SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
Dasar-Dasar Teknologi Hasil
Perikanan
Venny Agustin S.Pi., M.Sc
Jenis-jenis hasil perairan
Berdasarkan tempat hidupnya dan sifat-sifatnya, hasil perikanan dapat
diklasifikasikan:
• Hasil perikanan laut (hewan atau tetumbuhan yang diperoleh dari laut)
• Hasil perikanan darat (diperoleh dari sungai, kolam, telaga, danau, rawa
atau semua yang hidup di air tawar).
Hasil Perikanan Laut Berdasarkan
Jenisnya
• Golongan Demersal
• Golongan Pelagik kecil
• Golongan Pelagik besar
• Golongan Anadromus
• Golongan Katadromus
• Hasil perikanan berkulit keras crustacea
• Hasil perikanan berdaging lunak
• Hasil perikanan yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas
(micillaneous)
Apa saja hasil perikanan?
Hasil perikanan menurut FAO terbagi kedalam tujuh kelompok yaitu
• Ikan darat dan diadromous atau jenis ikan yang bermigrasi antara air
laut dan air tawar untuk bertelur/berpijah (Ex: Ikan sidat dan Ikan
salmon).
• Ikan laut.
• Krustacea, moluska dan avertebrata lainnya.
• Ikan paus.
• Anjing laut dan beberapa mamalia perairan.
• Berbagai binatang air seperti penyu, kura-kura, kodok, buaya dan
lainnya, yang belum termasuk tersebut di atas seperti mutiara, spons,
koral.
• Tumbuhan air seperti ganggang dan rumput lain.
• Ikan sebagai salah satu hasil perikanan, yang merupakan sumber protein
yang relatif murah, tetapi beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai
ekonomi yang cukup tinggi untuk diekspor.
• Salah satu kelemahan ikan sebagai bahan makanan ialah sifatnya yang
mudah busuk setelah ditangkap dan mati. sehingga perlu ditangani
dengan baik agar tetap dalam kondisi yang layak dikonsumsi konsumen.
Penanganan awal
terhadap ikan setelah
ditangkap
Sortasi
Grading
Pembersihan ikan
Ikan sebagai bahan pangan
Ikan sebagai bahan pangan
• Ikan sebagai bahan makanan mengandung protein tinggi dan
mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh,
mudah dicerna.
• Harganya jauh lebih murah dibandingkan sumber protein lain.
• Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak,
dan lainnya.
• Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizinya tergantung pada jenis,
umur, kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi tempat hidupnya.
Manthey-Karl et al. (2016)
Source: Natural Chemical Composition of Commercial Fish Species: Characterisation of
Pangasius, Wild and Farmed Turbot and Barramundi
Ahmed et al. (2021)
Source:Muscle proximate composition of various food fish species and their nutritional
significance: A review
Sayuti et al. (2021)
Source: Chemical composition and hedonic test of asar fish (smoked Katsuwonus pelamis) from
Sorong, West Papua, Indonesia
Kelebihan produk perikanan
Kelebihan produk perikanan dibanding dengan produk hewani lainnya
sebagai berikut :
• Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun
oleh asam-asam amino yang mendekati kebutuhan asam amino dalam
tubuh manusia.
• Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit
tenunan pengikat (tendon).
• Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar
kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
• Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe,
Zn, F, Ar, Cu serta vitamin A dan D
Ikan juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
• Kandungan air yang tinggi (80%), pH tubuh ikan yang mendekati netral
dan daging ikan yang sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis
menyebabkan daging sangat lunak, sehingga menjadi media yang baik
