Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, pasien mengalami keluhan gigi palsu longgar akibat resorpsi jaringan pendukung yang berlanjut selama 8 tahun pemakaian gigi palsu dan penyakit osteoporosis yang dimiliki pasien. Perawatan pendahuluan perlu dilakukan untuk mengobati cheilitis di sudut mulut sebelum pembuatan gigi palsu baru.
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Laporan hasil diskusi pemicu 2
1. LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 1
Gigi Palsu Saya Longgar, Dok..
OLEH:
KELOMPOK 8
KELAS B
DOSEN PEMBINGBING :
1.Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D.,Sp.Pros (K)
2.Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM
3.dr. Dina Ridha
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU
2015
2. DAFTAR NAMA KELOMPOK 8
KETUA : VINCENT TANNIUS (120600061)
SEKRETARIS : PRAJOGO HARKAMTO (120600062)
ANGGOTA :
1. IKTHARINA RAHIMA H (120600063)
2. MUTIA TOFA ANGGRAENI (120600064)
3. MUHAMMAD ADJI WIBISONO (120600065)
4. ROBEN PASARIBU (120600066)
5. LAMORA YOHANA (120600067)
6. SITI MAISARA AMANDA (120600068)
7. KEYKO A DARYA (120600069)
8. WINDY PRATIWI (120600070)
9. DEANDINI KUSUMAH (120600161)
10. MEYKE ROTUA SIMORANGKIR (120600162)
11. YATCEN PRANANDA (120600163)
12. SARADILA BENAZIA (120600164)
13. RENISHA CIKNESWARY (120600165)
14. SIVAKUMAR A/L YOGANATHAN (120600166)
15. USANANTHINI A/P CHANDRA (120600167)
16. NURLINA BINTI HASAN (120600168)
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan gigi dapat menyebabkan masalah pada bimechanic dan estetik pada pasien,
penanganan akan menjadi lebih buruk pada pasien edentulous penuh dan dengan kehilangan
ligament periodontalnya. Pasien yang telah menggunakan gigitiruan juga tidak lepas dari
masalah, dengan berjalannya waktu jaringan pendukung gigitiruan juga akan mengalami resorbsi
dan material gigitiruan itu sendiri juga akan mengalami atrisi pada anasir ataupun perubahan
dimensi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan vertical dimensi dan gigitiruan akan
menjadi longgar.
Pasien yang datang ke dokter gigi umum atau prostodontis datang dengan keluhan, kondisi, umur
yang berbeda-beda. Dapat terjadi resorbsi pada jaringan pendukung gigitiruan. resorbsi ini paling
banyak terjadi pada mandibular daripada maksila. Untuk itu dokter gigi harus mampu
mengembalikan kondisi gigitiruan menjadi kembali normal dengan melakukan perbaikan pada
gigitiruan lama atupun membuat gigitiruan baru.
1.2 Skenario
Pasien pria berusia 63 tahun datang ke klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan keluhan gigi palsunya longgar sehingga tidak
dapat digunakan untuk mengunyah. Pasien telah menggunakan gigitiruan tersebut selama
kurang lebih 8 tahun. Pasien ingin gigitiruannya dapat berfungsi dengan baik.
Riwayat Medis: Pasien menderita hipertensi terkontrol dan osteoporosis.
Pemeriksaan gigitiruan:
4. -)
Pemeriksaan klinis (intra oral):
cheilitis di kedua sudut mulut
1.3 Learning Issue
1. Prosedur diagnosis
2. Perawatan pendahuluan
3. Persiapan jaringan pendukung GTP
4. Rencana perawatan untuk pasien tanpa gigi tersisa
5. BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan faktor penyebab GTP pasien menjadi longgar.
Dalam beberapa dekade gigitiruan penuh merupakan pilihan perawatan pada pasien
edentulus penuh. Perawatan dengan menggunakan gigitiruan penuh tidak dapat diprediksi
hasilnya, dari pengalaman klinis, pasien memiliki reaksi yang bervariasi terhadap pemakaian
gigitiruan. Pada umumnya keluhan pasien setelah beberapa lama menggunakan gigitiruan penuh
adalah longgarnya gigitiruan yang digunakan, Hal ini disebabkan karena resopsi residual ridge
pada pasien yang menggunakan gigi tiruan penuh terus berlanjut.1 Seperti pada kasus, pasien
telah menggunakan gigitiruan penuh selama 8 tahun. Resopsi pada residual ridge yang terus
berlanjut selama pemakaian gigitiruan akan menyebabkan gigitiruan semakin longgar.
