SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
Bahasa dialektis mewujudkan dalam 3 jalan, yaitu:

a. Jalan Penyataan
Manusia harus menyataan Tuhan dengan menyatakan
segala sesuatu di dunia ini yang diakui sebagai nilai seperti
baik, adil, jujur, dll. Karena Tuhan adalah yang maha, maka
apapun yang dinyatakan di dunia ini pasti dimiliki oleh
Tuhan. Semua hal positif di dunia ini pasti ada dalam
Tuhan.
b. Jalan Penyangkalan
Jalan ini disebut via negativa. Manusia membahas
Tuhan dengan cara negatif. Ada 3 hal mengenai jalan
penyangkalan.
Pertama, segala hal buruk dan negatif di dunia ini
harus langsung disangkal saat membahasakan Tuhan.
Misalnya, orang menyatakan Tuhan tidak jahat, Tuhan
tidak buta, Tuhan tidak tak tahu,dll.
Kedua, dari sisi Tuhan manusia harus menyangkal
segala hal yang bersifat terbatas yang akan membatasi
kesempurnaan Tuhan. Misalnya, orang menyatakan
Tuhan tumbuh dan berkembang, Tuhan naik pesawat,
Tuhan berenang, dll.
Ketiga, Jika manusia mengatakan Tuhan baik maka
harus ditambah dengan penyangkalan. Misalnya orang
menyatakan Tuhan tetapi tidak seperti manusia.
c. Jalan Transendensi atau Pelampauan
Dengan membahasakan Tuhan melalui cara via negativa, maka
bahasa yang dipakai dapat melampaui hal-hal yang terbatas yang
digunakan untuk membahasakan Tuhan.
Melalui 3 jalan tersebut, manusia dapat mengalami dan menyadari
Tuhan sebagai transendental, yang maha melalui objek-objek.

2.2 Membicarakan Tuhan dengan Bahasa Analogi
Analogi menekankan bahwa di satu pihak, arti tentang sesuatu sama,
tetapi di lain pihak tentang sesuatu itu ada perbedaannya. Bahasa analog
melampaui 3 jalan dialektis diatas.
Misalnya, orang menyatakan bahwa Tuhan baik. Kebaikan Tuhan di
satu sisi sama dengan kebaikan manusia, pada sisi lain tidak sama dengan
kebaikkan manusia.


Simbol merupakan tanda yang mengungkapkan
sesuatu yang tidak terungkap secara langsung, yang
tidak langsung ditangkap oleh inderawi.



Sesuatu yang disimbolkan lebih besar dan lebih
sempurna dari simbol itu sendiri.



Namun simbol hanya bermakna dan berfungsi bagi
orang-orang yang mengimani Tuhan dijalan yang sama.
Misalnya, patung Yesus sebagai simbol Tuhan Yesus
hanya bermakna bagi penganut agama Katolik. Kabah
sebagai simbol kehadiran Allah hanya berfungsi bagi
pemeluk Islam


Segala sesuatu yang dijalani dan dialami manusia hanya bisa dijelaskan
apabila manusia mengakui bahwa ada realitas yang mutlak, transenden,
dan personal.



3 hal tersebut membuat manusia dapat memaknai hidup serta
menggunakan hati nuraninya.
 Mutlak = Realitas itu betul ada dan tak terbatas. Artinya Tuhan itu ada dan
keberadaannya mutlak.
 Transenden = Kesanggupan manusia memaknai hidup, menggunakan hati nurani, serta
mengutamakan hal yang baik dengan Tuhan sebagai acuannya.
 Personal = Yang mutlak + transenden itu dialami dalam pengalaman menjadi manusia.
Artinya, manusia percaya dan mengandalkan Tuhan karena tuhan mencintai dirinya
secara personal.


Hubungan realitas mutlak, transenden, dan personal
itu dengan dunia :
 Bersifat Transenden. Artinya realitas mutlak tak terbatas

lebih besar dari dunia  ada dunia atau tidak Tuhan tetap
ada.