untuk pertumbuhan bakteri pembusuk.
• Kandungan asam lemak tak jenuh yang mengakibatkan daging ikan
mudah mengalami proses oksidasi sehingga menyebabkan bau tengik.
Bau amis pada ikan?
• Hasil dari penguraian TMAO (trimetilamin N-oksida) oleh bakteri yang terdapat
pada tubuh ikan.
• Trimetilamin N-oksida alias (CH3)3NO merupakan produk biologis hasil oksidasi
dari trimetilamin
• Dalam keadaan hidup, TMAO berfungsi sebagai penyeimbang urea yang
terdapat dalam tubuh ikan, sebagai konsekuensi dari tinggal di air asin. Namun,
ketika mati TMAO dalam otot dan jaringan kulit di bawah sisik (atau cangkang)
terurai oleh bakteri → trimetilamin (TMA) dan TMA inilah yang tercium sebagai
bau amis.
• Karena TMAO berfungsi sebagai penyeimbang urea, maka TMAO berjumlah jauh
lebih sedikit pada ikan air tawar. Karena metabolisme dan ekskresi ikan air tawar
yang berkebalikan dengan ikan air asin. Hal ini jugalah yang menyebabkan
kenapa ikan air tawar berbau lebih tidak amis dibandingkan ikan air asin.
Untuk klasifikasi crutacea, umumnya masih menggunakan klasifikasi dari Darvis (2001) dimana, crustacea dibagi
menjadi 6 kelas, yaitu :
• Kelas Branchipoda, asal katanya dari branchia yang berarti insang dan pous yang berarti kaki. Kelas ini merupakan
kelas crustacea yang hidup di perairan dengan memiliki insang pada anggota badan tambahan.
• Kelas Maxillopodo, merupakan kelas crustacea dengan variasi yang beragam dan masih menjadi perdebatan
dalam filogenetiknya. Anggota dari kelas ini seperti kutu ikan dan teritip.
• Kelas Ostracoda, merupakan kelas crustacea yang memiliki cangkang dengan bentuk mirip Bivalca dan memiliki
tubuh pipih.
• Kelas Malacostraca merupakan kelas utama dan terbesar pada Crustacea. Memiliki arti cangkang lunak, dengan
anggota yang termasuk di dalamnya yaitu udang, lobster dan kepiting.
• Kelas Remipedia, merupakan kelas crustacea buta yang memiliki kaki pendayung dan hidup di air laut.
• Kelas Cephalocarida, merupakan kelas crustacea yang berhabitat di air laut dalam atau bentik.
• Cephalopoda merupakan kelas bagi hewan mollusca yang memiliki kaki di kepalanya. Beberapa
hewan cephalopoda adalah Octopus (gurita), Loligo (cumi-cumi), dan Sepia (gurita).
• Gastropoda merupakan sekumpulan hewan mollusca yang memiliki kaki di perut. Contoh hewan
gastropoda adalah Vivipara javanica (siput yang umumnya hidup di sawah), Melania testudinaria
(siput), dan Helix Aspersa (keong atau bekicot).
• Bivalvia memiliki dua cangkang yang dihubungkan oleh engsel – disebut ligamen, dan ditutup oleh
otot yang kuat. Cangkangnya dapat membuka dan menutup saat dibutuhkan, tetapi biasanya
ditutup dengan otot yang kuat untuk melindunginya dari pemangsa.
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin,aluminum,
mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor.silicon, rubidium,
strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium,dan unsur-unsur lainnya),
asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula serta
vitamin A, D, C, E, dan K.
Rumput laut dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan kandungan pigmennya
Rhodophyceae (Ganggang merah)
Phaeophyceae ( Ganggang cokelat)
Chlorophyceae (Ganggang hijau)
Cyanophyceae (Ganggang biru-hijau)
Rumput Laut
Produk Rumput Laut
1. Agar-agar Iota karagenan, kappa
karagenan dan lambda
karagenan
Karagenan
Alginat
2.
3.
Tumbuhan lamun
• Tumbuhan lamun atau biasa disebut seagrass adalah
tumbuhan yang hidup dan tumbuh di bawah permukaan laut