Pada kasus dijelaskan bahwa pasien menderita osteoporosis. Osteoporosis merupakan
kelainan metabolik yang ditandai dengan rendahnya bone mass dan adanya kerusakan secara
mikroarsitektural pada tulang yang akan menyebabkan resiko fraktur pada tulang meningkat.
Osterberg et al. Menemukan bahwa resopsi pada residual ridge lebih cepat pada pasien yang
memiliki penyakit sistemik osteopososis dibandingkan dengan pasien yang normal. Pada grup
pasien gigitiruan penuh dengan penyakit sistemik osteoporosis resopsi residual ridge maksila
2,26% lebih cepat dibandingkan pada grup pasien gigitiruan penuh tanpa penyakit sistemik
osteoporosis, dan resopsi residual ridge mandibula 3,98% lebih cepat pada grup yang sama.2
2. Jelaskan prosedur diagnostik untuk pasien tersebut.
. 1. ANAMNESA
1.1. Identitas Pasien
Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, ras, agama dan tempat tinggal
1.2. Riwayat Medis
6. Pada pasien yang memiliki penyakit sistemik, akan diperlukan instruksi spesifik,
follow-up yang spesifik untuk evaluasi respon jaringan pada rongga mulut terhadap
pemakaian gigi tiruan.
Diabetes mellitus
Diabetes mellitus akan terjadi resopsi lebih cepat dari pada pasien yang
tidak memiliki penyakit sistemik, sehingga akan membutuhkan relining yang lebih
sering daripada pasien yang tidak memiliki penyakit sistemik.
Kelainan pada persendian
Kelainan pada sendi yang sering terjadi pada lansia adalah oseoarthritis..
Pada kondisi ini pasien akan sulit membuka mulut karena akan menimbulkan rasa
nyeri pada TMJ saat membuka mulut.
Cardiovascular Disease
Pada pasien yang memiliki kondisi ini dianjurkan untuk konsultasi dengan
dokter penyakit dalam sebelum menerima perawatan dari dokter gigi.
1.3. Riwayat Dental
Keluhan Utama
Lamanya pasien Edentulus
Riwayat Pemakaian Gigitiruan
2. PEMERIKSAAN KLINIS
2.1 Pemeriksaan Extra-Oral
Pemeriksaan Fasial meliputi:
o Bentuk Bibir, philtrum, nasolabial fold, sulkus mentolabial, lebar
vermilion border, bentuk wajah
o Tonus Otot : tonus otot akan mempengaruhi stabilitas dari gigitiruan
o Pemeriksaan TMJ :
2.2 Pemeriksaan Intra-Oral
Pemeriksaan Mukosa
7. o Warna Mukosa, kondisi mukosa, dan ketebalan mukosa
Saliva
Residual Ridge
o Pemeriksaan residual ridge meliputi:
ukuran lengkung
bentuk lengkung: terdiri dari square, ovoid, atautaper
Palatum Keras
o Klasifikasi bentuk palatum keras:
U-shape : Ideal untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan
V-shape: Retensi kurang untuk gigi tiruan
Flat : Retensi gigi tiruan kurang terhadap gaya lateral dan rotasi.3
Palatum Lunak
Penting untuk mengetahui hubungan antara palatum keras dan palatum
lunak untuk penentuan posterior palatal seal pada gigi tiruan.3
Torus
Torus merupakan penonjolan yang abnormal pada tulang yang ditemukan pada
bagian tengah palatum pada maksila dan pada sisi lingual, regio premolar pada
rahang bawah. Sebaiknya pembedahan pada untuk mengangkat torus dihindari
kecuali torus sangat besar dan mengganggu pemasangan gigitiruan.