 Bersifat Imanen. Artinya dunia ini bisa ada karena ada

Tuhan.


Dengan demikian dimensi Imanen dan Transenden
dari tuhan selalu bersamaan  Tuhan itu jauh dari
dunia sekaligus dekat dengan dunia
Keyakinan iman agama-agama Abrahamistik mengandung
5 hal penting dan mendasar yang menjadi pegangan para
pemeluknya:
 Tuhan berada di luar kerangka waktu.
 Alam raya tidak bersifat mutlak karena mengandaikan sang pencipta.

 Dalam penciptaan, paham transendensi dan imanensi Tuhan menyatakan diri
dengan sempurna. Dengan demikian , manusia memiliki kebebesan, akal
budi, dan roh, dengan hal yang dimilikinya itu manusia dapat melakukan apa
saja sekaligus harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
 Karl Rahner (1961) mengatakan bahwa perubahan selalu mengandalkan
tambahan realitas.
 Mengapa Allah menciptakan alam semesta dan manusia?
1. Apakah Tuhan mengendalikan manusia sehingga
manusia tidak bebas?
2. Jika Tuhan mengetahui segala sesuatu yang akan
terjadi dimasa yang akan datang, apakah
manusia sungguh-sungguh bebas?
Bagaimana dengan nasib dan takdir?
Jawaban pertanyaan 2
Ada 2 jawaban:
 Pada kenyataannya, apa yang dialami adalah bahwa manusia
bebas.
 Ada batas prinsipil dalam memahami Tuhan

Pada kenyataannya apa yang dialami adalah bahwa
manusia bebas.
Manusia yang mengalami kebebasan memutuskan apa
yang ingin dilakukan, bebas mengambil sikap
terhadap tantangan dan rangsangan. Tetapi pada
akhirnya ia harus bertanggung jawab.
Tuhan dan Dunia
Tuhan dan Dunia
Tuhan dan Dunia
Tuhan dan Dunia

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
sheilaEka
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Mabriantama Wisastrio
 
Teorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasarTeorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasar
Cholid2
 
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
Fazry Nurokhman
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Ria Widia
 

Mais procurados (20)

Tugas Agama Islam Ku
Tugas Agama Islam KuTugas Agama Islam Ku
Tugas Agama Islam Ku
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
 
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   donePendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2   done
Pendidikan agama Kristen Kuliah Smt.1 bab 2 done
 
Teorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasarTeorema homomorfisme dasar
Teorema homomorfisme dasar
 
Desimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulatorDesimal, kerapatan dan kalkulator
Desimal, kerapatan dan kalkulator
 
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
98095193 pancasila-sebagai-sistem-etika-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernega...
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
tugas kelompok
tugas kelompoktugas kelompok
tugas kelompok
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR DALAM SENI RUPA
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR DALAM SENI RUPAMAKALAH ILMU BUDAYA DASAR DALAM SENI RUPA
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR DALAM SENI RUPA
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
Tisarana
Tisarana Tisarana
Tisarana
 
Kedudukan Aqidah
Kedudukan AqidahKedudukan Aqidah
Kedudukan Aqidah
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Hakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat IlmuHakikat Filsafat Ilmu
Hakikat Filsafat Ilmu
 
Hubungan Manusia dengan Agama
Hubungan Manusia dengan AgamaHubungan Manusia dengan Agama
Hubungan Manusia dengan Agama
 
Masalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islamMasalah – masalah kontemporer dalam islam
Masalah – masalah kontemporer dalam islam
 
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusiaHakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
Hakikat nilai moral dalam kehidupan manusia
 
8 logika predikat
8  logika predikat8  logika predikat
8 logika predikat
 

Semelhante a Tuhan dan Dunia

Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Tuhan dan Dunia (20)

Presentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptxPresentation 2 teologi Sistematika.pptx
Presentation 2 teologi Sistematika.pptx
 