dangkal (Permana, Amir,& Siti, 2016).
• Potensi ekologis ekosistem lamun antara lain sebagai habitat
hidup dan daerah asuhan (nursery ground) bagi berbagai
macam biota laut (Rahmawati, 2011).
• Ekosistem lamun berperan seperti terumbu karang, yaitu
untuk habitat ikan sehingga telah lama dimanfaatkan oleh
nelayan sebagai area penangkapan ikan (fishing ground)
(Tebay & Denny, 2017).
Dasar – Dasar Pengolahan Ikan
Pengolahan merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan kondisi ikan dari proses
pembusukan, sehingga mampu memperpanjang
masa simpan (shelf life).
Jadi pada dasarnya pengawetan dan pengolahan ikan
bertujuan untuk melindungi ikan dari pembusukan atau
kerusakan karena perubahan yang disebabkan oleh
kegiatan mikroorganisme (jasad renik) dan
perubahan-perubahan lain yang merugikan.
Perubahan ini disebabkan oleh:
● Kegiatan enzim (autolysis).
● Bakteri-bakteri pembusuk yang terdapat di dalam ikan.
Tujuan utama pengolahan
Ikan dan hasil perikanan lain merupakan bahan pangan yang mudah
membusuk.
Proses pengolahan yang dilakukan bertujuan:
1. Menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat.
2. Mikroorganisme perusak atau enzim-enzim yang dapatmenyebabkan
kemunduran mutu dan kerusakan.
Cara pengolahan yang
umum dilakukan
1
Pengolahan dengan
memanfaatkan faktor fisikawi
2
Pengolahan dengan bahan
pengawet
3
Pengolahan yang
memanfaatkan faktor fisikawi
dan bahan pengawet
4
Pengolahan dengan cara
fermentasi
Pengolahan dan memanfaatkan faktor fisikawi
• Suhu tinggi digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat
pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan.
Misalnya proses pengeringan, pengasapan, dan proses sterilisasi dalam
pengalengan ikan.
• Suhu rendah untuk menjaga sifat segar ikan. Proses ini tidak akan
menyebabkan matinya mikroorganisme, tetapi hanya bersifat menghambat
aktivitasnya.
Pengolahan menggunakan bahan
pengawet
• Tujuan utama pengolahan menggunakan bahan pengawet
menghambat aktivitas atau pertumbuhan mikroba, menghambat
proses enzimatik, serta memberikan sifat fisikawi yang khas dan
memberikan nilai estetika yang tinggi.
• Pengolahan yang menggunakan bahan pengawet seperti dalam
proses penggaraman, perendaman dalam larutan asam, dan lain lain.
Pengolahan yang memanfaatkan faktor
fisikawi dan bahan pengawet
• Bertujuan meningkatkan mutu dari pengolahan yang dilakukan.
Juga mencegah resiko kerusakan yang lebih besar yang terjadi pada
bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan.
• Pengolahan dengan dua gabungan metode lebih mampu
meningkatkan mutu serta cita rasa ikan yang diolah. Misalnya saja
sebelum ikan dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu
diberi bahan pengawet.
Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan
yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi produk
setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula.
Atau penguraian metabolik senyawa organik oleh mikroorganisme
yang menghasilkan suatu energi.
Pengolahan dengan cara
fermentasi
Thank you
Post test 1
1. Sebutkan hasil perikanan laut berdasarkan jenisnya! (min 5)
2. Sebutkan 3 contoh ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
untuk diekspor!
3. Jelaskan penanganan awal apa saja yang dapat kita lakukan pasca
ikan ditangkap!
4. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan kimia
pada ikan!
5. Apa yang dimaksud dengan pengolahan?
6. Apa saja tujuan dari pengolahan dan pengawetan?
7. Sebutkan 3 contoh produk olahan maupun pengawetan ikan!