Klasifikasi torus :
Klas I : Torus berukuran kecil , umumnya tidak mengganggu pemasangan
gigitiruan
Klas II : Torus berukuran sedang , umumnya torus ini sedikit menimbulkan
masalah dalam pembuatan danpemasangan gigi tiruan, namun belum
membutuhkan pembedahan
Klas III: Torus dengan ukuran yang sangat besar dan mengganggu
pemasangan dan pembuatan gigitiruan. Pada kondisi ini dibutuhkan
pembedahan untuk mengangkat torus.3
Perlekatan frenulum
Perlekatan fenulum yang sangat dekat pada linggir akan membuat gigitiruan tidak
stabil saat difungsikan sehingga dibutuhkan pembedahan.3
8. Lidah
Pemeriksaan ukuran dan keaktifan perlu diperhatian karena lidah yang besar dan
hipertonus akan membuat gigitiruan menjadi tidak stabil.3
Dasar mulut
Pemeriksaan daasar mulut perlu dilakukan untuk mengetahui jarak antara puncak
ridge dengan dasar mulut. Semakin dekat jarak antara ridge dengan daasar mulut
maka akan mengurangi retensi dan stabilitas gigitiruan.3
3.1. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi yang paling diajurkan untuk pasien edentulus penuh adalh
panoramik karena dapat memperlihatkan keseluruhan kondisi maksila dan
mandibula.3
3. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya angular cheilitis pada pasien tersebut
Angular chelitis adalah inflamasi pada labial commisure dan mukosa didekatnya. Etiologi dari
Angular chelitis adalah Candida Albicans, dan faktor predisposisi dari angular chelitis dibagi
menjadi 2 yaitu sistemik dan lokal.
1. Faktor Sistemik
Faktor sistemik yang menyebabkan terjadinya angular chelitis adalah defisiensi
nutrisi. Dari hasil diagnosti pasien angular chelitis akan mengalami defisiensi nutrisi
seperti : zat Besi, Riboflafin (vitamin B2), Pyridoxine (vitamin B6),Cyanocobalamine
(vitamin B12), Asam Folat, Niasin, dan Zinc.4
2. Faktor Lokal
Kategori
PerubahanAnatomi PenurunanVertikalDimensi Oklusi
Pada kasusgigi tiruanpasiensudah
mengalami keausandandatar,sehingga
terjadi penurunanverikal dimensi.5
AgenInfeksius CandidaAlbicans:dari cultur jamur
ditemukan93% CandidaAlbiccans
pada lesi aktif AngularChelitis.5
StaphylococcusAureus:dari hasil
9. kulturbakteri denganmethicilin,
didapatkan63% strain
staphylococcusAureus.5
β – Hemolyticstreptococci :dari
hasil kulturditemukan8% -15% β –
HemoliticStreptococci.5
Patogenesis
Angular chelitis terjadi disebabkan oleh banyak faktor (Malnutrisi, Penurunan vertikal dimensi,
Agen infeksius) . Gigi tiruan yang aus dan memendek menyebabkan bibir tidak terdukung dan
Vertikal Dimensi Oklusi menurun. Penurunan vertikal dimensi akan menyebabkan terbentuknya
lipatan pada sudut bibir. Lipatan pada sudut bibir akan menyebabkan drooling saliva. Pada
kondisi malnutrisi dan sistem pertahanan tubuh menurun, flora normal rongga mulut seperti
Candida Albicans dan Staphylococcus aureus akan berubah menjadi patogen dan akan
menyebabkan terjadinya inflamasi pada sudut mulut.5
4. Jelaskan prosedur pemeriksaan gigitiruan yang lama.
Pemeriksaan yang dilakukan pada gigitiruan sebelumnya yaitu :
1. Lama pasien menggunakan gigi tiruaan.
2. Bentuk gigi anterior dan posterior, bahan gigi tiruan
3. Oklusi sentrik, relasi sentrik, dan profil pasien.
4. Vertikal dimensi oklusi
5. Penyusunan gigi mengikuti garis senyum.
6. Perluasan basis gigi tiruan maksila
7. Posterior palatal seal pada basis gigitiruan maksila harus diperiksa
8. Basal seat dan adaptasi dari gigitiruan.
9. Penyusunan gigi terhadap neutral zone
10. Adanya cross-bite
11. Pemeliharaan gigitiruan: Baik, sedang atau buruk
12. Keausan gigitiruan : Ringan, sedang, parah
13. Retensi dan stabilitas dari gigitiruan.3
10. 5. Jelaskan klasifikasi bentuk palatum dan termasuk kelas berapakah kondisi palatum
pasien tersebut.
Palatum merupakan salah satu struktur anatomi pendukung gigi tiruan penuh. Bentuk paltum
pada setiap individu berbeda-beda. berikut adalah klasifikasi bentuk palatum
1. Klas I : palatum berbentuk U. Keadaan palatum yang seperti ini baik karena akan
menyediakan retensi dan resistensi terhadap gaya vertical dan horizontal.
2. Klas II : Palatum berbentuk V. Palatum dengan bentuk seperti ini akan
mempunyai prognosa perawatan yang buruk karena gaya vertical
cenderung mengganggu seal.