Rajib
RajibRajib
Rajib
 
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosaPaper dogmatika iii bebas dari dosa
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Filsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptxFilsafat Ketuhanan .pptx
Filsafat Ketuhanan .pptx
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
 
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptxPPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
 
Kb 1
Kb 1Kb 1
Kb 1
 
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab ManusiaHakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
Hakikat, Martabat dan Tanggung Jawab Manusia
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Manusia dan harapan
Manusia dan harapanManusia dan harapan
Manusia dan harapan
 
Manusia Dan Agama
Manusia Dan AgamaManusia Dan Agama
Manusia Dan Agama
 
Konsep Tuhan dan Ketuhanan dan Aliran Ketuhanan
Konsep Tuhan dan Ketuhanan dan Aliran KetuhananKonsep Tuhan dan Ketuhanan dan Aliran Ketuhanan
Konsep Tuhan dan Ketuhanan dan Aliran Ketuhanan
 
DOSA.docx
DOSA.docxDOSA.docx
DOSA.docx
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
Filsafat ketuhanan
Filsafat ketuhananFilsafat ketuhanan
Filsafat ketuhanan
 
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 

Mais de Vivi Silvia

Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Vivi Silvia
 

Mais de Vivi Silvia (13)

Social issue
Social issueSocial issue
Social issue
 
Peta (Geografi)
Peta (Geografi)Peta (Geografi)
Peta (Geografi)
 
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
Unsur intrinsik puisi, prosa, drama (Bahasa Indonesia)
 
Apartheid (Sejarah)
Apartheid (Sejarah)Apartheid (Sejarah)
Apartheid (Sejarah)
 
Klasifikasi kebutuhan manusia
Klasifikasi kebutuhan manusia Klasifikasi kebutuhan manusia
Klasifikasi kebutuhan manusia
 
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
 
Pricing strategy (Marketing)
Pricing strategy (Marketing)Pricing strategy (Marketing)
Pricing strategy (Marketing)
 
Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)Keberatan (Pajak)
Keberatan (Pajak)
 
Indomaret
IndomaretIndomaret
Indomaret
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)
 
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiPenggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
 
Lisence, Franchise, Contract Manufacture
Lisence, Franchise, Contract ManufactureLisence, Franchise, Contract Manufacture
Lisence, Franchise, Contract Manufacture
 
Penjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama HinduPenjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama Hindu
 