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Pendahuluan Dastek.pptx

budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh kbudidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh kTHEOVITO
 
Modul Prakarya Kelas IX sem 2
Modul Prakarya Kelas IX sem 2Modul Prakarya Kelas IX sem 2
Modul Prakarya Kelas IX sem 2maesuri syata
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalRoni Darmanto
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan leleAnggi Ahmad
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi leleAnggi Ahmad
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sAngga Asc
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafoodnafarani
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxRanggaPrayudha2
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
Potensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanPotensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanRahmi Soleha
 

Semelhante a Pendahuluan Dastek.pptx (20)

budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh kbudidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
budidaya ikan hias jenis cichlidae oleh k
 
Buku lobster bab 1
Buku lobster bab 1Buku lobster bab 1
Buku lobster bab 1
 
Modul Prakarya Kelas IX sem 2
Modul Prakarya Kelas IX sem 2Modul Prakarya Kelas IX sem 2
Modul Prakarya Kelas IX sem 2
 
Osmoregulasi
OsmoregulasiOsmoregulasi
Osmoregulasi
 
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan BawalProposal Pembiakan Ikan Bawal
Proposal Pembiakan Ikan Bawal
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Laporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza sLaporan Dasgen Angga reza s
Laporan Dasgen Angga reza s
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Ikan hiasan
Ikan hiasanIkan hiasan
Ikan hiasan
 
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptxBioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
BioekologiIkanBelidadiIndonesia_SA-Rev.pptx
 
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
ikan 2.pptx
ikan 2.pptxikan 2.pptx
ikan 2.pptx
 
Potensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattanPotensi laut sebagai sumber obattan
Potensi laut sebagai sumber obattan
 