3. Klas III : Palatum lebar dan rata. baik untuk
ccccccccccccccmenerima tekanan vertical dan buruk untuk menerima tekanan lateral
Pada kasus tersebut, dengan pemeriksaan intra oral di dapatlah hasil bahwa bentuk
palatum pasien tersebut adalah dangkal sehingga dapat di masukkan ke dalam klasifikasi
palatum Klas III.
6. Dengan kondisi palatum tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap pemakaian GTP?
Kondisi palatum yang demikian akan mempengaruhi retensi dari gigi tiruan yang akan
dibuatkan. Pada pasien tersebut di tambah dengan adanya torus palatinus yang besar pada daerah
palatum sehingga stabilisasi dari gigi tiruan penuh pun berkurang.
7. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis intraoral pada pasien tersebut, perlukah
dilakukan perawatan pendahuluan? Jelaskan alasannya.
pada kasus ini perlu dilakukan perawatan pendahuluan, perawatan yang dilakukan yaitu :
1. Eliminasi infeksi
Sebulum pembuatan gigi tiruan penuh yang baru, terlebih dahulu kita sembuhkan
ulsernya dengan cara mengistirahatkan jaringannya dengan tidak memakai gigi tiruan
selama 24-72 jam atau kita bisa memberi terapi obat-obatan untuk menyembuhkan
ulsernya.
11. 2. Eliminasi keadaan patologis
Melakukan perawatan berupa obat antifungal pada angular cheilitis, untuk torus palitinus
dapat dilakukan pembedahan jika ukuran torus besar (Klas III) dan untuk xerostomia nya
kita dapat menggunakan terapi saliva buatan contohnya menggunakan bioten.
3. Preprostetic surgery
Pada kasus tersebut Preprostetic surgery pada torus palatinus dapat dilakukan dapat juga
tidak dilakukan tergantung besarnya torus tersebut.
4. Tissue Conditioning
pasien di instruksikan untuk mengistirahatkan jaringan dengan cara tidak memakai gigi
tiruannya selama 24-72 jam. pada tissue conditioning kita menggunakan bahan tissue
conditioner dengan tujuan untuk pendistribusian gaya yang lebih baik, mengurangi
trauma jaringan mukosa dan elastic modulus yang rendah dari tissue conditioner ini
sangat sesuai dengan jaringan mukoperiosteum.
5. Nutritional Counseling
Berdasarkan skenario diketahui bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 63
tahun memiliki riwayat medis osteoporosis dan hipertensi yang terkontrol, pada
pemeriksaan klinis intra oral ditemukan bahwa pasien menderita xerostomia. terdapat
angular cheilitis pada sudu mulut. Maka dari itu, penatalaksaan gizi pada pasien tersebut
sangatlah penting.
Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan
pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama.
8. Berdasarkan kondisi sistemik pasien tersebut, dapatkah dilakukan perawatan
pendahuluan secara bedah?
Kategori Tekanan Darah
Sistol (mmHg)
Tekanan Darah
Diatol (mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-139
< 80
< 85
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
12. Dari hasil
pemeriksaan, di dapat hasil bahwa pasien tergolong dalam hipertensi terkontrol tapi tidak
disebutkan secara rinci terkontrol yang bagaimana, sehingga perawatan pendahuluan
berupa bedah dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol dalam rentang normal dan
tidak dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol tapi dalam rentangan tidak normal.
9. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir
alveolaris pasien tersebut
Etiologi terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah
iritasi gigi tiruan yang longgar
Mekanisme inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah diawali
dari pasien telah edentulus dan memakai gigi tiruan selama 8 tahun disertai penyakit sistemik
osteoporosis menyebabkan resopsi linggir alveolaris yang hebat. Linggir alveolaris memendek
sehingga gigi tiruan tidak fitting (cekat) lagi di atas jaringan pendukung. Sayap gigi tiruan
tampak memanjang dan menekan mukosa saat gigi tiruan berfungsi. Tekanan dari beban
pengunyahan yang besar dari pasien dapat dilihat dari keadaaan anasir gigi tiruan yang telah rata
memperberat kondisi mukosa sehingga terjadi respon fisiologi berupa inflamasi dan jika iritasi
ini terus berlanjut menyebabkan terjadi ulserasi pada mukosa. Penyembuhan dari inflamasi
semakin sulit karena saliva yang seharusnya berperan dalam sistem imun dan lubrikasi untuk
mengadaptasikan gigi tiruan tidak ada sehingga ulserasi pada mukosa linggir alveolaris.