Tuhan dan Dunia

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6.
  • 7. Bahasa dialektis mewujudkan dalam 3 jalan, yaitu: a. Jalan Penyataan Manusia harus menyataan Tuhan dengan menyatakan segala sesuatu di dunia ini yang diakui sebagai nilai seperti baik, adil, jujur, dll. Karena Tuhan adalah yang maha, maka apapun yang dinyatakan di dunia ini pasti dimiliki oleh Tuhan. Semua hal positif di dunia ini pasti ada dalam Tuhan.
  • 8. b. Jalan Penyangkalan Jalan ini disebut via negativa. Manusia membahas Tuhan dengan cara negatif. Ada 3 hal mengenai jalan penyangkalan. Pertama, segala hal buruk dan negatif di dunia ini harus langsung disangkal saat membahasakan Tuhan. Misalnya, orang menyatakan Tuhan tidak jahat, Tuhan tidak buta, Tuhan tidak tak tahu,dll. Kedua, dari sisi Tuhan manusia harus menyangkal segala hal yang bersifat terbatas yang akan membatasi kesempurnaan Tuhan. Misalnya, orang menyatakan Tuhan tumbuh dan berkembang, Tuhan naik pesawat, Tuhan berenang, dll. Ketiga, Jika manusia mengatakan Tuhan baik maka harus ditambah dengan penyangkalan. Misalnya orang menyatakan Tuhan tetapi tidak seperti manusia.
  • 9. c. Jalan Transendensi atau Pelampauan Dengan membahasakan Tuhan melalui cara via negativa, maka bahasa yang dipakai dapat melampaui hal-hal yang terbatas yang digunakan untuk membahasakan Tuhan. Melalui 3 jalan tersebut, manusia dapat mengalami dan menyadari Tuhan sebagai transendental, yang maha melalui objek-objek. 2.2 Membicarakan Tuhan dengan Bahasa Analogi Analogi menekankan bahwa di satu pihak, arti tentang sesuatu sama, tetapi di lain pihak tentang sesuatu itu ada perbedaannya. Bahasa analog melampaui 3 jalan dialektis diatas. Misalnya, orang menyatakan bahwa Tuhan baik. Kebaikan Tuhan di satu sisi sama dengan kebaikan manusia, pada sisi lain tidak sama dengan kebaikkan manusia.
  • 10.  Simbol merupakan tanda yang mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkap secara langsung, yang tidak langsung ditangkap oleh inderawi.  Sesuatu yang disimbolkan lebih besar dan lebih sempurna dari simbol itu sendiri.  Namun simbol hanya bermakna dan berfungsi bagi orang-orang yang mengimani Tuhan dijalan yang sama. Misalnya, patung Yesus sebagai simbol Tuhan Yesus hanya bermakna bagi penganut agama Katolik. Kabah sebagai simbol kehadiran Allah hanya berfungsi bagi pemeluk Islam
  • 11.  Segala sesuatu yang dijalani dan dialami manusia hanya bisa dijelaskan apabila manusia mengakui bahwa ada realitas yang mutlak, transenden, dan personal.  3 hal tersebut membuat manusia dapat memaknai hidup serta menggunakan hati nuraninya.  Mutlak = Realitas itu betul ada dan tak terbatas. Artinya Tuhan itu ada dan keberadaannya mutlak.  Transenden = Kesanggupan manusia memaknai hidup, menggunakan hati nurani, serta mengutamakan hal yang baik dengan Tuhan sebagai acuannya.  Personal = Yang mutlak + transenden itu dialami dalam pengalaman menjadi manusia. Artinya, manusia percaya dan mengandalkan Tuhan karena tuhan mencintai dirinya secara personal.
  • 12.  Hubungan realitas mutlak, transenden, dan personal itu dengan dunia :  Bersifat Transenden. Artinya realitas mutlak tak terbatas lebih besar dari dunia  ada dunia atau tidak Tuhan tetap ada.  Bersifat Imanen. Artinya dunia ini bisa ada karena ada Tuhan.  Dengan demikian dimensi Imanen dan Transenden dari tuhan selalu bersamaan  Tuhan itu jauh dari dunia sekaligus dekat dengan dunia
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Keyakinan iman agama-agama Abrahamistik mengandung 5 hal penting dan mendasar yang menjadi pegangan para pemeluknya:  Tuhan berada di luar kerangka waktu.  Alam raya tidak bersifat mutlak karena mengandaikan sang pencipta.  Dalam penciptaan, paham transendensi dan imanensi Tuhan menyatakan diri dengan sempurna. Dengan demikian , manusia memiliki kebebesan, akal budi, dan roh, dengan hal yang dimilikinya itu manusia dapat melakukan apa saja sekaligus harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.  Karl Rahner (1961) mengatakan bahwa perubahan selalu mengandalkan tambahan realitas.  Mengapa Allah menciptakan alam semesta dan manusia?
  • 22. 1. Apakah Tuhan mengendalikan manusia sehingga manusia tidak bebas? 2. Jika Tuhan mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang, apakah manusia sungguh-sungguh bebas? Bagaimana dengan nasib dan takdir?
  • 23.
  • 24. Jawaban pertanyaan 2 Ada 2 jawaban:  Pada kenyataannya, apa yang dialami adalah bahwa manusia bebas.  Ada batas prinsipil dalam memahami Tuhan Pada kenyataannya apa yang dialami adalah bahwa manusia bebas. Manusia yang mengalami kebebasan memutuskan apa yang ingin dilakukan, bebas mengambil sikap terhadap tantangan dan rangsangan. Tetapi pada akhirnya ia harus bertanggung jawab.