Pendahuluan Dastek.pptx

  • 2. Jenis-jenis hasil perairan Berdasarkan tempat hidupnya dan sifat-sifatnya, hasil perikanan dapat diklasifikasikan: • Hasil perikanan laut (hewan atau tetumbuhan yang diperoleh dari laut) • Hasil perikanan darat (diperoleh dari sungai, kolam, telaga, danau, rawa atau semua yang hidup di air tawar).
  • 3. Hasil Perikanan Laut Berdasarkan Jenisnya • Golongan Demersal • Golongan Pelagik kecil • Golongan Pelagik besar • Golongan Anadromus • Golongan Katadromus • Hasil perikanan berkulit keras crustacea • Hasil perikanan berdaging lunak • Hasil perikanan yang tidak dapat diidentifikasi dengan jelas (micillaneous)
  • 4. Apa saja hasil perikanan? Hasil perikanan menurut FAO terbagi kedalam tujuh kelompok yaitu • Ikan darat dan diadromous atau jenis ikan yang bermigrasi antara air laut dan air tawar untuk bertelur/berpijah (Ex: Ikan sidat dan Ikan salmon). • Ikan laut. • Krustacea, moluska dan avertebrata lainnya. • Ikan paus. • Anjing laut dan beberapa mamalia perairan. • Berbagai binatang air seperti penyu, kura-kura, kodok, buaya dan lainnya, yang belum termasuk tersebut di atas seperti mutiara, spons, koral. • Tumbuhan air seperti ganggang dan rumput lain.
  • 5. • Ikan sebagai salah satu hasil perikanan, yang merupakan sumber protein yang relatif murah, tetapi beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk diekspor. • Salah satu kelemahan ikan sebagai bahan makanan ialah sifatnya yang mudah busuk setelah ditangkap dan mati. sehingga perlu ditangani dengan baik agar tetap dalam kondisi yang layak dikonsumsi konsumen.
  • 6. Penanganan awal terhadap ikan setelah ditangkap Sortasi Grading Pembersihan ikan
  • 7. Ikan sebagai bahan pangan Ikan sebagai bahan pangan • Ikan sebagai bahan makanan mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, mudah dicerna. • Harganya jauh lebih murah dibandingkan sumber protein lain. • Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainnya. • Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizinya tergantung pada jenis, umur, kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi tempat hidupnya.
  • 8. Manthey-Karl et al. (2016) Source: Natural Chemical Composition of Commercial Fish Species: Characterisation of Pangasius, Wild and Farmed Turbot and Barramundi
  • 9. Ahmed et al. (2021) Source:Muscle proximate composition of various food fish species and their nutritional significance: A review
  • 10. Sayuti et al. (2021) Source: Chemical composition and hedonic test of asar fish (smoked Katsuwonus pelamis) from Sorong, West Papua, Indonesia
  • 11. Kelebihan produk perikanan Kelebihan produk perikanan dibanding dengan produk hewani lainnya sebagai berikut : • Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam amino yang mendekati kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia. • Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon). • Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. • Daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Zn, F, Ar, Cu serta vitamin A dan D
  • 12.
  • 13. Ikan juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu: • Kandungan air yang tinggi (80%), pH tubuh ikan yang mendekati netral dan daging ikan yang sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis menyebabkan daging sangat lunak, sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. • Kandungan asam lemak tak jenuh yang mengakibatkan daging ikan mudah mengalami proses oksidasi sehingga menyebabkan bau tengik.
  • 14.
  • 15. Bau amis pada ikan? • Hasil dari penguraian TMAO (trimetilamin N-oksida) oleh bakteri yang terdapat pada tubuh ikan. • Trimetilamin N-oksida alias (CH3)3NO merupakan produk biologis hasil oksidasi dari trimetilamin • Dalam keadaan hidup, TMAO berfungsi sebagai penyeimbang urea yang terdapat dalam tubuh ikan, sebagai konsekuensi dari tinggal di air asin. Namun, ketika mati TMAO dalam otot dan jaringan kulit di bawah sisik (atau cangkang) terurai oleh bakteri → trimetilamin (TMA) dan TMA inilah yang tercium sebagai bau amis. • Karena TMAO berfungsi sebagai penyeimbang urea, maka TMAO berjumlah jauh lebih sedikit pada ikan air tawar. Karena metabolisme dan ekskresi ikan air tawar yang berkebalikan dengan ikan air asin. Hal ini jugalah yang menyebabkan kenapa ikan air tawar berbau lebih tidak amis dibandingkan ikan air asin.
  • 16. Untuk klasifikasi crutacea, umumnya masih menggunakan klasifikasi dari Darvis (2001) dimana, crustacea dibagi menjadi 6 kelas, yaitu : • Kelas Branchipoda, asal katanya dari branchia yang berarti insang dan pous yang berarti kaki. Kelas ini merupakan kelas crustacea yang hidup di perairan dengan memiliki insang pada anggota badan tambahan. • Kelas Maxillopodo, merupakan kelas crustacea dengan variasi yang beragam dan masih menjadi perdebatan dalam filogenetiknya. Anggota dari kelas ini seperti kutu ikan dan teritip. • Kelas Ostracoda, merupakan kelas crustacea yang memiliki cangkang dengan bentuk mirip Bivalca dan memiliki tubuh pipih. • Kelas Malacostraca merupakan kelas utama dan terbesar pada Crustacea. Memiliki arti cangkang lunak, dengan anggota yang termasuk di dalamnya yaitu udang, lobster dan kepiting. • Kelas Remipedia, merupakan kelas crustacea buta yang memiliki kaki pendayung dan hidup di air laut. • Kelas Cephalocarida, merupakan kelas crustacea yang berhabitat di air laut dalam atau bentik.