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
<90
13. 10. perlakuan apa yang dapat dilakukan pada GTP pasien yang lama agar dapat berfungsi
dengan baik selama menunggu GTP yang baru.
Pada kasus diatas pasien mengalami ulser diakibatkan gesekan GTP terhadap mukosa
linggir akibat dari tidak cekatnya GTP. Hal yang dapat kita lakukan yaitu relining dengan bahan
tissue conditioning yang di oleskan pada basis yang sudah diradir kurang lebih 1-2 mm.
Sehingga gigi tiruan tidak menekan jaringan yang inflamasi dan lebih cekat sehingga terjadi
penyebaran tekanan yang lebih merata pada mukosa linggir alveolar. Tissue conditioning juga
dapat mempersiapkan jaringan yang sudah distorsi akibat pemakaian gigi tiruan yang terlalu
lama.
11. Jelaskan pilihan perawatan yang terbaik untuk pasien tersebut secara prostodontik
Pada GTP lama pasien, anasir sudah menjadi atrisi dan basis sudah tidak cekat lagi, maka
Perawatan terbaik untuk pasien tersebut yang dapat diambil adalah dengan membuatkan gigi
tiruan penuh yang baru, sehingga vertikal dimensi oklusi pasien sudah mengalami penurunan dan
untuk mengembalikannya caranya adalah membuatkan gigi tiruan yang baru karena perbaikan
anasir gigi tiruam rumit dan memakan waktu yang lebih lama. Pembuatan gigi tiruan yang baru
dilakukan setelah inflamasi dan ulserasi pada mukosa pasien sembuh dan pasien siap untuk
dilakukan pencetakan.
12. Bagaimana penatalaksanaan gizi untuk pasien tersebut?
Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan
pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama.
Nutrient Sumber Makanan Tanda Defisiensi pada Oral
Riboflavin (B2) Susu, telur, biji- bijian, hati Angular cheilitis; glossitis
reccurent aphthae
Niacin (B3) Susu, telur, hati, daging,
ekstrak ragi, kacang-kacangan
Muccosal atrhopy; stomatitis;
glossitis; angular cheilitis
Pyridoxine (B6) Hati, daging, ikan, biji-bijian,
susu, kacang-kacangan
Glossitis; stomatitis; reccurent
aphthae; angular cheilitis
Cyanocobalamin (B12) Daging, ikan, telur, susu Atrophic glossitis; stomatitis; ;
reccurent aphthae; angular
cheilitis
14. BAB III
KESIMPULAN
Kehilangan gigi penuh atau edentulous penuh memiliki banyak dampak pada pasien baik
pada intraoral maupun ekstraoral. Pada pasien edentulous penuh memang resorbsi tidak bisa
dihindari, hal ini juga diperparah usia pasien yang sudah tua dimana regenerasi tulang sudah
menjadi lebih lambat. Resorbsi akan menyebabkan gigitiruan tidak cekat dan menjadi longgar,
vertical dimensi juga menjadi turun sehingga akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada sudut
mulut yang selanjutnya menjadi lembab akibat penumpukan saliva, daerah ini akan menjadi
tempat yang sangat baik bagi mikroorganisme pathogen sehingga akan menyebabkan angular
cheilitis. Hal inilah yang menyebabkan pasien datang ke doktergigi untuk membuat gigitiruan
yang baru.
Pembuatan gigi tiruan baru membutuhkan waktu yang agak lama, artinya pasien harus
mengalami periode tanpa gigi atau ompong, namun ada hal lain yang dapat dilakukan seperti
melakukan relining dengan tissue conditioner. Hal ini dapat dilakukan selagi menunggu GTP
yang baru. Selain itu dengan memberikan tissue conditioner, penyembuhan juga akan menjadi
lebih cepat.
15. DAFTAR PUSTAKA
1. D’souza D.Residual Ridge Resorption – Revisited, Oral Health Care –
Prosthodontics,Periodontology, Biology, Research and Systemic Conditions, Mandeep
(ed). Intech. China 2012:20.
2. Singhal S dkk. The effect of osteoporosis on residual ridge resorption and masticatory
performance in denture wearers. J of Gerodontology. 2012;29:c1059-c1066.
3. Veeraiyan DN, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of Prosthodontics. 1st ed. New
Delhi:Jaypee Brothers.2004:13-31.
4. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 2: Nutritional, Systemic, and
Drug-Related Causes and Treatment. J of Cutis;88:27-32.
5. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 1: Local Etiologies. J of
Cutis;87:289-295.