman harus dipastikan telah dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh pihak LSP. Adapun cara untuk mengkonfirmasi penyimpanan rekaman dan laporan asesmen adalah : 1. Mengidentifikasi setiap rekaman dan laporan asesmen yang perlu disimpan/ didokumentasikan oleh LSP. 2. Mengkonfirmasikan dengan pihak terkait di LSP bahwa rekaman dan laporan asesmen telah disimpan/didokumentasikan di LSP sesuai dengan prosedur yang berlaku Aktifitas Elemen 4 :  Aktifitas 1 (Menjawab Pertanyaan)  Aktifitas 2 (Latihan Penugasan/Praktek) 1.1 Jelaskan bagaimana cara mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik ! 1.2 Jelaskan bagaimana cara mengatur dukungan tenaga ahli ! 1.3 Jelaskan bagaimana cara mengorganisasikan peran dan tanggungjawab orang yang terlibat ! 1.4 Jelaskan bagaimana cara menetapkan strategi komunikasi yang efektif ! 1.5 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan penyimpanan rekaman dan laporan asesmen ! 2.1 Jelaskan bagaimana cara mengatur persyaratan bahan dan sumberdaya fisik ! 2.2 Jelaskan bagaimana cara mengatur dukungan tenaga ahli ! 2.3 Jelaskan bagaimana cara mengorganisasikan peran dan tanggungjawab orang yang terlibat ! 2.4 Jelaskan bagaimana cara menetapkan strategi komunikasi yang efektif ! 2.5 Jelaskan bagaimana cara mengkonfirmasikan penyimpanan rekaman dan laporan asesmen !
  • 65. M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N | 65 PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI  Aktifitas 3  Aktifitas 5 ……………………… 4. Mengorganisasikan asesmen : 4.1. Pengaturan sumber daya asesmen Sumber daya Asesmen : Diuraikan pengaturan sumber daya yang dibutuhkan dalam proses asesmen 4.2. Pengaturan dukungan spesialis 4.3. Pengorganisasian personil yang terlibat Personil : • • • • 4.4. Strategi Komunikasi dengan Personil terkait (pilih yang sesuai) Wawancara, baik secara berhadapan maupun melalui telepon Email, memo, korespondensi Rapat Video Conference/Pembelajaran Berbasis Elektronik Fokus Group 4.5. Penyimpanan Rekaman Asesmen dan Pelaporan Mengacu pada SOP tentang penyimpanan di LSP, misalnya : seluruh rekaman asesmen diserahkan kepada Bagian Sertifikasi pada LSP Lakukan penugasan/praktek dengan mengisisi form MMA Bagian 4
  • 66. 66 | M E R E N C A N A K A N D A N M E N G O R G A N I S A S I K A N A S E S M E N PELATIHAN ASESOR KOMPETENSI Konfirmasi rencana asesmen dengan pihak yang relevan : Nama Jabatan Paraf/Tanggal Manager Sertifikasi/Direktur LSP Pejabat dari peserta sertifikasi (Lemdiklat, Perusahaan/Instansi) PRA-ASESMEN Pra-Asesmen adalah proses rutin dalam mengases pengetahuan dan keterampilan Peserta sertifikasi terhadap acuan pembanding sebelumnya untuk masuk kedalam jalur belajar dan asesmen atau proses RPL. Ini merupakan langkah yang penting dalam mengorganisasikan sebuah proses asesmen, hal ini untuk memastikan sumber-sumber anda dan kontribusi finansial dari Peserta sertifikasi secara efektif dan efisien. Anda dapat menggunakan asesmen up-front untuk : merencanakan asesmen untuk Peserta sertifikasi individual maupun grup; memastikan Peserta sertifikasi mencari keuntungan dengan mengikuti proses RPL formal; mengumpulkan bukti untuk mendukung klaim Peserta sertifikasi untuk RPL; menetapkan apakah Peserta sertifikasi memerlukan dukungan kebutuhan khusus; memastikanPeserta sertifikasi menerima pelayanan asesmen dan dukungan yang memenuhi kebutuhan mereka. Asesmen up-front adalah sebuah langkah sebelum proses RPL formal. Ini adalah dimana anda mengumpulkan informasi mengenai pembelajaran formal, non-formal dan informal sebelumnya dari Peserta sertifikasi, dan mendorong mereka untuk mencari pengakuan melalui RPL. Sebagai hasilnya anda dapat menggunakan asesmen up-front sebagai langkah awal untuk mengumpulkan bukti kedepan, dan tabel berikut ini secara garis besar menunjukkan beberapa tipe bukti yang tidak tercakup.