  • 17. • Cephalopoda merupakan kelas bagi hewan mollusca yang memiliki kaki di kepalanya. Beberapa hewan cephalopoda adalah Octopus (gurita), Loligo (cumi-cumi), dan Sepia (gurita). • Gastropoda merupakan sekumpulan hewan mollusca yang memiliki kaki di perut. Contoh hewan gastropoda adalah Vivipara javanica (siput yang umumnya hidup di sawah), Melania testudinaria (siput), dan Helix Aspersa (keong atau bekicot). • Bivalvia memiliki dua cangkang yang dihubungkan oleh engsel – disebut ligamen, dan ditutup oleh otot yang kuat. Cangkangnya dapat membuka dan menutup saat dibutuhkan, tetapi biasanya ditutup dengan otot yang kuat untuk melindunginya dari pemangsa.
  • 18. Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin,aluminum, mangan, calsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor.silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium,dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula serta vitamin A, D, C, E, dan K. Rumput laut dikelompokkan menjadi 4 berdasarkan kandungan pigmennya Rhodophyceae (Ganggang merah) Phaeophyceae ( Ganggang cokelat) Chlorophyceae (Ganggang hijau) Cyanophyceae (Ganggang biru-hijau) Rumput Laut
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. Produk Rumput Laut 1. Agar-agar Iota karagenan, kappa karagenan dan lambda karagenan Karagenan Alginat 2. 3.
  • 23.
  • 24. Tumbuhan lamun • Tumbuhan lamun atau biasa disebut seagrass adalah tumbuhan yang hidup dan tumbuh di bawah permukaan laut dangkal (Permana, Amir,& Siti, 2016). • Potensi ekologis ekosistem lamun antara lain sebagai habitat hidup dan daerah asuhan (nursery ground) bagi berbagai macam biota laut (Rahmawati, 2011). • Ekosistem lamun berperan seperti terumbu karang, yaitu untuk habitat ikan sehingga telah lama dimanfaatkan oleh nelayan sebagai area penangkapan ikan (fishing ground) (Tebay & Denny, 2017).
  • 25. Dasar – Dasar Pengolahan Ikan Pengolahan merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kondisi ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu memperpanjang masa simpan (shelf life).
  • 26. Jadi pada dasarnya pengawetan dan pengolahan ikan bertujuan untuk melindungi ikan dari pembusukan atau kerusakan karena perubahan yang disebabkan oleh kegiatan mikroorganisme (jasad renik) dan perubahan-perubahan lain yang merugikan. Perubahan ini disebabkan oleh: ● Kegiatan enzim (autolysis). ● Bakteri-bakteri pembusuk yang terdapat di dalam ikan.
  • 27. Tujuan utama pengolahan Ikan dan hasil perikanan lain merupakan bahan pangan yang mudah membusuk. Proses pengolahan yang dilakukan bertujuan: 1. Menghambat atau menghentikan aktivitas zat-zat. 2. Mikroorganisme perusak atau enzim-enzim yang dapatmenyebabkan kemunduran mutu dan kerusakan.
  • 28. Cara pengolahan yang umum dilakukan 1 Pengolahan dengan memanfaatkan faktor fisikawi 2 Pengolahan dengan bahan pengawet 3 Pengolahan yang memanfaatkan faktor fisikawi dan bahan pengawet 4 Pengolahan dengan cara fermentasi
  • 29. Pengolahan dan memanfaatkan faktor fisikawi • Suhu tinggi digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan. Misalnya proses pengeringan, pengasapan, dan proses sterilisasi dalam pengalengan ikan. • Suhu rendah untuk menjaga sifat segar ikan. Proses ini tidak akan menyebabkan matinya mikroorganisme, tetapi hanya bersifat menghambat aktivitasnya.
  • 30. Pengolahan menggunakan bahan pengawet • Tujuan utama pengolahan menggunakan bahan pengawet menghambat aktivitas atau pertumbuhan mikroba, menghambat proses enzimatik, serta memberikan sifat fisikawi yang khas dan memberikan nilai estetika yang tinggi. • Pengolahan yang menggunakan bahan pengawet seperti dalam proses penggaraman, perendaman dalam larutan asam, dan lain lain.
  • 31. Pengolahan yang memanfaatkan faktor fisikawi dan bahan pengawet • Bertujuan meningkatkan mutu dari pengolahan yang dilakukan. Juga mencegah resiko kerusakan yang lebih besar yang terjadi pada bahan, lebih meningkatkan faktor keamanan. • Pengolahan dengan dua gabungan metode lebih mampu meningkatkan mutu serta cita rasa ikan yang diolah. Misalnya saja sebelum ikan dipanaskan (umpamanya dijemur) terlebih dahulu diberi bahan pengawet.
  • 32. Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan semula. Atau penguraian metabolik senyawa organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan suatu energi. Pengolahan dengan cara fermentasi
  • 33.
  • 34.
  • 36. Post test 1 1. Sebutkan hasil perikanan laut berdasarkan jenisnya! (min 5) 2. Sebutkan 3 contoh ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi untuk diekspor! 3. Jelaskan penanganan awal apa saja yang dapat kita lakukan pasca ikan ditangkap! 4. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan kimia pada ikan! 5. Apa yang dimaksud dengan pengolahan? 6. Apa saja tujuan dari pengolahan dan pengawetan? 7. Sebutkan 3 contoh produk olahan maupun pengawetan ikan!